Ana Noviana Fdk

114
TERAPI RUQIYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.i) Oleh ANA NOVIANA NIM: 106052001949 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/ 1431 H

description

UDAH CAPE BROOO BURUAN

Transcript of Ana Noviana Fdk

Page 1: Ana Noviana Fdk

TERAPI RUQIYAH SYAR’IYYAH

BAGI PENDERITA GANGGUAN EMOSI

DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.sos.i)

Oleh

ANA NOVIANA

NIM: 106052001949

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/ 1431 H

Page 2: Ana Noviana Fdk

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalampenulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,mka ssaya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat,

Ana Noviana

1

Page 3: Ana Noviana Fdk

ABSTRAK

2

Page 4: Ana Noviana Fdk

KATA PENGANTAR

3

Page 5: Ana Noviana Fdk

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Pembatasan dan perumusan masalah

C. Tujuan dan manfaat penelitian

D. Metodologi penelitian

E. Tinjuauan pustaka

F. Sistematika penulisan

BAB II TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH

A. Ruqiyah syar’iah

1. Pengertian terapi

2. Pengertian ruqyah syar’iyyah

3. Sejarah ruqyah syar’iyyah

4. Metode terapi ruqiyah syar’iyyah

5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan

(terapi)

B. Emosi

1. Pengertian Emosi

2. Macam-macam gangguan emosi

3. Faktor penderita gangguan emosi

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI

A. Sejarah dan Perkembangan

B. Visi, misi dan tujuan

4

Page 6: Ana Noviana Fdk

C. Pelayanan

D. Sarana dan prasarana

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

A. Identifikasi subjek penelitian

B. Proses pelaksanana terapi ruqiyah syar’iyah

C. Teknik pelaksanaan terapi ruqiyah syar’iyah bagi

penderita gangguan emosi

D. Analisis

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

5

Page 7: Ana Noviana Fdk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman

yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalaman-

pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak

berhasil atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh

nada perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan.

Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal

ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak

menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan disinilah emosi memegang

peranan amat penting dalam kehidupan manusia.

Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas,

ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak,

bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.

Nanum pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh

setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-

penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu dikarenakan

adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang

sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.1

Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan

cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi

seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi

1 Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. (Bandung: Refika Aditama, 2005). h. 107.

6

Page 8: Ana Noviana Fdk

penyembuhan menggunakan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diajarkan oleh

nabi.

Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit

hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan Al-

Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang

mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat

Al-Isra’ ayat 82, yaitu

⌦ ⌧

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu

tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan Al-Qur’an

secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menabjukkan

dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia

merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada

faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk

menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah

satu penyembuh yang paling bermanfaat.

Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa

dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien

7

Page 9: Ana Noviana Fdk

apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT,

berkeyakinan penuh bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan

bagi orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku

pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan

ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan

oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh

dengan izin Allah Ta’ala”

Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari Al-Qur’an Al-Karim dan riwayat yang

sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.2

Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang

cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar

itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan

sekaligus menjadikan pembahasan skripsi dengan judul “PROSES

TERAPI RUQYAH SYAR’IYYAH BAGI PENDERITA GANGGUAN

EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan

Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam

layanan terapi maka pemakalah membatasi hanya pada pelayanan

pengobatan melalui terapi ruqyah. Terutama pelayanan terhadap

2 Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Solo; Pustaka Amanah, 1997). h. 75-82.

8

Page 10: Ana Noviana Fdk

penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel

Rohani.

2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembahasan masalah diatas, dan agar hasil

yang diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana proses pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah di Bengkel

Rohani Ciputat.

b. Teknik pelaksanan terapi ruqyah terhadap pasien penderita

gangguan emosi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui metode atau cara yang digunakan dalam terapi

ruqyah syar’iyah.

b. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan

bantuan terhadap pasien penderita gangguan emosi.

c. Memberikan gambaran pengobatan islam pada penderita

gangguan emosi.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif

atau apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang

9

Page 11: Ana Noviana Fdk

dimana hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk

menterapi pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.

Selain itu, penelitian diharapkan dapat menambah wacana

positif dalam penerapannya terhadap pemberian bantuan terapi

kepada masyarakat yang sebagaian besar beragama Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

dan wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi

Islami yang telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam

menangani berbagai penyakit dalam ini dikhususkan penyakit

ruhiyah (jiwa).

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif

yaitu usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa

sebagaimana adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan

fakta.3 Jadi gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan

sebenarnya dari obyek yang diselidiki pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Oleh karena itu dibutuhkan

data-data yang sebagai penguat dalam penelitian tersebut. Data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.4

3 Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta; Gadjah Mada University

Press, 2005), Cet. Ke-11, h.31. 4 Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h.6.

10

Page 12: Ana Noviana Fdk

Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi, videotape,

dokumentasi, dan lain-lain.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subyek dalam penelitian ini adalah pimpinan cabang Bengkel

Rohani Ciputat, yaitu Ustadz Rahmat.

b. Obyek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah

syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untukmemperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi

yang mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan

pengumpulan data melalui:

a. Wawancara

Yaitu memperoleh informai secara langsung dari Ustadz

Rahmat selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani Ciputat dan

juga sebagai terapis di Bengkel Rohani Ciputat.

b. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek

penelitian.5

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di

Bengkel Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang cara

proses terapi ruqyah Syar’iah terhadap penderita gangguan

emosi.

5 Hidari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100.

11

Page 13: Ana Noviana Fdk

c. Dokumentasi

Dokumentasi datanya adalah berkas-berkas yang berkaitan

dengan Bengkel Rohani Ciputat.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data.6

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di

lapangan mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel

Rohani. Penulis mencoba memaparkan data yang diperoleh dari

berbagai sumber , yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

5. Teknik Penulis

Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”

yang diterbitkan oleh CEQDA Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayattullah Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh

arahan dari pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku

lain yang berkaitan dengan teknik penulisan skripsi ini.

6 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.

12

Page 14: Ana Noviana Fdk

E. Tinjauan Pustaka

Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan

pustaka (Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, perustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul

penulisan skripsi penulis. Dan ternyata tidak ditemukan buku-buku

skripsi yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.

Oleh karena itu penulis menentukan judul skripsi yaitu PROSES

TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH BAGI PENDERITA

GANGGUAN EMOSI DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematikaq penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian

ruqyah, jenis-jenis ruqyah, dan peranan ruqyah dalam

pengobatan rohani. Selain itu juga mengemukakan tentang

gangauan emosi, pengertian gangguan emosi, ciri-ciri

13

Page 15: Ana Noviana Fdk

penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan

emosi.

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT.

Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel

Rohani, visi dan misi, struktur redaksi, dan kegiatan-kegiatan

yang diadakan di Bengkel Rohani.

BAB IV ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH

Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan

Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap

pasien penderita gangguan emosi.

BAB V PENUTUP

Memuat kesimpulan dan saran.

14

Page 16: Ana Noviana Fdk

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Ruqyah Syar’iyyah

1. Pengertian terapi

2. Pengertian ruqyah syar’iyyah

Ruqyah dalam bahasa Arab artinya al-audzah atau at-ta’wudz

yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah

tidak berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab.7

Menurut Syaikh Al-Bani mengatakan bahwa ruqyah adalah

bacaan yang dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari Al-

Qur’an dan hadits yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh

sebagian orang berupa kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami

maknanya, kadang-kadang merupakan kalimat kufur dan syirik, maka

(ucapan seperti ini) dilarang.8

Bila dilihat dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

ruqyah adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon

kesembuhan. Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh Al-Bani

terdapat dua unsur yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan

yang dibacakan, yaitu antara bacaan yang berasal dari Al-Qur’an dan 7 Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 259. 8 Ibid.

15

Page 17: Ana Noviana Fdk

hadits dengan bacaan yang mengandung kalimat kufur dan syirik.

Oleh karena itu definisi ruqyah saat ini tidaklah cukup untuk menjadi

sebuah rujukan dalam pengobatan Islam tetapi definisi ruqyah

ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang menggambarkan

pengobatan Islam.

Jadi menurut istilah syariat Islam, ruqyah syar’iyyah adalah

bacaan yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk

memohon kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit.9

3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah

Sebelum Islam datang, orang arab telah mengenal nama

ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab ketika itu

adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin)

yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan

tolong kepada jin atau setan.

Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya

tentang mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah.

Auf bin Malik Al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliah

pernah melakukan ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah,

‘Bagaimana pendapatmu tentang itu, ya Rarulullah?’ Maka

Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada saya ruqyah kalian itu.

Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak mengandung syirik”10

Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun

yang diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang 9 Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, (Jakarta: Ghoib Pustaka, 2005), h.

17. 10 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261.

16

Page 18: Ana Noviana Fdk

mengalami berbagai persoalan termasuk dalam masalah pengobatan

dan salah satunya adalah ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau

pernah meruqyah istrinya, cucunya dan sahabat-sahabat beliau yang

lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah diruqyah oleh malaikat Jibril

sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab shahih Muslim.”11

Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang

begitu mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan

dipelajari di pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan

dan praktiknya terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat

bid’ah, khurafat dan syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai

dengan syari’at dan selaras dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh,

karena praktisi ‘pengobatan dengan Al-Qur’an” sering dilakoni oleh

orang-orang yang tidak mengerti Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahkan

sama sekali tidak memahami apa yang dibacanya.

Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama

sebelumnya sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme,

animisme masih tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan

umat Islam Indonesia saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya

karena masih melekatnya pemahaman bahwa pada benda-benda

tertentu ada kekuatan,seperti batu, di pohon, pada binatang tertentu,

keris, tombak, sungai dan sebagainya sehingga timbul penyembahan

atau ritual untuk mengagungkannya.

4. Metode terapi ruqyah syar’iyyah

11 Ibid, h. 262.

17

Page 19: Ana Noviana Fdk

Dalam penerapan terapi ruqyah terdapat beberapa hal yang

harus diperhatikan oleh penterapi dan pasien, baik sebelum

dilakukannya proses terapi ruqyah, syarat bagi seorang peruqiyah,

dan proses terapi ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan

ruqyah.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan

terapi ruqyah, yaitu:12

a. Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah

b. Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran

syariat.

c. Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang

akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka

d. Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa

pertanyaan untuk mengetahui gejalanya

e. Sunnah berwudhu bagi peruqiyah dan pasien

f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak diruqyah dan

menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat

pengobatan

g. Tidak boleh meruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami atau

mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan

(sarung tangan tebal)

h. Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan

Sedangkan syarat bagi seorang peruqiyah, yaitu:13

12 Ibid, h. 297-320. 13 Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, h. 37-38.

18

Page 20: Ana Noviana Fdk

a. Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar

dan bersih

b. Merealisasikan tauhud yang murni (tidak tercampur syirik) dalam

ucapan dan perbuatan

c. Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh

kesembuhan dengan izin Allah semata

d. Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu

syeitan untuk mengganggu dan menyerang manusia

e. Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada

Allah dan Rasul-Nya.

f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir

dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh

Rasulallah.

Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, peruqiyah meletakkan

tangannya dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an

secara tartil denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan

keluarganya (jika didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa

ayat-ayat yang dibacakan benar-benar ayat yang diambil dari Al-

Qur’an dan doa-doa yang diajarka oleh Rasulullah bukan mantra yang

mengandung syirik.

Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu:

a. Isti’adzah

19

Page 21: Ana Noviana Fdk

Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan

juga merupakan sebuah anjuran sebelum membaca Al-Qur’an,

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 28:

Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu

meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”

b. Lafadz basmallah

Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum dan

khusus, demikian pula dengan basmallah yang secara umum sering

dibaca ketika hendak melakukan sesuatu dan secara khusus ketika

hendak membaca Al-Qur’an. Lafadz bismillah yang popular itu

adalah

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha

Pemurah lagi Maha Penyayang.”

c. Surat Al-Fatihah ayat 1-7

20

Page 22: Ana Noviana Fdk

Artinya: “1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha

Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah, Tuhan

semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang

menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami

sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang

yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)

mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

d. Surat Al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286

21

Page 23: Ana Noviana Fdk

Artinya: “255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak

disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus

mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat

memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui

apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan

mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa

yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan

Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha

Tinggi lagi Maha besar.”

22

Page 24: Ana Noviana Fdk

23

Page 25: Ana Noviana Fdk

Artinya: “284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di

langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa

yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya

Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang

perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang

dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan

Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 285. Rasul telah beriman

kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,

demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-

rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan

antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan

mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka

berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah

tempat kembali." 286. Allah tidak membebani seseorang melainkan

sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari

kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari

kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami,

janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah.

Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban

yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang

24

Page 26: Ana Noviana Fdk

sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada

Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami;

ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami,

Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”

e. Surat Al-A’raf ayat 54-56

25

Page 27: Ana Noviana Fdk

Artinya: “54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang

telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia

bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang

yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)

matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk

kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah

hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. 55.

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang

lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas. 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah

kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan

(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada

orang-orang yang berbuat baik.’

f. Surat Al-Mukminun ayat 115-118

26

Page 28: Ana Noviana Fdk

Artinya: “115. Maka Apakah kamu mengira, bahwa

Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja),

dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? 116.

Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan

selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. 117. Dan

Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah,

Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka

Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya

orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. 118. Dan Katakanlah:

"Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau

adalah pemberi rahmat yang paling baik.”

g. Surat Ash-Shaaffat ayat 1-10

27

Page 29: Ana Noviana Fdk

Artinya: “1. Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan

sebenar-benarnya. 2. Dan demi (rombongan) yang melarang

dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). 3.

Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. 4.

Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. 5. Tuhan langit dan

bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-

tempat terbit matahari. 6. Sesungguhnya Kami telah menghias

langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang. 7. Dan

telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari Setiap syaitan yang

sangat durhaka. 8. Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-

dengarkan (pembicaraan) Para Malaikat dan mereka dilempari dari

segala penjuru. 9. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan

yang kekal. 10. Akan tetapi Barangsiapa (di antara mereka) yang

mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang

cemerlang.

28

Page 30: Ana Noviana Fdk

h. Surat Ar-Rahman ayat 33-36

Artinya: “33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu

sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka

lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan

kekuatan. 34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu

dustakan? 35. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala

api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri

(dari padanya). 36. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang

kamu dustakan?”

i. Surat Al-Hasyr ayat 21-25

29

Page 31: Ana Noviana Fdk

Artinya: “21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini

kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk

30

Page 32: Ana Noviana Fdk

terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan

perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya

mereka berfikir. 22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia,

yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha

Pemurah lagi Maha Penyayang. 23. Dialah Allah yang tiada Tuhan

selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang

Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha

perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan,

Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. 24. Dialah

Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk

Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa

yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana.”

j. Surat Al-Ikhlas

Artinya: “1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3.

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada

seorangpun yang setara dengan Dia.”

k. Surat Al-Falaq

31

Page 33: Ana Noviana Fdk

Artinya: “1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan

yang menguasai subuh. 2. Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan

dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. 4. Dan dari

kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada

buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

l. Surat An-Naas

Artinya: “1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan

(yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3.

Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa

32

Page 34: Ana Noviana Fdk

bersembunyi. 5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada

manusia. 6. Dari (golongan) jin dan manusia.”

5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi)

Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat

adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka

perawatan dan penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu

sama lain. Dalam pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui

bahwa penyakit fisik dapat diobati dengan cara medis yang bersifat

ilmiah dan logis, namun pada hakikatnya penyembuhan medis hanya

tertuju pada fisik, lalu bagaimana dengan sakit non-fisik yang lebih

dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat immateri atau tidak

terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat disembuhkan

dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan pengobatan

secara medis hanya bersifat membantu saja.

Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan

yang ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam

banyak kasus, masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu

penyakit, apakah itu penyakit medis atau non-medis. Seperti halnya

anak yang demam dibawa ke pengobatan alternatif karena takut

kesambet, padahal bila dilihat dari gejalanya sakit seperti demam ini

termasuk medis dan harus dibawa ke dokter.

Lalu bagaimana posisi ruqyah syar’iyyah dalam sistem

pengobatannya? Sistem pengobatan dan penyembuhan ruqyah

syar’iyyah banyak dijelaskan dalam As-Sunnah dan sebagian juga

33

Page 35: Ana Noviana Fdk

telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah

termasuk dalam sistem pengobatan Thibbun Nabawi.

Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan,

tetapi juga mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang

pencipta yang menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa

menyembuhkan. Dapat dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah

sasarannya pada fisik, psikis, dan ruh. Obat jenis ini akan

menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan keteguhan jiwa

yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik. Obat-obatan

Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.”14

Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan (penyakit

psikis) selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa

sangat dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab

ayat-ayat Al-Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap

syaraf dan kekebalan tubuh pasien.

B. Emosi

1. Pengertian emosi

Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut

berbagai emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama

seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta.

Sebutan yang diberikan pada perasaan tertentu, mempengaruhi

14 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258.

34

Page 36: Ana Noviana Fdk

bagaimana kita berfikir mengenai perasaan itu, dan bagaimana kita

bertindak.15

Franken menjelaskan bahwa emosi merupakan hasil interaksi

antara faktor subyektif (proses kognitif), factor lingkungan (hasil

belajar), dan faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain,

emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan

dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan

lingkungannya.16

Sedangkan menurut Carr, emosi adalah penyesuaian organis

yang timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi

situasi-situasi tertentu.17

Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada

perbedaan yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi.

Garis besar yang dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas,

bahwasannya emosi adalah suatu perasaan dari suatu pengalaman

yang dihasilkan dari hubungan antara individu dengan sekitarnya.

Dan dari hasil hubungan itu malahirkan perasaan-perasaan yang

berkaitan dengan diri individu, baik itu senang, sedih, gembira,

ataupun marah.

2. Macam-macam gangguan emosi

Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis

apabila ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain.

15 Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan

Mengarahkannya, 20 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h. 11. 16 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), h.105. 17 Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t.), h. 94.

35

Page 37: Ana Noviana Fdk

Pola-pola emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang

tidak tepat, afek yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati,

depresi, kegembiraan, ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang

tidak rasional, dan mudah tersinggung.18

Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang

memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-

macam gangguan emosi yaitu:19

a. Euphoria

Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang.

Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang,

dan bahagia yang berlebihan.

b. Elasi

Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria.

Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada

wajahnya. Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan

tidak bahagia, tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering

merupakan emosi yang labil, sehingga mudah tersenggung.

c. Exaltasi

Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan wahm

kebesaran.

d. Ectasy

18 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010), h.

262. 19 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, h. 111-114.

36

Page 38: Ana Noviana Fdk

Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh,

penuh kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup

baru kembali.

e. Anhedonia

Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul

perasaan senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan.

f. Kesepian

Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan,

merasa tidak ada orang lain yang menyapanya.

g. Kedangkalan

Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau

emosinya datar, tumpul, dan dingin.

h. Afek dan emosi yang tidak sesuai/ wajar

Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan

antara sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang

menimbulkannya. Menampakkan reaksi kesenangan atau

kesedihan yang tidak patut atau tak wajar dalam situasi tertentu.

i. Afek dan emosi labil

Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik.

Misalnya tiba-tiba marah atau menangis.

j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari

Perubahan emosi (afek) sejak pagi hari sampai malam hari.

Misal pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari

dan menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari.

37

Page 39: Ana Noviana Fdk

k. Afek yang terlalu kaku

Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada

rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang

berlainan.

l. Ambivalensi

Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau

sesuatu hal.

m. Apati

Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal

disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli.

n. Amarah

Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering

dinyatakan dalam bentuk agresif.

o. Depresi

Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak

berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic:

anorexsia, kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak

semangat, sulit tidur. Ada depresi yang disertai dengan

penarikan diri dan ada pula yang dengan kegelisahan dan agitasi.

p. Kecemasan (Ansietas)

Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal

sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah,

khawatir, gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi

labil, mudah tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada

38

Page 40: Ana Noviana Fdk

tempatnya. Gejala somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas,

gangguan lambung, berdebar-debar, tekanan darah meninggi,

dan sebagainya.

3. Faktor penderita gangguan emosi

Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang

amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat

dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan

jantunganya jiwa. Kalau jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati.

Kalau emosinya berhenti berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan

demikian emosi, manusia memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia

mampu mengaktifkan dan memberi energi pada seluruh aktifitas

manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan, kegairahan, semangat,

kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga dapat

berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan. Dalam

kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan

dan mendorong aktivitas berfikir, control diri, pemahaman moral,

dan bertindak bagi seseorang.

Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau

penghambat aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas

penerimaan masing-masing individu. Jadi dalam batas-batas

tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi aktifitas manusia, sedangkan

batas-batas tertentu tersebut sifatnya subyektif dan individual.

Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras malampaui batas

penerimaan atau nilai kritik individu (sehingga fungsi individu itu

39

Page 41: Ana Noviana Fdk

tergganggu), maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin

sebagai pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar

kewajaran karena sifatnya berlebihan.20

Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan

apabila tidak memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi

yang normal, yaitu antara lain:

a. Emosi itu dapat diramalkan dan cocokyakni emosi itu berguna,

diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus.

b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan

mendadak, mengingat sifat dan pentingnya keadaan yang

menimbulkan reaksi emosional.

c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak

terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi.21

20 Ibid, h. 107. 21 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, h. 262.

40

Page 42: Ana Noviana Fdk

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan.

Bandung: Refika Aditama, 2005

Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh

Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah,

1997.

Hawawi Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2005.

Meleong. Metode Penelitian Kualitatif.

Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan

Ruqyah Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.

Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta:

Ghoib Pustaka, 2005.

Albin, Rochelle Semmel. Emosi, Bagaimana mengenal, menerima,

dan Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.

41

Page 43: Ana Noviana Fdk

42

Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press,

t.t.

Semiun, Yustinus. Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2010.

Page 44: Ana Noviana Fdk

ABSTRAKS

Ana Noviana Terapi Ruqyah Syar’iyyah Bagi Pasien Penderita Gangguan Emosi di Bengkel Rohani Ciputat.

Emosi merupakan suatu unsur yang pasti ada pada diri seseorang, dan merupakan suatu ekspresi yang menunjukan sebuah rasa yang sedang dialami, apakah itu senang ataupun sedih. Emosi dapat juga menjadi sebuah gangguan apabila tidak dapat terkontrol dengan baik. Untuk itu perlu adanya terapi yang dapat mengatasi gangguan emosi seperti terapi ruqyah syar’iyyah yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat. Di sini pasien mendapatkan pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah agar emosinya menjadi normal kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaiman proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat dalam menangani penderita gangguan emosi. Di mana terapi merupakan suatu proses pemberian bantuan untuk penyembuhan agar pasien dapat lebih mengontrol emosinya. Dalam hal ini informan terdiri dari 1 pimpinan cabang, 1 terapis dan 2 pasien yang menderita gangguan emosi. Dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan dalam pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa catatan, rekaman dan data-data. Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terapi ruqyah ayar’iyyah di Bengkel Rohani Ciputat menggunakan metode langsung, yaitu pembacaan surat-surat al-Qur’an secara langsung dihadapan pasien yang menderita gangguan emosi. Adapun tahapan dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, terlebih dahulu pasien melakukan konsultasi dengan ustadz yang bertugas lalu dapat diketahui apa keluhan-keluhan pasien, sehingga dapat dilakukan tindakan terapi yang sesuai dengan keluhan pasien.

i

Page 45: Ana Noviana Fdk

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan untuk manusia mulia

sepanjang zaman yang telah mengangkat derajat manusia dari kebodohan

menjadi manusia penuh dengan akal, Nabi Muhammad SAW, yang dengan

perjuangannya sampailah Islam rahmatan lil ‘alamin berada dalam jiwa

penulis.

Dengan selesainya skripsi ini, begitu banyak orang-orang dibalik ini

semua yang telah memberikan dukungan, bantuan dan doa sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pada

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dan penulis ucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bapak Drs. Wahidin Saputera, MA, selaku pembantu dekan satu, dan

Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku pembantu dekan dua.

2. Bapak Drs. M. Lutfi, M.Ag, selaku ketua jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam dan sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan motivasi dan telah bersedia meluangkan waktunya selama

proses penyelesaian skripsi.

ii

Page 46: Ana Noviana Fdk

3. Ibu Dra. Nasichah, MA, selaku sekretaris jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pelayanan sehingga penulis dapat mencari sumber

buku yang dibutuhkan.

6. Kedua orang tua penulis, mamah Dedeh Fatimah dan Bapak Aminullah

bin Mastur yang tidak kenal lelah dan berhenti berjuang memotivasi

penulis agar menjadi orang sukses.

7. Kakak-kakak penulis, Wiwin Windaningsih dan Ferdiyansyah yang telah

memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

8. Pihak Bengkel Rohani, yang telah mengizinkan penelitian di sana.

Kepada ustadz Rowi selaku pimpinan cabang, ustadz Nasrullah, dan

ustadz Andri yang telah meluangkan waktunya memberikan penjelasan

selama penelitian.

9. Hendra Maitrisna, sahabat terbaik penulis yang telah memberikan

motivasi, saran dan kritik yang positif selama penelitian berlangsung.

10. Teman-teman BPI angkatan 2006 yang diantaranya Wiwin, Ulfa,

Anis Thank You All atas segala motivasi, informasi dan nasihat dalam

pembuatan skripsi ini.

iii

Page 47: Ana Noviana Fdk

11. Sahabat penulis, terutama Fina, Kurniadi, Rahmat, dan Wisnu yang

sudah ikut membantu dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan

penulis, serta masukannya yang bermanfaat.

Demikian sudah pembuatan skripsi ini walaupun penulis yakin

masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi, dan penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Dan terhadap semua pihak yang telah membantu

penulis semoga dapat menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Amin.

Jakarta, 24 Mei 2010

Penulis

iv

Page 48: Ana Noviana Fdk

DAFTAR ISI

ABSTRAKS.…………………………………………………………...……i

KATA PENGANTAR…………………………………………..…………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………….…...iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………….…..1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………………….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………….……...4

D. Metodologi Penelitian…………………………………..5

E. Tinjuauan Pustaka……………………………………….8

F. Sistematika Penulisan..…………………………………...9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Terapi Ruqiyah Syar’iah……………………...………...11

1. Pengertian Terapi……………………...…………...11

2. Pengertian Ruqyah Syar’iyyah………...…………...12

3. Sejarah Ruqyah Syar’iyyah……..……….……...….13

4. Metode Terapi Ruqiyah Syar’iyyah…...…………...15

5. Ruqyah Syar’iyyah Sebagai Alternatif

Pengobatan (terapi)………………………………..25

B. Emosi…………………………...………………………27

1. Pengertian Emosi…………………………………..27

2. Macam-macam Gangguan emosi…………………..28

v

Page 49: Ana Noviana Fdk

vi

3. Faktor Penyebab Gangguan Emosi…………….......31

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI

A. Sejarah dan Perkembangan……………………………34

B. Visi, Misi dan Tujuan…………………..……………..37

C. Pelayanan……………………………………………...38

D. Sarana dan Prasarana………………………………….40

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

A. Identifikasi Subjek Penelitian……...…………………..41

B. Prosedur Pelaksanana Terapi Ruqyah Syar’iyyah……..43

C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah

bagi Benderita Gangguan Emosi……………….……...45

D. Analisis...………………………………………………46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………….49

B. Saran…………………………………………………...50

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….51

LAMPIRAN………………………………………………………………53

Page 50: Ana Noviana Fdk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya memiliki suatu pengalaman-pengalaman

yang disertai dengan nada perasaan (felling tones). Apakah pengalaman-

pengalaman yang berhasil dan sukses, ataupun pengalam yang tidak berhasil

atau gagal. Pengalaman yang berhasil dan sukses disifatkan oleh nada

perasaan yang menyenangkan, menggembirakan dan memuaskan.

Sebaliknya pengalaman-pengalaman yang tidak berhasil atau gagal

ditafsirkan oleh nada perasaan yang tidak menyenangkan, tidak

menggembirakan dan tidak memuaskan. Dan di sinilah emosi memegang

peranan amat penting dalam kehidupan manusia.

Emosi tampak jelas dalam ekspesi wajah, seperti: marah, cemas,

ketakutan, perasaan berdosa, malu, kesedihan, cemburu, iri hati, muak,

bahagia, bangga, lega, harapan dan haru.

Namun pada ganguan emosi dapat dipastikan pernah dialami oleh

setiap orang, ganguan emosi sudah bisa dipastikan sebagai penyakit-

penyakit yang menyebabkan seseorang merasa terganggu di karenakan

adanya konflik yang dialami begitu berat. Terlebih lagi apabila seseorang

sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sedang dialaminya.1

Dan dalam penanganan ganguan emosi ini dapat dilakukan dengan

cara melakukan terapi yang dapat menekan atau meredakan gejolak emosi

1 Baihaqi dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung :

Refika Aditama, 2005). h. 107.

1

Page 51: Ana Noviana Fdk

2

seseorang. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi

penyembuhan menggunakan al-Qur’an dan as-Sunnah yang diajarkan oleh

Nabi.

DR. M. Solihin, M.Ag dalam bukunya menjelaskan bahwa terapi

(pengobatan) spiritual menjadi penting di era moderen sekarang ini, bahkan

beberapa ahli kedokteran jiwa meyakini bahwa penyembuhan penyakit

pasien atau klien dapat dilakukan dengan cepat jika menggunakan metode-

metode yang berdasarkan spiritual keagamaan, yaitu dengan

membangkitkan potensi batinnya atau spiritualnya, yang ada pada

hakikatnya menimbulkan kepercayaan diri, bahwa Tuhan yang Maha Esa

adalah satu-satunya kekuatan penyembuh dari penyakit yang dideritanya.2

Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna untuk segala penyakit

hati dan jasmani. Penyakit dunia maupun akhirat. Pengobatan dengan al-

Qur’an sejatinya harus dilandasi dengan niat yang baik, keyakinan yang

mantap, keimanan, penerimaan yang penuh. Firman Allah SWT dalam surat

Al-Isra’ ayat 82:

⌦ ⌧ ☺

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu

tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain

kerugian” (Q.S. al-Isra’ : 82)

2 Solihin, Terapi Sufistik (Bandung : C. V. Pustaka Setia, 2004) cet. ke-1. h.36.

Page 52: Ana Noviana Fdk

3

Apabila seorang hamba melakukan pengobatan dengan al-Qur’an

secara baik, niscaya ia akan melihat pengaruhnnya yang menakjubkan

dalam memberikan kesembuhan secara cepat. Demikian halnya dengan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari hadits-hadits Nabi SAW yang sah, ia

merupakan salah satu obat yang paling bermanfaat. Do’a, apabila tidak ada

faktor-faktor penghalang, merupakan sebab paling bermanfaat untuk

menghilangkan sesuatu yang diinginkan, karena itu ia juga merupakan salah

satu penyembuh yang paling bermanfaat.

Namun, sesungguhnya pengobatan dengan ruqyah syar’iyyah bisa

dilakukan dengan 2 syarat. Syarat yang pertama yaitu dari sisi pasien

apakah ia sungguh-sungguh dalam menghadapkan diri kepada Allah SWT,

berkeyakinan penuh bahwa al-Qur’an adalah penyembuh dan rahmatan bagi

orang-orang yang beriman. Syarat yang ke dua, yaitu dari sisi pelaku

pengobatan. Ibnu Tiin Rahimahullah berkata “ruqyah dengn bacaan-bacaan

ta’awudz dan nama-nama Allah adalah pengobatan rohani. Bila ia dibackan

oleh lidah orang-orang yang baik, niscaya kesembuhan akan diperoleh

dengan izin Allah Ta’ala”3

Jadi tidak diragukan lagi bahwa pengobatan dengan menggunakan

ruqyah syar’iyyah yang diambil dari al-Qur’an al-Karim dan riwayat yang

sah dari Nabi SAW, merupakan pengobatn yang sempurna.4

Berdasarkan latar belakang tersebut yang merupakan sarana yang

cukup efektif dalam proses terapi mengenai gangguan emosi. Atas dasar

itulah, maka penulis ingin melakukan penelitian secara mendalam dan

3 Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qohtoni, Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Solo : Pustaka Amanah, 1997). h. 75.

4 Ibid., h. 82.

Page 53: Ana Noviana Fdk

4

sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul “Pelaksanaan

Terapi Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita Gangguan Emosi di Bengkel

Rohani Ciputat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan

Mengingat Bengkel Rohani memiliki bermacam-macam layanan

seperti Ruqyah, bekam dan refleksi, maka penulis membatasi hanya pada

pelayanan pengobatan melalui terapi ruqyah. yaitu pelayanan terhadap

penderita gangguan emosi yang ditangani oleh pihak Bengkel Rohani

Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembahasan masalah di atas, dan agar hasil yang

diperoleh maksimal, maka penulis merumuskan masalah “Bagaimana proses

pelaksanan terapi ruqyah syar’iyah dalam menangani penderita gangguan

emosi di Bengkel Rohani Ciputat?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas maka

tujuan dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui bagaimana proses dalam

pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah dalam menangani penderita gangguan

emosi di Bengkel Rohani Ciputat”.

Page 54: Ana Noviana Fdk

5

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan

wawasan bagi umat Islam dalam cara pengobatan atau terapi Islami yang

telah diajarkan oleh Rasullullah SAW dalam menangani berbagai penyakit

dalam ini dikhususkan penyakit ruhiyah (jiwa).

b. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan dapat memberikan pengaruh positif atau

apresiasif terhadap terapi Islam khususnya ruqyah yang dimana hal ini dapat

dijadikan sebagai sebuah rujukan untuk menterapi pasien yang mengalami

gangguan emosi.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

usaha mengungkap suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana

adanya sehinga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta.5 Jadi

gambaran dipaparkan secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari

obyek yang diselidiki pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak. Oleh karena itu dibutuhkan data-data yang sebagai penguat dalam

penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan

5 Hadari Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 2005), Cet. Ke-11, h.31.

Page 55: Ana Noviana Fdk

6

bukan angka-angka.6 Data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi,

videotape, dokumentasi, dan lain-lain.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bengkel Rohani Ciputat, Jln. Ir. H.

Juanda No.2A Ciputat-Tangerang. Adapun waktu penelitian dilakukan pada

tanggal 12 April sampai dengan 23 Mei 2010.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkaitan

dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah terhadap penderita gangguan

emosi. Yaitu: Ustadz Andri selaku pimpinan cabang Bengkel Rohani

Ciputat, Ustadz Nasrullah selaku penterapi di Bengkel Rohani Ciputat, Ibu

Nur’aini selaku pasien penderita gangguan emosi dan ibu Sopiah selaku

orang tua dari pasien Badriani yang menderita gangguan emosi.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah proses pelaksanaan terapi riqyah

syar’iyah terhadap penderita gangguan emosi.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang

mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data

melalui:

6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), cet. ke-13, h.6.

Page 56: Ana Noviana Fdk

7

a. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewe).7

Dalam penelitian ini wawancara ditunjukan kepada 1 pimpinan cabang, 1

terapis Bengkel Rohani Ciputat dan 2 pasien yang berhubungan dengan

gangguan emosi yaitu Ibu Nur’aini dan Ibu Sopiah.

b. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.8

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di Bengkel

Rohani Ciputat untuk memperoleh data tentang proses terapi ruqyah

Syar’iyyah terhadap penderita gangguan emosi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang asal katanya berasal dari kata “dokumen” yang

artinya barang-barang yang tertulis.9 Dokumentasi datanya adalah berkas-

berkas yang terdapat di Bengkel Rohani Ciputat yang sesuai dengan

masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola, katagori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

7 Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :

PT. Bina Aksara, 1989), cet. ke-6, h.128 8 Hawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 100. 9 Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 131.

Page 57: Ana Noviana Fdk

8

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.10

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Dengan menggambarkan hasil temuan di lapangan

mengenai proses terapi ruqiyah syar’iyah di Bengkel Rohani. Penulis

mencoba memaparkan data yang diperoleh dari berbagai sumber , yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan skripsi penulis menggunakan buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah

Jakarta, cetakan ke-2. selain itu penulis memperoleh arahan dari

pembimbing skripsi dan juga menggunakan buku-buku lain yang berkaitan

dengan teknik penulisan skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk melakukan judul skripsi penulis melakukan tinjauan pustaka

(Library Reserc) di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, dan buku-buku skripsi yang berkaitan dengan judul penulisan

skripsi penulis yang memberikan inspirasi untuk penulis dalam melakukan

penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini penulis

menemukan “Pelaksanaan Bimbingan Islam Melalui Terapi Ruqyah di

Pesanteren Yatama az-Zikra Depok yang disusun oleh Arief,

10 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 103.

Page 58: Ana Noviana Fdk

9

102052025633, pada tahun 1427 H. / 2006M. Adapun dalam penelitian

tersebut peneliti menjelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan Islam dapat

dilakukan dengan metode terapi ruqyah. Sedangkan dalam penelitian

penulis, membahas terapi ruqyah syar’iyyah untuk menangani penderita

gangguan emosi, bukan sebagai pelaksanaan bimbingan Islam.

F. Sistematika Penulisan

Dalam karya ilmiah ini, penulis menyusun sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Yang berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfataat penelitian,

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Mengemukakan tentang Ruqyah syar’iyah, pengertian

ruqyah syar’iyyah, dan peranan ruqyah syar’iyyah dalam

pengobatan rohani. Selain itu juga mengemukakan tentang

gangauan emosi, pengertian gangguan emosi, ciri-ciri

penderita gangguan emosi dan macam-macam gangguan

emosi.

Page 59: Ana Noviana Fdk

10

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT.

Menjabarkan tentang sejarah dan perkembangan Bengkel

Rohani, visi dan misi, dan kegiatan-kegiatan yang diadakan

di Bengkel Rohani.

BAB IV ANALISIS TERAPI RUQYAH SYAR’IYAH

Menjabarkan mengenai proses terapi ruqyah syari’yah dan

Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqiyah Syar’iyah terhadap

pasien penderita gangguan emosi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat kesimpulan dan saran.

Page 60: Ana Noviana Fdk

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Terapi Ruqiyah Syar’iyyah

1. Pengertian terapi

Terapi berasal dari bahasa Inggris “therapy”, yaitu suatu perlakuan

dan pengobatan yang ditunjukan kepada penyembuhan suatu kondisi

patologis.1

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha

untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit;

perawatan penyakit.2

Terapi dalam kaitannya dengan psikoterapi (psychotherapy) ialah

pengobatan penyakit dengan cara kebatinan atau dengan teknik kusus pada

penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan dalam menyesuaikan diri

setiap hari atau pentembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal

dengan guru atau teman.3 Sedang dalam pandangan Islam, psikoterapi Islam

dapat didefinisikan sebagai “proses pengobatan dan penyembuhan suatu

penyakit, mental spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan

al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW atau secara empirik dengan melalui

1 JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. PenerjemahKartini Kartono (Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2006), h. 507. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional : Balai Pustaka, 2005), h. 1180. 3 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. h. 407

11

Page 61: Ana Noviana Fdk

12

bimbingan dan pengajaran dari Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, nabi

dan rasul-Nya, atau ahli waris para nabi-Nya”.4

Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat disamakan dengan

kata “isytisyfa’” yang berasal dari kata “syafa’-yasyfi’-syifa’” yang berarti

menyembuhkan.5 Dalam al-Qur’an menyebutkan:

⌦ ⌧

☺ ☺

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. al-Isra’ : 82)

Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi adalah suatu proses pemberian

bantuan penyembuhan yang diperuntukan orang yang sedang sakit baik

sakit fisik maupun psikis orang tersebut bisa pulih.

2. Pengertian ruqyah syar’iyyah

Ruqyah dalam bahasa Arab artinya “al-audzah” atau “at-ta’wudz”

yaitu doa atau bacaan perlindungan. Pengertian ruqyah dalam istilah tidak

berbeda jauh dengan maknanya dalan bahasa Arab.6

Syaikh al-Bani mengatakan bahwa “ruqyah adalah bacaan yang

dibaca untuk meminta kesembuhan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits

yang shahih. Adapun seseuatu yang diucapkan oleh sebagian orang berupa

4 Abdul Aziz Ahyudi, Psikologi Agama, (Bandung : Sinar Bintang, 1991), cet. Ke-

1, h. 156-157. 5 Ahmad Warsono Munawwir, Kamus al-Munawwir, Arab- Indonesia,

(Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984), h. 782. 6 Musdar Bustaman Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah

(Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2010), h. 259.

Page 62: Ana Noviana Fdk

13

kalimat-kalimat bersajak yang tidak dipahami maknanya, kadang-kadang

merupakan kalimat kufur dan syirik, maka (ucapan seperti ini) dilarang”.7

Bila dilihat dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ruqyah

adalah bacaan atau doa yang dibacakan untuk memohon kesembuhan.

Namun, dari definisi ruqyah menurut Syaikh al-Bani terdapat dua unsur

yang bertolak belakang mengenai bacaan-bacaan yang dibacakan, yaitu

antara bacaan yang berasal dari al-Qur’an dan hadits dengan bacaan yang

mengandung kalimat kufur dan syirik. Oleh karena itu definisi ruqyah saat

ini tidaklah cukup untuk menjadi sebuah rujukan dalam pengobatan Islam

tetapi definisi ruqyah ditambahkan sebuah kalimat syar’iyyah yang

menggambarkan pengobatan Islam.

Jadi menurut istilah syariat Islam, ”ruqyah syar’iyyah adalah bacaan

yang terdiri dari ayat al-Qur’an dan hadits yang shahih untuk memohon

kepada Allah akan kesembuhan orang yang sakit”.8

3. Sejarah Ruqyah syar’iyyah

Merunut sejarah ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan

yang cukup tua di muka bumi ini. Sebelum Islam datang, orang arab telah

mengenal nama ruqyah. Akan tetapi ruqyah yang dikenal dalam tradisi Arab

ketika itu adalah ruqyah (mantra) yang dibacakan oleh dukun-dukun (kahin)

yang mengandung syirik karena berisi pemujaan dan pemintaan tolong

kepada jin atau setan.

7 Ibid. 8 Hasan Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, (Jakarta : Ghoib Pustaka,

2005), h. 17.

Page 63: Ana Noviana Fdk

14

Oleh karena itu setelah Islam datang, para sahabat bertanya tentang

mantra yang pernah mereka praktikkan di zaman Jahilliyah. Auf bin Malik

al-Asja’i menceritakan , “Kami di zaman Jahilliyah pernah melakukan

ruqyah, lalu kami bertanya kepada Rasulullah, ‘Bagaimana pendapatmu

tentang itu, ya Rasulullah?’ Maka Rasulullah bersabda, “Perlihatkan kepada

saya ruqyah kalian itu. Tidak masalah dengan ruqyah selama ia tidak

mengandung syirik”.9

Islam adalah agama yang penuh dengan solusi, begitupun yang

diajarkan oleh Rasulullah kepada umatnya yang sedang mengalami berbagai

persoalan termasuk dalam masalah pengobatan dan salah satunya adalah

ruqyah, bahkan “Secara lansung, beliau pernah meruqyah istrinya, cucunya

dan sahabat-sahabat beliau yang lain, bahkan Rasulullah sendiri pernah

diruqyah oleh malaikat Jibril sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah kitab

shahih Muslim.”10

Dalam konterks ke-Indonesia-an, ruqyah syar’iyyah kurang begitu

mendapat perhatian. Doa-doa ruqyah memang dikenal dan dipelajari di

pasantren atau pengajian, akan tetapi dalam pengamalan dan praktiknya

terasa banyak bercampur dengan hal-hal yang bersifat bid’ah, khurafat dan

syirik. Sedikit sekali yang benar-benar sesuai dengan syari’at dan selaras

dengan akidah. Hal ini tidak begitu aneh, karena praktisi ‘pengobatan

dengan al-Qur’an” sering dilakoni oleh orang-orang yang tidak mengerti al-

9 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 261. 10 Ibid., h. 262.

Page 64: Ana Noviana Fdk

15

Qur’an dan as-Sunnah, bahkan sama sekali tidak memahami apa yang

dibacanya.11

Di sisi lain, pengaruh budaya, keyakinan dan agama sebelumnya

sangat kuat. Aroma ajaran hindu, budha, dinamisme, animisme masih

tercium dalam praktek pengobatan yang dilakukan umat Islam Indonesia

saat ini. Hal ini menjadi tradisi atau budaya karena masih melekatnya

pemahaman bahwa pada benda-benda tertentu ada kekuatan,seperti batu, di

pohon, pada binatang tertentu, keris, tombak, sungai dan sebagainya

sehingga timbul penyembahan atau ritual untuk mengagungkannya.

4. Metode terapi ruqyah syar’iyyah

Adapun metode dalam pengertiannya adalah “Jalan yang harus

dilalui” untuk mencapai suatu tujuan, karena kata metode berasal dari kata

“meta” yang berarti melalui dan “hedos” berarti jalan. Namun pengertian

hakiki dari “metode” adalah segala sasaran yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.12

Dalam penerapan terapi ruqyah syar’iyyah terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh terapis dan pasien, baik sebelum dilakukannya

terapi ruqyah syar’iyyah, syarat bagi seorang terapis, dan metode terapi

ruqyah syar’iyyah yang mencakup bacaan-bacaan ruqyah.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan terapi

ruqyah syar’iyyah, yaitu:13

a. Menyiapkan suasana yang kondusif untuk melakukan ruqyah.

11 Ibid., h. 263 12 Muhammad Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: PT. Golden Terayen Press), Cet. Ke-5, h.43. 13 Ibid., h. 297-320.

Page 65: Ana Noviana Fdk

16

b. Membersihkan tempat ruqyah dari pelanggaran-pelanggaran

syariat.

c. Memberikan Taushiyah kepada pasien dan keluarganya tentang

akidah sehingga menghilangkan ketegangan mereka.

d. Mendiagnosa kondisi pasien dengan mengajukan beberapa

pertanyaan untuk mengetahui gejalanya.

e. Sunnah berwudhu bagi terapis dan pasien.

f. Wajib menutup aurat bagi wanita yang hendak di-ruqyah dan

menjaga semua kemungkinan auratnya akan terbuka saat

pengobatan.

g. Tidak boleh me-ruqyah seorang wanita tanpa didampingi suami

atau mahram-nya dan tidak boleh menyentuhnya tanpa alas tangan

(sarung tangan tebal).

h. Berdoa kepada Allah agar diberi pertolongan.

Sedangkan syarat bagi seorang terapis ruqyah syar’iyyah, yaitu:14

a. Beraqidah dengan aqidah salafus shalih, yaitu aqidah yang benar

dan bersih

b. Merealisasikan tauhid yang murni (tidak tercampur syirik) dalam

ucapan dan perbuatan.

c. Berkeyakinan bahwa ayat-ayat dan doa-doa punya pengaruh

kesembuhan dengan izin Allah semata.

d. Menjauhi hal-hal yang diharamkan, karena itu merupakan pintu

setan untuk mengganggu dan menyerang manusia.

14 Basri, 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah, h. 37-38.

Page 66: Ana Noviana Fdk

17

e. Melaksanakan dan mendukung berbagai bentuk ketaatan kepada

Allah dan Rasul-Nya.

f. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah dan banyak berdzikir

dengan dzikir yang sudah diajarkan dan dicontohkan oleh

Rasulallah.

Dalam pelaksanaan terapi ruqyah, terapis meletakkan tangannya

dikepala pasien dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an secara tartil

denagn suara yang dapat didengar oleh pasien dan keluarganya (jika

didampingi), hal ini dilakukan agar jelas bahwa ayat-ayat yang dibacakan

benar-benar ayat yang diambil dari al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan

oleh Rasulullah bukan mantra yang mengandung syirik.

Adapun ayat-ayat yang menjadi bacaan ruqyah , yaitu:15

a. Isti’adzah

Yang merupakan permohonan berlindung kepada Allah dan juga

merupakan sebuah anjuran sebelum membaca al-Qur’an, Allah

SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 28:

Artinya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S. an-Nahl : 28)

b. Lafadz basmallah

Sebagaimana lafadz Isti’adzah, ada yang bersifat umum yaitu

dibaca ketika akan melakukan suatu pekerjaan dan khusus yaitu

15 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 325-361

Page 67: Ana Noviana Fdk

18

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.”

c. Surat al-Fatihah ayat 1-7

⌧ ☺

⌧ ☺ ⌧ ☺

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Q. S. al-Fatihah : 1-7 )

d. Surat al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286.

Page 68: Ana Noviana Fdk

19

⌧ ☺

☺ ⌧ ☺

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (Q. S. al-Baqarah : 255).

Page 69: Ana Noviana Fdk

20

☺ ☺⌧ ☺

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (Q. S. al-Baqarah : 284-286)

e. Surat al-A’raf ayat 54-56

Page 70: Ana Noviana Fdk

21

☺ ☺

Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q. S. al-A’raf : 54-56)

f. Surat al-Mukminun ayat 115-118

Page 71: Ana Noviana Fdk

22

Artinya: “Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami

menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, Padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.” (Q. S. al-Mukminun : 115-118)

g. Surat ash-Shaaffat ayat 1-10

☺ ☺

☺ ☺

⌧ ⌧

Artinya: “Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan sebenar-

benarnya. Dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa. Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, Yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari Setiap syaitan yang sangat durhaka.

Page 72: Ana Noviana Fdk

23

Syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) Para Malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi Barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); Maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang” (Q. S. ash-Shaaffat : 1-10)

h. Surat ar-Rahman ayat 33-36

☺ ⌧

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga Maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. ar-Rahman : 33-36)

i. Surat al-Hasyr ayat 21-25

Page 73: Ana Noviana Fdk

24

☺ ☺ ☺

⌧ ☺ ☺

☺ ⌧

Artinya: “Kalau Sekiranya Kami turunkan al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q. S. al-Hasyr : 21-25)

j. Surat al-Ikhlas

Artinya: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah

adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q. S. al-Ikhlas : 1-4)

k. Surat al-Falaq

Page 74: Ana Noviana Fdk

25

Artinya: “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang

menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Q. S. al-Falaq : 1-5)

l. Surat an-Naas

Artinya: “Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang

memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (Q. S. an-Naas : 1-6)

Namun ada beberapa catatan yang harus dijelaskan berkenaan

dengan ayat-ayat al-Qur’an yang digunakan untuk me-ruqyah, sebagai

berikut:

a. Tidak boleh meyakini bahwa ayat-ayat ini saja yang boleh dipakai

untuk ruqyah, tidak dengan ayat-ayat lain (artinya, jangan sampai

ada sikap membeda-bedakan satu ayat dengan ayat yang lain.

Semua ayat al-Qur’an berpotensi memberikan pengaruh

kesembuhan dengan izin Allah SWT.

Page 75: Ana Noviana Fdk

26

b. Pengaruh atau reaksi yang terjadi karena bacaan ayat-ayat ruqyah

disebabkan kendungan ayat tersebut yang memuat (nilai-nilai)

tauhid, keikhlasan, pengharapan pada rahmat dan surga-Nya serta

rasa takut pada murka dan sansi-Nya.

c. Sebaiknya ayat-ayat ruqyah yang telah disebutkan atau ayat-ayat

lainnya dibaca secara berurutan sebagaimana susunannya dalam

al-Qur’an al-Karim.

d. Seorang terapi ruqyah harus melakukan variasi dengan memilih

ayat-ayat yang dibacakannya dengan tetap memastikan bacaanya

pada ayat-ayat ruqyah yang telah direkomendasikan tanpa

menanamkan keyakinan paa orang awam bahwa ini ayat ruqyah,

sedang yang lainnya bukan.

e. Sebaiknya ruqyah itu dengan membacakan ayat-ayat yang ma’tsur

dari Rasulullah.

f. Ayat-ayat ruqyah yang telah direkomendasikan oleh Rasulullah,

hanya akan memberikan pengaruh atau reaksi jika dibacakan

secara ikhlas dan terdengar oleh pasien yang diterapi. Bukan

ditulis, lalu ditempel atau digantung sebagai jimat.16

5. Ruqyah syar’iyyah sebagai alternatif pengobatan (terapi)

Sakit dapat digolongkan menjadi sakit fisik dan psikis. Melihat

adanya perbedaan yang sangat kontras antara keduanya maka perawatan dan

penyembuhannya juga sangat berbeda antara satu sama lain. Dalam

pengobatannya, seperti pada umumnya kita ketahui bahwa penyakit fisik

16 Ibid., h. 364.

Page 76: Ana Noviana Fdk

27

dapat diobati dengan cara medis yang bersifat ilmiah dan logis, namun pada

hakikatnya penyembuhan medis hanya tertuju pada fisik, lalu bagaimana

dengan sakit non-fisik yang lebih dikenal gangguan kejiwaan yang bersifat

immateri atau tidak terlihat?, maka penyambuhannya pun tidak dapat

disembuhkan dengan hal-hal yang materi. Namun apabila diberikan

pengobatan secara medis hanya bersifat membantu saja.

Di Indonesia banyak sekali pengobatan dan cara penyembuhan yang

ditawarkan baik berupa medis ataupun non-medis. Dalam banyak kasus,

masyarakat Indonesia salah mengartikan suatu penyakit, apakah itu penyakit

medis atau non-medis. Seperti halnya anak yang demam dibawa ke

pengobatan alternatif karena takut kemasukan jin, padahal bila dilihat dari

gejalanya sakit seperti demam ini termasuk medis dan harus dibawa ke

dokter. Rasulullah bersabda:

إن اهللا أنزل الداء والدواء وجعل لكل داء دواء فتداووا وال تداووا بحرام

Artinya: “Sesungguh Allah telah menurunkan penyakit dan obat demikian pula Allah menjadikan bagi tiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat dengan yang haram.”

Lalu bagaimana posisi ruqyah syar’iyyah dalam sistem

pengobatannya? Sistem pengobatan dan penyembuhan ruqyah syar’iyyah

banyak dijelaskan dalam as-Sunnah dan sebagian juga telah dijelaskan

dalam al-Qur’an, oleh karena itu ruqyah syar’iyyah termasuk dalam sistem

pengobatan Thibbun Nabawi.

Ruqyah syar’iyyah selain bertujuan untuk penyembuhkan, tetapi juga

mengajak pasien untuk lebih berserah diri kepada Sang pencipta yang

menurunkan penyakit dan hanya Dia lah yang bisa menyembuhkan. Dapat

Page 77: Ana Noviana Fdk

28

dirumuskan bahwa “obat-obatan Ilahiyyah sasarannya pada fisik, psikis, dan

ruh. Obat jenis ini akan menghantarkan manusia pada ketenangan hati dan

keteguhan jiwa yang sering hilang sehingga menimbulkan penyakit fisik.

Obat-obatan Thabi’iyyah sasaranya pada fisik dan psikis saja.”17

Terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan (penyakit

psikis) selain mendapatkan pengobatan dari dokter spesialis jiwa sangat

dianjurkan pula untuk melakukan ruqyah syar’iyyah, sebab ayat-ayat al-

Qur’an dapat memberikan pengaruh positif terhadap syaraf dan kekebalan

tubuh pasien.18

B. Emosi

1. Pengertian emosi

Emosi adalah perasaan yang kita alami. Kita menyebut berbagai

emosi yang muncul dalam diri kita dengan berbagai nama seperti sedih,

gembira, kecewa, semangat, marah, benci, cinta. Sebutan yang diberikan

pada perasaan tertentu, mempengaruhi bagaimana kita berfikir mengenai

perasaan itu, dan bagaimana kita bertindak.19

Baihaqi dalam bukunya Konsep dasar Gangguan-gangguan

mengutip pernyataan Franken yang menjelaskan bahwa “emosi merupakan

hasil interaksi antara faktor subyektif (proses kognitif), factor lingkungan

(hasil belajar), dan faktor biologik (proses hormonal). Dengan kata lain,

17 Tambusai, Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah Syar’iyyah, h. 258. 18 Ibid. 19 Rochelle Semmel Albin, Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan

Mengarahkannya, 20 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010), h. 11.

Page 78: Ana Noviana Fdk

29

emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan

merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya”.20

Sedangkan menurut Carr, “emosi adalah penyesuaian organis yang

timbul secara otomatis pada manusia dalam menghadapi situasi-situasi

tertentu”.21

Dari beberapa pengertian tentang emosi diatas tidak ada perbedaan

yang mencolok dalam menjelaskan pengertian emosi. Garis besar yang

dapat dipetik dari beberapa pengertian diatas, bahwasannya emosi adalah

suatu perasaan dari suatu pengalaman yang dihasilkan dari hubungan antara

individu dengan sekitarnya. Dan dari hasil hubungan itu melahirkan

perasaan-perasaan yang berkaitan dengan diri individu, baik itu senang,

sedih, gembira, ataupun marah.

2. Macam-macam gangguan emosi

Intensitas yang tidak dapat dikendalikan akan menjadi krisis apabila

ada potensi untuk melukai diri sendiri atau orang-orang lain. Pola-pola

emosi yang disebut terganggu karena terdapat afek yang tidak tepat, afek

yang terlalu kaku, ambivalensi, kecemasan, apati, depresi, kegembiraan,

ketidakstabila emosi, perasaan bersalah yang tidak rasional, dan mudah

tersinggung.22

Gangguan emosi ini memiliki berbagai macam bentuk yang

memiliki ciri-ciri tersendiri dari penderitanya. Adapun macam-macam

gangguan emosi yaitu:

20 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, (Bandung :

PT. Refika Aditama, 2005), h.105. 21 Nety Hartanti, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, t.t.), h. 94. 22 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius,

2010), h. 262.

Page 79: Ana Noviana Fdk

30

a. Euphoria

Yaitu emis yang menyenangkan dalam tingkatan yang sedang.

Gejalanya: optimis, percaya diri, riang gembira, merasa senang, dan

bahagia yang berlebihan.

b. Elasi

Emosi menyenangkan yang setingkat lebih tinggi dari euphoria.

Gejalanya: rasa senang dan percaya diri terbayang pada wajahnya.

Keadaanya mungkin menimbulkan rasa sedih dan tidak bahagia,

tetapi cendrung dikesampingkan. Elasi sering merupakan emosi yang

labil, sehingga mudah tersenggung.

c. Exaltasi

Yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham

kebesaran.

d. Ectasy

Yaitu emosi senang yang disertai dengan rasa hati yang aneh, penuh

kegairahan, perasaan aman, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.

e. Anhedonia

Yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan

senang dengan aktifitas yang biasanya menyenangkan.

f. Kesepian

Yaitu merasa diri ditinggalkan, merasa tidak memiliki kawan, merasa

tidak ada orang lain yang menyapanya.

Page 80: Ana Noviana Fdk

31

g. Kedangkalan

Yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum. Afek atau emosinya

datar, tumpul, dan dingin.

h. Afek dan emosi yang tidak sesuai/ wajar

Yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara

sifat emosi yang ditunjukan dengan situasi yang menimbulkannya.

Menampakkan reaksi kesenangan atau kesedihan yang tidak patut

atau tak wajar dalam situasi tertentu.

i. Afek dan emosi labil

Berubah-ubah secara cepat tanpa pengawasan yang baik. Misalnya

tiba-tiba marah atau menangis.

j. Variasi afek dan emosi sepanjang hari

Perubahan emosi (afek) sejak pagi hari sampai malam hari. Misal

pada PMD, depresinya lebih kuat pada pagi atau siang hari dan

menjadi lebih ringan pada sore atau malam hari.

k. Afek yang terlalu kaku

Mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada

rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang

berlainan.

l. Ambivalensi

Ketidaktepatan perasaan atau emosi pada seseorang, benda atau

sesuatu hal.

m. Apati

Page 81: Ana Noviana Fdk

32

Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau semua hal

disertai dengan perasaan terpencil dan tidak peduli.

n. Amarah

Suatu bentuk kemurkaan atau permusuhan yang sering dinyatakan

dalam bentuk agresif.

o. Depresi

Yaitu perasaan sedih tertekan. Gejala psikis: seduh, susah, tidak

berguna, gagal, putus asa, tak ada harapan. Gejala somatic: anorexsia,

kulit lembab, tekanan darah dan nadi turun, tidak semangat, sulit

tidur. Ada depresi yang disertai dengan penarikan diri dan ada pula

yang dengan kegelisahan dan agitasi.

p. Kecemasan (Ansietas)

Yaitu jawaban emosi yang sifatnnya antisipatif, jawaban awal

sebelum ada pertanyaan. Gejala psikis: perasaan gundah, khawatir,

gugup, tegang, cemas, taka man, lekas terkejut, emosi labil, mudah

tersinggung, apatis, perasaan salah tidak pada tempatnya. Gejala

somatic: keluar keringat dingin, sulit bernafas, gangguan lambung,

berdebar-debar, tekanan darah meninggi, dan sebagainya.23

3. Faktor penyebab gangguan emosi

Dalam kehidupan manusia, emosi memegang peranan yang amat

penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak dapat dipertahankan

dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantunganya jiwa. Kalau

jantungnya berhenti, jasmaninya akan mati. Kalau emosinya berhenti

23 Baihaqi, dkk, Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan, h. 111-114.

Page 82: Ana Noviana Fdk

33

berfungsi maka matilah jiwanya. Dengan demikian emosi, manusia

memiliki kekuatan yang maha hebat. Ia mampu mengaktifkan dan memberi

energi pada seluruh aktifitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan,

kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian,

emosi juga dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan dan menurunkan.

Dalam kaitanya dengan belajar, emosi juga mampu berperanmeningkatkan

dan mendorong aktivitas berfikir, kontrol diri, pemahaman moral, dan

bertindak bagi seseorang.

Kapan emosi mampu berperan sebagai pendorong atau penghambat

aktivitas manusia, sangat tergantung pada batas penerimaan masing-masing

individu. Jadi dalam batas-batas tertentu, emosi sangat bermanfaat bagi

aktifitas manusia, sedangkan batas-batas tertentu tersebut sifatnya subyektif

dan individual. Bilamana emosi tersebut sudah begitu keras malampaui

batas penerimaan atau nilai kritik individu (sehingga fungsi individu itu

tergganggu), maka dinyatakan emosinya terganggu. Mungkin sebagai

pendorong ataupun penghambat, tetapi sudah diluar kewajaran karena

sifatnya berlebihan.24

Emosi juga dapat dikatakan menjadi sebuah gangguan apabila tidak

memenuhi salah satu kriteria yang menunjukan emosi yang normal, yaitu

antara lain:

a. Emosi itu dapat diramalkan dan cocok yakni emosi itu berguna,

diharapkan, dan relevan dengan situasi stimulus.

24 Ibid., h. 107.

Page 83: Ana Noviana Fdk

34

b. Emosi semestinya tidak berlangsung lama atau berhenti dengan

mendadak, mengingat sifat dan pentingnya keadaan yang

menimbulkan reaksi emosional.

c. Emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu

kuat dalam hubungannya dengan situasi.25

Dapat disimpulkan bahwa gangguan emosi merupakan suatu

ungkapan rasa yang tidak tepat, dimana ada ketidak cocokan antara sifat dari

emosi yang diungkapkan dan situasi yang menyebabkannya.

25 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, h. 262.

Page 84: Ana Noviana Fdk

BAB III

GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI

A. Sejarah dan perkembangan

Sejarah pendirian Bengkel Rohani tidak bisa dipisahkan dari

pendirinya yaitu Ustadz Abu Aqila, yang bernama asli Sunarsi Sokiman.

Diawali dengan kepergian istri pertama beliau yang wafat pada tahun 1998

diakibatkan sihir setan dari golongan jin (sihir al-Hasadi) setelah

sebelumnya diperiksakan penyakit aneh tersebut ke RSCM dan para dokter

di sana tidak mampu mendeteksi penyakit itu (hasilnya negatif).

Sebelumnya meninggal mendiang istri tercinta, beliau sempat bertemu atas

petunjuk Allah Swt dengan KH. Kasman Sudja’i (alm.), tabib yang khusus

menangani secara islami orang yang terkena gangguan jin. Setelah ditangani

oleh kiai tersebut, gangguan jin di tubuh istri beliau dapat sembuh. Namun

karena fisiknya sudah terlanjur lemah, akhirnya ia wafat.

Dari peristiwa tersebut, Abu Aqila bertekad mendalami masalah

terapi gangguan jin. Motivasinya, agar kejadian yang menimpa istrinya

tidak terulang pada orang lain. Minimal dapat memberikan pelayanan dan

pengabdian kepada masyarakat tentang pelayanan kesehatan yang Islami.

Antara 1998 hingga 1999 kurang lebih selama 4 bulan, sebelum KH. Sudja’i

wafat, beliau mempelajari terapi gangguan jin dari kiai tersebut. Hasil

belajarnya tersebut, kini beliau abadikan ke dalam buku “Kesaksian Raja Jin

– Meluruskan Pemahaman Alam Gaib dengan Syariat”. Saat ini buku

tersebut telah masuk kategori Best Seller.

34

Page 85: Ana Noviana Fdk

35

Ustadz Abu Aqila lalu mengembangkan ilmu tersebut untuk

kepentingan pengobatan yang sesuai syariat Islam. Beliau juga melengkapi

pengetahuan pengobatannya dengan mempelajari ilmu bekam (al-Hijamah),

ilmu herbal, ilmu sistem aliran darah dan syaraf tubuh manusia. Ditambah

lagi dengan pengetahuan medis dan pengetahuan agama yang beliau

dapatkan dari Pondok Modern Gontor Darussalam. Kemudian beliau

membuka praktik pengobatan dan terapi kesehatan yang menyeluruh secara

islami, baik jasmani maupun rohani sejak tahun 2000. Baru pada 6 Juli 2003

praktik pengobatan tersebut dilegalkan dengan nama Bengkel Rohani.

Alasan pemilihan nama Bengkel Rohani karena mobil, motor, atau

sepeda saja perlu direparasi dan dirawat di bengkel agar selalu berada dalam

kondisi baik dan tidak rewel (bolak-balik rusak), apalagi manusia yang

Allah Swt. ciptakan sebagai “produk” paling mutakhir.

Kata Bengkel berarti setiap pasien yang datang ke Bengkel Rohani

perlu disehatkan. Mungkin ada “onderdil”-nya yang sudah mulai usang atau

keropos, dan lain-lain. Pada prinsipnya semua manusia rawan terkena

penyakit, dan bila seseorang sudah terkena penyakit harus segera disehatkan

kembali melalui satu institusi penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan

bernama Bengkel Rohani.

Sedangkan kata Rohani berarti dalam proses penyembuhan atau

penyehatan, maka rohani atau jiwanya yang terlebih dahulu harus ditangani

karena di antara bagian-bagian tubuh lainnya ia paling berpengaruh. Mulai

dari keyakinan dan tawakal orang yang bersangkutan kepada Allah Swt. saat

menghadapi penyakit, penyadaran kebiasaan hidup sehat yang islami,

Page 86: Ana Noviana Fdk

36

keyakinan memilih cara pengobatan yang syar’i (sesuai syariat Islam), dan

sebagainya. Setelah itu, barulah ditangani kesehatan fisik atau medisnya

untuk disembuhkan atau disehatkan.

Di tahun pendiriannya, tahun 2003, Bengkel Rohani telah

menyatakan diri sebagai Islamic Health Maintenance Organization

(Organisasi Perawatan Kesehatan secara Islami) yang melayani jasa terapi

kesehatan menyeluruh, baik jasmani maupun rohani.

Secara umum perkembangan Bengkel Rohani dan perkembangan

pasiennya telah meningkat pesat mulai dari awal pendiriannya. Baru pada

bulan-bulan belakangan ini perkembangan jumlah pasien terlihat stabil.

Karena bila pasien yang datang terlalu banyak Bengkel Rohani menjadi

kewalahan. Ini pernah terjadi di bulan-bulan berikutnya setelah pendirian

Bengkel Rohani, yaitu jumlah pasien per hari bisa mencapai 100 orang lebih

kalau tidak distop. Cara efektif untuk mengatasi membludaknya jumlah

pasien, kami secara bijaksana membatasi jumlah maksimal pasien pada hari

yang bersangkutan

Perkembangan institusi Bengkel Rohani terus meningkat. Di masa

mendatang Bengkel Rohani masih menggagas rencana-rencana besar ke

depan, seperti perluasan cabang-cabang baru, peningkatan kualitas

pelayanan, produk-produk obat baru, buku baru, pelatihan, dan lain-lain. Hal

ini sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan solusi

pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menyeluruh dan

islami secara murah dan mudah dijangkau.

Page 87: Ana Noviana Fdk

37

Hubungan Bengkel Rohani dengan masyarakat sekitar cukup baik,

bahkan masyarakat memberikan sambutan positif tentang keberadaan dan

kiprah Bengkel Rohani, mulai dari datang berobat, tanya-jawab di televisi

dan beberapa media cetak (tabloid, dll.), liputan oleh beberapa stasiun

televisi swasta dan media cetak (majalah, diggest magazine, dan tabloid).

B. Visi, Misi dan Tujuan

Sebagai sebuah lembaga pengobatan, Bengkel Rohani juga

mempunyai visi, misi dan tujuan agar pelayanan dan pengobatan yang

diberikan dapat tercapai dengan sukses. Adapun visi, misi, dan tujuan

Bengkel Rohani yaitu:1

1. Visi

Visi adalah sebuah gambaran yang mencakup cita dan tujuan yang

ingin diwujudkan. Bengkel Rohani mempunyai tekad untuk

menyeimbangkan 2 unsur yang ada pada diri manusia, maka atas dasar

tersebut Bengkel Rohani mempunyai visi:

“Sehat Jasmani, Sehat Rohani”.

2. Misi

Untuk mencapai sebuah visi yang dimiliki maka Bengkel Rohani

mempunyai misi sebagai berikut:

a. Memberikan solusi menyeluruh untuk pemeliharaan kesehatan dan

penyembuhan penyakit yang ada di masyarakat dengan pola

pengobatan yang islami (pengobatan ala Nabi Saw.)

1 Ibid.

Page 88: Ana Noviana Fdk

38

b. Meluruskan pemahaman tentang Islam dan alam gaib yang terjadi di

masyarakat, baik melalui ceramah, seminar, bedah buku, konseling,

penyebaran buku dan produk kreatif Bengkel Rohani, dan lain-lain.

3. Tujuan

Tujuan pendirian Bengkel Rohani termotivasi oleh maraknya

pengobatan alternatif yang dilakukan para kiai, dukun, dan paranormal.

Dalam pengobatannya, dukun dan paranormal menggunakan lafaz ajaran

tradisi sebagai mantranya, sedangkan kiai kebanyakan menggunakan ayat-

ayat al-Qur`an. Namun semuanya menjadi rancu dan sulit dibedakan siapa

yang menjadi paranormal, dukun, dan kiai. Apalagi adanya banyak iklan

“kiai” yang ahli pasang susuk dan bahkan membuka pelatihannya.

Dengan maraknya pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan

syariat Islam dan banyak dilakukan paranormal dan dukun yang juga banyak

mengatasnamakan Islam, serta adanya keinginan masyarakat mendapatkan

terapi gangguan jin dan penyembuhan penyakit secara islami itulah, ustadz

Abu Aqila lalu membuat klinik syariah Bengkel Rohani.

C. Pelayanan

Adapun pelayanan sebagian besar yang ada di Bengkel Rohani

berbasis pada pengobatan cara Islam, yaitu:

1. Terapi gangguan jin dan depresi,

2. Konsultasi pribadi dan keluarga,

3. Jasa psikiater,

4. Pelatihan pembinaan aqidah & terapi gangguan jin dan depresi (SSQ),

Page 89: Ana Noviana Fdk

39

5. Terapi Bekam (al-Hijamah),

6. Obat-obatan herbal,

7. Produk-produk kreatif lainnya (buku, VCD spiritual religius, dll.).

Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Bengkel Rohani

juga mengadakan program pelatihan dan dakwah yang bertujun untuk

mencetak kader-kader yang berbasis pada al-Qur’an dan as-Sunnah, adapun

program tersebut antara lain:

1. Training terapi ruqyah syar’iyyah,

2. Training terapi hijamah/ bekam,

3. Training iridiologi dan psikologi,

4. Pengajian bulanan Bengkel Rohani

5. Pengajian bulanan Ta’aruf center Bengkel Rohani

6. Lembaga Tahsin Qiro’ah al-Qur’an Bengkel Rohani

Adapun jadwal pelayanan yang diadakan di Bengkel Rohani

adalah sebagai berikut:2

Tabel I.

Jadwal Pelayanan Ruqyah Bengkel Rohani Ciputat

No. Nama Ustadz Waktu Hari Keterangan

1 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Senin Langsung 2 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Selasa Langsung 3 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Rabu Langsung 4 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Kamis Langsung 5 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Jum'at Langsung 6 Ust. Nasrullah 09.00 s.d. 21.00 WIB Sabtu Langsung 7 Ust. Abu Aqila 09.00 s.d. 21.00 WIB Ahad Langsung

2 Ibid.

Page 90: Ana Noviana Fdk

40

D. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung pelaksanan kegiatan sebuah lembaga pengobatan

maka Bengkel Rohani memiliki sarana dan prasarana yang harus diadakan

agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar. Adapun sarana dan prasarana

yang terdapat di Bengkel Rohani mencakup:

1. Meja resepsionis untuk pendaftaran pasien.

2. Ruang konsultasi yang digunakan untuk mengidentifikasi keluhan

pasien.

3. Ruang bekam, yang terdiri dari 2 ruang untuk akhwat dan ikhwan.

4. Ruang refleksi.

5. Ruang terapi ruqyah.

6. Mushola.

7. Kantin.

8. Ruang ber-AC

Page 91: Ana Noviana Fdk

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

A. Identifikasi Subjek Penelitian

Untuk memperkuat hasil penelitian, penulis melakukan wawancara

kepada subjek yang berhubungan langsung dengan terapi ruqyah syar’iyyah

bagi penderita gangguan emosi. Adapun subjek penelitian itu adalah:

1. Pimpinan Cabang

Usatadz Andri Sulaiman, sekarang ini menjabat sebagai pimpinan

cabang Bengkel Rohani Ciputat sejak 4 mei 2010, sebelumnya beliau

menjadi pimpinan cabang Bengkel Rohani Bekasi dari tahun 2005. Beliau

kelahiran 30 November 1979 sekarang tinggal di Setia Kawan, Bekasi

Timur. Sebelumnya beliau hanya seorang pencuci alat bekam di Bengkel

Rohani namun berkat ketekunannya kemudian beliau diperbantukan untuk

terapi bekam lalu diperbantukan lagi untuk menangani konsultasi pasien

yang juga menjabat sebagai piminan cabang.

2. Terapis

Ustadz Nasrullah, Ustadz yang menangani terapi ruqyah ini

kelahiran Jakarta 15 Maret 1975, sekarang tinggal di Gandul, pangkalan jati

baru di Rt 03 Rw 02 No.49A dan sekarang sudah dikaruniai tiga orang anak.

Beliau bergabung di Bengkel Rohani semenjak bulan Maret 2010,

sebelumnya beliau bekerja sebagai guru privat dan guru TPA (Taman

Pendidikan al-Qur’an) karena beliau lulusan MTs di daerah Gundul. Beliau

sebelumnya tidak punya pembekalan tentang pengobatan terapi ruqyah,

41

Page 92: Ana Noviana Fdk

42

namun beliau sering mengobati para tetangganya dengan menggunakan

bacaan-bacaan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, barulah

belakangan ini beliau mengetahui bahwa pengobatan tersebut bernama

terapi Ruqyah Syar’iyyah.

3. Pasien

a. Ibu Nur’aini

Ibu rumah tangga yang berusia 33 tahun dan sudah dikaruniai 2 orang

anak yang berusia 12 tahun dan 4 tahun. Beliau sudah 2 kali diruqyah,

sebelumnya beliau divonis menderita kangker otak, sehingga beliau

mengalami syok yang berakibat gangguan emosi, terlebih lagi apabila beliau

menghadapi putrinya yang berusia 12 tahun maka emosinya mudah

meledak-ledak, karena beliau merasa cemas dan takut putrinya terjebak

dalam pergaulan bebas.

Dalam hal ini Ibu Nu’aini mengalami gangguan emosi yang disebut

kecemasan (Ansietas) dimana emosi yang bersifat antisipatif, jawaban awal

yang sebelum ada pertanyaan. Padahal apabila dirujukan pada salah satu

kriteria emosi yang normal, emosi yang diungkapkan tidak terlalu lemah

dan juga tidak terlalu kuat dalam hubungannya dengan situasi.1

b. Ibu Sopiyah

Merupakan Ibu dari Badriahni, pasien penderita gangguan emosi.

Badriah untuk saat ini belum bisa diwawancarai secara langsung

dikarenakan masih belum bisa berbicara terlalu banyak. Badriah gadis

berusia 31 tahun, yang kesehariannya di rumah saja merupakan pasien

1 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 3, 5 ed. (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2010), h. 262

Page 93: Ana Noviana Fdk

43

gangguan emosi dan sudah menjalani 5 kali terapi ruqyah. Sebelunya

badriah tidak menunjukan sebagai seorang yang mempunyai emosi, dia

lebih banyak diam dan acuh dengan apa yang terjadi disekitarnya.

Bila dilihat dari cirri-ciri yang diderita Badriahni dapat disimpilkan

bahwa Badriahni mengalami gangguan emosi yang berupa afek yang terlalu

kaku, yaitu mempertahankan terus-menerus keadaan rasa hati sekalipun ada

rangsangan yang biasanya menimbulkan jawaban emosi yang berlainan,

namun Badriahni tidak menunjukan itu.

B. Prosedur Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah

Dalam pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah di Bengkel Rohani

Ciputat, harus melewati prosedur-prosedur yang telah ditetapkan dalam

penanganan pasien, adapun prosedur itu adalah:

1. Pendaftaran

Pertama kali pasien datang, pasien diharapkan mendaftarkan diri

terlebih dahulu ke tempat pendaftaran. Disitu pasien akan mendapatkan

buku bimbingan yang memuat kolom untuk diisi oleh konselor, peruqyah

dan bekam (apabila pasien juga harus dibekam). Dan dilengkapi dengan

doa-doa memohon kesembuhan.

2. Konsultasi

Selanjutnya pasien menunggu panggilan untuk dilakukannya

konsultasi. Konsultasi disini dijalani untuk mengeecek apakah pasien

menderita gangguan jasmani atau rohani, dan apa bila mengalami gangguan

Page 94: Ana Noviana Fdk

44

rohani apakah yang berhubungan dengan gangguan jin atau gangguan

rohani yang lainnya, salah satunya gangguan emosi.

Dari ruang konsultasi ini dapat diputuskan bagaimana cara

penanganan pasien apakah harus diruqyah atau dibekam ataupun harus

diruqyah dan dibekam.

Selain itu diruang konsultasi ini pasien juga akan mendapatkan

masukan-masukan atau tausiyah yang berhubungan dengan permasalahan

atau penyakit yang diderita pasien.

3. Terapi ruqyah syar’iyyah

Terapi ruqyah syar’iyyah dilakukan di ruang tersendiri, dengan

ruang yang lebih luas dari ruang lainnya, ini dikarenakan agar pasien dapat

bergerak sebebas mungkin dan membuat pasien merasa nyaman.

Sebelum dilakukannya ruqyah syar’iyyah, biasanya pasien

disarankan untuk mengambil air wudhu dan menutup auratnya dengan rapat

(bila wanita), selain itu apabila pasiennya wanita maka peruqyah akan

menggunakan sarung tangan, hal ini untuk menghindari adanya sentuhan

kulit antara bukan muhrimnya.

Setelah itu menurut ustadz Nasrullah “disini kita dengan

menidurkan pasien, maksudnya membaringkan kalo yang mau berbaring,.

Tapi kita buat santai aja lah bagaimana se-relex-nya pasien aja tapi kalo kita

menyarankan tidur, tapi kalo mau duduk atau bersila terserah”2

Apabila pasien sudah dalam keadaan nyaman dan relex barulah

dilakukan terapi ruqyah dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan

2 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Nasrullah, Ciputat, 11 Mei 2010.

Page 95: Ana Noviana Fdk

45

suara yang lantang sambil memegang anggota badan pasien, biasanya

memegang kepala, punggung atau dada.

4. Bekam (hijamah)

Bekam dilakukan apabila terdapat penyakit lain yang ada pada

pasien, dan apabila hanya ditemukan penyakit rohani saja, maka bekam

tidak perlu dilakukan.

C. Teknik Pelaksanaan Terapi Ruqyah Syar’iyyah bagi Penderita

Gangguan Emosi

Dalam teknik pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah bagi penderita

gangguan emosi di Bengkel Rohani Ciputat tidaklah berbeda dengan terapi

ruqyah syar’iyyah lainnya, baik dari persipan awal pelaksanaan terapi

ruqyah syar’iyyah sampai dengan teknik me-ruqyahnya. Namun dalam hal

pembacaan surat-surat al-Qur’an, terdapat sedikit perbedaan dalam

penanganan pasien penderita gangguan emosi dengan pasien penderita

gangguan jin. Menurut Ustadz Nasrullah “perbedaanya paling bacaannya

saja, untuk emosi tidak ada penambahan ayat-ayat lain tapi kalo untuk

gangguan jinnya ada penambahan seperti surat yang untuk pengusiran jin

seperti surat ar-Rahnman, surat Jin.”3

Sedangkan dalam pelaksanaan terapi ruqyah-nya, yaitu dengan cara

meletakkan tangan terapis ditubuh pasien (terapis menggunakan sarung

tangan apabila menangani pasien wanita), lalu dibacakan ayat-ayat suci al-

3 Ibid.

Page 96: Ana Noviana Fdk

46

Qur’an dengan suara yang lantang dan terapis memegang salah satu anggota

tubuh pasien (kepala, punggung atau dada).

Adapun ayat-ayat yang biasanya dibacakan oleh ustadz Nasrullah

yaitu:

1. Isti’adzah

2. Basamallah

3. al-Fatihah ayat 1-7

4. Surat al-Baqarah ayat 255, dan ayat 284-286

5. Surat ar-Rahman ayat 33-36

6. Surat al-Ikhlas

7. Surat al-Falaq

8. Surat an-Naas

Namun hal yang pertama yang harus ditanamkan dan diyakini oleh

pasien adalah, pengobatan dengan cara terapi ruqyah syar’iyyah adalah

suatu bentuk permohonan untuk meminta kesembuhan kepada Allah SWT.

D. Analisis

Berdasarkan data-data yang penulis dapatkan selama penelitian

melalui wawancara dan observasi di Bengkel Rohani Ciputat bahwa

kegiatan-kegiatan yang terdapat di Bengkel Rohani sesuai dengan visi, misi

dan tujuannya. Yang dalam hal ini untuk membangan dan merealisasikan

pengobatan dan terapi yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan

mengenalkannya lebih luas kepada masyarakat.

Page 97: Ana Noviana Fdk

47

Penulis juga melihat dalam hal pelaksanaan terapi ruqyah

syar’iyyah, bahwa terapis telah berhasil melakukan sebuah pelaksanaan

pengobatan yang sesuai dengan tuntunan Islam. Dan terapis dapat dikatakan

sebagai seorang yang ahli dalam bidangnya dan sungguh-sungguh dalam

mengobati setiap pasiennya.

Adapun proses pelaksanaan ruqyah syar’iyyah yang dilakukan

adalah telah sesuai dengan syariat Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan

as-Sunnah yaitu dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan suara

yang lantang dan memperdengarkannya langsung dihadapan pasien dengan

memegang bagian tubuh pasien (kepala, punggung atau dada). Walaupun

sesungguhnya terapi ruqyah juga dapat dilakukan dengan melalui telefon

atau memperdengarkan kaset recorder. Karena inti dari ruqyah syar’iyyah

adalah dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an.

Terapi ruqyah syar’iyyah yang dilakukan di Bengkel Rohani juga

dapat dikatakan sangat efektif terlihat dari kemajuan yang ada pada diri

pasien setelah melakukan pengobatan dengan terapi ruqyah syar’iyyah.

Seperti yang dikatakan Ibu Nur’aini ketika memaparkan tanggaannya

mengenai terapi ruqyah syar’iyya, ”Ada efeknya…. Enak, kayanya hati

plong gitu, secara alami aja….”4 Begitu pula tanggapan Ibu Sopiah

mengenai terapi ruqyah terhadap anaknya Badriahni “Bagus, Alhamdulillah.

Walaupun ruqyah baru tapi udah ada perubahan deh, ya Alhamdulillah

deh.”5

4 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur’aini, Ciputat, 19 Mei 2010. 5 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sopiah, Ciputat, 22 Mei 2010.

Page 98: Ana Noviana Fdk

48

Jadi terapi ruqyah syar’iyyah dapat menjadi suatu solusi yang tepat

dalam penanganan penderita gangguan emosi, dimana terapi ruqyah tidak

hanya menjadikan suatu pengobatan tetapi juga menjadi suatu sarana

pendekatan diri kepada Allah SWT.

Page 99: Ana Noviana Fdk

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis selama 4 bulan di

Bengkel Rohani Ciputat, yang meneliti pada terapi ruqyah syar’iyyah bagi

pasien penderita gangguan emosi, penulis menyimpulkan bahwa:

1. Dalam proses pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah, di Bengkel

Rohani Ciputat pasien terlebih dahulu melakukan konsultasi agar

dapat diketahui keluhan apa saja yang pasien rasakan, setelah itu

dapat disimpulkan bahwa pasien harus menjalani terapi ruqyah

terutama bagi penderita gangguan emosi.

2. Dalam pelaksanaanya terapis membacakan ayat-ayat al-Qur’an

pilihan yang diajarkan oleh Rasulullah yang berkhasiat untuk

menyembuhkan penyakit.

3. Dari hasil wawancara dan observasi penulis menemukan bahwa

pelaksanaan terapi ruqyah syar’iyyah ternyata sangat berpengaruh

terhadap kesembuhan pasien gangguan emosi yang dimana

kebanyakan pasien merasa terguncang dan kurang bisa menahan

gejolak emosi dalam dirinya, tetapi setelah melakukan terapi ruqyah

syar’iyyah pasien merasa jadi lebih bisa mengontrol emosinya. Jadi

dapat dikatakan terapi ruqyah adalah sarana yang efektif untuk

pengobatan bagi pasien gangguan emosi.

49

Page 100: Ana Noviana Fdk

50

B. Saran

Saran untuk pihak Bengkel Rohani:

1. Kinerja pegawai untuk lebih ditingkatkan dan jangan disibuk dengan

urusan masing-masing.

2. Untuk waktu istirahat menjalankan sholat diharap untuk mengajak

pasien agar sholat berjama’ah dan tidak meninggalkan pasien begitu

saja walaupun sudah masuk waktu shalat, hal ini untuk menjaga

pasien dari kejenuhan menunggu pelayanan yang tertunda.

Page 101: Ana Noviana Fdk

DAFTAR PUSTAKA

Albin, Rochelle Semmel. Emosi, Bagaimana mengenal, menerima, dan

Mengarahkannya, 20 ed. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2010.

Al-Qohtoni, Said Bin Ali Bin Wahf. Do’a-do’a dan Penyembuh Dengan

Ruqyah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Solo: Pustaka Amanah,

1997.

Arifin, Muhammah. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama. Jakarta: PT. Golden Terayen Press.

Arikanto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Jakarta : PT. Bina Aksara, 1989), cet. ke-6.

Aziz Ahyudi, Abdul. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Bintang, 1991. cet.

ke-1.

Baihaki. dkk. Psikiatri, Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung:

Refika Aditama, 2005

Basri, Hasan. 53 Penjelasan Lengkap tentang Ruqyah. Jakarta: Ghoib

Pustaka, 2005.

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi. PenerjemahKartini Kartono.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Hartanti, Nety. dkk, Islam dan Psikologi. Jakarta: UIN Jakarta Press, t.t.

Hawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2005.

http:/www.bengkelrohani.com

51

Page 102: Ana Noviana Fdk

52

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2000), cet. ke-13.

Semiun, Yustinus. Kesehatan Mental 3, 5 ed. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2010.

Solihin, Terapi Sufistik. Bandung : C. V. Pustaka Setia, 2004. cet. ke-1.

Tambusai, Musdar Bustaman Tambusai. Buku Pintar Jin, Sihir dan Ruqyah

Syar’iyyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: Balai Pustaka, 2005

Warsono Munawwir, Ahmad. Kamus al-Munawwir, Arab- Indonesia.

Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984

Page 103: Ana Noviana Fdk

HASIL WAWANCARA

Nama Interviewee : Nur’aini

Tanggal : 19 Mei 2010

Tempat : Bengkel Rohani Ciputat

Jabatan : Pasien gangguan emosi

Interviewer : Ana Noviana

1. P : Siapa nama lengkap ibu/bapak?

J : Nur’aini.

2. P : Berapa usia ibu/bapak sekarang?

J : 33 tahun.

3. P : Kegiatan atau kegiatan ibu/bapak sekarang ini apa?

J : Ibu rumah tangga.

4. P : Apakah sudah berkeluarga?

J : Sudah, anak dua, yang kesatu putri kelas 1 smp, yang ke 2, 4tahun.

5. P : Sudah berapa kali diruqyah?

J : Sudah 2 kali.

6. P : Apa yang dirasakan ibu/bapak sehingga datang ke Bengkel Rohani

dan menjalani terapi ruqyah?

J : Pertama kali kepala saya kaya ditusuk-tusuk terus kerumah sakit

umum tarakan di suruh scan ga’ taunya kemungkinan kecil kena

kangker otak udah berobat jalan 3 kali ga ada perubahan, terus saya

dikasih tau sama kakak saya ke bengkel rohani punya abu aqila ada

perubahan jadinya intinya ya sama Allah jadi hati sreg gitu,

7. P : Gangguan emosi apa yang ibu/bapak rasakan?

J : Emosinya MasyaAllah tinggi saya, sama anak saya yang pertama itu

uuh… astaghfirurllah, mungkin sayanya kali waktu mudanya nakal,

saya sering ngelawan sama orang tua jadi nurunin ke anak, cobaannya

Page 104: Ana Noviana Fdk

lewat anak kali ya, istighfar-istighfar tapi kayanya di hati kalo belum

dikeluarin gimana gitu, kalo orang rumah tangga kan cobaan dari

mana aja, tapi saya mah dari anak aja ini, dilarang dirumah buka-buka

hp tapi diluar buka-buka FB (face book), saya kan liat di tv kan ngeri

takut MBI (merried by incident), apa anak sekarang kan banyak yang

MBI-MBI, jadi saya was-was, jadi saya mah sama anak saya jadinya

otoriter, nah kalo dia dapet jodohnya bagus kan orang tua maunya

mah yang bagus aja buat anak mah.

8. P : Bagaimana perasaannya ketika diruqyah?

J : Enak, kayanya hati plong gitu, secara alami aja, kan kita disuru ikutin

kalo kita bisa, kaya kita udah curhat aja sama Allah gitu, emosi juga

dirumah saya diem aja, anak saya dirumah ampe ngomong mamah

diem aja biasanya kaya mercon.

9. P : Apa yang ibu/bapak rasakan setelah menjalani terapi ruqyah?

J : Ada efeknya, baget deh efeknya, kita juga kan pertama dibilangain

sama ustadz nya kita serahin aja sama allah jadi ya plong aja

10. P : Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah?

J : Tanggapan saya bagus, boleh…, boleh…, kayanya kita omongin

sama orang deh, saya ga percaya deh sama obat-obatan dokter deh

Cuma nakutin doang.

Page 105: Ana Noviana Fdk

HASIL WAWANCARA

Nama Interviewee : Sopiah

Tanggal : 22 Mei 2010

Tempat : Bengkel Rohani Ciputat

Jabatan : Ibu dari Badriahni (pasien penderita gangguan

emosi)

Interviewer : Ana Noviana

1. P : Siapa nama lengkap ibu?

J : Ibu Sopiah.

2. P : Siapa nama lengkap putri ibu?

J : Badriah, panjangnya si Badriahni.

3. P : Berapa usia putri ibu sekarang?

J : Dia kelahiran 79, tanggal 30 November (1979 penj.)

4. P : Kegiatan putri ibu sekarang apa?

J : Sekarang di rumah aja, dulu si kerja.

5. P : Apakah sudah dia berkeluarga?

J : Belum.

6. P : Sudah berapa kali diruqyah?

J : Sama yang ini udah 5 kali, saya mah yang enggak bayar, santunan

dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

7. P : Apa yang dirasakan putri ibu sehingga datang ke Bengkel Rohani

dan menjalani terapi ruqyah?

J : Ya ngaco aja, mundar-mandir, sekarang alhamdulillah mau mandi

dulu ga mau mandi.

8. P : Gangguan emosi apa yang dialami putri ibu?

J : Emosi si sekarang udah ada emosinya, tadinya kan enggak, Cuma

diem aja, paling ngomongin waktu masa kecilnya aja. Nah sekarang

Page 106: Ana Noviana Fdk

mah udah bisa marah, udah bisa ngomel. Sekarang udah ada

kemajuan.

9. P : Apa ada perubahan pada putri ibu setelah menjalani terapi ruqyah?

J : Walaupun ruqyah baru tapi udah ada perubahan, ya Alhamdulillah

deh.

10. P : Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah?

J : Bagus, Alhamdulillah.

Page 107: Ana Noviana Fdk

FOTO-FOTO DOKUMENTASI

Bengkel Rohani Ciputat Meja pendaftaran

Buku bacaan untuk pasien Ruang tunggu pasien

Ruang Komsultasi Proses Pelaksanaan Ruqyah

Page 108: Ana Noviana Fdk

WAWANCARA

1. Siapa nama lengkap ibu?

2. Siapa nama lengkap putri ibu?

3. Berapa usia putri ibu sekarang?

4. Kegiatan putri ibu sekarang apa?

5. Apakah sudah dia berkeluarga?

6. Sudah berapa kali di-ruqyah?

7. Apa yang dirasakan putri ibu sehingga datang ke Bengkel Rohani dan

menjalani terapi ruqyah?

8. Gangguan emosi apa yang dialami putri ibu?

9. Apa ada perubahan pada putri ibu setelah menjalani terapi ruqyah?

10. Bagaimana tanggapannya mengenai terapi ruqyah?

Page 109: Ana Noviana Fdk

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 110: Ana Noviana Fdk

HASIL WAWANCARA

Nama Interviewee : Ustadz Andri Sulaiman

Tanggal : 11 Mei 2010

Tempat : Bengkel Rohani Ciputat

Jabatan : Pimpinan Cabang Bengkel Rohani Ciputat

Interviewer : Ana Noviana

1. P : Selain sebagai pimpinan cabang, apa tugas ustadz dalam menangani

pasien?

J : Kalo untuk disni tugas pertamanya itu bimbing konseling untuk

penyakit medis dan rohani, biasanya tugas utamanya gitu.

2. P : Dalam proses Mengidentifikasikan penyakit pasien, apa yang ustadz

tanyakan kepada pasien?.

J : Pertama, penyebabnya kenapa sebenarnya akibatnya penyakit seperti

ini, kronologis penyakit itu sampe ada di pasien kenapa. Biasanya

saya tanya tiga hal, pertama tentang pola makan, karena pola makan

itu berpengaruh contohnya saja kalo kita makan yang banyak

mengandung kolesterol itu akibanya kefisik jelas kan! penyempitan

pembuluh darah ditubuh. Kedua pola fakir, kebanyakan orang itu

sakit dari pola fakir, tawakal dia kepada Allah, rasa cemasnya tidak

bisa dikendalikan sendiri sehingga berpengaruh ke fisik contohnya aja

penyakit magh kecemasan yang tidak bisa kendalikan sehingga asam

lambungnya laik, begitu. Yang ketiga pola hidup, itu misalnya

kebiasaan-kebiasaan buruk, kurang olah raga, sehingga berpengaruh

ke fisik.

3. P : Bagaiman kriteria pasien yang ditangani dengan terapi ruqyah?

J : Salah satunya makanya kita tanya dulu riwayat penyakitnya biasanya

kita menangani itu disini ada terapi leher untuk mengecek ada

gangguannya apa enggak, kalo ada penebalan biasanya ada gangguan-

Page 111: Ana Noviana Fdk

gangguan, setelah itu kalo kita liat ada gangguan lalu kita lakukan

tindakan ruqyah.

4. P: Bagaimana proses pelaksanaan terapi ruqyah disini?

J : Jadi biasanya untuk akhwat itu diruangan, kalo mau berwudhu,

berwudhu dulu, kemudian memakai penutup aurat yang jelas,

kemudian dibaringkan untuk di pedengarkan ayat-ayat Al-Qur’an.

5. P : Jadi dalam tekhnik pelaksanaannya itu dengan mendengarkan ayat-

ayat Al-Qur’an?

J : Salah satunya itu memperdengarkan ayat-ayat, dan juga pengecekan

titik-titik syaraf, nah biasanya kalo ada gangguan itu akan reaksi, nah

itu dari awal guna konseling itu ya itu dicek dulu batang leher kalo

memang ada raksi maka kita lakukan ruqyah.

6. P : Apakah terdapat perbedaan meruqyah yang mengalami gangguan jin

dengan yang mengalami gangguan emosi?

J : Yang jelas kalo untuk meruqyah gangguan jin dengan gangguan emosi

itu berpengaruh, biasanya kita cek penebalan batang leher syaraf otak

besar biasanya kalo ada gangguan itu syaraf urat leher kena.

7. P : Sebenarnya apa yang menyebabkan pasien mengalami gangguan

emosi ustadz?

J : Salah satu pemucu masalah sosial bisa, permasalahan-permasalahan

yang tidak bisa terpecahkan jadi mengganggu kajiwaan dia, dengan

kondisi dia yang lemah itu mudah masuk gannguan-gangguan,

termasuk gannguan emosi.

Pimpinan Cabang

Bengkel Rohani Ciputat

(Ustadz Andri Sulaiman)

Page 112: Ana Noviana Fdk

HASIL WAWANCARA

Nama Interviewee : Ustadz Nasrullah

Tanggal : 11 Mei 2010

Tempat : Bengkel Rohani Ciputat

Jabatan : Penterapi Ruqyah Syar’iyyah

Interviewer : Ana Noviana

1. P : Apakah ada syarat tertentu agar orang bisa meruqyah orang lain

ustadz?

J : Iya, menurut saya itu ada, diantarannya ya itu tadi saya bilang kita

memahami sejauh mana Al-Qur’an itu yanag Allah ciptakan sebagai

obat, penenang dalam hati kita, paling tidak kita harus mengerti

permasalahan itu dulu. Udah gitu itu bacaan ayat-ayatnya, makhrojul

hurufnya, fasih kita baca dengan cara syari gitu ya yang pokok

permasalahan pertama itu ya orang-orang itu kadang meles menghafal

ayat alqur’an saya pun bukan penghafal qur’an cuma…, surat Al-

Baqarah yang biasa kita baca sehari-hari menjadi cambuk buat saya

gitu ya! Yang penting ini kita ada kemauan dan keikhlasan, bukan

berarti kita menjual ayat-ayat Allah, tapi kita mengobati bahwasannya

Allah menggambarkan dalam Al-Qur’an itu yang bahwasanya Al-

Qur’an itu sebagai penawar. Kita bukan menjual ayat-ayat Allah,

cuma kita kan meluruskan saja penyakit itu kan dari Allah dan bisa

disembukan oleh Allah, dan bahwa Al-Qur’an itu penyembuh.

2. P : Apa ada criteria tertentu pasien yang akan menjalani terapi ruqyah?

J : Tidak ada, untuk pasien itu kita semuanya, dari bentuk penyakit kecil

sampai yang paling besar, dari yang paling kasar dan paling halus dari

mulai orang yang tidak tau sama sekali sampai ada orang yang

mengerti ruqyah itu bisa.

3. P :Menurut Ustadz apakah terapi ruqyah hanya untuk mengobati yang

berhubungan dengan jin saja?

Page 113: Ana Noviana Fdk

J : Tidak, menurut saya tidak. Kembali lagi yang saya omong tadi dari

yang paling kasar sampai yang paling halus tadi Allah menurunkan

penyakit yang di derita oleh pasien ya pokoknya ya kita mohon

kepada Allah dengan terapi ruqyah ini mohon pada Allah . Apabila

kita ikhlas menjalankan dan mendengarkan ya insyaallah kita mohon

kepada Allah

kebanyakan pasien itu merasa, contoh orang penyakit kangker atau

kisat itu yang kata dokterharus di oprasi, akhirnya ketika dia datang

ke br ini alhamdulillah ada perubahan, walaupun sedikit walaupun

dikatakan setengah persen, alhamdulillah dia merasa terjadi

perubahan, itu yang sifatnya medis. apa lagi dengan orang-orang yang

kemasukan jin, tanpa kemauan saya dia hanya mendengarkan saja

sifatnya ya insyaAllah.

4. P : Bagaimana dengan pasien yang mengalami gangguan emosi?

J : Ya, sudah saya bilang dimuka tadi itu, kita terapi dengan ruqyah

barangkali kan gangguan emosi itu kurang ibadahnya, kurang

pendekatan dirinya kepada Allah, bacaan Al-Qur’annya kurang,

dzikirnya kepada Allah itu kurang, sehingga muncul sifat aslinya

manusia atau sifat setannya sehingga muncul di dalam hatinya yang

bergejolak sebab dia kurang pendekatan dirinya kepada Allah

sehingga muncullah gangguan emosi itu dan kita terapi dengan

ruqyah ya Insyaallah.

5. P : Apakah ada perbedaan dalam meruqyah pasien gangguan emosi

dengan yang gangguan jin?

J : Ada, perbedaanya paling bacaannya saja, untuk emosi tidak ada

penambahan ayat-ayat lain tapi kalo untuk gangguan jinnya ada

penambahan seperti surat yang untuk pengusiran jin seperti surat Ar-

Rahnman, surat Jin.

6. P : Berapa lama Ustadz dalam pelaksanaan terapi ruqyah?

J : Ya kita si ga lama paling 5 sampai 7 menit.

7. P : Bagaimana proses pelaksanaan terapi ruqyah disini Ustadz?

Page 114: Ana Noviana Fdk

J: Proses itu disini kita dengan menidurkan pasien, maksudnya

membaringkan kalo yang mau berbaring,. Tapi kita buat santai aja lah

bagaimana se-relex-nya pasien aja tapi kalo kita menyarankan tidur,

tapi kalo mau duduk atau bersila terserah, kalo mau sambil joget juga

ga apa-apa, hahaha… (penj. tertawa).

8. P : Apakah dalam teknis pelaksanaannya hanya membacakan Ayat-ayat

Al-Quran?

J : Iya pelaksanaannya dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an,

gituaja!

Penterapi Ruqyah Syar’iyyah

Bengkel Rohani Ciputat

(Ustadz Nasrullah)