Analisa Policy Brief Adit

4
Nama : Muhammad Aditya Kurnia NIM : 131000194 Analisa Isi Policy Brief Kesehatan Policy Brief yang di tujukan kepada pemerintah Indonesia ini memfokuskan usaha pemerintah Indonesia untuk menaikan mutu kesehatan di Indonesia melalui peningkatan pendanaan dan pembenahan yang dilakukan di sektor kesehatan. Melalui 9 kebijakan, secara langsung pemerintah indonesia sudah dapat menambah anggaran belanja untuk produk kesehatan bagi masyarakat. Sehingga mutu dan kualitas kesehatan di Indonesia dapat meningkat dan menambah perlindungan finansial bagi asuransi yang ditujukan kepada masyarakat miskin ataupun yang tidak mampu. Policy Brief ini memberikan masukan agar pemerintah indonesia menambah pendanaan dalam mutu dan kualitas kesehatan di indonesia melalui beberapa opsi. Latar Belakang pembuatan Policy Brief : Indonesia adalah negara yang memiliki komitmen untuk menjaga kesehatan warga negaranya. Tetapi, komitmen Indonesia tidak sejalan dengan implementasi yang di tunjukan dari tahun ke tahun untuk meningkatkan mutu kesehatan warga negaranya. Seperti minimnya anggaran kesehatan yang di kucurkan pemerintah indonesia untuk meningkatkan kesehatan rakyatnya. Seperti yang diterangkan dalam Policy Brief yaitu, pemerintah Indonesia hanya mengucurkan 2% dari PDB negara untuk belanja kesehatan publik. Dan jika di total dengan swasta menjadi 3% dari PDB Indonesia. Rendahnya pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan memiliki hubungan dengan tingginya pengeluaran kesehatan pribadi. Fungsi asuransi dalam hal memberikan perlindungan finansial terjadi ketika cakupan peserta asuransi di Indonesia

description

fkm

Transcript of Analisa Policy Brief Adit

Nama : Muhammad Aditya Kurnia

NIM : 131000194

Analisa Isi Policy Brief Kesehatan

Policy Brief yang di tujukan kepada pemerintah Indonesia ini memfokuskan usaha pemerintah Indonesia untuk menaikan mutu kesehatan di Indonesia melalui peningkatan pendanaan dan pembenahan yang dilakukan di sektor kesehatan. Melalui 9 kebijakan, secara langsung pemerintah indonesia sudah dapat menambah anggaran belanja untuk produk kesehatan bagi masyarakat. Sehingga mutu dan kualitas kesehatan di Indonesia dapat meningkat dan menambah perlindungan finansial bagi asuransi yang ditujukan kepada masyarakat miskin ataupun yang tidak mampu. Policy Brief ini memberikan masukan agar pemerintah indonesia menambah pendanaan dalam mutu dan kualitas kesehatan di indonesia melalui beberapa opsi.Latar Belakang pembuatan Policy Brief :

Indonesia adalah negara yang memiliki komitmen untuk menjaga kesehatan warga negaranya. Tetapi, komitmen Indonesia tidak sejalan dengan implementasi yang di tunjukan dari tahun ke tahun untuk meningkatkan mutu kesehatan warga negaranya. Seperti minimnya anggaran kesehatan yang di kucurkan pemerintah indonesia untuk meningkatkan kesehatan rakyatnya. Seperti yang diterangkan dalam Policy Brief yaitu, pemerintah Indonesia hanya mengucurkan 2% dari PDB negara untuk belanja kesehatan publik. Dan jika di total dengan swasta menjadi 3% dari PDB Indonesia.

Rendahnya pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan memiliki hubungan dengan tingginya pengeluaran kesehatan pribadi. Fungsi asuransi dalam hal memberikan perlindungan finansial terjadi ketika cakupan peserta asuransi di Indonesia meningkat. Meski demikian, pengeluaran kesehatan pribadi di Indonesia masih tetap menjadi beban berat (relatif terhadap kemampuan membayar) bagi penduduk miskin, sehingga Indonesia masih belum dapat meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan bagi masyarakatnya.Dampak jika pemerintah Indonesia terus mempertahankan anggaran minim untuk mutu dan kualitas kesehatan di masyarakat : Pertumbuhan populasi di Indonesia pada tingkat 5 juta per tahun Populasi yang memasuki lanjut usia, dimana pada tahun 2025 populasi lansia hampir menjadi sekitar 23 juta jiwa dan memiliki dampak besar terhadap pendanaan kesehatan bagi lansia. Pergeseran profil penyakit dari penyakit menular (seperti TB) menjadi penyakit tidak menular (seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kanker). Kondisi ini memerlukan manajemen penyakit kronis berkelanjutan, bukan satu episode layanan kesehatan. Peningkatan biaya per orang menurut usia dan jenis penyakit prevalensi tinggi seperti stroke dan TB menunjukkan kenaikan sebesar 35% dalam 5 tahun mendatang. Ini menegaskan perlunya nilai premi asuransi untuk di naikan. Meningkatnya populasi kelas menengah yang mencapai hampir 100 juta jiwa pada tahun 2015, dimana mereka akan mengharapkan layanan kesehatan yang lebih berkualitas. Implikasi program asuransi yang akan memberikan peningkatan permintaan terhadap layanan kesehatan. Pada program Jamkesmas, pemanfaatan rawat jalan meningkat 106% dalam 5 tahun dan lebih dari 50% untuk pemanfaatan rawat inap. Jika pemerintah Indonesia tidak melakukan tindakan maka mutu dan kualitas kesehatan di indonesia akan semakin mundur dan tidak menunjukan peningkatan. Sehingga, pemerintah memerlukan kebijakan yang dapat langsung di implementasikan agar mendongkrak dana untuk belanja kesehatan bagi masyarakat.

Kebijakan yang ditawarkan dalam Policy Brief ini yang agar dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk menambah anggaran/dana dalam peningkatan mutu dan kualitas kesehatan :

Memberlakukan pajak (cukai) rokok baru yang dapat ditingkatkan setiap tahunnya selama 5 tahun ke depan, dan memanfatkan pendapatan cukai rokok untuk mendanai Kesehatan. Yaitu : agar masyarakat tidak hanya terpukau oleh produk rokok den mengalami penyakit, sehingga pemerintah harus jelih dan menaikan cukai rokok untuk pembelanjaan kesehatan Tetap memberlakukan kebijakan pengurangan subsidi energi, listrik, dan bahan bakar.Dan mengalokasikan untuk peningkatan belanja kesehatan.

Menghilangkan kebijakan batas maksimal Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada kelompok PNS maupun karyawan dan pemberi kerja swasta sektor formal. Agar pendanaan yang dihasilkan lebih banyak, sehingga seluruh pendapatan di kenai pajak.

Peningkatan premi (persen terhadap penghasilan hingga 2x lipat) untuk PNS. PNS masih memperoleh manfaat jaminan (baik farmasi dan akomodasi layanan rawat inap sesuai skenario manfaat jaminan yang kini berlaku). Membenahi efisiensi pada sistem kesehatan yang kini ada.

Peningkatan efisiensi dapat juga dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan praktek penyuapan dan korupsi. Meningkatkan efisiensi pada belanja farmasi.

konstruksi dan renovasi bangunan, dan kontrak Kemenkes untuk penelitian dan bentuk jasa lain. Banten dan Sumatera Utara tercatat sebagai dua propinsi dengan catatan terburuk pada tahun lalu (Halim, 2014). Membenahi alokasi belanja kesehatan pemerintah dalam skema BPJS Kesehatan. Ini merupakan bentuk pendanaan publik kesehatan yang pro masyarakat miskin.Kebijakan yang usulkan melalui Policy Brief tersebut merupakan kebijakan yang bersifat nyata dan dapat di implementasikan, kebijakan tersebut memanfaatkan dana yang selama ini masuk mengisi kas pemerintah dimana persentase dalam anggaran kesehehatan sangatlah minim sehingga untuk kedepannya akan menimbulkan impact bagi masyarakat indonesia itu sendiri.