Triani Sugianingsih-fdk Major One

92
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL PESANTREN ILALANG KARYA AMAR DE GAPI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) Oleh TRIANI SUGIANINGSIH NIM: 105051001915 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Transcript of Triani Sugianingsih-fdk Major One

Page 1: Triani Sugianingsih-fdk Major One

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM NOVEL PESANTREN ILALANG

KARYA AMAR DE GAPI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh

TRIANI SUGIANINGSIH

NIM: 105051001915

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: Triani Sugianingsih-fdk Major One

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH

DALAM NOVEL PESANTREN ILALANG

KARYA AMAR DE GAPI

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

Oleh:

TRIANI SUGIANINGSIH

NIM: 105051001915

Di bawah bimbingan:

Umi Musyarofah, MA

NIP: 150281980

JURUSAN KOMUNIKASI DANPENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: Triani Sugianingsih-fdk Major One

ABSTRAK

Triani Sugianingsih

Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Pesantren Ilalang karya Amar De

Gapi

Novel sebagai media cetak masih memiliki pengaruh penting dalam

menyampaikan dakwah, terbukti dengan masih cukup banyaknya penggemar novel di Indonesia . Novel menjadi media yang efektif dalam berdakwah karena

pembaca dapat memahami lewat perspektif masing-masing, pesan yang ingin

disampaikan pengarang. Novel diharapkan dapat membantu para aktivis dakwah

dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah yang berhubungan dengan pesan

aqidah, akhlak dan syariah kepada pembaca. Khususnya dai yang kurang mampu

atau kurang percaya diri berbicara dalam sebuah majelis, sehingga dai tetap bisa

menuangkan pemikiran mereka dan berdakwah menggunakan media cetak atau

tulisan.

Dalam novel Pesantren Ilalang karya Amar De Gapi yang merupakan

kumpulan dari pengalaman pribadi pengarang sebagai pengajar di sebuah

pesantren. Novel ini cukup berbeda dibanding novel best seller lain yang banyak

mengusung tema seputar percintaan. Novel ini berkisah tentang kehidupan di

pesantren dengan segala konflik dan permasalahannya yang disisipkan berbagai

pesan dakwah yang lekat dengan kehidupan pesantren. Karena novel ini bernuansa Islam, maka diduga didalamnya terdapat pesan

dakwah. Mengacu pada hal diatas, dapat disimpulkan perumusan masalahnya adalah apakah isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel Pesantren Ilalang?

Apa pesan dakwah yang paling dominan dalam novel tersebut? Penelitian ini menggunakan metode analisis isi yakni melalui pendekatan kuantitatif, dengan

membuat kategorisasi pesan meliputi pesan aqidah, syariah, akhlak, yang terdapat dalam paragraf dan dialog dalam novel Pesantren Ilalang. Dan untuk memperoleh

reliabilitas dan validitas kategori-kategori isi tulisan, dimintakan pengujian

kategori kepada tiga orang juri atau koder.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, pesan dakwah yang terdapat dalam

novel Pesantren Ilalang karya Amar De Gapi ialah seputar aqidah, akhlak dan

syariah. Dan pesan yang paling dominan disampaikan adalah pesan syariah,

karena novel ini berlatar tempat pesantren sehingga pengarang lebih banyak

memasukkan pesan ibadah/ syariah.

Page 4: Triani Sugianingsih-fdk Major One

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin, sembah sujud dan puji syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya yang tak

terhingga sehingga skripsi ini dapat selesai.

Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW serta para sahabatnya yang telah membawa kebaikan kepada

umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan jasa dari berbagai pihak,

maka penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Arif Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

sekaligus Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA

sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Study

Rizal, LK, MA sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam,dan Umi Musyarofah, MA, sebagai Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi

yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta telah memberikan saran,

kritik dan motivasi dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Muammar S, Si (Amar De Gapi), sebagai pengarang novel dan telah

menjadi narasumber yang telah meluangkan waktu untuk diwawancarai

dan berbagi cerita serta dorongan motivasi dan semangatnya.

Page 5: Triani Sugianingsih-fdk Major One

4. Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Sumarlan serta Almh. Ibu Juminem,

atas segenap doa, cinta, kasih sayang, serta motivasi baik moril maupun

materiil yang diberikan kepada saya. Tanpa mereka saya bukanlah siapa-

siapa.

5. Kedua kakak saya Hermanto,dan Dwi Susilowati,serta kakak ipar saya

Dadang Supriyanto atas segala perhatian dan doa.

6. Seluruh keluarga besar saya yang selalu mendoakan, memberikan

perhatian dan dukungannya.

7. Kak Ros, kak Eva serta Robi’ah sebagai juri/koder, yang telah

meluangkan waktu untuk membaca, mengerti dan meresapi novel

Pesantren Ilalang sehingga dapat menilai dan bertindak sebagai juri.

8. Teman-teman saya angkatan 2005, seluruh anak kelas KPI B, Dina, Eha,

Ita, Nanda, serta seluruh teman yang selalu baik dan selalu memberi

motivasi, dukungan, dan tempatku bertanya. Segala bantuan yang teman-

teman berikan hanya Allah Swt yang akan membalas.

9. Serta seluruh kerabat, tetangga saya, teman rumah saya dan pihak yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan

seluruh bantuannya. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan

Allah SWT, Amin.

Penulis

Triani Sugianingsih

Page 6: Triani Sugianingsih-fdk Major One

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….vi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...…………………………………5

D. Metodologi Penelitian…….……………………………………….6

E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………10

F. Sistematika Penulisan ……………………………………………11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi ………………………………………….12

B. Pengertian Pesan Dakwah……………….……………………...13

C. Pengertian Novel dan Novel Islam

1. Pengertian Novel……………..………………………………19

2. Pengertian Novel Islam………………………………………20

D. Novel Sebagai Bentuk Sastra…………………………..……….21

E. Unsur Intrinsik Novel……………………………………….….22

F. Novel Sebagai Media Dakwah…………………………….…...26

Page 7: Triani Sugianingsih-fdk Major One

BAB III SEKILAS TENTANG BIOGRAFI AMAR DE GAPI

A. Latar Belakang Kehidupan Amar De Gapi………………………28

B. Unsur Intrinsik dan Sinopsis Novel Pesantren Ilalang

a) Unsur Intrinsik Novel Pesantren Ilalang……………………..34

b) Sinopsis Novel Pesantren Ilalang…………………………… 37

C. Karya-Kaya Amar De Gapi………………………………………41

BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL

PESANTREN ILALANG KARYA AMAR DE GAPI

A. Isi Pesan Dakwah dalam Novel Pesantren Ilalang……………….42

B. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Pesantren Ilalang……...54

C. Pesan Dakwah Dominan dalam Novel Pesantren Ilalang………..74

BAB V PENUTUP

A. Simpulan…………………………………………………………75

B. Saran ……………………………………………………………..77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: Triani Sugianingsih-fdk Major One

DAFTAR TABEL

1. Kategorisasi Pesan Dakwah……………………………………………….8

2. Koefisien Reliabilitas Kesepakatan..……………………………………..43

3. Rincian Hasil Kategori Pesan Aqidah……………………………………45

4. Rincian Kategosisasi Pesan Aqidah……………………………………...46

5. Rincian Hasil Kategori Pesan Akhlak……………………………………48

6. Rincian Kategorisasi Pesan Akhlak……………………………………...48

7. Rincian Hasil Kategosi Pesan Syariah…………………………………...50

8. Rincian Kategosisasi Pesan Syariah……………………….......................51

9. Pesan Dakwah Dominan dalam Novel Pesantren Ilalang………………..74

Page 9: Triani Sugianingsih-fdk Major One

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin pesatnya perkembangan media komunikasi dan

informasi. Media komunikasi melalui tulisan seperti buku , novel, surat kabar,

atau majalah masih memiliki pembaca setia. Ditengah maraknya media

komunikasi dan informasi elektronik seperti televisi, internet, bahkan e-book

(electronic book), ternyata buku atau novel yang diterbitkan masih tetap eksis di

pasaran.

Pada dekade sebelum abad ke-20, alat-alat mekanik ynag menyertai

lahirnya publisistik atau komunikasi massa adalah alat-alat percetakan yang

menghasilkan surat kabar, buku-buku, majalah,brosur dan materi cetak lain1.

Sebenarnya sejak zaman Rasulullah SAW karya sastra dalam bentuk

tulisan telah diterapkan walaupun masih sangat sederhana, terbukti saat

Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk menulis wahyu yang turun

dari Allah SWT berupa ayat-ayat Al-Quran dengan pelepah kurma agar tidak

tercecer atau hilang. Pada abad selanjutnya banyak pujangga Islam yang

menuangkan karya mereka tentang pemikiran mereka mengenai Islam melalui

tulisan yang berbentuk kitab. Setelah revolusi industri, kemudian menghasilkan

alat-alat percetakan yang memudahkan karya tulis dibuat ke dalam bentuk buku

yang bisa dicetak dalam jumlah banyak.

1 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Grasindo, 2000) hlm.1

Page 10: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Walaupun saat ini sudah banyak masyarakat yang ingin membaca buku

atau novel hanya dengan mengakses internet. Bagi masyarakat sibuk di perkotaan

yang memiliki mobilitas tinggi mungkin ini adalah salah satu alternatif baik untuk

tetap bisa memperoleh pengetahuan melalui buku, dan tidak perlu repot-repot ke

toko buku.

Banyak orang berpendapat buku adalah jendela dunia, melalui buku kita

bisa memperoleh pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Buku juga menjadi

media hiburan, jika kita membaca buku atau novel ber’genre’ humor, seperti

komik. Buku juga merupakan media edukasi yang tepat dalam mentransfer ilmu

pengetahuan.

Pembaca novel di Indonesia sudah cukup banyak, mereka tidak hanya dari

kalangan dewasa, tapi saat ini anak-anak remaja beranjak dewasa juga menikmati

novel. Novel yang paling diminati pembaca khususnya bertemakan cinta, yang

dibumbui unsur komedi.

Sesuatu yang bertemakan cinta pasti mendapat perhatian lebih,dan pasti

digemari banyak orang. Cinta merupakan kata ampuh dalam menyampiakan pesan

komunikasi. Terbukti dengan banyaknya novel yang bertemakan cinta menjadi

best seller, film tentang percintaan menjadi box office, dan banyaknya program

acara televisi yang mengatas namakan cinta memperoleh rating tinggi.

Sastra Islam(fiksi Islami) merupakan karya seni dan merupakan unsur

penting peradaban Islam. Apa yang dimaksud dengan sastra Islam paling tidak

mengacu pada pengertian dan hakikat Islam sendiri yang tentu saja terbuka

Page 11: Triani Sugianingsih-fdk Major One

diperdebatkan. Secara general Islam berarti “berserah diri” dihadapan yang Maha

Mutlak. Dalam hal ini, tauhidlah landasannya.2

Begitu pula dengan novel Islam yang banyak mengusung tema cinta,

namun tetap memasukkan unsur-unsur dakwah dalam cerita. Karena esensi karya

sastra Islam, seperti novel Islam selalu mengandung unsur dakwah.

Dakwah dapat diartikan dengan seruan, undangan atau ajakan yang

kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak, dimana pihak

pertama da’i berusaha menyampaikan pesan, informasi, mengajak dan

mempengaruhi pihak kedua mad’u namun dalam proses berdakwah hendaknya

pesan-pesan agama disampaikan dengan cara yang baik.3

Saat ini media dakwah sudah mulai berkembang, seiring dengan

perkembangan teknologi komunikasi, dakwah tidak hanya dapat dilakukan dari

masjid ke masjid, terbatas ruang dan waktu. Aktivis dakwah sudah banyak

menggunakan media komunikasi seperti buku, televisi, radio, sampai internet

yang bisa diakses oleh siapapun diseluruh penjuru dunia.

Begitu pula dengan Novel Islam yang saya baca yang berjudul “Pesantren

Ilalang” novel ini tidak seperti kebanyakan novel yang dipajang dirak-rak toko

buku yang kebanyakan bertemakan cinta. Novel “Pesantren Ilalang” mengisahkan

tentang pengabdian seorang guru yang harus mengajar disebuah pesantren yang

letaknya cukup jauh dari kota, bisa disebut pedalaman. Novel ini pengarang tulis

berdasarkan pengalaman pribadi sebagai pengajar di Pesantren Subulussalam

Aceh, Singkil.

2 Helmi Setiawan, Sastra-Sastra Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2004) hlm.24 3 Toha Yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992) hlm.1

Page 12: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Mungkin novel ini tidak jauh berbeda kisahnya dengan novel best seller

seperti novel Laskar Pelangi yang bertemakan tentang pengabdian seorang guru

yang mencurahkan segenap hati dan jiwa demi kepentingan pendidikan, yang

membedakan hanya setting tempat dan waktu.

Karena pengarang sebagai pelaku kejadian dan tokoh utama, maka

deskripsi yang dituturkan pengarang sangat detail mengenai situasi tempat dan

setting waktu. Novel ini bercerita tentang tokoh utama yang bernama ustadz

Kemal yang tidak memiliki banyak pilihan pekerjaan saat dirinya telah lulus dari

Universitas. Awalnya tawaran sebagai pengajar di pesantren yang letaknya jauh

dari kota tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sampai akhirnya dia sangat

menikmati sebagai pengajar dan sangat mencintai anak-anak didiknya. Walaupun

dia hanya mendapat gaji dengan honor kecil.

Kehidupan pesantren tradisional yang sangat sederhana tidak membuat

ustadz Kemal menyerah dan merasa bosan untuk mengajar. Berbagai konflik yang

terjadi selama ustadz Kemal mengajar menjadi perekat antara usatadz Kemal

dengan seluruh penghuni pesantren. Hingga akhirnya ustadz Kemal diberi

kepercayaan menjadi Kepala Sekolah. Ustadz Kemal juga harus melibatkan diri

secara pribadi dengan berbagai permasalahan yang dialami oleh para santri.

Penulis cukup mahir dalam menceritakan tiap konflik yang terjadi dengan

sangat menarik dan cukup membuat pembaca penasaran. Karakter tokoh utama

yang sangat kalem dan sabar serta penggambaran aktivitas sehari-hari para santri

di pesantren tradisional, merupakan daya tarik khusus bagi pembaca yang tidak

pernah merasakan kehidupan pesantren.

Page 13: Triani Sugianingsih-fdk Major One

.

Berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap novel yang sarat dengan pesan-

pesan dakwah. Maka peneliti tertarik untuk meneliti sebuah novel, dengan

mengangkat judul penelitian “Analisis Pesan Dakwah Dalam Novel Pesantren

Ilalang Karya Amar De Gapi”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dari beberapa karya yang telah dihasilkan oleh Amar De Gapi, dalam hal

ini penulis membatasi dengan mengambil salah satu karya yaitu novel ” Pesantren

Ilalang”. Penelitian ini dibatasi pada tiap paragraf dan dialog yang terdapat dalam

novel “Pesantren Ilalang”. Karena buku ini bernuansa Islam, maka diduga di

dalamnya banyak terdapat pesan dakwah yang mengandung unsur-unsur pesan

dakwah yaitu aqidah, akhlak, syariah. Mengacu pada hal di atas, kemudian

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel “Pesantren Ilalang”?

2. Apa pesan dakwah yang cenderung mendominasi isi novel tersebut?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pesan dakwah yang disampaikan melalui novel

”Pesantren Ilalang”.

b. Mengetahui pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat

dalam novel ”Pesantren Ilalang”.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan praktis yaitu menambah pengetahuan dan wawasan para

Page 14: Triani Sugianingsih-fdk Major One

juru dakwah mengenai pentingnya pemanfaatan berbagai media

dakwah melalui media cetak yaitu sebuah novel.

b. Kegunaan akademis yaitu memberikan kontribusi tentang

pengembangan media dakwah dengan memasukkan pesan dakwah

ke dalam karya tulis berupa novel

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis isi yang biasanya dipakai untuk

memberikan gambaran secara jelas tentang kecenderungan pesan-pesan dakwah.

R. Hostly mendefinisikan analisis isi sebagai metode analisis isi pesan

dalam suatu yang sistematis menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisis

pesan-pesan tatanan yang disampaikan oleh komunikator.4

Metode analisis isi juga diartikan sebagai objek data dianalisis secara

manifest, artinya dianalisis menurut apa yang dikatakannya (tersurat) bukan

menurut arti yang terkandung diatas baris demi baris (tersirat)5.

Menurut Klaus Krippendorf, metode analisis isi adalah suatu teknik

penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang reflicable (yang

dapat ditiru) dan shahih dari data atas dasar konteksnya6.

Metode yang digunakan analisis isi yakni membaca novel “Pesantren

Ilalang” karya Amar De Gapi yang diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2009,

dan unit pengamatannya adalah tiap paragraph dan dialog yang mengandung

4 R. Hostly. Et al, Konteks Analisis dalam Handbook Psycology, edited by: Gardner

Lindsey 5 Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Teori dan

Aplikasi (Jakarta: PT Raja Garafindo, 2006), h.7 6 Klaus Krippendrof, Analisis isi: Pengantar Teori dan Metodologi (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1993) h.56

Page 15: Triani Sugianingsih-fdk Major One

pesan dakwah dalam novel tersebut.

1. Alat pengumpulan data:

a. Koding (coding sheet) , yaitu tabel yang berisi kategori-kategori

pesan dakwah yang menjadi objek penelitian. Coding sheet dibuat

berdasarkan kategori yang ditetapkan.

b. Wawancara merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung

tentang beberapa jenis data. Teknik yang digunakan adalah

interview terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan

kepada pengarang novel “Pesantren Ilalang”, yang dijawab

langsung dengan bebas dan terbuka. Dalam hal ini penulis

melakukan wawancara dengan Amar De Gapi (pengarang) pada

tanggal 13 Mei 2009 di School Of Universe Parung, Bogor. Penulis

juga berkomunikasi lewat media handphone di nomor

08158397731 dan media facebook atau email dengan alamat

[email protected]

c. Studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data berupa buku-

buku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku penelitian,

buku dakwah, buku komunikasi, dan novel.

Setelah mengumpulkan data-data dari hasil dokumentasi dan wawancara.

Kemudian mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat

ringkas, kemudian hasilnya diuraikan dengan dijelaskan dalam deskripsi hasil

Page 16: Triani Sugianingsih-fdk Major One

penelitian. Karena teknik analisis data yang dipakai oleh penulis adalah analisis

deskriptif. Maka data-data yang terkumpul dari hasil dokumentasi dan wawancara

dijabarkan dengan memberikan analisis kemudian diambil kesimpulan akhir .

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Kategorisasi

Penyusunan kategorisasi pesan yang diteliti meliputi tiga kategori

besar yaitu aqidah, akhlak, syariah Data tersebut dibuat dalam bentuk

cooding sheets. Dan untuk memperoleh reliabilitas dan validitas

kategori-kategori isi tulisan, dimintakan pengujian kategori kepada tiga

orang juri/koder.

Koder terdiri dari juri 1 adalah Rosdiana yang merupakan alumni

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,

juri 2 adalah Robiatul Adawiyah alumni Universitas Indonesia jurusan

Geografi, saat ini mengajar privat dan TPA, juri 3 adalah Amla Eva

Nadya alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Perbankan

Syariah.

Tabel I

Kategorisasi Pesan

NO KATEGORI SUB KATEGORI

1 Aqidah 1. Iman Kepada Allah

2. Iman Kepada Rasul

2. Akhlak 1. Akhlak kepada sesama manusia

Page 17: Triani Sugianingsih-fdk Major One

2. Akhlak kepada Allah

3. Syariah 1. Ibadah

2. Muamalah

Setelah itu untuk menghitung frekuensi masing-masing kategori

menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F X 100%

N

Keterangan: P = Prosentase

F = Frekuensi

N= Jumlah Populasi

b. Analisa Data

Data akan dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analisa dengan

menggunakan kuantitatif. Kegiatan deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan

menggambarkan tokoh dan menganalisis isi novel ”Pesantren Ilalang” karya Amar

De Gapi. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengadakan pengamatan yang

cermat mengenai isi novel ”Pesantren Ilalang” karya Amar De Gapi. Dan untuk

memperoleh reliabilitas dan validitas kategori-kategori isi tulisan dimintakan

pengujian kategori kepada tiga orang juri atau koder. Hasil kesepakatan tim juri

tersebut, dijadikan koefisien reliabilitas dengan rumus dari Hostly7, yaitu:

Koefisien reliabilitas = 2m

N1+N2

7 Jumroni, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet ke-1

Page 18: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Keterangan :

2M : Nomor keputusan yang sama antar juri

NI+N2 : Jumlah item yang dibuat oleh tim juri

M : Kesepakatan antar juri

N : Jumlah yang diteliti

Setelah itu diperoleh rata-rata nilai keputusan antara juri (komposit

reliabilitas) dengan menggunakan rumus:

Komposit reliabilitas = N (X antar juri)

1+(N-1)(X antar juri)

Keterangan :

N : Jumlah juri

X : Rata-rata

c. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melakukan wawancara dengan penulis novel yaitu Amar De Gapi

pada tanggal 13 Mei 2009, yang bertempat di School of Universe Parung, Bogor.

Kemudian di waktu yang berbeda pada tanggal 8 Juni 2009 penulis bertemu

langsung dengan 3 juri, dan semua data terkumpul pada 22 Juni 2009.

d. Teknis Penulisan

Untuk keperluan skripsi, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta, Ceqda, 2007).

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, terbukti

dengan banyaknya skripsi yang ditemukan penulis di Perpustakaan Fakultas

Dakwah dan Komunikasi serta di Perpustakaan Utama UIN Jakarta, penulis

menjadikan skripsi berikut sebagai referensi yaitu: Analisis Isi Pesan Dakwah

dalam Novel ”Di Atas Sajadah Cinta” Karya Habiburahman El-Shirazy , ditulis

Page 19: Triani Sugianingsih-fdk Major One

oleh Zakiyah Fiddini, 2008 unit pengamatan skripsi ini adalah per bab dan dialog,

dengan membagi 3 kategori pesan yaitu aqidah, akhlak syariah. Dalam skripsi ini

pesan dakwah yang paling dominan adalah aqidah dengan prosentase 52,63%,

kemudian akhlak dengan prosentase 26,31%, sedangkan syariah dengan

prosentase 5,26 %.

Kemudian skripsi yang berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah dalam novel

”Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer, ditulis oleh Toni Sultoni, 2007.

Secara garis besar ia membahas pesan moral, dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pesan dakwah yang paling dominan yaitu aqidah dengan prosentase

38,1%, akhlak 28,6%, dan syariah 11,2%.

Dari sekian banyak skripsi yang membahas analisis isi, belum terdapat

skripsi yang membahas analisis isi pesan dakwah dalam novel ”Pesantren Ilalang”

karya Amar De Gapi. Oleh karena itu penulis mengajukan judul tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis, maka penulisan skripsi ini

disusun:

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teoritis, berisikan konseptualisasi dakwah, pengertian pesan

dakwah, unsur-unsur dakwah, pengertian novel dan novel Islam, novel

sebagai bentuk sastra, unsur intrimsik, novel sebagai media dakwah.

Page 20: Triani Sugianingsih-fdk Major One

BAB III : Sekilas tentang biografi Amar De Gapi, membahas tentang latar

belakang kehidupan Amar De Gapi, unsur intrinsik dalam novel

Pesantren Ilalang, karya-karya Amar De Gapi.

BAB IV : Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Pesantren Ilalang karya Amar

De Gapi, membahas isi pesan dakwah, analisis isi pesan dakwah dan

pesan dakwah paling dominan.

BAB V : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran-saran.

Page 21: Triani Sugianingsih-fdk Major One

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi

Dalam bukunya Jalaluddin Rakhmat menjelaskan, definisi analisis isi

(content analysis) merupakan tekhnik penelitian untuk memperoleh keterangan

dari isi komunikasi yang dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan

untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti surat kabar, buku, puisi,

lagu, cerita rakyat, lukisan, novel, dll.8

Menurut Klauss Krippendorf metode analisis isi ialah sebuah teknk

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasikan

secara sistematik dan objektif karakteristik-karakteristik dalam sebuah teks.9

Menurut Agus Putranto menjelaskan penelitian dengan menggunakan

metode analisis isi yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan penyajian

data yang secara terstruktur serta memberikan gambaran secara terperinci

tentang objek penelitian yaitu berupa pesan komunikasi.10

Menurut Wazer dan Wiener analisis isi adalah suatu prosedur sistematika

yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam.11

Berger menyatakan bahwa, analisis isi adalah teknik penelitian yang

melibatkan pengukuran suatu pesan. Seperti menghitung kekerasan

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,

1993), hal. 19 Klaus Krippendorf, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1993), h. 19, diterjemahkan oleh Farid Wjidi

M. Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Gintanyali, 2004), hal.146 11

Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006), hal.68-69

Page 22: Triani Sugianingsih-fdk Major One

menentuakan presentase orang kulit hitam, atau apapun secara acak dari

beberapa bentuk komunikasi seperti: komik, komedi situasi, opera sabun, berita

dsb.12

B. Pengertian Pesan Dakwah

Pesan (message) dakwah adalah pesan yang dikomunikasikan, dalam

dakwah adalah ajaran Islam yang dikemas dengan baik oleh da’i13

.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pesan dakwah adalah perintah,

nasihat, permintaan amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang

lain14

.

Pengertian dakwah menurut etimologis adalah ‘panggilan, seruan, ajakan’.

Pengertian dakwah menurut istilah dalam arti terbatas yaitu,penyampaian Islam

kepada manusia, baik secara lisan, tulisan,maupun secara lukisan (panggilan,

seruan ajakan kepada manusia kepada Islam)15

Dakwah dalam arti amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi

kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah

manusia sebagai makhluk sosial (makhluq ijtima’i) dan kewajiban yang

ditegaskan oleh Risallah Kitabullah dan Sunah Rasul16

.

Islam adalah agama dakwah, karena disebarkan dan diperkenalkan melalui

aktivitas dakwah dan mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif dalam

12

Ibidh, hal. 69 13

Ahmad Yani, Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh, ( Jakarta: Gema Insani, 2001 ),

h.28 14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997 ), h.761 15

Saifuddin Anshari, Wawasan Islam: Paradigma dan Sistem Islam ,( Jakarta: Gema

Insani, 2004 ), h.152 16

M. Natsir. Fiqhud Dakwah ( Solo: CV. Ramdani, 1965 ), h. 109

Page 23: Triani Sugianingsih-fdk Major One

berdakwah. Alquran merupakan sumber utama dalam melakukan dakwah, yang

mengandung pesan untuk melaksanakan nilai-nilai kebenaran.17

Dakwah Islam tidak sekedar diartikan sebagai ajaran Islam, tetapi lebih

diartikan sebagai “mengundang” objek dakwah untuk menerima informasi

keIslaman. Dengan demikian, para dai sebagai pengundang harus menempatkan

objek dakwah sebagai tamu yang mesti dihormati.18

Dalam buku Membumikan Al-Quran, Quraisy Syihab berpendapat bahwa

pesan dakwah adalah Al Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadist sebagai

sumber utama yang meliputi akidah, ibadah, dan akhlak. Dasar dari pembagian

tersebut merujuk pada tujuan pokok diturunkannya Al-Quran yaitu sebagai

petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia serta petunjuk

mengenai akhlak dengan jalan menerangkan norma-norma agama dan susila.19

1. Unsur-Unsur Dakwah

Dakwah dikatakan berhasil apabila semua unsur dalam dakwah dipenuhi

dan bisa dioperasionalkan dengan baik. Adapun unsur-unsur dakwah tersebut

adalah :

• Da’i

Seorang da’i hendaknya memiliki kepribadian yang baik bagi

seorang da’i. kepribadian itu bisa bersifat ruhaniah, (psikologis), yang

meliputi sikap, sifat,dan kemampuan diri seorang da’i. sifat dari pribadi

dai diantaranya, iman kepada Allah, ikhlas yang tidak mementingkan

17

Enung Asamaya, Aa Gym Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, ( Jakarta: PT Mizan

Publika, 2004 ), h.33 18

Thohir Luth. M. Natsir, Dakwah dan Pemikirannya ( Jakarta: Gema Insani, 1999 ),

h.80 19

Quraisy Syihab, Membumikan Al-Quran, ( Bandung: Mizan,1997 ), h.40

Page 24: Triani Sugianingsih-fdk Major One

kepribadian, ramah dan penuh pengertian, tawadhu’ rendah diri, sederhana

dan jujur, tidak egois, sabar20

Seorang da’i menyampaikan dakwah secara sengaja untuk

mengajak setiap manusia ke jalan kebenaran sesuai dengan Al-Quran dan

Hadits. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 104:

�����☺����

����������� ���������� � �� ����!�����" #$%�& ��� '(��

�)�*+,-��./� 0�-��1���� 34����5�6�☺�� ,�7 8

�9;<=�� �*+��

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar merekalah orang-orang yang beruntung”

a) Objek Dakwah

Mereka yang menerima dakwah (mad’u) lebih tepat disebut mitra

dakwah daripada sebutan objek dakwah, sebab sebutan yang kedua lebih

mencerminkan kepasifan penerima dakwah, padahal sebenarnya dakwah

adalah suatu tindakan menjadikan orang lain sebagai kawan berfikir

tentang keimanan, syariah, dan akhlak kemudian untuk diupayakan

dihayati dan diamalkan bersama-sama.21

b) Materi Dakwah

Maddah (materi dakwah) adalah masalah isi pesan atau materi

yang disampaikan da’i pada mad’u dalam hal ini sudah jelas bahwa yang

20

Enung Asamaya, Aa Gym Sejuk Dalam Masyarakat Majemuk, ( Jakarta: PT Mizan

Publika, 2004 ), h.37 21

Drs. Moh. Ali Aziz, M.Ag, Ilmu Dakwah, h.90

Page 25: Triani Sugianingsih-fdk Major One

menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu,

membahas yang menjadi dakwah adalah membahas ajaran Islam itu sendiri,

sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah

dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu

pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu,

akidah, syari’ah, akhlak.22

1. Aqidah, secara etimologi diambil dari kata “aqad” yakni ikatan yang

kuat. Dapat berarti juga teguh, permanent, saling mengikat, dan rapat.

Dalam ensiklopedi Islam, aqidah dalam I’tiqad bersifat yang mencakup

masalah masalah-masalah yang berhubungan dengan rukun iman.23

pengertian aqidah secara terminologi yaitu, wajib dibenarkan hati dan

jiwa menjadi tentram karenanya sehingga menjadi suatu keyakinan yang

teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan

kebimbangan. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada

orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam

agama maksudnya berkaitan dengan keyakinan, bukan perbuatan seperti

aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul24

.

Aqidah dalam Islam adalah bersifat ‘Itiqad bathinyah yang

mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.25

a) Iman kepada Allah

22

Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta: Rajawali, 1996), h. 71 23

Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT Wijaya, 1971) hal.1 24

AA. Hamid al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, (Jakarta, Niaga

Swadaya, 2004), h.34

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ihklas,1983),

h. 60

Page 26: Triani Sugianingsih-fdk Major One

b) Iman kepada Malaikat-Nya

c) Iman kepada Kitab-kitab-Nya

d) Iman kepada Rasul-rasul-Nya

e) Iman kepada hari akhir

f) Iman kepada qadha dan qadhar

2. Akhlak, kata akhlak secara etimologi berasala dari bahasa Arab, dalam

bentuk jamak dari khula yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat. Secara linguistik kata akahlak merupakan isim dari jaid.

Maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang

dari pencipta (Allah Swt). Ada pula yang mengatakan akhlak yaitu

perkataan jama, dari bahsa Arab yang berarti khulk, sedangkan didalam

kamus Al- Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat.

Sedangkan di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan akhlak ialah sifat

manusia yang terdidik26. Sedangkan menurut Al-Ghazali akhlak

diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang yang mendorong

untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah

pemikiran. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi:

a) Akhlak kepada Allah

b) Akhlak terhadap sesama manusia

3. Syariah, secara etimologis berarti jalan. Syariah adalah segala yang

diturunkan oleh Allah swt. Kepada nabi Muhammad saw. Berbentuk

wahyu di dalam Al-Quran dan sunnah. Sedangkan secara terminologi

26

Asamaran AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1992), hal.1

Page 27: Triani Sugianingsih-fdk Major One

syariah ialah ketentuan (norma) Illahi yang mengatur hubungan manusia

dengan Tuhan (ibadah) dan hubungan manusia dengan sesamanya

(muamalah)27. Syariah yang mencakup pengertian dalam hukum-hukum

yang berdalil pasti dan tegas yang tertera dalam Al-Quran dan hadits

shahih atau ditetapkan dengan ijma’.

a) Ibadah (dalam arti sempit) seperti, thaharah, sholat, zakat,

shaum (puasa), haji bila mampu.

b) Muamalah (dalam arti luas) meliputi: Al-Qununul Khas

(hukum perdata); muamalah (hukum niaga), munakahat

(hukum nikah), waratsah (hukum waris) dan sebagainya.

Kemudian Al- Qunnul’am (hukum publik), hinayah, (hukum

pidana), khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan

damai) dan sebagainya.

c) Media Dakwah

Media berasal dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat

perantara. Pengertian media secara istilah segala sesuatu yang dapat

dijadikan alat (perantara) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.28

Media adalah alat atau perantara dalam menyampaikan dakwah,

saat ini para juru dakwah (dai) sudah menggunakan teknologi. Dengan

cara berdakwah melalui berbagai media, seperti media cetak yaitu melalui

buku, koran , majalah dan novel. Melalui media elektronik yaitu radio,

televisi, hingga dakwah melalui internet.

27

M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta:PT Pustaka Firdaus, 1994), hal.343 28 Asmuni Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1993), h.165

Page 28: Triani Sugianingsih-fdk Major One

d) Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara atau jalan yang hArus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari

kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut Thariq29

B. Pengertian Novel dan Novel Islam

1) Pengertian Novel

Novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan dari kata

“novies” yang berarti baru. Menurut Henry Tarigan dalam bukunya Prinsip-

Prinsip Dasar Sastra dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-

jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini

muncul kemudian.

Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa narasi, bersifat

imajinatif, ceritanya lebih panjang dari cerpen, merupakan peniruan dari

kehidupan manusia, dan melibatkan banyak tokoh30

.

Novel adalah salah satu karya yang berbentuk prosa, dimana sastra

adalah karya seni yang dikarang menurut standar kesusastraan, standar

kesusastraan yang dimaksud adalah penggunaan kata yang indah dan daya

bahasa serta gaya cerita yang menarik.31

29

Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.35 30

Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia, (Bandung:Media Grafindo

Pratama 2006), h.45 31 Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1992),h.99

Page 29: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Novel merupakan satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi adalah karya sastra

yang khasnya mempunyai elemen-elemen seperti: plot, tokoh, setting, dan

lain-lain. Dalam sebuah novel juga cenderung menitikberatkan munculnya

kompleksitas. Novel merupakan produk masyarakat kota yang terpelajar,

mapan, kaya, cukup waktu luang untuk menikmatinya. Di Indonesia, masa

perkembangannya terjadi pada tahun 1970-an.32

2) Pengertian Novel Islam

Novel Islam merupakan novel yang berisikan kisah cerita yang

memiliki nilai-nilai dakwah. Dalam alur cerita novel tersebut, menyisipkan

unsur dakwah. Nilai-nilai dakwah yang dimasukkan dalam isi cerita novel

Islam sengaja dimasukkan oleh pengarang novel. Biasanya nilai-nilai

dakwah yang dimasukkan seperti aqidah, akhlak, syariah.

Novel Islam menurut Amar De Gapi adalah novel yang berkisah

sesuai dengan norma-norma agama Islam. Maksudnya setiap kisah yang

terkandung di dalamnya harus memberi perubahan, wawasan yang baik pada

pembaca. Khususnya pembaca digiring untuk menjadi lebih taat kepada

Allah Swt, juga kisah tentang pembelajaran tentang aturan Islam33

Menurut Sunarwoto Prono Legsono dalam buku Menandai

Kebangkitan Fiksi Islam, mengartikan sastra Islami dalam 3 bagian:

32

Jacob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1970-1977, (Bandung: Alumni,

1999), h.12

33

Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu, 13 Mei 2009

Page 30: Triani Sugianingsih-fdk Major One

1) Sastra Islami adalah karya sastra yang menampilkan persoalan

(tema) dan latar belakang dunia Islam. Tidak hanya dalam

konteks Indonesia, tetapi dunia Islam secara universal.

2) Sastra Islami adalah karya yang menampilkan tokoh-tokoh Islam.

Para pelaku cerita adalah orang-orang Islam yang berjuang atau

memperjuangkan ke-Islamannya.

3) Para penulis adalah orang-orang Islam.

C. Novel Sebagai Bentuk Sastra

Karya sastra adalah karya yang kreatif, sehingga ada hal yang baru

muncul, sastra mempunyai intensitas terhadap realitas bukan sekedar meletakkan

kembali realitas tersebut.34

Dalam hal ini beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian dari

sastra:

1) Menurut M. Atar Semi, bahwa sastra adalah bentuk seni kreatif yang

objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa

sebagai medianya.35

2) Panuti Sujiman mengemukakan, sastra adalah karya lisan dan tulisan yang

memilki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, karakteristik,

keindahan dalam isi dan ungkapannya.36

34

Goenawan Muhammad, Sejarah Sastra Indonesia, Perkembangan Yang Tak Pernah

Mengagetkan,( Prisma no.8 tahun 1998 ), h.53 35

M. Atar Semi, Anatomi Sastra, ( Padang: Angkasa Raya, 1998 ), h.8

Page 31: Triani Sugianingsih-fdk Major One

3) Menurut Jan Van Luxembrug, pada dasarnya sastra adalah seni kreatif.

Hal ini lahir karena adanya objek peristiwa dari kegiatan manusia itu

sendiri. Dan sastra merupakan ciptaan sebuah kreasi bukan semata-mata

sebuah imitasi.37

Segala yang berhubungan dengan sastra adalah sesuatu yang bisa dipahami

dan dimengerti. Dan sebuah karya sastra selalu mengandung banyak pesan di

dalamnya, yang dirangkai dengan kata-kata indah.

D. Unsur Inrinsik Novel

Novel memiliki unsur-unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung)

turut membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang

membuat sebuah novel berwujud. Unsur yang dimaksud antara lain: plot, tokoh

dan penokohan, latar atau setting, point of view atau sudut pandang.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya

sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi. Menurut Welleck dan

Warren, sebagaimana dikutip Burhan Nurgiantoro bahwa unsur-unsur tersebut

antara lain keadaan subjektifitas penagarang yang memiliki sikap, keyakinan dan

pandangan hidup yang kesemuanya akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.38

36

Panuti Sujiman, Kamus Istilah Sastra, ( Jakarta: UI Press, 1990 ), h.71 37

Jan Van Luxembrug, Pengantar Ilmu Sastra, Terjemahan Dick Hartoko, (Jakarta: PT

Gramedia, 1989 ), h.112 38 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University

Press,1995), h.23

Page 32: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Diantara beberapa unsur intrinsik dalam novel atau prosa yaitu:

1. Plot

Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang

sebagai yang terpenting diantara berbagai unsur fiksi lain39. Hal itu kiranya

beralasan, sebab kejelasan plot, kejelasan tentang kaitan antara peristiwa yang

dikisahkana secara linear, akan memepermudah pemahamankita terhadap

cerita yang ditampilkan. Kejelasan plot dapat berarti kejelasan cerita,

kesederhanan plot berarti kemudahan serita umtuk dimengerti. Sebaliknya plot

sebuah karya fiksi yang kompleks dan sulit dikenali hubungan kausalitas antar

peristiwanya, menyebabkan cerita menjadi lebih sulit dipahami40

.

Plot sering dikupas menjadi lima elemen penting, yaitu pengenalan,

timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah41.

Secara teoritis plot dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, plot

progresif atau lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang diceritakan bersifat

kronologis, peristiwa yang pertama kali diikuti oleh (atau: menyebabkan

terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau secara berurutan cerita

dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik),

tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). Kedua, plot

regresif atau alur sorot balik (flash back), yakni peristiwa yang diceritakan

tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mulai

dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita

39

Ibid , h.110 40

Ibid , h.120 41 Jacob Sumardjo dan Saini K. M, Apresiasi Kesusastraan, (Jakarta: Penerbit PT.

Gramedia 1986), h.49

Page 33: Triani Sugianingsih-fdk Major One

dikisahkan. Namun tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-

kronologis atau sebaliknya sorot-balik. Maka Burhan Nurgiantoro dalam

pembahasan yang sama mengenai plot, menambahkan satu kategori plot yaitu

progresif-regresif atau dapat dinamakn plot-campuran42.

2. Tokoh dan Penokohan

Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagio

jawaban terhadap pertanyaan: “siapakah tokoh utama novel itu?”, atau ada

beberapa jumlah pelaku novel itu?” dan lain sebagainya. Watak, perwatakan,

dan karakter,menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafirkan

oleh pembaca, lebih menunujuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang

ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh.

Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu

dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones,

sebagaimana dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan

gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita43

.

Tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis,

tritagonis, dan tokoh pembantu:

a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritannya dalam sebuah

novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai

pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termasuk konflik sehingga

42

Burhan Nurgiantoro, , Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University

Press,1995), h.153-156

43

Ibid, h. 164-165

Page 34: Triani Sugianingsih-fdk Major One

tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot44

. Kriteria yang

digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan

tokoh itu dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh-tokoh

didalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita45.

b. Tokoh Protagonis

Altenberhand dan Lewis, sebagaimana yang dikutip oleh Burhan

Nurgiantoro, megartikan tokoh protagonis sebagai tokoh yang kita

kagumi, tokoh yang merupakan pengejawatahan norma-norma, nilai-nilai

yang ideal bagi kita46

.

c. Tokoh Antagonis

Yaitu tokoh atau pelaku yang menentang tokoh protagonis sehingga terjadi

konflik dalam cerita47

d. Tokoh Tritagonis

Yaitu tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonis dengan

antagonis.

e. Tokoh pembantu atau tambahan

44

Ibid , h. 176 45

Adib Sofia dan Sugihastuti, Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam

Layar Terkembang, (Bandung : Katarsis, 2003), h.16 46

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University

Press, 1995), h. 178 47

Ibid , h.180

Page 35: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Yaitu pelaku yang bertugas membantu pelaku utama dalam rangkaian

mata rantai cerita pelaku pembantu, mungkin berperan sebagi pahlawan,

mungkin juga sebagai penenang atau penengah jika terjadi konflik.

3. Setting atau latar

Latar atau setting, menurut M.H. Abrams adalah sebagaimana yang

dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, dapat juga disebut sebagai landas tumpu yang

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar atau tempat terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar waktu

lampau berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu temapat yang

diceritakan dalam karya fiksi48.s

4. Point Of View

Sudut pandang atau point of view oleh Robert Stanton, sebagaimana yang

dikutip oleh Adib Sofia dan Sugihastuti, diartikan sebagai posisi yang merupakan

dasar berpijak kita untuk melihat secara hati-hati agar ceritanya dapat memiliki

hasil yang sangat memadai49

.

Sudut pandang dalam novel tersebut memiliki keindahan dan tatanan

bahasa, yang tetap sesuai dengan gaya bahasa sastra dan menggugah pembacanya

48

Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta : Gajah mada University

Press, 1995), h.81 49 Adib Sofia dan Sugihastuti, Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam

Layar Terkembang, (Bandung : Katarsis, 2003) h.16

Page 36: Triani Sugianingsih-fdk Major One

untuk terus membaca dan tidak merasa bosan terlarut dalam cerita yang

diceritakan.

Unsur lain yang menarik dari novel dapat dilihat dari isi dialog dalam

sebuah novel. Dialog dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti

percakapan (sandiwara atau cerita), atau karya tulis yang disajikan dalm bentuk

percakapan antara dua tokoh atau lebih50

.

E. Novel Sebagai Media Dakwah

Tulisan merupakan salah satu dari sekian banyak cara dalam berdakwah,

saat ini telah banyak penulis yang mengaplikasikan hal tersebut ke dalam sebuah

buku. Novel merupakan salah satunya, banyak pembaca yang menikmati novel

Islam.

Novel Islam dibuat karena hal itu merupakan salah satu cara mengemas

materi dakwah agar selalu terlihat menarik, tidak monoton, dapat menghibur,

dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, pembaca juga membaca ulang

materi dakwah yang disampaikan jika lupa.

Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah Saw.

Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah pengurus Arab

saat itu Atau yang paling mungkin lagi karena pesan pertama Al-Quran adalah

membaca, tentu perintah membaca ini erat kaitannya dengan perintah menulis51

.

Sebuah novel bernilai dakwah bila segala unsur yang terdapat dalam novel

tersebut memiliki pesan-pesan dakwah dan nilai-nilai keislaman. Hal itu juga bisa

50

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1988), h. 204 51

Aep Kusnawan, Berdakwah Lewar Tulisan, (Bandung : Mujahid, 2004), h.5

Page 37: Triani Sugianingsih-fdk Major One

dilihat dari pribadi pengarangnya, keinginan pengarang dalam berdakwah, dan

pengetahuan pengarang mengenai Islam.

Dalam novel terdapat banyak pesan-pesan dakwah yang dapat

disampaikan dari setiap uraian kalimat yang diuntai oleh pengarang. Pengarang

juga dapat menyisipkan pengetahuan Islam mereka kedalam alur cerita sebuah

novel. Pembaca juga dapat mengikuti alur cerita yang dibuat pengarang, pembaca

mulai menenggelamkan atau menyatu dengan alur cerita. Biasanya tanpa sadar

pembaca, juga ikut membayangkan dan ikut merasakan menjadi tokoh utama .

Pemanfaatan novel Islam sebagai media komunikasi dakwah merupakan

salah satu alternatif pengarang dalam mencapai target dakwah penggemar novel.

Pengarang sebagai dai bisa memasukkan materi-materi dakwah dan referensi

mengenai pengetahuan Islam ke dalam teks narasi dalam sebuah novel

Dengan membaca novel Islam, secara tidak langsung pembaca telah

mendapat pesan-pesan dakwah dan pengetahuan tentang Islam, pembaca juga

tidak merasa digurui. Novel juga dapat memberikan waktu kepada pembaca untuk

memahami pesan-pesan dakwah dalam novel tersebut. Pembaca diharapkan dapat

mengaplikasikan pesan-pesan dakwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari

BAB III

SEKILAS TENTANG BIOGRAFI AMAR DE GAPI

A. Latar belakang Kehidupan Amar De Gapi

Penulis novel Pesantren Ilalang adalah Amar De Gapi yang merupakan

nama pena dari Muammar S.Si. Pria kelahiran Blang Kumot, Aceh pada 12

Page 38: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Januari 1977, saat ini bermukim di komplek Griya Melati, Blok D, Bubulak

Bogor. Bang Amar begitu pria ini akrab dipanggil, merupakan pribadi yang

sedikit pemalu, saat ditemui disela-sela aktivitas mengajarnya di sekolah alam

pada Rabu, 13 Mei 2009 di daerah Parung. Bang Amar banyak bercerita tentang

dirinya. Alasan mengapa ia menggunakan nama pena juga dijelaskan, Amar

merupakan nama panggilannya sejak kecil. Sedangkan Gapi merupakan sebutan

bagi anak-anak Aceh yang memiliki kulit putih atau cerah.

Bang Amar juga menceritakan kalau dia merupakan anak kedua dari

pasangan M. Yacob dan Khadijah Yusuf. Kakaknya sudah lama merantau jadi

perhatian orang tuanya tercurah seluruhnya untuknya. Saat bang Amar kecil,

pemberontak GAM telah membuat keadaan di Aceh menjadi daerah operasi

militer, karena GAM telah membuat rakyat Aceh risau. Bang Amar juga termasuk

anak yang jahil, suasana di Aceh sedikit mencekam bila malam tiba. Pada waktu

itu bila Maghrib tiba pintu rumah sudah mulai tetutup.

Bang Amar kecil bersekolah di SDN Lhok Igeuh, Aceh Pidie. Dia

bercerita saat SD dia termasuk anak yang cukup nakal. Dia suka tidak mengikuti

pengajian, dan malah bersembunyi di kolong tempat tidur, biasanya ayahnya akan

memarahinya.52

Bang Amar tergolong anak yang cukup pintar karena, ia selalu bersekolah

di sekolah negeri, seperti pendidikan SMP yang ditempuhnya di SMP No.1 Kota

Bakti, Aceh Pidie. Kehidupannya semasa SMP sama seperti anak SMP

kebanyakan. Bakat menulisnya telah terlihat sejak kecil. Tapi ia mulai

52

Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu 13 Mei 2009

Page 39: Triani Sugianingsih-fdk Major One

memberanikan diri untuk mempublikasikan tulisannya, saat ia duduk bangku

SMA yang ditempuhnya di SMA N Darussalam Banda Aceh. Saat itu ia

mengikuti semacam lomba menulis kreatif yang diadakan oleh kantor pos dekat

rumahnya dan tidak disangka dirinya memenangkan lomba tersebut, bahkan

tulisannya sempat dipajang di kantor pos tersebut53.

Hobi menulisnya berlanjut hingga di bangku kuliah, bang Amar berkuliah

di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh jurusan Matematika. Bang Amar

merupakan mahasiswa yang cukup aktif, ia merupakan salah satu anggota BEM,

sehingga biasanya tulisannya dimuat di buletin kampus. Terbukti dengan

pengalaman organisasinya sebagai Ketua Humas KAMMI periode 1998-2001

daerah Aceh, Banda Aceh, NAD. Kemudian ia juga menjabat sebagai Ketua

Rohani Islam (Rohis) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA Unsyiah,

Banda Aceh-NAD periode 1999-2001. Ia juga menjadi Ketua Bidang Jurnalistik

dan Data, Social Service Centre, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) Banda Aceh pada tahun 1998-2001, karena dirinya aktif menulis54.

Dia juga cukup sering mengirimkan hasil tulisannya ke majalah-majalah

Islam seperti Annida, Sabili, Koran Republika dan masih banyak lagi. Biasanya

tulisannya berkisah tentang pengalaman pribadi yang dialaminya, maupun

pengalaman pribadi orang lain yang diceritakannya kembali ke dalam tulisan

dengan sangat baik.

Sama halnya dengan novel Pesantren Ilalang yang merupakan novel

pertamanya. Novel ini merupakan pengalaman pribadinya saat mengajar di

53 Ibidh 54

Ibidh

Page 40: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Pondok Pesantren Modern Husni Thamrin, Subulussalam-Aceh Singkil selama

2001-2004. Pengalamannya selama mengajar selalu ditulisnya dibuku catatan

hariannya, sehingga tidak ada satu pun kejadian menarik yang dialaminya luput

dari tulisannya55.

Bang Amar beraktivitas sebagai pengajar di sekolah alam (School of

Universe) Parung, Bogor. Bang Amar sangat dekat dengan dunia pendidikan,

karena dia menganggap mengajar sama dengan berdakwah. Bang Amar sangat

mendedikasikan dirinya dalam mengajar, ia hampir mempergunakan seluruh

waktunya di sekolah dari pukul 08.00-16.00, dirinya berada di sekolah. Jadi ia

jarang sekali berada di rumah, ia mengkhususkan waktunya pada hari Sabtu dan

Minggu hanya untuk keluarga.

Dalam urusan rumah tangga Bapak dari Muhammad Faruq Abdillah dan

Muhammad Afif Abdillah ini menyerahkan masalah pendidikan yang terbaik

untuk anaknya kepada sang istri Susanna. Kebetulan istrinya merupakan lulusan

S2 IPB, sehingga sang istri mendedikasikan seluruh waktunya menjadi ibu rumah

tangga, hanya untuk mencurahkan segala perhatian kepada anaknya. Bapak yang

satu ini sangat menyayangi keluarganya, ia juga sempat menyatakan alasan

mengapa ia memberanikan diri untuk mengirimkan tulisannya kepada penerbit

yaitu agar hasil tulisannya kelak bisa menjadi referensi yang baik bagi anak

cucunya kelak dan anaknya bisa belajar dari pengalaman pribadi bapaknya.

55

Ibidh

Page 41: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Alasan yang cukup sederhana tetapi merupakan salah satu hal yang cukup

penting56.

Sebenarnya tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk mengirimkan

hasil tulisannya selama mengajar di Pondok Pesantren Modern Husni Thamrin,

Subulussalam-Aceh Singkil, dijadikan sebuah novel. Hal ini bisa terwujud karena

dorongan sang istri, saat mengetahui dirinya telah menyelesaikan tulisannya, sang

istri memberikan ide untuk mengirimkannya kepada penerbit. Saat itu bang Amar

berfikir kenapa tidak dicoba, kemudian dia memasukkan hasil tulisannya ke

sebuah penerbit. Tetapi ternyata penerbit tersebut menolak untuk menerbitkan

tulisannya menjadi novel. Alasan penerbit tersebut menolak tulisan bang Amar

karena tulisannya tidak sesuai dengan konsep penerbit tersebut57

.

Bang Amar tidak berputus asa, ia kemudian mencari tahu tentang penerbit

lewat browsing internet. Kemudian pilihannya jatuh ke penerbit diva press, karena

menurutnya cover buku yang diterbitkan penerbit tersebut sangat menarik. Saat ia

mengirimkan tulisannya ke penerbit diva press tidak berselang lama, ia dikabari

pihak penerbit bahwa tulisannya bisa diterbitkan menjadi sebuah novel. Hal ini

bisa terwujud berkat dorongan istri dan teman-temannya. Bahkan teman

mengajarnya ada yang didaulat menjadi editor untuk mengoreksi apabila terdapat

kesalahan pada tanda baca pada tulisannya58

.

Bang Amar sangat mencintai pekerjaannya sebagai pengajar disekolah

tempatnya mengajar saat ini, karena sekolah alam dimana ia mengajar merupakan

sekolah inklusif. Sekolah alam tersebut juga memiliki metode belajar khusus,

56

Percakapan melalui handphone, pada 2 Juni 2009 57 Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu 13 Mei 2009 58

Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu 13 Mei 2009

Page 42: Triani Sugianingsih-fdk Major One

yaitu anak didiknya belajar di alam terbuka. Anak didik bang Amar di sekolah

alam juga tidak hanya berasal dari anak-anak normal seperti kebanyakan, tetapi

juga terdapat anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak-anak autis

yang bersosialisasi di kelas yang sama. Dalam menghadapi anak-anak dengan

kebutuhan khusus bang Amar dituntut memiliki kesabaran lebih dibanding dengan

mengajar anak-anak normal lain. Metode belajar yang diberikan juga tidak sama

dengan anak-anak normal. Selain harus memiliki kesabaran lebih, dirinya juga

dituntut harus memiliki daya kreatifitas tinggi dalam mengajar59

.

Novel Pesantren Ilalang menceritakan segala pengalaman pribadi yang

dirasakan Bang Amar selama mengajar di Pondok Pesantren Modern Husni

Thamrin, Subulussalam-Aceh Singkil. Novel ini sedikit berbeda dengan novel-

novel best seller lain yang banyak menekankan cerita tentang percintaan. Novel

ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi tenaga pengajar lain yang baru terjun

menjadi pengajar di tempat terpencil dengan segala keterbatasan fasilitas.

Novel ini bisa menjadi sedikit gambaran bagi pembaca yang belum pernah

merasakan kehidupan pesantren. Dalam novel ini bang Amar juga ingin

menyampaikan pesan bahwa keterbatasan fasilitas tidak membuat anak-anak

didiknya patah semangat. Bahkan mantan anak didik bang Amar di pesantren ada

yang menuntut ilmu sampai ke negara Mesir. Dan tidak sedikit yang melanjutkan

ke perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keterbatasan fasilitas tidak

membatasi prestasi seseorang, asal kita memiliki niat, doa, dan usaha.

59

Ibidh

Page 43: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Pesantren Ilalang merupakan novel perdana bang Amar, ia berharap novel

ini dapat menjadi awal yang baik bagi dirinya dalam melakukan aktivitas dakwah

melalui media tulisan atau novel. Bang Amar berharap novel Pesantren Ilalang

dapat diterima masyarakat dan penggemar novel Islam.

Saat ini bang Amar juga sedang menulis mengerjakan novel berikutnya,

masih berkisah mengenai pengalaman pribadinya sendiri. Novel ini bercerita

tentang masa kecil bang Amar di Aceh, yang saat itu masih dilanda kecemasan

karena saat itu Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melakukan pemberontakan dan

berkuasa. Bang Amar ingin menggambarkan bagaimana suasana sangat

mencekam dan rasa tidak aman mengancam warga Aceh sewaktu-waktu saat itu60

.

Bang Amar sangat independent dalam menulis, karena dirinya menulis

sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya dan apa yang dirasakannya.

Dirinya mengaku tidak pernah terpengaruh oleh karya-karya pengarang novel

lain. Itu sebabnya dia lebih memilih membuat novel berdasarkan pengalaman

pribadi dirinya61.

Menulis merupakan salah satu cara bang Amar dalam berdakwah, namun

dirinya mengaku akivitasnya sebagai pengajar juga merupakan salah satu cara

dalam berdakwah. Ia akan sangat senang bila novel Pesantren Ilalang bisa

menjadi referensi postif bagi pembacanya. Bang Amar juga sempat bercerita

novel Pesanten Ilalang akan segera diterbitkan di negara Malaysia. Dan novel

berikutnya yang saat ini sedang dikerjakannya bisa segera diterbitkan62

.

60

Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu 13 Mei 2009 61

Percakapan melalui handphone pada 2 Juni2009 62 Wawancara pribadi dengan Amar De Gapi, Rabu 13 Mei 2009

Page 44: Triani Sugianingsih-fdk Major One

B. Unsur Intrinsik dan Sinopsis Novel Pesantren Ilalang

a) Unsur Intrinsik Dalam Novel Pesantren Ilalang

Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Pesantren Ilalang, diantaranya

adalah:

1.Plot

Dalam novel Pesantren Ilalang cerita yang digambarkan termasuk

dalam kategori plot progresif atau lurus, yaitu novel ini mulai

menceritakan tentang alasan tokoh utama bisa mengajar di Pasantren yaitu

tahap awal, yang terdapat dalam novel berikut:

Kujalani hidup ini dengan sebuah keyakinan akan skenario Tuhan. Meski serba kebetulan dan tak diharapkan, dan meski dengan sedikit rasa

keikhlasan di dada, tetap bisa memberi warna lain akan jalan hidup. Profesi yang kujalani sekarang sebagai seorang guru: jauh dari harapan,

dan tak pernah singgah di impianku. Latar belakang pendidikanku yang di

fakultas MIPA Matematika bertolak belakang dengan apa yang kujalani

sekarang. Setelah lulus kuliah, tawaran mengajar di Pesantren as-Salam,

menghadapkanku pada kenyataan lain: menjadi seorang guru di tempat

yang terpencil? Segala predikat harus kutanggalkan sejenak. Melipat rapi

dalam benak kepala63

.

Kemudian masuk ke tahap tengah atau konflik, seperti kutipan

dalam novel berikut:

Rahmad duduk di bangku kelas tiga Tsanawiyah, dia tergolong anak

pintar. Dia sering jadi bintang dilapangan sepak bola, dia juga selalu

mengumandangkan azan dan dan ayat-ayat suci al-Quran di masjid. Namun rahmad menjadi pribadi yang berbeda saat dikirimi kabar melalui

surat bahwa ayahnya yang menjadi tulang pungung keluarganya ditangkap polisi karena terlibat kasus narkoba. Dirumahnya, ditemukan satu

kilogram pil ekstasi yang berasal dari temannya di Medan. Rahmad menangis tersedu-sedu, ia menyesali setiap butir nasi yang masuk ke

dalam perutnya, setelah tahu itu adalah hasil dari penjualan barang haram. Puncak dari kegamangan jiwanya, ia kabur dari pesantren64.

Dan akhirnya sampai pada tahap akhir atau penyelesaian, yang

terdapat dalam novel berikut:

63 Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h.7-9 64

Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h. 141-143

Page 45: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Didalam laci lemari Rahmad ditemukan surat yang berisi tentang

keinginannya untuk pergi berjihad ke Ambon.Ustadz Kemal yang merupakan guru yang paling dekat mendapat tugas untuk menyusul

Rahmad ke Medan, mencari dimana pos relawan jihad Ambon. Ketika tiba di Medan dan bingung harus mencari kemana, akhirnya Ustadz Kemal

berinisiatif menghubungi Ustadz Amir yang rumahnya berada di Binjai. Dan ternyata Rahmad juga berada disana, karena Rahmad juga

kebingungan dan tidak menemukan posko jihad Ambon. Setelah bertemu dengan Rahmad, hari itu juga aku langsung membawa Rahmad ke

pesantren65

.

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dalam novel yang memiliki beberapa cerita ini dapat dibedakan

menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh

pembantu.

a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan dalam novel

tersebut adalah Ustadz Kemal, Siti, Rahmad, Kepala Sekolah,

Ustadzah Ainun.

b. Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, sesuai dengan novel tersebut adalah Ustadz Kemal.

c. ]Tokoh antagonis adalah tokoh yang menantang protagonis,

sesuai dengan novel tersebut adalah Amran, Rahmad.

d. Tokoh tritagonis adalah tokoh penengah, sesuai dengan novel

tersebut yaitu Ustadzah Sarah, Ustadzah Mutia, Ustadz Ramzy.

e. Tokoh Pembantu atau tambahan yaitu tokoh pembantu pelaku tokoh utama yaitu Fauzan, Haris, Ustadz Amir.

3. Setting atau latar

Latar tempat cerita dalam novel merupakan Pondok Pesantren

Modern Husni Thamrin, Subulussalam-Aceh Singkil, berada di perbatasan

Sidikalang dan Nangroe Aceh Darussalam. Latar waktu dalam novel

dikisahkan pada tahun 2001 sampai tahun 200466.

65 Ibid, h. 144-147

66 Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h 6

Page 46: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Latar sosial Pondok Pesantren Modern Husni Thamrin,

Subulussalam-Aceh Singkil berada di daerah perbatasan dan

perkampungan yang cukup jauh letaknya dari kabupaten kota, masyarakat

sekitar pesantren masih memiliki pemikiran tradisional dan masih dekat

dengan budaya mistis, pengetahuan agama belum diaplikasikan dengan

baik. Dan mata pencaharian masayarakat sekitar masih tradisional, seperti

berburu (keluar-masuk hutan), menjadi sopir angkutan, buruh tani dan

pekerjaan kasar lain67

.

4. Point Of View

Sudut pandang yang digunakan pengarang sudut pandang orang

pertama karena pengarang memposisikan dirinya sendiri dalam cerita. Tata

bahasa yang digunakan oleh penulis juga sudah baik dan telah memenuhi

standard Ejaan Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan. Gaya bahasa

yang digunakan juga menggugah hati pembaca. Pembaca juga digiring ke

dalam alur cerita yang menarik dan tidak mudah ditebak.

b) Sinopsis Novel Pesantren Ilalang

Dalam benak Ustadz Kemal tidak pernah terlintas dalam

pikirannya selepas lulus kuliah di sebuah Universitas di Banda Aceh, dia

akan menjadi seorang guru, tapi kenyataan berbeda dengan harapan dan

impian68

.

67 Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h.71 68

Ibidh, h.19

Page 47: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Setelah lulus kuliah dirinya ditawari pekerjaaan sebagai guru/ustadz di

pesantren as-Salaam, letak pesantren tersebut cukup jauh dari kota Banda

Aceh, terletak di perbatasan Aceh dan Medan, Aceh-Singkil. Semula dia

ditawari mengajar dengan gaji sebesar Rp 450.000,- tidak sesuai dengan

kenyataan, karena menurut Kepala Sekolah ustadz Kemal hanya

mendapat gaji sebesar Rp 300.000,- terkadang gaji tersebut dibayar tidak

tepat waktu, mengingat keuangan yayasan tidak cukup baik69

.

Keuangan yayasan hanya bergantung dari iuran para santri dan tidak

sedikit santri yang menunggak iuran bulanan. Karena orang tua para santri

berasal dari keluarga kurang mampu. Biasanya mereka hanya bekerja

keluar masuk hutan untuk berburu atau menjadi supir angkutan.

Ustadz Kemal mengaajar lebih daari lima mata pelajaran, kkhususnya

mata pelajaran karena background pendidikannya yang berasal dari

fakultas MIPA. Guru di as-Salam, banyak yang tidak betah dengan kondisi

tersebut sehingga, banyak guru yang menyerah dan meninggalkan as-

Salaam.Perasaan tersebuut sering menghinggaapi perasaan Ustadz Kemal,

tetapi perasaan tersebut mulai hilang ketika memikirkan para santri70

.

Sebagai guru ustadz Kemal juga bertindak sebagai teman curhat para

santri, mereka malah sering meminjaam uang kepada Ustadz Kemal saat

kiriman uang dari orang tua mereka belum tiba. Seiring dengan waktu

ustadz Kemal menganggap para santrinya sebagai teman dan saudaranya.

69 Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h. 35 70

Ibidh, h.79

Page 48: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Tahun pertama ustadz Kemal dihadapkan dengan masalah, ada salah

satu santri putri bernama Siti, mengalami kesurupan. Selama beberapa

bulan Siti selalu kerasukan, tidak banyak hal yang dapaat dilakukan oleh

para guru, saat Siti kesurupan para guru dan santri hanya bisa

membacakan Ayat Kursi, karena tidak ada penghuni pesantren yang bisa

melakukan pengobatan ruqyah, seperti yang dicontohkan Rasulullah.

Setelah diselidiki ustdz Kemal ddaan atas pengakuan para jin yang

merasuki Siti. Para jin tersebut disuruh merasuki tubuh Siti oleh salah satu

santri, yang bernama Amran. Tidak jelas, mengapa Amraan melakukan hal

tersebut. Setelah ustadz Kemal melakukan penggeledehan di kamar santri

putra, dia menemukan sekumpulan penggalan ayat alQuran, lengkap

dengan arti dan kegunaan penggalan ayat al Quran, bungkusan kain, serta

selongsong peluru. Akhirnya barang-barang tersebut dibawa ustad Kemal

untuk dimusnahkan. Sedangkan Siti setelah kembali kerumah orang

tuanya, beberapa bulan kemudian akhirnya jin yang merasuki tubuh Siti

tidak pernah merasuki tubuhnya lagi71

.

Pada tahun kedua, pesantren as-Salam kedatangan guru baru, usatadz

Iman. Dia membaawa suasana baru, karena semenjak kedatangannya,

terdapat program renungan Shubuh, para santri juga dapat mengisi pidato

bergantian. Masalah yang dihadapi adalah seoraang santri yang bernama

Rahmad tertimpa masalah saat mengetahui ayahnya adalah seorang

pengedar narkoba, dia sangat terpukul menghadapi masalah tersebut dan

71

Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h. 55

Page 49: Triani Sugianingsih-fdk Major One

memutuskan untuk pergi berjihad ke Ambon, tetapi akhirnya dia kembali

ke pesantren dijemput ustad Kemal. Permasalahan kembali muncul saat

ada seorang anak yang merupakan warga desa sekitar pesantren yang

tersambar petir. Setelah kejadian tersebut para santri jaadi lebih sering

beribadah, mereka melakukaan shalat berjamaah tepat pada waktunya,

mereka rajin melakukan tadarus, mereka belajar dengan sangat rajin,

mereka sebenarnya takuta akan kematian ynag datang tidak terduga72

.

Pada tahun ketiga, ustad Kemal mengajar, dia diangkat menjadi Kepala

Sekolah pessantren as-Salam. Setelah ustadz Iman diterima menjadi PNS,

dan menikah dengan ustadzah Mutia. Tidak banyak pilihan guru yang akan

dijadikan kepala sekolah. Saat menjadi kepala sekolah, masalah yang

dihadapinya adalah saat mengetahui santrinya yang bernama Haris ditimpa

musibah, karena Haris dituduh membeli barang tadahan. Dia membeli

parabola dari temannya yang ternyata adalah barang hasil curian. Haris

dipanggil ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan

yang tidak dilakukannya73

.

Tahun ketiga merupakan tahun terakhir ustadz Kemal berada di As-

Salam karena dia menikah dan mendapatkan seorang istri yang shalehah,

yang medapat beasiswa di sebuah perguruan tinggi di luar negeri. Tetapi

kenangannya selama mengajar di as-Salam tidak akan pernah dia lupakan.

Pengalamanya, tersebut ditulis disebuah buku catatan hariannya, dan

72 Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h.188 73

Ibidh, h. 209

Page 50: Triani Sugianingsih-fdk Major One

kemudian dijadikan sebuah novel untuk mengabadikan pengalaman

hidupnya, dan berbagi pengalaman dengan para pembaca74.

C. Karya-karya Amar De Gapi

Pada tahun 1998 membuat Solving Linier Equation System Using

Gauss Seidel Method karya tulis yang dibuat sesuai dengan ilmu yang

dipelajari bang Amar dibangku kuliah. Pada tahun 2000 karyanya yang

berjudul Pancaran di Kursi Pengantin dimuat di Surat Pembaca majalah

Annida75.

Masih pada tahun 2000 bulan April karyanya yang berjudul Air

Mata Megawati dipublikasikan pada Surat Pembaca, majalah SAKSI.

Tepat di tahun yang sama pula karyanya yang berjudul Ramadhan

Bersama KAMDA dimuat di berita Republika yang terdapat bagian kolom

daerah. Kemudian novel perdananya yang diterbitkan pada Februari 2009

yaitu Pesantren Ilalang76

.

74

Amar De Gapi, Pesantren Ilalang, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), h.285 75 Percakapan melalui facebook pada 13 Juni 2009 76

Ibidh

Page 51: Triani Sugianingsih-fdk Major One

BAB IV

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL PESANTREN

ILALANG KARYA AMAR DE GAPI

A. Isi Pesan Dakwah dalam Novel Pesantren Ilalang

Pada pembahasan Bab IV ini penulis akan menguraikan data dalam

memperoleh validitas dan reliabilitas tentang isi pesan dakwah dalam novel

“Pesantren Ilalang” karya Amar De Gapi. Data yang diolah berupa kalimat atau

dialog yang terdapat dalam paragrap yang mengandung pesan dakwah.

Pengolahan data pada novel “Pesantren Ilalang” sesuai dengan kategori

yang ditentukan, yaitu kategori pesan aqidah, yang meliputi Iman kepada Allah,

Iman Kepada Rasul, Iman Kepada Kitab. Kemudian akhlak yang meliputi akhlak

kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia. Selanjutnya kategori syariah

dengan subkategori ibadah dan muamalah, yang kemudian akan ditmapilkan

dalam data dan jumlah frekuensi.

Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi pesan dalm novel

“Pesantren Ilalang”, peneliti membuat pengujian kategori yang sudah penulis

tetapkan kepada tiga orang juri yang dipilih berdasarkan latar belakang

pendidikan mereka dan pengetahuan mereka dalam bidang dakwah dan

komunikasi. Koder terdiri dari juri 1 yaitu Amla Eva Nadya, juri 2 yaitu Rosdiana,

Page 52: Triani Sugianingsih-fdk Major One

juri 3 yaitu Robiatul Adawiyah. Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan

sebagai koefisien. Berikut ini adalah table rincian kesepakatan antar juri.

Untuk memperoleh koefisien reliabilitas kategori antar juri, penulis

menguraikan rumus dari Hostly77, sebagai berikut:

Koefisien reliabilitas = 2M

N1+N2

2M = Nomor keputusan yang sama antar juri

NI+N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri

M = Kesepakatan antar juri

N = Jumlah yang diteliti

Tabel yang menunjukkan tingkat kesepakatan antar juri berada pada

halaman lampiran.

Berikut ini adalah tabel hasil kesepakatan antar juri:

Tabel 2

Koefisien Reliabilitas Kesepakatan

Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai

Ke 1 dan 2 73 65 8 0,89

Ke 2 dan 3 73 67 6 0,91

Ke 1 dan 3 73 71 2 0,97

77

Jumroni, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet ke-1

Page 53: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Dari tabel diatas menunjukkan tingkat kesepakatan antar juri 1 dan 2

sebesar 0,89 , menujukkan bahwa terdapat kesepakatan yang cukup tinggi antar

juri. Pada kesepakatan juri 2 dan 3 nilai kesepakatannya sebesar 0,91, angka

tersebut menunjukkan kesepakatan yang tinggi antar kedua juri. Sedangkan

kesepakatan tertinggi berada pada kesepakatan antar juri 1 dan 3 sebesar 0,97, itu

berarrti juri 1 dan juri 3 lebih memahami pesan-pesan dakwah yang terdapat

dalam novel “Pesantren Ilalang”.

Kemudian untuk menghitung rata-rata perbandingan nilai kesepakatan

antar juri dapat dihitung dengan rumus komposit reliabilitas sebagai berikut:

Komposit Reliabilitas = N (X antar juri)

1+(N-1) (X antar juri)

Keterangan :

N = Jumlah juri

X = Rata-rata

Aqidah = 47:73 = 0,64

Akhlak = 60:73 = 0,82

Syariah = 96:73 = 1,31

Jadi 0,64+0,82+1,31 = 2,77

Komposit Reliabilitas = N (X antar juri)

Page 54: Triani Sugianingsih-fdk Major One

1+(N-1) (X antar juri)

= 3 (2,77)

1+(3-1)(2,77)

= 8,31

1+5,54

= 1,27

Dari hasil yang ditemukan penulis maka rata-rata tingkat kesepakatan

antar juri cukup tinggi yaitu sebesar 1,27.

Setelah penulis melakukan perhitungan reliabilitas kepada tiga juri

terhadap kategori-kategori yang telah penulis buat. Selanjutnya akan ditampilkan

data mengenai kalimat atau dialog dalam paragraf yang mengandung pesan

dakwah, kemudian dihitung mendapatkan nilai frekuensi dari masing-masing

kategori tersebut.

Berikut ini merupakan rincian hasil penelitian dengan memakai rumus

penelitian:

P= F/N X 100%

Keterangan:

P : Presentase

F :Frequensi data

N : Jumlah data yang dimaksud

Tabel 3

Page 55: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Aqidah

Novel “Pesantren Ilalang”

No. Kategori pesan aqidah F %

1. Iman kepada Allah 16 94,1

2. Iman kepada Rasul 1 5,9

17 100

Dari rincian hasil kategorisasi diatas menunjukkan pesan aqidah yang

terdapat dalam novel ”Pesantren Ilalang” adalah pesan yang mengandung unsur

Iman kepada Allah yang mendominasi terlihat dari hasil prosentase Iman Kepada

Allah sebanyak 94,1%, sedangkan prosentase Iman kepada Rasul hanya 5,9%.

Berikut ini adalah tabel yang mengandung rincian kategorisasi pesan

aqidah.

Tabel 4

Rincian Kategorisasi Pesan Aqidah

No Halaman/

paragraf

Kutipan/uraian Keterangan

1. H.7, P.1 Kujalani hidup ini dengan sebuah keyakinan

akan skenario Tuhan.

Iman kepada

Allah

2. H.8, P.3 Seperti bertambahnya keimanan seseorang

tatkala mendengar ceramah seorang ustadz

yang menggelora.

Iman kepada

Allah

3. H.10, P.1

Senada dengan tasbih yang dilantunkan oleh

hati-hati yang sadar akan kemaha sempurnaan

Tuhan.

Iman kepada

Allah

Page 56: Triani Sugianingsih-fdk Major One

4. H.44, P.1

Setiap pasang mata terjaga menyongsong

berkah dari Sang Maha Pencipta.

Iman kepada

Allah

5 H.51, P.1

Kecuali dengan kemurahan hati Sang Khalik

dengan Cahaya Kasih Nya untuk tidak

terjerumus kejurang kemusyrikan.

Iman Kepada

Allah

6. H.53, P.1

Pengobatan terhadap Siti tak kunjung

membuahkan hasil. Tak seorang pun diantara

mereka yang bisa melakukan rukyah, termasuk

aku. Pengobatan seperti yang dicontohkan oleh

Rasulullah.

Iman kepada

Rasul

7. H.83,P.1

Aku mencoba menghanyutkan diri dalam

kekhusukan berharap meraih keridhaan Illahi.

Mencari setitik ketenangan untuk jiwa.

Iman kepada

Allah

8. H.103, P.1

“Doa pengasih dan dan doa untuk memanggil

jin” kata ustadz Amir. “Dan biasa digunakan

untuk jimat.” Katanya lagi

Iman kepada

Allah

9. H.110, P.2 Aku menemukan sekumpulan penggalan ayat-

ayat Alquran di beberapa murid Tsanawiyah,

lengkap dengan arti dan kegunaan penggalan

ayat Al-Quran tersebut. Tulisan berbahasa Arab

itu ada di buku pelajaran santri bernama

Rahmad. Doa menolak turunnya hujan , doa

supaya sembuh dari sakit gigi, doa pengasih,

Iman kepada

Allah

Page 57: Triani Sugianingsih-fdk Major One

doa tahan dari tusukan benda tajam, doa

membuat omongan agar didengar orang, doa

memanggil roh atau jin.

10. H.112, P.2 “Barang siapa yang menggantungkan jimat,

maka Allah tidak akan menolongnya, dan

barang siapa yang menggantungkan

pengasihan ,maka Allah akan

menggagalkannya.” Arti hadits itu begitu lancar

keluar dari mulutnya.

Iman kepada

Allah

11. H.139, P. 4 Namun Allah berkehendak lain. Kudapat kabar

dari santri yang satu daerah dengan Siti.

Beberapa minggu setelah siti kembali ke

rumahnya, ia sembuh total seperti tidak terjadi

apa-apa. Tanpa pengobatan dukun ataupun

dokter. Kelima puluh empat jin yang merasuki

tubuh Siti tak pernah mengganggunya lagi.

Iman kepada

Allah

12. H.143, P. 1 Aku mencoba menopang jiwanya dengan

memberi semangat bahwa: Allah tidak akan

mencoba hambaNya di luar kemampuannya.

Iman kepada

Allah

13. H.178, P.1

Aku bertakbir dan bertasbih saat mendengar

kata-kata yang keluar dari mulut ustadzah

Mutia.

Iman kepada

Allah

14. H.178, P.5 “Serahkan semuanya kepada Allah. Hanya Dia Iman kepada

Page 58: Triani Sugianingsih-fdk Major One

yang paling tahu mana yang terbaik untuk

hamba-Nya

Allah

15. H.192, P.4

Ternyata sang Illahi menjawab kesedihan hati si

kakek, selang dua jam kemudian si kakek

meninggal.

Iman kepada

Allah

16. H.247,P. 2 Ternyata Allah menjawab perkataanku sebagai

sebuah doa. Dan terkabulkan.

Iman kepada

Allah

17. H.303, P.1 Ya Allah jangan Kau bangunkan aku dalam

mimpi yang tak kuharap hanya sekejap ini. Tlah

kukumpulkan yang terserak. Kau himpun yang

terpisah. Kau bawa kami dalam berkah

dijalanMu. Maka biarkan sayap-sayap kami

mengepakkan cinta dan mimpi kami setingi-

tingginya. Mengekalkan kebahagiaan ini.

Iman kepada

Allah

Tabel 5

Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Akhlak

Novel ”Pesantren Ilalang”

No. Kategori pesan akhlak F %

1. Akhlak kepada Allah 2 10

2. Akhlak kepada sesama manusia 18 90

20 100

Page 59: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Dari rincian hasil penelitian kategorisasi pesan akhlak diatas, sub kategori

hubungan manusia kepada Allah yang lebih banyak dimuat dalam novel

“Pesantren Ilalang” dengan prosentase 90%, sedangkan hubungan antar sesama

manusia prosentasenya sebesar 10%.

Berikut ini adalah tabel yang mengandung rincian kategorisasi pesan akhlak.

Tabel 6

Rincian Kategorisasi Pesan Akhlak

No. Halaman/

paragraf

Kutipan/uraian Keterangan

1. H.21, P.2 “Assalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.” Bapak ketua yayasan

memberi salam. ”Wa’alaikum salam wa

rahmatullahi wa barakatuh.” Jawaban

salam yang semangat.

Akhlak kepada

sesama manusia

2. H.23, P.2 “Assalamu’alaikum. Maaf ustadz Kemal,

sandalnya saya pakai. Terima kasih.

Tertanda Ustadz Arif

Akhlak kepada

sesama manusia

3. H.30, P.2 Namun aku cukup amanah dalam hal

memegang rahasia orang lain.

Akhlak kepada

sesama manusia

4. H.38, P.2 “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa

barakatuh…!” si anak memberi salam.

Salam dijawab dengan suara keras oleh

santri yang berada di luar kelas, mengusir

Akhlak kepada

sesama manusia

Page 60: Triani Sugianingsih-fdk Major One

kantuk di pelupuk mata.

5. H.57, P.2 “Assalamu’alaikum.” Seseorang

memberiku salam. “Wa’alaikum salam.”

Jawabku.

Akhlak kepada

sesama manusia

6. H.63, P.1 Ah! tidak…,tidak… aku tidak boleh

percaya dengan apa yang dikatakannya

(jin). Meskipun itu benar.

Akhlak kepada

Allah

7. H.65, P.2 “Assalamu’alaikum. Maaf ustadz,

menggangggu sebentar.”

Akhlak kepada

sesama manusia

8. H.70, P.3 “Baik kalau begitu. Karena kamu muslim,

maka setiap kali masuk ke tubuh Siti

wajib kasih salam.”

Akhlak kepada

sesama manusia

9. H.75, P.3 Aku sudah lebih terbiasa dengan menu

makanan disini. Meski awalnya sempat

kaget. Namun, rasa ingin mengabdiku

menutup semua kekurangan yang sering

terlintas didepan mata.

Akhlak kepada

sesama manusia

10. H.75, P.4 Kami jadi lebih kuat dengan kebersamaan

dalam senasib dan sepenanggungan

Akhlak kepada

sesama manusia

11. H.73-74, P.4 “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa

barakatuh…!” suaraku terdengar

dicorong mikrofon yang bertengger di

sudut atas masjid. ”Wa’alaikum salam wa

Akhlak kepada

sesama manusia

Page 61: Triani Sugianingsih-fdk Major One

rahmatullahi wa barakatuh..” suara

menjawab salam terdengar dari asrama

putra dan putri.

12. H.97, P.1 Hanya kata sabar yang keluar dari mulut

Bapak ketua yayasan, menggambarkan

keuangan yang sulit saat itu.

Akhlak kepada

Allah.

13. H.164, P.1 Akhirnya masalah ini jatuh ke tangan

kepala desa. Selaku pimpinan warga, dia

minta maaf kepada seluruh warga as-

Salam.

Akhlak kepada

sesama manusia

14 H.168, P.1 Aku menutup pelajaran dengan senyum

yang selalu menjadi ciri khasku dalam

setiap menagajar, juga dalam keseharian.

Sama dengan senyumku saat kelas akan

dimulai.

Akhlak kepada

sesama manusia

15. H.179, P.1

Ia berterimakasih atas saran yang

kuberikan.

Akhlak kepada

sesama manusia

16. H.187, P.1

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un..!” aku

berucap dalam bingung dan takut.

Berpuluh pasang mata berkedip menatap

jasad yang masih berlumuran Lumpur.

Hangus mengenaskan.

Akhlak kepada

sesama manusia

17. H.208, P.3 “Assalamualaikum, ustadz Kemal.” Lelaki Akhlak kepada

Page 62: Triani Sugianingsih-fdk Major One

bertubuh sedang dan berkulit putih itu

memberiku salam. Kakinya yang basah

naik ke atas koridor. Dia meletakkan

payungnya yang basah di atas lantai

semem. Tangannya yang dingin menjulur

ke arahku. Aku menyambut uluran

tangannya sambil menjawab salam

darinya. ”Wa’alaikum salam.”

sesama manusia

18. H.253, P.1 “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa

barakatuh…!”

”Wa’alaikum salam wa rahmatullahi wa

barakatuh..”

Akhlak kepada

sesama manusia

19. H.277, P.4 Dia juga mengatakan sikapku yang

melarang santri untuk menonton acara

keyboard dangdutan semalam suntuk

adalah tindakan yang sangat benar.

Karena ditempat itulah salah satu ajang

pertemuan untuk melakukan hal-hal yang

tidak pantas.

Akhlak kepada

sesama manusia

20. H.281, P.3

Sebelum beranjak dari atas masjid aku

menitipkan kata sabar kepada Haris untuk

menyikapi hidupnya.

Akhlak kepada

sesama manusia

Page 63: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Tabel 7

Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Syariah

Novel ”Pesantren Ilalang”

No. Kategori pesan syariah F %

1. Ibadah 82 83,3

2. Muamalah 14 16,7

96 100

Dari rincian hasil penelitian penelitian dalam novel “Pesantren Ilalang”

banyak terdapat pesan ibadah terlihat dari prosentase data sebesar 83,3%, untuk

pesan yang mengandung muamalah prosentase data sebesar 16,7%.

Berikut ini adalah tabel yang mengandung rincian kategorisasi pesan syariah.

Tabel 8

Rincian Kategosisasi Pesan Syariah

No. Halaman/

paragraf

Kutipan/uraian Keteranga

n

1. H.44, P.1 Seperti biasa, penghuni asrama melaksanakan

shalat Shubuh berjamaah di masjid.

Ibadah

Page 64: Triani Sugianingsih-fdk Major One

2. H.45, P.2 Lantunan ayat kursi keluar dari mulut beberapa

santri putri.

Ibadah

3. H.49, P.1 Dia pula yang membetakku untuk bersegera ke

masjid untuk shalat berjamaah.

Ibadah

4. H.55,P.1 Hanya saja aku disuruh oleh Ustadz Amir

membaca Ayat Kursi sambil memencet jempol

kaki siti, saat jin yang ada di tubuhnya

mengamuk.

Ibadah

5. H.82, P.2 Setelah itu aku berwudhu. Rasa sejuk itu ke

seluruh jiwaku.

Ibadah

6. H.82, P.4 Di masjid, Ustadz Aziz memimpin shalat

berjamaah, suasana hening.

Ibadah

7. H.83, P.2 Setelah shalat Ashar, semua santri putra dan

putri membaca Alquran di masjid. Kurang lebih

lima belas menit. Aku juga melakukan hal yang

sama seperti mereka. Aku ikut larut membaca

kalam Illahi di dalam masjid yang lapang

berlantai keramik berwarna hijau.

Ibadah

8. H.90,P.1 Minggu sore setelah sholat ashar berjamaah di

masjid, Amran mengajak Deni murid kelas tiga

Tsanawiyah ke perkebunan kelapa di belakang

asrama putra pesantren as-Salam.

Ibadah

9. H.104, P.2 Di pagi-pagi buta setelah shalat berjamah di Ibadah

Page 65: Triani Sugianingsih-fdk Major One

masjid, otakku kembali dicekoki oleh

pertanyaan-pertanyaan tentang doa pemanggil

jin dan doa pengasih yang dikatakan Ustadz

Amir kemarin sore.

10. H.104,P.4 Mulutku membaca hafalan ma’sturat di luar

kepala.

Ibadah

11. H.108,

P.6

Setelah shalat dzuhur aku mengingat kembali

nama-nama pemilik jimat dari benda-benda

jimat yang kutemukan.

Ibadah

12. H.138, P.4 Dia mengadakan ceramah Subuh rutin, yang

sebelumnya tidak pernah diadakan sebelumnya

di Pesantren as-Salam.

Ibadah

13. H.141, P.4 Orang-orang akan terkesima dengan mendengar

indahnya lantunan ayat-ayat suci al-Quran yang

ia baca hampir setiap hari menjelang sholat

Maghrib tiba.

Ibadah

14. H.144, P.1 Rahmad ingin pergi berjihad ke Ambon. Ia tak

ingin mati sia-sia, tapi dengan cara pergi

berjihad ke Ambon.

Muamalah

15. H.152, P.2 Setelah wudhu dan sholat sunnah witir tiga

rakaat, hilang semua kemarahan yang

membakar habis emosiku. Pikiranku sedikit

lebih tenang.

Ibadah

Page 66: Triani Sugianingsih-fdk Major One

16. 155, P.1 Keesokan harinya, penggundulan bagian

samping kiri dan kanan kepalanya. Sanksi bagi

siapa saja yang ketahuan merokok.

Muamalah

17. H.178, P.5 “Cobalah istikharah” Ibadah

18. H.188, P,2 Saat hari menjelang Maghrib, tak seperti

biasanya anak-anak sudah berkumpul di dalam

masjid lebih awal. Listrik padam, hanya ada

lilin dan beberpa buah lampu teplok menyala.

Biasanya, menjelang Maghrib guru-guru disini

harus menggiring anak-anak untuk shalat di

masjid. Meski aturan yang disepakati akan ada

sanksi bagi mereka yang masbuk mengerjakan

shalat Maghrib berjamaah di msjid. Toh tetap

saja ada anak yang terlambat. Tapi tidak

demikian halnya dengan hari itu.

Ibadah

19. H.188, P.3 Semua anak serius membaca al-Quran. Tak ada

yang bercanda aku sangat yakin kalau mereka

semua takut akan kematian.

Ibadah

20. H.189, P.2 Semua santri putra dan putri ikut shalat jenazah

di masjid sekolah.

Ibadah

21. H.190, P.3 Selama satu minggu sejak peristiwa anak yang

meninggal disambar petir, santri putra dan putri

Ibadah

Page 67: Triani Sugianingsih-fdk Major One

tidak jadi lebih disiplin, dan rajin dalam segala

hal. Membaca al-Quran, menghafal kosakata

bahasa Arab, mengulang pelajaran di asrama

atau masjid.

22. H. 192, P.1 Ia menjadi penghubung kami, jika shalat

jenazah yang enggan dilakukan di masjid

sekolah dimulai.

Ibadah

23. H.209, P.4 “Alhamdulillah, baik ustadz.” Ibadah

24 H.216, P.1 “Barang siapa membeli, menyewa, menukar,

menerima gadai, menyewakan, menukarkan,

menggadaikan, mengangkut, menyimpan, atau

menyembunyikan sesuatu benda, yang

diketahui atau sepatutnya. Harus diduga bahwa

diperoleh dari kejahatan penadahan.”

Muamalah

25. H.216, P.2-4) “Barang siapa menarik keuntungan dari hasil

sesuatu benda, yang diketahuinya atau

sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari hasil

kejahatan.” “Si pelaku penadahan bisa

dikenakan hukuman kurungan empat tahun

penjara atau membayar denda satu juta rupiah.”

Dua ayat ini terdapat dalam pasal 480 KUHP.

Muamalah

26. H.220, P.2 “Ternyata hukum tidak bisa ditawar lagi. Haris Muamalah

Page 68: Triani Sugianingsih-fdk Major One

tetap berada diantara dua opsi yang

membingungkan, sekaligus menakutkan

baginya. Ia harus membayar denda satu juta

rupiah tanpa kurang.

27. H.253, P.1 Suatu saat, Setelah shalat Zhuhur berjamaah di

masjid, Bapak ketua yayasan dan tamunya juga

ikut shalat di masjid berbentuk kubus itu.

Ibadah

28. H.253, P.2 Setelah selesai shalat dan dzikir, Bapak ketua

yayasan mengambil alih mikrofon yang masih

berada di tangan Ustadz Subki.

Ibadah

29. H. 263, P.1 Aku berharap akan tertidur lagi setelah shalat

Subuh berjamaah di masjid, dan bangun

menjelang Zhuhur bila ingin shalat jamaah dan

makan siang.

Ibadah

30. H.285, P.2 Ceramah setelah shalat Maghrib pun, akhirnya

jadi ajang pelampiasan kemarahanku.

Ibadah

31. H.286, P.1 Kali ini aku tak berkompromi dengan aturan

menggunduli rambut bagi yang kedapatan

melanggarnya.

Muamalah

32. H.286, P.2 Setelah shalat Shubuh, sidang kemarahanku

digelar

Ibadah

33. H.287, P.1 Shalat Zhuhur dan Ashar berjamaah. Ibadah

34. H.287, P.1 Shalat Maghrib berjamaah. Ibadah

Page 69: Triani Sugianingsih-fdk Major One

35. H.287, P.2 Waktu luang antara Maghrib dan Isya biasanya

diisi dengan tadarus bersama atau kultum secara

bergiliran. Sampai menjelang shalat Isya.

Otomatis mereka menunggu selesainya shalat

berjamaah, ketimbang makan malam.

Ibadah

36. H.297, P.2 Saat setelah shalat Isya di dalam masjid, desiran

alunan dzikir masih terdengar pelan dari mulut

para santri yang menunaikan perintahNya.

Suasana begitu syahdu dan tenang.

Ibadah

B. Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Pesantren Ilalang

Setelah melakukan pengolahan data untuk memperoleh koefisien reliabilitas

kategori dan rincian hasil hasil kategorisasi pesan yang terdapat dalam novel

“Pesantren Ilalang”, maka dapat ditemukan pesan-pesan dakwah yang terdapat

dalam novel tersebut seperti terlihat dalam uraian berikut.

1. Pesan Dakwah yang mengandung Aqidah

Aqidah Islam dasarnya adalah Iman Kepada Allah, Iman Kepada Malaikat,

Iman kepada Rasul, Iman kepada Kitab, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman

kepada qadha dan qadar.

Page 70: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Berikut ini adalah kutipan pesan dakwah aqidah yang termasuk dalam Iman

kepada Allah dalam novel “Pesantren Ilalang”.

Kujalani hidup ini dengan sebuah keyakinan akan skenario Tuhan. ( H.7,

P.1)

Kalimat tersebut terdapat dalam bagian awal novel “Pesantren Ilalang”. Hal

ini menjelaskan betapa pengarang novel yang merupakan tokoh utama dalam

novel tersebut menjalani hidup ini dengan percaya bahwa segala yang ia lakukan

dalam hidup ini telah digarariskan oleh Allah Swt. Sebagai manusia kita hanya

dapat berusaha dengan sepenuh hati dan tetap berdoa untuk mendapatkan hasil

yang maksimal.

Seperti bertambahnya keimanan seseorang tatkala mendengar ceramah

seorang ustadz yang menggelora. (H.8, P.3)

Pengarang novel yang merupakan representasi dari Ustadz Kemal, selalu

memperoleh ilmu pengetahuan yang baru dari belajar baik dari buku dan juga

mendengarkan orang yang mempunyai pengalaman lebih banyak.

Senada dengan tasbih yang dilantunkan oleh hati-hati yang sadar akan

kemaha sempurnaan Tuhan. (H.10, P.1)

Sebagai manusia biasa, kita harus selalu bersyukur akan kebesaran, berkah

yang diberikan dan kekuasaan Allah, salah satunya dengan selalu mengingatNya

yaitu dengan berzikir.

Setiap pasang mata terjaga menyongsong berkah dari Sang Maha Pencipta.

(H.44, P.1)

Page 71: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Kita harus selalu bersyukur akan segala berkah yang diberikan oleh Allah

Swt, menjalani hidup ini dengan segala keikhlasan, dan selalu berfikir positif

dengan berkah yang diberikanNya, karena percayalah segala sesuatu yang

diberikan Allah Swt kepada pasti yang terbaik untuk kita.

Kecuali dengan kemurahan hati Sang Khalik dengan Cahaya Kasih Nya

untuk tidak terjerumus kejurang kemusyrikan. (H.51, P.1)

Pengarang novel ingin menyampaikan pesan agar kita jangan gampang

percaya dengan apa dikatakan orang, terutama bisikan syetan yang selalu

bertujuan untuk menggoyahkan keyakinan kita terhadap Allah Swt.

Aku mencoba menghanyutkan diri dalam kekhusukan berharap meraih

keridhaan Illahi. Mencari setitik ketenangan untuk jiwa. (H.83,P.1)

Saat manusia ditimpa musibah cara yang paling tepat adalah mengadu pada

Sang Khalik, penguasa alam semesta dengan segala isinya. Berharap akan

menemukan jawaban akan segala pertanyaan yang ada dalam hati dan pikiran kita.

Kita akan menjadi lebih ringan dalam menghadapi segala cobaan dan akan lebih

ikhlas dalam menjalaninya.

“Doa pengasih dan doa untuk memanggil jin” kata ustadz Amir. “Dan biasa

digunakan untuk jimat.” Katanya lagi (H.103, P.1)

Sebagai manusia modern yang berfikiran logis, sebaiknya kita tidak

mengamalkan hal-hal yang tidak dianjurkan Allah Swt dan Rasulullah. Karena

hal-hal yang berhubungan dengan jimat dikhawatirkan mendekati syirik

(mempersekutukan Allah), walaupun doa tersebut berasl dari penggalan ayat suci

alQuran, tetapi sebaiknya doa-doa tersebut tidak dipraktekkan.

Page 72: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Aku menemukan sekumpulan penggalan ayat-ayat Alquran di beberapa

murid Tsanawiyah, lengkap dengan arti dan kegunaan penggalan ayat Al-Quran

tersebut. Tulisan berbahasa Arab itu ada di buku pelajaran santri bernama

Rahmad. Doa menolak turunnya hujan , doa supaya sembuh dari sakit gigi, doa

pengasih, doa tahan dari tusukan benda tajam, doa membuat omongan agar

didengar orang, doa memanggil roh atau jin. (H.110, P.2)

Dalam Pesantren yang masih lekat dengan unsur tradisional, biasanya

amalan berupa doa-doa tersebut diatas sering diberikan langsung oleh pengajar.

Sebenarnya doa-doa tersebut tidak diperbolehkan diamalkan, namun dalam kasus

yang terjadi di Pesantren yang terdapat dalam novel, doa-doa tersebut masih

diamalkan, malah menjadi ‘senjata pamungkas’ dalam mengerjai teman

sekamarnya.

“Barang siapa yang menggantungkan jimat, maka Allah tidak akan

menolongnya, dan barang siapa yang menggantungkan pengasihan ,maka Allah

akan menggagalkannya.” Arti hadits itu begitu lancar keluar dari mulutnya.

(H.112,P.2)

Pengarang novel menjelaskan bahwa mengamalkan doa-doa tersebut sama

dengan menggantungkan jimat dan Allah tidak akan membantu manusia yang

melakukan hal tersebut. Sebaiknya setiap manusia percaya akan kemampuan diri

sendiri dan tetap berdoa pada Allah Swt. Hal itu jelas tertulis dalam hadist yang

diriwayatkan Ahmad.

Namun Allah berkehendak lain. Kudapat kabar dari santri yang satu daerah

dengan Siti. Beberapa minggu setelah siti kembali ke rumahnya, ia sembuh total

Page 73: Triani Sugianingsih-fdk Major One

seperti tidak terjadi apa-apa. Tanpa pengobatan dukun ataupun dokter. Kelima

puluh empat jin yang merasuki tubuh Siti tak pernah mengganggunya lagi.

(H.139, P. 4)

Pengarang novel ingin menyampaikan pesan bahwa selama kita tidak

meyakini syetan, maka syetan tersebut akan pergi dengan sendirinya. Syetan

merasuki jiwa manusia yang percaya akan kehadirannya, karena manusia makhluk

lemah yang bisa dipengaruhi lewat alam pikirannya. Jadi sebagai manusia yang

bertakwa sebaiknya kita lebih mendekatkan diri pada Allah Swt, dengan lebih

memperbanyak ibadah dan berfikir positif.

Aku mencoba menopang jiwanya dengan memberi semangat bahwa: Allah

tidak akan mencoba hambaNya di luar kemampuannya.(H.143, P. 1)

Pengarang novel ingin menyampaikan bahwa kita harus selalu percaya

segala yang diberikan Allah Swt, baik itu rizki atau cobaan merupakan sebuah

berkah yang patut disyukuri. Karena Allah selalu memberikan berkah di balik

peristiwa atau musibah. Manusia akan menjadi lebih dewasa saat dia melewati

sebuah cobaan.

“Serahkan semuanya kepada Allah. Hanya Dia yang paling tahu mana yang

terbaik untuk hamba-Nya. (H.178, P.5)

Percayalah hanya Allah yang mengerti segala kebutuhan makhlukNya, dan

akan memberikan yang terbaik untuk setiap manusia. Sebaiknya kita

menyerahkan hasil dari perbuatan yang kita lakukan setelah kita berusaha dengan

maksimal dan berikhtiar.

Page 74: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Ternyata sang Illahi menjawab kesedihan hati si kakek, selang dua jam

kemudian si kakek meninggal. (H.192, P.4)

Allah akan memberikan yang terbaik setiap makhlukNya, seperti kematian

kakek dalam novel. Kakek tersebut merasa sudah cukup hidupnya di dunia ini dan

dia merasa kesedihan teramat sangat karena istrinya, teman hidupnya dalam

keadaan susah dan senang telah dipanggil Sang Maha Pencipta. Jika manusia

berdoa dengan sungguh Allah akan mengabulkan doa tersebut jika hal itu terbaik

untuk makhlukNya.

Ternyata Allah menjawab perkataanku sebagai sebuah doa. Dan

terkabulkan. (H.247,P. 2)

Terkadang tanpa diduga apa yang manusia ucapkan sering menjadi sebuah

doa, apabila meyakini perasaan tersebut hal itu akan menjadi doa. Sebaiknya kita

berhati-hati akan ucapan kita.

Ya Allah jangan Kau bangunkan aku dalam mimpi yang tak kuharap hanya

sekejap ini. Tlah kukumpulkan yang terserak. Kau himpun yang terpisah. Kau

bawa kami dalam berkah dijalanMu. Maka biarkan sayap-sayap kami

mengepakkan cinta dan mimpi kami seetingi-tingginya…. Mengekalkan

kebahagiaan ini. (H.303, P.1)

Pengarang novel ingin berbagi kisahnya saat dia menemukan belahan

jiwanya, yaitu istrinya, dia sangat bersyukur Allah memberikan seorang istri yang

terbaik untuknya. Padahal sebelum menikah dia belum mengenal istrinya lebih

dalam, karena dia menikah melalui taaruf. Allah paling mengetahui jodoh yang

terbaik untuk setiap makhlukNya.

Page 75: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Berikut ini adalah kutipan pesan dakwah aqidah yang termasuk dalam Iman

kepada Rasul dalam novel “Pesantren Ilalang”.

Pengobatan terhadap Siti tak kunjung membuahkan hasil. Tak seorang pun

diantara mereka yang bisa melakukan rukyah, termasuk aku. Pengobatan seperti

yang dicontohkan oleh Rasulullah. (H.53, P.1)

Pengarang novel lebih mengajurkan kita untuk kembali ke jalan yang

diridhai Allah, saat syetan mengganggu manusia. Karena ada pengobatan yang

telah dicontohkan Rasulullah, hal itu jauh lebih baik dan sudah terbukti hasilnya.

2. Pesan Dakwah yang Mengandung Akhlak

. Sub kategori yang mengandung pesan akhlak adalah akhlak kepada Allah

dan akhlak kepada sesama manusia. Berikut ini adalah kutipan beserta uraian dari

pesan akhlak kepada sesama manusia.

“Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh..”Bapak ketua yayasan

memberi salam. ”Waalaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh.” Jawaban

salam yang semangat. (H.21, P.2)

Dalam dialog diatas, bapak ketua yayasan sebagai pemimpin dalam

pesantren selalu memberikan contoh yang baik kepada seluruh penghuni as-Salam

dengan selalu mengucapkan salam saat ingin membuka pembicaraan, karena

salam merupakan doa, dan orang yang menjawab salam mendapat berkah

“Assalamu’alaikum. Maaf ustadz Kemal, sandalnya saya pakai. Terima

kasih. Tertanda Ustadz Arif.(H.23, P.2)

Page 76: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Dari dialog diatas dijelaskan bahwaustadz Amir yang merupakan salah satu

pengajar di pesantren as-Salam harus selalu memberi teladan yang baik kepada

santrinya. Dengan selalu meminta izin bila hendak meminjam barang seseorang

tetapi lebih baik jika kita meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik barang

sebelum meminjam, agar orang tersebut mengetahui dan tidak perlu repot

mencari.

Namun aku cukup amanah dalam hal memegang rahasia orang lain. (H.30,

P.2)

Ustadz Kemal sebagai orang yang cukup dekat dengan para santri harus

sanggup memegang amanah atas rahasia yang dipercayakan kepadanya. Sebagai

seorang yang amanah, dia tidak menyebarkan rahasia tersebut ke pengajar lain

karena kepercayaan adalah hal yang harus dipegang teguh.

“Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…!” si anak memberi

salam. Salam dijawab dengan suara keras oleh santri yang berada di luar kelas,

mengusir kantuk di pelupuk mata. (H.38, P.2)

Dalam dialog diatas para santri dalam keseharian belajar mengajar

khususnya dalam mata pelajaran muhadharah (pidato) para santri harus memulai

pidato dengan mengucap salam. Dari dialog tersebut dapat diketahui bahwa saat

menjawab para santri tidak merasa kantuk.

“Assalamu’alaikum.” Seseorang memberiku salam. “Wa’alaikum salam.”

Jawabku. (H.57, P.2)

Dalam dialog tersebut, ustadz Kemal menjawab salam yang dikatakan

seseorang kepadanya, dengan reaksi langsung. Hal ini juga menjelaskan bahwa

Page 77: Triani Sugianingsih-fdk Major One

kita harus menghormati orang yang memberi salam kepada kita dengan langsung

menjawab salam hingga jawaban salam tersebut terdengar orang yang

memberikan salam.

“Assalamu’alaikum. Maaf ustadz, menggangggu sebentar.” (H.65, P.2)

Dalam dialog diatas, saat santri ingin berbicara dengan para ustadz (pengajar),

mereka sebaiknya menyapa diawali dengan salam, dan sebaiknya saat berbicara

dengan orang yang dihormati harus dengan kata-kata yang sopan.

“Baik kalau begitu. Karena kamu muslim, maka setiap kali masukke tubuh

Siti wajib kasih salam.” (H.70, P.3)

Dari dialog diatas, ustadz Kemal menyuruh jin yang mengaku merasuki

tubuh Siti untuk memberi salam kepadanya saat dia berbicara dengan ustadz

Kemal, hal itu menandakan kalau jin tersebut adalah jin muslim. Ustadz Kemal

ingin membiasakan hal-hal yang bersifat baik kepada sesame makhluk ciptaan

Allah.

Aku sudah lebih terbiasa dengan menu makanan disini.meski awalnya

sempat kaget. Namun, rasa ingin mengabdiku menutup semua kekurangan yang

sering terlintas didepan mata. (H.75, P.3)

Ustadz Kemal sebagai pengajar yang baru mengajar dan baru mersakan

kehidupan pesantren yang berada di pedesaan dengan segala keterbatasan fasilitas

dan hal-hal yang sederhana, harus tetap berada dipesantren as-Salam dengan

ikhlas karena rasa ingin mengabdinya yang begitu dalam.

Kami jadi lebih kuat dengan kebersamaan dalam senasib dan

sepenanggungan. (H.75, P.4)

Page 78: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Karena kebersamaan yang dijalani oleh ustadz Kemal dan seluruh penghuni

pesantren, hal itu yang mempererat hubungan senasib dan sepenanggungan. Hal

itu yang membuat ustadz Kemal selalu ingin kembali mengajar di pesnatren as-

Salam, dan ikhlas menjadi pengajar di as-Salam walaupun dengan bayaran yang

sangat minim.

“Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…!” suaraku terdengar

dicorong mikrofon yang bertengger di sudut atas masjid. ”Wa’alaikum salam wa

rahmatullahi wa barakatuh..” suara menjawab salam terdengar dari asrama putra

dan putri. (H.73-74, P.4)

Dalam mengawali pembicaraan ustadz Kemal selalu mengawali dengan

salam, karena hal itu merupakan akhlak baik, dan sebagai muslim yang baik

sebaiknya kita juga selalu menjawab salam.

Akhirnya masalah ini jatuh ke tangan kepala desa. Selaku pimpinan warga,

dia minta maaf kepada seluruh warga as-Salam. (H.164, P.1)

Dalam kalimat ini, kepala desa selaku pemimpin yang bijaksana akan

meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan oleh warga desanya, karena dia

merupakan representasi dari seluruh warganya. Dia juga harus memberi teladan

yang baik pada warganya.

Aku menutup pelajaran dengan senyum yang selalu menjadi ciri khasku

dalam setiap mengajar, juga dalam keseharian. Sama dengan senyumku saat kelas

akan dimulai.(H.168, P.1)

Page 79: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Ustadz Kemal merupakan orang yang ramah dan mudah bersahabat, dia juga

murah senyum, karena senyum dapat mencairkan suasana saat ustadz Kemal ingin

memulai pelajaran. Saat kita tersenyum wajah kita akan terlihat lebih indah.

Ia berterimakasih atas saran yang kuberikan. (H.179, P.1)

Ustadzah Mutia mengucapkan terimakasih kepada ustadz Kemal atas saran

yang diberikannya, karena saat kita menemukan masalah dan kita menghadapi

kebingungan saat akan menyelesaikan masalah tersebut, mungkin bertanya atau

berbagi pendapat dengan orang lain dapat membantu menemukan jawaban dari

masalah tersebut. Setelah kita selesai meminta tolong pada orang lain sebaiknya

kita mengucapkan terima kasih, itu adalah adab dalam pergaulan.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un..!” aku berucap dalam bingung dan takut.

Berpuluh pasang mata berkedip menatap jasad yang masih berlumuran Lumpur.

Hangus mengenaskan. (H.187, P.1)

Saat para santri as-Salam mengetahui bahwa warga sekitar meninggal saat

memonton pertandingan bola para santri mereka langsung mengucap doa, yang

ditujukan bagi anak yang meninggal tersebut, walaupun sebenarnya mereka

ketakutan, dan kaget.

“Assalamualaikum, ustadz Kemal.” Lelaki bertubuh sedang dan berkulit

putih itu memberiku salam. Kakinya yang basah naik ke atas koridor. Dia

meletakkan payungnya yang basah di atas lantai semen. Tangannya yang dingin

menjulur ke arahku. Aku menyambut uluran tangannya sambil menjawab salam

darinya. ”Wa’alaikum salam.” (H.208, P.3)

Page 80: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Lelaki tersebut merupakan kerabat dari salah seorang santri, walaupun dia

bukan penghuni pesantren tetapi dia tetap memberi contoh akhlak yang baik

dengan mengucapkan salam kepada ustadz Kemal. Sebagai muslim yang baik

ustadz Kemal langsung menjawab salam pria tersebut.

“Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh…!”

”Wa’alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh..” (H.253, P.1)

Dalam novel ini pesan akhlak yang banyak dimuat adalah mengucap salam,

karena hal itu sangat penting dalam pergaulan, dengan mengucap salam kita

berarti mendoakan orang yang menjawab salam.

Dia juga mengatakan sikapku yang melarang santri untuk menonton acara

keyboard dangdutan semalam suntuk adalah tindakan yang sangat benar. Karena

ditempat itulah salah satu ajang pertemuan untuk melakukan ha-hal yang tidak

pantas. (H.277, P.4)

Ustadz Kemal melarang santri menonton acara keyboard dangdutan untuk

menghindari hal atau tindakan yang dilarang agama, dan tidak sesuai dengan

ajaran agama, dia merasa bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan

para santri as-Salam.

Sebelum beranjak dari atas masjid aku menitipkan kata sabar kepada Haris

untuk menyikapi hidupnya. (H.281, P.3)

Sebagai pengajar yang baik dan guru yang dipercaya muridnya, dia selalu

memberikan nasehat yang baik untuk para santrinya, dan memberikan pendapat

mengenai masalah yang dihadapi para santrinya. Hal yang paling dibutuhkan saat

seseorang santrinya dilanda masalah adalah perhatian dari orang lain. Walaupun

Page 81: Triani Sugianingsih-fdk Major One

sebebenarnya kata sabar tidak menyelesaikan masalah, tetapi hal itu yang bisa

dilakukan oleh orang yang beriman saat ditimpa musibah.

Pesan akhlak yang mengandung sub kategori akhlak kepada Allah yang

terdapat dalam novel “Pesantren Ilalang”.

Ah! tidak…,tidak… aku tidak boleh percaya dengan apa yang dikatakannya

(jin). Meskipun itu benar. (H.63, P.1)

Pengarang novel ingin meyakinkan hatinya, bahwa dia tidak boleh percaya

pada sesuatu yang dibisikkan oleh syetan.Sebagai manusia yang diciptakan Allah

Swt dengan sempurna mengapa kita harus percaya kepada syetan, sebaiknya kita

selalu percaya pada apa yang diperintahkan Allah, karena kita makhluk

ciptaanNya.

Hanya kata sabar yang keluar dari mulut Bapak ketua yayasan,

menggambarkan keuangan yang sulit saat itu. (H.97, P.1)

Ketua yayasan sebagai penyandang dana dari seluruh kegiatan yang ada di

pesantren as-Salam,selalu berfikir positif, tidak pernah mau memberitahu tentang

masalah kesulitan keuangan yang terjadi di dalam pesantren. Dia tidak ingin

membebani pikiran pengajar di as-Salam. Sebagai muslim yang baik sabar adalah

tindakan yang paling baik saat terdapat masalah, walau sebagai manusia biasa

sabar adalah hal yang sulit dilakukan.

3. Pesan Dakwah yang Mengandung Syariah.

Page 82: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Subkategori yang meliputi pesan syariah adalah ibadah dan muamalah.

Berikut kutipan pesan syariah yang mengandung sub kategori ibadah.

Seperti biasa, penghuni asrama melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di

masjid. (H.44, P.1)

Kehidupan di setiap pesantren yaitu mewajibkan setiap penghuni asrama

untuk shalat berjamaah tepat pada waktunya, hal itu merupakan cara

mendisiplinkan tiap santri uantuk shalat tepat waktu, tidak menunda-nundanya.

Karena keutamaan shalat adalah berada di awal waktu.

Lantunan ayat kursi keluar dari mulut beberapa santri putri. (H.45, P.2)

Santri putri membacakan ayat kursi saat Siti mengalami kerasukan, hal ini

biasa yang dilakukan saat ada seseorang yang kerasukan. Tetapi akan lebih baik

saat ada yang kerasukan disembuhkan dengan rukyah, yaitu pengobatan yang

dilakukan Rasulullah.

Hanya saja aku disuruh oleh Ustadz Amir membaca Ayat Kursi sambil

memencet jempol kaki siti, saat jin yang ada di tubuhnya mengamuk. (H.55,P.1)

Para santri putri ingin membantu Siti saat dia mengalami kerasukan, dengan

membacakan ayat kursi. Sebagai guru yang bukan berlatang belakang pendidikan

pesantren ustadz Kemal merasa bingung saat dia harus mengahadapi santri yang

kerasukan, yang bisa dilakukannya hanya mengikuti perintah ustadz Amir yang

merupakan pengajar yang sudah lama mengajar di as-Salam.Seharusnya ayat kursi

tidak hanya dibaca saat seseorang kerasukan saja, tetapi juga diamalkan setiap

saat.

Page 83: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Setelah itu aku berwudhu. Rasa sejuk itu ke seluruh jiwaku. (H.82, P.2)

Saat ustadz Kemal menghadapi masalah dia akan segera mengadu kepada

sang Pencipta diawali dengan thaharah atau bersuci. Saat dia berwudhu dia

merasakan masalah yang dihadapinya bisa sedikit berkurang.

Di masjid, Ustadz Aziz memimpin shalat berjamaah, suasana hening. (H.82,

P.4)

Kehidupan dipesantren selalu dikaitkan dengan ibadah saat sholat berjamaah

seluruh penghuni pesantren wajib ikut, bagi yang tidak berhalangan. Saat shalat

berjamaah adalah saat yang paling hening dan khusyuk, karena pada saat itu

manusia menghadap Allah Swt.

Setelah shalat Ashar, semua santri putra dan putri membaca Alquran di

masjid. Kurang lebih lima belas menit. Aku juga melakukan hal yang sama seperti

mereka. Aku ikut larut membaca kalam Illahi di dalam masjid yang lapang

berlantai keramik berwarna hijau. (H.83, P.2)

Ustadz Kemal ikut membaca alQuran seperti para santri lakukan, dengan

membaca al Quran, segala permasalahan dalam dirinya, bisa sedikit dilupakan

berganti dengan ketenangan batin. Segala ibadah yang dilakukan membuat hati

dan pikiran tenang.

Minggu sore setelah sholat ashar berjamaah di masjid, Amran mengajak

Deni murid kelas tiga Tsanawiyah ke perkebunan kelapa di belakang asrama

putra pesantren as-Salam. (H.90,P.1)

Page 84: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Pada kalimat ini yang mendung pesan dakwah adalah saat para santri

melaksanakan shalat ashar berjamaah, dalam shalat akan lebih banyak pahala

yang didapat saat kita melakukan berjamaah dan tepat waktu.

Di pagi-pagi buta setelah shalat berjamah di masjid, otakku kembali

dicekoki oleh pertanyaan-pertanyaan tentang doa pemanggil jin dan doa pengasih

yang dikatakan Ustadz Amir kemarin sore. (H.104, P.2)

Pesan ibadah yang terdapat dalam kalimat ini adalah shalat berjamaah yang

dilakukan seluruh penghuni pesantren yang dilakukan di masjid di lingkungan

pesantren as-Salam.

Mulutku membaca hafalan ma’sturat di luar kepala. (H.104,P.4)

Dari kalimat diatas ustadz Kemal membaca hafalan ma’sturat untuk

mengusir kegundahan dalam hatinya. Hal ini biasa dia lakukan setelah

melaksanakan shalat.

Setelah shalat dzuhur aku mengingat kembali nama-nama pemilik jimat dari

benda-benda jimat yang kutemukan. (H.108, P.6)

Ustadz Kemal setelah melaksanakan shalat dzuhur kembali mengingat

nama-nama pemilik jimat yang dia temukan saat melakukan pemeriksaan di

seluruh ruangan santri putra. Setelah shalat biasanya pikiran ustadz Kemal

kembali jernih tidak dipengaruhi emosi.

Dia mengadakan ceramah Subuh rutin, yang sebelumnya tidak pernah

diadakan sebelumnya di Pesantren as-Salam. (H.138, P.4)

Ustadz Subkhi yang merupakan tenaga pengajar baru, mengadakan ceramah

shubuh rutin yang belum pernah diadakan sebelumnya di pesantren as-Salam. Hal

Page 85: Triani Sugianingsih-fdk Major One

ini merupakan salah satu ibadah dan dapat menjadi ajang dakwah kepada seluruh

penghuni santri. Para santri juga dapat mengisi ceramah tersebut sebagai ajang

latihan.

Orang-orang akan terkesima dengan mendengar indahnya lantunan ayat-ayat

suci al-Quran yang ia baca hampir setiap hari menjelang sholat Maghrib tiba.

(H.141, P.4)

R ahmad adalah salah satu anak yang berbakat, dia bisa mengumandangkan

dan melantunkan suci alQuran menjelang sholat Maghrib tiba, dia juga termasuk

anak yang pintar. Selain anak yang sholeh, dia juga anak yang mudah

bersosialisasi.

Setelah wudhu dan sholat sunnah witir tiga rakaat, hilang semua kemarahan

yang membakar habis emosiku. Pikiranku sedikit lebih tenang. (H.152, P.2)

Saat ustadz Kemal dilanda emosi dia lebih tenang mengadu kepada Allah,

dengan membersihkan diri atau thaharah, seluruh badannya kembali segar, setelah

melaksanakan salat witir, hatinya menjadi tenang.

Aku bertakbir dan bertasbih saat mendengar kata-kata yang keluar dari

mulut ustadzah Mutia.(H.178, P.1)

Ustadz Kemal mengucap syukur saat mendengar berita bahwa ustadz Iman

melamar ustadzah Mutia, ini merupakan berita bahagia, yang patut disyukuri.

Sebagia manusia kita bersyukur dengan mengingat Allah.

“Cobalah istikharah” (H.178, P.5)

Saat ustadzah merasa bimbang dengan jawaban lamaran dari ustadz Iman,

ustadz Kemal memberi saran kepada usatdzah Mutia untuk berserah diri kepada

Page 86: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Allah dengan melakukan shalat istikharah, lebih memantapkan hatinya dalam

memilih jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di hatinya. Karena hanya

Allah yang akan memberikan jalan keluar terbaik dari kebimbangan setiap

manusia.

Saat hari menjelang Maghrib, tak seperti biasanya anak-anak sudah

berkumpul di dalam masjid lebih awal. Listrik padam, hanya ada lilin dan

beberapa buah lampu teplok menyala. Biasanya, menjelang Maghrib guru-guru

disini harus menggiring anak-anak untuk shalat di masjid. Meski aturan yang

disepakati akan ada sanksi bagi mereka yang masbuk mengerjakan shalat Maghrib

berjamaah di msjid. Toh tetap saja ada anak yang terlambat. Tapi tidak demikian

halnya dengan hari itu. (H.188, P,2)

Setiap santri di as-Salam menjadi rajin dalam beribadah dan melaksanakan

ibadah tepat waktu, pasca kejadian anak kecil yang tersambar petir. Mereka

semua takut menghadapi kematian, manusia akan memikirkan rajin melaksanakan

ibadah saat dihadapkan dengan kematian, mereka takut saat kematian menjemput,

mereka belum siap, atau masih diliputi dosa.

Semua anak serius membaca al-Quran. Tak ada yang bercanda aku sangat

yakin kalau mereka semua takut akan kematian. (H.188, P.3)

Semua santri menjadi rajin beribadah dan serius dalam melaksanakan ibadah

karena merasa takut akan kematian, tetapi akan lebih baik jika para santri

mempunyai kesadaran yang tumbuh dari dalam hati bila menyangkut ibadah,

karena ini merupakan hubungan yang dilakukan manusia dengan sang Pencipta.

Page 87: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Semua santri putra dan putri ikut shalat jenazah di masjid sekolah. (H.189,

P.2)

Untuk menghormati anak yang meninggal tersambar petir di pesantren as-

Salam seluruh penghuni as-Salam mengikuti shalat jenazah untuk mendoakan

arwah anak tersebut.

Selama satu minggu sejak peristiwa anak yang meninggal disambar petir,

santri putra dan putri tidak jadi lebih disiplin, dan rajin dalam segala hal.

Membaca al-Quran, menghafal kosakata bahasa Arab, mengulang pelajaran di

asrama atau masjid. (H.190,P.3)

Satu minggu setelah kejadian anak yang meninggal disambar petir kesadaran

akan kematian dapat menjemput pada waktu yang tak terduga, membuat mereka

rajin beribadah tetapi setelah satu minggu berlalu, mereka kembali seperti semula.

Ia menjadi penghubung kami, jika shalat jenazah yang enggan dilakukan di

masjid sekolah dimulai. (H. 192, P.1)

Haris menjadi penghubung warga as-Salam saat mengetahui ada warga

sekitar yang meninggal tetapi tidak mau disholatkan di masjid pesantren as-Salam.

Warga as-Salam merasa ikut bertanggung jawab saat ada warga desa yang

meninggal. Mereka khawatir warga desa tidak melaksanakan shalat jenazah.

“Barang siapa membeli, menyewa, menukar, menerima gadai, menyewakan,

menukarkan, menggadaikan, mengangkut, menyimpan, atau menyembunyikan

sesuatu benda, yang diketahui atau sepatutnya. Harus diduga bahwa diperoleh dari

kejahatan penadahan.” (H.216, P.1)

Page 88: Triani Sugianingsih-fdk Major One

“Barang siapa menarik keuntungan dari hasil sesuatu benda, yang

diketahuinya atau sepatutnya diduga bahwa diperoleh dari hasil kejahatan.” .“Si

pelaku penadahan bisa dikenakan hukuman kurungan empat tahun penjara atau

membayar denda satu juta rupiah.” Dua ayat ini terdapat dalam pasal 480 KUHP.

(H.216, P.2-4)

“Ternyata hukum tidak bisa ditawar lagi. Haris tetap berada diantara dua

opsi yang membingungkan, sekaligus menakutkan baginya. Ia harus membayar

denda satu juta rupiah tanpa kurang. (H.220, P.2)

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa Haris membeli antenna parabola dari

seorang temannya. Tetapi ternyata barang tersebut merupakan barang curian hal

tersebut langsung diketahui polisi, Haris dibawa ke kantor polisi, sebagai wali

kelas usatadz Kemal membela Haris, dengan menjelaskan kepada polisi bahw

aHaris tidak bersalah, tapi ternyata hal itu tidak berarti karena barang bukti telah

ditemukan di rumah Haris. Sehingga Haris harus menanggung hasil kejahatan

orang lain dengan membayar denda atau menerima hukuman penjara. Akhirnya

pihak keluarga berusaha mencari uang untuk membayar uang denda. dari uraian

diatas dijelaskan bahwa hukum tidak main-main, dan kita harus mematuhi hukum

yang berlaku di Negara tempat kita tinggal.

Setelah selesai shalat dan dzikir, Bapak ketua yayasan mengambil alih

mikrofon yang masih berada di tangan Ustadz Subki. (H.253, P.2)

Hal yang biasa penghuni as-Salam adalah shalat berjamaah diikuti dengan

berdzikir, hal yang selalu menjadi ibadah yang selalu dilakukan penghuni as-

Salam.

Page 89: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Waktu luang antara Maghrib dan Isya biasanya diisi dengan tadarus bersama

atau kultum secara bergiliran. Sampai menjelang shalat Isya. Otomatis mereka

menunggu selesainya shalat berjamaah, ketimbang makan malam. (H.287, P.2)

Setelah melakukan shalat berjamaah penghuni asrama mengisi waktu luang

dengan memperbanyak beribadah sebelum makan malam ,karena biasanya jika

ibadah dilaksanakan setelah makan malam mereka menjadi kurang konsentrasi

karena kenyang.

Saat setelah shalat Isya di dalam masjid, desiran alunan dzikir masih

terdengar pelan dari mulut para santti yang menunaikan perintahNya. Suasana

begitu syahdu dan tenang (H.297, P.2)

Saat berdzikir adalah saat yang tepat seseorang berkomunikasi dengan Allah

Swt, kita akan merasa sangat dekat dengan sang Maha Pancipta.

Berikut adalah kutipan pesan yang mengandung sub kategori muamalah

dalm novel “Pesantren Ilalang”.

Rahmad ingin pergi berjihad ke Ambon. Ia tak ingin mati sia-sia, tapi

dengan cara pergi berjihad ke Ambon. (H.144, P.1)

Setelah mengetahui kalau ayahnya adalah seorang pengedar narkoba,

Rahmad menjadi pendiam dan tidak pernah menjadi muadzin, dia menyesal

selama ini menerima nafkah haram, akhirnya dia memutuskan untuk pergi

berjihad ke Ambon memperjuangkan agama Islam disana.

Keesokan harinya, penggundulan bagian samping kiri dan kanan kepalanya.

Sanksi bagi siapa saja yang ketahuan merokok. (155, P.1)

Page 90: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Sanksi yang diberikan tersebut untuk dipatuhi seluruh santri putra pesantren

as-Salam tanpa terkecuali. Karena merokok makruh hukumnya, merokok juga

dapat merusak kesehatan dan kita menjadi boros dalam keuangan.

Kali ini aku tak berkompromi dengan aturan menggunduli rambut bagi

santri yang kedapatan melanggarnya. (H.286, P.1)

Ustadz Kemal langsung melaksanakan hukuman bagi santri yang melanggar

peraturan, agar santri lebih disiplin dan taat peraturan.

C Kategorisasi Pesan yang Paling Dominan Dalam Novel Pesantren

Ilalang

Dalam mencari pesan dakwah yang paling dominan dalam novel ”Pesantren

Ilalang” ini, maka penulis menggunakan rumus:

P = F X 100%

N

Berikut ini tabel penghitungan pesan yang paling dominan dalam

novel ”Pesantren Ilalang”

Tabel 9

No. Kategorisasi Frekuensi Prosentase

1. Aqidah 17 23,3

2. Akhlak 20 27,4

3. Syariah 36 49,3

Page 91: Triani Sugianingsih-fdk Major One

Total 73 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kalimat dan dialog yang terdapat

dalam paragraf yang mengandung pesan aqidah yaitu sebesar 23,3%, yang

mengandung pesan akhlak sebesar 27,4%, dan untuk pesan syariah yang terdapat

dalam novel “Pesantren Ilalang adalah sebesar 49,3%. Dapat diketahui dari hasil

penelitian diatas pesan dakwah yang paling dominan dalam novel “Pesantren

Ilalang adalah pesan syariah dengan prosentase sebesar 49,3%.

Page 92: Triani Sugianingsih-fdk Major One