Akuntansi Islam Sebagai Refleksi Kegiatan Sosial

24
AKUNTANSI ISLAM SEBAGAI REFLEKSI AKUNTANSI PADA KEGIATAN SOSIAL DI YAYASAN NURUL HAYAT RANGKUMAN SKRIPSI OLEH: DWI YULI HANDAYANI NIM : 2007310410 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011

description

Refleksi Akuntansi Islam

Transcript of Akuntansi Islam Sebagai Refleksi Kegiatan Sosial

  • AKUNTANSI ISLAM SEBAGAI REFLEKSIAKUNTANSI PADA KEGIATAN SOSIAL

    DI YAYASAN NURUL HAYAT

    RANGKUMAN SKRIPSI

    OLEH:

    DWI YULI HANDAYANINIM : 2007310410

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANASSURABAYA

    2011

  • AKUNTANSI ISLAM SEBAGAI REFLEKSIAKUNTANSI PADA KEGIATAN SOSIAL

    DI YAYASAN NURUL HAYAT

    RANGKUMAN SKRIPSI

    OLEH:

    DWI YULI HANDAYANINIM : 2007310410

    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANASSURABAYA

    2011

  • PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

    Nama : Dwi Yuli HandayaniTempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 28 Juli 1989N.I.M : 2007310410Jurusan : AkuntansiProgram Pendidikan : Strata 1Konsentrasi : KeuanganJudul : Akuntansi Islam sebagai Refleksi Akuntansi pada

    Kegiatan Sosial di Yayasan Nurul Hayat

    Disetujui dan diterima baik oleh :

    Ketua Jurusan Akuntansi Dosen Pembimbing,Tanggal : . Tanggal :

    (Supriyati, S.E., M.Si., Ak) (Nanang Shondhadji, S.E.,Ak.,M.Si)

  • 11.1 Latar belakang masalahManusia diciptakan di muka bumi sebagai Khalifatullah fil Ardh (wakil

    Tuhan di bumi) untuk mengemban amanah dari Tuhan YME, dimana amanahtersebut dapat memberikan kesejahteraan bagi semua manusia dan alam semestayang diridhai oleh Tuhan YME. Akan tetapi, pada dewasa ini masih banyakmanusia yang lalai dengan amanah tersebut, sehingga menyimpang dari islam.Islam adalah satu sistem hidup yang ditentukan Tuhan untuk menghadapi semuapermasalahan hidup dunia dan juga setelahnya yaitu di akhirat. Namun, fakta yangbanyak terjadi bahwa manusia lebih cenderung mementingkan hidup dunia dankurang memperhatikan pertanggungjawabannya di akhirat, baik itu secara material,mental, dan spiritual. Oleh karena itu, nilai-nilai islam harus lebih dikembangkandalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, seperti layaknya akuntansi islam.

    Islam melalui Al-Quran telah menggariskan bahwa konsep akuntansiyang harus diikuti oleh para pelaku bisnis atau pembuatan laporan akuntansimenekankan pada konsep pertanggungjawaban. Disamping itu, akuntansi islamharus berorientasi sosial. Dimata islam pengungkapan aspek sosial melalui laporankeuangan bukan hanya berdimensi dunia, investor saja tetapi juga berdimensiakhirat bahkan harus memperhatikan tanggungjawabnya kepada komunitas, sosialmakhluk alam lainnya serta Allah SWT. Oleh karenanya maka pengungkapannyaharus berbeda dibanding dengan Akuntansi Kapitalis (Haniffa, 2002 ; Harahap,2001).

    Akuntansi Syariah sebagai Refleksi Akuntansi Sosial danPertanggungjawaban. Wujud akuntansi syariah tercermin dalam kiasan atau

  • 2metafora amanah. Metafora amanah dapat diturunkan menjadi metafora zakat,atau dengan kata lain, realitas organisasi akuntansi syariah adalah realitasorganisasi yang dimetaforakan dengan zakat. Metafora ini membawa konsekuensipada organisasi bisnis, yaitu organisasi bisnis yang tidak lagi berorientasi pada laba(profit-oriented) atau berorientasi pada pemegang saham (stakeholders-oriented),tetapi berorientasi pada zakat (zakat-oriented) (Triyuwono, 1997a) dalamMuhamad (2002:80). Shahata (Harahap, 1997:272) misalnya mendefinisikanAkuntansi Islam sebagai berikut:

    Postulat, standar, penjelasan dan prinsip akuntansi yangmenggambarkan semua hal... sehingga akuntansi islam secara teoritismemiliki konsep, prinsip, dan tujuan islam juga. Semua ini secara serentakberjalan bersama bidang ekonomi, sosial, politik, idiologi, etika, kehidupan,keadilan dan hukum islam. Akuntansi dan bidang lain itu adalah satu paketdan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

    Sesuai dengan pendapat Gambling dan Karim (1984) dalam Harahap(2003:65) dari sistem nilai islami akan lahir sistem ekonomi islami dan sistemakuntansi islami. Karena islam adalah sistem nilai terpadu yang berasal dari AllahSWT yang mutlak benar dan didesain sebagai suatu sistem terpadu bukan sajakhusus bidang tertentu misalnya ekonomi, era tertentu, masyarakat tertentu, tetapijuga dia lengkap terintegrasi dengan kebutuhan dunia akhirat. Sehingga tujuannyajuga tidak hanya terbatas pada kepentingan ekonomi tetapi juga non-ekonomi. Olehkarenanya Akuntansi Islam tidak akan hanya mengukur nilai moneter tidak pulahanya yang bersifat reciprocal transaction, suatu organisasi tetapi juga nilai non-ekonomi dan yang non-reciprocal transaction. Dalam konteks pemahaman inimaka Akuntansi Sosial Ekonomi harus tercakup dalam built in system AkuntansiIslam.

  • 3Dari hal-hal yang telah dijelaskan tersebut, maka penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui lebih dalam mengenai akuntansi islam sebagai refleksi akuntansisosial. Penelitian ini menggunakan Yayasan Nurul Hayat sebagai objek penelitian.Alasannya, karena Yayasan Nurul Hayat merupakan salah satu lembaga sosial yangmenarik untuk diteliti, karena lembaga ini telah melaksanakan metafora amanahsesuai dengan syariat untuk memberikan kesejahteraan hidup bagi masyarakatdengan menebar kemanfaaatan di bidang layanan sosial, dakwah, pendidikan danpemberdayaan ekonomi umat manusia (www.nurulhayat.org). Selain itu, YayasanNurul Hayat dinobatkan sebagai lembaga terbaik dalam lomba karyapenanggulangan kemiskinan Pro Poor Award 2010 kategori lembaga nonpemerintah privinsi Jawa Timur (Majalah Nurul Hayat, 2010). Oleh karena itu,penelitian ini akan mengambil topik Akuntansi Islam sebagai RefleksiAkuntansi pada Kegiatan Sosial di Yayasan Nurul Hayat. Hasil akhirpenelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kajian mendalam mengenaiAkuntansi Islam yang terkait dengan aspek sosial di Yayasan Nurul Hayat.1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapatdirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalahbagaimanakah akuntansi islam yang diterapkan untuk kegiatan sosial yangdilakukan di Yayasan Nurul Hayat?1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penerapan akuntansiislam untuk kegiatan sosial yang dilaksanakan di Yayasan Nurul Hayat.

  • 41.4 Manfaat PenelitianPelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

    penting bagi beberapa pihak, diantaranya :1. Bagi Penulis

    Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang Akuntansi Islam sebagaiRefleksi Akuntansi pada Kegiatan Sosial di Yayasan Nurul Hayat.

    2. Bagi Yayasan Nurul HayatPenelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa saran daninformasi kepada pihak yang bersangkutan tentang Akuntansi Islam yangberhubungan dengan kegiatan sosial, serta dapat mengimplementasikannyadengan baik.

    3. Bagi PembacaPenelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepadapembaca yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang penelitian ini, dandapat menambah pengetahuan para pembaca.

    4. Bagi STIE Perbanas SurabayaPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan rekan-rekanmahasiswa mengenai akuntansi islam yang berhubungan dengan kegiatansosial. Selain itu dapat dijadikan sebagai penambahan kepustakaan danpembanding bagi semua mahasiswa yang akan mengambil judul dan temayang sama untuk bahan penelitian lebih lanjut.

  • 5Kerangka Pemikiran

    Akuntansi islam pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalammenjalankan syariah islam (Harahap, 2003 : 64). Dalam akuntansi islam, teori yangtepat digunakan adalah shariah enterprise theory karena mengandung nilaikeadilan, kebenaran, kejujuran, amanah, dan pertanggungjawaban (Slamet,2001:226-33). Pada prinsipnya shariah enterprise theory memberikan bentukpertanggungjawaban utamanya kepada Allah (vertikal) yang kemudian dijabarkanlagi pada bentuk pertanggungjawaban (horizontal) pada umat manusia danlingkungan alam (Triyuwono, 1997). Oleh karena itu, akuntansi islam juga harusdipahami sebagai alat dalam orientasi sosial karena akuntansi islam tidak hanyasebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuranmoneter tetapi juga sebagai suatu metode untuk menjelaskan bagaimana fenomenaekonomi itu berjalan dalam masyarakat islam (Muhamad, 2002:82). Pada akhirnya,semua kegiatan sosial dari badan usaha harus dilaporkan secara transparan, baik itupelaporan akuntansi islam, maupun pelaporan pengungkapan kegiatan sosialnya.1.5 Metode Penelitian

    Penelitian Akuntansi Islam sebagai Refleksi Akuntansi pada KegiatanSosial di Yayasan Nurul Hayat merupakan penelitian data primer yang bersifatkualitatif dengan pendekatan eksploratif yang bertumpu pada metode penelitian

    AkuntansiIslam

    KegiatanSosial Pelaporan pengungkapan

    kegiatan sosial

    Pelaporan Akuntansi Islam

    Pelaporan

  • 6lapangan karena peneliti ingin lebih mendalami subyeknya di dalam lingkuprisetnya. Selain itu, peneliti juga menggunakan data sekunder yang didapat daridokumen-dokumen yang berkaitan di Yayasan Nurul Hayat. Pendalamanpenelitian ini akan diperluas mengenai akuntansi islam sebagai refleksi akuntansimelalui kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk kepedulian, sekaligusmempertanggungjawabkan yang tidak hanya sekedar di dunia, tetapi juga diakhirat.Data dan Metode Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data berupa informasidari partisipan dan dokumen yang berkaitan. Metode pengumpulan data yangdilakukan peneliti, yaitu diantaranya:1. Wawancara

    Pada metode wawancara ini, peneliti melakukan wawancara kepadapartisipan yang berkompeten untuk memberi informasi yang berkaitandengan akuntansi islam. Partisipan yang dipilih oleh peneliti untukmelakukan wawancara adalah :

    1. Pihak Akuntan Yayasan Nurul Hayat, untuk mendapatkan datatentang informasi akuntansi yang diterapkan di Yayasan NurulHayat, .

    2. Prof. Iwan Triyuwono, SE., M. Ec., Ak., PhD (Guru BesarAkuntansi Syariah) di Universitas Brawijaya, untuk mendapatkanpemahaman mengenai definisi Akuntansi Islam, besertaketerkaitannya dengan orientasi sosial.

  • 7Peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada partisipan tersebut,sehingga mendapatkan informasi yang akurat secara langsung dari pihak yangbersangkutan.

    2. DokumenterPenelitian dengan metode dokumenter ini dilakukan dengan cara mencaridokumen-dokumen yang berkaitan untuk mendukung kejelasan informasimengenai akuntansi islam sebagai refleksi akuntansi pada kegiatan sosial,seperti laporan keuangan dan majalah Yayasan Nurul Hayat. Dokumen-dokumen tersebut bisa didapat dari pihak yang bersangkutan.

    Teknik Analisis DataBerdasarkan pendekatan kualitatif, peneliti menggunakan analisis

    model Miles and Huberman seperti yang ada dalam buku Sugiyono (2008:91).Pada analisis ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan, diantaranya :1. Data Reduction (Reduksi Data)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono,2008:92). Setelah mengumpulkan data, peneliti akan memfokuskan datauntuk direduksi. Data tersebut antara lain :

    1. Transaksi Syariah Yayasan Nurul Hayat2. Laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat3. Pelaporan pengungkapan kegiatan sosial Yayasan Nurul Hayat

    2. Data Display (penyajian data)

  • 8Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian yangbersifat naratif dan tabel yang menjelaskan hubungan letak akuntansi islamdari aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan oleh Yayasan Nurul Hayat.

    3. Conclusion Drawing (verification)Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Hubermanadalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono, 2008:99). Penelitiakan menarik kesimpulan dari data yang sudah direduksi dan disajikan.

    1.6 Ringkasan Hasil Penelitian dan PembahasanAkuntansi Islam sebagai Refleksi Akuntansi pada Kegiatan Sosial di

    Yayasan Nurul Hayat dapat dilihat dari transaksi syariah, laporan keuangan syariah,dan pelaporan kegiatan sosial yang ada di Yayasan Nurul Hayat.Transaksi Syariah Yayasan Nurul Hayat

    Untuk menjalankan usaha syariah, suatu badan usaha mempunyai prinsiptersendiri yang harus dilakukan sesuai dengan syariah, walaupun itu dari lembagasosial. Prinsip syariah bisa dilihat dari segala transaksi syariah yang telah dilakukanoleh suatu lembaga, baik itu transaksi jual beli maupun aktivitas sosial. BagiYayasan Nurul Hayat, nilai-nilai islam dalam setiap aktivitas yang dilakukanmerupakan sesuatu yang prioritas.

    a. Prinsip Persaudaraan (ukhuwah)Dalam menjalankan aktivitas-aktivitas, orang-orang yang berkecimpung

    di Yayasan Nurul Hayat saling menghargai satu sama lain, saling membantu antarakaryawan yang satu dengan yang lain tanpa memandang sebelah mata baik jabatanyang ada di atas maupun yang ada di bawah sekalipun. Rasa persaudaraan terpupuk

  • 9dengan baik karena keharmonisan telah tercipta dalam lingkup kerja Yayasan NurulHayat. Tidak hanya sekedar itu saja, Yayasan Nurul Hayat juga menjalin interaksiyang baik dengan orang-orang di sekitarnya maupun orang-orang yang telah diberibantuan, karena bagi Yayasan Nurul Hayat rasa profesionalisme saja tidak cukupuntuk membangun sebuah kekokohan islam yang sudah mengendap dalam jiwaYayasan Nurul Hayat, tapi juga harus ada rasa persaudaraan. Sifat kekeluargaanyang telah mengalir dalam jiwa Yayasan Nurul Hayat merupakan sifatpersaudaraan yang telah terjalin kental sedemikian rupa. Hal ini senada denganprinsip persaudaraan yang tercantum dalam Kerangka Dasar Penyusunan danPenyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) paragraf 16 yang terdapatdalam PSAK Syariah.

    b. Prinsip Keadilan (adalah)Dalam hidup di dunia sekarang ini, masih banyak orang dengan rasa

    egoistiknya yang membara tanpa mempedulikan akibatnya nanti yang bisaberpengaruh pada kehidupan akhirat. Sesuatu yang punya daya tarik kuat bagimanusia salah satunya adalah harta. Terkadang harta membawa perbuatan manusiake perbuatan yang tercela, tidak peduli bagaimana mendapatkan hartanya halal atauharam. Lain halnya dengan Yayasan Nurul Hayat yang mempedulikan harta yangdi dapat dengan cara yang halal. Transaksi yang dilakukan tidak ada unsur riba,karena menurut partisipan tidak ada transaksi usaha yang menggunakan bunga.Bahkan menurut partisipan bahwa usaha Aqiqoh di Yayasan Nurul Hayat sudahsertifikasi halal dari MUI. Hal tersebut dapat memberikan kepercayaan bagi parapelanggan, sehingga tidak ada keraguan lagi karena sudah terjamin kehalalannya.

  • 10

    Selain menjauhi unsur haram, Yayasan Nurul Hayat juga tidakmemasukkan unsur gharar di dalam aktivitas usahanya. Oleh karena itu, mengenaiusaha aqiqoh sudah diinformasikan dengan sejelas-jelasnya. Menurut partisipan,dalam brosur sudah dijelaskan mengenai harga dan jenis masakan aqiqoh, karenaini terkait dengan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini, brosur yang dibuat olehYayasan Nurul Hayat berperan dalam penyampaian informasi dengan jelas.Kuantitas maupun kualitas terjamin dengan baik. Bahkan jika kurang jelas dalambrosur, maka pihak Yayasan Nurul Hayat kembali menjelaskan hingga pelangganmendapati informasi yang jelas dan tidak mengecewakan. Menurut partisipanbahwa, penjelasan dalam pesanan aqiqoh ini menggunakan akad kurang lebih.Akad kurang lebih yang digunakan tujuannya untuk memberikan penjelasanbahwa dalam ukuran hewan memang tidak sama antara yang satu dengan yanglain, sehingga hanya bisa menggunakan perkiraan kurang lebih, namun haltersebut dilakukan sudah atas dasar kesepakatan bersama antara pihak YayasanNurul Hayat dengan pelanggannya. Jadi keterangan tersebut sudah bisa dijadikanukuran bahwa dalam aktivitas transaksi ini tidak ada unsur gharar (unsur ketidakjelasan), karena semuanya sudah jelas, baik itu dilihat dari esensi halal, kuantitas,maupun kualitasnya.

    Dalam setiap aktivitas apapun yang dilakukan memang seharusnya tidakada kezaliman, karena itu tidak dibenarkan dalam islam. Ada banyak cara yangbiasanya dilakukan orang-orang untuk mencari dana sosial, namun belum tentu haltersebut murni dari lembaga sosial, bahkan mungkin hanya memakai nama darilembaga sosial, tapi sesungguhnya bukan dari lembaga sosial. Dalam hal ini,

  • 11

    peneliti pernah lihat di jalan-jalan maupun di rumah ke rumah, dimana para pencaridana meminta sumbangan, namun hal tersebut bisa jadi merupakan penipuan dansudah melakukan kezaliman. Hak yang seharusnya diberikan anak yatim, akantetapi tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk anak yatim, melainkan untukkepentingan pribadi.

    Berbeda dengan Yayasan Nurul Hayat yang telah melaksanakan amanahdengan sebaik-baiknya, memberi kesejahteraan kepada sesama manusia. Tidak adaunsur penipuan. Dana dari donatur untuk anak-anak yatim sudah tersalurkandengan baik dan tidak ada penggunaan dana tersebut untuk kepentingan pribadiYayasan. Menurut partisipan, dana donasi yang terkumpul di Yayasan Nurul Hayat100% akan disalurkan kepada mereka yang berhak menerima.

    Dalam pencarian dana, Yayasan Nurul Hayat juga mempertimbangkanunsur kepercayaan yang tidak merugikan orang lain, sehingga para pencari dananyapun dilakukan dengan cara yang baik-baik, bukan dengan cara penipuan yangmerugikan orang lain, karena menurut partisipan bahwa, Yayasan Nurul Hayatmempunyai motto aman dan profesiaonal. Dengan motto aman dan professional,Yayasan Nurul Hayat berkomitmen untuk bisa membangun kepercayaan terhadapdonatur bahwa dana yang disumbangkan akan sampai kepada yang berhakmenerima. Oleh karena itu, para pencari dananya membuktikan kepada paradonatur dengan cara adanya penggunaan seragam , id card, serta sertifikat majalahYayasan Nurul Hayat.

    Dari hal-hal yang telah dijelaskan diatas tadi, ternyata Yayasan NurulHayat sudah menerapkan prinsip keadilan seperti yang tertuang di PSAK Syariah di

  • 12

    dalam KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan KeuanganSyariah) paragraf 17, karena tidak ada esensi riba (unsur bunga), haram, gharar(unsur ketidak jelasan), dan kezaliman.

    c. Prinsip Kemaslahatan (maslahah)Yayasan Nurul Hayat memegang komitmen otonomi zakat yang berarti

    bahwa Yayasan Nurul Hayat menerapkan metafora amanah yang direalisasikandengan bentuk konkritnya yaitu pada metafora zakat. Metafora amanah yangdimaksud adalah kiasan yang digunakan Yayasan Nurul Hayat untukmengembangakan organisasinya dalam memberikan kesejahteraan kepada ummat.Sedangkan bentuk konkrit yang merupakan metafora zakat, maksudnya adalahkiasan yang digunakan Yayasan Nurul Hayat dalam menerapkan program-programsosialnya.

    Menurut Triyuwono (Muhamad, 2002:83), zakat adalah jembatanpenghubung antara aktivitas manusia yang bersifat duniawi dan ukhrowi . YayasanNurul Hayat yang menerapkan metafora zakat berarti juga telah menerapkanprinsip kemaslahatan karena aktivitas-aktivitas atas metafora zakat yang dilakukantelah membawa kebaikan (thayib), seperti yang tertuang di PSAK Syariah dalamKDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan KeuanganSyariah) paragraf 22 bahwa kemaslahatan merupakan segala bentuk kebaikan danmanfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi.

    d. Prinsip Keseimbangan (tawazun)Dalam KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan

    Keuangan Syariah) paragraf 24 dijelaskan prinsip keseimbangan esensinya meliputi

  • 13

    keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik. Yayasan NurulHayat telah menerapkan prinsip keseimbangan sesuai KDPPLKS paragraf 24.Menurut partisipan, pendapatan yang diterima Yayasan Nurul Hayat akan diberikankepada mereka-mereka yang berhak untuk dibantu. Dalam hal ini, pendapatanYayasan Nurul Hayat yang merupakan sifat dari material dan aspek privat dapatdiimbangi dengan aspek publik dengan cara memberikan bantuan sosial kepadayang berhak menerima dan hal tersebut tentunya melihat dari sisi spiritual juga,karena islam mengajarkan manusia untuk dapat mengerjakan amal shaleh agartidak ada kepincangan antara kehidupan di dunia dan akhirat.

    e. Prinsip Universalisme (syumuliyah)Yayasan Nurul Hayat merupakan organisasi yang menjunjung tinggi

    kepeduliannya terhadap komunitas sosial. Partisipan mengungkap bahwa YayasanNurul Hayat yang bergerak dalam bidang sosial punya maksud untuk bisamembantu banyak orang hingga bermanfaat. Dalam hal ini, Yayasan Nurul Hayatmemiliki jiwa universal yang mampu mendongkrak rasa pedulinya untukmembantu banyak orang tanpa ada rasa perbedaan yang melatarbelakangi, karenasetiap manusia berhak mendapat kesejahteraan. Jadi, Yayasan Nurul Hayat telahmenerapkan prinsip universalisme sesuai dengan yang ada di PSAK Syariah dalamKDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan KeuanganSyariah) paragraf 25 bahwa prinsip universalisme esensinya dapat dilakukan oleh,dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku,agama, ras dan golongan, sesuai degan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lilalamin).

  • 14

    Laporan Keuangan Yayasan Nurul HayatDalam suatu badan usaha yang menerapkan prinsip syariah, laporan

    keuangan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap prinsipsyariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha yang dijalankan. Laporankeuangan tentu harus dipertanggungjawabkan kepada publik maupun kepadaTuhan.

    Akuntansi islam tepat digunakan dalam suatu lembaga yang menerapkanprinsip syariah walaupun itu dari lembaga sosial. Namun akuntansi islam ternyatamasih belum mudah dipahami bagi banyak orang. Yayasan Nurul Hayat merupakanlembaga sosial yang menerapkan prinsip syariah, akan tetapi untuk laporankeuangannya masih belum menerapkan akuntansi islam karena pihak akuntanmasih belum memahaminya, seperti yang dinyatakan oleh partisipan mengenaipengenalan akuntansi islam yang belum dipahami. Seharusnya akuntansi dibuatuntuk memudahkan para pengguna laporan keuangan maupun para pembaca,sekalipun itu orang awam, karena sesungguhnya akuntansi bersifat humanismeyang mampu memfitrahkan manusia, seperti yang diungkap oleh (Triyuwono,2010). Begitu juga dengan akuntansi islam yang harus mampu menyajikan laporankeuangan secara transparan.

    Untuk penyajian laporan keuangan syariah sesuai dengan PSAKSyariah No.101 pun ternyata masih belum banyak dikenal karena aturan itu masihbelum lama ini dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Laporankeuangan di Yayasan Nurul Hayat masih belum menyajikan laporan keuangansesuai dengan PSAK Syariah No.101, karena pihak akuntan masih belum

  • 15

    mengenal PSAK Syariah No.101. Namun akan lebih baik jika Yayasan NurulHayat bisa menerapkan bentuk laporan keuangan syariah yang sesuai denganPSAK No.101, yaitu Neraca, Laporan laba rugi, Laporan arus kas, Laporanekuitas, Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, Laporan sumber danpenggunaan dana kebajikan, dan Catatan atas laporan keuangan.

    Menurut partisipan, Laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat mengacupada PSAK 45 mengenai organisasi nirlaba, namun belum menerapkan semuanya,hanya aturannya saja, sedangkan untuk bentuk laporan keuangannya masih bersifatyang umum digunakan agar mudah dipahami. Dari hal ini diketahui bahwapartisipan masih belum patuh terhadap standar yang dipegangnya, karena hanyamengikuti aturannya saja dengan mengecualikan bentuk laporannya, ini disebabkankarena standar PSAK 45 yang digunakan memang tidak cocok digunakan olehYayasan Nurul Hayat yang menerapkan prinsip syariah yang juga mempunyaiusaha yang menghasilkan profit, walaupun merupakan lembaga yang bergerak dibidang sosial. Sedangkan PSAK 45 itu hanya untuk organisasi nirlaba dan itumerupakan standar untuk yang berbasis konvensional. Akan tetapi, Akuntansi yangditerapkan di Yayasan Nurul Hayat sudah bersifat humanisme. Yayasan NurulHayat telah melaporkan laporan keuangannya secara transparan dan mudahdipahami bagi para pengguna laporan keuangan maupun yang membacanya,sekalipun itu dari orang awam.

    Pertanggungjawaban Yayasan Nurul Hayat kepada publik dalam bentukmajalah Jendela NH, yang mana di dalamnya ada laporan keuangan Yayasan NurulHayat yang dipertanggungjawabkan kepada publik, namun hanya pengeluarannya

  • 16

    saja dari donatur untuk kegiatan sosial dari program Yayasan Nurul Hayat. Laporanpertanggungjawaban tersebut ditujukan untuk semua orang secara umum, terutamauntuk Tuhan sebagai manifestasi ibadah Yayasan Nurul Hayat.

    Laba yang didapat dari kegiatan usaha Yayasan Nurul Hayat akandialokasikan untuk penggunaan gaji karyawan dan operasional kantor. Jadi danadari hasil sosial tidak sedikitpun digunakan untuk kepentingan pribadi YayasanNurul Hayat, karena bukan merupakan haknya. Yayasan Nurul Hayat memilikirasa peduli yang tinggi, sehingga ada program SIGAP (Siaga Dan TanggapBencana), dimana ada kejadian bencana alam makaYayasan Nurul Hayat akanmengalokasikan dana yang dimilikinya untuk ikut berperan membantu, sehinggaada transformasi dari pencapaian laba ke pencapaian zakat. Selain itu, YayasanNurul Hayat memiliki keseimbangan karakter antara karakter egoistic danaltruistic, dimana karakter egoistic tersebut mencerminkan sebagian laba dariusaha yang diperoleh dialokasikan untuk zakat, sedangkan untuk karakteraltruistiknya mencerminkan kepedulian yang tinggi terhadap kesejahteraanmanusia. Hal ini sesuai dengan pernyataan Triyuwono (Muhamad, 2002:84),zakat mengandung perpaduan antara karakter kemanusiaan yang seimbang antarakarakter egoistic dan altruistik/sosial.

    Kinerja Yayasan Nurul Hayat dikatakan sudah bagus, karena menurutpartisipan bahwa orientasi zakat Yayasan Nurul Hayat terus meningkat tiaptahunnya. Kinerja yang bagus dari suatu lembaga yang menerapkan prinsipsyariah tidak lagi memandang orientasi laba adalah fokus untuk mencapai kinerjayang baik, akan tetapi orientasi zakatlah yang lebih menentukan. Semakin

  • 17

    bertambahnya zakat, semakin baik kinerja suatu lembaga. Hal ini juga berartibahwa akuntansi yang diterapkan oleh Yayasan Nurul Hayat bersifatemansipatoris, sebab di dalamnya terkandung zakat yang dapat membebaskanmanusia dari belenggu materi.

    Laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat yang tidak dipublikasikanterdiri dari Neraca, Penjelasan Neraca, Laporan Pendapatan dan Biaya, PenjelasanLaporan Pendapatan dan Biaya. Sedangkan laporan keuangan yang dipublikasikanterdiri dari Shodaqoh Jariyah dan Akuntabilitas. Laporan pendapatan dan biaya diYayasan Nurul Hayat tidak lain seperti Laporan Laba Rugi, hanya merekamembuatnya berbeda untuk lebih dipahami saja.

    Dari semua laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat, secara praktik bisadiartikan bahwa sesungguhnya Yayasan Nurul Hayat secara tidak sadar sudahmenerapkan akuntansi islam karena telah menyajikan laporan keuangan secaratransparan. Namun, Yayasan Nurul Hayat belum menyadari hal tersebut karenamasih belum mengetahui mengenai PSAK Syariah. Dengan kata lain bahwaakuntansi islam yang diterapkan Yayasan Nurul Hayat telah mencerminkan semuakegiatan sosial yang dijalankannya.Pelaporan pengungkapan kegiatan sosial Yayasan Nurul Hayat

    Akuntansi islam bersifat material, mental dan spiritual. Oleh karena itu,akuntansi islam tidak hanya menyajikan laporan keuangan saja tapi jugamengungkapkan kegiatan sosial yang dilakukan oleh suatu lembaga, dansemuanya itu dipertanggungjawabkan kepada sesama umat manusia, lingkungan,dan Tuhan. Yayasan Nurul Hayat memiliki Jendela Nurul Hayat yang merupakan

  • 18

    suplemen Majalah Nurul Hayat dimana fungsinya sebagai sarana memberikaninformasi mengenai akuntabilitas lembaga ini kepada publik atas kegiatan-kegiatan sosial yang dilaksanakannya. Yayasan Nurul Hayat memiliki beberapaprogram sosial, diantaranya Praktek Medis Sosial (PRAKTIS), SantunanKesehatan dan Pengobatan (SAHABAT), Penciptaan Lapangan Kerja Mandiri(PILAR MANDIRI), Majlis Talim Abang Becak (MATA BACA), Tanda CintaUntuk Penghafal Quran (TAFAQUR), Asrama Anak Sholeh (ASAH), AsramaAnak Sholeh Penghafal Al-Quran (ASAHPENA), Sahabat Yatim Cemerlang(SAYANG), Insentif Bulanan Guru Quran (IBUQU).

    Dari sekian banyak program-program yang dilakukan oleh YayasanNurul Hayat, ternyata program-program tersebut bersifat teleologikal, karenasemuanya mempunyai tujuan pasti yaitu Tuhan, sebagai bentuk dari manifestasiibadah dengan memberikan kesejahteraan kepada manusia. Hal ini sesuai denganpernyataan Triyuwono (2010), teleologikal adalah ada tujuan pasti. Tujuan pastiyang dimaksud adalah Tuhan. Jadi bagaimana seharusnya sifat akuntansi tersebutbisa juga membawa kesadaran manusia untuk memberikan suatu kesejahteraan.Untuk program MATA BACA, ASAH, ASAHPENA itu bersifat transendental,karena program-program tersebut mampu mengarahkan pikiran dan perilakumanusia ke yang lebih tinggi yaitu Tuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataanTriyuwono (2010), transendental, dari kata transen yang artinya melampaui batas-batas materi, maksudnya akuntansi syariah mengarahkan pikiran orang, perilakuorang ke yang lebih tinggi yaitu Tuhan. Adapun layanan yang diberikan YayasanNurul Hayat seperti Aqiqoh dan Barbeku (Barang Bekas Berkualitas), dimana

  • 19

    hasil usaha tersebut nantinya akan digunakan untuk sedekah sebagai pendukungprogram sosial dan dakwah Yayasan Nurul Hayat. Jadi, semua kegiatan sosialYayasan Nurul Hayat sudah dilaporkan dengan baik tetap dalam bingkai syariah.1.7 Kesimpulan1. Dalam realitas praktik, entitas sosial juga dapat menerapkan akuntansi islam,

    tidak hanya entitas syariah saja. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas-aktivitas yang dijalankan sesuai dengan nilai-nilai islam.

    2. Transaksi syariah yang dijalankan Yayasan Nurul Hayat telah memenuhiprinsip-prinsip syariah yang terdiri dari persaudaraan, keadilan,kemaslahatan, keseimbangan, dan universalisme.

    3. Laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat dibuat untuk mudah dipahamibanyak orang dan juga disajikan secara transparan, mampu menyeimbangkanantara karakter egoistik dan altruistik/sosial.

    4. Dalam pelaporan pengungkapan kegiatan sosial, Yayasan Nurul Hayatmampu menjunjung tinggi nilai sosial sebagai bentuk manifestasi ibadahkepada Tuhan dari kegiatan-kegiatan sosial yang telah dilaksanakannya.

    5. Akuntansi islam yang diterapkan Yayasan Nurul Hayat telah mencerminkansemua kegiatan sosial yang dijalankannya, walaupun hal itu dilakukan secaratidak sadar oleh pihak Yayasan Nurul Hayat.

    1.8 Saran1. Bagi partisipan atau pihak akuntan Yayasan Nurul Hayat, bisa menerapkan

    akuntansi islam yang mengacu pada PSAK Syariah dan bisa mengikutiperkembangan-perkembangan yang terjadi dalam akuntansi.

  • 20

    2. Bagi peneliti selanjutnya, bahwa ada banyak kekurangan yang dialami olehpeneliti. Maka diharapkan peneliti selanjutnya dapat mempelajari danmemahami karakteristik komunitas yang akan diteliti.

    3. Memperbanyak subyek penelitian agar mendapat banyak referensi.4. Bagi lembaga akademik, dapat turut serta memberikan penyuluhan mengenai

    akuntansi islam agar dapat dipahami dan diterapkan dengan benar oleh orang-orang yang berkepentingan.

  • DAFTAR RUJUKAN

    Ariyani. 2010. Wawancara personal di Yayasan Nurul Hayat. Surabaya, 21Desember 2010.

    http://www.nurulhayat.org, diakses 2 Oktober 2010.Ikatan Akuntansi Indonesia. Per 1 Juli 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Revisi

    2008. Jakarta : Salemba Empat.Iwan Triyuwono. 1997. Akuntansi Syariah dan Koperasi Mencari Bentuk dalam

    Metafora Amanah. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 1. No.1: 1-46.. 1997a. Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai Keadilan dalam FormatMetafora Amanah, Kertas Kerja, Disampaikan dalam Kuliah Umum diFakultas Syariah IAIN Walisongo Surakarta.. Wawancara personal di Universitas Barawijaya. Malang, 1 Oktober2010.

    Majalah Nurul Hayat. Edisi 83. Desember 2010. Penerbit Yayasan Nurul Hayat.M. Slamet. 2001. Enterprise Theory dalam Konstruksi Akuntansi Syariah (Studi

    Teoritis pada Konsep Akuntansi Syariah). Skripsi. Malang: FakultasEkonomi Universitas Brawijaya.

    Muhamad. 2002. Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah: Perspektif AkuntansiSosial dan Pertanggungjawaban. Iqtisad Journal of Islamic Economics,Vol. 3, No. 1. pp 67-87.

    Ross Haniffa. 2002. Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective.Indonesian Management and Accounting Research. Vol 1 No 2. pp 128-146.

    Sofyan Syafri Harahap. 1997. Akuntansi Islam, Jakarta: Penerbit Bhumi Aksara.. 2001. Menuju Perumusan Akuntansi Islam. Jakarta: Penerbit PustakaQuantum.

    Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

    cover & hal pengesahan rangkuman skripsi.pdfrangkuman skripsi.pdfdaftar rujukan rangkuman skripsi.pdf