KECEPATAN PULIH DAUN LAMUN Enhalus acoroides YANG DI ...repository.iainambon.ac.id/536/1/bab...
Transcript of KECEPATAN PULIH DAUN LAMUN Enhalus acoroides YANG DI ...repository.iainambon.ac.id/536/1/bab...
i
KECEPATAN PULIH DAUN LAMUN Enhalus acoroides YANG DITRANSPLANTASI DENGAN METODE POLYBAG DI PERAIRAN
PANTAI DESA WAAI KABUPATEN MALUKU TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
INKO
150302021
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON2019
Scanned by CamScanner
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Inko
Nim : 150302021
Program studi : Pendidikan biologi
Menyatakan, bahwa hasil penelitian ini benar merupakan hasil penelitian/karya
sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil penelitian ini merupakan
duplikasi, tiruan, plagiat, atau di bantu orang lain secara keseluruhan atau
sebagian, maka hasil penelitian dan gelar yang di perolehnya batal demi hukum.
Ambon, mei 2019
Yang menyatakan
InkoNim:150302021
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(Q.S. Al-bakarah :153)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkanke pada Ayah dan ibu La Jalangi
dan Tarawiyah yang selalu memberiku motifasi dalam
hidupk, kakak-kakaku La tama, Wa Kana, La Emi, La Jufrin,
Wa Misna, Wa Asma, Wa Asmi, Wa Lia, La Dodi La Seda
yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku . terimah
kasih untuk senua teman-teman yang selalu menemani,
membantu serta memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
v
ABSTRAK
Inko, Nim. 150302021 “Kecepatan Pulih Daun Lamun Enhalusacoroides yang di transplantasi dengan metode polybag di perairan pantaiDesa Waai Kabupaten Maluku Tengah” Pembimbing I: Rosmawati T. M, Si.dan Pembimbing II: Asyik Nur Allifa M. Si. Pendidikan Biologi, FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon 2019.
Desa Waai adalah salah satu wilayah perairan pesisir dimana di dalamnyaterdapat komunitas lamun yang cukup lebat yang secara langsung maupun tidaklangsung memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat sebagai penggunawilayah tersebut. Salah satu lamun yang hidup pada perairan pantai Desa Waaiyaitu Enhalus acoroides yang memiliki berbagai manfaat bagi penduduk DesaWaai. Namun komunitas lamun tersebut telah mengalami penurunan sehinggametode yang baik untuk mengembalikan komunitas lamun tersebut yaitutransplantasi lamun.
Tujuan penelitian untuk mengetahui kecepatan pulih daun lamun Enhalusacoroides yang di transplantasi dengan metode polybag di perairan Pantai DesaWaai Kabupaten Maluku Tengah dan dilaksanakan tanggal 18 Maret sampaidengan 18 April 2019. Penelitian ini adalah kualitatif. Objek yang diamati adalahKecepatan pulih daun lamun Enhalus acoroides.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan pulih daun lamun diperairan Pantai Desa Waai yaitu 4,75% yang tidak jauh berbeda dengan perairanpantai lainnya.
Kata Kunci: Kecepatan Pulih Daun, lamun Enhalus acoroides, Perairan PantaiDesa Waai, Kabupaten Maluku Tengah
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha Esa, atas berkat
rahmat, hidayah, serta ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul: Kecepatan Pulih Daun Enhalus acoroides yang di Transplantasi
dengan Metode Polybag di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku
Tengah.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syrat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Pendidikan (S.Pd) bagi mahasiswa program
S-1 di Program Studi Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri Ambon.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif (membangun)
dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Terselesainya skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala
rendah hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan banyak terimah kasih
yang sebesar-basarnya bagi semua pihak yang talah memberikan bantuan baik
langsung maupun tidak langsung dalam menyusun skripsi ini hingga selesai,
terutama kepada yang saya hormati:
1. kepada orang tua penulis almarhum La Jalangi dan Tarawiyah yang selalu
mendoakan, memberikan motifasi dan pengorbananya baik dari segi moril,
materi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. buat
vii
kakak Wa Kana, La Tama, La Emi, La Jufrin, Wa Misna, Wa Asma, Wa
Asmi, Wa Lia, La Seda, Ladodi dan khususya
2. Bapak Dr. H. Hasbollah Toisuta, M,Ag selaku rektor IAIN Ambon Beserta
wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr.
Mohdan Yanlua, M.H.Wakil Rektor II, Bidang Administrasi Umum, Dan
perencanaan keuangan Dr. H Ismail. DP dan Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Lembaga Dr. Abdullah latuapo, M,Pd.
3. Dr. Samad Umarella, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
dan Wakil Dekan I Dr. Patma Sopamena, M.Pd.I Wakil Dekan II Ummu
Sa’idah, S.Ag, M.Pd.I, dan Wakil Dekan III Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd.I.
4. Ibu Janaba Renngiwur, M.Pd dan Ibu Surati M.Pd selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi
5. Ibu Rosmawati T, M.Si. dan Asyik Nur Allifa M.Si selaku pembimbing I
dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing
serta mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi ini
6. Bapak Irvan Lasaiba. M. Biotech dan Nur Alim Natsir M. Si. Selaku
penguji I dan II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengoreksi, memberikan masukan yang sifatnya membangung
7. Ibu Rosmawati T, M.Si salaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkuliahan berlangsung serta
memberiakan saran dan motivasi yang sangat berguna dalam terselesainya
penulisan skripsi ini.
viii
8. Bapak dan Ibu Dosen maupun Asisten Dosen serta seluruh pegawai di
lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon,
khususnya dilingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan atas segala
Asuhan, bimbingan dan ilmu pengetahuan serta pelayanan yang baik
selama perkuliahan.
9. Kepala Laboratorium MIPA IAIN Ambon yang telah memberikan fasilitas
dan bimbingan selama penelitian
10. Kepala Pemerintahan Desa Waai yang telah menyajikan berbagai fasilitas
dan literatur selama penelitian.
11. Kepada Tim Lamun ( bunda Ros, wa Ode Noviyani, Wa Juna Tomia, Wa
fitrianti Bahril, Yona Rahman, Nirma wati Simu, Ipa Syara Assyagaf,
Sarifa Nema Assyagaf, Nurhaya Bola dan Inko), yang telah bekerjasama
dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini serta semua tim yang telah
membantu proses penelitian ini.
12. “Orang tercinta dan adik adiku” Aris, Alfian, Muhammad Akif, Sahila,
Fatia, Siska, La Yoko, Intan, Firda, Novita, Fauzia, La Dona, Sarlina, La
Tarmin, La Riko, Adrian, terimah kasih atas dukunganya..
Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semoga sikripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Ambon Mei 2019
Penulis
Inko150302021
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………… iiPERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iiiMOTTO ......................................................................................................... ivABSTRAK ..................................................................................................... vKATA PENGANTAR ................................................................................... viDAFTAR ISI.................................................................................................. ixTAFTAR TABELxDAFTAR GAMBARxiDAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...xiiBAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………....1B. Rumusan Masalah…………………………………………………..4C. TujuanPenelitian …………………………………………………....4D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….....5E. Penjelasan Istilah…………………………………………………....5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...7A. Deskripsi Lamun………………………………………………….....7B. Morfologi Tumbuhan Lamun…………………………………….….8C. Fungsi Lamun Dan Manfaat Lamun…………………………………9D. Klasifikasi Lamun…………………………………………………...10E. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Kehidupan Lamun……..11F. Kerusakan Ekosistem Lamun……………………………………….16G. Transplantasi Lamun………………………………………………..17H. Defenisi Kecepatan Pulih Daun lamun Enhalus acoroides………...19
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………...21A. Tipe Penelitian………………………………………........................21B. Waktu Tempat Dan Penelitian……………………………………...21C. Objek Penelitian……………………………………………………..21D. Sumber Data………………………………………………………...21E. Alat Dan Bahan ………………………………………………….....22F. Prosedur Penelitian……………………………………………….....23G. Desain Penelitian…………………………………………………....25H. Teknik Analisis Penelitian …………………………………………….....25
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………..….27A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………...27B. Hasil Penelitian………………………………………………………28C. Pembahasan………………………………………………………….29
BAB V PENUTUP…………………………………………………………33A. Kesimpulan…………………………………………………………33B. Saran………………………………………………………………..33
DAFTAR PUSTAK .......………………………………………………....34
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Nama alat dan fungsinya 22
3.2 Nama bahan dan fungsinya 22
4.1 Parameter lingkungan 28
4.2 Biomasa, produksi dan kecepatan pulih daun lamun E acoroides 29
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.4 Desain Penelitian 25
1.1 Lokasi Lamun Donor 37
1.2 Proses Pengambilan Sampel 37
1.3 Pencucian dan pemilihan bibit lamun 37
1.4 Pemberian tanda 37
1.5 Penanaman bibit lamun dalam polybag 37
1.6 Peletakan polybag pada daerah transplantasi 37
1.7 Pembuatan kurungan pada lokasi transplan 38
1.8 Pengukuran suhu dan pH 38
1.9 Pengukuran arus 38
1.10 Pengukuran kedalaman 38
1.11 Pengukuran salinitas 38
1.12 Penimbangan daun lamun Enhalus acoroides 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Biomassa daun lamun 39
Lampiran 2 Hasil Perhitingan Biomassa, Produksi, dan Kecepatan pulih
daun
40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang cukup rentan terhadap
perubahan yang terjadi sehingga lamun mudah mengalami kerusakan. Fungsi
lamun belum banyak dipahami, banyak lamun yang rusak akibat ancaman atau
gangguan secara alami maupun aktivitas manusia seperti kerusakan fisik padang
lamun disebabkan oleh aktivitas perahu-perahu nelayan yang mengeruhkan
perairan dan merusak padang lamun. Reklamasi dan pembangunan kawasan
industri dan pelabuhan juga telah merusak sejumlah besar daerah padang lamun.
Ekosistem padang lamun berperan penting dalam ekologi kawasan pesisir karena
menjadi habitat berbagai biota laut termasuk menjadi tempat mencari makan
(feeding ground), sebagai tempat perlindungan (nursery ground), dan sebagai
tempat memijah (spawning ground)1.
Ekosistem lamun sudah banyak terancam termasuk di Indonesia baik
secara alami maupun oleh aktifitas manusia. Hilangnya padang lamun terutama
merupakan akibat dari dampak langsung kegiatan manusia termasuk kerusakan
secara mekanis (pengerukan dan jangkar), budidaya perikanan, dan pembangunan
1 Anggun Permatasari dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun (Syringodium
Isoetifolium) dengan Teknik Transplantasi Polybag dan Sprig Anchor pada Jumlah Tegakan yangberbeda dalam Rimpang Di Perairan Kampe Desa Malang Rapat. Hlm 1-2. Jurusan IlmuKelautan, Fikp Umrah
111
2
pada daerah pesisir. Hilangnya padang lamun ini diduga akan terus meningkat
akibat bertambahnya penduduk di daerah pesisir.
Lamun di definisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga
(angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang
salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizome,
daun dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (seagrass) sebagai
tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh, berdaun,
berimpang, berakar serta berkembang biak dengan biji dan tunas.
Enhalus acoroides merupakan salah satu yang mendominasi di perairan
Indonesia. Di daerah tropis Enhalus acoroides lebih cepat dalam hal
membenamkan karbon dibandingkan dengan jenis lamun lainnya, hal ini
disebabkan karena lamun yang memiliki ukuran batang, rhizoma, dan akar yang
lebih besar cenderung mengembangkan biomassa tinggi dibawah substrat, oleh
sebab itu mampu menyerap karbon yang lebih tinggi2.
Desa Waai merupakan perairan yang berada di Kecamatan Salahutu
Kebupaten Maluku Tengah. Perairan ini merupakan bagian dari perairan Pulau
Ambon yang berhadapan langsung dengan Pulau Haruku. Profil substrat dari
perairan pantai Desa Waai yaitu pasir berlumpur, pasir berbatu dan pecahan
karang mati3
2Dwi Wulandari. dkk. 2013. Transplantasi Lamun Thalassia Hemprichii dengan Metode
Jangkar di Perairan Teluk Awur dan Bandengan,Jjepara. Journal Of Marine Research. Volume. 2.Hlm 2. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
3 Deli wakano. 2014 Inventarisasi Jenis-jenis Lamun (Seagrass) di Perairan Desa Waaidan Desa Liang. Seminar Nasional. Basic V1 F-Mpa Unpati. Hlm3. Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam. Universitas Pattimura.
3
Perairan Desa Waai yang memiliki substrat pasir berlumpur, pasir berbatu
dan pecahan karang mati sangat cocok sehingga lamun tumbuh di dalamnya
membentuk komunitas lamun yang cukup lebat yang secara langsung maupun
tidak langsung memberikan kontribusi bagi masyarakat setempat sebagai
pengguna wilayah tersebut. Salah satu jenis lamun yang memiliki produktifitas
tinggi adalah Enhalus acoroides, yang sering berasosiasi dengan flora dan
fauna akutik lainya seperti alga, mekro fauna dan ekinodermata sebagai habitat
berbagai jenis ikan, krustacea dan moluska, dimana diantaranya bernilai
ekonomis penting serta berperan mencegah erosi pantai dan sebagai pendaur
unsur hara. Asosiasi tersebut membentuk suatu ekosistem yang kompleks dari
padang lamun. Tetapi pemanfaatan wilayah pesisir secara tidak terarah yang di
lakukan oleh masyarakat setempat seperti pengambilan pasir, budidaya perikanan,
pembuangan jangkar, baling-baling perahu, dan pembuangan limbah padat dan
cair ke pantai dapat mengakibatkan kerusakan pada ekosistem lamun.
Transplantasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki padang lamun yang sudah mengalami kerusakan. Penanaman
lamun yang di kenal dengan “transplantasi” merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan ekosistem lamun. Cara ini belum
berkembang luas di Indonesia dimana transplantasi lamun bertujuan untuk
memperbaiki padang lamun yang mengalami kerusakan atau menciptakan padang
lamun yang baru yang sebelumnya tidak ditumbuhi lamun.
Tenik transplantasi lamun di bagi menjadi dua yaitu metode transplantasi
lamun menggunakan jangkar (terfs dan peat pot ) dan metode transplantsi lamun
4
tanpa jangkar (turfs dan plugs ). Metode transplantasi lamun tanpa jangkar
termasuk menanam tanaman lengkap dengan akar, rhizome dan substratnya4.
Metode plugs merupakan metode yang di gunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan polybag sebagai pengganti wadah dalam kegiatan penanaman.
Kelebihan dari metode polybag sebagai media tanam, sebagai penghambat
persebaran rhizome lamun, menghemat ruang/tempat penanaman dan tidak mudah
terbawa arus.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Kecepatan Pulih daun Lamun Enhalus acoroides yang
di Transplantasi dengan Metode Polybag Pada Perairan Pantai Desa Waai
Kabupaten Maluku Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah berapa besar kecepatan
pulih daun lamun Enhalus acoroides yang di tranplantasi dengan metode polybag
di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “kecepatan pulih daun lamun
Enhalus acoroides yang ditransplantasi dengan metode polybag di perairan Desa
Waai Kabupaten Maluku Tengah”.
4 Hadi Endrawati. 2013. Pertumbuhan Lamun Hasil Tramsplantasi Jenis Cymodocearotundata di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Jurnal Buletin Oseanografi Marina, vol 2.Universitas Diponegoro Semarang. hlm 35.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi semua
kalangan baik-pihak yang terlibat dan acuan untuk melekukan kegiatan rehabilitas
pada kondisi lamun yang mengalami kerusakan yaitu:
1. Peneliti
Menambah informasi tentang "kecepatan pulih daun lamun Enhalus
acoroides yang di transplantasi dengan metode polybag diperairan pantai Desa
Waai Kabupaten” untuk penelitian selanjutnya
2. Masyarakat
Sebagai bahan informasi tentang status komunitas lamun di kawasan
perairan pantai Desa Waai Kabupaten Maluku tengah dan efektifitas transplantsi
lamun.
3. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah
Menambah data inventaris kekayaan alam ekosistem Pantai Desa Waai
kabupaten Maluku tengah dan meningkatkan kepekaan dalam pencegahan abrasi
4. Program studi
Sebagai bahan informasi untuk dunia pendidikan biologi terutama untuk
mata kuliah biologi laut dan ekologi perairan.
E. Penjelasan Istilah
1. Kecepatan pulih daun lamun Enhalus acoroides merupakan laju pertumbuhan
daun yang dapat di lihat dari bertambah panjangnya daun5.
5 Supriadi soedharma dan Richardus F. K. 2006. Beberapa aspek pertumbuhan lamunEnhalus acoroides (Linn. F) Royle di pulau barrang Lompo Makasar. Biosfera 21 (1) : hlm 1-8
6
2. Enhalus acoroides adalah jenis lamun yang memiliki daun pipih, berbentuk
pita panjang dengan jumlah 2-5 helaian daun. Panjang helaian daun berkisar
antara 30-150 cm dan lebar 13-17 mm. unjung daun umumnya di temukan
tidak utuh lagi karena hempasan gelombang6.
3. Transplantasi lamun adalah suatu metode penanaman lamun yang
dikembangkan untuk melakukan restorasi di daerah padang lamun yang telah
mengalami kerusakan7.
4. Metode polybag merupakan transplantasi menggunakan wadah dalam
kegiatan penanaman, wadah tersebut dapat membentuk kotak ataupun bulat
dengan menggunakan metode ini lamun donor di ambil dari lokasi yang
memiliki kepadatan lamun tinggi dengan menggunakan sekop8
6 Hutomo M & Soemodihardjo S. 1992.prosiding lokakarya nasional penyusunanprogram penelitian biologi kelautan dan proses dinamika pesisir. Lembaga ilmu pengetahuanIndonesia-Universitas Diponegoro.
7Muhammad Halim dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Lamun Thallasia hemprichi denganTeknik Transplantasi Terfs dan Plug pada Jumlah Tegakan yang Berbeda dalam Rimpang. Hlm 4.Jurusan Ilmu Kelautan, Fikp Umrah
8 Hengki Irwan. Dkk. 2017. Laju Pertumbuhan Jenis Thalassia Hemprichii denganTeknik Transplantasi Spiring Anchol dan Polybag pada Jumlah Tegakan yang Berada dalamrimpang di perairan Kabupaten Bintang. Jurnal Itek Akuakultur, vol 1. Hlm 60. Fakultas IlmuKelautan dan Perikanan. Universitas Maritim raja. Ali Haji
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif untuk menggambarkan
kecepatan pulih daun lamun Enhalus acoroides yang di transplantasi dengan
metode polybag di perairan pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku
Tengah.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 18 Maret sampai 18 April 2019.
Tempat penelitian di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kecepatan pulih daun lamun Enhalus acoroides
yang ada di Perairan Pantai Desa Waai Kabupaten Maluku Tengah yang terdiri
dari 30 bibit lamun yang telah di transplantasi
D. Sumber Data
1. Data primer adalah data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian
lapangan
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang
menunjang penelitian
22
E. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat
pada Tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1 Alat Dan Fungsinya
Alat Fungsi
1. GPS (Global PositionSystem)
Untuk menentukan letak geografislokasi donor dan transplantasi
2.Kurungan jaring
Untuk melindungi lokasi lamun yangditransplantasi
3. Gunting Untuk memotong sampel lamun4. Lingis/sekop Untuk menggali bibit lamun5. Stapler Alat bantu untuk penanda lamun6. Keranjang Untuk menaru sampel7. Meteran kain Untuk mengukur panjang daun lamun8. Kaca mata/snorkel Untuk membantu pengambilan data9. Patok kayu Untuk menandai area transplant10. Roll meter Sebagai alat bantu dalam pengukuran
area11. Kamera underwater Untuk dokumentasi kegiatan
penelitian12. Timbangan digital Untuk menimbang sampel lamun13. Hand refractometer Untuk mengukur salinitas14. DO meter Untuk mengukur kandungan oksigen
terlarut15. Termometer Untuk mengukur suhu16. pH meter Untuk mengukur PH air laut
Adapun bahan yang di gunakan dalam penelitian ini dapat di lihat pada
Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2 Bahan dan Fungsinya
Bahan Fungsi1 Polybag Sebagai media transplantasi2 Tissue Untuk membersihkan kaca hand refractometer3 Aquades Untuk mengklibrasi handrefractometer4La lamun Sebagai sampel penelitian5 Alat tulis Untuk menulis
66
23
F. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survei lapangan
untuk menentukan lokasi penelitian, studi literatur dan konsultasi.
2. Pemilihan lokasi donor dan lokasi transplantasi
Pemilihan lokasi untuk donor ditentukan berdasarkan keberadaan populasi
lamun yang sehat dengan indikator padang lamun yang terbentuk lebat dan padat.
Sedangkan pemilihan lokasi transplantsi dilakukan melalui wawancara dengan
masyarakat sekitar dan survei langsung ke lokasi penelitian dengan
mempertimbangkan riwayat keberadaan lamun, jarak dari garis pantai dan
jangkauan aktivitas manusia serta kebersihan lokasi transplantsi.
3. Pembuatan kurungan di lokasi transplantasi
Lokasi transplantasi lamun dibuat dalam kurungan jaring seluas 4m x 4m.
Tujuan dari pembuatan kurungan ini agar transplantasi lamun di lapangan tidak
terganggu oleh aktifitas manusia, grazer dan kondisi alam.
4. Penanganan bibit lamun
Bibit lamun dari lokasi donor diambil pada saat kondisi air surut, namun
dalam kondisi masih tergenang air. Bibit lamun diambil dengan menggunakan
linggis atau sekop, dibersihkan dari kotoran yang menempel dan dipilah sesuai
jenis kemudian dimasukkan ke dalam wadah keranjang tetapi tetap berada dalam
air.
24
5. Metode transplantasi lamun
Transplantasi lamun yang diuji cobakan dalam penelitian ini menggunakan
metode plugs dengan menggunakan polybag sebagai pengganti wadah dalam
kegiatan penanaman.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Pasang patok petakan untuk penanda lokasi transplantasi lamun.
2. Siapkan polybag ukuran 30 cm x 25 cm sebanyak 30 buah dan beri label
pada polybag tersebut.
3. Ambil bibit lamun pada lokasi lamun donor dengan menggunakan sekop atau
linggis.
4. Ambil satu polybag (satu-persatu), kemudian masukkan bibit lamun yang
sudah diambil beserta substratnya ke dalam polybag.
5. Bersihkan dari jenis lamun yang lain kemudian potong pada bagian
pertunasan yang memiliki daun, rimpang dan akar. Enhalus acoroides harus
memiliki panjang rhizoma 15 cm dan panjang daun 30 cm
6. Tambahkan substrat dari lokasi donor pada polybag tersebut.
7. Buat lubang pada petakan sedalam 30 cm dan masukan polybag yang berisi
bibit ke dalam lubang kemudian benamkan agar polybag tidak terbawa arus.
8. Atur jarak antar polybag yakni 25 cm.
25
G. Desain Penelitian
50 cm 50 cm 50 cm
25cm 25cm
50 cm
Keterangan:
Area plot P 50 cm x L 50cm = 0,25m
Polybag ukuran 30 cm x 15 cm
H. Analisis Penelitian
Analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
= × 100%==
25cm
26
Dimana
KP = Kecepatan pulih daun lamun (%)
P = Produksi daun lamun (gbk/m2/minggu)
B = Biomassa lamun (gram/m2)20
t = Waktu penelitian
A = luas area
20 Romimohtarto dan sri juwana.2015.biologi laut,ilmu pengetahuan biota laut. Penerbitdjambatan Jakarta.
33
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan Kecepatan
Pulih Daun Lamun Enhalus acoroides pada perairan pantai Desa Waai Kabupaten
Maluku Tengah yaitu 4,75%.
B. SARAN
1. Sebaiknya transplantasi lamun Enhaulus acorides kedepannya menggunakan
metode yang sama (polybag) harus di kembangkan secara berkelanjutan
dengan melihat perbedaan kecepatan pulih daun lamun mudah dan daun
lamun tua.
2. Untuk masyarakat Desa Waai diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan
kelestarian ekosistem pantai yaitu salah satunya ekosistem lamun sehingga
dapat memberikan nilai ekologis dan ekonomis yang lebih baik dimasa akan
datang.
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Apramilda R.2011. Status Temporal Komunitas Lamun Dan KeberhasilanTransplantasi Lamun Pada Kawasan Rehabilitasi Di Pulau Pramuka DanHarapan, Kepulauan Seribu, Provinsi Dki Jakarta. Hlm 24. Departemenmanajemen sumberdaya perairan Fakultas perikanan dan ilmu kelautanInstitut pertanian bogor Bogor.
Azkab Husni M. Dkk . Pertumbuhan dan produksi lamun di teluk kuta Lombokselatan (Jakarta: balitbang biologi, balitbang oseanologi-LIPI) hal. 40
Begen. 2001. . Ekologi dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta PengelolaannyaSecara Terpadu dan Berkelanjutan. Prosiding Pelatihan PengelolaanWilayah Pesisir Terpadu. Bogor.
Dwindaru. B. 2010. Variasi Spasial Komunitas Kamun dan KeberhasilanTransplantasi Lamun di Pulau Pramuka dan Kelapa Dua, KepulauanSeribu, Provinsi Dki Jakarta. Skripsi. Departemen manajemensumberdaya perairan, Fakultas perikanan dan ilmu kelautan Institutpertanian bogor
Endrawati H. 2013. Pertumbuhan Lamun Hasil Tramsplantasi Jenis Cymodocearotundata di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Jurnal BuletinOseanografi Marina, vol 2. Universitas Diponegoro Semarang.
Juna w tomia. 2019. Laju pertumbuhan lamun Enhalus acoroides yang ditransplantasi dengan metode plugs di perairan pantai desa waikabupaten maluku tengah. Hlm 31. Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruaniain ambon
Hutomo M. dkk. 1992.prosiding lokakarya nasional penyusunan programpenelitian biologi kelautan dan proses dinamika pesisir. Lembaga ilmupengetahuan Indonesia-Universitas Diponegoro.
Halim M. dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Lamun Thallasia hemprichi denganTeknik Transplantasi Terfs dan Plug pada Jumlah Tegakan yang Berbedadalam Rimpang. Jurusan Ilmu Kelautan, Fikp Umrah
Hutomo H. 1997. Padang lamun indonesia : salah satu ekosistem laut dangkalyang belum anyak di kenal. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta. 35 pp.
Heijs FML. Dkk. 1986. tropical seagrass ekosystem in papusa New Guinea ageneral acount of the environment. Marine flora and fauna. Proc. K.Ned.AKAD. Wetnsch C88 :145-182
34
35
Irwan. H. Dkk. 2017. Laju Pertumbuhan Jenis Thalassia Hemprichii denganTeknik Transplantasi Spiring Anchol dan Polybag pada Jumlah Tegakanyang Berada dalam rimpang di perairan Kabupaten Bintang. Jurnal ItekAkuakultur, vol 1 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. UniversitasMaritim raja. Ali Haji
Kuriandewa Edi T. Beberapa aspek biologi komunitas lamun di Teluk Ambonbagian dalam. (Ambon: balai litbang SDL - LIPI) hal. 46
Permatasari A. dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun (SyringodiumIsoetifolium) dengan Teknik Transplantasi Polybag dan Sprig Anchorpada Jumlah Tegakan yang berbeda dalam Rimpang Di Perairan KampeDesa Malang Rapat. Jurusan Ilmu Kelautan, Fikp Umrah
Paying D, Strategi Pengolaan Ekosistim Mangrove Di Desa Waai KabupatenMaluku Tengah (ambon: 2009), hal. 2
Permatasari A. Dkk. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun (Syringodium isoetifolium)dengan Teknik Transplantasi Polybag dan Sprig Anchor pada JumlahTegakan yang Berbeda dalam Rimpang di perairan Kampe Desa MalangRapat. Hln 22.
Rapi Sambara Z. 2014. Laju Penjalaran Rhizoma Lamun Yang DitransplantasiSecara Multispesies Di Pulau Barrang Lompo. sikripsi. Jurusan IlmuKelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas HasanuddinMakassar
Rosni, W,O. 2019. Kecepatan pulih daun Enhalus acoroides yang ditransplantasidengan Metode Terfs di perairan pantai desa waai kabupaten Malukutengah. Skripsi. Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan. IAIN Ambon. hlm30
Romimohtarto. dkk.2015.biologi laut,ilmu pengetahuan biota laut. Penerbitdjambatan Jakarta.
Soedharma S. dkk. 2006. Beberapa aspek pertumbuhan lamun Enhalus acoroides(Linn. F) Royle di pulau barrang Lompo Makasar. Biosfera 21 (1).
Sarfika M. 2012. Pertumbuhan Dan Produksi Lamun Cymodocea Rotundata DanCymodocea Serrulata Di Pulau Pramuka Dan Pulau Panggang,Kepulauan Seribu, Dki Jakarta. (Skipsi). Institut Pertanian, Bogor
Soedharma S,D. dkk. 2006. Beberapa Aspek Pertumbuhan Lamun Enhalusacoroides (linn.f) Royle di Pulau barrang Lompo Makasar. Biosfer 23(I):1
36
Seprianti R. dkk. 2016. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun Thalassia HemprichiiDengan Teknik Transplantasi Sprig Anchor Dan Polybag Pada JumlahTegakan Yang Berbeda Dalam Rimpang Di Perairan Kabupaten Bintan.Sikripsi.
Wulandari D. dkk. 2013. Transplantasi Lamun Thalassia Hemprichii denganMetode Jangkar di Perairan Teluk Awur dan Bandengan,Jjepara. JournalOf Marine Research. Volume. 2. Program Studi Ilmu Kelautan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan
wakano D. 2014. Inventarisasi Jenis-jenis Lamun (Seagrass) di Perairan DesaWaai dan Desa Liang. Seminar Nasional. Basic V1 F-Mpa Unpati. Hlm3.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Pattimura.
Wira Munawar Khotib A. 2010. Status Temporal Komunitas Lamun (Seagrass) dan Pertumbuhannya dengan Berbagai teknik Transplantasi dalam KawasanRehabilitasi di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta. Skripsi.Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Soedharma D, S. dkk 2006. Beberapa Aspek Pertumbuhan Lamun Enhalusacoroides (linn, F) Royle di pulau barrang Lompo Makasar. Biofera 23(1).
Seprianti R. Dkk. Laju Pertumbuhan Jenis Lamun Thalassia hemprichii denganTeknik Transplantasi Spr
37
DOKUMENTASI
Foto 1.1 Lokasi lamun donor Foto 1.2 Proses pengambilansampel
Foto 1.3 Pencucian dan pemilihan
bibit lamunFoto 1.4 Pemberian tanda
Foto 1.5 Penanaman bibit lamun
dalam polybagFoto 1.6 Peletakan polybag pada
daerah transplantasi
37
38
Foto 1.7 Pembuatan kurungan pada
lokasi transplan
Foto 1.8 Pengukuran suhu dan pH
Foto 1.9 Pengukuran arusFoto 1.10 Pengukuran kedalaman
Foto 1.11 Pengukuran salinitas Foto 1.12 Penimbangan daunlamun Enhalus acoroides
39
Lampiran 1 Biomassa Daun Lamun Enhalus akoroides pada luas area50x50m
NO Berat Kering DaunLamun
Biomassa
1 0,04 gr
Biomassa== ,, 2= 55,12 gr/m2
2 0,32 gr3 0,53 gr4 0,4 gr5 0,6 gr6 0,3 gr7 0,29 gr8 0,41 gr9 0,58 gr10 0,11 gr11 0,48 gr12 0,22 gr13 0,59 gr14 0,54 gr15 0,26 gr16 0,56 gr17 0,53 gr18 0,55 gr19 0,81 gr20 0,51 gr21 0,74 gr22 0,35 gr23 0,19 gr24 0,38 gr25 0,35 gr26 0,45 gr27 1,46 gr28 0,27 gr29 0,47 gr30 0,42 gr
∑ 13,78
39
40
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Biomassa, Produksi Dan Kecepatan PulihDaun
1. Perhitungan biomasa lamun
B = = ,, = 55,12 gbk/m2
2. Perhitungan produksi lamun
P = = , = 2,62 gbk/m2/hari
3. Perhitungan kecepatan pulih daun lamun
KP = = , , X 100 = 4, 75%
40