Akuntansi Perpajakan pengantar

58
Akuntansi Akuntansi Perpajaka Perpajaka n n Arief Sukma Widjaja, Ak.MSi.BKP Arief Sukma Widjaja, Ak.MSi.BKP

Transcript of Akuntansi Perpajakan pengantar

Page 1: Akuntansi Perpajakan pengantar

Akuntansi Akuntansi PerpajakanPerpajakan

Arief Sukma Widjaja, Ak.MSi.BKPArief Sukma Widjaja, Ak.MSi.BKP

Page 2: Akuntansi Perpajakan pengantar

Peta PerjalananPeta Perjalanan

Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi

Jurnal transaksi perpajakanJurnal transaksi perpajakan

PSAK 46 : Akuntansi Pajak PenghasilanPSAK 46 : Akuntansi Pajak Penghasilan

Perbedaan metode penilaian antara pajak Perbedaan metode penilaian antara pajak dan akuntansi dan akuntansi – Aktiva TetapAktiva Tetap– PersediaanPersediaan– Pendapatan dan biayaPendapatan dan biaya

Page 3: Akuntansi Perpajakan pengantar

Tujuan Pelaporan AkuntansiTujuan Pelaporan Akuntansi

KegunaanKegunaan

Dapat DimengertiDapat Dimengerti

Target Pembaca : Investor & KreditorTarget Pembaca : Investor & Kreditor

Penilaian arus kas masa depanPenilaian arus kas masa depan

Evaluasi sumber daya ekonomiEvaluasi sumber daya ekonomi

Center Focus on ProfitCenter Focus on Profit

Page 4: Akuntansi Perpajakan pengantar

Laporan KeuanganLaporan Keuangan

Neraca / Balance SheetNeraca / Balance Sheet

Laporan Laba Rugi / Income StatementLaporan Laba Rugi / Income Statement

Laporan Ekuitas Pemilik / Statement Of Laporan Ekuitas Pemilik / Statement Of Owner EquityOwner Equity

Laporan Arus Kas / Statement Of Cash Laporan Arus Kas / Statement Of Cash FlowFlow

Page 5: Akuntansi Perpajakan pengantar

Unsur NeracaUnsur Neraca

AktivaAktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. KewajibanKewajiban merupakan hutang perusahaan masa merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. mengandung manfaat ekonomi. EkuitasEkuitas adalah hak residual atas aktiva adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Page 6: Akuntansi Perpajakan pengantar

Unsur Laba RugiUnsur Laba Rugi

Penghasilan (income)Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. modal. Beban (expenses)Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. modal.

Page 7: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGUKURAN UNSUR PENGUKURAN UNSUR Laporan KeuanganLaporan Keuangan

proses penetapan jumlah uang untuk proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Proses ini menyangkut laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu pemilihan dasar pengukuran tertentu

Page 8: Akuntansi Perpajakan pengantar

Dasar Pengukuran Dasar Pengukuran

Biaya historisBiaya historis. .

Biaya kini (current cost)Biaya kini (current cost).. ..

Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/ Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/ settlement value)settlement value). .

Nilai sekarang (present value)Nilai sekarang (present value). .

Page 9: Akuntansi Perpajakan pengantar

PengakuanPengakuan

Pengakuan (recognition) merupakan proses Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi.. diakui dalam neraca atau laporan laba rugi..

Page 10: Akuntansi Perpajakan pengantar

PengungkapanPengungkapan

Pelaporan berbagai transaksi dalam Pelaporan berbagai transaksi dalam laporan keuangan sebagai satu kesatuan laporan keuangan sebagai satu kesatuan yang lengkapyang lengkap

Full disclosure Principle:Full disclosure Principle:– Tidak BiasTidak Bias– Dapat DipahamiDapat Dipahami– Tepat WaktuTepat Waktu

Page 11: Akuntansi Perpajakan pengantar

Karakter Kualitatif LKKarakter Kualitatif LK

Dapat dipahami Dapat dipahami Relevansi :Relevansi :– Nilai Umpan BalikNilai Umpan Balik– Nilai PrediksiNilai Prediksi– Tepat WaktuTepat Waktu

Keandalan /ReliableKeandalan /Reliable– Dapat Diverfikasi (Veriability)Dapat Diverfikasi (Veriability)– Penyajian Jujur (representational faithfulness)Penyajian Jujur (representational faithfulness)– Netralitas (Neutrality)Netralitas (Neutrality)

Dapat diperbandingkan. Dapat diperbandingkan. MaterialitasMaterialitas

Page 12: Akuntansi Perpajakan pengantar

Beberapa Prinsip Akuntansi dan Beberapa Prinsip Akuntansi dan Hubungannya Dengan PajakHubungannya Dengan Pajak

Matching Cost Against Revenue = Matching Cost Against Revenue = penandingan antara biaya dan pendapatanpenandingan antara biaya dan pendapatan

Conservatism = prinsip kehati-hatianConservatism = prinsip kehati-hatian

Substance Over Form Principle= substansi Substance Over Form Principle= substansi megungguli bentukmegungguli bentuk

Page 13: Akuntansi Perpajakan pengantar

Debit dan Kredit Debit dan Kredit dalam Laporan Keuangandalam Laporan Keuangan

Saldo NormalSaldo Normal– Aktiva Aktiva = Debit= Debit– Kewajiban Kewajiban = Credit= Credit– Ekuitas Ekuitas = Credit= Credit

– Penghasilan Penghasilan = Credit= Credit– Beban Beban = Debit= Debit

Hubungan Debit Credit dalam LKHubungan Debit Credit dalam LK– Ilustrasi …..Ilustrasi …..

Page 14: Akuntansi Perpajakan pengantar

Q&AQ&A

Page 15: Akuntansi Perpajakan pengantar

Perkembangan StandarPerkembangan Standar

IAS 12

PSAK 46

IAS 12 (rev) 1996

1994

1998

Taxes On Income

Income Taxes

IASB

IAI Akuntansi Pajak Penghasilan

1 Januari 1999

1 Januari 2001

EfektifBerlaku

Go public

Tertutup

Page 16: Akuntansi Perpajakan pengantar

Tax effect on Temporary Tax effect on Temporary Different Reporting periode issueDifferent Reporting periode issueFinancial Financial TaxTaxReportingReporting VSVS ReportingReporting250250 RevenuesRevenues

250250200200 ExpensesExpenses 220220 5050 Pretax acc incomePretax acc income

Taxable IncomeTaxable Income 30 30 ?? Corp Inc Tax 30%Corp Inc Tax 30% 9 9 ?? Net IncomeNet Income 21 21====== === ===

Page 17: Akuntansi Perpajakan pengantar

Tax effect on Fiscal Loss issueTax effect on Fiscal Loss issue

Financial Financial TaxTaxReportingReporting VSVS ReportingReporting250250 Revenues Revenues 250250200200 Expenses Expenses 270270 5050 Pretax acc incomePretax acc income

Tax LossTax Loss (20) (20) ?? Corp Inc Tax 30%Corp Inc Tax 30% 0 0 ?? Net Income (loss) (20)Net Income (loss) (20)====== === ===

Page 18: Akuntansi Perpajakan pengantar

Income Statement PresentationIncome Statement PresentationPT.XYZPT.XYZ

Income StatementIncome StatementFor the year ended December 31, 2006For the year ended December 31, 2006

RevenuesRevenues XXXXXXExpensesExpenses XXXXXXIncome Before Income TaxIncome Before Income Tax XXXXXXIncome Tax Expense (income):Income Tax Expense (income):

Current Tax ExpenseCurrent Tax Expense XXXXXXDeferred Tax expense (income) XXXDeferred Tax expense (income) XXXBenefit due to loss c/fBenefit due to loss c/f XXXXXX

XXXXXXNet IncomeNet Income XXXXXX

======

Page 19: Akuntansi Perpajakan pengantar

Tujuan PSAK 46Tujuan PSAK 46

Mengatur perlakuan akuntansi PPhMengatur perlakuan akuntansi PPh

Pengakuan future tax effects atas Pengakuan future tax effects atas peristiwa di Financial Report dan SPTperistiwa di Financial Report dan SPT

Pengakuan future tax effects dilakukan Pengakuan future tax effects dilakukan dengan adanya DTA atau DTLdengan adanya DTA atau DTL

Pengaturan Balance Sheet Liability Pengaturan Balance Sheet Liability MethodMethod

Penyajian PPh pada Financial Report Penyajian PPh pada Financial Report serta pengungkapan informasi relevanserta pengungkapan informasi relevan

Page 20: Akuntansi Perpajakan pengantar

TerminologiTerminologi Pajak PenghasilanPajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan adalah pajak yang dihitung berdasarkan

peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.penghasilan kena pajak perusahaan.

Pajak Penghasilan FinalPajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi atau usaha tertentu.jenis penghasilan, transaksi atau usaha tertentu.

Laba AkuntansiLaba Akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.periode sebelum dikurangi beban pajak.

Penghasilan Kena Pajak atau laba fiskalPenghasilan Kena Pajak atau laba fiskal (taxable profit) (taxable profit) atau atau rugi pajakrugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.

Page 21: Akuntansi Perpajakan pengantar

Terminologi Terminologi - cont’d- cont’d Beban pajakBeban pajak (tax expense) (tax expense) atau penghasilan pajakatau penghasilan pajak (tax (tax

income) adalah jumlah agregat pajak kini(current tax) dan income) adalah jumlah agregat pajak kini(current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.penghitungan laba atau rugi pada satu periode.

Pajak kiniPajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode.periode.

Kewajiban pajak tangguhanKewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.kena pajak.

Aktiva pajak tangguhanAktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) adalah jumlah (deferred tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (pajak penghasilan terpulihkan (recoverablerecoverable) pada periode ) pada periode mendatang sebagai akibat adanya mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, danperbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan sisa kompensasi kerugian sisa kompensasi kerugian

Page 22: Akuntansi Perpajakan pengantar

Terminologi Terminologi - cont’d- cont’d Perbedaan temporer Perbedaan temporer (temporary differences) adalah (temporary differences) adalah

perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya. Perbedaan temporer dapat berupa :dengan DPP-nya. Perbedaan temporer dapat berupa : perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences)

adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled); atau atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled); atau 

perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled)tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled)

Dasar pengenaan pajakDasar pengenaan pajak (DPP) (DPP) aktiva atau kewajiban aktiva atau kewajiban adalah nilai aktiva atau kewajiban yang diakui oleh adalah nilai aktiva atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam penghitungan laba fiskal.Direktorat Jenderal Pajak dalam penghitungan laba fiskal.

Page 23: Akuntansi Perpajakan pengantar

Terminologi Terminologi - cont’d- cont’d Surat Ketetapan PajakSurat Ketetapan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Pajak yang dapat berupa :Jenderal Pajak yang dapat berupa : Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat keputusan yang Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat keputusan yang

menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar ; administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar ; 

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan; ditetapkan; 

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah suatu surat keputusan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah suatu surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajaklebih besar dari pajak yang trutang atau tidak jumlah kredit pajaklebih besar dari pajak yang trutang atau tidak seharusnya terutang; seharusnya terutang; 

Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat keputusan yang Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan menentukan jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. pajak. 

Surat Tagihan Pajak Surat Tagihan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan tagihan pajak dan/atau denda.Jenderal Pajak untuk melakukan tagihan pajak dan/atau denda.

Page 24: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pembukuan dan PencatatanPembukuan dan Pencatatan Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan pembukuan.menyelenggarakan pembukuan.

Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud di atas tetapi wajib melakukan sebagaimana dimaksud di atas tetapi wajib melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuanganasing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

Page 25: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pembukuan dan PencatatanPembukuan dan Pencatatan

Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.

Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal PajakJenderal Pajak

Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.dihitung besarnya pajak yang terutang.

Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.

Page 26: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pembukuan dan PencatatanPembukuan dan Pencatatan Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terdiri dari Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terdiri dari

data yang dikumpulkan secara teratur tentang data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan peredaran atau penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.

Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan Dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan melakukan pencatatan adalah Wajib pembukuan dan melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang tidak wajib menyampaikan Surat Pajak orang pribadi yang tidak wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, lain wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi Wajib yaitu di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan bagi Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan bagi Wajib Pajak badan.Pajak badan.

Page 27: Akuntansi Perpajakan pengantar

SAK versus UU PajakSAK versus UU Pajak

Pembukuan Ganda ?Pembukuan Ganda ?Self AssessmentSelf AssessmentSelf Correction FiscalSelf Correction FiscalSelf Correction Fiscal on Audit ReportSelf Correction Fiscal on Audit Report

Page 28: Akuntansi Perpajakan pengantar

BEDA BEDA TETAPTETAP

& & BEDA BEDA

WAKTUWAKTU

Page 29: Akuntansi Perpajakan pengantar

BEDA TETAPBEDA TETAP

Perbedaan antara laba akuntansi dan Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak yang disebab penghasilan kena pajak yang disebab kan oleh ketentuan perpajakankan oleh ketentuan perpajakan

Tidak akan menimbulkan permasalahan Tidak akan menimbulkan permasalahan akuntansi dan tidak memberikan akuntansi dan tidak memberikan pengaruh terhadap kewajiban pengaruh terhadap kewajiban perpajakan di masa yang akan datangperpajakan di masa yang akan datang

Page 30: Akuntansi Perpajakan pengantar

Jenis Beda TetapJenis Beda Tetap

1.1. Penghasilan bagi Akuntansi Komersial Penghasilan bagi Akuntansi Komersial tetapi menurut PPh bukan penghasilantetapi menurut PPh bukan penghasilan

2.2. Penghasilan bagi Akuntansi Komersial Penghasilan bagi Akuntansi Komersial tetapi menurut PPh merupakan tetapi menurut PPh merupakan penghasilan yang telah dikenakan PPh penghasilan yang telah dikenakan PPh Final dimana penghitungannya Final dimana penghitungannya dilakukan secara terpisahdilakukan secara terpisah

3.3. Beban atau biaya bagi akuntasi Beban atau biaya bagi akuntasi komersial tapi menurut PPh tidak dapat komersial tapi menurut PPh tidak dapat dibiayakandibiayakan

Page 31: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penghasilan Bukan Obyek PajakPenghasilan Bukan Obyek PajakPasal 4 (3) UU PPhPasal 4 (3) UU PPh

1.1. dividen atau bagian laba yang diterima atau dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat kedudukan di Indonesia dengan syarat : : a.a. dividen berasal dari cadangan laba yang dividen berasal dari cadangan laba yang

ditahan; danditahan; danb.b. bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik

Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;luar kepemilikan saham tersebut;

Page 32: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penghasilan Bukan Obyek PajakPenghasilan Bukan Obyek PajakPasal 4 (3) UU PPhPasal 4 (3) UU PPh

2.2. usaha atau kegiatan di Indonesia, usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha dengan syarat badan pasangan usaha tersebut : tersebut :

a.a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; danMenteri Keuangan; dan

b.b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.Indonesia.

Page 33: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penghasilan yang telah Penghasilan yang telah dikenakan PPh Finaldikenakan PPh Final

Passive Income/Capital IncomePassive Income/Capital Income1.1. Penghasilan dari transaksi penjualan Penghasilan dari transaksi penjualan

saham di bursa efeksaham di bursa efek

2.2. Penghasilan dari hadiah undianPenghasilan dari hadiah undian

3.3. Penghasilan bunga tabungan, deposito, jasa Penghasilan bunga tabungan, deposito, jasa giro dan diskonto BIgiro dan diskonto BI

4.4. Penghasilan bunga/diskonto obligasi yang Penghasilan bunga/diskonto obligasi yang dijual di bursa efekdijual di bursa efek

Page 34: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penghasilan yang telah Penghasilan yang telah dikenakan PPh Finaldikenakan PPh Final

Active Income/Bussiness IncomeActive Income/Bussiness Income1.1. Penghasilan atas persewaan tanah dan Penghasilan atas persewaan tanah dan

bangunanbangunan

2.2. Penghasilan dari jasa konstruksi Penghasilan dari jasa konstruksi (Pengusaha Konstruksi Kecil)(Pengusaha Konstruksi Kecil)

3.3. Penghasilan WP perusahaan pelayaran Penghasilan WP perusahaan pelayaran dalam negeridalam negeri

Page 35: Akuntansi Perpajakan pengantar

Biaya yang tidak boleh dikurangkanBiaya yang tidak boleh dikurangkanPasal 9 (1) UU PPhPasal 9 (1) UU PPh

1.1. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;pembagian sisa hasil usaha koperasi;

2.2. biaya yang dibebankan / dikeluarkan untuk kepentingan pribadi biaya yang dibebankan / dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota; pemegang saham, sekutu, atau anggota;

3.3. pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat- syaratnya ditetapkan dengan Keputusan ketentuan dan syarat- syaratnya ditetapkan dengan Keputusan MenKeu;MenKeu;

4.4. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;Wajib Pajak yang bersangkutan;

Page 36: Akuntansi Perpajakan pengantar

Biaya yang tidak boleh dikurangkanBiaya yang tidak boleh dikurangkanPasal 9 (1) UU PPhPasal 9 (1) UU PPh

5.5. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;Menteri Keuangan;

6.6. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;pekerjaan yang dilakukan;

7.7. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata warisan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;Pemerintah;

Page 37: Akuntansi Perpajakan pengantar

Biaya yang tidak boleh dikurangkanBiaya yang tidak boleh dikurangkanPasal 9 (1) UU PPhPasal 9 (1) UU PPh

8.8. Pajak Penghasilan;Pajak Penghasilan;

9.9. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya; menjadi tanggungannya;

10.10. gaji yang dibayarkan kepada anggota gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham; yang modalnya tidak terbagi atas saham;

11.11. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakanundangan di bidang perpajakan

Page 38: Akuntansi Perpajakan pengantar

Beda WaktuBeda Waktu

Perbedaan antara laba akuntansi dan Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak yang disebabkan penghasilan kena pajak yang disebabkan oleh ketentuan perpajakanoleh ketentuan perpajakan

Memberikan pengaruh di masa yang Memberikan pengaruh di masa yang akan datang dalam jangka waktu akan datang dalam jangka waktu tertentu sehingga pengaruh terhadap tertentu sehingga pengaruh terhadap laba akuntansi dan penghasilan kena laba akuntansi dan penghasilan kena pajak menjadi samapajak menjadi sama

Page 39: Akuntansi Perpajakan pengantar

Contoh Beda WaktuContoh Beda Waktu

Metode Penyusutan Metode Penyusutan Metode AmortisasiMetode AmortisasiPenyisihan Piutang Tak TertagihPenyisihan Piutang Tak TertagihMetode Penilaian PersediaanMetode Penilaian PersediaanKompensasi KerugianKompensasi KerugianPenyisihan BonusPenyisihan BonusPenyisihan Imbalan KerjaPenyisihan Imbalan KerjaPenyisihan biaya sengketa hukum/ Penyisihan biaya sengketa hukum/ contingent liabilitycontingent liability

Page 40: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penyusutan FiskalPenyusutan Fiskal Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud yang memiliki Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud yang memiliki

masa manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan untuk masa manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilanmendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan

Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik termasuk tanah yang berstatus HGB, HGU dan hak pakai pertama termasuk tanah yang berstatus HGB, HGU dan hak pakai pertama kali tidak boleh disusutkan. Sedangkan biaya perpanjangan HGB, kali tidak boleh disusutkan. Sedangkan biaya perpanjangan HGB, HGU dan hak pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak HGU dan hak pakai diamortisasikan selama jangka waktu hak tersebuttersebut

Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih dan Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal. memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara fiskal. Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan dijual (dialihkan), Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan dijual (dialihkan), keuntungannya merupakan obyek PPh, yang dihitung dari selisih keuntungannya merupakan obyek PPh, yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya negatif (rugi). Kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan selisihnya negatif (rugi). Kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biayasebagai biaya

Page 41: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penyusutan FiskalPenyusutan Fiskal Penyusutan aktiva dimulai pada bulan Penyusutan aktiva dimulai pada bulan

dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan penyusutannya masih dalam proses pengerjaan penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Penyusutan pada tahun pertama dihitung tersebut. Penyusutan pada tahun pertama dihitung secara proratasecara prorata

Semua harga perolehan harta disusutkan seluruhnya Semua harga perolehan harta disusutkan seluruhnya atau tidak ada taksiran nilai residuatau tidak ada taksiran nilai residu

Penyusutan fiskal dilakukan per jenis harta secara Penyusutan fiskal dilakukan per jenis harta secara individual dan harus dilampirkan perincian individual dan harus dilampirkan perincian penyusutan harta berwujud dalam SPT Tahunan PPh penyusutan harta berwujud dalam SPT Tahunan PPh Badan.Badan.

Page 42: Akuntansi Perpajakan pengantar

Penyusutan FiskalPenyusutan Fiskal

Metode PenyusutanMetode Penyusutan1.1. Untuk Harta Berwujud Bukan Bangunan adalah Metode Garis Lurus Untuk Harta Berwujud Bukan Bangunan adalah Metode Garis Lurus

(straight line method) atau Metode Saldo Menurun (Declining Balance (straight line method) atau Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)Method)

2.2. Untuk Harta Berwujud Bangunan adalah Metode Garis Lurus Untuk Harta Berwujud Bangunan adalah Metode Garis Lurus (straight line method)(straight line method)

Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan:Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan:

Kelompok Kelompok HartaHarta

MasaMasaManfaatManfaat

Metode Metode Garis LurusGaris Lurus

Metode Metode Saldo MenurunSaldo Menurun

Bukan Bukan BangunanBangunan

Kelompok IKelompok IKelompok IIKelompok IIKelompok IIIKelompok IIIKelompok IVKelompok IV

4 tahun4 tahun8 tahun8 tahun16 tahun16 tahun20 tahun20 tahun

25%25%12,5%12,5%6,25%6,25%5%5%

50%50%25%25%12,5%12,5%10%10%

BangunanBangunanPermanenPermanenNon PermanenNon Permanen

20 tahun20 tahun10 tahun10 tahun

5%5%10%10%

----

Page 43: Akuntansi Perpajakan pengantar

AmortisasiAmortisasi

Kelompok Kelompok HartaHarta

MasaMasaManfaatManfaat

Metode Metode Garis LurusGaris Lurus

Metode Metode Saldo MenurunSaldo Menurun

Kelompok IKelompok IKelompok IIKelompok IIKelompok IIIKelompok IIIKelompok IVKelompok IV

4 tahun4 tahun8 tahun8 tahun16 tahun16 tahun20 tahun20 tahun

25%25%12,5%12,5%6,25%6,25%5%5%

50%50%25%25%12,5%12,5%10%10%

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak pakai yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa buku dan pada akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan secara taat asas

Page 44: Akuntansi Perpajakan pengantar

Step to calculate DTA/DTLStep to calculate DTA/DTL1.1. Identifikasi jenis dan jumlah perbedaan temporer yang ada Identifikasi jenis dan jumlah perbedaan temporer yang ada

pada tanggal Neraca dengan membandingkan Tax Base pada tanggal Neraca dengan membandingkan Tax Base dengan Accounting basedengan Accounting base

2.2. Identifikasi rugi fiskal tahun berjalan atau sisa Identifikasi rugi fiskal tahun berjalan atau sisa kompensasi kerugian serta sisa jangka waktu sebelum kompensasi kerugian serta sisa jangka waktu sebelum daluwarsadaluwarsa

3.3. Hitung kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liability) Hitung kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liability) atas perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary atas perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences), dengan menggunakan tarif PPh yang berlakudifferences), dengan menggunakan tarif PPh yang berlaku

4.4. Hitung aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) atas Hitung aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) atas perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dengan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dengan menggunakan tarif PPh yang berlakumenggunakan tarif PPh yang berlaku

5.5. Hitung aktiva pajak tangguhan (DTA) atas kompensasi Hitung aktiva pajak tangguhan (DTA) atas kompensasi kerugian fiskalkerugian fiskal

Page 45: Akuntansi Perpajakan pengantar

Step to calculate DTA/DTLStep to calculate DTA/DTL

6.6. Lakukan penurunan nilai DTA, apabila berdasarkan Lakukan penurunan nilai DTA, apabila berdasarkan bukti yang tersedia sebagian atau seluruh jumlah DTA bukti yang tersedia sebagian atau seluruh jumlah DTA tidak dapat direalisasi. Sebaliknya lakukan penaikan tidak dapat direalisasi. Sebaliknya lakukan penaikan nilai apabila pada periode berikutnya terdapat bukti- nilai apabila pada periode berikutnya terdapat bukti- bukti bahwa DTA (yang telah diturunkan nilainya akan bukti bahwa DTA (yang telah diturunkan nilainya akan dapat direalisasi.dapat direalisasi.

7.7. Hitung Deferred Tax Expense (income) berdasarkan Hitung Deferred Tax Expense (income) berdasarkan analisis terhadap perubahan saldo akhir dan awal analisis terhadap perubahan saldo akhir dan awal DTA/DTL yang berasal dari perbedaan temporerDTA/DTL yang berasal dari perbedaan temporer

8.8. Hitung total tax expense (provision for Income Taxes) Hitung total tax expense (provision for Income Taxes) yang terdiri dari komponen berikut:yang terdiri dari komponen berikut:

a.a. Current Tax ExpenseCurrent Tax Expenseb.b. Deferred Tax Expense (income), termasuk benefit due to loss Deferred Tax Expense (income), termasuk benefit due to loss

carry forwardcarry forward

Page 46: Akuntansi Perpajakan pengantar

PSAK 46 : B/S Approach

Per SPT

Beda Waktu

Per Books

Net Deferred Tax (Ending)

Tax loss c/fTaxable Temp Diff

Future Tax Liability

DeductibleTemp Diff

DTL DTA

FutureTax Refundable

Net Deferred Tax (Beginnning)

Deferrred Tax Expense (Income)

Balance Sheet

IncomeStatement

X tax rate

X tax rate

X tax rate

versus

Page 47: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGUKURANPENGUKURANPENGAKUANPENGAKUAN

PENGUNGKAPANPENGUNGKAPANPAJAK PAJAK

TANGGUHANTANGGUHAN

Page 48: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGUKURANPENGUKURAN

Kewajiban pajak kini (Tax Payable) untuk periode Kewajiban pajak kini (Tax Payable) untuk periode berjalan dan periode sebelumnya, diakui sebesar berjalan dan periode sebelumnya, diakui sebesar jumlah pajak terhutang, yang dihitung dengan jumlah pajak terhutang, yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca neraca Aktiva Pajak Kini (Tax Receivable) untuk periode Aktiva Pajak Kini (Tax Receivable) untuk periode berjalan dan periode sebelumnya, diakui sebesar berjalan dan periode sebelumnya, diakui sebesar jumlah restitusi pajak, yang dihitung berdasarkan jumlah restitusi pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca substantif berlaku pada tanggal neraca

Page 49: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGUKURAN – cont’dPENGUKURAN – cont’d

Tarif Pajak Penghasilan Badan Berdasarkan UU Tarif Pajak Penghasilan Badan Berdasarkan UU PPhPPh

No.No. Lapisan PenghasilanLapisan Penghasilan TarifTarif

1.1. Sampai dengan Rp. 50.000.000,-Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 10%10%

2.2. Di atas Rp. 50.000.000,- s.d. Rp. 100.000.000Di atas Rp. 50.000.000,- s.d. Rp. 100.000.000 15%15%

3.3. Di atas Rp. 100.000.000,-Di atas Rp. 100.000.000,- 30%30%

Penggunaan tarif 30% dalam penghitungan pajak Penggunaan tarif 30% dalam penghitungan pajak tangguhan sesuai pertimbangan prinsip tangguhan sesuai pertimbangan prinsip materialisme dan simplifikasi materialisme dan simplifikasi

Page 50: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGUKURAN – cont’dPENGUKURAN – cont’d

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi pajak untuk pemulihan mencerminkan konsekuensi pajak untuk pemulihan nilai tercatat aktiva atau penyelesaian yang nilai tercatat aktiva atau penyelesaian yang diharapkan perusahaan pada tanggal neracadiharapkan perusahaan pada tanggal neracaAktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh didiskontodidiskontoNilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali (pada tanggal neraca). Perusahaan harus kembali (pada tanggal neraca). Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus disesuaikan kembali Penurunan tersebut harus disesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai

Page 51: Akuntansi Perpajakan pengantar

PENGAKUANPENGAKUAN

Laporan Laporan KeuanganKeuangan

AccountAccount

NeracaNeraca Aktiva Pajak Tangguhan / Deferred Tax Asset Aktiva Pajak Tangguhan / Deferred Tax Asset (DTA)(DTA)Kewajiban Pajak Tangguhan / Deferred Tax Kewajiban Pajak Tangguhan / Deferred Tax Liability (DTL)Liability (DTL)

Rugi LabaRugi Laba Penghasilan Pajak Tangguhan / Deferred Tax Penghasilan Pajak Tangguhan / Deferred Tax Income (DTI)Income (DTI)Beban Pajak Tangguhan / Deferred Tax Beban Pajak Tangguhan / Deferred Tax Expense (DTE)Expense (DTE)

Page 52: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pengakuan Pengakuan Current Tax Asset/LiablityCurrent Tax Asset/Liablity

Jumlah Pajak Kini (current tax expense) yang Jumlah Pajak Kini (current tax expense) yang belum dibayar harus diakui sebagai belum dibayar harus diakui sebagai kewajiban (tax payable)kewajiban (tax payable)

Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode- periode periode berjalan dan periode- periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode- periode tersebut, terutang untuk periode- periode tersebut, selisihnya diakui sebagai aktiva (tax selisihnya diakui sebagai aktiva (tax receivable)receivable)

Page 53: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pengakuan Pengakuan Deferred Tax Asset/LiablityDeferred Tax Asset/Liablity

Semua Semua taxable temporary differencetaxable temporary difference atau beda waktu kena pajak atau beda waktu kena pajak (nilai basis akuntansi > nilai basis pajak) yang akan (nilai basis akuntansi > nilai basis pajak) yang akan mengakibatkan penambahan kena pajak di masa yang akan datang mengakibatkan penambahan kena pajak di masa yang akan datang diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan (diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilitydeferred tax liability))Seluruh deductible temporary difference atau beda waktu Seluruh deductible temporary difference atau beda waktu yangboleh dikurangkan (nilai basis akuntansi < nilai basis pajak) yangboleh dikurangkan (nilai basis akuntansi < nilai basis pajak) sepanjang besar kemungkinan perbedaan tersebut dapat sepanjang besar kemungkinan perbedaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak di masa dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak di masa yang akan datang diakui sebagai aktiva pajak tangguhan yang akan datang diakui sebagai aktiva pajak tangguhan ((deferred tax assetdeferred tax asset))Saldo Rugi Fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva Saldo Rugi Fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva pajak tangguhan apabila besar kemugkinan bahwa penghasilan pajak tangguhan apabila besar kemugkinan bahwa penghasilan kena pajak di masa yang akan datang memadai untuk kena pajak di masa yang akan datang memadai untuk dikompensasi dengan rugi fiskaldikompensasi dengan rugi fiskal

Page 54: Akuntansi Perpajakan pengantar

Pengakuan Current/Deferred Pengakuan Current/Deferred Tax Income(Expense)Tax Income(Expense)

Pajak Kini dan pajak tangguhan diakui Pajak Kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi periode berjalan, laporan laba rugi periode berjalan,

Page 55: Akuntansi Perpajakan pengantar

PengungkapanPengungkapan1.1. unsur-unsur utama beban(penghasilan) pajak ;unsur-unsur utama beban(penghasilan) pajak ;2.2. jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari

transaksi- transaksi yang langsung dibebankan atau transaksi- transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas ;dikreditkan ke ekuitas ;

3.3. beban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-pos luar biasa beban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-pos luar biasa yang diakui pada periode berjalan ;yang diakui pada periode berjalan ;

4.4. penjelasan mengenai hubungan antara beban penjelasan mengenai hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi dalam salah satu atau (penghasilan) pajak dan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk ini:kedua bentuk ini:a.a. rekonsiliasi antara beban (penghasilan pajak dengan rekonsiliasi antara beban (penghasilan pajak dengan

hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku ; ataupajak yang berlaku ; atau

b.b. rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (average rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (average effective tax rate) dan tarif pajak yang berlaku dengan effective tax rate) dan tarif pajak yang berlaku dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku berlaku

5.5. penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya ;akuntansi sebelumnya ;

Page 56: Akuntansi Perpajakan pengantar

PengungkapanPengungkapan6.6. jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan

temporer yang boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat temporer yang boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut, yang tidak diakui sebagai aktiva dikompensasi ke tahun berikut, yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan pada neraca;pajak tangguhan pada neraca;

7.7. untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut :kelompok rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut :a.a. jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca

untuk setiap periode penyajian ;untuk setiap periode penyajian ;b.b. jumlah beban (penghasilan) yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah beban (penghasilan) yang diakui pada laporan laba rugi apabila

jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aktiva atau jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca; dankewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca; dan

8.8. untuk operasi yg tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal dari :untuk operasi yg tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal dari :a.a. keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dankeuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; danb.b. laba atau rugi dari aktivitas normal operasi yang tidak laba atau rugi dari aktivitas normal operasi yang tidak

dilanjutkan untuk periode pelaporan, bersama dengan jumlah periode dilanjutkan untuk periode pelaporan, bersama dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan.akuntansi sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan.

Page 57: Akuntansi Perpajakan pengantar

STUDI KASUSSTUDI KASUSPSAK 46PSAK 46

Page 58: Akuntansi Perpajakan pengantar

TERIMA KASIHTERIMA KASIH