analgetika

download analgetika

of 22

description

a

Transcript of analgetika

  • MAKALAH KIMIA FARMASI TENTANG OBAT-

    OBAT GOLONGAN ANALGETIKA ( NARKOTIKA,

    ANTIPIRETIKA, DAN ANTISPASMODIK )

    DISUSUN OLEH :

    Ahmad piki

    Della jenisa

    Evilianti

    Lisna

    Oktarina dewi

    Rio renaldi

    Sri putri andini

    Zie-zie mutia

    TAHUN PELAJARAN 2013/2014

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kita

    berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa

    keberkahan, baik kehidupan alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,

    sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai-hambanya yang berada di jalan-

    Nya.

    Terimakasih sebelum dan sesudahnya kepada semua pihak yang telah banyak

    membimbing, menasehati penulis dalam bersikap yang baik dalam menuntut ilmu dan

    memberikan banyak pengajaran dalam menyelesaikan tugas yang beliau berikan kepada

    penulis selama ini dan orang tua yang telah memberikan motivasi untuk dapat lebih semangat

    dalam meraih cita-cita yang diinginkan oleh penulis serta teman-temans ekalian yang tela

    hmembantu baik bantuan moril maupun materil, sehingga makalah ini dapa tterselesaikan

    dalam waktu yang di tentukan.

    Penulis menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangan, baik dari segi bahasa maupun dalam

    pengkonsolidasian kepada dosen sertateman-teman sekalian, yang kadang kalaanya menuruti

    egois pribadi, untuk itu besar harapan penulis jika ada kritik dan saran yang membangun

    untuk lebih menyempurnakan makalah ini di lain waktu, agar pengembangan tata bahasa

    penulis lebih baik lagi dan juga hal-hal yang diangkat dalam menyelesaikan makalah ini tidak

    secara gegabah ataupun egois semata.

    Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini adalah, mudah-mudahan apa yang

    penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman serta orang lain yang ingin

    membaca dan menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan

    dalam menambah referensi yang telah ada dan dapat memberikan manfaat bagi yang

    membaca untuk dapat menjadi acuan bahan diskusi dan dapat mengembangkan kreatifitas

    bagi mahasiswa.

    Pangkalpinang, 12 september 2013

    penulis

  • 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

    DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

    A. Latarbelakang ...................................................................................................... 4

    B. Identifikasimasalah .............................................................................................. 4

    C. Tujuan ................................................................................................................... 4

    BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................ 5

    BAB III. PENUTUP .......................................................................................................... 21

    A. Kesimpulan ............................................................................................................ 21

    B. Saran ...................................................................................................................... 21

    BAB IV. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Analgetika (Obat Penghilang rasa nyeri) ialah obat yang digunakan untuk

    mengurangi/ menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan

    sebagainya. Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Antispasmodik

    adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang otot di usus. Analgetik

    dapat meringankan rasa nyeri Tanpa menghilangkan kesadaran penderita. Karena khasiat

    dari obat analgetika ini dapat mengurangi rasa sakit/ nyeri, maka obat analgetika ini

    menjadi sangat populer dan disenangi oleh masyarakat, meskipun tidak dapat

    menyembuhkan/menghilangkan penyakit dari penyebabnya.

    Obat analgetik,antipiretik,dan antispasmodik merupakan suatu kelompok obat yang

    heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.Walaupun demikian, obat-

    obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.

    Karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai sifat-sifat dari obat golongan

    analgetik,baik dari struktur kimianya, pengaruh terhadap lingkungan maupun cara

    pembuatan obat itu sendiri.

    B. Identifikasi maslaah

    Bagaimana struktur kimia dari senyawa obat analgetika?

    Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap senyawa-senyawa obat analgetika?

    Bagaimana sifat obat golongan analgetika?

    Bagaimana cara pembuatan obat golongan analgetika?

    C. Tujuan

    Mengetahui sifat-sifat obat, struktrur kimia,pengaruh lingkungan,dan cara pembuatan

    obat-obat analgetika

    Mempelajari macam-macam senyawa obat analgetika

    Mempermudah mahasiswa dalam mengenal senyawa-senyawa obat anlalgetika

  • 5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Analgetika adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif,

    digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja

    dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.Rasa nyeri dalam kebanyakan hal

    hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi dan memberikan tanda

    bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam tubuh,seperti peradangan (rematik,

    encok), infeksi-infeksi kuman atau kejang-kejang otot. Penyebab rasa nyeri adalah

    rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan-

    kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator

    nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir, atau jaringan-

    jaringan (organ-organ) lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris

    keSistem Saraf Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke

    pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri.

    Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan

    tubuh yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara

    memindahkan stimulus nyeri. Dengan kata lain, nyeri pada umumnya terjadi akibat adanya

    kerusakan jaringan yang nyata.

    Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran

    nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron, dan sel

    saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang

    menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak.Reseptor-

    reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia

    tubuh.Reseptor-reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.Mediator

    nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor

    nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jarigan lainnya. Nociceptor ini terdapat

    diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat.Dari sini rangsangan

    disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang

    amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak

    tengah.Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls

    dirasakan sebagai nyeri.Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-

    zat kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p, dan

    enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan

    impuls ke otak (Torrance & Serginson, 1997).

  • 6

    Berdasarkan pembagian senyawa analgetika, senyawa ini dibagi menjadi beberapa

    macam,antara lain :

    1. Analgetika narkotika dan non-narkotika

    Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetika dan hipnotik (hipnotik =

    menyebabkan kesadaran berkurang seperti bermimpi indah, dalam istilah sehari hari

    disebut fly). Yang dimaksud analgetika narkotika ini ialah alkaloid golongan

    opium, misalnya morfina, meperidin, metadon dan sebagainya. Alkaloid golongan

    opium ini diperoleh dari tumbuhan tumbuhan golongan Papaver somniferum.

    Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, golongan

    obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang

    hebat. Meskipun terbilang ampuh, jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan

    ketergantungan pada pemakai. Obat Analgetik Narkotik ini biasanya khusus

    digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah tulang dan

    penyakit kanker kronis.

    Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat

    kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat. Umumnya mengurangi kesadaran (sifat

    meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat

    mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan

    fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan.

    Karena bahaya adiksi ini, maka kebanyakan analgetikasentral seperti narkotika

    dimasukkan dalam Undang-Undang Narkotika dan penggunaannyadiawasi

    denganketat oleh Dirjen POM.

    Untuk obat-obat analgetik narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:

    a. Morfina.

    Daya penghilang rasa nyeri morfin jauh lebih besar dari pada codeina. Sifat

    analgetika dari morfina berdasarkan penekanannya pada susunan saraf sentral yang

    disertai dengan perasaan nyaman, menghambat pernafasan dan dapat menyembuhkan

    batuk.

    Penggunaannya; Untuk mengobati rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan

    analgetika antipiretika, misalnya pada kanker, menahan rasa sakit pada waktu operasi

    dan sebagainya.

  • 7

    Kerja ikutannya; dapat mengakibatkan sembelit yang hebat, perasaan mual dan

    muntah muntah, alergi (gatal gatal) dan yang terutama adalah mengakibatkan

    gatal gatal.

    Morfina tak boleh diberikan kepada penderita radang hati atau asma, karena

    morfina menekan pusat pernafasan. Juga tak boleh diberikan kepada bayi. Pemberian

    morfina kepada orang tua dan anak anak harus hati hati, sebab mereka sangat

    peka.

    Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat diabsorsi melalui kulit luka.

    Morfin dapat diabsorpsi usus, tetapi efek analgesik setelah pemberian oral jauh lebih

    rendah daripada efek analgesik yang timbul setelah pemberian parenteral dengan

    dosis yang sama. Setelah pemberian dosis tunggal, sebagian morfin mengalami

    konyugasi dengan asam glukoronat di hepar, sebagian dikeluarkan dalam hasil

    ekskresi.Morfin yang terkonyugasi ditemukan dalam empedu.Sebagian yang sangat

    kecil dikeluarkan bersama cairan lambung.

  • 8

  • 9

    b. Metadone

    Mempunyai efek analgesik mirip morfin, tetapi tidak begitu menimbulkan efek

    sedatif. Dieliminasi dari tubuh lebih lambat dari morfin (waktu paruhnya 25 jam) dan gejala

    withdrawal-nya tak sehebat morfin, tetapi terjadi dalam jangka waktu lebih lama.

    Diberikan secara per oral, injeksi IM, dan SC.Diindikasikan untuk analgesik pada nyeri hebat,

    dan juga digunakan untuk mengobati keterganungan heroin.

    c. Meperidin (petidin)

    Menimbulkan efek analgesik, efek euforia, efek sedatif, efek depresi nafas dan efek samping lain

    seperti morfin, kecuali konstipasi.Efek analgesiknya muncul lebih cepat daripada morfin, tetapi durasi

    kerjanya lebih singkat, hanya 2-4 jam.Diindikasikan untuk obat praoperatif pada waktu anestesi dan

    untuk analgesik pada persalinan.

  • 10

    d. Fentanil

    Merupakan opioid sintetik, dengan efek analgesik 80x lebih kuat dari morfin, tetapi depresi

    nafas lebih jarang terjadi.Diberikan secara injeksi IV, dengan waktu paruh hanya 4 jam dan

    dapat digunakan sebagai obat praoperatif saat anestesi.

    Tabel contoh analgetik narkotika lainnya

    Nama obat Efek analgesik Cara pemberian dan

    Durasi kerja

    Indikasi

    Morfin Mengurangi persepsi nyeri

    di otak (meningkatkan

    ambang nyeri), mengurangi

    respon psikologis terhadap

    nyeri (menimbulkan

    euforia), dan menyebabkan

    mengantuk/tidur (efek

    sedatif) walau ada nyeri.

    Diberikan secara per

    oral, injeksi im, iv,

    sc, dan per rektal,

    durasinya rata-rata 4-

    6 jam.

    Diindikasikan untuk

    nyeri berat yang tak

    bisa dikurangi

    dengan analgesik

    non-opioid atau obat

    analgesik opioid lain

    yang lebih lemah

    efeknya.

    Metadon Mempunyai efek analgesik

    mirip morfin, tetapi tidak

    begitu menimbulkan efek

    sedatif. Dieliminasi dari

    tubuh lebih lambat dari

    morfin (waktu paruhnya 25

    jam) dan gejala withdrawal-

    nya tak sehebat morfin,

    tetapi terjadi dalam jangka

    waktu lebih lama.

    Diberikan secara per

    oral, injeksi IM, dan

    SC

    Diindikasikan untuk

    analgesik pada nyeri

    hebat, dan juga

    digunakan untuk

    mengobati

    keterganungan

    heroin.

  • 11

    Meperidin

    (petidin)

    Menimbulkan efek

    analgesik, efek euforia, efek

    sedatif, efek depresi nafas

    dan efek samping lain

    seperti morfin, kecuali

    konstipasi.

    Efek analgesiknya

    muncul lebih cepat

    daripada morfin,

    tetapi durasi kerjanya

    lebih singkat, hanya

    2-4 jam.

    Diindikasikan untuk

    obat praoperatif pada

    waktu anestesi dan

    untuk analgesik pada

    persalinan.

    Fentanil Merupakan opioid sintetik,

    dengan efek analgesik 80x

    lebih kuat dari morfin, tetapi

    depresi nafas lebih jarang

    terjadi.

    Diberikan secara

    injeksi IV, dengan

    waktu paruh hanya 4

    jam dan dapat

    digunakan sebagai

    obat praoperatif saat

    anestesi.

    Obat Analgetik Non-Narkotik tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.

    Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, yang

    mengakibatkanvasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan

    disertai keluarnya banyak keringat.

    Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai berikut:

    a. salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat b. Derivat-derivat p-aminofenol:fenasetin dan parasetamol c. Derivat-derivat pirozolon:antipirin,aminofenazon, dipiron, fenilbutazon danturunan-

    turunannya

    d. Derivat-derivat antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam nifluminat.

    Efek-efek samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus,

    kerusakandarah, kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek

    samping initerutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka sebaiknya

    janganmenggunakan analgetika ini secara terus-menerus.

    Untuk obat-obat analgetik non-narkotika terbagi dalam beberapa golongan, yaitu:

    1. Golongan Salicylates, contoh obatnya:

    a. Aspirin/asetosal

    Mempunyai kemampuan menghambat biosintesis prostaglandin.Kerjanya

    menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel, pada dosis yang tepat,obat

    ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, pada

    dosis yang biasa efek sampingnya adalah gangguan lambung .Efek ini dapat

    diperkecil dengan penyangga yang cocok ( misalnya, minum aspirin bersama

    makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid).

  • 12

    b. Salisilamid

    Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek analgesic dan

    antipiretik mirip asetosal, walaupun dalam badan salisilamid tidak diubah menjadi

    salisilat.Efek anlgesik antipiretik salisilamid lebih lemah daripada salisilat, karena

    salisilamid dalam mukosa usus mengalami metabolism lintas pertama, sehingga

    hanya sebagian salisilamid yang diberikan masuk sirkulasi sebagai zat aktif.Obat ini

    mudah diabsorpsi usus dan cepat didistribusi ke jaringan. Obat inimenghambat

    glukoronidasi obat anlagesik lain di hati misalnya Na salisilat dan asetaminofen,

    sehingga pemberian bersama dapat meningkatkan efek terapi dan toksisitas obat

    tersebut. Salisilamida adalah turunan dari asam salisilat, sering dikombinasi dengan

    parasetamol dan kofeina. Merupakan analgetika yang daya kerjanya kurang kuat bila

    dibandingkan dengan asetosal, tetapi banyak dipakai karena sifatnya tidak terlalu

    asam, sehingga tidak menimbulkan radang dan pendarahan pada lambung.Dosis;

    dewasa (oral 3 X sehari 500 mg)

    c. Diflunisial

    Obat ini merupakan derivate difluorofenil dari asam salisilat, tetapi dalam tubuh

    tidak diubah menjadi asam salisilat.Bersifat analgesic dan anti-inflamasi tetapi

    hampir tidak bersifat antipiretik.Obat ini juga berperan dalam penghambatan

    prostaglandin melalui penghambatan enzim COX.

    2. Golongan para Aminophenol, Contoh Obatnya :

    a. Acetaminophen,

    adalah metabolit dari fenasetin. Untuk Fenasetin, tidak digunakan lagi dalm

    pengobatan, karena penggunaannya dikaitkan dengan terjadinya anemia hemolitik,

    dan mungkin kanker kandung kemih. Obat ini menghambat prostaglandin yang

    lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna.

    Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri

    kepala,mialgia,nyeri pasca persalinan dan keadaan lain. Efek samping kadang-

    kadang timbul peningkatan ringan enzim hati.

  • 13

    Farmakodinamik

    Efek analgesic paracetamol serupa dengan salisilat, yaitu menghilangkan atau

    mengurangi nyeri ringan sampai sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan

    mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.Efek

    antiimflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan

    sebagai antireumatik.Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang

    lemah.PG dihambat akibat adanya penghambatan enzim COX.

    3. Golongan Pyrazolone dan Derivatnya

    Dalam kelompok ini termasuk dipiron, antipirin, dan aminopirin. Antipirin (fenazon)

    adalah 5-okso-1-fenil-2,3-dimetilpirazolidin. Aminopirin (amidopirin) adalah derivate

    4-dimetilamino dari antipirin.Dipiron adalah derivate metansulfonat dari aminopirin

    yang larut baik dalam air dan dapat diberikan dalam suntikan.Selain itu, masih ada

    derivate dipiron yaitu methampiron (antalgin) yang banyak digunakan/tersedia dalam

    bentuk suntikan atau tablet.Saat ini antipirin dan aminopirin tidak dianjurkan digunakan

    lagi karena lebih toksik daripada dipiron.Obat ini berperan dalam penghambatan

    prostaglandin melalui penghambatan enzim COX.Nama lain dari piramidon ialah

    amidopirin, aminopirin. Piramidon ini sangat berkhasiat untuk melawan demam yang

    tinggi dan radang. Nama lain dari novalgin adalah Antalgin, dipiron, sangat berkhasiat

    sebagai analgetik dan spesmolitik 9melawan kejang), maka sering digunakan untuk

    mengobati (mengurangi) rasa sakit pada masa haid, sakit kepala, sakit encok dan lain

    lain. Pada penggunaan yang lama baik novalgin maupun piramidon dapat

    mengakibatkan agranulositosis (yaitu lenyapnya butir butir darah putih di dalam

    darah).

    Karena kerja ikutannya yang cukup besar dan membahayakan itu, maka obat obat ini

    hanya boleh dibeli dengan resep dokter.

    Dosis dewasa; 3 x sehari 100 mg (oral) untuk piramidon

    3 x sehari 100 mg (oral) untuk novalgin

    Karena obat obat analgetika umumnya mempunyai kerja ikutan yang cukup

    membahayakan kesehatan masyrakat, maka pada obat obat paten yang dibuat oleh

    pabrik sering dikombinasikan dengan obat analgetika lain. Tujuannya selain untuk

    mengurangi kerja ikutan juga untuk memperbesar daya analgetikanya.Contoh obat

    obat analgetika yang dikombinasi:

  • 14

    1. Kombinasi antara analgetika dengan analgetika (Novalgin dan Piramidon).

    Misalnya pada tablet Gardan.

    2. Kombinasi antara analgetika dengan sedativa-hypnotika (Veronal dan

    Piramidon). Misalnya pada tablet Veramon.

    3. Kombinasi antara analgetika dengan analeptika (Salisilamida, Parasetamol dan

    Coffein). Misalnya pada tablet Refagan.

    4. Kombinasi antara analgetika dengan zat antihistamin, terutama untuk

    mengurangi gejala gejala pada influenza(flu). Misalnya:

    Tablet Inza (isinya Parasetamol + antihistamin + cofeina)

    Tablet Decolgen (isinya Parasetamol + antihistamin + vitamin C)

    2. Analgetika antipiretika

    Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh.Pada keadaan demam,

    thermostat di hipotalamus terganggu, menyebabkan suhu tubuh meningkat. Obat

    analgetika-antipiretika bekerja mengembalikan fungsi thermostat ke suhu tubuh normal,

    dengan cara rangsangan pusat pengatur kalor di hipotalamus. Sehingga terjadi vasodilatasi

    perifer dikulit danpengeluaran kalor disertai keluarnya banyak keringat.

    Berdasarkan struktur kimianya obat analgetika-antipiretika dibagi menjadi dua kelompok

    yaitu :

    A. Turunan anilin dan para aminofenol

    Turunannya seperti acetaminofen,asetanilid, dan fanasetin,mempunyai aktivitas

    analgesik-antipiretik sebanding dengan aspirin,tetapi tidak mempunyai efek antiradang

    dan antirematik. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri

    pada otot atau sendi, dan obat penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang

    dittimbulkan antara lain adalah methoglobin dan hepatotoksik.

    Anilin mempunyai efek antifiretik cukup tinggii tetapi toksisitasnya juga besar karena

    menimbulkan methemoglobin suatu bentuk hemoglobin yang tidak berfungsi sebagai

    pembawa oksigen.pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih besar

    menyebabkan pembentukan methemoglobin dan mempengaruhhi jantung

  • 15

    B. Turunan 5-pirazolon

    Turunannya seperti antipirin, amindopirin dan metampiron,aspirin. Turunan

    ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan nyyeri kepala,nyeri spasma

    usus, ginjal, saluran empedu, dan urin,neuralgia, migrain, dismenorhu,nyeri gigi,dan

    nyeri rematik. Efek samping yang ditimbulkan oleh turunan 5-pirazolon adalah

    agranulositosis,yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal. Di pasaran

    piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin. Obat ini amat manjur

    sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui

    menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih),

    karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep

    dokter.

    Antipirin (fenazon) mempunyai aktivitas analgesik hampir sama dengan

    asetanilid dengan awal kerja yang lebih cepat. Efek samping agranulosistisnya cukup

    besar sehingga besar sehingga sekarang tidak lagi digunakan untuk pemakain

    sistemik. Antipirin mempunyai efek paralitik pada syaraf sensori dan motorik

    sehingga digunakan untuk anestesi setempat dan vasokontriksi pada pengobatan

    rinitis dan laringitis dosis : 5-15%

    Amidopirin (pyramidon,aminopirin,aminofenazon) mempunyai aktivitas

    analgesik serupa dengan antipirin ,awal kerjanya lebih lambat dan masa kerjanya

    lebih panjang.adsorbsi obat dalam saluran saluran cerna cepat,dan kurang lebih 25-

  • 16

    30%. Efek sampingnya cukup besar dan berakibat fatal sehingga sekarang tidak lagi

    digunakan.

    Metampiron NA (metamizol Na,antalgin,novalgin,dipiron) merupakan

    antipiretik yang cukup populer di indonesia.adsorbsinya sangat cepat dan cepat

    termetabolisme di hati. Efek samppingnya sangat berat sehingga di larang beredar di

    amerika serika,inggris,jepang,dan australia. Dosis : 500 mg 4dd

    Profifenazon ( isopiriin,larodon) digunakan terutama sebagai antirematik. Senyawa

    dapat menimbulkan spasma pada otot bergaris dan penggunaannya sering di

    kombinasi dengan obat analgesik lain. Dosis : 500mg 4dd

    Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini

    digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada

    anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam

    penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak

    boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.

    Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika

    digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM

    (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan

    kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa

    sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang

    persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap

    menggunakan analgesik narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat

    untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya

    di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan

    ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.

    Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga

    untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara

    bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

  • 17

    3. Antispasmodik

    Antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan kejang

    otot di usus yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya

    Antiantikolinergik dengan efek antispasmodik bekerja secara antagonis kompetitif

    dengan asetilkolin pada reseptor muskarinikdalam kelenjar eksokrin dan otot

    polos,sehingga mmengahambat syaraf para simpetik,mengurangi sekresi dan pergerakan

    saluran cerna.antikoligernik digunakan sebagai pramedikasi pada anestesi. Antispasmodik

    dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

    a. Alkaloida solanaceae dan turunannya

    Fungsinya sebagai pemblok kolinergik. Atropin sulfat memiliki efek midriatik

    karena menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata,digunakan untuk obat mata

    pada peradangan dan luka karena kornea dan iris. Dosis setempat pada

    konjungtiva mata : larutan 0.5-1%,1 tetes 1-3 dd.

    Homatropin HBr mempunyai efek midriatik serupa dengan atropin yaitu

    menyebabkan paralisis otot siliari dan iris mata. Homtropin digunakan untuk

    pengobatan keradangan mata dan luka pada kornea atau iris. dosis : larutan 1-2% ,

    1 tetes 2-3dd.

    Hiosiamin sulfat mempunyai efek perangsang sistem syaraf pusat lebih rendah

    dan aktifitas perifer lebih tinggi dibanding atropin. Digunakan untuk meringankan

    spasmae atau kolik saluran uroginetal dan tukok lambung. Dosis oral : 0,125-

    0,250 mg 3-4 dd.

    Hiosin Br dapat ,menimbulkan efek narkootik atau sedatif dan bekerja sebagai

    penekan syaraf parasimpatik sebanding dengan atropin.digunakan sebagai

    antikolinergik dapat diberikan secara parenteral.setempat pada mata dan secara

    oral.dosis larutan : 0,25%,1 tetes 3dd. Dosis oral : 0,4-0,8 mg 1dd

  • 18

    b. Senyawa amonium kuartener sintetik

    Senyawa turunan ini mudah terionisasi sehingga sukar menembus sawar

    darah-otak dan tidak menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.

    Butropiumbromida (coliopan) adalah senyaawa parasimpatolitik turunan

    hiosiamin. Bekerja sebagai antispasmodik dengan menurunkan tonus dan

    pergerakan saraf otot polos saluran cerna dengan cara memblok reseptor

    asetilkolin pada ujung saraf. Butropium juga menghambat sekresi asam lambung

    dan mempunyai efek antitukak lambung.

    Diponium bromida mmerupakan antispasmodik yang berhubungn dengan

    saluran empedu, ginjal dan uroginetal.

    Fenpiverinium bromida merupakan antispasmodik yang berhubungan

    empedu,giinjal dan saluran cerna,diare kolitis dan tukak kolon.

    Mefenzolat bromida digunakan untuk mengurangi rasa nyeri kerena kram

    pada bagian bawah saluran cerna, diare, dan tukak kolon.

    Pipenzolat bromida berhubungan dengan jantung dan pilorus.

    Pivetanat etobromida (panpurol), tiemonium metil sulfat, timepidium bromida,

    paletamat bromida, pripinium bromida digunakan untuk nyeri saluran cerna.

  • 19

    c. Senyawa amin tersier sintetik

    Heksahidro adifenin HCl, disiklomin HCl, papaverin, mebeverin HCl, alverin

    sitrat, pramiverin mempunyai efek spasmolitik digunakan untuk nyeri saluran

    cerna.

    Mekanisme kerja belum diketahui secara pasti. Tetapi mempengaruhi relaksasi

    otot polos endogen. Efek samping golongan ini antara lain adalah

    ketidaknyamanan abdominal, mual, diare, konstipasi, dan mengantuk.

  • 20

  • 21

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. Obat analgetik golongan narkotika ketika dikonsumsi tidak sesuai dengan aturan atau

    penempatan pemakaiaan mengakibatkan ketagihan dan merusak kesehatan masyarakat,

    maka pemakaian obat ini diatur oleh undang undang dan diawasi ketat oleh

    pemerintah.

    2. Obat analgetik golongan antipiretik penggunaanya harus sesuai petunjuk dokter karena

    apabila dikonsumsi dengan dosis berlebih dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati

    dan ginjal

    3. Obat golongan analgetik antispasmodik penggunaannya harus sesuai petunjuk

    pemakaian,karena apabila disalahgunakan dapat mengakibatkan gangguan pada saluran

    cerna.dan efek sampinggnya dapat mengakibatkan ketidaknyamanan abdominal, mual,

    diare, konstipasi, dan mengantuk.

    B. Saran

    Untuk menyempurnakan makalah ini penulis mengharapkan saran dan kritiknya dari

    pembaca yang membangun.karena penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari

    kesempurnaan.

  • 22

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim . 2011. Analgesic dan obat-obatnya . http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/. Diakses

    pada 10 septeember 2013

    Bagian Farmakologi FKUI. 1995. Farmakologi Dan Terapi ,edisi 4.

    Jakarta: Gaya Baru

    Brunton, Laurence L., John S. Lazo, dan Keith L. Parker. 2006. Goodman and

    Gilmans The Pharmacological Basis of Therapeutics 11th edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

    Desi R, Veronica. 2009. Obat Antiinflamasi NonSteroid(OAINS) : KAFLAM

    (Natrium Diklofenak. http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/obat-antiinflamasi-

    nonsteroidoains-kaflam-natrium-diklofenak/

    Ida Bagus Gde Agung Raditya Eka Putra. 2008. Indometasin Sebagai Terapi Gout

    Arthritis.Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Udayana

    Kris Biantoro, Imam. 2008. Obat Anti-Inflamasi Non-steroid yang Menghambat

    Aktivitas Enzim Siklooksigenase-2 secara Selektif (COX-2 Selective Inhibitor.

    Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UGM/RS Dr. Sardjito Yogyakarta

    Soekardjo bambang,siswando .2008.kimia medisinal.surabaya : Airlangga university press