Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

32
1 K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba : Alat Perencanaan Manajerial Bagian Pertama Titik Impas Dalam Unit Titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. Untuk menemukan titik impas dalam unit, kita memfokuskan pada laba operasi. Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Biaya – Volume - Laba Penggunaan laba operasi dalam analisis biaya – volume – laba, laba operasi dinyatakan dalam persamaan: Laba operasi = pendapatan penjualan – beban variabel – beban tetap Laba operasi hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. setelah memiliki ukuran unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan laba bersih dalam konteks pendapatan penjualan dan beban variabel dalam jumlah unit mata uang dan jumlah unit. laba operasi = (harga x jumlah unit terjual) – (biaya variabel per unit x jumlah unit terjual) – total biaya tetap. A K U T A N S I M A N A J E M E N

Transcript of Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

Page 1: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

1

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

BAB 12

Analisis Biaya – Volume – Laba : Alat

Perencanaan Manajerial

Bagian Pertama

Titik Impas Dalam Unit

Titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama

dengan nol. Untuk menemukan titik impas dalam unit, kita memfokuskan pada laba operasi.

Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Biaya – Volume - Laba

Penggunaan laba operasi dalam analisis biaya – volume – laba, laba operasi dinyatakan dalam

persamaan:

Laba operasi = pendapatan penjualan – beban variabel – beban tetap

Laba operasi hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan.

setelah memiliki ukuran unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan laba bersih dalam

konteks pendapatan penjualan dan beban variabel dalam jumlah unit mata uang dan jumlah unit.

laba operasi = (harga x jumlah unit terjual) – (biaya variabel per unit x jumlah unit terjual) – total

biaya tetap.

Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan

analisis biaya, volume, laba berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya

variabel.

contoh kasus

Misalkan saja, PT Maju Makmur memproduksi alat pemotong. untuk tahun yang akan

datang, pengawas telah menyusun laporan laba rugi sebagai berikut

penjualan (1000 unit@ $400) $400.000

dikurangi: beban variabel $325.000

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 2: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

2

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

margin kontribusi $ 75.000

dikurangi: beban tetap $ 45.000

laba operasi $ 30.000

Jadi, persamaan laba operasinya adalah sebagai berikut

0=($400 x unit) – ($325 x unit) - $45.000

0=($75 x unit) - $45.000

$75 x unit = $45.000

unit= 600

Dengan demikian, PT Maju Makmur harus menjual 600 mesin pemotong rumput untuk

sekedar menutupi semua beban tetap dan variabel.

Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas

Kita dapat lebih cepat menghitung unit impas dengan memfokuskan pada margin kontribusi.

margin kontribusi = pendapatan penjualan – total biaya variabel.

pada impas, margin kontribusi = beban tetap.

apabila kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variabel per

unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan mendapatkan dasar

impas sebagai berikut:

jumlah unit = biaya tetap/margin kontribusi per unit

contoh kasus

PT Maju Makmur membagi margin kontribusi dengan unit yang terjual untuk menghasilkan

$75 per unit ($75.000/1000 unit)

jumlah unit = $45.000/($400 - $325)

jumlah unit = 600

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 3: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

3

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan Untuk Mencapai Target Laba

Analisis biaya – volume – laba menyediakan suatu cara untuk menentukan berapa unit yang

harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. target laba operasi dapat dinyatakan sebuah

jumlah mata uang (dolar) atau sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan.

contoh kasus

Misalkan saja PT Maju Makmur ingin target laba tahun ini sebesar $60.000, maka unit yang harus

dijual sebesar

$60.000 = ($400 x unit) – ($325 x unit) - $45.000

$105.000 = $75 x unit

unit = 1400

Persentase Dari Penjualan Untuk Mencapai Target Laba

Analisis ini menggunakan persentase dalam menentukan berapa laba yang ingin dicapai

perusahaan pada periode tertentu.

contoh kasus

Misalkan saja, PT Maju Makmur targetkan laba sebesar 15% dari pendapatan penjualan.

maka unit yang harus dijual sebagai berikut

0,15 ($400) (unit) = ($400 x unit) – ($325 x unit) - $45.000

$60 x unit = ($400 x unit) – ($325 x unit) - $45.000

$60 x unit = ($75 x unit) - $45.000

$15 x unit = $45.000

unit = 3000

Target Laba Setelah Pajak

Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena pajak yang

dibayar atas laba nol adalah nol. namun, ketika perusahaan ingin mengetahui beberapa unit yang

harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan

tambahan.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 4: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

4

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba, laba setelah pajak dihitung dengan

mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).

laba bersih = laba operasi – pajak penghasilan

diturunkan

laba bersih = laba operasi - (tarif pajak x laba operasi) atau

laba bersih = laba operasi (1-tarif pajak)

sehingga

laba operasi = laba bersih / (1/tarif pajak)

contoh kasus

Misalkan saja, PT Maju Makmur ingin menarget laba bersih sebesar $48.750 dan tarif pajak

sebesar 35%. untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba sebelum pajak, musti

diselesaikan langkah berikut

$48.750 = laba operasi – (0,35 x laba operasi)

$48.750 = 0,65 (laba operasi)

$75.000 = laba operasi

selanjutnya, lanjutkan perhitungan pencarian unit

unit = ($45.000 + $75.000)/$75

unit = $120.000/$75

unit = 1.600

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 5: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

5

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian Kedua

Titik Impas Dalam Satuan Uang (dolar) Penjualan

Dalam beberapa kasus ketika menggunakan analisis biaya – volume – laba , manajer mungkin

lebih suka menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan dari pada unit yang

terjual. suatu unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya

dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.

pendapatan penjualan = harga jual per unit x unit yang terjual

Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah satuan uang (dolar) penjualan, bukan unit,

karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan dalam satuan uang, bukan unit, maka pengukuran

variabel tidak menjadi masalah.

Untuk menghitung titik impas dalam satuan uang penjualan, biaya variabel didefinisikan

sebagai suatu persentase dari penjualan bukan sebagai jumlah per unit yang terjual dan biaya tetap

didefinisikan sebagai margin kontribusi, secara matematis pendekatan pendapatan penjualan

digambarkan sebagai berikut

rasio margin kontribusi = total margin kontribusi/total penjualan atau

rasio biaya variabel = total biaya variabel/total penjualan

rasio margin kontribusi = 1 – rasio biaya variabel

laba operasi = penjualan – biaya variabel - biaya tetap

dapat diturunkan menjadi

laba operasi = penjualan – (rasio biaya variabel x penjualan) – biaya tetap,

laba operasi = penjualan – (1 – rasio biaya variabel) – biaya tetap

laba operasi = penjualan – (rasio margin kontribusi)

sehingga

penjualan = biaya tetap / (1 – rasio biaya variabel) atau

penjualan = biaya tetap / rasio margin kontribusi

Jika titik impas menggunakan pendekatan dasar impas, maka secara matematis dalam dirumuskan

sebagai berikut

unit impas = biaya tetap/(harga – biaya variabel per unit).

selanjutnya, mengalikan “harga” di sisi kiri dan kanan rumus

unit impas x harga = harga x [biaya tetap/ (harga – biaya variabel per unit)]

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 6: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

6

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

penjualan impas = biaya tetap x [harga/(harga – biaya variabel per unit)]

penjualan impas = biaya tetap x (harga/margin kontribusi)

penjualan impas = biaya tetap/rasio margin kontribusi

contoh kasus

Tampilan di atas mengilustrasikan pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel

dan margin kontribusi. dalam tampilan tersebut, harga adalah $10 dan biaya variabel sebesar $6. tentu

saja, sisinya adalah margin kontribusi sebesar $4 ($10 – $6). jika yang terjual adalah 10 unit, maka

total biaya variabel adalah $60 ($60 x 10 unit). atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan

pendapatan sebesar $10dan membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60%

dari setiap dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan biaya variabel. jadi dengan memfokuskan

pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk pendapatan

$100 (0,60 x $100).

Angka 60% ini adalah rasio biaya variabel. persentase ini dihitung dengan menggunakan

data total maupun data per unit. tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa merupakan

rasio margin kontribusi yaitu sisa dari 60% dari persentase 100% sebesar 40%.

Berikut ini adalah laporan laba rugi PT Maju Makmur berdasarkan perhitungan biaya variabel untuk

1000 unit mesin pemotong rumput.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 7: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

7

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

rasio biaya variabelnya adalah 0,8125 ($325.000/$400.000)

rasio margin kontribusi adalah 0,1875 (1 – 0,8125)

biaya tetap $45.000

pendapatan penjualan yang akan dihasilkan sebesar

0 = penjualan (0,1875) - $45.000

penjualan (0,1875) = $45.000

penjualan = $240.000 (penjualan menggunakan pendekatan pendapatan penjualan)

penjualan impas = $45.000/0,1875

penjualan impas = $240.000 (penjualan menggunakan pendekatan dasar impas)

Membandingkan Kedua Pendekatan

Untuk pengaturan produk tunggal, pendekatan dasar impas dalam pendapatan penjualan

hanya merupakan masalah pengalihan harga jual dengan unit yang terjual.

Untuk pengaturan multi produk, rumus pendekatan pendapatan penjualan memungkinkan kita

untuk secara langsung jika hal tersebut dikehendaki.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 8: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

8

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian Ketiga

Analisis Multiproduk

Analisa biaya – volume – laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.

namun, kebanyakan perusahaan memproduksi sejumlah produk dan jasa. meskipun kompleksitas

konseptual dari analisis biaya, volume, laba lebih tinggi dalam situasi multi produk, namun

pengoperasiannya tidak jauh berbeda. berikut pendekatan yang dapat digunakan perusahaan dalam

melakukan analisis multiproduk.

contoh kasus

PT Maju Makmur telah memutuskan menawarkan dua model mesin penghisap debu, yaitu

mesin pemotong rumput model manual dan mesin pemotong rumput model otomatis. harga jual

untuk mesin manual, $400, dan untuk mesin otomatis $800. departemen pemasaran yakin, sebanyak

1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 unit pemotong rumput otomatis dapat dijual untuk

tahun depan. pengawas perusahaan telah menyusun proyeksi laporan laba rugi berdasarkan ramalan

penjualan.

Titik Impas Dalam Unit

Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual barang dan jasa melebih satu produk

(multiproduk), maka perusahaan harus menghitung unit impas tiap produk yang dihasilkan. rumus

matematikanya disajikan sebagai berikut

unit impas (multiproduk) = biaya tetap/(harga – biaya variabel per unit)

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 9: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

9

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

contoh kasus

Untuk PT Maju Mundur itu sendiri, mesin rumput manual memiliki margin kontribusi

sebesar $75 ($400 - $325) dan mesin otomatis memiliki margin kontribusi sebesar $200 ($800 -

$600).

impas untuk pemotong rumput manual adalah sebagai berikut

unit impas mesin pemotong rumput manual = $30.00/$75

unit impas mesin pemotong rumput manual = $400 unit

impas untuk mesin pemotong rumput otomatis sebagai berikut

unit impas mesin pemotong rumput otomatis = $40.000/$200

unit impas mesin pemotong rumput otomatis = $200 unit

Pendekatan Satuan Uang (dolar) Penjualan

Dalam pendekatan satuan dolar, perhitungan penjualan impas berdasarkan atas total biaya

yang dikeluarkan untuk melakukan semua produksi multiproduk. rumus matematikanya disajikan

sebagai berikut

penjualan impas = biaya tetap/rasio margin kontribusi

contoh kasus

Misalkan, informasi yang diperlukan adalah proyeksi laporan laba rugi PT Maju Makmur

secara keseluruhan.

penjualan $1.120.000

dikurangi: biaya variabel $ 870.000

margin kontribusi $ 250.000

dikurangi: biaya tetap $ 96.250

laba operasi $ 153.750

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 10: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

10

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Proyek laporan laba rugi bersandar pada asumsi bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan

800 mesin pemotong rumput otomatis akan terjual dengan rasio margin kontribusi sebesar 0,2232

($250.000/$1.120.000), maka penjualan impasnya

penjualan impas = $96.250/0,2232

penjualan impas = $431.228

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 11: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

11

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian keempat

Penyajian Secara Grafis Hubungan Antara Laba – Volume – Biaya

Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer dalam melihat perbedaan antara biaya

variabel dan pendapatan. hal itu juga dapat membantu mereka memahami dengan cepat dampak

kenaikan atau penurunan terhadap titik impas. dua grafik dasar yang penting yaitu grafik laba –

volume, dan grafik biaya – volume – laba

Grafik Laba – Volume

Grafik laba dan volume menggambarkan secara visual hubungan antara laba dan volume

penjualan. grafik dari laba – volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (laba operasi =

(harga x unit) – (biaya variabel per unit x unit) – biaya tetap). Dalam grafik ini, laba variasi

merupakan variabel terikat, dan unit merupakan variabel bebas.

contoh kasus

Tyson Company memproduksi suatu produk tunggal dengan data dan harga biaya sebagai

berikut:

total biayatetap $100

biaya variabel per unit $ 5

harga jual per unit $ 10

Dengan menggunakan data tersebut, perhitungan laba operasi dapat dihitung sebagai berikut

laba operasi = ($10 x unit) – ($5 x unit) - $100

laba operasi = ($5 x unit) - $100

Jika penjualan unit yang di lakukan Tyson menjual 0 unit, maka akan terjadi rugi operasi, dengan titik

koordinat terbentuk (0,-$100).

jika Tyson mampu menjual sebesar 40 unit, maka titik koordinat yang terbentuk (40,$100).

jika laba operasi sama dengan nol, maka unit yang terjual adalah sebesar 20 (20,$0).

sehingga, membentuk grafik laba – volume sebagai berikut

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 12: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

12

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Grafik Biaya – Volume – Laba

Grafik biaya – volume – laba, menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba.

untuk mendapatkan gambaran lebih rinci, perlu dibuat gambaran grafik dengan dua garis yang

terpisah yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya. kedua garis mempunyai persamaan sebagai

berikut

pendapatan = harga x unit

total biaya = (biaya variabel per unit x unit) + biaya tetap

contoh kasus

Dengan menggunakan contoh Tyson Company, persamaan dari pendapatan biaya adalah

sebagai berikut:

Pendapatan = $10 x unit

Total biaya = ($5 x unit) + $100

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 13: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

13

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

untuk persamaan pendapatannya, menetapkan jumlah unit sebesar 0 akan menghasilkan $0 dengan

titik koordinat (0,$0), dan menetapkan jumlah unit yang sama sebesar 20 akan menghasilkan $200

dengan titik koordinat (20,$100).

untuk persamaan biayanya, unit yang terjual sama dengan 0 akan menghasilkan titik koordinat

(0,$100) dan menetapkan unit terjual yang sama sebesar 20 menghasilkan titik koordinat (20,$200).

dalam grafik digambarkan sebagai berikut

Asumsi – asumsi Pada Analisis Biaya – Volume – Laba

Grafik laba – volume – biaya yang baru saja diilustrasikan mengandalkan pada beberapa

asumsi penting. beberapa dari asumsi tersebut adalah sebagai berikut

1. analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier

2. analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat

identifikasi secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentan yang relevan

3. analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual

4. untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui

5. diasumsikan harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.

Asumsi yang pertama yaitu Fungsi linier, fungsi biaya dan pendapatan linier, memerlukan

pertimbangan tambahan.

Asumsi kedua adalah rentang yang relevan, yang menyatakan analisis biaya – laba – volume

merupakan alat pengambil keputusan jangka pendek karena sebagian biaya adalah tetap. selanjutnya,

rentang yang relevan menggunakan hubungan biaya dan pendapatan yang berlaku.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 14: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

14

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Asumsi ketiga adalah produksi sama dengan penjualan, menyatakan bahwa apa yang

diproduksi dapat dijual. tidak ada dampak perubahan persediaan pada periode tersebut dan persediaan

tidak memiliki dampak terhadap analisis impas (keputusan jangka pendek).

Asumsi keempat adalah bauran penjualan yang konstan, dalam analisis produk tunggal,

bauran penjualannya tentu saja konstan sebesar 100% dari penjualan adalah satu produk. dalam

analisis impas multiproduk, mensyaratkan suatu bauran penjualan yang konstan.

Asumsi kelima adalah harga dan biaya diketahui pasti, dalam kenyataannya, perusahaan

jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti. satu perubahan pasa satu

variabel dapat mempengaruhi semua variabel.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 15: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

15

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian kelima

Perubahan Variabel Analisis Biaya, Volume, Laba

Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, perusahaan harus memperhatikan

perubahan yang terjadi pada harga, biaya variabel, dan biaya tetap Perusahaan juga harus

memperhitungkan pengaruh risiko dan ketidakpastian.

contoh kasus

Misalkan, PT. Maju Makmur melakukan studi pemasaran mengenai studi pemotongan rumput manual

yang mengungkapkan 3 alternatif berbeda

1. Alternatif 1, jika pengeluaran iklan meningkat $8.000, penjualan akan naik dari 1.600 unit

menjadi 1.725 unit

2. Alternatif 2, penurunan harga dari $400 menjadi $375 per mesin rumput manual akan

meningkatkan penjualan dari 1600 menjadi 1900 unit

3. Alternatif 3, menurunkan harga menjadi $375 dan meningkatkan pengeluaran iklan sebesar

$8.000 akan meningkatkan penjualan dari 1600 ke 2.600 unit

maka, ikhtisar pengaruh tiap alternatif sebagai berikut

Ikhtisar alternatif pertama

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 16: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

16

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Ikhtisar alternatif kedua

Ikhtisar pengaruh alternatif ketiga

Memperkenalkan risiko dan ketidakpastian

Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis. Manajemen

harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di masa depan. Selanjutnya,

manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan “kisaran titik impas”.

Dua konsep yang bermanfaat bagi manajer dalam melakukan analisis risiko dan ketidakpastian, yaitu

konsep margin pengaman & pengungkit operasi.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 17: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

17

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Margin pengaman , adalah unit yang terjual atau yang diharapkan untuk terjual atau

pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas. Margin

pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar risiko, karena, dalam kenyataannya, selalu muncul

peristiwa yang tidak diketahui ketika rencana disusun yang akibatnya mungkin akan menurunkan

penjualan di bawah jumlah yang diharapkan

Pengungkit operasi, merupakan penggunaan biaya tetap untuk menciptakan perubahan

persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas berubah. semakin besar tingkat pengungkit operasi,

semakin banyak perubahan dalam aktivitas penjualan yang akan mempengaruhi laba. Tingkat

pengungkit operasi untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan rasio margin kontribusi

terhadap laba sebagai berikut

tingkat pengungkit operasi = margin kontribusi/laba

contoh kasus

Tingkat penjualan sebesar 10.000 unit

Tingkat pengungkit operasi untuk sistem otomatis adalah 4,0 ($500.000/$125.000)

Tingkat pengungkit operasi untuk sistem manual adalah 2,0 ($200.000/$100.000)

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 18: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

18

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Jika sistem penjualan naik sebesar 40%, maka laba operasi akan meningkat sebesar

Analisis sensitivitas dan CVP

Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik “bagaimana jika” yang menguji dampak dari perubahan

asumsi – asumsi yang mendasari terhadap sesuatu jawaban. Analisis ini relatif mudah dengan

memasukan data mengenai harga, biaya variabel, biaya tetap dan bauran penjualan. Selanjutnya, data

diubah sebagaimana diinginkan untuk mengetahui dampak perubahan terhadap laba yang diharapkan.

Analisis sensitivitas biasanya menggunakan aplikasi – aplikasi komputer , sebagai contoh,

penggunaan “microsoft excel”.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 19: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

19

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian Keenam

Analisis biaya – laba – volume dan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas.

Analisis CVP Konvensional mengasumsikan bahwa semua biaya perusahaan dapat

dikelompokkan menjadi 2 kategori. Yaitu biaya variabel dan biaya tetap Selanjutnya, biaya

merupakan fungsi linier dari volume penjualan.

Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi menjadi kategori unit dan non

unit. Sistem ini mengakui bahwa beberapa biaya berubah tergantung pada jumlah unit yang

diproduksi. Namun, sistem ini juga mengakui biaya berdasarkan non unit dapat berpengaruh dalam

perubahan volume produksi.

Sebagai ilustrasi, anggaplah biaya perusahaan dapat dijelaskan dengan 3 variabel, yaitu

penggerak aktivitas tingkat unit, penggerak aktivitas tingkat batch (pengaturan), dan penggerak

aktivitas tingkat produk (jam rekayasa).

Persamaan biaya ABC dinyatakan sebagai berikut:

Total biaya = biaya tetap + (biaya variabel per unit x jumlah unit) + (biaya pengaturan x jumlah

pengaturan) + (biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa)

Jika total biaya diaplikasikan ke dalam rumus laba operasi, maka rumusnya sebagai berikut

Laba operasi = total pendapatan + [(biaya variabel per unit x jumlah unit) + (biaya pengaturan x

jumlah pengaturan) + (biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa)]

Jika menggunakan pendekatan margin kontribusi, maka, perhitungan titik impas dalam unit

sebagai berikut

Unit impas = [biaya tetap + (biaya pengaturan x jumlah pengaturan) + (biaya rekayasa x jumlah jam

rekayasa)] / (harga - biaya variabel per unit)]

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 20: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

20

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian Ketujuh

impikasi stategis: analisis CVT secara konvensional

Untuk mengilustrasikannya, dibahas melalui contoh kasus

Misalkan, depertemen pemasaran menyatakan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil dicapai

dan hanya mampu menjual 10.000 unit saja. Kemudian, presiden direktur memerintahkan para

insinyur mempertahankan biaya konvensional sebesar $100.000 dan biaya variabel per unit $10

(terdiri dari tenaga kerja langsung $4, bahan baku langsung $5 dan overhead variabel $1). Sehingga,

untuk mengurangi titik impas, para insinyur mengurangi biaya tenaga kerja sebesar $2 per unit dan

tidak mempengaruhi biaya bahan baku atau overhead variabel. Sehingga, biaya variabel yang baru

adalah $8 per unit. Maka titik impasnya sebagai berikut.

Jumlah unit = biaya tetap/(harga – biaya variabel per unit)

Jumlah unit = $10.000/($20 - $8)

Jumlah unit = 8.333 unit

Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual

Penjualan ($20 x 10.000) $200.000

Dikurang: beban variabel($8 x 10.000) $ 80.000

Margin kontribusi $120.000

Dikurangi: biaya tetap $100.000

laba operasi $ 20.000

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 21: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

21

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

Bagian Kedelapan

Analisis Activity Based Costing & Just In Time

untuk mengilustrasikan Activity Based Costing (ABC) , maka digambarkan pada contoh kasus

Total biaya tetap $50.000

Unit yang terjual $10

Biaya pengaturan $1.000

Biaya jam rekayasa $30

Misalkan bahwa, rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit, biaya

pengaturan naik menjadi $1.600, dukungan teknik bertambah 40% menjadi 1.400 jam. Sehingga

persamaan biaya baru adalah

Total biaya = $50.000 + ($8 x unit) + ($1.600 x pengaturan) + ($30 x jam rekayasa)

Jadi, perhitungan unit impas (dengan pengaturan sebesar 20) adalah

Unit impas = [$50.000 + ($1.600 x 20) + ($30 x $1.400)]/ ($20 - $8)

Unit impas = $124.000/$12

Unit impas = 10.333 unit

Dengan laba operasi sebesar 10.000 unit, maka perhitungan nya adalah

Penjualan ($20 x 10.000) $200.000

Di kurang: beban variabel($8 x 10.000) $ 80.000

Margin kontribusi $120.000

Di kurang beban variabel non unit

Pengaturan ($1.600 x $20) $32.000

Teknik ($30 x 1.400) $42.000$ $ 74.000

margin yang dapat ditelusuri $ 46.000

Dikurangi beban tetap $ 50.000

Rugi operasional $ 4.000

Jika perusahaan menganut sistem Just In Time (JIT), maka biaya variabel per unit berkurang, dan

biaya tetap bertambah.

Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sebagai berikut

Total biaya = biaya tetap + (biaya variabel per unit x jumlah unit) + (biaya rekayasa x jumlah jam

rekayasa).

Oleh karena aplikasi JIT merupakan pembahasan khusus dari persamaan ABC, maka tidak ada contoh

yang diberikan.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 22: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

22

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

studi kasus

Perencanaan Laba Melalui Penggunaan Analisis Biaya, Volume, Laba, Studi Kasus di Pabrik Pengolahan Minyak Goreng Kelapa PT Madu,

Jakarta

Dwi Darwanto, Boedi (1999) Perencanaan Laba Melalui Penggunaan Analisis Biaya, Volume, Laba, Studi Kasus di Pabrik Pengolahan Minyak Goreng Kelapa PT Madu, Jakarta. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan usaha di bidang pangan, sehingga

turut mengembangkan industri minyak goreng khususnya industri minyak goreng kelapa. Lambatnya

perkembangan kebun kelapa dan kebiasaan petani menjual kelapa dalam bentuk segar, serta

munculnya kecenderungan untuk mengekspor bahan baku bempa kopra menyebabkan peranan

minyak goreng kelapa semakin tergeser oleh minyak goreng sawit, dengan demikian diperkirakan

konsumsi minyak goreng kelapa pada tahun 1998 s/d 2005 akan menurun sebesar 2,85 % per tahun.

Pada tahun 1998 kinerja usaha PT Madu mengalami penurunan dibandingkan tahun

sebelumnya, terlihat dari penurunan hasil penjualan sebesar 34 % dan penurunan laba sebesar 74,7 %.

Kecenderungan penurunan kinerja usaha tersebut menimbulkan permasalahan bagi manajemen untuk

mengetahui sampai seberapa jauh penurunan volume penjualan yang dapat di tolelir, dan bagaimana

pengaruh volume penjualan terhadap perolehan laba, serta bagaimana prospek penjualan pada tahun

1999 berikut implikasinya terhadap kegiatan usaha.

Berdasarkan estimasi terhadap biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan kegiatan usahanya

selama tahun 1998, maka secara keseluruhan biaya terbagi ke dalam biaya variabel sebesar Rp

5.580,254 per kg produk, dan biaya tetap sebesar Rp 2.016.044.553 per tahun. Berdasarkan peramalan

dengan metode eksponensial maka pada tahun 1999 PT Madu diperkirakan dapat mencapai volume

penjualan sebanyak 3.010.080 kg, sedangkan harga jual produk diperkirakan akan berada di antara Rp

5.007 s/d Rp 7.231 per kg, yang berarti rata-rata menurun sebesar 3 % dibandingltan dengan harga

jual pada tahun 1998.

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan, diketahui bahwa pembahan harga jual

sangat terpengaruh oleh perubahan harga bahan baku kopra dan minyak kelapa. Mengikuti hasil

analisis tersebut maka pada tahun 1999 juga diperkirakan akan terdapat penurunan terhadap biaya

bahan baku sebesar 15,4 %, sehingga biaya variabel yang 95 % di antaranya terdiri dari bahan baku

juga akan menurun menjadi Rp 4.909,5 per kg produk. Berdasarkan estimasi biaya, perkiraan volume

penjualan, dan skenario harga jual pada tahun 1999, maka diperkirakan laba yang diperoleh pada

tahun 1999 adalah sebesar Rp 2.771.3 15.264.

Dibandingkan jumlah laba yang direncanakan oleh manajemen sebesar 50 % dari rata-rata

laba 2 tahun terakhir atau sebesar Rp 380.1 15.470, maka jumlah laba tersebut masih berada sekitar

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 23: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

23

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

629 % di atas rencana laba yang hanya membutuhkan pencapaian tingkat penjualan sebesar 1.506.662

kg ekuivalen hasil penjualan sebesar Rp 9.792.894.448, sedangkan titik impas akan tercapai melalui

volume penjualan sebanyak 1.267.617 ekuivalen hasil penjualan sebesar Rp. 8.239.396.085.

Berdasarkan hasil perhitungan Margin of safety maka kemampuan perusahaan untuk bersaing

berada di antara 15,9 s/d 57,9 %, sedangkan hasil perhitungan Degree of operating Levarage

menunjukkan bahwa peningkatan 1 % volume penjualan akan meningkatkan laba sebesar 6,303 %.

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis tersebut di atas maka PT Madu disarankan untuk untuk

melakukan penelitian pasar, agar dapat menemukan adanya kemungkinan pasar domestik yang belum

digarap selama ini termasuk juga pasaran ekspor, untuk selanjutnya pasar tersebut dapat segera

digarap dengan mulai menerapkan strategi pemasaran yang lebih agresif melalui peningkatan strategi

promosi dan reorientasi bisnis menuju pasaran ekspor, mengingat selama ini PT Madu belum

menerapkan ha1 tersebut, sehingga dapat memperbesar margin yang diperoleh yang sebagai hasil

akhirnya adalah perolehan laba sebesar 57,9 % di atas titik impas seperti tercermin dari hasil

perhitungan Margin of safety di atas.

Di sisi lain, di bidang produksi juga agar dilakukan penelitian terhadap kemungkinan adanya

langkah-langkah efisiensi yang dapat dilakukan agar dapat menurunkan biaya variabel per kg

sehingga kontribusi marjin per kg yang diperoleh dapat meningkat untuk meningkatkan laba secara

optimal. Melalui upaya-upaya di atas, diharapkan PT Madu pada tahun 1999 dan juga tahun-tahun

berikutnya akan dapat meningkatkan kiprahnya pada industri minyak goreng, khususnya minyak

goreng kelapa melalui perolehan laba yang semakin meningkat.

A K U T A N S I M A N A J E M E N

Page 24: Analisis CVP. Akuntansi Manajemen

24

K E L O M P O K 1 0 BAB 12 Analisis Biaya – Volume – Laba

referensi

Bab 16 Hansen, Don R, Maryanne M. Mowen. 2005, “Management Accounting, Cincinnati;

South-Westren Colledge Publishing

Dwi Darwanto, Boedi (1999) Perencanaan Laba Melalui Penggunaan Analisis Biaya,

Volume, Laba, Studi Kasus di Pabrik Pengolahan Minyak Goreng Kelapa PT Madu,

Jakarta. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

.

A K U T A N S I M A N A J E M E N