RELASI BISNIS, AKUNTANSI DAN ISU-ISU SOSIAL DAN.ppt
Transcript of RELASI BISNIS, AKUNTANSI DAN ISU-ISU SOSIAL DAN.ppt
Kelas Sore
Emanuella Noventi 12.60.0150Dian Putri 12.60.0171Nadya Rachmawati 12.60.0250Indah Pratiwi 12.60.0259
RELASI BISNIS, AKUNTANSI DAN ISU-ISU SOSIAL DAN
LINGKUNGAN
CHAPTER 1BISNIS DAN LINGKUNGAN:
TANTANGAN BAGI AKUNTANSI DAN
KEUANGAN
PENDAHULUAN
Abad ke-20 merupakan masa perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Faktor-faktor perubahan ini yang menjadi perhatian di dalam buku ini.
Sampai sejauh mana populasi di dunia terus menikmati kehidupan yang mewah dan terus meningkat sementara ekosistemnya runtuh dan banyak terjadi kemiskinan di dunia?
Tidak perlu diperdebatkan lagi untuk mengakui bahwa telah terjadi krisis lingkungan di dunia ini. Hal yang masih diperdebatkan adalah sejauh mana tingkat krisis, penyebab krisis, solusi yang dibutuhkan dan yang paling relevan adalah ini ada hubungannya dengan akuntansi dan akuntan.
Akuntan memiliki peran yang besar dalam setiap upaya untuk memperbaiki krisis lingkungan ini. Ada dua alasan: pertama, bisnis dan akuntansi terakit satu sama lain. Kedua, asumsi dari praktek dasar akuntansi adalah mengenai profit, cost, keberhasilan, dan kegagalan yang merupakan penyebab krisis lingkungan.
LANJUTAN . . .
AKUNTAN, AKUNTANSI, DAN LINGKUNGAN
Tanpa “green accounting”, banyak krisis lingkungan yang tidak akan terselesaikan. Dalam buku ini dilakukan pendekatan yang memperlakukan akuntan sebagai anggota dari manajemen organisasi. Pendekatan ini
dilakukan agar memberikan pengenalan yang lebih luas tentang bisnis dan implikasinya terhadap lingkungan.
• Terdapat 5 tahap peran akuntan dalam membantu organisasi untuk menjadi lebih peka terhadap lingkungan:– Sistem akuntansi yang ada dapat dimodifikasi sedikit untuk
mengidentifikasi daerah-daerah lingkungan terkait pengeluaran secara terpisah.
– Elemen-elemen lingkungan yang bersifat negatif perlu diidentifikasi dan jika memungkinkan perlu diperbaiki.
– Sistem akuntansi lebih berwawasan ke masa depan dan dalam konteks sekarang, untuk lebih menyadari potensi masalah yang dapat timbul dari lingkungan yang berubah dengan cepat.
– Fungsi pelaporan eksternal yang berubah.– Akuntansi dan sistem informasi baru perlu dikembangkan.
LANJUTAN . . .
Akuntan perlu mengenal tanggung jawab dimana akuntansi bertahan untuk krisis
lingkungan , mengenali keterampilan dan sikap dimana akuntan mencari cara kreatif
untuk mengurangi tanggung jawab dan membantu organisasi mengembangkan sensitivitas lingkungan yang lebih besar.
LANJUTAN . . .
ACCOUNTANT AND ENVIRONMENTAL ATTITUDES
• Akuntan tidak terlibat secara luas dalam perubahan agenda lingkungan . Akuntan sering berinovasi dan memiliki lampiran yang kuat kepada aktivitas akuntansi konvensional.
• Akuntan tidak melibatkan diri mereka untuk berinisiatif kontribusi terhadap lingkungan.
• Akuntansi lingkungan masih termasuk konsep baru dan masih belum banyak perusahaan yang memakai.
Menurut para periset, akuntan tidak termasuk sumber utama inovasi. Akuntan melihat diri mereka sebagai inovasi yang berpotensi. maka inovasi mereka dibatasi sesuai dengan sistem informasi keuangan .
Chapter 2Bisnis dan Lingkungan
Agenda , Sikap dan Tindakan
Pendahuluan Menjelaskan secara singkat
mengenai unsur-unsur perdebatan lingkungan
Menguraikan posisi secara individu dan organisasi untuk mengambil agenda lingkungan.
Akuntan dan manajemen harus bisa mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Agenda yang Berkembang
The Envolving Agends Beberapa isu-isu yang merubah kerangka
institusional, antara lain :
Kontaminasi Tanah Pajak Sumber Daya
Penghematan Energi Pajak Energi
Audit Lingkungan Organisasi Lingkungan
Lanjutan . . . Isu-isu lingkungan yang berkembang begitu cepat pada
tabel diatas menjelaskan beberapa daerah yang mengalami perubahan. Maka dari itu yang harus dipahami adalah bahwa setiap perubahan ini akan menghasilkan tekanan untuk perubahan tidak langsung (misalnya, melalui perubahan dalam layanan atau ketersediaan bahan) atau perubahan langsung (misalnya, melalui undang-undang).
Pada waktunya akan meningkatkan permintaan untuk perubahan dalam akuntansi dan sistem informasi terkait. Semua area fungsional akuntansi dan manajemen akan terpengaruh. Pemantauan agenda dan semua perkembangan adalah elemen penting yang mendidik pandangan seseorang pada krisis ekologi karena mempengaruhi bisnis dan akuntansi.
Monitoring the agendaSetidaknya setiap perusahaan harus memonitor:Hukum nasional yang akan datangHukum nasional yang ada dan implementasi jadwal pelaksanaannyaPerjanjian internasional yang ada dan yang akan datangAgen agen aktivitas dari polusi air, tanah, udara, dan suara, perubahan metode dan tingkat dari pelaksanaan, perubahan dari denda dan meningkatnya keketatan izin.Pandangan dan perhatian dari pemegang sahamPerjanjian industriPerubahan cara berpikir tentang isu lingkungan, opini publik, sikap, dan tindakan pada tekanan kelompokPosisi etis bagi dirinya sendiri, pegawai, kolega, dan organisasi berhadapan dengan isu lingkunganPerubahan pengetahuanPerubahan kesempatan untuk membiayai dan perkembangan organisasi
Lanjutan . . .
Agenda bisnis dan lingkungan sejauh ini berkembang sangat bergantung pada inisiatif sukarela. Selain
lembaga internasional (seperti WBCSD dan ICC) setiap negara memiliki badan-badan sukarela sendiri.
Organisasi-organisasi ini secara efektif membantu agenda lingkungan. Tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa tindakan sukarela saja akan cukup untuk menangani krisis lingkungan.
Kemungkinan bahwa inisiatif sukarela tidak dapat membuat dampak yang diperlukan ketika ada
bentrokan antara kepentingan bisnis jangka pendek dan perlindungan lingkungan.
Publik, media dan politisi Setiap organisasi akan peduli dengan
isu-isu lingkungan yang dibangun, dirasakan, dan ditafsirkan oleh publik, media, dan politisi.
Opini publik, media, dan politik mempengaruhi praktek bisnis, sikap konsumen dan kekhawatiran karyawan mengarah pada operasi organisasi. Pendapat tersebut akan berdampak langsung pada organisasi.
Lanjutan . . .Opini publik tentang nauk turunnya sangat bervariasi di berbagi negara yang mana menyemarkan luasnya perhatian perkembangan isu lingkungan. Media mempengaruhi persepsi publik terhadap agenda lingkungan dengan mengarah pada kerterkaitan organisasi publik, komunitas lokal , konsumen dan karyawan
Dua isu krusial yang di pertanyakan1. Seberapa bisa diandalkan data
environmental dan data ekstrapolasi? apakah kecemasan tentang krisis dibenarkan?
2. Sampai sejauh mana ada konflik antara penghargaan dan perlindungan lingkungan dan bahan yang lebih langsung kesejahteraan individu, masyarakat, dan perusahaan?
Lanjutan . . . Kedua masalah tersebut sangatlah kompleks. Masalah yang pertama
adalah kita tida bisa secara signifikan mengandalkan hal tersebut, cukup untuk mengatakan bahwa krisis enviromental terjadi karena konsekuensi dari beberapa data tertentu yang kehilangan titik penting bahwa lingkungan dan hubungan kita dengan itu merupakan hal yang paling dasar dari pertimbangan etis dan kita sebagaimana masyarakat diatur, menghargai setiap kehidupan alam lain untuk pemanfaatan sumberdaya lanjutan sebagai perkembangan ekonomi.
Pengalaman menunjukkan bahwa setiap individu harus mengambil keputusan sendiri setelah pemeriksaan yang cermat dan adil dari data yang tersedia. Pengalaman menunjukkan bahwa siapa pun menghabiskan waktu mempertimbangkan isu-isu menyimpulkan bahwa kemungkinan krisis terlalu nyata untuk diabaikan
Lanjutan . . .
Secara umumnya, respon bisnis pada lingkungan sebelum tahun 1990 merupakan ad
hoc, sebagian besar ditentukan oleh wujud peraturan dan walaupun mereka sangat bervariasi antara perusahaan dan antara
negara-negara, masalah-masalah jarang dilihat oleh organisasi mereka sebagai pusat kegiatan
inti. Pertumbuhan di dalam arti penting diberikan kepada isu lingkungan yang akhir-akhir ini memang sudah sangat signifikan
Postur Bisnis dan Lingkungan
Tanggapan Bisnis
Penghijauan sebagai 'iseng lewat'
Isu-isu lingkungan yang signifikan, namun tidak kritis
Lingkungan alam yang dalam krisis
Tidak melakukan apa-apa
OK Memungkinkan terjadinya kehilangan bisnis, mengejar biaya, permasalahan hukum
KRISIS (tidak ada lingkungan alam)
Mengikuti hukum dan opini publik
Biaya dan Keuntungan
OK KRISIS (memungkinkan ditunda, tidak ada lingkungan alam)
Bertujuan untuk bisnis yang berkelanjutan
KRISIS (memungkinkan keluar dari bisnis)
Biaya dan Keuntungan
OK
TANGGAPAN BISNIS, KEUNTUNGAN ATAU BIAYA Bagi kebanyakan organisasi, isu-isu lingkungan masih tetap menjadi
masalah menilai biaya dan manfaat bagi bisnis tindakan dan bertindak. Ada kemungkinan untuk menyamakan kegiatan ramah lingkungan tertentu dengan penghematan biaya dan peluang yang menguntungkan. memang, banyak organisasi telah menuai manfaat tersebut.
Namun, ada potensi untuk menambah pertentangan antara lingkungan dan keuntungan ,banyak pemimpin bisnis di seluruh dunia telah datang untuk menyadari hal ini. Hal yang paling sederhana adalah kita dapat mendapatkan manfaat dari energi dan pengelolaan limbah. Untuk sebuah organisasi dengan masalah arus kas opsi mungkin sulit untuk melakukan karena membutuhkan berbagai macam biaya seperti biaya legislasi pertemuan, membersihkan biaya, biaya asuransi, dll .Oleh karena itu ada probabilitas bahwa keuntungan finansial yang lebih besar dapat berubah menjadi kerugian yang parah.
Lanjutan . . .
Beberapa bukti menyebutkan bahwa sebagian besar organisasi secara umum belum memperhatikan masalah lingkungan cukup
serius. Namun ada juga beberapa negara yang mulai memperhatikan masalah lingkungan, beberapa diantaranya adalah Jerman yang memperhatikan masalah lingkungan, Denmark dan Swedia yang memiliki peraturan pelaporan lingkungan sementara Inggris dan Kanada yang telah berkembang dengan baik dengan kesadaran
warganya tentang lingkungan, dan Jepang yang terkenal dengan manajemen energi. Kesimpulannya adalah bahwa hanya sebagian
kecil dari perusahaan di dunia yang menerapkan operasi strategi seni lingkungan dan manajemen lingkungan yang baik, namun ada juga
beberapa perusahaan yang memulai pembangunan manajemen lingkungan yang berkelanjutan
DEKONSTRUKSI CSR D
AN
REFORMASI P
ARADIGM
A
BISNIS
& A
KUNTANSI
DEKONSTRUKSI CSR DAN REFORMASI PARADIGMA BISNIS & AKUNTANSI: SUATU TINJAUAN
• Sejak disahkannya CSR (corporate social responbility) sebagai kewajiban perseroan, banyak kalangan pelaku usaha yang menolak.
Alasannya :
1. Praktik CSR di dunia nyata biasanya bersifat sukarela
2. Membebani perseroan dan mengurangi laba perseroan untuk pemilik atau pemegang saham
3. Mengganggu iklim investasi Tanah Air dan menyebabkan investor asing hengkang ke negara lain.
SALAH KAPRAH DAN DEKONSTRUKSI CSR
1. Pelaku bisnis memandang CSR sebagai beban, bukan sebagai suatu investasi strategis yang nantinya akan mendatangkan keuntungan.
2. CSR tampak konservatif, kerdil, dan berpotensi meningkatkan beban masyarakat dan konflik kepentingan.
REFORMASI PARADIGMA BISNIS
1. Teori Stakeholder
Kesuksesan dan hisup matinya suatu perusahaan tergantung pada kemampuannya menyeimbangkan beragam kepentingan dari pada stakeholder.
2. A) Teori Legitimasi
Perusahaan dan komunitas sekitarnya memiliki relasi sosial yang erat karena keduanya terikat dalam suatu kontrak sosial.
B) Teori Kontrak Sosial
keberadaan perusahaan dalam suatu area karena didukung secara politis dan dijamin oleh regulasi pemerintah secara parlemen yang juga merupakan representasi dari masyarakat.
3. Teori Sustainabilitas Korporasi
Agar bisa hisup dan tumbuh secra berkelanjutan korporasi harus mengintregasikan tujuan bisnis dengan tujuan sosial dan ekologi secra utuh.
LANJUTAN . . .
4. Teori Political Economy
Domain ekonomi tidak dapat diisolasikan dari lingkungan dimana transaksi-transaksi ekonomi dilakukan.
5. Teori Keadilan
Dalam kapitalis pasar bebas laba / rugi sangat tergantung pada the unequal rewards and privileges yang terdapat dalam laba dan kompensasi.
CSR sebagai kebutuhan hakiki dirasakan mendesak
karena :
1) Tindakan tersebut justru bakal mendatangkan berkah berlimpah bagi perusahaan.
2) Dunia bisnis sedang dan akan terus menghadapi tekanan eksternal agar peduli CSR.
KEUNTUNGAN INVESTASI CSR
1. Sebagai investasi sosial yang menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan dalam jangka panjang.
2. Memperkokoh profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan.
3. Meningkatnya akuntabilitas dan apresiasi posotif dari komunitas investor, kreditor, pemasok dan konsuemen.
4. Meningkatnya komitmen etos kerja, efisiensi dan produktivitas karyawan.
5. Meningkatkan citra dan reputasi perusahaan.
6. Menurunnya kerentanan gejolak sosial dan resistensi dari komunitas sekitarnya karena diperhatikan serta dihargai perusahaan.
7. Meningkatnya reputasi, goodwill, dan nilai perusahaan dalam jangka panjang
Menurut Studi Ariani (2008) CSR berpengaruh positif secara signifikan terhadap profitibilitas, laba operasi, dan abnormal return perusahaan. Monica (2010) CSR meningkatkan nilai tambah ekonomi dan nilai tambah pasar .
REFORMASI PARADIGMA AKUNTANSI
1. Akuntansi keuangan hanya berfokus pada kebutuhan informasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan alokasi sumber daya ekonomi.
2. Pertimbangan utama dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan adalah materialitas informasi yang disajikan.
3. Pelaporan akuntansi cenderung memperlakukan pengorbanan sumber daya yang tidak jelas manfaat ekonominya di masa datang sebagai beban periodik.
4. Akuntansi masih mengadopsi asumsi etintas yang mengharuskan perusahaan diperlakukan sebagai suatu entitas yang berbeda dari para stakeholdernya.
5. Proses akuntansi hanya terfokus pada item-item yang dapat dikendalikan perusahaan.
AKUNTANSI CSR
• Ada dua dimensi utama dalam akuntansi CSR :
1. Melaporkan dan mengungkapkan costs dan benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan yang secara langsung berdampak pada profitabilitas laba.
2. Melaporkan costs dan benefit dari aktivitas ekonomi perusahaan yang berdampak langsung terhadap individu, masyarakat dan lingkungan
TUJUAN AKUNTANSI CSR
1. Mengidentifikasi, mengukur, mencatat dan melaporkan semua informasi terkait dampak dan costs dari aktivitas bisnis yang secara langsung serta tidak langsung berdampak terhadap profitabilitas perusahaa dan kualitas sosial serta lingkungan.
2. Mengestimasi, mencatat dan melaprkan dampak, costs serta benefit suatu proyek baik yang terukur maupun tidak terukur terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Mengidentifikasi, mencatat, mengungkapkan informasi terkait pengorbanan sumber-sumber ekonomi entitas untuk program-program CSR dalam jangka panjang.
LAPORAN KEUANGAN RAMAH CSR
Cara penyajian informasi CSR dalam Laporan Keuangan Ramah CSR :
1. Untuk pengorbanan sumber-sumber ekonomi bagi aktivitas CSR yang memiliki manfaat ekonomis di masa depan, perlakuan akuntansinya adalah sebagai pengeluaran investasi dan diamortisasi ke periode-periode selanjutnya.
2. Untuk pengorbanan seumber-sumber ekonomi bagi aktivitas CSR yang tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan, perlakuan akuntansinya adalah sebagai beban periodik dan langsung dilaporkan dalam laporan laba rugi pada kelompok biaya operasi.
Green EconomyMenghijaukan Ekonomi, Bisnis & Akuntansi
Artikel 11 : Menghijaukan Perusahaan
Menghijaukan perusahaan (greening the corporation merupakan upaya yang dilakukan perusahaan hijau (green corporation). Perusahaan hijau adalah perusahaan yang visi, misi , tujuan dan arah strategisnya, serta dalam struktur manajemen proses bisnisnya senantiasa mengintergrasikan serta mensinergiskan kepentingan ekonominya dengan kepentingan masyarakat dan lingkungan, serta adil dengan generasi-generasinya selanjutnya.
Perusahaan juga perlu mengembangkan struktur manajemen baru yang bertanggung jawab mengembangkan, menginternalisasikan, dan mengimplementasikan nilai-nilai, prinsip-prinsip dan praktik-praktik bisnis yang ramah lingkungan serta melakukan monitoring dan pengendaliannya. Fungsi manajemen perusahaan, seperti fungsi keuangan dan akuntansi, sumber daya manusia, prokusi, operasi, pemasaran,, teknologi informasi dan lainnya juga perlu dihijaukan.
Greening the corporate
management process
Greening the corporate vision, mission, goal and
objective
Greening the corporate
management structure and
function
Greening the corporate
accountability and
transparance
Greening the
Corporation
Strategi Menghijaukan Perusahaan
Pertama, mengembangkan sistem manajemen dan sistem audit manajemen hijau untuk memberikan arahan strategis serta operasional dalam pengelolaan bisnis hijau dan memastikan
kewajaran dan efektivitas pelaksanaannya
Kedua, mengembangkan program-program dan agenda-agenda aksiuntuk mewujudkan korporasi hijau
Ketiga, mengalokasikan sumber daya ekonomi untuk mendukung gerakan penghijauan perusahaan menjadi korporasi hijau. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah berinvestasi pada teknologi
dan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan
Keempat, melakukan edukasi dan latihan pengembangan untuk semua level manajemen serta karyawan tentang arti penting dan operasionalisasi penghijauan perusahaan
Kelima, melakukan monitor, pengauditan, dan pelaporan terhadap pelaksanaan penghijauan perusahaan dan melakukan umpan baliknya
Keenam, mengembangkan budaya organisasi untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan penghijauan perusahaan
Ketujuh, melakukan analisis dan penilaian dampak sosial lingkungan dan semua aktivitas bisnis perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan, serta mengembangkan program-program
penghijauan bisnis yang dapat meminimalisir dampak negatif dari keberadaan perusahaan pada masyarakat dan lingkungan
Green Economi
Green Business
Green Reporting
Green Corporation
Green Accounting
Green Finance
Green Management
Artikel 12 :Berkah Korporasi Hijau
Konsekuensi dari munculnya gerakan ekonomi hijau adalah timbul gerakan global untuk mendorong tata kelola bisnis yang ramah lingkungan karena selama ini perilaku bisnis dinilai mengeksploitasi alam semesta dan menyengasarakan masyarakat
Pilar DasarKorporasi Hijau
Perusahaan Empat Pilar
Berkah Korporasi Hijau
1. Meningkatkan efisiensi dan menjamin pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan
2. Meningkatkan harmonisasi antara perusahaan dan para pemangku kepentingan serta memberikan manfaat ekonomi kepala perusahaan.
3. Perusahaan dan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang hijau, nyaman, dan kondusif.
4. Reputasi dan citra perusahaan meningkat sehingga berimplikasi pada apreasi dan pengakuan masyarakat luas.
Artikel 13 :Urgensi Green Building
Seiring dengan kian memanasnya dan kian meluasnya kerusakan lingkungan, sosial, dan ekonomi, para pelaku ekonomi bisnis mulai dituding banyak kalangan sebagai
biang penyebabnya.singkatnya, para pelaku industri bangunan dituntut harus
menyelaraskan upaya-upaya untuk pencapaian tujuan ekonomi atau bisnisnya (profit) dengan upaya-upaya untuk
memelihara kelestarian lingkungan (planet) dan keberlanjutan kesejahteraan sosial masyarakat (people).
Investasi Strategis
Pengorbanan itu tidak hanya ditanggung oleh para pelaku industri bangunan. Namun
pengorbanan itu harus dipahami sebagai investi strategi jangka panjang untuk menciptakan
kelestrian bumi.dengan adanya kehidupan yang lebih baik
tersebut, pelaku industri bangunan tentu akan menikmati pertumbuhan bisnis dan laba yang
berkelanjutan (sustainable profit).
Artikel 14 :Menghijaukan Keuangan
Salah satu intrumen dalam tata kelol a korporasi harus dihijaukan terlebih dahuli adalah fungsi dan sistem keuangan. Penghijauan terhadap
struktur dan proses keuangan korporasi sangat vital dan strategis, karena sistem keuangan
berkaitan erat dengan dengan bagaimanamenentukan nilai suatu objek
keuangan.
R. Gray & J. Bebbington. 2001. Accounting for the Environment. Second edition. Sage publication. (GB)
Andreas Lako. 2011. Dekontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Penerbit Erlangga. (AL1)
Andreas Lako. 2015. Green Economy : Menghijaukan Ekonomi, Bisnis & Akuntansi. Penerbit Erlangga. (AL2)
REFE
REN
SI