Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

23
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI ANALISA BENTUK LAHAN ( STRUKTURAL, FLUVIAL, DENUDASIONAL ) OLEH : LEO AGUSTIAN 111 040 031 LABORATORIUM GEOMORFOLOGI JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITRAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Transcript of Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Page 1: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

L A P O R A N R E S M I

P R A K T I K U M G E O M O R F O L O G I

ANALISA BENTUK LAHAN

( STRUKTURAL, FLUVIAL, DENUDASIONAL )

OLEH :

LEO AGUSTIAN

111 040 031

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITRAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2005

Page 2: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

HALAMAN PENGESAHAN

Disusun ini diajukan sebagai syarat mengikuti Praktikum Geomorfologi selanjutnya

pada semester III tahun ajaran 2005 / 2006 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi

Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta.

Disusun oleh:

Leo Agustian

111040 031

Disahkan oleh:

ASSISTEN GEOMORFOLOGI

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITRAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2005

Page 3: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

ANALISA BENTUK LAHAN

A. BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

Dasar Teori

Struktur geologi yang kita kenal ada tiga, yaitu lipatan, sesar, kekar. Untuk mengenal

struktur geologi tersebut kita harus mengenal dan memahami sifat dari ketiganya. Bentukan

asal structural antara lain Blok sesar, gawir sesar pegunungan antiklin, perbukitan antiklin,

perbukitan sinklin, pegunungan monoklin, perbukitan monoklin, pegunungan dome ( kubah),

dataran tinggi (plateu), cuesta, hogblack, bentuk seterika (flat iron), lembah antiklin, lembah

sinklin jembah subsekuen, perbukitan lipatan kompleks.

Penafsiran Struktur Geologi

Pada dasarnya strutur geologi (lipatan, sesar, kekar) dapat ditafsirkan keberadaanya

melalui pola atau sifat garis kontur pada peta topografi. Lapisan horizontal dicirikan oleh

permukaan yang datar dengan garis kontur yang jarang, tebing – tebingnya biasanya terjal,

bervariasi atau berundak (tergantung resistensi batuannya) dengan pola kontur yang

menyesuaikan dan relatif sama.

Struktur lipatan, unsure – unsure yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui

dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan atau

kemiringan lapisan batuan pada peta topografi akan berlawanan dengan kenampakan

kerapatan konturnya, dimana lapisan miring dicirikan oleh adanya gawir – gawir trjal

(ditunjukkan dengan pola kontur yang rapat) yang memotong lapisan. Arah kemiringan

lapisan batuan searah dengan kemiringan landai dari topografinya (biasanya diperlihatkan

dengan punggungan yang landai). Hal ini pada peta topografi ditinjukkan dengan garis kontur

yang renggang.

Kemiringan satu arah ditunjukkan dengan kemiringan lapisan batuan yang mengarah /

menuju pada pola kontur / daerah landai. Kemiringan dua arah (lipatan), mempunyai arah

kemiringan lapisan batuan yang berlawanan. Kemiringan tiga arah (lipatan menunjam),

mempunyai tiga arah kemiringan lapisan batuan yang berbeda. Kemiringan kesegala arah,

mempunyai arah kemiringan lapisan batuan kesegala arah, misalnya dome, gunung api.

Page 4: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Struktur sesar, dapat ditafsirkan dari peta topografi dengan ditandai oleh kenampakan –

kenampakan sebagai berikut : pola kontur yang panjang lurus dan rapat, arah aliran sungai

yang membelok secara tiba – tiba dan menyimpang dari pola arah umum, jajaran triangular

facet, jajaran mata air, Off – set morfologi, pelengkungan kelurusan.

Struktut kekar, struktur ini pada peta topografi ditandai oleh adanya kelurusan gawir,

lembah bukit dan celah – celah. Dapat pula dilihat dari pola perkembangan sungainya.

Prinsip – Prinsip yang digunakan

a. Prinsip – prinsip struktur geologi.

b. Prinsip – prinsip sifat garis kontur.

c. Prinsip – prinsip hubungan antara morfologi yang terbrntuk dengan resistensi batuan

dan struktur geologi.

B. BENTUKAN ASAL FLUVIAL

Pendahuluan

Bentukan asal fluvial antara lain : dataran banjir, dataran alluvial, kipas alluvial,

sungai berkelok – kelok (Meandering), gosong sungai, sungai teranyam, dsb. Proses fluvial

ini bersifat merusak dan membangun. Proses yang merusak ini meliputi pelapukan, erosi dan

denudasi hingga transportasi dan mengakibatkan terbentuknya bentuk lahan yang berupa

lembah – lembah sungai. Proses yang brsifat konstruktif meliputi proses transportasi hingga

sedimentasi dan membangun bentuk – bentuk positif hasil sedimentasi. Pada akhir proses

tersebut akan membentuk suatu dataran.

Didalam proses geologi maupun geomorfologi, air memegang peranan penting karena

kemampuan sebagai proses pelapukan, erosi yang dapat mengukir permukaan bumi, media

transportasi dan proses sedimentasi. Aliran permukaan dapat menyebabkan terjadinya erosi

dan berkembang dari bentukan splash erosion, rill erosion, gulley erosion, valley erosion dan

sheet erosion.

Page 5: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Bentuk Erosi Oleh Air

Splash erosion, erosi ini umumnya terjadi pada daerah yang beriklim sedang atau tropis.

Terjadi pada waktu hujan jatuh ke permukaan bumi dan mampu mengadakan benturan tau

pukulan – pukulan sehingga mampu membentuk relief berupa lubang – lubang.

Rill Erosion yaitu perluasan dari splash erosion yang berhubungan dengan cekungan yang

berbentuk linier, sedikit mengalami pembelahan atau pengembangan. Rill erosion ini

merupakan awal terbentuknya sungai (initial river), erosi ini umumnya terdapat pada daerah

dengan kemiringan lereng lebih besar dari 18o.

Gulley erosion, suatu prngrmbangan rill erosion atas dasar terjadinya perkembngan lembah

yang bersifat melebar kearah samping (widen valley).

Valley Erosion, merupakan kegiatan erosi hasil pertemuan gulley erosion dengan proses

meander berjalan sangat kompleks bahkan sedimentasinya berjalan dengan sangat hebat.

Gulley erosion merupakan perkembangan lembah, ada dua yaitu pemanjangan yang berasal

rill lembah dan pelebaran lembah.

Sheet Erosion, merupakan pertemuan dengan valley erosion dengan proses deepen of valley

yang dipengaruhi oleh sedimentasi secara efektif diangkut oleh aliran berkembang pada suatu

tempat mengalirnya air secara alamiah dengan membentuk pola tertentu yang disebut dengan

sungai.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi

a. Kuantitas atau volume air yang mengalir dipermukaan.

b. Jenis batuan atau tanah.

c. Topografi atau kemiringan lereng.

d. Kuantitas vegetasi penutup (convered vegetation).

e. Peran manusia (artefak).

Page 6: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

PEMBAHASAN

Pada acara praktikum kali ini membahas tentang jenis – jenis bentuk lahan (structural,

fluvial, denudasional). Lithologi daripada lahan structural yaitu terbentuk dari batuan yang

resisten yang merupakan batuan yang berbutir kasar. Faktor pengontrol disini ada dua macam,

endogen dan eksogen. Dari endogen ini terjadi karena pengangkatan sehingga daerah daerah

yang satu dengan yang lain berbeda. Sedangkan dari eksogen ini terjadi erosi. Bentukan asal

fluvial ini terjadi karena proses - proses yang antara lain proses yang bersifat merusak dan

membangun,

Disamping itu masih ada pembahasan yang lain, yaitu menentukan kemiringan lereng

(landai, curam, dll), ini bisa dilihat dari topografi pada daerah tersebut dimana factor yang

berperan disi adalah kontur. Kita bisa lihat langsung dari peta, dimana bila kontur tersebut

agak renggang bisa kita tarik kesimpulan daerah tersebut landai, karena ketinggian dari

daerah tersebut relatif hampir sama, sebaliknya jika kontur rapat menunjukkan daerah tersebut

curam / terjal. Setelah analisa diatas diketahui jenis kemiringan lerengnya, kemudian langkah

selanjutnya kita cari struktur geologi apa saja yang berkembang di daerah tersebut (lipatan,

sesar, kekar). Untuk mengenal struktur geologi tersebut itu harus mengenal dan memahami

sifat dari ketiga struktur tersebut

Selanjutnya kita menetukan jenis morfologi daerah tersebut, jenis morfologi ini

meliputi dataran, lembah, lereng, pegunungan, perbukitan. Untuk menentukan daerah –

daerah tersebut kita tidak lepas dari prinsip – prinsip sifat garis kontur. Dataran disini di

cirikan dengan adanya kontur yang relair renggang dengan ketinggian yang hampir sama.

Lembah, dimana kontur disini hampir sama dengan daerah gunungan, kita bisa membedakan

dengan melihat titik ketinggain dari daerah disekitarnya. Sedangkan lereng dicirikan dengan

keadaan kontur yang lumayan rapat. Pegunungan dengan keadaan kontur yang rapat dan

kerapatan ini agak memanjang. Perbukitan disini hampir sama dengan pegunungan, tetapi

keduanya tidak sama.

Langkah selanjutnya yaitu menetukan tingkat resistensi batuan. Tingakta resistensi

batuan antara daerah yang tinggi (pegunungan, perbukitan) berbeda dengan resistensi batuan

yang berada didaerah dataran / rendahan. Hal ini terjadi karena di daerah yang rendahan /

dataran rendah ini merupakan daerah hasil pengendapan, umumnya daerah ini di dominasi

oleh batuan sedimen. Berbeda dengan daerah yang tinggi / pegunungan, kebanyakan disini di

dominasi oleh batuan beku tetapi itu tidak semuanya.

Page 7: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Setelah analisa semuanya selesai, kita sekarang bisa menetukan jenis bentuk lahannya.

Bentuk lahan disini mempunyai cirri – cirri yang berbeda – beda dan mempunyai karateristik

yang beda juga. Misal bentuk lahan fluvial, bentuk lahan ini antara lain dataran banjir, kipas

alluvial, sungai berkelok – kelok dan sebagainya. Dan bentuk lahan dari lahan structural

meliputi blok sesar, gawir sesar pegunungan antiklin, perbukitan antiklin, pegunungan sinklin

dan sebagainya masih banyak lagi.

Page 8: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

KESIMPULAN

Analisa bentuk lahan structural adalah analisa yang disebabkan oleh struktur geologi.

Dalam hal ini adalah antiklin, sinklin, sesar, kekar, rekahan dan perbukitan. Berdasarkan

keadaan topografi pola kontur menunjukkan keadaan untuk jenis – jenis morfologi, resistensi

batuan dan bentuk asal atau bentuk lahan. Pola kontur yang rapat menunjukkan bahwa daerah

tersebut adalah gawir dimana di daerah ini punya resistensi batuan yang kuat. Kemiringan

satu arah menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah dome, oleh karena itu pola kontur dalam

peta topografi sangat menetukan dalam pemilahan – pemilahan atau pembagian Analisa

bentuk lahan.

Jenis pada daerah ini berbeda – beda satu dengan yang lainnya, hal ini disebabkan

oleh perbedaan bentuk relief permukaan bumi, bentuk tersebut antara lain perbukitan,

punggungan, lembah dataran dan lereng.

Page 9: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Keterangan Jenis Morfologi :

Dataran

Lereng

Perbukitan

Punggungan

Lembah

Antiklin

Sinklin

Sayatan B – B’

Page 10: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Keterangan Resistensi Batuan :

Kuat

sedang

Lemah

Sayatan C – C’

Page 11: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Keterangan Bentuk Asal :

Struktural

Fluvial

Denudasainal

Sayatan D – D’

Page 12: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Keterangan :

Kontur

Sungai

Titik Ketinggian

Sayatn A – A’

KATA PENGANTAR

Page 13: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum

GEOMORFOLOGI..Dengan rahmat-Nya pula praktikan dapat menyelesaikan laporan dengan

baik dan tepat waktu.

Praktikan mengucapkan terima kasih kepada asisten pembimbing yang telah banyak

membantu serta membimbing kami dalam melaksanakan praktikum, serta praktikan

mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan atas kerjasamanya.

Praktikan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu praktikan tidak menutup diri untuk menerima kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak demi kelengkapan laporan praktikum ini

berikutnya.

Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bukan hanya

pribadi tapi untuk orang lain yang tidak mengerti tapi dengan melihat sekilas mereka dapat

tertarik, untuk membacanya

Yogyakarta 12 oktober 2005

.I Maksud dan Tujuan

Page 14: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

1. Agar mampu membuat peta bentuk lahan

2. Dapat mengenal dari pada macam dari peta bentuk lahan

3. Dapat membuat peta geomorfologi

4. Dapat membuat peta resistensi batuan

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Page 15: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I Pendahuluan

I.I Maksud dan Tujuan

I.II Dasar Teori

BAB II. Pembahasan

II.I Peta Bentuk lahan

Peta sungai

Peta geomorfolgi

Peta resistensi batuan

Kesimpulan

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional

Katili,J.A. 1989.Geologi Indonesia

Van Bemelen,R.W.1970.The Geology Of Indonesia,Vol IA.The hague

Asikin, sukendar.Geologi Struktur Indonesia.geologi ITB.

Page 17: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional
Page 18: Analisa Bentuk Lahan Struktural Fluvial, Denudasional