Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

21
Edit by Nn Colect STRUKTUR ANATOMI KAYU SIMPOER (Dillenia sp.) DAN KAYU WATERGUM (Syzygium sp.) Oleh ALISARFIA -JURUSAN BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2005

Transcript of Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Page 1: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

STRUKTUR ANATOMI KAYU SIMPOER (Dillenia sp.) DAN KAYU WATERGUM (Syzygium sp.)

Oleh

ALISARFIA

-JURUSAN BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI

2005

Page 2: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

RINGKASAN

ALISARFIA. “Struktur Anatomi Kayu Simpoer (Dillenia sp.) dan Kayu Watergum

(Syzygium sp.) di bawah bimbingan Susilo Budi Husodo dan Leo Maturbongs.

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati ciri – ciri makroskopis dan

mikroskopis Kayu Simpoer (Dillenia sp.) dan Kayu Watergum (Syzygium sp.).

Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan. Metode yang digunakan adalah metode

deskripsi dengan teknik observasi. Data dianalisis dengan analisis ragam dan

disajikan dalam bentuk uraian dan secara visual.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kayu Watergum (Syzygium sp.) memiliki

warna kayu teras coklat gelap (dark brown) dan coklat kekuningan untuk kayu gubal

(yellowish brown), kesan raba agak kasar, serat kayu umumnya lurus, kekerasan kayu

agak keras. Kayu watergum memiliki pori bertipe tatabaur, bidang perforasi

sederhana, noktah bulat berbatas, jari – jari heterogen, tipe jari – jari uniseriate dan

multiseriate, penyebaran parenkim bertipe predominantly paratracheal, winged

aliform. Diameter pori kayu watergum termasuk besar, tinggi pori termasuk sedang

dan frekuensi kehadiran pori per mm termasuk jarang. Rata – rata tinggi jari – jari

termasuk kategori sangat pendek, frekuensi kehadiran jari – jari termasuk kategori

banyak. Panjang serat kayu Watergum (Syzigium sp.) masuk dalam klasifikasi serat

sedang, diameter serat tergolong kecil dan tebal dinding serat tergolong tipis.

Kayu Simpoer (Dillenia sp.) memiliki warna kayu teras yang sama yaitu

Coklat gelap, kedua kayu memiliki kesan raba agak kasar, serat kayu umumnya lurus,

kekerasan kayu agak keras, memiliki kulit luar yang tipis dan mudah terkelupas

seperti kulit pada jenis – jenis jambuan – jambuan. Kayu Simpoer memiliki pori tata

baur, bidang perforasi sederhana, noktah poligonal dan berbatas, jari – jari heterogen,

tipe unilateral parenkim, ditemukan inklusi mineral dalam sel tegak jari – jari.

Page 3: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

Diameter pori kayu Simpoer (Dillenia sp.) termasuk katergori kecil, tinggi pori

kategori sedang dan frekuensi kehadiran pori per mm termasuk banyak karena

pengaruh tipe tata baur. Rata - rata tinggi jari – jari termasuk kategori luar biasa

pendek, frekuensi kehadiran jari – jari per mm banyak. Panjang serat kayu Simpoer

(Dillenia sp.) termasuk serat sedang, diameter tergolong kecil, tebal dinding serat

tergolong sangat tipis.

Variasi struktur anatomi pada kayu Watergum dan kayu Simpoer (Dillenia

sp.) pada arah vertikal dan radial batang dipengaruhi oleh perbedaan lingkaran tahun

(kayu awal dan kayu akhir), umur kayu (juvenil dan kayu dewasa), faktor lingkungan

dan sifat genetis pohon itu sendiri.

Nilai kualitas serat kayu Watergum (Syzygium sp.) dan kayu Simpoer

(Dillenia sp.) tergolong dalam kelas III (151 – 300). Serat kayu yang berkelas

kualitas III mempunyai serat kayu pendek sampai sedang, dinding sel dan lumen

sedang sehingga serat akan menggepeng dan ikatan antar seratnya masih baik, diduga

akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik sedang.

Page 4: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

STRUKTUR ANATOMI KAYU SIMPOER (DILLENIA SP.) DAN KAYU WATERGUM (SYZYGIUM SP.)

Oleh

ALISARFIA

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua

JURUSAN BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA

MANOKWARI 2005

Page 5: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : STRUKTUR ANATOMI KAYU SIMPOER

(Dillenia sp.) DAN KAYU WATERGUM (Syzygium sp.)

Nama Mahasiswa : ALISARFIA

NIM : 00 403 962 Jurusan/Program Studi : BUDIDAYAHUTAN /BUDIDAYA HUTAN

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

(Ir. Susilo Budi Husodo, MP.) (Ir. Leo Maturbongs, M.Sc.F.) Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui: Ketua Jurusan Budidaya Hutan Dekan Fakultas Kehutanan

Universitas Negeri Papua

(Ir. Patria Hadi, MP.) (Ir. C. Y. H. Arwam, MP.) Tanggal lulus: 6 Juli 2005

Page 6: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 6 oktober 1981 sebagai anak

kedua dari empat bersaudara dari Ayah bernama La Hamimu dan Ibu bernama

Ramlia.

Pendidkan formal dimulai di SD Inpres Kotaraja dan tamat pada tahun 1994,

kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama di SMP Negeri I

Abepura dan tamat tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pada SMU Negeri I Jayapura dan

tamat pada tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Jurusan Kehutanan pada Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih yang sekarang

telah berubah menjadi Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua.

Page 7: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

DAFTAR ISI

Teks Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................ 1

Masalah................................................................................................... 2

Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal Kayu Secara Makroskopis ..................................................... 5

Makroskopis Strukturil .................................................................. 5

Makroskopis Non Strukturil .......................................................... 10

Ciri – Ciri Mikroskopis........................................................................... 12

Sel – Sel Penyusun Kayu ............................................................... 13

Deskripsi Kayu........................................................................................ 21

Dillenia Sp ..................................................................................... 21

Syzygium Sp ................................................................................... 23

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 25

Bahan dan Alat........................................................................................ 25

Metode Penelitian ................................................................................... 25

Prosedur Penelitian ................................................................................. 25

Pengambilan Contoh...................................................................... 25

Pembuatan preparat........................................................................ 27

Variabel Pengamatan .............................................................................. 28

Page 8: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

Pengukuran ............................................................................................. 30

Analisis Data .......................................................................................... 33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kayu Watergum (Syzygium Sp.) ............................................................. 34

Ciri Makroskopis ........................................................................... 34

Ciri Mikroskopis ............................................................................ 34

Dimensi Serat................................................................................. 45

Kayu Simpoer (Dillenia Sp.) .................................................................. 55

Ciri Makroskopis ........................................................................... 55

Ciri Mikroskopis ............................................................................ 56

Dimensi Serat................................................................................. 64

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ............................................................................................ 75

Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman 1. Sel – Sel Penyusun Kayu Daun Lebar ...................................................... 20

2. Diameter Pori Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang........................................................................ 35

3. Tinggi Pori Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang........................................................................ 37

4. Frekuensi Kehadiran Pori Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada

Arah Vertikal dan Radial Batang............................................................... 38

5. Klasifikasi Diameter, Tinggi dan Kehadiran Pori Menurut IAWA........... 40

6. Klasifikasi Tinggi Jari – jari menurut Den Berger (1926)......................... 40

7. Klasifikasi Frekuensi Kehadiran Jari – jari Menurut IAWA..................... 41

8. Tinggi Jari – jari Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah Radial dan vertikal ................................................................................................ 41 9. Frekuensi Jari – jari Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah

Radial dan Vertikal Batang........................................................................ 43 10. Nilai Rata – rata Pengukuran Panjang Serat Kayu Watergum

(Syzygium sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang.............................. 45

11. Klasifikasi Panjang Serat Menurut IAWA ................................................ 45

12. Diameter Serat Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah Radial dan Vertikal Batang ................................................................................... 48 13. Klasifikasi Diameter Serat Menurut Klemm ............................................. 48

14. Klasifikasi Tebal Dinding Serat Menurut Butterfield dan Meyland (1980).......................................................................................... 50 15. Tebal Dinding Serat Kayu Watergum (Syzygium sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang........................................................................ 50 16. Diameter Lumen Kayu Watergum (Syzigium sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang........................................................................ 52 17. Nilai Kualitas Serat Kayu Watergum (Syzygium sp.) ................................ 54

Page 10: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

18. Diameter Pori Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang ...................................................................................... 57 19. Tinggi Pori Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang............................................................................................. 58 20. Frekuensi Kehadiran Pori Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang........................................................................ 60

21. Tinggi Jari – jari Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Radial dan vertikal ....................................................................................................... 61 22. Frekuensi Kehadiran Jari – jari Kayu Simpoer (Dillenia spp.) Pada

Arah Radial dan Vertikal Batang............................................................... 62

23. Nilai Rata – rata Pengukuran Panjang Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang ............................... 65 24. Diameter Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Radial dan Vertikal Batang ................................................................................... 67 25. Tebal Dinding Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang ...................................................................................... 69 26. Rata – rata Diameter Lumen Kayu Simpoer (Dillenia sp.) Pada Arah Vertikal dan Radial Batang............................................................... 71

27. Nilai Kualitas Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp.) ..................................... 73

Page 11: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

DAFTAR GAMBAR No. Teks Halaman 1. Bidang Penampang Kayu……………………………………………........ 6

2. Pengambilan Contoh Uji ……………………………………………........ 26

3. Dimensi Serat……………………………………………………….......... 32

4. Ciri Makroskopis Kayu Watergum (Syzygium sp.)…………………......... 34

5. Grafik Rata – rata Diameter Pori Pada Arah Vertikal dan Radial Kayu Watergum (Syzygium sp.) ……………………………………......... 35

6. Grafik Rata – rata Tinggi Pori Pada Arah Vertikal dan Radial Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………………………....... 37

7. Grafik Rata – rata Frekuensi pori Pada Arah Radial dan Vertikal Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………………......... 38

8. Grafik Rata – rata Tinggi Jari – jari Pada Arah Radial dan Vertikal

Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………………......... 41

9. Grafik Rata – rata Frekuensi Jari – jari Pada Arah Radial dan Vertikal Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………....... 43 10. Penampang Kayu Watergum (Syzygium sp.)…………………………...... 44

11. Grafik Rata – rata Panjang Serat Pada Arah Radial dan Vertikal Kayu Watergum (Syzygium sp.)………………………………………..... 46

12. Grafik Rata – rata Diameter Serat Pada Arah Radial danVertikal Kayu Watergum (Syzygium sp.)………………………………………..... 48

13. Grafik Tebal Dinding Serat Pada Arah Radial danVertikal Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………………………...... 51

14. Grafik Rata – rata Diameter Lumen Pada Arah Radial Vertikal Kayu

Watergum (Syzygium sp.)……………………………………………...... 53

15. Ciri Makroskopis Kayu Simpoer (Dillenia sp.)……………………......... 56 16. Grafik Rata – rata Diameter Pori Pada Arah Vertikal dan Radial

Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………....... 57 17. Grafik Rata – rata Tinggi Pori Pada Arah Vertikal dan Radial Kayu

Simpoer (Dillenia sp.)………….……………………………………....... 59

Page 12: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

18. Grafik Rata – rata Frekuensi Kehadiran Pori Pada Arah Vertikal dan

Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………....... 60

19. Grafik Rata – rata Tinggi Jari – jari Pada Arah Vertikal dan Radial Kayu Simpoer (Dillenia sp.)………….……………………………......... 61 20. Grafik Rata – rata Frekuensi Kehadiran Jari – jari Pada Radial Arah Vertikal Kayu Simpoer (Dillenia sp.)………………………………........ 63 21. Penampang Kayu Simpoer (Dillenia sp.)……………………………...... 64

22. Grafik Rata – rata Panjang Serat Pada Arah Radial dan Arah Vertikal Kayu Simpoer (Dillenia sp.)………………………….………………..... 65

23. Grafik Rata – rata Diameter Serat Pada Arah Radial dan Vertikal

Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………...... 67

24. Grafik Rata – rata Tebal Dinding Serat Pada Arah Vertikal dan Radial Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………….. 69

25. Grafik Rata – rata Diameter Lumen Pada Arah Vertikal Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………………... 71

Page 13: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman 1. Analysis Of Variance (ANOVA) Diameter dan Tinggi Pori Kayu Watergum (Syzygium sp.)………………………………………..... 79 2. Analysis Of Variance (ANOVA) Tinggi Jari – jari Kayu Watergum

(Syzygium Sp.) dan Diameter Pori Kayu Simpoer (Dillenia sp.)……....... 80

3. Analysis Of Variance (ANOVA) Tinggi Pori dan Jari – jari Kayu Simpoer (Dillenia sp.)………………………………………………….... 81

4. Nilai Panjang Serat Kayu Watergum (Syzygium sp.) dan Penentuan Jumlah Serat Yang diukur Persatuan Pengamatan……………………..... 82

5. Nilai Panjang Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp.) dan Penentuan Jumlah Serat Yang diukur Persatuan Pengamatan……………………..... 83

6. Analysis Of Variance (ANOVA) Panjang dan Diameter Serat Kayu Watergum (Syzygium sp.)…………………………………... 84

7. Analysis Of Variance (ANOVA) Tebal Dinding Serat dan Diameter Lumen Kayu Watergum (Syzygium sp.)……………………………….... 85 8. Analysis Of Variance (ANOVA) Panjang dan Diameter Serat Kayu

Simpoer (Dillenia sp.)…………………………………………………... 86

9. Analysis Of Variance (ANOVA) Diameter Lumen dan Tebal Dinding Serat Kayu Simpoer (Dillenia sp.)…………………………...... 87

Page 14: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas

Kehutanan Unversitas Negeri Papua. Waktu penelitian berlangsung selama ± 4 bulan

dari tanggal 11 Desember 2004 sampai 11 April 2005.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini potongan kayu berbentuk cakram

yang diambil pada bagian pangkal, tengah dan ujung kayu Simpoer (Dillenia sp.) dan

kayu Watergum (Syzygium sp.), tisu, spirtus, cover glass, dan gelas objek. Penelitian

ini juga menggunakan bahan – bahan kimia antara lain aquades, safranin, ethanol,

kanada balsam, HNO3 50%, KClO3, gliserin dan xylol.

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikro meter,

mikroskop, kaca pembesar, buku Munsell, pipet, setting set, gegep, cawan petri,

tabung reaksi, gelas piala, mikrotom, dan kamera digital.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

teknik observasi.

Prosedur Peneltian

Pengambilan Contoh

Pemilihan contoh untuk pembuatan contoh uji dipilih dari jenis – jenis pohon

yang normal dan sehat. Jenis kayu yang digunakan yaitu kayu Simpoer (Dillenia sp.)

dan kayu Watergum (Syzygium sp.), berasal dari hutan alam Manokwari dengan

diameter pangkal (sekitar 10 cm diatas banir) sebesar 48,1 cm untuk kayu Watergum

dan 56,3 cm untuk kayu Simpoer.

Page 15: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

Contoh kayu diambil dalam bentuk lempengan (cakram) setebal 5 cm pada

tiga bagian batang pohon yaitu pangkal, tengah dan ujung. Kemudian dari tiap

cakram dibuat contoh uji berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm untuk masing – masing

bagian gubal, teras, peralihan gubal dan teras serta pada pith arah luar kedalam.

Contoh uji masing –masing berjumlah 8 buah untuk irisan (sectioning) dan maserasi

pada setiap cakram satu jenis pohon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Pengambilan Contoh Uji

Untuk pembuatan irisan (sectioning) jumlah contoh uji sebanyak 8 buah x 3

bagian kayu (pangkal, tengah dan ujung) = 24 contoh uji. Pengamatan dilakukan

pada 3 arah penampang (lintang, tangensial, radial). Jumlah seluruh contoh uji pada

pada irisan (sectioning) sebanyak 24 x 3 = 72 irisan contoh uji untuk setiap jenis

pohon.

Pada metode maserasi, jumlah contoh uji yang sebanyak 8 x 3 bagian kayu

(pangkal, tengah dan ujung) = 24 preparat contoh uji untuk setiap jenis pohon.

U

TP

T 5 cm

Gubal

Teras

Peralihan

Pith

Masing – masing 2 x 2 x 2 cm

untuk irisan dan maserasi

Maserasi Irisan

U

TP

T 5 cm

Gubal

Teras

Peralihan

Pith

Masing – masing 2 x 2 x 2 cm

untuk irisan dan maserasi

Maserasi Irisan

Page 16: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

Pembuatan Preparat

• Preparat Irisan (sectioning)

1. Contoh kayu direndam dalam air selama kurang lebih 48 jam sampai kayu

cukup lunak untuk disayat.

2. Kayu kemudian disayat dengan mikrotom setebal 15 – 25 mikron. Sayatan

yang dibuat berasal dari tiga bidang kayu meliputi penampang lintang,

penampang radial, dan penampang tangensial.

3. Untuk memudahkan pengamatan, sayatan dari ketiga penampang itu diwarnai

dengan safranin 1% kemudian didiamkan selama kurang lebih 5 menit.

4. Sayatan kemudian dicuci dengan ethanol secara bertingkat 35 %, 65% dan

95% kemudian ditetesin dengan xylol agar sayatan benar – benar bersih dari

air.

5. Setelah itu sayatan ditempatkan di atas kaca objek, lalu ditutup dengan cover

glass dan diamati dibawah mikroskop.

• Maserasi

Preparat maserasi dibuat guna pengamatan dimensi serat kayu (panjang

serat, diameter serat dan tebal dinding serat). Preparat yang dibuat melalui proses

maserasi dengan metode Schultze yaitu:

1. Contoh uji dipotong dibuat serpihan sebesar korek api lalu dipanaskan dalam

tabung reaksi yang berisi larutan asam nitrat (HNO3) 50% dan potasium klorat

(KCLO3), sampai serat terurai kemudian didinginkan dan dicuci bersih dengan

aquades sampai bebas asam.

2. Serat yang sudah terurai dipindahkan ke cawan petri lalu diberi zat warna

(safranin) guna memudahkan saat pengukuran.

Page 17: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

3. Serat yang telah diwarnai dipindahkan keatas kaca objek yang terlebih dahulu

telah ditetesin gliserin agar serat mudah disebar.

4. Setelah itu ditetesi dengan alkohol dan dibiarkan 10 menit lalu ditutup dengan

cover glass dan diamati di bawah mikroskop.

Variabel Pengamatan

Ciri – Ciri Makroskopis

Ciri – ciri makroskopis yang diamati meliputi: warna kayu gubal dan teras,

kulit kayu, kesan raba, bau, lingkaran tahun, arah serat dan kekerasan kayu

Pengamatan makroskopis dapat dilakukan secara kasat mata atau menggunakan kaca

pembesar (Lup).

Ciri – Ciri Mikroskopis

Meliputi ciri – ciri mikroskopis yang dianjurkan oleh Comite Internasional

Association Of Wood Anatomist (Wheeler et. al., 1989). Ciri kuatitatif diamati

sebanyak 5 – 30 kali per contoh dengan menggunakan mikroskop meliputi:

• Lingkar Tumbuh

• Pembuluh :

- Susunan pembuluh (pori)

- Penyebaran pembuluh (pori)

- Bidang perforasi

- Susunan noktah

- Tipe noktah

- Diameter pembuluh

- Frekuensi kehadiran per mm

- Tinggi pembuluh

• Jari – jari :

- Tipe sel jari – jari

- Tinggi jari – jari

- Lebar jari – jari

Page 18: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

- frekuensi kehadiran per mm

• Parenkim aksial

- Tipe parenkim

- Susunan parenkim

• Trakeid (Vaskular/Vasisentrik)

• Inklusi mineral: (ada/tidak)

Dimensi Serat :

- Panjang serat

- Diameter serat

- Tebal dinding serat

- Diameter lumen

- Turunan dimensi serat

Pengukuran

Pengukuran dilakukan pada ciri – ciri anatomi kayu Simpoer (Dillenia sp.) dan

kayu Watergum (Syzygium sp.) yang bersifat kuantitatif seperti panjang, tinggi,

diameter, lebar dan tebal sel penyusunnya, berdasarkan pengamatan yang dilakukan

pada preparat irisan dan maserasi.

• Irisan (sectioning):

Sel Pembuluh dan Jari – jari

Tinggi pori dan jari – jari diukur dari ujung atas ke ujung bawah dari sel

pori dan jari – jari. Diameter pembuluh diukur pada arah melebar dari satu sisi

yang satu ke satu sisi yang lain sebanyak 2 kali.

• Maserasi:

Dimensi Serat

Sebelum pengukuran dimensi serat ditentukan dahulu jumlah serat yang

akan diukur. Jumlah serat (N) yang diukur tergantung dari besarnya variasi

Page 19: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

panjang serat pada satu pohon, dengan patokan bahwa nilai rata – rata tidak

mempunyai nilai eror lebih dari 5 % (0,05). Jumlah serat yang diukur dalam satu

pohon ditetapkan dengan persamaan (Silitonga dkk, 1972):

N = 4 S2 / L2

Dimana: N = Jumlah serat yang diukur S = Standar deviasi L = Nilai rata – rata contoh x 0,05

Jumlah serat yang diukur tiap satuan pengamatan ditentukan dengan

pengambilan contoh uji. Pengambilan contoh uji dilakukan dengan mengukur

panjang serat dari masing – masing pengamatan (12 pengamatan) 5 buah secara

acak. Sehingga jumlah serat yang diukur sebanyak 12 x 5 = 60 serat.

Selanjutnya dari data yang diperoleh dapat dihitung standar deviasinya

dengan menggunakan persamaan (Silitonga dkk, 1972):

∑ fi xi2 – (∑ fi xi)2 / n

S2 = n – 1

Sedangkan nilai L dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai

berikut:

∑ fi xi L = ------- X 0,05 n

Dimana: fi = Frekuensi serat

xi = Panjang serat n = Jumlah serat yang diukur pada contoh uji

Apabila nilai N yang diperoleh lebih besar dari jumlah serat yang diambil

sebagai contoh uji (n), maka pengukuran dapat sesuai dengan penetapan nilai N.

Panjang serat diukur pada arah memanjang serat dari ujung satu ke ujung

yang lain. Diameter serat diukur pada arah melebar serat yaitu dari sisi yang satu

Page 20: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

ke sisi yang lain sebanyak 3 kali pengukuran pada 1/4, 1/2 dan 3/4 dari ujung.

Pengukuran tebal dinding serat sebanyak 3 kali yaitu pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4

dari ujung.

Diameter lumen merupakan selisih antara diameter serat dengan 2 kali

tebal dinding serat yang dinyatakan dengan persamaan (Silitonga dkk, 1972 )

I = D – 2W

Dimana: I = Diameter lumen D = Diameter serat W = Tebal dinding serat

Gambar 3. Dimensi Serat

Keterangan: L = Panjang serat

D (1 – 3) = Diameter serat I (1 – 3) = Diameter lumen W(1 – 3) = Tebal dinding serat

Turunan dimensi serat meliputi:

D2 – I2 Bilangan Muhlsteph = X 100 % D2

Bilangan Runkel = 2W / I

Daya Tenun = L / D

Koefisien kekakuan = W / D

W3

W2

W1 D1

D2

D3

L

I1

I2

I3

Page 21: Alisarfia_Anatomi Kayu Simpoer(Dillenia Sp.) &Kayu Watergum.pdf

Edit by Nn Colect

Nilai kelenturan = I / D

Dimana: D = Diameter serat I = Diameter lumen L = Panjang serat

W = tebal dinding serat

Analisis Data

Data kuantitatif yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabulasi dan

dianalisis dengan analisis ragam untuk melihat keragaman pada arah longitudinal dan

arah radial batang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program

minitab versi 13. Data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian (deskripsi) dan secara

visual.