kimia medisinal analgetika
date post
14-Apr-2018Category
Documents
view
333download
19
Embed Size (px)
Transcript of kimia medisinal analgetika
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
1/36
SOAL1. Apa beda analgetik dg anastetik lokal & anestetik umum ?
2. Sebutkan perbedaan analgetik narkotik & non narkotik ?3. Bagaimana mekanisme kerja analgetik narkotik ?
4. Bagaimana mekanisme kerja analgetik non narkotik ?
5. Gugus apa saja dalam turunan mofin yang bertggjwb thdaktivitas analgetiknya ?
6. Mengapa metadon, meski tidak punya cincin piperidin, tetapimampu berantaraksi dg reseptor morfin ?
7. Ada berapa golongan yg termasuk analgetik-antipiretiK(NSAID) ?
8. Turunan manakah dari golongan diatas yang tidak punya
aktivitas antiinflamasi?9. Senyawa apa dalam turunan salisilat yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas antiinflamasinya?
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
2/36
Analgetika narkotikAnalgetika-antipiretik (NSAID)
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
3/36
Analgetik Narkotik
Mekanisme kerja ?
Pengikatan pada reseptor khas
Stereospesifik & stereoselektif (SBC) yang
mengikat opiat pada suhu dan pH yang optimumyaitu suhu 350C dan pH 7,4.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
4/36
Menurut Beckett & CasyRESEPTOR MORFIN:
Sisi bidang datar, yangberinteraksi dengan cincinaromatik melalui ikatanVan der Walls.
Sisi anionik, yangberinteraksi dengan pusatmuatan positif obat (atomnitrogen terprotonasi).
Sisi berlubang (cavitysite), yang berinteraksidengan bagianCH2pada cincin piperidin.
O
N+
HOOH
H
CH3
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
5/36
Reseptor Utama
Reseptor Reseptor Reseptor Reseptor
Afinitas relatif opiat terhadap SBC
mempunyai korelasi dengan kekuatan
analgesik maupun efek fisiologis yangditimbulkan oleh opiat.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
6/36
Afinitas dipengaruhi ion Na+
Keberadaan ion natrium (100nM) menurunkan
aktivitas reseptor terhadap agonis dan
menaikkannya terhadap antagonis. efek ion natrium ini diberikan oleh kemampuan ion
natrium untuk melindungi reseptor terhadap
penonaktifan oleh obat pengalkilasi sulhidril.
Terjadi perubahan konformasi reseptor bila ionnatrium mengikat sehingga sehingga afinitasnya
meningkat terhadap antagonis
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
7/36
Reseptor Utama
Reseptor berperan dalam :
Analgesia suprasinal.
Depresi respirasi.
Euforia.
Reseptor berperan dalam :
Analgesia spinal.
Miosis. Sedasi.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
8/36
Reseptor Utama
Reseptor berperan dalam :
Disforia.
Halusinasi.
Stimulasi pusat vasomotor.
Reseptor berperan dalam :
Mania.
Midriasis
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
9/36
Distribusi
Sistem paleospinotalamus dan substansiagelatinosa penghantaran dan modulasiimpuls nyeri.
Periaqueductul gray perasaan nyeri. Sejumlah komponen sistem limbus terutama
inti amigdaloid perilaku emosional.
Locus ceruleus pusat kesenangan.
Sedangkan distribusi SBC di luar SSP diusus dan vas deferens
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
10/36
Efek Sentral Menurunkan persepsi nyeri dengan stimulasi pada reseptor
opiat (efek analgesia). Mengurangi aktivitas mental (efek sedatif).
Menghilangkan konflik dan kecemasan (efek tranquilizer).
Meningkatkan suasana hati (efek euforia) walaupunsejumlah pasien merasakan sebaliknya (efek disforia).
Menghambat pusat respirasi dan batuk (efek depresirespirasi dan antitusif).
Pada awalnya menimbulkan mual dan muntah (efekemetik), tapi akhirnya menghambat pusat emetik (efekantiemetik).
Menyebabkan miosis (efek miotik).
Memicu pelepasan hormon antidiuretik (efek antidiuretik). Menunjukkan perkembangan toleransi dan ketergantungan
dengan pemberian dosis yang berkepanjangan.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
11/36
Opiat Endogen
Sistem analgetik endogen yang dapat memodulasi
nyeri dan menaikkan toleransi terhadap nyeri
dengan menekan kesadaran akan nyeri.
Agonis reseptor opiat, yaitu -endorfin, dinorfin,enkefalin (metionin enkefalin dan leusin enkefalin).
Perangsangan listrik pada beberapa urat saraf
menghasilkan pembebasan enkefalin. Penonaktifan
sistem enkefalenergik memacu timbulnya toleransidan ketergantungan.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
12/36
ATP cAMP AMPAdenilsiklase Fosfodiesterase
* **
***
* Dihambat oleh: **Kadar rendah:Opioid AnalgesiaEnkefalinDirangsang oleh Kadar tinggi:Dopamin Toleransi & adiksiProstaglandin E1 Sindrom penghentian
o antagonis narkotik
Biosintesis adenilsiklase dirangsang o :Actinomisin D (inhibitor sintesis).
*** Kadar rendah cAMP:Merangsang biosintesis adenilsiklaseFosfodiesterase dihambat o :Metilxantin
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
13/36
Antagonis Narkotik
Menghambat efek farmakologikdari narkotik tms analgesia,euforia, dan depresi pernafasandg jalan menghambat secarakompetitif pengikatan agonis
terhadap reseptor opiat ttp kurangatau tdk mpy aktiv intrinsik(kemampuan tuk memulai responbiologi).
Obat opiat mungkin agonis untuksatu macam reseptor tetapiantagonis untuk reseptor yanglain.
RN
X
Y
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
14/36
Antagonis narkotik menaikkan kadar cAMP pada sel
yang diperlakukan dengan morfin dan pada hewan yang
ketagihan. Jadi dasar biokimia untuk sindrom
penghentian adalah kadar cAMP yang meningkat karena
diinduksi oleh pembalikan penghambatan sejumlahbesar adenilsiklase yang dibentuk selama timbulnya
toleransi dan ketergantungan.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
15/36
Golongan Analgetik Narkotik
1. Turunan morfin
Struktur umum turunan morfin :
Contoh : morfin, kodein (metil morfin), dionin (etilmorfin), heroin (diasetil morfin).
O
CH3N
HO OH
1
2
3 4 5
6
7
8
910
11
12 13
1415
16
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
16/36
HKSAanalgesik.exe
Eterifikasi & esterifikasi OH fenol: mnurunkan aktiv
analgesik, mningkatkan aktv antibatuk & antikejang.
Eterifikasi, esterifikasi& substitusi OH alkohol
mningkatkan aktiv analgesik& stimulan, ttp juga
toksisitas.
Subsitusi pd cc Ar: mngurangi aktiv analgesik.
Pemecahan jembatan eter C4-C5: mnurunkan aktiv analg
Pembukaan cc piperidin : mnurunkan aktiv analg
Demetilasi pada C17 & ppanjangan rantai alifatik ygterikat pada atom N: mnurunkan aktiv analg
Adanya ggs alil pada atom N: bersifat antagonis
kompetitif.
http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_10/analgesik.exehttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_10/analgesik.exe7/27/2019 kimia medisinal analgetika
17/36
2. Turunan meperidin
Struktur umum turunan
meperidin : Mempunyai
pusat atom C kuartener,
rantai etilen, gugus N tersier, dan
cincin aromatik
so dapat berinteraksi dengan
reseptor opiat. Contoh : meperidin,
difenoksilat, loperamid.
NR4
R3
R1 R2
1
23
4
5 6
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
18/36
Meperidin {R1,R2=H, R3=COOC2H5, R4=CH3}
pethidin=dolantin efek analgesik antara morfin & kodein
u/ mengurangi rasa sakit pd kasus obsetri & pramedikasi pdanestesi.
Pengganti morfin tuk pobatan kecanduan morfin
Difenoksilat (lomotil){R1,R2=H, R3=COOC2H5, R4=CH2CH2C(CN)(C6H5)2}
Efek analgesik rendah
Konstipan diare cos dpt mhambat pergerakan saluran cerna.
Loperamid (imodium)
{R1= p-Cl,R2=H, R3=COOC2H5, R4=CH2CH2C(C6H5)2}
Konstipan diare, efeknya lbh kuat & lbh lama dibandingdifenoksilat
O=C-N-(CH3)2
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
19/36
3. Turunan metadon
Struktur umum turunan metadon :
Contoh : metadon, levanon, propoksifen.
C
R1
R2
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
20/36
Pembentukan cincin akibat daya tarik dipol-dipol dari
metadon
C
C-CH2CH3
CH2CHCH3
:N (CH3)2
O
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
21/36
Metadon {R1=COC2H5, R2=CH2CH(CH3)N(CH3)2}
Efek analgetik 2Xmorfin & 10Xmeperidin.
Pengganti morfin tuk pobatan kecanduan morfin cos
kecenderungan kecanduan lbh rendah tapi toksisitasnya lbh
besar.
Levanon Isomer levo dari metadon
Tidak mnimbulkan euforia seperti morfin
tuk pobatan kecanduan morfin
Propoksifen {R1=COC
2H
5, R
2=CH(CH
3)CH
2N(CH
3)2}
Yg aktif bentuk isomer (+)
Aktivitas analgetik=kodein,ES lebih rendah
Untuk menekan efek withdrawal morfin & nyeri gigi
Bentuk (-) mpy efek antibatuk cukup besar.
7/27/2019 kimia medisinal analgetika
22/36
Analgetik Non Narkotik
Analgetik-antipiretik (NSAID) Bekerja pada perifer (antiinflamasi) & sentral SSP
(analgesik).
Pd umumnya memberikan jg efek antiplatelet.
U pngobatan simptomatik
Mengadakan potensiasi dg obat2 penekan SSP. ES iritasi GI, agranulasitosis or aplastic anemia,
beberapa mberikan reaksi alergi dan retensi air sertamnurunkan ekskresi Na+.
Prinsip kerjanya dg mhambat sin