ANALISIS GAYA BERPIKIR MENURUT ROBERT JEFFREY …repository.iainambon.ac.id/678/1/bab...
Transcript of ANALISIS GAYA BERPIKIR MENURUT ROBERT JEFFREY …repository.iainambon.ac.id/678/1/bab...
i
ANALISIS GAYA BERPIKIR MENURUT ROBERT JEFFREY
STERNBERG PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI AMBON
SKRIPSI
Ditulis oleh
NURU RAUF
NIM. 0130403198
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
2020
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai (dari
sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”.
(QS. Al-Insyirah, 6 – 8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku (Alm. Rauf La Onso dan Wa Sahari) terima kasih atas doa yang
tidak pernah henti. Semoga Allah SWT senantiasa dan selamanya selalu melindungi,
menyayangi dan melimpahkan segara rahmatnya untuk ibu dan bapak.
2. Keluargaku.
3. Kakak dan adikku tersayang.
4. Almamaterku tercinta (IAIN AMBON).
v
ABSTRAK
Nuru Rauf (0130403198), Dosen Pembimbing I Nur Afriani Nukuhaly,
M.Pd dan Pembimbing II Syafruddin Kaliky, M.Pd: Analisis Gaya Berpikir
Menurut Robert J. Sternberg Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Siswa Kelas VIII Di MTs. Negeri Ambon, Pendidikan Matematika,
Tarbiyah IAIN Ambon, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gaya Berpikir Menurut Robert
Jeffrey Sternberg Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa
Kelas VIII Di MTs. Negeri Ambon. Tipe penelitian Deskriptif Kualitatif.
Penelitian berlangsung dari tanggal 21 Februari sampai dengan 21 Maret 2019.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 siswa yang terdiri dari 3 subjek yang
menjawab benar dan memenuhi karakteristik indikator gaya berpikir eksekutif
yang diwakili oleh S1 dan 2 subjek yang menjawab benar dan memenuhi
karakteristik indikator gaya berpikir legislatif yang diwakili oleh S2. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peneliti, soal tes, dan wawancara.
Dengan teknik pengumpulan data yaitu pelaksanaan tes dan wawancara. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teknik analisis
data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa proses gaya berpikir menurut Robert J. Sternberg siswa kelas
VIII MTs. Negeri Ambon disimpulkan bahwa siswa yang diwakili oleh siswa S1
dan S2 dalam menyelesaikan soal sudah dilakukan dengan baik dan benar. Namun
dalam proses penyelesaian siswa S1 cenderung menggunakan gaya berpikir
eksekutif, dimana hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan cara yang
diajarkan oleh guru. Sedangkan siswa S2 dalam proses penyelesaian berdasarkan
dengan gaya berpikir legislatif, dimana hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan penyelesaiannya sendiri.
Kata Kunci: Berpikir, Gaya Berpikir, Gaya Berpikir Menurut Sternberg, Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
vi
KATA PENGANTAR
يٱللبسن ٱلرحينٱلرحو Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan rasa puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, atas segala kelimpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika (S.Pd) di Fakultas Ilmu
Tarbiyah IAIN Ambon.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak tantangan dan
hambatan yang penulis temui, namun berkat doa dan motivasi serta bantuan yang
penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini patutlah penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag, Dr. Mohdar Yanlua M.Si, Dr. Ismail DP, dan
Dr. Abdulah Latuapo, M.Ag, selaku Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor
II, Wakil Rektor III Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon.
2. Dr. Samad Umarella, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan beserta Wakil Dekan I Dr. Patma Sopamena, M.Pd, Wakil Dekan
II Ummu Saidah, M.Pd.I dan Wakil Dekan III Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd.I.
3. Dr. Ajeng Gelora Mastuti selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika IAIN Ambon dan Nur Afriani Nukuhaly, M.Pd selaku
Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Ambon.
vii
4. Nur Afriani Nukuhaly, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Syafruddin
Kaliky, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu,
membimbing, mengarahkan serta memberi dukungan kepada peneliti
dengan penuh keikhlasan.
5. Dr. Ajeng Gelora Mastuti, M.Pd selaku Penguji Pendidikan dan Gamar
Assagaf selaku Penguji Bidang Studi yang telah mengoreksi dan
memberikan saran serta kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
6. Dosen serta asisten dosen di lingkungan IAIN khususnya pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Matematika yang penuh
dengan dedikasi telah mencurahkan segala perhatian dan ilmunya kepada
penulis serta staf administrasi IAIN Ambon.
7. Kepala Sekolah MTs. Negeri Ambon beserta staf yang telah memberikan
izin dan tempat sehingga penulis dapat melakukan penelitian.
8. Alm. Bapak dan Mama serta kakakku yang telah memberikan doa,
dorongan dan semangat selama penyusunan skripsi ini. Terkhusus mama
penulis yang selalu senantiasa mendukung dan memberi semangat kepada
penulis
9. Kakak sepupu penulis Jumi yang selalu membantu penulis dalam berbagai
hal.
10. Teman-temanku satu bimbingan penelitian skripsi yang telah berjuang
bersama-sama penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI....................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ iv
ABSTRAK.................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.............................................................................. 10
3. Tujuan Penelitian............................................................................... 10
4. Manfaat Penelitian............................................................................. 10
5. Definisi Istilah.................................................................................... 11
Bab II. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Matematika........................................................................... 12
2. Pengertian Berpikir............................................................................ 17
3. Pengertian Gaya Berpikir................................................................... 18
4. Pengertian Gaya Berpikir Menurut Sternberg................................... 19
5. Pentingnya Pokok Bahasan SPLDV Bagi Siswa............................... 29
6. Ruang Lingkup Materi....................................................................... 30
Bab III. Metodologi Penelitian
1. Tipe Penelitian................................................................................... 35
2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 35
3. Subjek Penelitian............................................................................... 35
4. Instrumen Penelitian.......................................................................... 37
5. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 38
6. Validasi Data...................................................................................... 39
7. Teknik Analisis Data..........................................................................39
Bab IV. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian.................................................................................. 41
2. Pembahasan........................................................................................50
Bab V. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan........................................................................................ 54
2. Saran.................................................................................................. 54
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perkara yang Disukai dan Tidak Disukai oleh
Golongan Legislatif................................................................ 22
Tabel 2.2. Perkara yang Disukai dan Tidak Disukai oleh
Golongan Yudikatif................................................................ 25
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Eksplorasi Pekerjaan SS Menganalisis Pertanyaan
Dari Soal Tes.......................................................................... 42
Gambar 4.2 Eksplorasi Pekerjaan SS Membuat Model
Matematika Dari Soal Tes...................................................... 43
Gambar 4.3 Eksplorasi Pekerjaan SS Menyelesaikan Soal Dengan
Metode Eliminasi................................................................... 44
Gambar 4.4 Eksplorasi Pekerjaan SS Menyelesaikan Soal Dengan
Metode Subtitusi.................................................................... 45
Gambar 4.5 Eksplorasi Pekerjaan SS Menarik Kesimpulan Dari
Soal Tes.................................................................................. 45
Gambar 4.6 Eksplorasi Pekerjaan PHB Menganalisis Pertanyaan Dari
Soal Tes.................................................................................. 47
Gambar 4.7 Eksplorasi Pekerjaan PHB Membuat Model Matematika
Dari Soal Tes.......................................................................... 48
Gambar 4.8 Eksplorasi Pekerjaan PHB Dengan Cara Kerja Sendiri........ 48
Gambar. 4.9. Eksplorasi Pekerjaan PHB Menarik Kesimpulan Dari
Soal Tes.................................................................................. 49
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Proses Pengambilan Subjek............................................. 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian................................................................... 58
Lampiran 2. Lembar Validasi Soal Tes Gaya Berpikir Menurut
Sternberg................................................................................ 59
Lampiran 3. Lembar Validasi Pedoman Wawancara................................. 64
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Dengan Subjek................................... 69
Lampiran 5. Kisi-kisi Soal.......................................................................... 70
Lampiran 6. Soal Tes Gaya Berpikir Menurut Sternberg........................... 71
Lampiran 7. Transip Wawancara Dengan Subjek...................................... 72
Lampiran 8. Lembar Jawaban Siswa.......................................................... 76
Lampiran 9. Transip Wawancara Think A Loud......................................... 78
Lampiran 10. Lembar Jawaban.................................................................... 80
Lampiran 11. Dokumentasi.......................................................................... 81
Lampiran 12. Surat Izin Fakultas................................................................. 82
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Kota Ambon......................................... 83
Lampiran 14. Surat Keterangan dari MTs. Negeri Ambon.......................... 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Meskipun sebagian diantara kita mengetahui tentang apa itu pendidikan,
tetapi ketika pendidikan tersebut diartikan dalam satu batasan tertentu, maka
terdapatlah bermacam-macam pengertian yang diberikan. Dalam arti sederhana
pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogik berarti bimbingan
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.1
Marzonomenyatakanbahwa“tujuanpendidikanadalahmengembangkan
pemikir-pemikir yang dapat mengunakan pengetahuan yang dimiliki dalam
kehidupan nyata”. Chafee menyatakan bahwa “informasi belum menjadi
pengetahuan sampai pikiran manusia menganalisisnya, menerapkannya,
mensitensisnya, mengevaluasinya, dan mengintegrasiannya dalam kehidupan
sehingga informasi dapat digunakan untuk tujuan-tujuan produktif, yaitu
membuat keputusan dan memecahkankan.2
1Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta, Raja Garafindo
Persada, 2013) Hal 1.
2 A-reseach.upi edu/operator/upload/s_bio_0700050_chapter 1 pdf. Di akses
tanggal 21 Desember 2015
2
Keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari persiapan
peserta didik dan persiapan oleh para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi
peserta didik yang sudah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika
akan merasa senang dan dengan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut,
oleh karena itu para pendidik harus berupaya memelihara ataupun
mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya atau dengan kata
lain “teori belajar mengajar matematika harus dipahami”. Dalam sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu ilmu penting. Ilmu
matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam pendidikan, dan
sebagai salah satu mata pelajaran yang mempunyai tujuan pemahaman konsep,
kemampuan penalaran, mengkomunikasikan gagasan, memecahkan masalah,
serta menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Selain itu, matematika merupakan suatu ilmu dasar yang mempelajari
tentang logika, karena matematika sebagai dasar dalam ilmu pengetahuan.
Matematika menjadi alat untuk mengembangkan kemajuan ilmu-ilmu yang
lain, terutama dalam bidang teknologi yang semakin canggih karena
penguasaan ilmu matematika sebagai pendorongnya. Dengan demikian perlu
mempelajari ilmu matematika sejak dini pada anak-anak.
Hal penting lainnya mengenai matematika adalah matematika melatih
orang tentang cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Misalnya,
dalam kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan,
perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. Tidak salah jika kemampuan berpikir
seseorang menjadi salah satu tolak ukur untuk tercapai tujuan pembelajaran
3
matematika, terutama kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking
skill), seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, analitis, dan reflektif.
Matematika berbeda dengan ilmu lain, dalam belajar matematika harus bersifat
kontinu, rajin berlatih, disiplin, dan membutuhkan pola pikir sains.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.
Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktifitas kerja otak, pikiran manusia lebih
dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan
kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek
tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian
mempunyai wawasan tentang objek tersebut.3
Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami
sesuatu yang dialami atau mencari jalam keluar dari persoalan yang sedang
dihadapi. Dalam berpikir juga memuat kegiatan meragukan dan memastikan,
merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan,
menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis
dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari premis-premis yang ada,
menimbang, dan memutuskan.4
3Sweety Ismienar, Heidi Andrianti, dan Shinta Vidia A., “ Thinking”, (Paper
Presented at Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan
Konseling Dan Psikologi, November 2009). Hal 5
4 Ibid. Hal 5
4
Secara sederhana, berpikir adalah adalah memproses informasi secara
mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan
ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-
simbol yang disimpan dalam long term memory. Menurut Drever, berpikir
adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai
dengan adanya masalah. Selanjutnya menurut Solso, berpikir adalah sebuah
proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi
informasi dengan interaksi yang kompleks atribut-atribut mental seperti
penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dalam berpikir
ada dinamika gerak dari adanya gangguan suatu keraguan (irritation of doubt)
atas kepercayaan atau keyakinan yang selama ini dipegang, lalu terangsang
untuk melakukan penyelidikan (inquiry) kemudian diakhiri dengan pencapaian
suatu keyakinan baru.
Firman Allah SWT QS Az-Zumar: 42
ٱلله ف فهس ي ت ى و ٱل ىته ا ه ٱلتيحيي ف يهوسكه اهه ا ه في ت ت وه ل ن
ل يه اٱلتي ع ىت ق ض ٱلو يهرسله و ي ٱلهخر لك إىفيذ و س له أ ج إل
تلق ىم ل ي وى ٢٤ي ت ف كرهArtinya:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang)
yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain
sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
5
Jadi, kesimpulan dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga
pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir merupakan timbul secara
internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir
merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan
dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku
yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Proses berpikir siswa dalam pembelajaran di dalam kelas berbeda-beda,
yaitu ada yang berpikir tinggi, berpikir sedang, dan berpikir rendah dalam
memecahkan masalah matematika. Dalam kemampuan kelancaran
berkomunikasinya (lisan dan tulisan).
Gaya berpikir adalah perbedaan-perbedaan individu dalam merespon
suatu permasalahan tentang hal-hal yang terkait dengan pembicaraan atau
informasi yang diberikan. Klasifikasi gaya berpikir siswa dibagi menjadi dua,
yaitu gaya berpikir konvergen dan gaya berpikir divergen. Gaya berpikir
konvergen adalah respon individu yang tunggal dan konvensional tentang hal-
hal yang terkait dengan pembicaraan atau informasi yang diberikan, sedangkan
gaya berpikir divergen adalah respon individu mencakup berbagai alternatif
yang merupakan variasi ide yang tidak bisa tentang hal-hal yang terkait dengan
pembicaraan atau informasi yang diberikan. 5 Gaya berpikir yang diartikan
sebagai gaya berpikir berdasarkan pengertian dari Gregorc, yaitu gaya berpikir
Sekuensial Konkret (SK), Acak Konkret (AK), Acak Abstrak (AA), dan
Sekuensial Abstrak (SA). Menurut DePorter dan Hernacki, gaya berpikir
5Munandar, 2002 ; Semiawan, 1997
6
adalah cara mengingat dan memperhatikan detail dengan mudah dan
mengingat fakta-fakta, informasi spesifik, rumus-rumus dan berbagai peraturan
dengan mudah. Sementara Tellier dalam DePorter dan Hernacki menyatakan
bahwa gaya berpikir adalah cara yang konsisten yang dilakukan individu dalam
mencari informasi, cara mengingat serta memikirkan cara penyelesaian suatu
persoalan.6
Jadi kesimpulan dari pengertian gaya berpikir merupakan cara yang
dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
sebuah masalah dan mengambil kesimpulan.
Setiap orang merupakan individu yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Begitu pula dengan siswa dengan sekolah. Pengetahuan tentang
gaya berpikir siswa merupakan suatu hal yang penting, baik oleh siswa itu
sendiri maupun bagi guru. Seorang siswa bisa memaksimalkan kemampuannya
dalam berpikir guna meningkatkan prestasinya. Sementara bagi guru, dengan
adanya pengetahuan tersebut akan membantu seorang guru dalam memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan minat siswa. Namun pada
kenyataannya, tidak jarang terjadi ketidaktahuan akan gaya berpikir siswa, baik
oleh siswa maupun guru. Terkadang seorang siswapun tidak mengetahui model
berpikir mana yang ia miliki ataupun yang sesuai dengan kemampuannya,
6 Sriana Sihombing, “Teori Kecerdasan Robert Jeffrey Sternberg”,
(http://[email protected]/2015/07/teori-kecerdasan-dobert-jeffrey-
sternberg, Diakses pada12 Juli 2015 ),
7
sehingga ia sendiri sulit untuk berpikir. Begitu pula dengan guru yang tidak
mengetahui gaya berpikir siswanya.
Ada banyak gaya berpikir salah satunya adalah gaya berpikir menurut
Robert J. Sternberg. Gaya berpikir menurut Robert J. Sternberg adalah cara
yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya. 7 Menurut
Sternberg gaya berpikir bukan suatu keupayaan, tetapi lebih ke arah bagaimana
menggunakan keupayaan yang sedia ada pada diri seseorang individu. Setiap
individu tidak mempunyai gaya, tetapi lebih ke arah profil bagi suatu gaya
tersebut.8 Indikator dari gaya berpikir menurut Robert J. Sernberg ada tiga,
yaitu (1) Gaya Legislatif (Legislative Styles) meliputi mengikuti gaya sendiri,
peraturan sendiri, dan suka menciptakan, memformula, serta merancang suatu
perkara, (2) Gaya Eksekutif (Executive Styles) meliputi suka melakukan
sesuatu mengikuti panduan tentang apa yang sepatutnya dilakukan, suka
melakukan peraturan yang ditetapkan, dan cenderung kepada masalah yang
telah terstruktur dan (3) Gaya Yudisial (Judicial Styles) meliputi suka
melakukan aktivitas seperti menulis kritikan, memberi pandangan, menilai
orang dan cara kerja mereka, dan juga menilai sesuatu program yang
dilaksanakan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru yang
mengajar matematika kelas VIII di sekolah MTs. Negeri Ambon yang bernama
7Yee Mei Heong dan Nurul Nadiah Bt Adam, Tee Tze Kiong “Kepentingan
Fungsi Gaya Berpikir Sternberg Dalam Institusi Pengajian Tinggi” ( Universiti Tun
Hussein Onn Malaysia, 2013), Hal 4.
8Ibid, Hal 5
8
Ibu Nurjana Pisilete M. Pd pada tanggal 18 Juli 2018 dalam materi sistem
persamaan linear dua variabel, beliau memberitahukan bahwa disetiap kelas
gaya berpikir siswa sangat berbeda-beda. Ada yang gaya berpikir siswa saat
guru menerangkan materi masih belum dipaham pada Gaya Legislatif, ada juga
gaya berpikir siswa saat guru menerangkan materi sudah paham pada Gaya
Legislatif. Selain itu, saat guru memberikan soal kepada siswa untuk
mengerjakannya ada siswa yang mengerjakan soal dengan mengikuti petunjuk
atau langkah-langkah yang guru jelaskan kepada mereka, tetapi ada juga yang
langsung atau menyelesaikan soal dengan langkah-langkah dari hasil
pemikirannya sendiri. Selain itu ada juga siswa kurang memahami materi spldv
untuk keseluruhan dari materi spldv karena saat guru menerangkan materinya
siswa kurang memahaminya.
Hal ini menunjukkan gaya berpikir siswa bervariasi, ada siswa yang
menggunakan gaya berpikir legislatif dan ada juga siswa yang menggunakan
gaya berpikir eksekutif.
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2016 terdapat salah satu standar
kompetensi siswa SMP yaitu memahami sistem persamaan linear dua variabel
(SPLDV) dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa agar siswa mampu memahami SPLDV dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah, siswa harus paham tentang topik
PLDV.
Ada dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya
adalah yang dilakukan oleh Yee Mei Heong, Mohd Faizal Bin Sabtu dan
9
Jailani Bin MD Yunos (2011) dan Dwi Risky Arifanti, Muh Muzaini dan
Sukmawati (2014). Hasil penelitian Yee Mei Heong, Mohd Faizal Bin Sabtu
dan Jailani Bin MD Yunos (2011) mengkaji tentang Gaya Pembelajaran Kolb
dan Bentuk Gaya Berpikir Sternberg Dalam Kalangan Pelajar di Fakulti
Pendidikan Teknikal.9 Sedangkan menurut penelitian dari Dwi Risky Arifanti,
Muh Muzaini dan Sukmawati (2014) mengkaji tentang Pengaruh Gaya
Berpikir (Monarchic, Hierarchic, Oligarchic, dan Anarchic) Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Trigonometri.10
Perbedaan penelitian ini adalah kalau penelitian dari Yee Mei Heong,
Mohd Faizal Bin Sabtu dan Jailani Bin MD dan Dwi Risky Arifanti, Muh
Muzaini dan Sukmawati sama-sama menggunakan bentuk gaya berpikir Robert
J. Sternberg pada gaya berpikir siswa, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan fungsi gaya berpikir Robert J. Sternberg.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Gaya Berpikir Menurut Robert
Jeffrey Sternberg Pada Materi Prisma Siswa Kelas VIII Di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Ambon.
2. Rumusan Masalah
9YeeMei Heong,Mohd Faizal Bin Sabtu, dan Jailani BinMd Yunos, “Gaya
Pembelajaran Kolb Bentuk Gaya Berpikir Sternberg Dalan Kalangan Pelajar Di Fakulti
Pendidikan Teknikal”.SeminarPascaIjazahYangPertama.2011
10Dwi Risky Arifanti, Muh Muzaini dan Sukmawati, “Pengaruh Gaya Berpikir
(Monarchic, Hierarchic, Oligarchic, dan Anarchic) Terhadap Kemampuan
Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Trigonometri”. Jurnal Dinamika, September 2014, hal.
41-59
10
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “bagaimana menganalisis gaya berpikir siswa menurut
Robert J. Sternberg pada materi sistem pesamaan linear dua variabel di kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon?”.
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin diteliti, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya berpikir siswa menurut Robert J.
Sternberg pada materi sistem pesamaan linear dua variabel di kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri Ambon.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa
dalam proses berpikir pada siswa kelas VIII Madrasah Tsanawayah Negeri
Ambon.
2. Bagi guru dapat mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki
pembelajaran dikelas.
3. Bagi peneliti untuk bisa mengetahui gaya berpikir apa yang siswa
digunakan dalam proses belajar didalam kelas.
4. Definisi Istilah
1. Gaya berpikir menurut Robert J. Sternberg adalah kecenderungan atau cara
seseorang menggunakan intelektualitasnya untuk mendapatkan
kebahagiaan apabila menghadapi suatu situasi atau melakukan suatu
pekerjaan.
11
2. Indikator dari gaya berpikir menurut Robert J. Sternberg adalah sebagai
berikut:
1. Gaya Legislatif (Legislative Styles)
1. Mengikuti gaya sendiri,
2. Peraturan sendiri,
3. Suka menciptakan, memformula dan merancang suatu perkara.
4. Gaya Eksekutif (Executive Styles)
1. Suka melakukan sesuatu mengikuti panduan tentang apa yang
sepatutnya dilakukan,
2. Suka melakukan peraturan yang ditetapkan,
3. Cenderung kepada masalah yang telah terstruktur.
4. Gaya Berpikir Yudikatif (Judicial Styles)
1. Cenderung masalah yang dapat dianalisis dan dievaluasi,
2. Suka mengevaluasi struktur dan isi apapun yang berharga dalam
penilaian,
3. Suka menulis kritik, memberi pandangan, menilai orang dan
pekerjaan, dan menilai program apa yang sedang dilaksanakan.
1. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel adalah dua persamaan linear dua
variabel yang mempunyai hubungan di antara keduanya dan mempunyai
satu penyelesaian.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah sebuah cara atau
upaya lebih untuk menekunkan pada aspek pemahaman secara mendalam
pada suatu permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana gaya berpikir siswa menurut Robert J. Sternberg pada materi
sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di MTs. Negeri Ambon.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 21 Februari sampai dengan 21 Maret
2019.
3. Subjek penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII6
MTs. Negeri Ambon dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa yang terdiri
dari 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Setelah berkonsultasi dengan
38
guru mata pelajaran matematika tentang menentukan subjek, guru
bersangkutan merekomendasikan 10 siswa untuk menjadi calon subjek
melalui pertimbangan-pertimbangan diantaranya mampu komunikasi yang
baik, aktif dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan yang baik. Calon
subjek tersebut selanjutnya diberikan soal tes untuk di selesaikan dengan cara
think a loud. Setelah menyelesaikan soal, calon subjek kemudian
diwawancarai untuk mengkonfirmasi dan menggali lebih mendalam terkait
hasil penyelesaiannya.
Dari hasil tes yang diberikan peneliti kepada calon subjek tersebut,
terdapat 5 siswa yang menjawab dengan benar. Dari 5 siswa tersebut terdapat
3 siswa menjawab dengan menggunakan gaya berpikir eksekutif dan 2 siswa
menjawab dengan menggunakan gaya berpikir legislatif. Gaya berpikir
tersebut merupakan indikator dari gaya berpikir Sternberg. Dari masing-
masing gaya berpikir selanjutnya diambil 1 orang untuk dianalisis dimana
gaya berpikir eksekutif diwakili oleh SS sebagai subjek 1 dan gaya berpikir
legislatif diwakili oleh PHB sebagai subjek 2.
Struktur pengambilan subjek dapat dilihat pada diagram 3. 1 berikut:
tidak
SISWA
Masalah
Menyelesaikan Masalah
Think Aloud
Wawancara
Apakah jawaban
siswa benar?
Tidak diambil
sebagai
subjek
39
ya
ya
Diagram 3.1. Proses Pengambilan Subjek
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini meliputi:
1. Peneliti
Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini, karena
peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data,
penganalisis, penafsiran data dan pada akhirnya menjadi pelopor
penelitian.
2. Soal Tes
Soal tes terdiri dari satu nomor berupa soal essay pada materi
sistem persamaan linear dua variabel dengan tujuan untuk mengetahui
gaya berpikir siswa menurut Robert J. Sternberg.
Soal tes ini sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi
ahli dimana validasi dilakukan oleh Syafruddin Kaliky, M.Pd. Soal tes di
validasi sebanyak 2 kali, validasi pertama ada perubahan dimana soal tes
tersebut dan diganti dengan soal tes yang baru dikarenakan belum layak
digunakan. Selanjutnya soal tes diperbaiki dan dilakukan validasi kedua,
dari validasi kedua soal tes layak digunakan.
Memenuhi karakteristik indikator gaya
berpikir Sternberg
Diambil minimal 2 orang
sebagai subjek
40
3. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berisi enam pertanyaan dengan tujuan untuk
mengetahui gaya berpikir siswa menurut Robert J. Sternberg pada materi
sistem persamaan linear dua veriabel kelas VIII MTs. Negeri Ambon.
Pedoman wawancara sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan
validasi ahli dimana validasi dilakukan oleh Syafruddin Kaliky, M.Pd.
validasi ini dilakukan sebanyak 2 kali, adapun perubahan pada validasi
pertama belum layak digunakan karena ada beberapa perubahan. Lembar
pedoman wawancara diperbaiki dan dilakukan validasi kedua, pada
validasi kedua sudah bagus dan layak digunakan.
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam
latar yang sedang diteliti.30
2. Tes
Proses pelaksaan tes dalam penelitian ini dilaksanakan setelah
siswa melaksanakan pembelajaran pada sistem persamaan linear dua
variabel. Proses tes dilakukan dengan membagikan soal tes, dan meminta
29ImronArifin,“Penelitian Kualitatif”,(Bandung:KalimasahadaPress,1996),
Hlm 10
41
seluruh siswa kelas VIII6 untuk menyelesaikan soal tes tersebut dengan
baik.
3. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
wawancara tidak terstruktur yakni pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
terkait dengan soal yang diberikan dalam bagaimana subjek
menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel.
4. Validasi Data
Dalam penelitian ini keabsahan suatu data dapat dilakukan melalui
triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.31
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis data kualitatif yang merupakan upaya yang dilakukan untuk
mengorganisasi data dan memilah-milahkan menjadi satuan yang penting dari
apa yang dipelajari sehingga dapat dikelola dan dapat diungkapkan melalui
kata-kata tertulis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
30LexyJ.Moleong,“Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi”. (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2014), Hlm 330
42
Reduksi data adalah langkah awal yang harus dilakukan dalam
menganalisis data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.32 Tahap
redukasi data dalam penelitian ini meliputi: merangkum hasil tes dan
hasil wawancara.
2. Penyajian Data (Data Display)
Langkah berikutnya setelah mereduksi data adalah penyajian data.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan,
sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. 33 Namun dalam
penelitian ini, data yang akan disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
deskriptif. Penyajian data dalam penelitian ini meliputi:
1. Menyajikan hasil tes yang telah diisi oleh subjek penelitian.
31S. Margono dalam Kupah Hehanusa. “ Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Dalam Menyelesaikan Bentuk Soal Matematika Pada Materi Statistika Kelas XI Di
MA. Negeri 1 Ambon” Skripsi Arsip, (Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Ambon,
2015). Hlm 33
32Ibid, Hlm. 38
43
2. Menyajikan hasil wawancara yang telah direkam melalui handphone
dan disalin dalam bentuk tulisan.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Verifikasi adalah sebagai satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh
sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.
Sehingga memungkinkan peneliti menyimpulkan proses analisis gaya
berpikir menurut Robert J. Sternberg siswa pada materi SPLDV.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Negeri Ambon di kelas VIII6 yang
jumlah siswanya sebanyak 36 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan
16 siswa laki-laki. Setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran
matematika tentang menentukan subjek, guru bersangkutan
merekomendasikan 10 siswa untuk menjadi calon subjek melalui
pertimbangan-pertimbangan diantaranya mampu komunikasi yang baik, aktif
dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan yang baik. Calon subjek
tersebut selanjutnya diberikan soal tes untuk di selesaikan dengan cara think a
loud.
Setelah menyelesaikan soal, calon subjek kemudian diwawancarai
untuk mengkonfirmasi dan menggali lebih mendalam terkait hasil
penyelesaiannya. Dari hasil tes yang diberikan peneliti kepada calon subjek
tersebut, terdapat 5 siswa yang menjawab dengan benar. Dari 5 siswa tersebut
56
indikator berpikir kreatif kefasihan dan kebaruan. Sehingga berdasarkan
tingkat berpikir kreatif, siswa dengan gaya berpikir eksekutif dan yudikatif
termasuk dalam kategori TKBK 3 yaitu kreatif.37
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat
diambil kesimpulan bahwa proses gaya berpikir menurut Robert J. Sternberg
siswa kelas VIII MTs. Negeri Ambon disimpulkan bahwa siswa yang
diwakili oleh siswa S1 dan S2 dalam menyelesaikan soal sudah dilakukan
dengan baik dan benar. Namun dalam proses penyelesaian siswa S1
cenderung menggunakan gaya berpikir eksekutif, dimana hasil pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan cara yang diajarkan oleh guru. Sedangkan
siswa S2 dalam proses penyelesaian berdasarkan dengan gaya berpikir
37 Yusrona Rizka Alifiyah dan Ika Kurniasari, “Identifikasi Tingkat Berpikir
Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Ended Ditinjau Dari Gaya berpikir
Sternberg”,JurnalPendidikanMatematika,2019
57
legislatif, dimana hasil pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
penyelesaiannya sendiri.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat penulis
sarankan yakni sebagai berikut:
1. Diharapkan pada pihak sekolah untuk dapat menyarankan pada seluruh
seluruh guru untuk dapat memperhatikan dan mengembangkan indikator
gaya berpikir Sternberg dalam seluruh mata pelajaran.
2. Bagi peneliti apabila akan melakukan penelitian, diharapkan untuk
mempelajari metode penelitian, sehingga tahapan untuk melakukan
penelitian lebih jelas dan terarah. Bisa menjadi sarana menambah ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman dari hasil penelitian yang
kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi mahasiswa Pendidikan Matematika Strata 1 dan peneliti lain hasil
penelitian dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk
penelitian yang sejenis dengan menggunakan konsep yang berbeda.
58
DAFTAR PUSTAKA
A-Reseach.Upi.Edu/Operator/S_Bio_0700050_Chapter 1 pdf. Diakses Tanggal 21
Desember 2015.
Arifin.I.1996.“Penelitian Kualitatif”.Bandung:KalimasahadaPress.
DePorter dan Hernacki. Hal 23.
Fathurohman. P. Dkk. 2007. “Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami”.Bandung:PT.RefikaAditama.
Hasbullah. 2013. “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi”. Jakarta: Raja
Garafindo Persada.
Hayati. D. “Penerapan Metode Latihan Berstruktur Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Operasi Bentuk Aljabar Di Kelas MTs. Negeri
Palu Barat”.DiaksesTanggal15Oktober2016.
59
HeongYeeM.BinSabtuMohdFaizal.danMdYunosJailaniBin.2011.“Gaya
Pembelajaran Kolb Bentuk Gaya Berpikir Sternberg Dalam Kalangan
Pelajar Di Fakulti Pendidikan Teknikal”. Seminar Pasca Ijazah Yang
Pertama.
HeongYeeM.danNadiahBtAdamNurul.TzeKiongTee.2013.“Kepentingan
Fungsi Gaya Berpikir Sternberg Dalam Institut Pengajian Tinggi”.
Universiti Tun Hussein Onn Malaysia.
Ismienar. S, Andrianti. H, dan Vidia. A. Shinta, 2009. “Thinking”. Paper
Presented at Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan
Bimbingan Konseling dan Psikologi.
Luluk Budi Lestari dan Mega Teguh Budiarto. 2018. “Profil Berpikir Kreatif
Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Open Ended Berdasarkan
Gaya Berpikir Sternberg Menurut Fungsinya”. Jurnal. Ilmiah Pendidikan
Matematika.
Moleong. Lexy J. 2014. “Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi”.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbinsyah. 2010. “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru”.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
NgalimP.2004.“Psikologi Pendidikan”.Bandung:RemajaRosdakarya.
Purwanto.2014.“Evaluasi Hasil Belajar”.Yogyakarta:Pustaka.
Risky Arifanti D, Muh Muzaini dan Sukmawati. “Pengaruh Gaya Berpikir
(Monarchic, Hierarchic, Oligarchic, dan Anarchic) Terhadap Kemampuan
Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Trigonometri”.JurnalDinamika:41-59.
S. Andriana, “Artikel Terkait Hakekat Matematika Epriets. Uny.ac.id”. Diakses
pada tanggal 12 Juli 2015.
S.MargonoDalamKupahHehanusa.2015.“Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Dalam Menyelesaikan Bentuk Soal Matematika Pada Materi
Statistika Kelas XI Di MA Negeri 1 Ambon”. Skripsi. JurusanPendidikan
Matematika IAIN Ambon.
Sardiman. 2004. “Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta: PT. Raja
Gafindo Persada.
60
Sihombing. S. “Teori Kecerdasan Robert Jeffrey Sternberg”. 12 Juli 2015.
http://[email protected]/2015/07/teori-kecerdasan-
robert-jeffrey-sternberg.
www.belajar-matematika.com
Yusrona Rizka Alifiyah dan Ika Kurniasari, 2019.“Identifikasi Tingkat Berpikir
Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Open Ended Ditinjau Dari
Gaya Berpikir Sternberg”.JurnalPendidikanMatematika.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
No. Tanggal Kegiatan Yang Dilakukan
1. 12 – 02 – 2019 1. Pengambilan surat izin penelitian dari Fakultas,
2. Antarkan surat izin penelitian di kantor Direktorat.
2. 15 – 02 - 2019 1. Antar surat izin penelitian dari di kantor walikota.
3.
2. Pengambilan surat balasan izin penelitian dari
kantor Walikota,
61
22- 02 - 2019 3. Antarkan surat ke Kanwil Kemenag. Provinsi
Maluku,
4. Antarkan surat ke Sekolah MTs. Negeri 1 Ambon.
4.
25 – 02 - 2019
1. Antarkan surat balasan dari Kantor Walikota ke
Gedung Fakultas.
5. 27 – 02 - 2019 2. Bertemu dengan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum dan guru bidang studi matematika.
6. 02 – 03 - 2019 3. Mulai penelitian.
7. 04 – 03 - 2019 4. Wawancara dengan subjek 1 dan subjek 2.
Lampiran 2
62
63
64
65
66
67
Lampiran 3
68
69
70
71
72
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SUBJEK
1. Bagaimana dengan soal tes yang tadi, apakah kamu paham dengan soal tes
tersebut?.
2. Apa saja yang diketahui dan ditanya dalam soal tes tersebut.
3. Bagaimana cara/langkah yang kamu gunakan dalam menyelesaikan soal
tes tersebut?.
4. Apakah kamu menemui kesulitan dengan menggunakan cara tersebut?.
5. Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?.
73
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Bentuk Soal Essay
Jumlah
Soal
C1 C2 C3
2. Memahami Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel dan
menggunakannya dalam
pemecahan masalah
2. 1. Menyelesaikan sistem
persamaan linear dua
variabel
2. 1. 3. Menentukan akar
SPLDV dengan
subtitusi dan eliminasi
1 1
Jumlah Soal 1 1
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
74
C3 : Aplikasi
75
Lampiran 6
SOAL TES GAYA BERPIKIR MENURUT ROBERT J. STERNBERG
Nama Sekolah : MTs. Negeri Ambon
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kelas/Semester : VIII/I
Waktu : 40 menit
Petunjuk:
1. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal!
2. Tulislah nama dan kelasmu pada lembar jawaban yang telah disediakan!
3. Bacalah dan kerjakan soal berikut ini dengan teliti dan benar!
Soal:
Paman Muthu memiliki 45 hewan ternak yang terdiri dari ayam dan
kambing. Jika jumlah kaki hewan ternak paman adalah 100 kaki, maka
banyak ayam paman Muthu adalah......
“SELAMAT BEKERJA ”
76
Lampiran 7
Transip Wawancara Dengan Subjek
Wawancara Dengan Subjek S1
P : Bagaimana dengan soal tes yang tadi, apakah kamu paham dengan soal
tes tersebut?
SS : Iya bu, saya paham.
P : Apa saja yang diketahui dan ditanya dalam soal tes tersebut?
SS : Dalam soal ini diketahui adalah paman Muthu memiliki hewan ternak
sebanyak 45 ekor dan jumlah kaki hewan ada 100 kaki, variabel x
disimbolkan dengan hewan ayam, sedangkan variabel y disimbolkan
dengan hewan kambing. Dan ditanya adalah ada berapa ekor ayam
paman Muthu?.
P : Apakah kamu bisa membuat model matematika atau persamaannnya?
SS : Bisa bu. Kalau persamaan pertama karena belum diketahui berapa jumlah
ayam dan kambing paman Muthu maka model matematikanya yaitu x + y
= 45, sedangkan persamaan kedua karena ayam memiliki 2 kaki
sedangkan kambing memiliki 4 kaki maka model matematikanya yaitu 2x
+ 4y = 100.
P : Bagaimana cara/langkah yang kamu gunakan dalam menyelesaikan soal
tes tersebut?
SS : Saya menggunakan cara metode campuran.
P : Bisakah kamu menjelaskan cara mengerjakannya?
77
SS : Bisa bu......(sambil menulis)
Saya menggunakan cara eliminasi yaitu terlebih dahulu saya menyamakan
koofesien pada salah satu variabel yang akan dihilangkan. Sehingga saya
mengalikan persamaan pertama dengan 2 dan persamaan kedua dengan 1
dan didapat koofisien x yaitu 2x. Setelah koofisien pada variabel x kedua
persamaan sama, saya mengurangkan kedua persamaan sehingga
diperoleh nilai y = 5.
P : Bisakah kamu menjelaskan cara mengerjakan selanjutnya?
SS : Iya, bisa bu. Selanjutnya saya menggunakan metode subtitusi yaitu
mensubtitusikan nilai y = 5 pada salah satu persamaan. Disini saya
menggunakan persamaan kedua. Selanjutnya saya menggantikan nilai y
dengan 5 dan kemudian mengoperasikan sehingga diperoleh nilai x = 40.
P : Bisakah kamu menarik kesimpulan dari seluruhnya?
SS : Bisa bu, karena disini variabel disimbolkan dengan hewan ayam, maka
jumlah ayam paman Muthu adalah 40 ekor
P : Apakah kamu menemui kesulitan dengan menggunakan cara tersebut?
SS : Awalnya sulit, tapi setelah saya memperhatikan soal dengan baik saya
mengerti cara mengerjakannya.
P : Apakah ada cara/langkah selain yang kamu kerjakan ini?
SS : Mungkin ada bu, tapi bisa saya kerjakan hanya dengan cara ini.
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
SS : Iya bu, saya sangat yakin.
78
Wawancara Dengan Subjek S2
P : Bagaimana dengan soal tes yang tadi, apakah kamu paham dengan soal
tes tersebut?
PHB : Iya bu, saya paham.
P : Apa saja yang diketahui dan ditanya dalam soal tes tersebut?
PHB : Dalam soal ini diketahui adalah paman Muthu memiliki hewan ternak
sebanyak 45 ekor dan jumlah kaki hewan ada 100 kaki, variabel x
disimbolkan dengan hewan ayam, sedangkan variabel y disimbolkan
dengan hewan kambing. Dan ditanya adalah ada berapa ekor ayam
paman Muthu?.
P : Apakah kamu bisa membuat model matematika atau persamaannnya?
PHB : Bisa bu, karena belum diketahui jumlah hewan ayam dan kambing jadi
persamaan atau model matematikanya x + y = 45. Dan karena jumlah
kaki ayam ada 2 dan kaki kambing ada 4, maka persamaannya 2x + 4y
=100.
P : Bagaimana cara/langkah yang kamu gunakan dalam menyelesaikan soal
tes tersebut?
PHB : Saya menggunakan cara saya sendiri.
P : Bisakah kamu menjelaskan cara mengerjakannya?
PHB : Bisa bu......(sambil menulis)
Pertama persamaan x + y = 45 dan 2x + 4y = 100. Untuk mendapatkan
nilai dari variabel y saya harus kali silang pada kedua persaamaan diatas
jadi hasilnya
dan nilai variabel x
79
didapat dari
Karena nilai dari
variabel x dan y pada persamaan diatas adalah 1 maka ditulis seperti
diatas.
P : Bisakah kamu menarik kesimpulan dari seluruhnya?
SS : Bisa bu, karena disini variabel disimbolkan dengan hewan ayam, maka
jumlah ayam paman Muthu adalah 40 ekor.
PHB : Awalnya sulit, tapi setelah saya memperhatikan soal dengan baik saya
mengerti cara mengerjakannya.
P : Apakah ada cara/langkah selain yang kamu kerjakan ini?
PHB : Mungkin ada bu, tapi bisa saya kerjakan hanya dengan cara saya sendiri .
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
PHB : Iya bu, saya sangat yakin.
80
Lampiran 8
LEMBAR JAWABAN SISWA
Lembar Jawaban Siswa S1
81
LEMBAR JAWABAN SISWA
Lembar Jawaban Siswa S2
82
Lampiran 9
Transip Wawancara Think A Loud
Wawancara Dengan Subjek 1
SS : Diketahui ayam diumpamakan atau dilambangkan dengan x, sedangkan
kambing diumpamakan atau dilambangkan dengan y. Dan ditanya
adalah jumlah ayam paman Muthu.
SS : Model Matematika x + y = 45 dan 2x + 4y = 100. Kenapa 2x dan 4y,
karena jumlah kaki ayam 2 dan jumlah kaki kambing ada 4.
SS : Menggunakan model eliminasi yaitu metode untuk menghilangkan satu
variabel x. Caranya mengali silangkan 2 dan 1 kemudian dioperasikan
akan menghasilkan jumlah kambing atau y = 5.
SS : Langkah selanjutnya menggunakan model subtitusi yaitu menggunakan
atau mengoperasikan kesalah satu persamaan yaitu persamaan kedua 2x
+ 4y = 100, kemudian 2x + 4 (5) = 100, 2x + 20 = 100, lalu pindah ruas
menjadi 2x = 100 – 20, 2x = 80, x = 80/2, x = 40.
SS : jumlah ayam paman Muthu adalah 40 ekor dan jumlah kambing ada 5
ekor.
Wawancara Dengan Subjek 2
PHB : Diketahui ayam diumpamakan atau dilambangkan dengan x, sedangkan
kambing diumpamakan atau dilambangkan dengan y. Dan ditanya
adalah jumlah ayam paman Muthu.
83
PHB : Model Matematika x + y = 45 dan 2x + 4y = 100. Kenapa 2x dan 4y,
karena jumlah kaki ayam 2 dan jumlah kaki kambing ada 4.
PHB : Menggunakan model sendiri yaitu pertama persamaan x + y = 45 dan 2x
+ 4y = 100. Untuk mendapatkan nilai dari variabel y saya harus kali
silang pada kedua persaamaan diatas jadi hasilnya
dan nilai variabel x didapat dari
Karena nilai dari variabel x dan y pada persamaan
diatas adalah 1 maka ditulis seperti diatas.
PHB : jumlah ayam paman Muthu adalah 40 ekor dan jumlah kambing ada 5
ekor.
84
Lampiran 10
LEMBAR JAWABAN
Nama Sekolah : MTs. Negeri Ambon
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kelas/Semester : VIII/ I
Waktu : 40 Menit
Pembahasan:
Misalkan:
Banyak ayam = x
Banyak kambing = y
Diketahui jumlah hewan dan jumlah kaki hewan. Ayam memiliki dua kaki (2x)
dan kambing memiliki empat kaki (4y). model matematika berdasarkan soal
seperti dibawah ini:
Dengan demikian, tugas kita adalah mencari nilai x yang memenuhi sistem
persamaan , dan .
Dari persamaan pertama:
Subtitusi persamaan kedua:
85
Jadi, jumlah ayam yang dimiliki paman Muthu adalah 40 ekor.
Lampiran 11
DOKUMENTASI
Proses Wawancara Dengan Siswa S1
Proses Wawancara Dengan Siswa S2
86
87
88