Antiinflamasi, Analgetika, Antipiretika · PDF fileKedua asam tersebut tidak dibentuk oleh...

77
Antiinflamasi, Analgetika & Antipiretika Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt. Departemen Farmakologi Farmasi Fakultas Farmasi USU Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017)

Transcript of Antiinflamasi, Analgetika, Antipiretika · PDF fileKedua asam tersebut tidak dibentuk oleh...

Antiinflamasi, Analgetika & Antipiretika

Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.

Departemen Farmakologi Farmasi

Fakultas Farmasi USU

Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II

Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017)

A. PENDAHULUAN- Eikosanoid (Biosintesis, Fungsi Fisiologis dan Patologis)- Enzim COX-1 dan COX-2

B. ANTIINFLAMASI- Antiinflamasi Non-Steroid (NSAIDs)- Antiinflamasi Steroid (SAIDs)

C. ANALGETIKA- Analgetika Non-Opioid- Analgetika Opioid

D. ANTIPIRETIKA- Antipiretika

Materi Perkuliahan

2

PENDAHULUAN

3

Eicosa (Latin) = dua puluh

Eikosanoid merujuk pada senyawa-senyawa yang diturunkan dari senyawa 20 karbon polyunsaturated fatty acids/PFAs (asam lemak tak jenuh ganda) dengan kerangka karbon 18, 20 dan 22.

Contoh senyawa eikosanoid: prostaglandin, tromboksan, leukotrien dan senyawa sejenis.

Senyawa karbon 20 PFA yang paling penting bagi pembentukan senyawa ekosanoid adalah Asam arakidonat (5,8,11,14-eicosatetraenoic acid).

Asam arakidonat (AA) dibentuk dari asam linoleat yang dikonversi menajdi asam linolenat. Kedua asam tersebut tidak dibentuk oleh tubuh manusia, oleh karenanya harus disuplai melalui makanan.

Senyawa ekosanoid tidak disimpan di dalam sel. Biosintesis senyawa ini tergantung pada ketersediaan prekursor AA bebas. AA bebas diperoleh dari pelepasan AA dari lipid membran sel oleh enzim fosfolipase yang diaktifkan oleh rangsangan spesifik dan non-spesifik.

Eikosanoid

4

Prekursor Eikosanoid

• Asam Arakidonat (ω6)

• Asam Eikosatrienoat (Asam γ-linolenat, ω6)

• Asam Eikosapentaenoat (ω3)

Asam ArakidonatAsam Eikosatrienoat Asam Eikosapentaenoat

5

Diet Tinggi Asam Linoleat (C18: ∆9,12)

Elongasi rantai

Desaturasi

Asam Arakidonat (C20: ∆5, 8, 11, 14)

Membran Fosfolipid6

Fosfatidil kolin

Asam Arakidonat

Enz. Fosfolipase A2

Fosfatidilinositol bisfosfat

Enz. Fosfolipase C

1,2 Diasilgliserol (DAG)

Asam Arakidonat Monoasilgliserol (MAG)

DAG lipase

Asam Arakidonat

MAG lipase

Pelepasan Asam Arakidonat dari Membran Lipid

Stimulus

7

Asam Arakidonat dimetabolisme oleh 2 jalur enzim utama untuk menghasilkan senyawa eikosanoid yaitu:

- Jalur enzim sikooksigenase (menghasilkan prostaglandin dan tromboksan)

- Jalur enzim lipooksigenase (menghasilkan leukotrien)

BIOSINTESIS EIKOSANOID

8

Jalur Metabolisme Asam Arakidonat

Asam Arakidonat

Jalur Enzim

Cyclo-oxygenase

PGG2

Prostaglandin

Tromboksan

Jalur EnzimLipoxygenase

HPETE

Leukotrien

HETE

Lipoksin

9

10

JALUR CYCLO-OXYGENASE (sintesis PG dan TX )

2GSH

2GSSG

PGD2PGD sintase

PGF2a

PGE 9-keto reduktase

PGE2PGE sintase

PGI2PGI sintase

TXA2TXA sintase 11

Enzim Cyclooxygenase (COX)

- Terdapat 2 isoform COX : COX-1 (konstitutif) & COX-2 (inducible)

- COX-1 secara konstitutif diekspresi pada berbagai jenis sel

- COX-2 secara konstitutif direkspresi di ginjal dan SSP

- Transkripsi gen COX-2 distimulasi oleh faktor pertumbuhan, sitokin, dan endotoksin

12

13

14

Prostaglandin (PG)

PGA, PGD, PGE, PGF, PGG, PGH, PGI

Tergantung pada gugus fungsi pada posisi X dan Y

PGF 1, 2 atau 3

Tergantung pada jumlah ikatan rangkap pada rantai

hidrokarbon15

Asam ArakidonatAsam Eikosatrienoat Asam Eikosapentaenoat

PGE 1, 2 atau 3

16

Tromboksan A2 (TXA2)

17

Reseptor Prostanoid

Reseptor Prostanoid adalah G-protein coupled Reseptors (melalui jalur Adenil Siklase (AC) atau Fosfolipase C (PLC))

5 Kelas Utama ; Reseptor DP (PGD2), Res. FP(PGF2α), Res. IP (PGI2), Res. TP (TXA2), & Res. EP(PGE2)

18

Prostaglandin biosynthetic cascadeNonspecific physical and chemical stimuli mobilize release of arachidonic acid from the sn-2 position of membrane phospholipids, permitting metabolism by PGG2/H2 synthases. These enzymes possess both cyclooxygenase (COX) and hydroperoxidase (HOX) activities and catalyze the sequential formation of prostaglandin (PG) endoperoxides. These are then further metabolized by isomerases and synthases (for example PGE synthases), which are expressed with some tissue specificity and generate distinct PGs. These activate distinct G protein coupled receptors which derive from an ancestral E prostanoid (EP) receptor with one exception. The DP2 (also known as CRTH2) belongs to the fMLP receptor superfamily. COX, cyclooxygenase; DP, PGD2 receptor; EP, PGE2 receptor; FP, PGF2 receptor; HOX, hydroperoxidase; IP, PGI2 receptor; TP, TxA2 receptor. © 2003 Nature Publishing Group FitzGerald, G. A. COX-2 and beyond: approaches to prostaglandin inhibition in human disease. Nature Reviews Drug Discovery 2, 879–890 (2003).

19

Fungsi Prostaglandin

PGI2, PGE2, PGD2

• ↑ Vasodilasi, ↑ cAMP

• ↓ Platelet dan agregasi leukosit, IL1 and IL2,

proliperasi sel T, migrasi limfosit

PGF2a

• ↑ Vasokonstriksi, Bronkokonstriksi, kontraksi

otot polos

TXA2

• ↑ Vasokonstriksi, Agregasi Platelet, proliferasi

limfosit, bronkokonstriksi20

Efek Biologis Prostanoid

Sistem Kardiovaskuler

PGI2/D2/E2 : → dilatasi arteriol → peningkatan aliran darah & cardiac output

TXA2 dan PGF2 : vasokonstriktor

TXA2 & PGI2 : TXA menginduksi agregasi platelet & PGI2 menghambatnya

PGI2 : de-aggregasi platelet

PGI2, PGE2, & NO : secara simultan dilepas oleh endotelium

21

Efek Biologis Prostanoid

• OTOT POLOS:- PGE1/2 & PGI2 : Relaksasi otot bronkus- PGF2α TXA2, LTC4 & LTD4 : Kontriksi otot bronkus- PGE2, dan PGF2α : mengkontraksi uterus wanita

hamil saat akan partus• Saluran cerna (GIT):- PGEs & PGI2 : menghambat sekresi asam lambung

& menurunkan pepsin- PGEs & PGI2 : meningkatkan bikarbonat, mucus &

aliran darah- PGE2 & PGF2α : kontraksi otot longitudional usus- PGI2 & PGF2α : kontraksi otot sirkuler usus 22

Efek Biologis Prostanoid

Ginjal

• PG meningkatkan pembentukan urine, natriuresis, & kaliuresis melalui aksi pada aliran darah ginjal & tubulus

• PGE2, PGI2 merangsang pelepasan renin

• PGs menghambat re-absorption air

Sistem Saraf

• Hipertermia oleh PGE2, berhubungan dengan demam

• Induksi Nyeri (Algesia) & sensitifvasi reseptor nyeri terhadap histamine, Bradikinin atau stimulus mekanis

23

24

JALUR Lipoxygenase

25

26

Fungsi Leukotrien

LTB4

• ↑ permeabilitas vaskuler, proliferasi sel T, agregasi leukosit, IL -1, IL-2, IFN-g

LTC4 dan LTD4

• ↑ Bronkokonstriksi, permeabilitas vaskuler, IFN-g

27

• Leukotrien 100 x lebih poten dibanding histamin

• Histamin memberi respon cepat atas alergen

• Leukotrien pada tahap akhirfase alergi bertanggung jawab pada inflamasi, kontraksi otot polos, kontraksi saluran nafas dan sekresi mukus

Leukotrien dan alergi

28

INFLAMASI

29

INFLAMASI

Definisi

• Inflamasi adalah lokalisasi rekasi imun pada organisme dalam upayamelokalisir agen-agen patogen (mekanisme pertahanan diri)

• Proses terjadi secara vaskuler, metabolik, perubahan seluler, yang dipicuoleh masuknya suatu agen patogen ke jaringan sehat

Tanda/Simptom Inflamasi

• Inflamasi akan memberikan tanda pada daerah terjadinya inflamasi: (cardinalsigns of inflammation).

– rubor (kemerahan)– tumor (membengkak)– calor (panas)– dolor (nyeri)– functio laesa, atau kehilangan fungsi

30

Etiologi

1. Penyebab Eksogen :

• Fisika:

– Agen Mekanis: patah, pasir

– Agen termal: terbakar, freezing

• Kimia: gas toksik, asam, basa

• Biologi: bakteri, virus, parasit

2. Penyebab Endogen:

• Gangguan sirkulasi: trombosis, infark, perdarahan

• Aktivasi enzim: akut pankreatitis

• Produk metabolit : asam urat, urea

31

Kerusakan Jaringan

• Perubahan terjadi begitu terjadi cedera:

– Aksi agen patogen pada jaringan menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator yang berperan dalam inflamasi yaitu: makrofag, monosit, selmast, platelet, dan sel endotel yang akan memproduksi sitokin. SitokinTissue Necrosis Factor-a (TNF-a) dan interleukin (IL)–1 dilepaskan pertamadan menginisiasi rangkaian inflamasi.

– TNF-a dan IL-1 bertanggung jawab pada terjadinya demam dan pelepasanhormon stress (norepinefrin, vasopressin, aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron).

– TNF-a dan IL-1 bertanggung jawab pada sintesis IL-6, IL-8, dan interferongamma.

– Sitokine, khususnya IL-6, akan mestimulasi pelepasan reaktan fase Iseperti C-reactive protein (CRP).

– Interleukin juga berfungsi langsung pada jaringan sehingga menyebabkanterjadinya rangkaian koagulasi,peepasan nitrik oxida, PAF, prostaglandin,dan leukotrien.

32

• Fragmen sitokin– Menstimulasi kemotaksis dari neutrofil, eosinofil dan monosit;

• Sitokin– Interleukin (IL1, IL 6, IL8)

• Stimulasi kemotaksis, degranulation neutrofil dan aktivitaspagositosis

• Meningkatkan extravaskularization granulosit• Fever

– Tumor necrosis factor (TNF) dan IL 8• Leukositosis• Fever• Stimulasi produksi prostaglandin

Mediator Inflamasi

• Prostaglandin

– Prostaglandin berkontribusi pada vasodilasi, permeabilitas kapiler,nyeri dan demam pada inflamasi

– PGE1 dan PGE2 menginduki inflamasi dan mempotensiasi efekhistamin dan mediator inflamasi lainnya

33

Mediator Inflamasi• Leukotrien

– Histamin dan leukotrien memiliki aksi saling melengkapi– Histamin diproduksi secara cepat dan memberikan efek ketika leukotrien

masih disintesis– Leukotrienes C4 dan D4 merupakan komponen utama slow reacting

substance of anaphylaxis (SRS-A) yang mengakibatkan kontriksi bronkial– Leukotrien juga meningkatkan permeabilitas vena, meningkatkan adesi

senyawa yang dihasilkan sel endotel, menstimulasi kemotaksis danekstravaskularisasi neutrofil, eosinofil dan monosit

• Histamin

– Senyawa ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi di platelet, basofil dan selmast.

– Mengakibatkan dilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler

– Histamin beraksi melalui reseptor H1

34

Mediator Inflamasi

• Platelet-activating factor (PAF)

– Menginduksi agragasi platelet;

– Mengaktifkan neutrofil dan kemoattraktan untuk esionofil;

– Berkontribusi pada ekstravaskularisasi plasma protein danmenhasilkan edema

• Plasma Protease

• Kinin

– Bradikinin : peningkatan permebilitas (implikasi: hipertermiadan kemerahan) dan nyeri

35

COX dan LOX pada inflamasi

36

Respon Vaskuler

• Fase I = vasokonstriksi (konstriksi sementara pembuluh darah kecildisekitar area inflamasi).

– Spasme vaskuler mulai 30 detik sejak cedera, melalui aktivasi sarafoleh katekolamin.

• Fase II = vasodilatasi aktif

– Dilatasi arteriol dan kapiler (kemerahan= rubor) oleh saraf;

– Peningkatan aliran darah;

– Hipertermia di kulit (heat = calor).

• Fase III = vasodilatasi pasif

– Pembuluh darah kehilangan reaktivitas terhadap saraf.

– Cairan bergerak secara progresif menuju jaringan (akibat peningkatanpermeabilitas vaskuler dan pelebaran pembuluh darah) dan karenatumor, pain, dan hilangnya fungsi jaringan.

Respons Seluler• Respon seluler pada akut inflamasi ditandai dengan pergerakan fagositik

sel darah putih (leukosit) menuju daerah inflamasi

• .37

OBAT-OBAT ANTIINFLAMASI

38

Klasifikasi Obat-obat Antiinflamasi

(1) Non-Steroid Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) / Obat Antiinflamasi Non-Steroid (AINS)

(Anatiinflamasi, Ananlgesik,antipiretik) cth: aspirin, asetaminofen,

indometasin, COX inhibitor, ibuprofen

(2) Steroid Anti-inflammatory Drugs (SAID) / ObatAntiinflamasi Steroid (AIS)glukokortikoid: dexametason

39

(1) Non-Steroid Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs) / Obat Antiinflamasi

Non-Steroid (AINS)

40

Mekanisme Aksi NSAIDNon-Steroid Anti-inflammatory Drugs (NSAIDs)

41

Mekanisme Aksi NSAID

42

Mekanisme Aksi NSAID

43

Target aksi obat NSAID

Cyclooxygenase: COX 1, COX 2

- PG diproduksi oleh COX-1 yang hadir secara konsekutif hampir di

semua jaringan; dan COX-2 yang hadir secara konsekutif hanya di

otak, ginjal, tulang, organ reproduksi

- Pada kondisi fisiologis normal, PG berperan penting dalam homeostatis

seperti sitoproteksi mukosa lambung (COX-1 dominan di mukosa

lambung), hemostasis, fisiologi ginjal dan melahirkan

- Pada pembentukkan platelet hanya COX-1 yang berperan (konversi

asam arakidonat menjadi TxA2)

- Produksi PG sebagai manifestasi induksi aktivitas COX-2 (>> COX-1)

terjadi pada daerah inflamasi, nyeri, demam

44

NSAID bekerja menghambat produksi PG yang meningkat terkait dengan kondisi patofisiologis, akantetapi hambatan ini juga mempengaruhi fungsifisiologis normal. Karena pentingnya fungsi PG padanormal fisiologis

Konsekuensinya adalah penggunaan jangka panjangNSAID non-spesifik akan menimbulkan gangguanproteksi lambung bleeding

Mekanisme Aksi NSAID

45

Efek Positif NSAID (Aspirin)

Analgesik (0.3-0.6 g/hari) – mengobati nyeri- efek analgesik sedang (dibawah analgesik opioid)

Anti-inflamasi (3-5 g/hari) – digunakan untuk mengobatiinflamasi dan cederaAntipiretik (0.3-0.6 g/hari) – mengurangi demam melaluiaksi pada hipotalamus, namun tidak menurunkan suhunormalantiplatelet (30-100 mg/hari)- menghambat agregasiplatelet, memperpanjang waktu perdarahan; dan memilikiefek antikoagulasi

46

Antipiretik

NSAIDs Klorpromazin

Efek

Penggunaan Klinis

Efek Samping Saluran cerna, tidak adiksi

Lower the abnormal high temperature to normal. Used for various fever.

Hibernasi artifisial

Efek Ekstrapiramidal

Menghambat sintesis PG dan meningkatkan enhance termolisis

Menghambat pusat termotaksis di hipotalamus. Temperatur tubuh disesuaikan dengan kondisi lingkungan

NSAID

47

Analgesik

NSAID Opioid

Efek

Penggunaan Klinis

Efek Samping Saluran cerna, tanpa adiksi

Headache, toothache,neuralgia, arthronalgia, courbature, menalgia

Berbagai jenis nyeri

Adiksi

Menghambat sintesisi PG dan TxA2 dengan cara menghambat enzim COX

Menstimulasi reseptor opioid

NSAID

48

Anti-inflamasi

NSAID Glukokortikoid

Efek

Penggunaan klinis

Efek samping Saluran cerna

Rheumatik, rheumatoid, trauma

Beragam inflamasi

Beragam efek samping: gangguan metabolisme, penurunan imunitas

Menghambat sintesis PG dan TxA2 melalui penghambatan enz. COX

Beragam efek salah satunya menghambat enz. Fosfolipase A2

49

NSAID dan Platelet/sel Endothelial

50

- NSAID menurunkan agregasi platelet

- NSAID akan mempotensiasi aksi dari obat oral antikoagulasi seperti Coumarin

melalui efek menurunkan agregasi platelet

NSAID dan Platelet/ Sel Endothelial

Catatan: Inhibitor COX-2 Selektif akan menghambat produksi PGI2 tetapi tidak

menghambat Tromboksan A2 yang diproduksi COX-1.

NSAID

51

Berdasarkan Selektivitasnya terhadap COX NSAID dibagi menjadi 2:

1. NSAID Non-Selektif

2. NSAID Selektif COX-2

52

NSAID non-selektif (kerja pada COX-1 dan COX-2)

53

NSAID Selektif COX-2

54

NSAID NON-SELEKTIF COX-2 :

Salisilat: Aspirin

Mekanisme AksiAspirin (Asam Asetil Salisilat) secara kovalen dan irreversibel berikatan dengan

COX-1 dan COX-2 melalui asetilasi asam amino serine-530 di struktur COX

Asetilasi menghasilkan blokade sterik sehingga asam arakidonat tidak bisa masuk

55

Mekanisme Aksi Aspirin

56

Aspirin

Efek Dosis-Dependen:

rendah: < 300mg

Blokade agregasi platelet

Intermediet: 300-2400mg/hari

efek antipiretik dan analgesik

Tinggi : 2.400-4.000 mg/hari

efek anti-inflamasi

Salisilisme

57

Efek Samping Aspirin???

58

Iritasi lambung

Penurunan perfusi darah ginjal

Pendarahan

EFEK SAMPING NSAID NSAID Non-selective

59

Secara normal PG menurunkan produksi sekresi H+ dan meningkatkan produksi mukus.

Kalau produksi PG dihambat???

- Misoprostol: analog PG

sintesis dapat juga menurunkan

resiko efek samping NSAID

dilambung

- Proton Pump

Inhibitor/PPI (Omeprazol,

lanzoprazol) dapat

menurunkan resiko

pembentukan tukak peptik

(peptik ulcer)

Efek Samping NSAID pada Saluran Cerna (Lambung)

60

Arteriol

AferentArteriol

Efferent

ACEI/

ARB

NSAID,

Penurunan

volume

urin

Penurunan

perfusi

darah

normal PG tidak berpartisifasi pada kondisi normal

PG berfungsi sebagai vasodilator ketika Angiotensin II atau NE/E meningkat (vasokontriksi)

Efek Samping NSAID pada Fungsi Ginjal

61

Sleisenger & Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease, 8th ed., Copyright © 2006 Saunders,

An Imprint of Elsevier

Selektivitas NSAID pada COX

Penghambat COX-1-non selektif menghasilkan efek samping GIT dan masalah platelet

Asesmen aktivitas

COX-1 – COX-2

62

Penghambatan COX-1 vs COX-2

63

COX-1 dibanding COX-2

COX-1 COX-2

Ekspresi Gen

Jaringan

Peran pemeliharaan

Hampir di semua jaringan Inflamasi dan (konstitutif di ginjal, uterus, ovarium, SSP[ hippocampus])

Pro-inflamasi

Konstitutif (diaktivasi oleh rangsangan fisiologis normal)

Diinduksi oleh rangsangan pro-inflamasi (LPS, TNFa, IL-2, IFNg)

64

Inhibitor Selektif COX-2 merupakan senyawa dengan struktur molekul lebih besar dari

NSAID pada umumnya. Inhibitor Selektif COX-2 lebih menghambat COX-2

dibandingkan COX-1 karena kanal hidrofobik COX-2 lebih besar daripada COX-1.

Tetapi sukar masuk ke saku COX-1

Inhibitor Selektif COX-2

65

66

Senyawa obat selective COX2 tidak mampu masuk ke situs aksi pada enzim COX1 karena efek bulky struktur enzim tersebut.

(2) Steroid Anti-inflammatory Drugs (SAID) / Obat

Antiinflamasi Steroid (AIS)

67

SAID bekerja seperti layaknya senyawa kortikosteroid alami.

SAID bekerja pada reseptor glukokortikoid (suatu reseptor inti).

Aktivasi reseptor glukokortikoid akan mengaktifkan transkripsi gen.

Mekanisme Aksi Obat SAID

68

• Skema translokasi reseptor glukokortikoid (GR) dari sitoplasma ke inti sel dibantu oleh Heat Shock Protein 90 (Hsp90). Dalam sitoplasma, GR membentuk kompleks kompleks dengan Hsp90 dan immunophilin FKBP51. Pengikatan hormon pada GR ini menyebabkan perubahan konformasi pada kompleks, yang menghasilkan pertukaran FKBP51 untuk FKBP52 . FKBP52 pada gilirannya mengikat protein motorik dynein (dyn) yang melekat pada sitoskeleton dan mengangkut kompleks GR ke dalam inti sel. Setelah di dalam inti sel, kompleks melepaskan GR, yang akan mengikat DNA. Ikatan GR ini akan memfasilitasi transkripsi DNA menjadi mRNA. mRNA yg dihasilkan akan diterjemahkan oleh ribosom menjadi produk protein. Atau adanya kompleks GR akan menyebabkan hambatan faktor pengaktivasi gen lain terhambat. 69

Senyawa kortikostereod

1. Transaktivasi• Mekanisme aksi langsung aksi melibatkan homodimerization dari

reseptor, translokasi melalui transpor aktif ke dalam inti, danmengikat elemen responsif spesifik DNA yang mengaktifkantranskripsi gen. Mekanisme aksi ini disebut sebagai transactivation. Respon biologis tergantung pada jenis sel.

2. Transrepression• Dengan tidak diaktifkannya GR, faktor transkripsi lainnya seperti NF-

kB atau AP-1 sendiri mampu mentransaktivasikan gen target. Namun jika GR diaktikkan maka akan terbentuk kompleks GR dengan faktor-faktor transkripsi lain dan mencegah faktor-faktortransripsi lain untuk mengikat gen targetnya. Sehingga menekanekspresi gen yang biasanya diregulasi oleh NF-kB atau AP-1. Mekanisme tidak langsung ini disebut sebagai transrepresi.

70

71

72

73

Penghambat enzim fosfolipase A2

Golongan AIS seperti Glukokortikoid (prednison, prednisolon, deksametason, betametason dll) dapat mengobati reumatoid dan arthritis segera dan dramatis. Melalui penghambatan terhadap enzim Fosfolipase A2. Selain itu golongan ini juga mampu menghambat ekspresi gen untuk menghasilkan COX-II secara selektif

74

Efek Glukokjotrikoid

Efek metabolismeDi Hati: peningkatan penimbunan glikogen (merangsang glikogen sintase)-Peningkatan produksi glukosa dari protein katabolisme otot otot melemahdalam penggunaan jangka panjang-- peningkatan glukosa mningkatkan eksresi insulin peningkatan lipogenesis(penimbunan lemak)- menurunkan ambilan glukosa oleh sel lemak: peningkatan lipolisis tetapi efek inikalah dibanding penimbunana lemak

Efek Katabolik-Penggunaan jangka panjang akan mengganggu fungsi jaringan-- limfoid-- ikat-- lemak-- kulit-- tulang osteoporosis pada dewasa dan gangguan tulang pada anak2(penghambatan transpor kalsium intestinal yang diperantarai oleh Vit D,meningkatkan ekskresi kalsium dari ginjal, menurunkan sintesis kolagen tulang)

75

Efek Glukokjotrikoid

Efek Imunosupressan

Dosis tunggal:-Meningkatkan konsentrasi neutrofil-Menurunkan konsentrasi lifosit (sel T dan B), monosit, eosinofil dan basofil- menurunkan fungsi leukosit menurunkan reaksi antigen (bermanfaat untukmenurunkan penolakan atas transplantasi organ)-Menurunkan kemampuan fagositosis (melemahkan kemampuan tubuhmembunuh mikroorganisme)

Efek pada GinjalMenurunkan eksreksi air (retensi air) volume darah meningkat

Efek pada saluran cernaMeningkatkan produksi asam dan pepsin

76

References

• Basic & Clinical Pharmacology (11th edition), 2010.

• Goodman & Gilman’s the Pharmacological basis of therapeutics (12th), 2010

• Katzung, Farmakologi Dasar dan Klini, Edisi VI

• Barnes, PJ, 1998, Anti-inflammatory actions of glucocorticoids : molecular mechanisms. Clinical Science, 94, 557-572

77