Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

37
Implikasi Teori Inteligensi Sternberg dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Lanjutan

description

Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Transcript of Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Page 1: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Implikasi Teori Inteligensi Sternberg dalam

Pendidikan

Psikologi Pendidikan Lanjutan

Page 2: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Robert J. Sternberg

• Sangat dikenal karena inovasinya dalam studi inteligensi manusia.

• Minat terhadap inteligensi sudah muncul sejak kanak-kanak akibat kecemasannya terhadap tes inteligensi.

• Sikap negatifnya terhadap tes berubah ketika ia menjalani tes ulang di kelas enam bersama dengan anak kelas lima: “Ada yang tidak beres dengan tes IQ.”

Page 3: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Robert J. Sternberg

• Banyak orang yang berprestasi tinggi serta menampilkan kemampuan belajar dan menyelesaikan masalah dengan baik mendapat skor inteligensi yang rendah.

• Sternberg merefleksi bahwa absurditas dari situasi tes yang dialami dan kenyataan di lapangan menolongnya untuk mengatasi kecemasan akan tes.

Page 4: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Robert J. Sternberg

• Diinspirasi oleh pengalamannya, Stenberg mengembangkan tes kemampuan mental yang diujicobakan kepada teman-teman sekelas sebagai bagian dari tugas proyek ilmiahnya.

• Dari hasil tes diperoleh pemahaman bahwa beragam distraksi mempengaruhi kinerja individu dalam mengerjakan tes.

Page 5: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Robert J. Sternberg

• Selama masa kuliah, Stenberg mengisi waktu liburannya untuk membantu penelitian tentang tes dan juga mengembangkan teori dan tes yang dikonstruksinya.

• Penelitian tentang inteligensi diteruskan oleh Sternberg hingga ia lulus program doktoral dan menjadi pengajar di Universitas Yale, Departement psikologi.

Page 6: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Topik-topik Kajian R.J. Sternberg

I. Higher mental functions

II. Styles of thinking

III. Cognitive modifiability

IV. Leadership

V. Love and hate

Page 7: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

• Teori utama dari Robert J. Sternberg tentang inteligensi.

• Memberikan pemahaman baru tentang inteligensi dan proses belajar: pembelajaran harus dalam konteks sosial-budaya dan kebutuhan konkret.

• Memiliki implikasi yang penting bagi pendidikan, terutama pelatihan keterampilan.

Page 8: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

• Teori triarchic inteligensi Sternberg meliputi tiga subteori:1. Contextual Subtheory (Subteori Kontekstual),2. Experential Subtheory (Subteori Eksperensial); dan.3. Componential Subtheory (Subteori Komponensial).

Page 9: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic:

Subteori Kontekstual (Eksternal dan relatif)

i. Subteori kontekstual menegaskan bahwa tingkah-laku yang inteligen dibatasi oleh konteks sosial-budaya tempat tampilnya tingkah-laku itu. Tingkah laku itu terlibat dalam proses adaptasi terhadap lingkungan, pemilihan lingkungan yang lebih baik dan pembentukan lingkungan saat ini.

Page 10: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic: Subteori Eksperensial

(eksternal-internal)

ii. Subteori eksperiensial menyatakan bahwa tingkahlaku inteligen ditafsirkan dalam rentang kontinum pengalaman dari tugas/situasi baru hingga tugas/situasi yang sudah sangat dikenal (novelty).Tingkahlaku intelegen juga dapat dilihat dari derajat keahlian (automation)

Page 11: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic:

Subteori Komponensial (Internal Dan Universal)

iii. Subteori komponensial memberikan kerangka bagi struktur dan mekanisme yang mengatur kategorisasi tingkah-laku inteligen seperti metacomponent (komponen metakognitif), performance (kinerja) dan knowlegde acquisition (perolehan pengetahuan).

Page 12: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

Page 13: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori Kontekstual

Tingkah laku intelegen

Adaptasi: mampu menampilkan tingkahlaku yang sesuai dengan konteks sosial-budaya

Seleksi: mampu menyeleksi lingkungan yang sesuai dengan kondisi diri

Shaping: Mampu menampilkan tingkahlaku yang dapat mengubah/memodifikasi lingkungan

Page 14: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori Eksperensial

Ada dua faset dalam penguasaan tingkah laku:

• Tingkah laku intelegen (1): Tingkah laku yang sesuai dengan tugas/situasi baru (novelty).

• Tingkah laku intelegen (2): Tingkahlaku yang memiliki derajat keterampilan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya waktu dan pengalaman (pembiasaan => automation).

Page 15: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori Komponensial Metacomponents

A. Metacomponent

Ada tujuh komponen

1. Keputusan tentang masalah apa yang perlu diselesaikan

2. Seleksi komponen yang lebih rendah (lower-order component) yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah

Page 16: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori KomponensialMetacomponents

3. Seleksi satu atau lebih representasi atau organisasi informasi

4. Seleksi strategi untuk mengkombinasikan komponen yang lebih rendah tingkatannya

5. Keputusan mengenai alokasi resources (sumberdaya) yang dalam rentang perhatian

6. Pemantauan solusi (solution monitoring)

7. Sensitivitas terhadap feedback eksternal

Page 17: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori KomponensialPerformance Components

B. Performance component

Ada tiga komponen

1. Komponen encoding

2. Komponen Kombinasi dan perbandingan

3. Komponen respons

Page 18: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Subteori KomponensialKnowlegde Acquisition Components

C. Knowlegde Acquisition Components

1. Seleksi encoding

2. Seleksi Kombinasi dan perbandingan

3. Seleksi respons

Page 19: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

• Menurut Sternberg, penjelasan yang lengkap tentang inteligensi perlu melibatkan interaksi ketiga subteori tersebut.

• Subteori komponensial merupakan aspek dari teori triarchic yang paling berkembang, didasarkan pada Sternberg (1977) yang mengemukakan perspektif baru dalam pengolahan informasi.

Page 20: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

• Subteori komponensial mengkaji serangkaian potensi pengolahan mental yang mendasari tingkah-laku (misalnya: apa saja yang berperan dalam pembentukan tingkah laku).

• Subteori kontekstual menghubungkan inteligensi dengan dunia luar untuk menentukan tingkah laku apa yang dianggap inteligen dan kapan munculnya.

• Subteori eksperiensial membahas hubungan antara tingkah laku pada tugas/situasi dan jumlah pengalaman yang dimiliki individu dalam tugas/situasi itu.

Page 21: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Teori Triarchic

• Satu komponen yang paling mendasar menurut riset Sternberg adalah metakognisi atau proses-proses eksekutif yang mengontrol strategi dan taktik yang digunakan dalam menampilkan tingkah-laku yang inteligen.

Page 22: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Film lagi

Page 23: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Preferensi Manajemen Pikiran

1. Functions of governments of the mind;2. Stylistic preferences; And.3. Forms of mental self-government.

Sumber: Sternberg, Robert (1988) The Triarchic Mind: A New Theory of Intelligence. NY: Viking Press

Page 24: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Fungsi Pengaturan Pikiran

• Legislative - creating, planning, imagining, and formulating.

• Executive - implementing and doing. • Judicial - judging, evaluating, and

comparing.

Page 25: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Preferensi Stilistik

• Internal – mengandalkan diri sendiri untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan;

• External – collaboration: Bekerja sama dengan orang lain untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.

Bandingkan dengan attitudes menurut Jung: introvert-ekstrovert.

Page 26: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Format Swa-pengaturan Mental

•Monarchic; People perform best when goals are singular. They deal best with one goal or need at a time.

• Hierarchic; People can focus on multiple goals at once and recognize that all goals cannot be fulfilled equally. These people can prioritize goals easily.

Page 27: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Format Swa-pengaturan Mental

• Oligarchic; People deal with goals that are of equal weight well, but they have difficulty prioritizing goals of different weight.

• Anarchic; People depart from form and precedent. Often they don't like or understand the need for rules and regulations. These people operate without rules or structure, creating their own problem-solving techniques with insights that often easily break existing mindsets.

Page 28: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Ruang Lingkup Aplikasi

• Teori triarchic adalah teori umum tentang inteligensi manusia.

• Penelitian awal Sternberg's banyak difokuskan kepada penalaran analogis dan silogistik.

Page 29: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Ruang Lingkup Aplikasi

• Sternberg telah menggunakan teorinya untuk menjelaskan inteligensi khusus (exceptional intelligence) seperti gifted dan retardasi pada anak-anak dan juga mengkritik tes inteligensi yang ada.

Page 30: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Ruang Lingkup Aplikasi

• Sternberg (1983) mengemukakan kerangka dari implikasi teorinya untuk pelatihan keterampilan.

• Karya-karya berikutnya mengkaji topik-topik seperti gaya belajar (Sternberg, 1997) dan kreativitas (Sternberg, 1999).

Page 31: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Ruang Lingkup Aplikasi

• Sternberg (1985) menjelaskan hasil dari beragam eksperimen analogi yang mensupport teori triarchic.

Page 32: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Ruang Lingkup Aplikasi

• Contoh: dalam studi yang melibatkan orang dewasa dan anak-anak untuk membahas analogi sederhana, Sternberg menemukan bahwa anak terkecil menyelesaikan masalah dengan secara berbeda dan berteori bahwa ini terjadi karena mereka belum mengembangkan kemampuan mengenali dan membedakan hubungan yang tingkatannya lebih tinggi (abstraksi).

Page 33: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Implikasi tehadap Pendidikan

1. Pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya peserta didik.

Pelatihan intelektual harus relevan secara sosio-budaya dengan individu.

Page 34: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan

2. Program pelatihan harus menyediakan link antara apa yang dilatih dalam pelatihan dan tingkah-laku di dunia nyata.

3. Program pelatihan harus menyediakan instruksi eksplisit tentang strategi untuk coping dengan tugas atau situasi baru.

Page 35: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan

4. Program pelatihan harus menyediakan instruksi eksplisit baik mengenai pengolahan informasi eksekutif maupun non-eksekutif dan interaksi antar keduanya.

Page 36: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Implikasi tehadap Pendidikan Dan Pelatihan

5. Program pelatihan harus secara aktif mendorong individu untuk menampilkan strategi dan gaya mereka yang berbeda dengan individu lain.

Page 37: Aplikasi teori inteligensi sternberg dalam pendidikan

Daftar Pustaka

• Sternberg, R.J. (1977). Intelligence, information processing, and analogical reasoning. Hillsdale, NJ: Erlbaum.

• Sternberg, R.J. (1985). Beyond IQ. New York: Cambridge university press.

• Sternberg, R.J. (1983). Criteria for intellectual skills training. Educational researcher,12, 6-12.

• Sternberg, R. J. (1997). Thinking styles. New York: Cambridge university press.

• Sternberg, R. J. (Ed.). (1999) handbook of creativity. New York: Cambridge university press.

• Colman, Andrew M., Ed. Companion encyclopedia of psychology, vol. 1. 1994. Routledge, new York, NY.