Amdal Hijria Rizki Bengawan 1109045048
-
Upload
hijria-rizki-bengawan -
Category
Documents
-
view
244 -
download
7
description
Transcript of Amdal Hijria Rizki Bengawan 1109045048
MAKALAH ANALASIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PEMILIHAN METODELOGI DALAM PENYAJIAN
DAN PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
(EVALUASI DAMPAK)
Di susun oleh:
Hijria Rizki Bengawan
1109045048
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya makalah ini dapat
selesai disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
dan Audit Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan dan Audit Lingkungan yang telah memberikan materi-materi dan penjelasan
sehingga penyusun cukup terbantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini Pemilihan Metodelogi dalam Penyajian dan Penyusunan Dokumen AMDAL
(Evaluasi Dampak) berisikan tentang metode-metode, cara pemilihan dan kaitannya dengan
penyusunan AMDAL TPA. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu menambah
wawasan khususnya tentang pengolahan dan pemanfaatan limbah sisa hasil industri.
Samarinda, Desember 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….....................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah sebuah upaya untuk mengurangi pengaruh
negatif dan resiko pada tingkat yang mungkin terjadi serta mengelola resiko pada tingkat
yang mungkin terjadi serta mengelola resiko tersebut melalui mekanisme dan sistem hukum
lingkungan. Kata kunci dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang lebih dikenal
dengan istilah AMDAL ada pada saat kata “analisis ilmiah”. AMDAL di lakukan dengan
pendekatan multi-disiplin dengan mempergunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk menerangkan
hubungan kausal masalah lingkungan dan pemecahannya. AMDAL diharapkan dapat
menjaga ketertiban dan sarana pembahuruan masyarakat, dimana hukum diharapkan mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasi masalah lingkungan yang mungkin muncul dan
pemecahannya.
Secara garis besar, secara umum AMDAL didefinisikan sebagai suatu kegiatan (studi) yang
dilakukan untuk mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi dan mengkomunikasikan
pengaruh suatu rencana kegiatan (proyek) terhadap lingkungan. Di Indonesia, definisi
AMDAL menurut AMDAL-99 adalah sebagai berikut “Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaran usaha atau kegiataan”.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan Dokumen Kriteria yang merupakan
hasil kajian ilmiah yang mendalam serta kajian publik. Dokumen Kriteria ini merupakan
analisis yang komprehensif dan mendalam mengenai sumber terkait. Dokumen kriteria ini
diawali dengan menerima berbagai komentar publik serta studi-studi mengenai lingkungan
hidup yang paling mukhtahir. Proses penyusunan dokumen ini melibatkan seluruh aspek di
dalam masyarakat, sektor industri, kelompok lingkungan hidup, kelompok ilmiah maupun
pemerintah. Dokumen ini mencerminkan tingkat pengetahuan mengenai isu-isu yang paling
relevan yang dipergunakan sebagai rekomendasi untuk standar kualitas udara yang penting
4
bagi kesehatan masyarakat.
Ada berbagai cara untuk menjabarkan pedoman dan perbedaan metode yang digunakan untuk
memperoleh, mengidentifikasi, dan menganalisa data. Hal ini kerap menimbulkan perbedaan
penafsiran atas kriteria atau baku mutu lingkungan. Karena itulah, konsistensi dan
kesederhanaan di dalam pedoman maupun metodelogi AMDAL merupakan hal penting.
Pembuat AMDAL harus mampu memperlihatkan konsistensi tersebut sehingga tidak
menimbukan penafsiran yang berubah-ubah atau berbeda-beda secara yuridis. Pedoman dan
metodelogi ini harus menyajikan prosedur penyusunan dan penilian yang mudah dan
sederhana dalam praktek.
Metodelagi-metodelogi dalam penyajian dan penyusunan dokumen AMDAL terdapat
berbagai jenis yaitu metode identifikasi dampak, perkiraan dampak dan evaluasi dampak
yang memiliki fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, disusunlah makalah mengenai metode-
metode yang digunakan dalam penyusunan AMDAL terutama metode evaluasi dampak yang
dapat digunakan.
1.2. Tujuan
a. Mengetahui metode-metode dalam penyusanan AMDAL terutana untuk mengevaluasi
dampak dalam penyusunan AMDAL.
b. Mengetahui pertimbangan dalam pemilihan metode AMDAL.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaran usaha atau kegiataan.
AMDAL adalah keseluruhan proses yang mempunyai komponen:
a. Kerangka Acuan bagi Penyusunan ANDAL (KA) yaitu ruang lingkup studi analisis
dampak lingkungan yang merupakan hasil pelingkupan.
b. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang merupakan telaah cermat dan mendalam
tentang dampak penting suatu rencana usaha atau kegiatan.
c. Rencana Pengelolahan Lingkungan (RPL) yaitu dokumen yang mengandung upaya
penanganan dampak penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yaitu dokumen yang mengandung upaya
pemantauan komponen yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha atau
kegiatan.
AMDAL merupakan salah satu alat pengambilan keputusan untuk mempertimbangkan akibat
yang mungkin ditimbulkan oleh suatu kegiatan terhadap lingkungan. Penjelasan umum
AMDAL menguraikan bahwa tujuan ketentuan ini adalah meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat. Dangan dasar tersebut, kriteria ukur kebenaran AMDAL tidak saja terbatas pada
kemampuan studi untuk melindungi kesehatan tetapi juga melindungi kesejahteraan
masyarakat. Dengan demikian unsur yang harus dipenuhi oleh studi AMDAL adalah
kelayakan teknis dan ekonomis (Silalahi, 2010).
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 1999 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, langkah-langkah
penyusanan AMDAL dapat dipaparkan melalui diagram berikut ini:
6
Gambar 2.1. : Tahapan Penyusunan AMDAL
Maka, AMDAL merupakan proses yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Penapisan dan Pelingkupan
2. Penyusunan Kerangka Acuan (KA)
3. Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (ADL/ANDAL)
4. Rencena Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Soeratmo (1982) menyatakan, bahwa pada saat ini macam metode Analisis Dampak
Lingkungan yang dapat diketemukan mencapai lebih dari 50 buah. Seluruh metode itu
berhubungan dengan langkah-langkah sebagai berikut mengidentifikasi dampak,
memprediksi dampak, menginterpretasi atau menafsir dampak, mengadakan evaluasi dampak
dan juga meliputi prosedur-prosedur penitaian dan pengawasannya. Munn (1979)
menyebutkan langkah-langkah dalam penyusunan AMDAL meliputi identifikasi pengaruh,
prediksi, interpretasi dan evaluasi dampak serta prosedur penilaian. Setiap langkah ANDAL
dapat dilaksanakan dengan melakukan survai lapangan, pemantauan, pemodelan
menggunakan pedoman, studi literatur, workshop, interview dengan para ahli dan dengan
7
1
Pengumpulan Data dan Informasi tentang:Rencana Usaha atau KegiatanRona Lingkungan Awal
2Proyeksi Perubahan Rona Lingkungan Awal sebagai akibat adanya rencana usaha atau kegiatan
3Penentuan Dampak Penting terhadap Lingkungan yang ditimbulkan oleh rencana usaha dan/atau kegiatan
4 Evaluasi Dampak besar dan Penting terhadap Lingkungan Hidup
5
Rekomendasi/ Saran Tindak untuk pengambil keputusan, perencana dan pengelolaan lingkungan hidup berupa:Alternatif Usaha atau KegiatanRencana Pengelolaan LingkunganRencana Pemantauan Lingkungan
pendapat masyarakat. Metode ANDAL telah dikembangkan dari yang paling sederhana
hingga yang paling sempurna.
Dalam melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kita
memerlukan 3 tahapan yang sangat penting yaitu : Identifikasi, Prakiraan dan Evaluasi
Dampak. Ketiga tahapan tersebut diperlukan ketelitian dan kerjasama tim penyusun dokumen
ANDAL agar didapat suatu kesimpulan yang akurat mengenai segi kelayakan lingkungan
dari suatu usulan kegiatan/proyek.
Ketiga metode di atas merupakan keterpaduan analisis yang saling mendukung. Untuk hal
tersebut, dalam memilih metode untuk studi AMDAL perlu dipertimbangkan berbagai
metode yang ada tentang kelebihan dan kelemahannya, kegiatan proyek yang akan di
AMDAL, serta sifat dari rona lingkungan awal dimana proyek tersebut akan didirikan.
Identifikasi dampak merupakan langkah awal dalam menentukan komponen lingkungan apa
saja yang terkena dampak serta menentukan komponen kegiatan apa saja dari suatu usulan
kegiatan/proyek yang menimbutkan dampak. Sedangkan prakiraan dampak kita sudah
menentukan besarnya dampak yang akan terjadi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam prakiraan dampak ini, bila besarnya melebihi atau di bawah baku mutu yang telah
ditentukan dianggap dampak penting.
Sedangkan evaluasi dampak, kita telah melakukan analisis secara terpadu keseluruhan
komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting). Dari hasil
evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan lingkungan suatu proyek, pengaruh
proyek terhadap masyarakat yang terkena dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi
dasar untuk menetapkan dampak-dampak negatif yang perlu dilakukan pengelolaan dan
dampak-dampak positif yang perlu dikembangkan/ditingkatkan.
Jenis dan Fungsi Metode AMDAL:
1. Metode Identifikasi Dampak
a. Untuk mengidentifikasi komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak
penting.
b. Sangat diperlukan terutama saat proses pelingkupan untuk penyusunan Kerangka
Acuan.
8
2. Metode Perkiraan Dampak
a. Memperkirakan arah dan besar dampak lingkungan yang akan timbul.
b. Mengevaluasi sifat penting dari dampak.
c. Digunakan terutama saat penyusunan ANDAL.
3. Metode Evaluasi Dampak
a. Evaluasi secara holistik untuk pengambilan keputusan kelayakan proyek dari segi
lingkungan.
b. Digunakan sebagai arahan untuk RKL dan RPL.
c. Digunakan terutama saat penyusunan ANDAL.
Metode dan Jenis-jenisnya
1. Metode Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak merupakan bagian dari pelingkupan, berperan penting untuk
menentukan data apa yang harus dikumpulkan. Metode yang dikenal adalah daftar uji,
matriks dan bagan alir. Ketiga metode tersebut umumnya digunakan sendiri-sendiri
namun sebenarnya ketiganya dapat dipergunakan bersama-sama secara terpadu.
a. Metode Daftar Uji
1) Daftar Uji Sederhana
Pada daftar uji sederhana parameter yang diperkirakan akan terkena dampak
diberi tanda, tanda tersebut memberi petunjuk langkah lanjutan yang harus
diambil.
2) Daftar Uji Kuesioner
Sering terjadi, daftar uji kuesioner digunakan untuk perkiraan dampak. Para
peniliti hanya berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya, tanpa mengumpulkan data lebih dahulu,
sehingga hasilnya hanya merupakan laporan yang dangkal. Masalah ini dapat
diatasi apabila penggunaan daftar uji merupakan langkah pendahuluan untuk
menentukan informasi yang diperlukan sebagai persiapan melakukan
perkiraan dampak.
3) Daftar Uji Deskriptif
Menguraikan secara singkat apa yang harus dilakukan peneliti, data yang
diperlukan, sumber data dan teknik perkiraaan. Dalam literatur juga terdapat
uji berskala dan berbobot. Daftar uji mempunyai keuntungan kesederhanaan.
Daftar ini mengingatkan faktor apa saja yang perlu diperhatikan, sehingga
9
mengurangi kemungkinan terlupakannya faktor tertentu. Kerugiannya ialah
bahwa daftar uji seing digunakan secara mekanis tanpa menguji lebih dahulu
kesesuaiannya untuk proyek dan lingkungan yang sedang diteliti. Dalam hal
ada butir dalam daftar uji yang tidak relevan dengan proyek atau ada butir
yang relevan tetapi tidak termuat dalam daftar. Kelemahan lainnya adalah sulit
memberi tanda pada daftar uji karena tidak dinyatakan secar eksplisit
penyebab dampak. Untuk mengatasi itu dikembangkanlah matriks.
b. Matriks
Matriks merupakan cara yang lebih baik untuk mengidentifikasi dampak, yaitu
mengidentifikasi interaksi antara penyebab dampak dengan faktor lingkungan
yang akan terkena dampak. Dengan demikian diperlukan dua daftar uji, yaitu
daftar uji aktivitas pembangunan penyebab dampak dan daftar uji faktor
lingkungan yang akan terkena dampak. Keduanya disusun dalam suatu matriks
(disebut juga sebagai daftar uji dua dimensi).
c. Metode Bagan Alir
2. Metode Perkiraan Dampak
Perkiraan dampak adalah kegiatan yang merupakan tindak serta memberikan
penilaian lanjut dari identitas dampak. Jika identitas adalh untuk menduga jenis
dampak yang akan timbul, maka metode perkiraan merupakan kegiatan menentukan
bobot dampak lingkungan yang timbul serta memberikan penilaian terhadap tingkta
atau derajat pentingnya. Metode Perkiraan Dampak adalah:
a. Metode Formal
Metode ini dipergunakan untuk memperkirakan dampak dari parameter-parameter
yang sifatnya dapat diukur atau diestimasi dengan menggunakan model
matematika atau statistik. Contohnya dari parameter ini adalah pertumbuhan
penduduk, erosi, kecepatan vegatasi dan lain sebagainya.
1) Model Fisik
Adalah model metode yang menerapakan simulasi dari keadaan yang akan
terjadi. Perkiraan melalui ilustrasi keadaan
2) Model Matematika
Dilakukan dengan Diskriptif internal dan empiris. Deskriptif internal melalui
formula matematika dan empiris dari hasil pengamatan
3) Model Eksperimental
10
Melalui kegiatan laboratorium yaitu dilakukan percobaan dilapangan.
b. Metode Informal
Metode yang digunakan bila banyak keterbatasan, sehingga tidak mungkin
dilakukan dengan metode formal. Jenis-jenis dari metode informal adalah
1) Analog
2) Pertimbangan para ahli
3) Literatur
Analogi dilakukan dengan cara melihat, mempelajari ciri-ciri ekosistem yang
serupa, baik yang berdasarkan studi yang lain yang telah ada atau dari obyek
sejenis yang dapat dijumpai di lapangan dengan cara ini dampak yang
diperkirakan akan terjadi kecenderungan mendekati benar. Perkiraan pentingnya
dampak perubahan kualitas lingkungan mengacu pada kriteria penilaian
pentingnya dampak berdasarkan keputusan Kepala BAPEDAL dan juga
memperhatikan faktor-faktor seperti:
a) Penyimpangan dengan bakumutu
b) Penyimpangan terhadap kondisi normal
c) Dampak lanjutan yang bersifat nyata
3. Evaluasi Dampak
Beberapa metode Evaluasi dampak yang terkenal adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi Dampak Metode Overlay
Berdasarkan pada metode prakiraan dampak dengan Overlay, maka setiap dampak
terhadap komponen lingkungan digambarkan dalam peta tematik. Apabila
indikator dampak negatif terhadap berbagai ekosistem digambarkan dalam peta
dengan warna terang, agak gelap dan gelap untuk menggambarkan dampak
ringan, sedangkan berat, dan peta ini dioveriay/ditampal maka evaluasinya
adalah :
1) Ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
2) Ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
3) Ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena
dampak sangat ringan.
Seringkali untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga
skala. Skala yang dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang
11
dan besar. Kemudian dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena
dampak sangat besar, atau angka skalanya paling besar dampaknya dari
penjumlahan skala per komponen lingkungan, maka prioritas pencegahan dan
penanggulangan dampak negatif menduduki prioritas pertama.
b. Evaluasi Dampak Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada
setiap periode atau tahapan pembangunan. Metode Flowchart ini kemudian
berubah menjadi metode network, apabila analisis dampaknya dievaluasi tidak
hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal. Kelemahan dan metode Bagan alir
atau Flowchart ini hanya menunjukkan aliran dampak saja, tetapi macam dampak
positif atau negatif tidak dapat diberikan. Disamping itu informasi tentang
seberapa besar dampaknya juga tidak diberikan.
c. Evaluasi Dampak Metode Checklist
Metode Checklist yang sangat terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode
Checklist Bettelle dan Columbus. Rekapituiasi dan Metode Bettelle dapat disusun
sebagai berikut (Tabel 1). Evaluasi dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan
proyek pembangunan pemukiman adalah sebagai berikut.
(EQ x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan :
EQ (Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi
setiap faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0
sampai 1. Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1
menunjukkan kualitas lingkungan sangat baik.
PIU (Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau
parameter lingkungan bagi semua faktor lingkungan.
Caranya adalah :
PIU Faktor A = Nilai Penting Faktor A
Total Nilai Penting Semua Faktor x 100
Dari Tabel metode Battelle pada aktivitas pembukaan lahan dapat diuraikan
evaluasi sebagai berikut.
12
1) Komponen Fisik
Secara keseluruhan komponen fisik pada aktivitas pembukaan lahan pada
proyek transmigras-i akan terkena dampak negatif yaitu sebesar -5,83.
2) Parameter Komponen Fisik yang terkena :
a) Dampak positif adalah pH tanah,
b) Dampak negatif adalah parameter bentuk lahan, kandungan Fe tanah,
turbidity, suhu dan pH air.
Dari hasil perhitungan dampak metode Battelle, selanjutnya dibuat rekapituiasi
untuk seluruh aktivitas dan komponen lingkungan.
Tabel 2.1 Metode Bettelle Kasus Proyek Pembangunan Pemukiman
13
d. Metode Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).
Metode ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-
komponen lingkungan yang telah mengalami perubahan. Oleh karenannya metode
ini sangat cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat
evaluasi maka diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada
umumnya metode ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.
Cooke dan Doorkamp (1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk
mengadakan evaluasi bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode
ini cocok untuk memlai bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :
1) Jalur hijau
2) Taman Nasional
3) Area di lindungi
4) Cagar budaya
5) Cagar alam
6) Dan tempat-tempat lain yang masih alami.
Evaluasi bentang alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan,
pengukuran dan observasi untuk dapat melakukan penilaian. Penilaian didasarkan
pada suatu standar yang dibuat oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978).
Metode-metode lain yang sering digunakan dalam metodelogi AMDAL adalah:
1. Metode Leopold atau Matriks Interaksi Leopold (1971) :
Terdiri dari 100 macam aktivitas dengan 88 komponen lingkungan. Identifikasi dampak
lingkungan dari proyek ditulis dalam interaksi antara aktivitas dan komponen
lingkungan.
a. Langkah pertama : setelah matriks dibuat kemudian menentukan dampak dari tiap
aktivitas proyek pada komponen lingkungan.
b. Langkah kedua : menentukan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan
(importance) dampak. Penilaian berskala 1 (nilai paling rendah) sampai 10 (nilai
paling tinggi) dan diberi tanda + atau – untuk masing-masing dampak.
14
Gambar 2.2 Metode Leopold
Yang menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan
oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah aktivitas
proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah menjadi lebih
banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya. Demikian pula untuk
komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat dikurangi atau ditambah
sesuai dengan proyek yang bersangkutan.
Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk identifikasi dampak lingkungan
dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar dampak yang
timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi Leopold dapat
diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga dapat
diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di
pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan suatu
proyek. Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan pada
15
berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan proyek
(Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek
beroperasi (Pasca Konstruksi).
Metode ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek
pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan
sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative masih
alami.
2. Metode Matriks Dampak dari Moore
Matriks Moore dibagi menjadi 6 kategori yang berbeda, yaitu :
a. Pembentuk timbulnya aktivitas dan aktivitas lain yang berhubungan.
b. Potensi perubahan lingkungan.
c. Pengaruh pada lingkungan yang utama
d. Pemanfaatan pada manusia yang terkena
e. Potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh aktivitas
f. Besaran umum dari potensi pengurangan dari pemanfaatan manusia
3. Metode Sorensen (1971)
Merupakan Network Analysis yang pertama, disusun untuk digunakan pada proyek
pengerukan dasar laut (dredging). Dalam metode ini diidentifikasi berbagai hubungan
timbal balik atau sebab akibat adanya aktivitas proyek.
4. Metode MacHarg (1968)
Dikenal juga sebagai Metode Overlays.
5. Metode Fisher dan Davies (1973)
Terdiri atas 3 matriks yang disusun secara bertahap, yaitu :
a. Tahap pertama : matriks mengenai evaluasi lingkungan sebelum proyek dibangun
(Environmental Baseline)
b. Tahap kedua : matriks dampak lingkungan (Environmental Compatibility Matriks)
c. Tahap ketiga : matriks keputusan (Decision Matriks)
16
BAB III
PEMBAHASAN
Pengukuran dan Interpretasi Dampak
Setelah dampak diidentifikasi dan diprediksi, maka untuk dapat diambil suatu keputusan
perlu dilakukan interprestasi dan evaluasi dampak. Khususnya evaluasi dampak dimaksud
untuk dapat mencapai 2 (dua) sasaran :
1. Memberikan informasi tentang komponen apa saja yang terkena dampak dan seberapa
besar nilai magnitude atau tingkat besaran dampak itu terjadi. Demikian pula seberapa
besar derajat pentingnya dampak (nilai importance) terhadap komponen lingkungan yang
terkena dampak. Derajat kepentingan dampak dapat ditentukan dengan menentukan
dampak tersebut bersifat lokal, regional dan nasional yang secara jelas seperti tertera
dalam Keputusan Kepala Bapedal No. Kep-056 Tahun 1994.
2. Memberi bahan untuk mengambil keputusan terutama komponen apa saja yang terkena
dampak. Sementara itu dengan informasi ini akan dapat diputuskan macam dan jenis
mitigasinya. Lebih jauh dapat diketahui seluruh komponen yang terkena dmpak serta
kapastian apakah ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mencegah dan menanggulangi
dampak negatif yang muncul. Apabila IPTEK tidak mampu menanggulangi dan
mencegah dampak negatif, maka dapat diambil keputusan dengan alternatif :
a. Memindahkan rencana kegiatan pembangunan ke tempat lain atau memindah lokasi,
b. mengganti peratatan atau mengganti proses pembangunan.
Sementara itu metode yang dipergunakan dalam pengukuran biasanya adalah cara-cara
kuantitatif. Metode yang akan dipergunakan harus dapat menjawab pertanyaan :
1. Apakah metode yang dipergunakan untuk mengukur dampak dapat dikuantitatifkan.
Untuk memberi gambaran dampak bila ada proyek dan tidak ada proyek, atau mengukur
perubahan lingkungan maka cara-cara matematis sangat cocok dan mudah dilaksanakan.
2. Apakah cara-cara pengukuran yang dipakai sangat cocok apabila harus digunakan untuk
mengukur besaran dampak. Sementara itu cara matematis ini lebih bersifat' obyektif bila
dibanding dengan cara deskriptif kualitatif yang lebih banyak bersifat subyektif.
17
Pemilihan Metode
Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi AMDAL. Tim AMDAL harus memilih
metode AMDAL mana yang harus dipergunakan, untuk mendapatkan suatu kesimpulan akhir
tentang kelayakan lingkungan. Kebiasaan suatu tim yang sudah terbiasa menggunakan
metode matrik, condong akan menggunakan metode itu terus menerus untuk proyek macam
apa saja tanpa mempertimbangkan bahwa proyek yang berbeda mungkin perlu menggunakan
metode yang berbeda, modifikasi yang berbeda atau kombinasi yang berbeda (Soeratmo,
1991).
Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk memilih metode, seperti :
a. Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik dalam fungsinya maupun
cara kerjanya.
b. Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di AMDAL.
c. Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
d. Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui scooping.
e. Makin besar dan makin kompleks harus memerlukan metode yang lebih kompleks pula.
f. Batasan-batasan yang tersedia dalam waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data yang
diperlukan serta teknik-teknik analisis yang diperlukan.
g. Mempelajari metode yang digunakan tim lain dan pustaka-pustaka mengenai proyek yang
sama atau sejenis.
Sedangkan untuk memilih metode Evaluasi Dampak, Adiwibowo (1995) mengemukakan
beberapa pedoman umum yang dapat dipertanggungjawabkan :
1. Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah.
2. Bersifat holistik atau komprehensif, yakni mampu menggambarkan fenomena dampak
penting lingkungan yang terjadi dalam suatu sistem lingkungan hidup serta berikut
dengan interaksi-interaksi yang terjadi di dalam sistem tersebut.
3. Cukup fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan dapat dipakai untuk
mengevaluasi dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki
ukuran atau unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda pula.
4. Dapat menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait dan
mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu kesatuan analisis.
5. Dapat memberikan arahan bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini metode yang
dipilih harus mampu memberikan telaahan terhadap :
a. Evaluasi terhadap alternatif rencana kegiatan atau proyek yang diusulkan.
18
b. Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk mencegah atau menanggulangi dampak
penting negatif.
c. Efektivitas usulan penanggulangan dampak.
6. Bila metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot, maka perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini :
a. Prosedur amalgamasi, yakni "peleburan" berbagai nilai satuan yang berbeda (misal :
ppm, ppb, rupiah, kg/ha/th), dilakukan secara hati-hati.
b. Skala numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
1) Skala dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan dan obektivitas
evaluasi, padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya konversi dari
pertimbangan obyektif para pakar.
2) Skala numerik dapat merangsang penyusun untuk melakukan operasi matematik,
misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan total, karena
masing-masing skala mempunyai unit satuan yang berbeda-beda.
3) Skala numerik merangsang penyusun untuk menghitung skala dampak menjadi
suatu totalitas dampak melalui pembobotan.
Apabila dalam pelaksanaan penyusunan ANDAL harus dipilih satu diantara banyak metode
yang telah dikenal, maka yang harus dipertimbangkan, menurut Fandely (1992) harus
dipertimbangkan beberapa hal :
1. Keadaan Lingkungan
Apakah masih alami atau telah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pembangunan.
Apabila lingkungan masih alami, lebih baik digunakan metode Leopold. Bila telah ada
atau banyak kegiatan pembangunan sebaiknya digunakan metode Fisher and Davies.
2. Aktivitas Pembangunan
Apakah aktivitas pembangunan menjangkau wilayah yang luas atau tidak. Untuk kegiatan
pembangunan yang mencakup suatu daerah yang luas akan lebih baik menggunakan
metode Overlay atau Moore dibanding dengan metode Leopold. Sementara itu
pertimbangkan terhadap proyeknya sendiri, apakah aktivitasnya yang diduga
menimbulkan dampak banyak atau sedikit.
3. Tersedianya Sumberdaya
Apakah untuk studi penyusun ANDAL ini cukup tersedia dana, tenaga dan waktu.
Apabila tidak tersedia dana yang cukup, tenaga yang masih belum terampilapalagi
19
waktunya pendek, maka seyogyanya menggunakan metode yang sederhana saja.
Misalnya matrik sederhana (metode Adhok) atau Checklist sederhana.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji hasil terhadap 2 (dua) atau
lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan keyakinan apakah hasil dari
kedua atau lebih metode tersebut sama atau berbeda. Apabila berbeda akan dapat dilihat
kembali dimana letak kesalahan pada kedua atau lebih metode yang dicoba.
Tabel 4.1 Perbandingan Berbagai Metode AMDAL
No. Kriteria Tujuan Kebaikan Setiap MetodeLeopold Overlay Battelle
KapabilitasIdentifikasiPredikasiInterpretasiKomunikasiUntuk anatisis resikoUlangan hasilTingkat rincian:
1. Pendugaan dampak
2. Dokumentasi
sedangrendahrendahrendahtidak dapatrendahpenambahanalternatif
ya
ya
sedangrendahrendah-sedangtinggitidak dapatrendah-sedangtidak bisa ber-ubah dan bisauntuk menambahalternatif
ya
ya
tinggitinggitinggirendah-mediurntidak dapattinggipenambahanalternatif
ya
ya2 Kebutuhan
Sumberdaya- Waktu- Keterampilan
tenaga- Penggunaan
komputer- Penguasaan
pengetahuan
SedikitSedang
Rendah
Sedang
Sedikit-banyakdengan peta rendah tinggitinggi
sedang
BanyakTinggi
Sedang
Sedang
3 Kecocokan untuk AMDAL
Identifikasi dan Evaluasi Dampak
AMDAL Individual
AMDAL kegiatan terpadu, AMDAL Regional
AMDAL Individual
Dalam aplikasinya metode AMDAL untuk penyusunan dalam AMDAL TPA yang dibuat
dapat menggunakan metode studi melalui pemilihan metode yang kriteria disesuaikan dengan
kondisi rona lingkungan dan aspek pendukungnya dalam pembangunan. Salah satu metode
evaluasi yang dapat digunakan adalah metode leopold yang disesuaikan dengan lahan TPA
20
adalah keadaan lingkungan yang masih baru dan belum ada pembangunan sebelumnya
ditambah lagi pembangunan dilakukan dalam lingkup wilayah yang tidak terlalu luas. Metode
ini sangat baik untuk memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau
kegiatan, disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga baik untuk
mengkomumkasikan hasil. Metode ini dapat dipergunakan datam penyaringan untuk
identifikasi dampak lingkungan dan dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan
atas dasar dampak yang timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi
Leopold dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga
dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini dapat di
pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan negatif dan suatu proyek.
Disamping itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat
pembangunan proyek. Misalnya sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi)
sewaktu proyek sedang dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi (Operasi).
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam penyusunan AMDAL adalah:
a. Metode Identifikasi Dampak
b. Metode Perkiraan Dampak
c. Metode Evaluasi Dampak
1) Metode Overlay
2) Metode Flowchart
3) Metode Checklist
4) Metode Sistem Evaluasi Lingkungan
2. Pertimbangan dalam pemilihan metode AMDAL adalah:
a. Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik dalam fungsinya
maupun cara kerjanya.
b. Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di AMDAL.
c. Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona lingkungan.
d. Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui scooping.
e. Makin besar dan makin kompleks harus memerlukan metode yang lebih
kompleks pula.
f. Batasan-batasan yang tersedia dalam waktu, keahlian, biaya, peralatan dan data
yang diperlukan serta teknik-teknik analisis yang diperlukan.
g. Mempelajari metode yang digunakan tim lain dan pustaka-pustaka mengenai
proyek yang sama atau sejenis
Sedangkan untuk memilih metode Evaluasi Dampak, beberapa pedoman umum yang
dapat dipertanggungjawabkan :
a. Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan secara iImiah
b. Bersifat holistik atau komprehensif.
c. Cukup fleksibel.
d. Dapat menampung "input" dari berbagai bidang keahlian yang terkait
e. Dapat memberikan arahan bagi pengambilan keputusan.
f. Perlu diperhatikan hal-hal berikut ini Prosedur amalgamasi dan Skala numerik.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Adiwibowo, Suryo. 1995. Sistem Manajemen Lingkungan, Kursus Audit
Lingkungan Hidup. Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia (PPSML-LPUI) dan Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL): Jakarta.
2. Cooke, R.U. and J.C. Doorkamp., 1974. Geomorphology in Environmental
Management. Clareton Press: Oxford.
3. Radley JA. 1976. Starch Production Technology. London: Applied Science.
4. Silalahi, Daud. 2010. AMDAL dalam Sistem Hukum Lingkungan. PT. Suara
Harapan: Jakarta.
5. Soeratmo, F. G. 1982. Analisis Dampak Pada Aspek Fisik, Kimia, Biologi, Sosial
Dan Ekonomi Dari Suatu Pembangunan. IPB: Bogor
23