Persediaan akuntansi perpajakan

44
akuntansi perpajakan Persedia an Dibuat Oleh : - Arif Kurniawan - Insan Bramantyo - Sagita Wahyu - Deni Sukmawan - Novandra Muhammadin - Sulkhi Nasukha - Galih Arya Kusuma - Richad Fernando UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA Kel as C

Transcript of Persediaan akuntansi perpajakan

Page 1: Persediaan akuntansi perpajakan

akuntansi perpajakan

Persediaan

Dibuat Oleh :- Arif Kurniawan - Insan Bramantyo - Sagita Wahyu-Deni Sukmawan - Novandra Muhammadin - Sulkhi Nasukha-Galih Arya Kusuma - Richad Fernando

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kelas

C

Page 2: Persediaan akuntansi perpajakan

Sesuai PSAK No. 14 (Revisi 2008), untuk menetapkan persediaan perlu ditetapkan atau dirumuskan perlakuan akuntansi untuk persediaan menurut sistem biaya historis atau

dinyatakan sebagai Harga Pokok atau Perolehannya.

Definisi Persediaan

Page 3: Persediaan akuntansi perpajakan

Jenis

Persediaan3

Page 4: Persediaan akuntansi perpajakan

Biaya perolehan bahan baku (raw material) terdiri dari harga pembelian, ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan penyimpanan sampai bahan tersebut

dipakai dalam produksi

Bahan Baku

Raw material1.

Page 5: Persediaan akuntansi perpajakan

Untuk menyelesaikan produk tersebut, perusahaan masih memerlukan tambahan pekerjaan sehingga membutuhkan biaya tenaga kerja dan biaya tidak langsung lainnya.

Barang dalam Pengolahan

Work in process2.

Page 6: Persediaan akuntansi perpajakan

Semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak langsung telah selesai dibebankan dan produk pun siap untuk dijual

Barang Jadi

Finished Goods3.

Page 7: Persediaan akuntansi perpajakan

1. Barang dalam perjalanan (in transit)2. Barang titipan (barang komisi)

Persediaan berdasarkan hak pemilikan barang meliputi :

Page 8: Persediaan akuntansi perpajakan

1. Biaya pembelian

2. Biaya konversi

3. Biaya-biaya lain

Biaya persediaan dimaksud dalam PSAK no. 14 meliputi :

Page 9: Persediaan akuntansi perpajakan

Nilai tercatat persediaan harus diakui sebagai beban pada

saat persediaan di jual dan pada periode diakuinya

pendapatan atas penjual tersebut.

Pengakuan sebagai beban

Page 10: Persediaan akuntansi perpajakan

Sistem Pencatatan

Persediaan2

Page 11: Persediaan akuntansi perpajakan

Sistem Pencatatan

Perpetual1.

Sistem perpetual dapat menyajikan keterangan mengenai persediaan dan HPP secara terus-menerus tanpa inventarisasi.

Page 12: Persediaan akuntansi perpajakan

Contoh :1. Pada tanggal 2 Januari 2011 Tn. Yahya membeli 4.000 karung semen @ Rp 40.000

per karung dari PT Semen Cibinong secara kredit

2. Pada tanggal 5 Januari 2011 Tn. Yahya menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000 kepada PT Maju secara kredit

Page 13: Persediaan akuntansi perpajakan

Sistem Pencatatan

Periodik2.

Dalam sistem periodik, persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada setiap akhir periode. Sistem ini cocok diterapkan pada perusahaan yang jenis dan jumlah persediaannya

tidak banyak.

Page 14: Persediaan akuntansi perpajakan

1. Pada tanggal 2 Januari 2011 Tn. Yahya membeli 4.000 karung semen @ Rp 40.000 per karung dari PT Semen Cibinong secara kredit

2. Pada tanggal 5 Januari 2011 Tn. Yahya menjual 3.000 karung semen @ Rp 45.000 kepada PT Maju secara kredit

Contoh :

Page 15: Persediaan akuntansi perpajakan

Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6),

sistem pencatatan yang diperkenalkan adalah sistem

pencatatan perpetual.

Akan tetapi, untuk hal-hal tertentu karena sifatnya mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem perpetual, sistem lain dapat digunakan.

Page 16: Persediaan akuntansi perpajakan

Penetapan Persediaan dan Pelaporan dalam Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan, persediaan disajikan di neraca atau di laporan laba rugi.

1. Dalam neraca akan muncul dalam akun Persediaan

2. Di laporan laba rugi, persediaan akan muncul dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan

Page 17: Persediaan akuntansi perpajakan

Penetapan Persediaan dan Pelaporan dalam Laporan Keuangan

Ilustrasi 1.1Persediaan pada neraca

Page 18: Persediaan akuntansi perpajakan

Penetapan Persediaan dan Pelaporan dalam Laporan Keuangan

Ilustrasi 1.2Persediaan pada laporan laba rugi

Page 19: Persediaan akuntansi perpajakan

Metode Penilaian

Persediaan2

Page 20: Persediaan akuntansi perpajakan

BerdasarkanHarga Perolehan1

.

Berdasarkan Harga Perolehan :a. Metode Identifikasi Khusus c. Metode LIFOb. Metode FIFO d. Metode Average (Simple & Moving)

Page 21: Persediaan akuntansi perpajakan

Metode ini berasumsi bahwa arus barang harus

sama dengan arus biaya, sehingga setiap kelompok

barang diberi identifikasi dan dibuat kartu.

a. Metode Identifikasi Khusus

Page 22: Persediaan akuntansi perpajakan

Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yang masuk pertama akan dikeluarkan pertama.

b. Metode FIFO

Page 23: Persediaan akuntansi perpajakan

Berdasarkan rincian di atas dapat ditetapkan:

• Total Penjualan atau Harga Pokok Penjualan Rp 7.850.000.000

(Rp 2.000.000 + Rp 1.150.000 + Rp 3.450.000 + Rp 1.250.000)

• Persediaan Akhir (200 unit x Rp 12.000.000) Rp 2.400.000.000

Contoh : (dalam ribuan rupiah)

Page 24: Persediaan akuntansi perpajakan

Cara ini digunakan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa arus pembebanan ke harga pokok penjualan berdasarkan pada harga pembelian terakhir.

c. Metode LIFO

Page 25: Persediaan akuntansi perpajakan

Dari data di atas dapat ditetapkan:• Harga Pokok Penjualan

Per 15 Januari Rp 3.450.000.000Per 30 Januari Rp 4.800.000.000Total Rp 8.250.000.000

• Persediaan Akhir (200 unit x Rp 10.000.000) Rp 2.000.000.000

Contoh : (dalam ribuan rupiah)

Page 26: Persediaan akuntansi perpajakan

Harga rata-rata dihitung dengan cara menjumlahkan harga pokok per unit (tanpa mengalikan jumlah barang) dibagi dengan banyaknya harga.

d. Metode Average (Simple Average)

Page 27: Persediaan akuntansi perpajakan

Contoh :

Page 28: Persediaan akuntansi perpajakan

Pembebanan ke harga pokok penjualan dilakukan setiap terjadi pembelian. Metode ini digunakan pada perpetual.

d. Metode Average (Moving Average)

Page 29: Persediaan akuntansi perpajakan

• Harga Pokok Penjualan adalah Rp 7.933.200.000

• Persediaan Akhir (200 unit x Rp 10.000.000) Rp 2.316.600.000

Contoh :(dalam ribuan rupiah)

Page 30: Persediaan akuntansi perpajakan

Berdasarkan

Estimasi2.

Berdasarkan estimasi terbagi menjadi 2 metode, yaitu:a. Metode Laba Kotorb. Metode Eceran (Ritel)

Page 31: Persediaan akuntansi perpajakan

Nilai persediaan akhir dihitung mundur dan biasanya digunakan dalam keadaan khusus. Misalnya, perusahaan dalam kondisi terbakar, sehingga sulit penilaian secara fisik.

a. Metode Laba Kotor

Page 32: Persediaan akuntansi perpajakan

Contoh :

Page 33: Persediaan akuntansi perpajakan

Harga pokok persediaan diestimasi atas dasar hubungan antara harga pokok dengan harga jual eceran untuk persediaan yang sama dengan cara mengakumulasi semua harga eceran dari persediaan yang dijual.

b. Metode Eceran (Ritel)

Page 34: Persediaan akuntansi perpajakan

Contoh :

Page 35: Persediaan akuntansi perpajakan

Metode Penilaian Lainnya terdiri dari 2 metode, yaitu:a. Lower of Cost or Market whicever is Lower (LOCOM)b. Nilai Jual

MetodePenilaian Lainnya

Page 36: Persediaan akuntansi perpajakan

Persediaan barang di gudang secara fisik mengalami kerusakan sehingga manfaatnya tidak lagi sepadan dengan harga pokok atau akibat lainnya seperti perubahan tingkat harga.

a. LOCOM

Page 37: Persediaan akuntansi perpajakan

Besar nilai persediaan akhir dengan menggunakan LOCOM sebesar Rp 14.200.000.000

Contoh :(dalam ribuan rupiah)

Page 38: Persediaan akuntansi perpajakan

Nilai persediaan ditetapkan sebesar harga jual dikurangi taksiran biaya-biaya penjualan yang dapat terjadi.

b. Nilai Jual

Page 39: Persediaan akuntansi perpajakan

Menurut ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (6), penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP hanya boleh dilakukan melalui dua cara yaitu :

1. Average method2. FIFO method

Pemilihan metode tersebut harus dilakukan secara taat asas, artinya sekali WP memilih salah satu cara penilaian persediaan untuk penghitungan HPP, maka selanjutnya harus digunakan cara

yang sama

Page 40: Persediaan akuntansi perpajakan

Contoh Soal:

1. Pada tanggal 3 Maret 2009,PD Bintang membeli 100 unit barang dagang dengan harga Rp 5.000.000 (belum termasuk PPN) secara tunai.

PD Bintang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak 31 Januari 2005.

PPN Masukan : 10% x Rp 5.000.000 = Rp 500.000Harga 1 unit barang dagang adalah Rp 5.000.000 : 100 unit = Rp 50.000

Page 41: Persediaan akuntansi perpajakan

2. Pada tanggal 31 Maret 2009,PD Bintang menjual 30 unit barang dagang secara tunai dengan harga jual per masing-masing unit sebesar Rp 70.000 (blm termasuk PPN)

Penjualan : Rp 70.000 x 30 unit = Rp 2.100.000PPN Keluaran : 10% x Rp 2.100.000 = Rp 210.000

Persediaan barang dagang yang tersisa dan tercatat dalam pembukuan PD Bintang per tanggal 31 Maret 2009 adalah Rp 5.000.000 : 70 unit = Rp 3.500.000

Contoh Soal:

Page 42: Persediaan akuntansi perpajakan

Jika PD Bintang belum dikukuhkan sebagai PKP, maka untuk jurnal akuntansi pajak pada saat pembelian barang dagang sebagai berikut:

PD Bintang tidak dpt mengkreditkan PPN Masukannya sehingga PPN Masukan dimasukkan sebagai harga perolehan barang dagang sehingga harga 1 unit barang dagang adalah Rp 5.500.000 : 100 unit = Rp 55.000

Contoh Soal:

Page 43: Persediaan akuntansi perpajakan

Jurnal akuntansi pajaknya untuk transaksi penjualan adalah:

Karena bukan PKP, maka PD Bintang tidak memungut PPN Keluaran.

Contoh Soal:

Page 44: Persediaan akuntansi perpajakan

Terima kasih dan Semoga Bermanfaat