PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL …
Transcript of PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL …
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIALPERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Studi Kasus pada PT. Vale Indonesia Tbk.)
SKRIPSI
Oleh
REGITHA CAHYANI HALIK
NIM 105730491814
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR2020
i
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIALTERHADAP KINERJA KEUANGAN(Studi Kasus pada PT. Vale Indonesia Tbk.)
SKRIPSI
Oleh
REGITHA CAHYANI HALIK
NIM 105730491814
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR2020
ii
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SOSIALTERHADAP KINERJA KEUANGAN(Studi Kasus pada PT. Vale Indonesia Tbk.)
SKRIPSI
OlehREGITHA CAHYANI HALIK
NIM 105730491814
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR2020
iii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur ku persembahkan pada ALLAH yang maha kuasa, berkat
dan rahmat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang
diberikan-Nya sehingga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi saya
pada orang-orang tersayang.
Kedua orang tua saya, bapak Halik dan Ibunda Martha Yahya Tercinta
yang tak pernah lelah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang, serta
memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini.
Terimakasih kepada pembimbing saya tercinta yang sudah membimbing
saya dalam penulisan skripsi ini. Terma kasih juga kepada saudari dan sahabat
saya yang selalu memberi semangat dan dukungan serta canda tawa, susah
senang dirasakan bersama dan sahabat yang lain yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu. Terima kasih buat kalian semua.
MOTTO HIDUP
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada ALLAH hendaknya kamu berharap”.
Berjalan dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan,
bersabar dalam menghadapi cobaan.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada PT Vale
Indonesia Tbk)”
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Halik dan ibu Martha Yahya yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penuilis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
viii
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE,M.Si.Ak.CA, selaku Ketua Progam Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Moch Aris Pasigai, SE.,MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Linda A. Razak, SE.,M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2014 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Teman-teman mahasiswa Kelas AK7 Angkatan 2014 terutama sahabat akrab
yang selalu memberi motivasi juga penghilang stres dalam aktivitas studi
penulis.
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
ix
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almameter Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 22 Januari 2020
Ragitha Cahyani Halik
x
ABSTRAK
REGITHA CAHYANI HALIK, Tahun 2014. Analisis Penerapan AkuntansiPertanggungjawaban Sosial Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada PTVale Indonesia Tbk.), Skripsi Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I MohAris Pasigai dan Pembimbing II Linda A. Razak.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tanggung jawab sosialperusahaan terhadap kinerja keuangan PT. Vale Indonesia Tbk. Objek dalamPenelitian ini adalah perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk. Jenis Penelitian yangdigunakan adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur dengan ROA dan ROE sebagaidependen, dan penerapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur denganCSRI sebagai independen. Data yang digunakan yaitu Sustainability Reportingdan Laporan Keuangan tahun 2011 sampai 2018 PT. Vale Indonesia Tbk. yangdidapatkan dari laporan tahunan perusahaan. Sedangkan teknik analisis datayang digunakan dalam penelitian adalah uji asumsi data dan penguji hipotesisyang menggunakan analisis regresi sederhana, uji statistik t, dan uji koefisiendeterminasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pertanggungjawabansosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuanganperusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity(ROE).
Kata Kunci : Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan, ROA, ROE
xi
ABSTRAC
REGITHA CAHYANI HALIK, 2014. Analysis of the Implementation ofSocial Responsibility Accounting for Financial Performance (Case Study at PTVale Indonesia Tbk.), Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics andBusiness, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Supervisor I Moch ArisPasigai and Supervisor II Linda A. Razak.
This study aims to examine the effect of corporate social responsibilityon the financial performance of PT. Vale Indonesia Tbk. The object of thisresearch is the company PT. Vale Indonesia Tbk. This type of research is a casestudy research with a quantitative descriptive approach. In this study financialperformance is measured by ROA and ROE as dependent, and the application ofcorporate social responsibility is measured by CSRI as independent. The dataused are Sustainability Reporting and Financial Reports from 2011 to 2018 PT.Vale Indonesia Tbk. obtained from the company's annual report. While the dataanalysis technique used in the study is the data assumption test and hypothesistest which uses simple regression analysis, t-test statistics, and the coefficient ofdetermination test.
The results showed that the application of corporate social responsibility)did not significantly influence the company's financial performance as measuredby Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE).
Keyword : Corporate Social Responbility, ROA, ROE
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN........................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian............................................................................... 8
II. LANDASAN TEORI................................................................................ 9
A. Ground Theory..................................................................................... 9
1. Teori Legitimasi ............................................................................... 9
2. Teori Stakeholder ............................................................................ 9
B. Landasan Teori.................................................................................... 10
xiii
1. Laporan Keuangan .......................................................................... 10
a. Pengertian Laporan Keuangan.................................................... 10
b. Tujuan Laporan Keuangan.......................................................... 11
c. Sifat Laporan Keuangan.............................................................. 12
d. Jenis-Jenis Laporan Keuangan................................................... 12
2. Corporate Social Responsibility ....................................................... 14
a. Pengertian Corporate Social Responsibility................................. 14
b. Manfaat Corporate Social Responsibility ..................................... 14
c. Konsep Tripple Bottom ................................................................ 17
d. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility ........................... 18
e. Pengungkapan Corporate Social Responsibility .......................... 19
f. Penerapan Corporate Social Responsibility di Indonesia ............. 21
3. Kinerja Keuangan ............................................................................ 22
a. Pengertian Kinerja Keuangan...................................................... 22
b. Analisis Rasio Keuangan ............................................................ 23
c. Rasio Profatibilitas....................................................................... 24
4. Hubungan Pengungkapan CSR Terhadap Kinerja Keuangan.......... 26
C. Penelitian Terdahulu............................................................................ 28
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 32
E. Hipotesis.............................................................................................. 34
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 36
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 36
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran.................................... 37
D. Objek Penelitian .................................................................................. 38
xiv
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 39
F. Teknik Analisis ..................................................................................... 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 48
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...................................................... 48
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)......................................................... 53
C. Analisis Data dan Interpretasi (Pembahasan) ...................................... 65
V. PENUTUP ................................................................................................ 69
A. Kesimpulan.......................................................................................... 69
B. Saran................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 71
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 73
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Matriks Operasionalisasi Variabel 27
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu 28
Tabel 4.1 Coorporate Social Responsibility PT. Vale Indonesia Tbk. 53
Tabel 4.2 Pengungkapan CSR 54
Tabel 4.3 Laporan Keuangan PT Vale Indonesia Tbk. 55
Tabel 4.4 Kinerja Keuangan ROA dan ROE 55
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ROA 56
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif ROE 56
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Uji Normalitas ROA
Uji Normalitas ROE
58
58
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolienaritas ROA 59
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolienaritas ROE 59
Tabel 4.11 Tabel Persamaan Regresi ROA 61
Tabel 4.12 Tabel Persamaan Regresi ROE 61
Tabel 4.13 Uji statistik t (Parsial) ROA 63
Tabel 4.14 Uji statistik t (Parsial) ROE 63
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) ROA 64
Tabel 4.16 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) ROE 64
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir 33
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Vale Indonesia Tbk 52
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas (ROA) 60
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas (ROE) 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Indeks CSR Berdasarkan GRI 74
Lampiran 2 Laporan Keberlanjutan PT. Vale Indonesia Tbk. 82
Lampiran 3 Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk. 83
Lampiran 4 Biografi Penulis 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input)
dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk
menghasilkan barang dan jasa (output) kepada pelanggan. Tujuan utama
perusahaan adalah mencari laba yang semaksimal mungkin. Mencapai tujuan
tersebut manajemen harus dapat mengelola peusahaan secara efektif dan
efisien demi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan memiliki fungsi
yang begitu besar bagi masyarakat sehingga memudahkan perusahaan untuk
menjalankan aktivitasnya.
Misi perusahaan agar dapat menghasilkan laba yang sebesar-
besarnya membuat perusahaan mencari peluang guna mencapai tujuan
tersebut dengan bebagai cara sehingga akhirnya dapat berdampak negatif
bagi lngkungannya. Dampak negatif tersebut antara lain polusi udara,
keracunan, ekploitasi sumber daya alam, kebisingan yang dihasilkan oleh
mesin produksi dan lain-lain. Dampak negatif tersebut jika tidak dikontrol
maka akan merugikan masyarakat dan lingkungannya. Dampak ini disebut
social cost. Sebagai bukti nyata ada beberapa kasus yang terkait dengan
ketidakpuasan publik atas aktivitas perusahaan di Indonesia, seperti yang
dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo Jawa Timur, Newmont
Minahasa Raya di Buyat Sulawesi dan PT. Freeport di Irian Jaya.
Namun tidak semua perusahaan berdampak negatif seperti yang
disebutkan diatas, yaitu hanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
2
besarnya. Akan tetapi banyak perusahaan yang memberikan layanan yang
memuaskan masyarakat sekitarnya untuk dapat melangsungkan aktivitas
perusahaan, sehingga membuat masyarakat lebih memperhatikan lingkungan
sekitarnya. Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P” yaitu
keuntungan (profit), masyarakat (peple), dan lingkungan (planet).
Profit atau keuntungan menjadi tujuan utama dan terpenting dalam
setiap kegiatan usaha. Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan
memperbaiki manajemen kerja mulai penyerdehanaan proses, mengurangi
aktivitas yang tidak efisien, menghemat waktu proses dan pelayanan. People
atau masyarakat merupakan stakeholder yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dukunga masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan,
kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka dari itu
perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat. Perusahaan perlu untuk melakukan
kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat. Planet atau
lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam
kehidupan manusia. Karena semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia
sebagai makhluk hidup selalu berkaitan dengan lingkungan misalnya air yang
diminum, udara yang dihirup, dan seluruh peralatan yang digunakan
semuanya berasal dari lingkungan. Lingkungan juga merupakan suatu aspek
yang harus diperhatikan dengan seksama. Bagaimana suatu perusahaan
dapat hidup berkelanjutan jika perusahaan juga ikut melestarikan lingkungan
yang berada di sekitar perusahaan.
3
Kebanyakan orang beranggapan bahwa perusahaan industri dapat
memberikan banyak dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka
beranggapan bahwa perusahaan tersebut dapat mensejahterakan mereka
mulai dari membuka lapangan pekerjaan, memproduksi barang, memberikan
kontribusi bagi pajak Negara sebagai salah satu wujud menambah
penghasilan Negara, serta menyediakan anggaran untuk sumbangan apabila
masyarakat membutuhkan. Selain itu perusahaan dapat memberikan dampak
yang baik untuk mensejahterakan masyarakat sekitarnya.
Penelitian dari Anita Ludia Vivian Wauran (2016) mengenai
pentingnya sistem akuntansi terhadap pertanggungjawaban sosial pada suatu
perusahaan menyimpulkan bahwa akuntansi sosial masih menjadi pro dan
kontra di dunia akuntansi sampai saat ini mengingat masih terdapat pro dan
kontra tentang sejauh mana perusahaan harus bertanggung jawab kepada
lingkungan sosialnya. Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan alat
yang sangat berguna bagi perusahaan dalam mengungkapkan aktivitas
sosialnya di dalam laporan keuangan karena akan membantu pemakai
laporan keuangan untuk menganalisis sejauh mana perhatian dan tanggung
jawab sosial perusahaan dalam menjalankan bisnis.
Bagaimana dengan Indonesia, sebagai Negara berkembang dengan
tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tidak kecil, Indonesia
membutuhkan peran yang besar dari kalangan swasta untuk menyelesaikan
masalah sosial. Hal ini terjadi karena peran Negara masih sangat minimal
dalam menyelesaikan masalah sosial sehingga CSR merupakan salah satu
jawaban atas solusi permasalahan sosial yang dihadapi oleh Indonesia.
4
Aktivitas CSR berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini karena diduga aktivitas CSR dapat menjadi elemen yang
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada
manajemen resiko dan memelihara keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan. Penelitian dari Mailani Hamdani (2014) menjelaskan bahwa
pengungkapan CSR di dalam laporan tahunan berpengaruh signifkan
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang direfleksikan oeh indikator
current ratio. Hal ini berarti semakin pengungkapan CSR semakin baik kinerja
keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan lain bahwa mereka lebih
baik daripada perusahaan lain dengan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan sosial.
Secara sempit, CSR dipersepsikan sebagai kegiatan donasi yang
dilakukan oleh perusahaan (corporate philanthropy), sedangkan secara luas
CSR pada hakikatnya merupakan suatu mekanisme pengintegrasian isu
sosial dan isu lingkungan ke dalam operasi perusahaan dan kemudian
mengkomunikasikan-nya dengan para pemangku kepentingan. Dalam
pengertian tersebut, CSR dianggap sebagai kerangka strategis baru untuk
meningkatkan daya saing dan mencapai bisnis berkelanjutan. (Sri Fadilah :
2009)
Penelitian dari I Nyoman Swastika Yoga Sindhupidha dan Geranta
Wirawan Yasa (2013) mengemukakan bahwa kinerja keuangan perusahaan
yang diproksikan dengan ROA tidak mampu memediasi hubungan antara
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Karena posisi ROA
belum mampu menggambarkan laba perusahaan yang sebenarnya. Adanya
5
faktor lain yaitu arus kas bersih perusahaan yang diperhitungkan dalam
kinerja keuangan perusahaan menyebabkan ROA tidak mampu memediasi
hubungan CSR terhadap nilai perusahaan. Sama seperti penelitian dari Resta
Puji Astuti, Isharijadi, dan Nik Amah (2017) hasil pengujian menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
perusahaan manufaktur sektor barang industri dan konsumsi di BEI periode
2014-2016. Hal tersebt dapat diartikan bahwa peningkatan perusahaan
dengan kinerja keuangan yang diukur melalui proksi ROA, tidak
mempengaruhi jumlah pengungkapan Corporate Social Responsibility yang
diungkapkan oleh perusahaan.
Penelitian ini akan membahas aktivitas sosial pada PT Semen
Tonasa Pangkep, sebuah perusahaan yang cukup dikenal di Indonesia.
Perusahaan ini menerapkan akuntansi pertanggungjawaban pada
peusahaannya, tanggung jawab sosial perusahaan seperti memperbaiki jalan
masyarakat mempengaruhi biaya-biaya dalam laporan keuangannya. Dan
penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan akuntansi tanggungjawab
sosial perusahaan dalam menilai kinerja keuangan.
Penelitian Eka Nurmala Sari, Elizar Sinambela (2008) pada
Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara menyimpulkan bahwa variabel
biaya pengelolaan lingkungan mempunyai pengaruh namun tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Masih rendahnya perhatian
perusahaan perkebunan di Sumatera Utara dalam pengelolaan lingkungan.
Walaupun dalam pengungkapan cukup tinggi namun hal tersebut tidak
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara nyata. Kondisi ini
disebabkan oleh rata-rata perusahaan belum maksimal dalam menyediakan
6
sarana dan prasarana dalam pengelolaan lingkungan. Ada biaya-biaya yang
seharusnya tersedia dalam upaya pengeloalaan lingkungannya ternyata tidak
dialokasikan
Penelitian yang dilakukan Rilla Gantino (2016) menyatakan bahwa
CSR berpengaruh postif signifikan terhadap return on equity. Hal ini berarti
semakin tinggi pengungkapan CSR maka ROE akan semakin meningkat.
Pengungkapan yang semakin luas memberikan sinyal positif kepada pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan maupun para pemegang
saham peusahaan. Semakin luas informasi yang disampaikan stakeholders
akan lebih mempercayakan modal yang mereka tanamkan kepada
perusahaaan, sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk menggunakan
modal tersebut untuk aktivitas perusahaan dalam rangka meningkatkan laba.
Menanggulangi perkembangan bisnis baru, diakui bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan yang dikenal sebagai Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah kewajiban perusahaan. Bilamana kewajiban ini
dikaitkan dengan fungsi perusahaan maka CSR harus dilakukan secara
sukarela bukan karena paksaan dari luar.
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia pun telah mengakomodasi tentang akuntansi pertanggungjawaban
sosial yaitu dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 paragraph
ke-9 : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai laporan lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai
kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
7
Penelitian dari Diny Dian Aryani (2014) tentang pengungkapan CSR
berpengaruh pada kinerja keuangan dengan tolak ukur retrun on equity pada
perusahaan pertambangan periode 2010-2012 menyimpulkan bahwa CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keruangan. Dengan kata
lain, hubungan yang bersifat positif signifikan berarti aktivitas CSR yang
dilakukan perusahaan pertambangan menimbulkan dampak positif bagi
perusahaan berupa keuntungan dan terciptanya keberlanjutan bagi
perusahaan untuk berdiri dan berkembang dalam jangka panjang.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Sosial Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus
Pada PT Vale Indonesia Tbk)”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan
pada PT Vale Indonesia Tbk berpengaruh terhadap ROA?
2. Apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan
pada PT Vale Indonesia Tbk berpengaruh terhadap ROE?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
tugas akhir ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban
sosial perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk. dapat memberikan
pengaruh terhadap ROA.
8
2. Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban
sosial perusahaan pada PT Vale Indonesia Tbk. dapat memberikan
pengaruh terhadap ROE.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk mengetahui bagaimana aktivitas sosial dari PT Vale Indonesia
Tbk dan mengetahui kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk. dengan
menerapkan tanggung jawab sosial pada perusahaanya.
2. Bagi Instusi
Sebagai informasi untuk Instusi lain tentang bagaimana aktifitas
sosial pada PT Vale Indonesia Tbk. sebagai perwujudan dari
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Serta mengetahui tentang
penyusunan laporan keuangan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial
dan kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk.
3. Bagi Perusahaan
Dapat menjadi salah satu informasi tentang bagaimana aktivitas
sosial PT Vale Indonesia Tbk. serta penyajian laporan dari biaya-biaya sosial
sebagai pelengkap laporan keuangan untuk menunjukkan tanggung jawab
sosial PT Vale Indonesia Tbk.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ground Theory
1. Teori Legitimasi
Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang banyak dikutip
dalam area akuntansi lingkungan dan sosial. Teori legitimasi menawarkan
suatu mekanisme yang kuat untuk memahami pengingkapan sosial dan
lingkungan yang dibuat oleh perusahaan. Legitimasi dapat dianggap sebagai
menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh
suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun
sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan, dan definisi yang
dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995). Perusahaan menggunakan
laporan tahunan untuk menggambarkan kesan dan tanggung jawab
lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya
penerimaan masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Kemudian dapat
mendorong atau membantu investor dalam melakukan keputusan investasi.
2. Teori Stakeholder
Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak
mana saja perusahaan bertanggungjawab (Freeman, 1984). Perushaan tidak
hanya sekedar bertanggungjawab para pemilik (stakeholder) sebagaimana
terjadi selama ini, namun bergrser menjadi lebih luas yaitu sampai ranah
sosial kemasyarakatan (stakeholder) selanjutnya disebut tanggungjawab
sosial. Fenomena seperti itu terjadi, karena adanya tuntutan masyarakat
10
akibat negative externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang
terjadi. Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal maupun
eksternal, seperti pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar,
lingkungan internasional, lembaga diluar perusahaan (LSM dan sejenisnya),
lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas,
dan lain sebagainya yang keberadaanya sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi perusahaan.
Teori ini dapat dinyatakan sebagai teori yang melandasi akan adanya
CSR, dimana penerapan teori stakeholder tersebut yaitu dengan
melaksanakan beberapa kegiatan kepada stakeholders, mulai dari melakukan
kegiatan yang dapat menyejahterakan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
pemberian beasiswa untuk anak-anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas
masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak
khususnya untuk masyarakat yang berada pada lingkup perusahaan berada.
B. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan secara sederhana menurut Kasmir
(2016:7) adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
saat ini atau dalam satu periode tertentu
Laporan keuangan menurut Harahap (2013:105) yaitu
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analisis, laporan keuangan
11
merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi
ekonomis suatu perusahaan.
Laporan keuangan menurut Werner. R. Murhadi (2013:1) adalah
laporan yang berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan
kepada pihak pengguna yang bermanfaat dalam pembuatan putusan
ekonomi.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan saat ini yang berguna dalam proses pembuatan
keputusan ekonomi.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2016:11) diantaranya :
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimilik
perusahaan saat ini.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu
periode.
7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
12
c. Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2016:12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu :
1) Bersifat Historis
Artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu
atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan
keuangan disusun berdasarkan data satu atau beberapa tahun ke
belakang (tahun periode sebelumnya).
2) Bersifat Menyeluruh
Artinya laporan keuangan disusun dengan standar yang telah ditetapkan.
Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak
lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan
suatu perusahaan.
d. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2016:28) dalam praktiknya, secara umum ada 5
macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun yaitu :
1) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan (balance sheet) merupakan laporan yang
menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari
posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta)
dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Di
dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah
13
biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dari
jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba
atau rugi.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan
jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan
modal di perusahaan.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri dari arus
kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode
tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaanm seperti
hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan
jumlah-jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya seperti
pembayaran biaya operasional perusahaan.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan
tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan
keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas.
14
2. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
a. Pengertian Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Mardikanto (2014:84) menyatakan bahwa tanggung jawab
perusahaan dalam konsep CSR tidak hanya meliputi lingkungan
perusahaan, namun CSR memiliki bidang dan gagasan yang cukup luas
mengenai etika serta keberlanjutan di tingkat pasar dan lokal. Masyarakat
yang demokratis, CSR digunakan sebagai pelindung citra perusahaan,
dimana perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan
dengan menciptakan etika bisnis berkelanjutan.
ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responcibility,
merumuskan definisi dan pedoman Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
yang menjadi standar internasional adalah tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan
kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan pada lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan
pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat,
mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan sejalan dengan hukum
yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi
dengan organsasi secara menyeluruh.
b. Manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan merupakan sebuah
komitmen untuk mensehjahterakan masyarakat dan lingkungan melalui
praktik bisnis yan dilakukan oleh organisasi. Mardikanto (2014:132),
menyatakan bahwa manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan tidak
hanya dirasakan oleh pemerintah dan korporasi, tetapi juga dirasakan juga
15
oleh masyarakat. Berikut ini adalah mafaat Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan:
1) Manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan bagi Masyarakat
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan merupakan sebuah
investasi demi pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan sebagai
sarana meraih keuntungan. Penerapan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan akan memperoleh banyak manfaat bagi masyarakat
(komunitas) dalam bentuk :
a) Peluang terciptanya lapangan pekerjaan, kesempatan kerja,
pengalaman kerja dan pelatihan,
b) Pendanaan investasi komunitas, memperoleh donasi, pengembangan
infrastuktur,
c) Keahlian komersial,
d) Kompetisi teknis dan personal individual pekerja yang terlibat,
e) Representasi bisnis sebagai promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas
2) Manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan bagi Pemerintah
Pengalaman menunjukkan bahwa dengan menerapkan
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dapat memberikan banyak
kontribusi pada pemerintah, dalam bentuk :
a) Dukungan pembiayaan,dalam hal ini kaitannya dengan penanggulangan
kemiskinan.
b) Dukungan sarana dan prasarana, misalnya dalam bidang kesehatan,
pendidikan, agama, olahraga, kesenian dan sebagainya, yang dilakukan
melalui kegiatan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan.
16
c) Dukungan keahlian, hal ini dicerminkan melalui keterlibatan personil
perusahaan pada kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat.
d) Keterlibatan LSM dalam kegiatan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan merupakan pembelajaran dalam menumbuhkan,
menggerakan, dan memelihara partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
3) Manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan bagi Korporasi
Perusahaan yang menerapkan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan dengan benar akan mendapatkan dampak positif bagi
sustainability (keberlangsungan) perusahaan. Mardikanto (2014:136)
menyatakan terdapat 7 manfaat Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
bagi korporasi atau perusahaan, antara lain :
a) Meningkatkan citra perusahaan,
b) Memperkuat “brand” perusahaan,
c) Membedakan perusahaan dengan pesaingnya (different),
d) Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh
perusahaan,
e) Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder.
Jadi dapat dikatakan bahwa Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
adalah tanggung jawab lingkungan (sosial dan fisik) oleh sebuah organisasi
baik itu perusahaan maupun instansi untuk membangun kualitas yang lebih
baik melalui praktik yang etis, transparan, serta memberi kontribusi kepada
pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
norma yang sesuai dengan norma hukum yang berlaku dan memiliki
tanggung jawab terhadap para stakeholders.
17
c. Konsep Triple Bottom Line
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian
perusahaan yang didasari tiga prinsip yang dikenal dengan triple bottom
lines oleh John Elkington (1997) :
1) Profit, merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap
kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit
antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi
baiya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat
memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.
2) People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan
salah satu stakeholders penting bagi perusahaan, karena dukungan
masyarakat sekitar sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan
hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak
terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu
berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar
perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan
ekonomi lokal.
3) Planet, Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab
akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan
memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan
untuk peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman
18
hayati. Misalnya, penghijauan lingkungan hidup, perbaikan pemukiman,
serta pengembangan pariwisata (ekoturisme).
d. Prinsip-prinsip Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu prinsip
tanggung jawab praktik pengelolaan perusahaan dengan
mempertimbangkan pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders. Untung
(2014:7) menyatakan secara umum terdapat 4 prinsip mengenai GCG,
antara lain :
1) Accountability (Akuntabilitas)
Prinsip ini mewajibkan pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas
keberhasilan pengelolaan perusahaan untuk mewujudkan tujuan dari
perusahaan tersebut.
2) Transparancy (Keterbukaan)
Dengan adanya informasi yang akurat dan dapat diaudit oleh pihak ketiga
yang independen sebagai laporan kepada para investor, sehingga investor
dapat mengetahui perkembangan dan kemerosotan perusahaan.
3) Fairness (Kewajaran)
Hal ini memberikan perlindungan terhadap kepentingan minoritas,
khususnya pada pemegang saham minoritas untuk mendapatkan
perlakuan yang adil.
4) Responsibility (Tanggung jawab)
Prinsip tanggung jawab menegaskan pada konsep fiduciary duty dari pihak
manajemen untuk lebih mematuhi aturan-aturan yang ada dalam
pengelolaan perusahaan.
19
Berdasarkan prinsip tersebut, maka yang memiliki hubungan erat
dengan pelaksanaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan yaitu prinsip
responsibility (tanggung jawab). Prinsip ini lebih mengedepankan
kepentingan stakeholders. Sedangkan prinsip lainnya seperti
accountability, transparancy, dan fairness hanya mementingkan
kelangsungan perusahaan pada kepentingan stakeholders.
e. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
1) Global Reporting Initiative (GRI)
Global Reporting Initiative (GRI) merupakan suatu jaringan organisasi
non-pemerintahan yang bertujuan untuk mendorong sustainabilitas
korporasi dan pelaporan tata kelola, sosial, dan lingkungan. GRI
menghasilkan kerangka konseptual, prinsip-prinsip, pedoman dan
indikator-indikator yang diterima umum secara global untuk mendorong
organisasi agar lebih transparan dan agar bisa lebih transparan juga bisa
digunakan untuk mengukur dan melaporkan kinerja sosial, lingkungan dan
ekonomi organisasi dalam suatu media pelaporan yang terintegrasi yang
disebut Sustainability Reporting.
Global Reporting Initiative mengidentifikasi informasi yang relevan
dan material di kebanyakan organisasi serta kepentingan dari kebanyakan
pemilik kepentingan kepentingan dalam melaporkan tiga tipe standar
pengungkapan:
a) Strategi dan Profil : Pengungkapan yang membentuk kesleuruhan
konteks untuk dapat memahami kinerja organisasi, seperti strategi yang
dimiliki, profil, dan tata kelola.
20
b) Pendekatan Manajemen : Pengungkapan yang mencakup mengenai
bagaimana sebuah organisasi menggunakan topik tertentu untuk
memberikan konteks dalam memahami kinerja pada sebuah bidang
spesifik tertentu.
c) Indikator Kinerja : Indikator yang memberikan perbandingan informasi
terkait kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial dari organisasi.
2) Sustainability Report
Sustainability Reporting adalah pelaporan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya
perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perushaan
menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Bapepam-LK telah mengeluarkan aturan yang mengharuskan
perusahaan publik untuk mengungkapkan pelaksanaan kegiatan
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan di dalam laporan tahunannya.
Melalui penerapan Susainibility Reporting diharapkan perusahaan dapat
berkembang secara berkelanjutan (sustainable growth) yang didasarkan
atas etika bisnis (business ethics).
Proses penyajian Sustainability Reporting dilakukan melalui lima
mekanisme, yaitu
a) Penyusunan kebijakan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan
membuat kebijakan yang berkaitan dengan sustainability development,
kemudian mempublikasikan kebijakan tersebut beserta dampaknya.
b) Tekanan pada rantai pemasok (supply chain). Harapan masyarakat
pada perusahaan untuk memberikan produk dan jasa yang ramah
21
lingkungan juga memberikan tekanan pada perusahaan untuk
menetapkan standar kinerja dan sustainability reporting kepada para
pemasok dan mata rantainya.
c) Keterlibatan stakeholders.
d) Voluntary codes. Dalam mekanisme ini, masyarakat meminta
perusahaan untuk mengembangkan aspek-aspek kinerja sustainability
dan meminta perusahaan untuk membuat laporan pelaksanaan
sustainability.
e) Mekanisme lain adalah rating dan benchmaking, pajak dan subsidi, ijin-
ijin yang dapat diperdagangkan, serta kewajiban dan larangan.
f. Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan di Indonesia
Keberadaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan di Indonesia
memperoleh respon yang positif dari pemerintah ini terlihat dengan terbitnya
kebijakan pemerintah melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor. Kep-
236/MBU/2003, yang mengharuskan seluruh BUMN Untuk menyisihkan
sebagai labanya untuk pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan
Program Kemitraan danBina Lingkungan (PKBL), yang implementasinya
ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri BUMN, SE No 433/MBU/20033
yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari keputusan Menteri BUMN
tersebut. Adanya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Adnya
UU yang di dalamnya memuat kewajiban perusahaan yang mengeksplotasi
sumber daya alam untuk melakukan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan menjadi bukti keseriusan perhatian pemerintah terhadap isu
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan.
22
Di Indonesia konsep Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan buka
lagi menjadi sebuah wacana belaka, melainkan sudah masuk ke dalam
tatanan praktis. Sudah ada beberapa perusahaan di Indonesia yang mulai
mengimplementasikan program Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Sebagai contoh PT. Telkom,
program Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan PT. Telkom terfokus pada
tujuh bidang utama, yaitu kemitraan, pendidikan, kesehatan,bantuan
kemanusiaan dan bencana alam, kebudayaan dan keadapan, layanan
umum, dan lingkungan.
3. Kinerja Keuangan
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2013:239) pengertian dari kinerja adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar.
Menurut Kasmir (2016:196) mengenai hasil pengukuran kinerja
keuangan adalah hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi
kinerja manajemen selama ini, apakah merka telah berkerja secara efektif
atau tidak.
Selanjutnya Kasmir (2016:197) menjelaskan bahwa kegagalan atau
keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba
ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang
baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena
23
itu, rasio profabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja
manajemen.
Dengan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pengukuran kinerja keuangan dapat digunakan dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Salah satunya yang digunakan sebagai
pembanding untuk menilai kondisi suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profitable) yaitu melalui analisis Rasio Profatibilitas.
b. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan menurut Subramnyam (2014:35), adalah
analisis rasio keuangan yang dilakukan denga cara menelaah neraca,
laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari suatu periode
ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan saldo tiap-
tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
Menurut Kasmir (2016:74), rasio keuangan dapat dikelompokkan ke
dalam lima macam kategori yaitu:
1) Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2) Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur salah sejauh mana efektivitas
penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3) Rasio Solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4) Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profitabilitas)
5) Rasio Pasar, yaitu rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif
terhadap nilai buku perusahaan.
24
c. Rasio Profatibilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Profitabilitas mengukur tingkat
keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas mencakup
seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai
penggunaan aset dan pasiva dalam suatu periode. Profitabilitas dapat
digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat
keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Investor
menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar perubahan
nilai atas saham yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga
pinjaman bagi kreditor. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap
profitabilitas diukur dengan membandingkan jumlah laba setelah pajak
dengan total aset.
1) Grass Profit Margin
Gross profit margin atau margin laba kotor digunakan untuk
mengetahui keuntungan kotor perusahaan yang berasal dari penjualan
setiap produknya. Rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok
penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit
margin akan menurun begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini
mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi
mengindikasi kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Formulasi dari gross profit margin adalah sebagai berikut :
Grass Profit Margin = × %
25
2) Net Profit Margin
Pengukuran yang lebih spesifik dari rasio profitabilitas yang
berkaitan dengan penjualan adalah menggunakan net profit margin atau
margin laba bersih. Net profit margin adalah ukuran profitabilitas
perusahaan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan
pajak penghasilan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:
Net Profit Margin = × %Jika margin laba kotor tidak terlalu banyak berubah sepanjang
beberapa tahun tetapi margin laba bersihnya menurun selama periode
waktu yang sama, maka hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya
penjualan, umum, dan administrasi yang terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan penjualannya, atau adanya tarif pajak yang lebih tinggi. Di sisi lain,
jika margin laba kotor turun, hal tersebut mungkin disebabkan karena biaya
untuk memproduksi barang meningkat jika dibandingkan dengan
penjualannya.
3) Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting
diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA atau yang sering disebut ROI
diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap
total aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Asset = × %4) Retrun On Equity
Menurut Kasmir (2016:204), ROE adalah perbandingan antara
jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan
26
jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dipihak lain atau
dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu
perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk
menghasilkan keuntungan laba yang diperlukan untuk menghitung ROE
yaitu laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax (earning after tax/EAT).
Rumus dari ROE adalah:
ROE = × %Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas
investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali
digunakan untuk membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam
sebuah industri yang sama. ROE yang tinggi seringkali mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen
biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut telah memilih
untuk meningkatkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan standar industri,
ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari asumsi resiko keuangan
yang berlebihan.
4. Hubungan Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan berhadapan
dengan banyak stakeholders seperti karyawan, pemasok, investor,
pemerintah, konsumen, serta masyarakat. Untuk mempertahankan
eksistensinya perusahaan memerlukan dukungan stakeholders sehingga
aktivitas perusahaan harus mempertimbangkan persetujuan dari stakeholders.
Semakin kuat stakeholders, maka perusahaan harus semakin beradaptasi
27
dengan stakeholders. Berdasarkan teori stakeholders, perusahaan memilih
untuk menanggapi banyak tuntutan yang dibuat oleh para pihak yang
berkepentingan (stakeholders), yaiu setiap kelompok dalam lingkungan luar
organisasi yang terkena tidakan dan keputusan organisasi Diharapkan
dengan memenuhi tuntutan para stakeholders dapat meningkatkan
penghasilan perusahaan.
Aktivitas Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan berdampak
secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan. Hal ini karena diduga
aktivitas Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dapat menjadi elemen yang
menguntungkan sebagai strategi perusahaan, memberikan kontribusi kepada
manajemen resiko dan memelihara keuntungan jangka panjang bagi
perusahaan.
Tabel 2.1
Matriks Operasionalisasi Variabel
Variabel IndikatorSkala
Pengukuran
Return On Asset
(Y1)ROA = × 100% Rasio
Return On Equity
(Y2)ROE = × 100% Rasio
Pengungkapan
CSR (X)CSRIJ = × 100% Rasio
28
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian TerdahuluNo Nama &
TahunJudul Metode
PenelitianHasil Penelitian
1Rilla Gantino(2016)(JurnalDinamikaAkuntansidan Bisnis,Vol. 3(2),2016 Hal. 19-32)
PengaruhCorporate SocialResponsibilityTerhadap KinerjaKeuanganPerusahaanManufaktur yangTerdaftar di BursaEfek Indonesiaperiode 2008-2014
Kuantitatif CSR berpengaruh postifsignifikan terhadap return onequity. Hal ini berartisemakin tinggipengungkapan CSR makaROE akan semakinmeningkat. Pengungkapanyang semakin luasmemberikan sinyal positifkepada pihak-pihak yangberkepentingan terhadapperusahaan maupun parapemegang sahampeusahaan. Semakin luasinformasi yang disampaikanstakeholders akan lebihmempercayakan modal yangmereka tanamkan kepadaperusahaaan, sehinggaperusahaan akan lebihmudah untuk menggunakanmodal tersebut untukaktivitas perusahaan dalamrangka meningkatkan laba.
2Anita LudiaVivianWauran(2016)(JurnalEMBA, Vol.4No.4,Desember2016 Hal.1126-1131)
Pentingnya SistemAkuntansiTerhadapPertanggungJawaban SosialPada SuatuPerusahaan
Kualitatif Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakanalat yang sangat bergunabagi perusahaan dalammengungkapkan aktivitassosialnya di dalam laporankeuangan karena akanmembantu pemakai laporankeuangan untukmenganalisis sejauh manaperhatian dan tanggungjawab sosial perusahaandalam menjalankan bisnis.
3Riswan Ludfi,Iqbal Firdausi(2017)(JurnalPenelitianImu EkonomiWIGA, Vol 7,Maret 2017Hal. 39-47)
PengaruhCorporate SocialResponcibiltyTerhadap KinerjaKeuangan
Kuantitatif 1.Variabel-variabel CSRberpengaruh secarastimultan terhadap ROAdan Tobin’s Q melalui uji F.
2.Variabel employeeberpengaruh positifterhadap kondisi peluanginvestasi ataupertumbuhan perusahaan.
29
No Nama &Tahun
Judul MetodePenelitian
Hsil Penelitian
3.Variabel community tidakberpengaruh terhadappeluang investasi ataupertumbuhan perusahaan,sehingga dapatdisimpulkan komunitaseksternal sepertipelanggan, serikat, ataumasyarakat tidak terlaluberpengaruh dalamkeputusan berinvestasi
4.Variabel environment tidakberpengaruh baik terhadaptingkat pengembalianmaupun peluang investasiatau kondisi perusahaan.
4Diny DianAryani (2014)(Jurnal Ilmudan RisetAkuntansi,Vol 3 No. 2,2014)
AnalisisPengungkapanCorporate SocialResponcibiltyTerhadap KinerjaKeuangan
Kuantitatif CSR berpengaruh positif dansignifikan terhadap kinerjakeruangan. Dengan kata lain,hubungan yang bersifatpositif signifikan berartiaktivitas CSR yang dilakukanperusahaan pertambanganmenimbulkan dampak positifbagi perusahaan berupakeuntungan dan terciptanyakeberlanjutan bagiperusahaan untuk berdiri danberkembang dalam jangkapanjang.
5MailaniHamdani(2014)(JurnalOrganisasidanManajemen,Vol. 10 No.1, Maret2014 Hal. 27-36)
HubunganPengungkapanCorporate SocialResponcibilty(CSR) TerhadapKinerja Keuangandan Harga Sahampada PerusahaanLQ45
DeskriptifKuantitaif
Pengungkapan CSR didalam laporan tahunanberpengaruh signifkanterhadap kinerja keuanganperusahaan yangdirefleksikan oeh indikatorcurrent ratio. Hal ini berartisemakin pengungkapan CSRsemakin baik kinerjakeuangan suatu perusahaanPerusahaan yang memilikitingkat likuiditas yang tinggiakan memberikan sinyalkepada perusahaan lainbahwa mereka lebih baikdaripada perusahaan laindengan menlakukan kegiatanyang berhubungan denganlingkungan sosial.
6Eka NurmalaSari, ElizarSinambela
PengaruhPengungkapanTanggung Jawab
Kuantitaif Variabel biaya pengelolaanlingkungan mempunyaipengaruh namun tidak
30
No Nama &Tahun
Judul MetodePenelitian
Hasil Penelitian
(2008)(Jurnal RisetAkuntansi,Vol 8 No. 2,September2008)
Sosial PerusahaanTerhadap KinerjaKeuanganPerusahaan(Studi Empiris padaPerusahaanPerkebunan diSumatera Utara)
signifikan terhadap kinerjakeuangan perusahaan.Masih rendahnya perhatianperusahaan perkebunan diSumatera Utara dalampengelolaan lingkungan.Walaupun dalampengugnkapan cukup tingginamun hal tersebut tidakmempengaruhi kinerjakeuangan perusahaansecara nyata Kondisi inidisebabkan oleh rata-rataperusahaan belum maksimaldalam menyediakan saranadan prasarana dalampengelolaan lingkungan. Adabiaya-biaya yang seharusnyatersedia dalam upayapengeloalaan lingkungannyaternyata tidak dialokasikan.
7Resta PujiAstuti,Isharijadi,dan NikAmah (2017)(ForumIlmiahPendidikanAkuntansi,Vol. 5 No 1,Oktober2017 Hal.322-333)
Pengaruh KinerjaLingkungan danKinerja PerusahaanTerhadapPengungkapanCorporate SocialResponsibility(Studi Kasus padaPerusahaanManufaktur SektorBarang dan IndustriTahun 2014-2016)
Kuantitatif Hasil pengujian menunjukkanbahwa kinerja perusahaantidak berpengaruh terhadappengungkapan CSRperusahaan manufaktursektor barang industri dankonsumsi di BEI periode2014-2016. Hal tersebutdapat diartikan bahwapeningkatan perusahaandengan kinerja keuanganyang diukur melalui proksiROA, tidak mempengaruhijumlah pengungkapanCorporate SocialResponsibility yangdiungkapkan olehperusahaan.
8Sri Fadilah(2009)(JurnalTelaah &RisetAkuntansi,Vol 2 No. 2,Juli 2009Hal. 117-132)
KeberhasilanKegiatan CorporateSocialResponsibilityMelaluiPengungkapan danAudit CorporateSocialResponcibility
Kualitatif Secara sempit, CSRdipersepsikan sebagaikegiatan donasi yangdilakukan oleh perusahaan(corporate philanthropy),sedangkan secara luas SCRpada hakikatnya merupakansuatu mekanismepengintegrasian isu sosialdan isu lingkungan ke dalamoperasi perusahaan dankemudianmengkomunikasikan-nya
31
No Nama &Tahun
Judul MetodePenelitian
Hasil Penelitian
dengan para pemangkukepentingan. Dalampengertian tersebut, CSRdianggap sebagai kerangkastrategis baru untukmeningkatkan daya saingdan mencapai bisnisberkelanjutan.
9Ni Luh KadeMerta Sari, IGusti NgurahAgungSuaryana(2013)(E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana 3.2,2013 : 248-257)
PengaruhPengungkapanCSR TerhadapKinerja KeuangandenganKepemilikan AsingSebagai VariabelModerator
Kuantitatif CSR Berpengaruh positifterhadap kinerja keuangan.Dengan melakukanpengungkapan CSR, makakonsumen pun akanmemberikan reaksi yangpositi terhadap produk yangdihasilkan oleh perusahaanitu sendiri. Ini akanmeningkatkan loyalitaskonsumen terhadap suatuproduk. Loyalitas konsumeninilah yang akanmeningkatkan penjualanproduk, yang berimbas padapeningkatan labaperusahaan.
10I NyomanSwastikaYogaSindhupidhadan GerantaWirawanYasa (2013)(E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana 4.2,2013 : 388-405)
PengaruhCorporate SocialResponsibility padaKinerja Perusahaandan ImplikasinyaTerhadap NilaiPerusahaan
Kuantitaif Kinerja keuanganperusahaan yang diproksikandengan ROA tidak mampumemediasi hubungan antaracorporate socialresponsibility terhadap nilaiperusahaan. Karena posisiROA belum mampumenggambarkan labaperusahaan yangsebenarnya. Adanya faktorlain yaitu arus kas bersihperusahaan yangdiperhitungkan dalam kinerjakeuangan perusahaanmenyebabkan ROA tidakmampu memediasihubungan CSR terhadapnilai perusahaan
32
D. Kerangka Penelitian
Berdasarkan signaling theory perusahaan pelapor dapat
meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan
signal melalui laporan, maka pengungkapan atau pelaporan perusahaan
mengenai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan Pertanggungjawaban
Sosial Perusahaan merupakan salah satu cara untuk mengirimkan signal
positif kepada stakeholders, pasar, dan juga masyarakat sekitar perusahaan.
Perusahaan yang telah menerapkan kebijakan formal berupa pelaporan
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan akan memberikan signal positif bagi
pasar, sehingga berdasarkan teori sinyal, perusahaan yang memberikan
informasi baik terhadap stakeholders akan memberikan sinyal positif terhadap
perusahaan tersebut.
Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat mebedakan
antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang
memiliki nilai rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur
permodalannya serta menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly
levered. Ekuilibrium stabil karena perusahaan bernilai tidak dapat meniru
perusahaan yang lebih tinggi.
Teori stakeholder berhubungan dengan konsep tanggungjawab sosial
perusahaan dimana tanggungjawab perusahaan tidak hanya terbatas untuk
memaksimumkan laba dan kepetingan pemegang saham, namun juga harus
memperhatikan masyarakat, pelanggan, dan pemasok sebagai bagian dari
operasi perusahaan itu sendiri. Asusmsi teori stakeholder dibangun atas dasar
pernyataan bahwa perusahaan berkembang menjadi sangat besar dan
menyebabkan masyarakat menjadi sangat terkait dan memperhatikan
33
perusahaan, sehingga perusahaan perlu menujukan akuntabilitas serta
responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya kepada pemegang
saham. Begitupun dengan teori legitimasi
Cara pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan
dengan melakukan analisis rasio profitabilitas terhadap PT. Vale Indonesia
Tbk. seperti ROA dan ROE serta biaya-biaya yang dikeluarkan. Jika
pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan semakin baik kinerja
keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi akan memberikan sinyal kepada perusahaan lain bahwa mereka lebih
baik daripada perusahaan lain dengan melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan lingkungan sosial.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Ground Theory:1. Signaling Theory2. Teori Legitimasi
3. Teori Stakeholder
Kinerja Keuangan:1. ROA2. ROE
Akuntansi PertanggungjawabanSosial:1. Laporan Tahunan2. GRI3. Sustainablity Reporting
PT Vale Indonesia Tbk
34
E. Hipotesis
ROA dengan Pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban sosial
Manajemen berorientasi terhadap laba yang dihasilkan. Hal ini berarti
manajemen menpunyai persepsi bahwa laporan laba rugi mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan
perusahaan yang dicerminkan melalui proksi ROA merupakan proksi variabel
kinerja keuangan perusahaan yang mengindikasikan adanya praktek
manajemen laba. Laba kinerja keuangan perusahaan yang mengindikasikan
adanya praktek manajemen laba. Laba yang dicerminkan dari perhitungan
rasio ROA belum mampu mencerminkan laba perusahaan yang sebenarnya.
Adanya faktor lain yang masih diperhitungkan dalam kinerja keuangan
perusahaan mengenai pengaruh Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
terhadap kinerja keuangan. Disisi lain, Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan terbukti berpengaruh positif secara statistik pada kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA dan berpengaruh positif pada nilai
perusahaan. Hipotesis dalam penelian ini adalah:
H1 : Pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset perusahaan.
ROE dengan Pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban sosial
Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat
rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat
seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan
mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas,
terutama ROE, karena rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan
35
menghasilkan return bagi para investor. Semakin tinggi rasio ini, maka
semakin besar nilai profitabilitas perusahaan, yang pada akhirnya dapat
menjadi sinyal positif bagi investor dalam melakukan investasi untuk
memperoleh return tertentu. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban sosial perusahaan
berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity perusahaan.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah studi kasus deskriptif kuantitatif yang bertujuan
menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk
menilai karakteristik individu atau kelompok. Penelitian ini menekankan pada
pengujian variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik.
Peneliti melakukan penelitian penerapan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap kinerja keuangan PT. Vale Indonesia Tbk dimulai
dengan mengumpulkan data, menyusun data, dan menganalisis data yang
masuk secara menyeluruh dan secara detail kemudian diuraikan sehingga
diperoleh gambaran dari hasil yang jelas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang Penerapan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada PT. Vale Indonesia Tbk
dilaksanakan pada PT. Vale Indonesia Tbk sendiri, karena pabrik PT. Vale
Indonesia Tbk menghasilkan limbah yang berpengaruh pada masyarakat di
sekitarnya. Maka, perusahaan harus menerapkan akuntansi
pertanggungjawaban sosial untuk mengatasi isu lingkungan dan sosialnya
dan tentunya ini tergantung dari kinerja keuangannya. Penelitian ini akan
dilaksanakan dalam jangka waktu selama 2 bulan dimulai sejak bulan April
sampai bulan Juni 2018 atau setelah seminar proposal dilaksanakan.
37
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1. Variabel Independen
Variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau
penyebab timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen adalah Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Sosial. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan
CSRI (Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan indikator GRI
G4 (Global Reporting Initiatives) dengan jumlah 91 pengungkapan yang
meliputi: ekonomi/economic (EC), lingkungan/environment (EN), praktek
tenaga kerja dan pekerjaan yang layak/labor practices (LP), hak asasi
manusia/human rights (HR), masyarakat/society (SO) dan tanggung jawab
produk/product responsibility (PR). Kemudian check list dilakukan dengan
melihat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam dimensi
ekonomi/economic (EC), lingkungan/environment (EN), praktek tenaga
kerja dan pekerjaan yang layak/labor practices (LP), hak asasi
manusia/human rights (HR), masyarakat/society (SO) dan tanggung jawab
produk/product responsibility (PR).
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan
CSRI (Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan indikator GRI
G4 (Global Reporting Initiatives) dengan rumus:
CSRIJ =∑ × %CSRIJ : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
∑Xij : Jumlah pengungkapan CSR perusahaan
Nij : Jumlah item untuk perusahaan sebesar 91 indikator
38
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang muncul atau variabel
yang dipengaruhi akibat adanya variabel independen. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah Analisis Kinerja Keuangan yang
diukur dengan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).
Rumusnya adalah sebagai berikut:
a. ROA (Return On Asset)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio
yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA diperoleh
dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak terhadap total
aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Asset = × %b. ROE (Return On Equity)
Rumus dari ROE adalah:
ROE = × %D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau
yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud
bisa berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan,
pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra, simpati-antipati, keadaan
batin, dan bisa juga berupa proses.
39
Objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan PT Semen Tonasa
Pangkep selama 8 tahun berturut-turut dari tahun 2011-2018 dan juga
akuntansi pertanggungjawaban sosial yang diterapkan PT. Vale Indonesia
Tbk.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan
keberlanjutan yang telah dikeluarkan perusahaan selama 8 tahun (2011-
2018). Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain misalnya
dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini digunakan
oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut. Data tersebut diperoleh melalui
perusahaan PT. Vale Indonesia Tbk. Studi pustaka atau literatur melalui buku
teks, jurnal ilmiah, laporan keuangan artikel dan sumber tertulis lainnya yang
berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan juga dijadikan sumber
pengumpulan data.
Setelah selesai mengumpulkan sampel perusahaan yang akan
dijadikan subjek penelitian, maka dilakukan perhitungan indeks CSR dengan
pengungkapan versi Global Reporting Initiative (GRI). Setelah itu dilakukan
perhitungan return on equity (ROE) dan return on asset (ROA) selama 8 tahun
berturut-turut selama tahun 2011-2018. Setelah mendapatkan data ROE,
ROA, dan CSR selama 8 tahun berturut-turut maka data dimasukkan ke
dalam data induk.
40
F. Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana,
karena menguji pengaruh pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban
sosial pada ROA dan ROE. Analisis regresi linear sederhana adalah suatu
proses melakukan estimasi untuk memperoleh suatu hubungan fungsional
antara variabel X dengan variabel acak Y. Analisis regresi linear sederhana
adalah analisis regresi antara satu variabel X dan satu variabel Y. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Pengungkapan CSR
Perusahaan (X) sedangkan variabel dependen adalah ROA (Y1) dan ROE
(Y2).
1. Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan data sekunder yang didapat dari website
PT. Vale Indonesia Tbk. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
sumber bukti, yakni :
a. Rekaman Arsip
Pada beberapa penelitian, rekaman arsip begitu penting. Rekaman arsip
terdiri dari :
1) Rekaman organisasi seperti profil dan sejarah PT. Vale Indonesia
Tbk.
2) Struktur Organisasi PT. Vale Indonesia Tbk.
3) Catatan di buku peneliti.
4) Sustainability Reporting PT. Vale Indonesia Tbk.
5) Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk tahun 2011-2018
41
b. Observasi Langsung
Disini peneliti akan menggunakan strategi observasi langsung dari
sumber bukti lainnya. Dimana hal ini akan memperkarya bukti-bukti yang
telah diperoleh oleh peneliti. Observasi ini dapat berupa peninjauan
langsung terkait dengan sustainability report pada PT. Vale Indonesia
Tbk yang diteliti oleh peneliti.
2. Penyeleksian Data
Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan akan diseleksi.
Kemudian akan dicocokkan dengan item-item berdasarkan tandar Global
Reporting Initiative. Apabila item tersebut diungkapkan dalam sustainability
reporting PT. Vale Indonesia Tbk maka dalam kolom cek list diberi tanda
( ). Jika tidak diungkapkan maka dalam kolom cek list diberi tanda ( − ).
Setelah itu jumlah item yang telah diungkapkan, dijumlahkan dan
dipersentasekan dengan perhitungan sebagai berikut:
CSRIJ =∑ × %CSRIJ : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
∑Xij : Jumlah pengungkapan CSR perusahaan
Nij : Jumlah item untuk perusahaan sebesar 91 indikator
3. Analisis Rasio ROA dan ROE
Data yang diperoleh dari laporan keuangan akan dihitung dengan
rumus rasio dibawah ini:
a. ROA (Return On Asset)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting
42
diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA atau yang sering disebut ROI
diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak
terhadap total aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Return On Asset = × %b. ROE (Return On Equity)
Menurut Horne dan Wachowictz (2009:117) rumus dari ROE adalah:
ROE = × %4. Analisis Deskriptif
Metode yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data
dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. Menurut Sugiyono
(2014:206) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendekripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel independen dan variabel dependen. Dalam
analisis ini dilakukan pembahasan mengenai bagaimana penerapan
akuntansi pertanggungjawaban sosial terhadap kinerja keuangan pada PT.
Vale Indonesia Tbk, dengan rumus sebagai berikut:
Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan
atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata hitung (mean) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
∑
43
Keterangan:
= Mean (Rata-rata)
∑Xi = Jumah nilai X ke i sampai ke n
n = Jumlah sampel atau banyak data
5. Uji Asumsi Klasik
Mengingat data penelitian yang digunakan adalah sekunder, maka
untuk memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis melalui uji t
dan uji F maka perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik
yang digunakan yaitu normalitas, multikolinieritas, dan heterokedasitsitas
yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang
digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi
linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribus normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian
secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of
Normality Kolomogrov-Smirnov dalam program SPSS. Dasar
pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas
(Asyntonic Signifance), yaitu :
1) Jika probabilitas >0,05 maka distribusi dari model regresi adalah
normal.
2) Jika probabilitas <0.05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak
normal.
44
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolienaritas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan ada atau tidaknya kolerasi anatara variabel
bebas. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinierita. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi
kolerasi diantara variabel independen. Jika terbukti ada multikolinieritas,
sebaiknya salah satu independen yang ada dikeluarkan dari model, lalu
pembuatan model regresi yang bebas diulang kembali. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dlihat dari besaran
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Pedoman suatu model
regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance
mendekati 1. Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF dibawah 10, maka tidak
terjadi gejala multikolinieritas. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:= atau = c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varian
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.
Cara memproduksi ada tidaknya heterojedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dengan pola gambar seaterplot, regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas yaitu:
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0 (nol)
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
45
3) Peneyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit kembali dan melebar
kembali.
4) Penyebaran titik-titik data tidak boleh berpola.
6. Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah perumusan sementara menenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menentukan atau
mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Sebelum dilakukan pengujian perlu
dirumuskan terlebih dahulu bentuk hipotesis yang akan diuji berdasarkan
kerangka pemikiran peneliti yang dibangun pada kajian pustaka. Dalam
pengujian hipotesis kita mengenal beberapa langkah yang perlu ditempuh.
Langkah-langkah terdebut adalah :
1) Tentukan hipotesis dan tingkat alpha
2) Gunakan alpha untuk menentukan apakah data sampel akan
menguatkan penolakan terhadap H0
3) Analisis data sampel
4) Buat keputusan yang berkaitan dengan H0
a. Uji Regresi Linear Sederhana
Model persamaan dalam penelitian ini akuntansi
pertanggungjawaban sosial sebagai variabel bebas. Sedangkan kinerja
keuangan sebagai variabel terikat. Analisis regresi yang digunakan
adalah regresi linear sedehana dengan persamaan sebagai berikut:
Y1 = α + βX + Ɛ
Y2 = α + βX + Ɛ
46
Keterangan :
X =Penerapan CSR Perusahaan
Y1 =Return On Assets (ROA)
Y2 =Return On Equity (ROE)
α =Konstanta
β = Koefisien Regresi
Ɛ = Error
b. Uji Statistik t (Parsial)
Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji secara parsial (Uji t). Pengujian hipotesis dengan distribusi t
adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji
statistic. Tabel yang digunakan biasanya disebut dengan tabel t-student.
Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
hipotesis 1 dan hipotesis 2. Cara yang dilakukan untuk Uji t yaitu:
1) Membandingkan nilai statistic t dengan titik kritik menurut tabel.
Apabila nilai hasil t perhitungan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
t tabel, maka menerima hipotesis alternative yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
2) Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada
pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima
47
berarti tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen
terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted )Korelasi adalah hubungan keerata secara khusus antara dua
variabel atau lebih. Koefisien korelasi digunakan untuk menerangkan
keeratan hubungan antara variabel-variabel bebas (penerapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan) dengan variabel terikat (ROA
dan ROE). Interprestasi koefisien korelasi apakah nilai R kuat apa lemah
adalah sebagai berikut:
a. 0 : tidak ada hubungan
b. 0,00 s/d 0,199: sangat lemah
c. 0,20 s/d 0,399: lemah
d. 0,4 s/d 0,59 : sedang
e. 0,6 s/d 0,799 : kuat
f. 0,8 s/d 1,00 : sangat kuat
Koefisien determinasi digunakan untuk menerangkan seberapa
besar pengaruh dari variabel bebas terhadap seluruh variabel terikat.
Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan ragam naik turun
X yang diterangkan oleh pengaruh linier Y. Bila nilai koefisien
determinasi sama dengan satu, berarti garis regresi yang berbentuk
cocok secara sempurna dengan nilai-nilai observasi yang diperoleh.
Semakin besar R2 semakin bagus garis regresi yang terbentuk.
Sebaliknya semakin kecil nilai R2 semakin tidak tepat garis regresi
tersebut dalam mewakili data hasil observasi.
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Vale memiliki sejarah yang cukup panjang dalam dunia
pertambangan sebelum membeli PT Internasional Nickel Indonesia (PTI).
Vale sebelumnya bernama Companhia Vale do Rio Dece atau CVRD,
didirikan pada 1 Juni 1942 oleh pemerintah Federal Brasil. Pada tahun
1997, CVRD diprivatisasi di bawah Brazil Consortium. Sepuluh tahun
kemudian tepatnya tahun 2007, CVRD mengubah namanya menjadi Vale.
Setahun sebelumnya pemegang saham Inco secara resmi menyetujui
pengambilan oleh Vale, lewat pembelian saham senilai 18,9 miliar dollar
AS dan merupakan akuisisi termahal yang pernah dilakukan oleh
perusahaan Amerika Latin. Inco Limited bertransformasi menjadi Vale Inco
Limited. Selain memproduksi nikel, Vale juga meneliti, memproduksi dan
menjual tembaga, batubara, logam platinum, serta logam mulia. Vale juga
aktif di sektor logistik, energi, dan baja. Tepat pada tanggal 24 Januari
2012 PTI resmi berganti nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk setelah
beroperasi selama 44 tahun di Sorowako.
PT Vale Indonesia Tbk merupakan salah satu produsen utama
nickel di dunia. Nickel adalah logam serbaguna yang penting bagi taraf
hidup yang semakin membaik dan bagi pertumbuhan ekonomi. Selama
lebih dari tiga dekade sejak kontrak karya ditandatangani dengan
Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1968, perseroan telah
49
menyediakan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, terhadap
kebutuhan masyarakat dimana perseroan beroperasi, memberikan
keuntungan bagi para pemegang saham dan memberi sumbangan yang
positif kepada ekonomi Indonesia. Vale menghasilkan nickel dalam matte,
yaitu produk setengah jadi, dari bijih laterit di fasilitas pertambangan dan
pengolahan yang terpadu dekat Sorowako, Sulawesi Selatan. Keseluruhan
produksinya dijual dalam Dollar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-
kontrak jangka panjang untuk diumurnikan di Jepang. Daya saing Vale
terletak pada cadangan bijih damla jumlah besar, tenaga kerja yang
terampil dan terlatih baik, listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas
produksi yang modern dan pasar yang terjamin untuk produknyya.
Komposisi kepemilikan PT Vale Indonesia Tbk saat ini adalah:
a. Vale Inco Limited (dahulu CVRD Inco Limited) 60,80%
b. Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. 20,09%
c. Masyarakat (public Shareholders) 17,93%
d. Vale Inco Japan Limited (dahulu Inco TNC Limited) 0,54%
e. Mitsui & Co. Ltd. 0,36%
f. Sojitz Corporation (dahulu Nissho-Iwai, Ltd.) 0,14%
g. Sumitomo Corporation, 14%
2. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan
a. Visi
Mengubah sumber daya alam menjadi sumber kesejahteraan
dan pembangunan yang berkelanjutan.
50
b. Misi
Menjadi perusahaan sumber daya alam global nomor satu
dalam menciptakan nilai jangka panjang melalui kinerja dan kepedulian
terhadap manusia dan alam.
c. Nilai-nilai
1) Kehidupan yang terpenting
2) Menghargai karyawan
3) Menjaga kelestarian bumi
4) Melakukan hal yang benar
5) Tumbuh kembang bersama
6) Mewujudkan tujuan
3. Struktur Organisasi Perusahaan
PT Vale Indonesia Tbk dikelola secara profesional dengan
membagi pusat-pusat kegiatan ke dalam dua lokasi yaitu:
a. Kantor Pusat Perusahaan
Berkedudukan di Jakarta dan dikepalai oleh seorang President
atau CEO yang mebawahi:
1) Senior Vice President atau Chief Operating Officer.
2) Vice President Administration and Service.
3) Vice President and Chief Financial Office
b. Kantor Kegiatan Operasional
Kantor kegiatan operasional berkedudukan di Sorowako yang
terdiri atas:
51
1) Kelompok operasi dipimpin oleh Vice President Operation yang
membawahi departemen-departemen utama yaitu:
(a) Mining (Pertambangan)
(b) Maintenance (Perawatan)
(c) Process Plant (Pengelolaan)
(d) Utilites
(e) Service and Engineering Support (SES)
(f) Supply Chain Managament (SCM)
2) Kelompok Administrasi, dipimpin oleh Vice President Administration
and Service yang membawahi departemen-departemen penunjang
seperti:
(a) Human Resources and Organization Development
(b) Environment, Health, and Safety
(c) Security and Plant Protection
3) Kelompok Keuangan, dipimpin oleh Vice President and Financial
Officer yang terdiri dari:
(a) Controller Departemen
(b) Internal Audit (Pemeriksa Keuangan)
(c) Share Administration (Administrasi Saham)
52
STRUKTURPERUSAHAAN
53
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
1. Penyeleksian Data
Data yang diperoleh laporan tahunan 8 tahun (2011-2018) dimana
di dalamnya termasuk sustainability report PT Vale Indoneisa Tbk.
Kemudian akan dicocokkan dengan item-item berdasarkan standar Global
Reporting Initiative. Apabila item tersebut diungkapkan dalam sustainability
reporting PT. Vale Indonesia Tbk maka dalam kolom cek list diberi tanda
(). Jika tidak diungkapkan maka dalam kolom cek list diberi tanda (−).
Setelah itu jumlah item yang telah diungkapkan, dijumlahkan dan
dipersentasekan dengan perhitungan sebagai berikut:
CSRIJ =∑ × %CSRIJ : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
∑Xij : Jumlah pengungkapan CSR perusahaan
Nij : Jumlah item untuk perusahaan sebesar 91 indikator
Tabel 4.1Coorporate Social Responsibility PT. Vale Indonesia Tbk.
URAIANTAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018Kategori Ekonomi 9 8 6 6 5 1 1 4Kategori Lingkungan 30 30 13 16 19 4 9 14Kategori Sosial :PraktikKetenagakerjaan danKenyamanan Bekerja
15 15 6 8 12 1 − 4
Kategori Sosial :Hak Asasi Manusia 11 11 2 2 − − − 2
Kategori Sosial :Masyarakat 10 10 2 2 7 2 3 4
Kategori Sosial :Tangungjawab atasProduk
9 9 − − 2 − − 2
Total PengungkapanPerusahaan 84 83 29 34 45 8 13 30
Total item CSR 91Sumber: Sustainability Report PT. Vale Indonesia Tbk
54
Tabel 4.2Pengungkapan CSR
TAHUN Pengungkapan Item CSR CSR
2011 84 91 0,923076923
2012 83 91 0,912087912
2013 29 91 0,318681319
2014 34 91 0,373626374
2015 45 91 0,494505495
2016 8 91 0,087912088
2107 13 91 0,142857143
2018 30 91 0,32967033
2. Analisis Rasio ROA dan ROE
Data yang diperoleh dari laporan keuangan PT. Vale Indonesia
Tbk. selama 8 tahun bertahun-tahun (2011-2018) akan dihitung dengan
rumus rasio dibawah ini:
a. ROA (Return On Asset)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari aktiva yang digunakan. ROA merupakan rasio yang terpenting
diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA atau yang sering disebut ROI
diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak
terhadap total aktiva. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Return On Asset = × %b. ROE (Return On Equity)
Rumus dari ROE adalah:
ROE = × %
55
Tabel 4.3Laporan Keuangan PT Vale Indonesia Tbk.
TAHUN LABA BERSIH TOTAL ASET EKUITAS2011 333.763 2.421.362 1.769.1692012 5.519 2.333.080 1.721.4342013 44.066 2.326.371 1.740.4332014 172.271 2.334.190 1.785.3532015 50.501 2.289.161 1.833.9572016 1.906 2.225.492 1.834.5892017 -15.271 2.184.559 1.819.3672018 60.512 2.202.452 1.883.727
Sumber: Laporan Keuangan PT. Vale Indonesia Tbk.
Tabel 4.4Kinerja Keuangan ROA dan ROE
ROA ROE0,137841017 0,1886552390,002365543 0,0032060480,018941949 0,0253189870,073803332 0,0964912820,022060921 0,0275366330,00085644 0,001038925
-0,006990427 -0,0083935790,027474833 0,032123551
3. Stastistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
dan nilai maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan
besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi
digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-
minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum populasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah ROA
( ), dan ROE ( ). Sedangkan variabel independen (x) adalah CSR
perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 8 tahun
yang diambil dari laporan keuangan tahunan periode 2011-2018. Berikut
56
ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Tabel 4.5Statistik Deskriptif (ROA)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 8 -,0070 ,1378 ,034544 ,0486330
CSR 8 ,0879 ,9231 ,447802 ,3167401
Valid N
(listwise)8
Sumber: Output SPSS 20
Berdasarkan tabel diatas kinerja keuangan diukur dengan Return
On Asset (ROA) dapat dilihat bahwa nilai terendah adalah sebesar -0,070.
Nilai tertinggi 0,1378 dan nilai rata-rata ROA adalah sebesar 0,034544
artinya data dari variabel ROA pada umumnya terletak pada 0,034544, dan
nilai standar deviasinya sebesar 0,0486330. Nilai rata-rata lebih kecil dari
standar deviasi yaitu 0, 034544<0, 0486330.
Variabel Corporate Social Responsibility disclosure dengan 91
item pengungkapan dan hasilnya diukur dengan skala rasio. Pada tabel
tersebut diketahui nilai maksimum sebesar 0,9231 dan nilai minimum
sebesar 0,0879 dengan standar deviasinya 0,3167401 serta rata-rata CSR
sebesar 0,447802. Hal tersebut menandakan perusahaan sudah
menerapkan CSR.
Tabel 4.6Statistik Deskriptif (ROE)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 8 -,0084 ,1887 ,045747 ,0661945
CSR 8 ,0879 ,9231 ,447802 ,3167401
Valid N
(listwise)8
Sumber: Output SPSS 20
57
Kinerja keuangan diukur dengan Return On Equity (ROE) dapat
dilihat bahwa nilai terendah adalah sebesar -0,0084. Nilai tertinggi yaitu
0,1887 dan nilai rata-rata ROE adalah sebesar 0,045747 yang artinya data
dari variabel ROE pada umumnya terletak pada 0,45747, dan nilai standar
deviasinya sebesar 0,0661945. Nilai rata-rata lebih kecil dari standar
deviasi yaitu 0, 045747<0,0661945.
Variabel Corporate Social Responsibility disclosure dengan 91
item pengungkapan dan hasilnya diukur dengan skala rasio. Pada tabel
tersebut diketahui nilai maksimum sebesar 0,9231 dan nilai minimum
sebesar 0,0879 dengan standar deviasinya 0,3167401 serta rata-rata CSR
sebesar 0,447802. Hal tersebut menandakan perusahaan sudah
menerapkan CSR.
4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi
yang diperlukan dalam regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik meliputi
uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang
digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi
linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribus normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian
secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of
Normality Kolomogrov-Smirnov dalam program SPSS.
58
Tabel 4.7Uji Normalitas ROA
Sumber : Output SPSS 20
Tabel 4.8Uji Normalitas ROE
Sumber : Output SPSS 20
b. Uji Multikolienaritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat
multikolinieritas. Multikolinieritas juga dapat dilihat dengan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,04091208
Most Extreme Differences
Absolute ,223
Positive ,223
Negative -,220
Kolmogorov-Smirnov Z ,632
Asymp. Sig. (2-tailed) ,820
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,05537779
Most Extreme Differences
Absolute ,251
Positive ,251
Negative -,210
Kolmogorov-Smirnov Z ,709
Asymp. Sig. (2-tailed) ,696
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
59
membandingkan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas dan sebaliknya jika
nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan tabel
berikut nilai VIF dari semua variabel bebas menunjukkan di bawah 10
dengan demikian asumsi multikolinearitas terpenuhi.
Tabel 4.9Hasil uji multikolienaritas (ROA)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1(Constant)
CSR 1,000 1,000Sumber: Output SPSS 20
Tabel 4.10Hasil uji multikolienaritas (ROE)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1(Constant)
CSR 1,000 1,000Sumber: Output SPSS 20
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varian
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.
Cara memproduksi ada tidaknya heterojedastisitas pada suatu model
dapat dilihat dengan pola gambar seaterplot, regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas yaitu:
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar 0 (nol)
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh berpola
60
Sumber : Output SPSS 20Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas (ROA)
Sumber: Output SPSS 20Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas (ROE)
5. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh beberapa variabel independen (x) terhadap variabel
dependen (y). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah ROA ( ), dan ROE ( ). Sedangkan variabel independen adalah
61
CSR perusahaan (x). Bila diterapkan ke dalam model penelitian ini
sebagai berikut: (ROA) = α + β + ε (ROE) = α + β + εTabel 4.11
Tabel Persamaan Regresi (ROA)Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1(Constant) -,003 ,028
CSR ,083 ,053 ,541Sumber : Output SPSS 20
Berdasarkan analisis hasil regresi dari tabel 4.11 di atas, maka
bentuk persamaan regresi linearnya adalah sebagai berikut:
Y1 (ROA) = -0,003 + 0,083 (CSR)
Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
konstanta mempunyai nilai sebesar 0,003 artinya jika Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam keadaan tetap atau bernilai nol (0), maka
nilai Return On Asset (ROA) adalah sebesar 0,083. Koefisien regresi
untuk Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,083 artinya jika
Return On Asset (ROA) meningkat 1% maka CSR mengalami
penurunan sebesar 8,3%.
Tabel 4.12Tabel Persamaan Regresi (ROE)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1(Constant) -,006 ,038
CSR ,114 ,071 ,548Sumber : Output SPSS 20
62
Berdasarkan analisis hasil regresi dari tabel 4.12 di atas, maka
bentuk persamaan regresi linearnya adalah sebagai berikut:
Y2 (ROE) = -0,003 + 0,114 (CSR)
Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai
konstanta mempunyai nilai sebesar 0,003 artinya jika Corporate Social
Responsibility (CSR) dalam keadaan tetap atau bernilai nol (0), maka
nilai Return On Equity (ROE) adalah sebesar 0,114. Koefisien regresi
untuk Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,114, artinya jika
Return On Equity (ROE) meningkat 1% maka CSR mengalami
penurunan sebesar 11,4%.
b. Uji Statistik t (Parsial)
Adapun uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Uji secara parsial (Uji t). Pengujian hipotesis dengan distribusi t
adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji
statistic. Tabel yang digunakan biasanya disebut dengan tabel t-student.
Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
hipotesis 1 dan hipotesis 2. Cara yang dilakukan untuk Uji t yaitu, jika
nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh
secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima berarti tidak ada
pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel
dependen.
63
Tabel 4.13Uji statistik t (Parsial) ROA
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) -,003 ,028 -,093 ,929
CSR ,083 ,053 ,541 1,574 ,166Sumber : Output SPSS 20
Berdasarkan pada tabel 4.13 berdasarkan nilai signifikan hasil
pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) memilki tingkat nilai signifikan sebesar 0,116 atau
0,116>0,05. Hal ini menujukkan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Tabel 4.14Uji statistik t (Parsial) ROE
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) -,006 ,038 -,144 ,890
CSR ,114 ,071 ,548 1,604 ,160Sumber : Output SPSS 20
Berdasarkan pada tabel 4.14 berdasarkan nilai signifikan hasil
pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) memilki tingkat nilai signifikan sebesar 0,160 atau
0,160>0,05. Hal ini menujukkan bahwa variabel CSR tidak berpengaruh
terhadap ROE.
64
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted )Koefisien determinasi dapat mencerminkan seberapa besar
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel
terikatnya dengan nilai antara 0-1 dimana nilai yang mendekati 1 berarti
semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians
variabel terikatnya.
Tabel 4.15Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) ROA
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,541a ,292 ,174 ,0441901
Sumber : Output SPSS 20
Dari hasil pengujian yang terlihat dari tabel 4.15 diperoleh nilai
Adjusted R square sebesar 0,174 yang menunjukkan bahwa variabel
ROA dapat dijelaskan oleh variabel CSR sebesar 17,4% sisanya
sebesar 82,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
Tabel 4.16Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) ROE
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,548a ,300 ,183 ,0598149
Sumber : Output SPSS 20
Dari hasil pengujian yang terlihat dari tabel 4.16 diperoleh nilai
Adjusted R square sebesar 0,183 yang menunjukkan bahwa variabel
ROE dapat dijelaskan oleh variabel CSR sebesar 18,3% sisanya
sebesar 81,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
65
C. Analisis dan Interpretasi (Pembahasan)
1. Pengaruh Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan terhadap
ROA
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
apakah Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan berpengaruh
terhadap Return On Assets. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh
variabel Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan terhadap
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, dapat diketahui bahwa
variabel ROA mempunyai nilai t sebesar 1,574 dengan ROA signifikansi
sebesar 0,166. Dengan tingkat probabilitas signifikansi yang lebih dari
batas nilai signifikansi (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. Hal ini
berarti bahwa besar kecilnya ROA perusahaan tidak akan mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang memiliki asset yang besar belum tentu memperhatikan
atau memperlihatkan performance yang baik melalui kepeduliannya
terhadap lingkungan sosial. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa
hipotesis pertama (H1) ditolak.
Mengacu pada teori legitimasi jika perusahaan dapat memberikan
nilai-nilai yang bermanfaat bagi stakeholders, maka perusahaan akan
memperoleh image positif dan dapat mempertahankan legitimasi. Image
perusahaan sangat menentukan kelansungan hidup perusahaan dan
mempengaruhi hubungan dengan stakeholder, membantu perusahaan
bertahan dan sukses. PT. Vale Indonesia Tbk. telah banyak melakukan
66
kegiatan positif untuk masyarakat sekitar seperti membangun fasilitas
umum, memberikan beasiswa, dan bahkan mendapatkan penghargaan
mengenai lingkungan hidup dalam laporan tahunan perusahaan. Tapi tidak
semua yang diungkapkan dalam sustainability report perusahaan.
Walaupun pengungkapan akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak
terlalu berpengaruh pada kinerja keuangan, PT. Vale Indonesia Tbk. telah
menunjukkan image positif pada stakeholders hingga perusahaan masih
berjalan dan tidak bangkrut.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mukharomah dan Kesumaningrum (2014) dan I Nyoman Swastika Yoga
Sindhupidha dan Geranta Wirawan Yasa (2013). Akan tetapi tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Diny Dian Aryani (2014) dan Mailani
Hamdani (2014) yang menunjukkan pengaruh positif signifikan antara
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan terhadap Return On Asset (ROA).
2. Pengaruh Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan terhadap
ROE
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
apakah Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan berpengaruh
terhadap Return On Equity. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel
Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan terhadap kinerja
keuangan yang diukur dengan ROE, dapat diketahui bahwa variabel
ROE mempunyai nilai t sebesar 1,604 dengan ROE signifikansi sebesar
0,160. Dengan tingkat probabilitas signifikansi yang lebih dari batas nilai
signifikansi (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
67
kinerja keuangan yang diukur dengan ROE. Hasil penelitian menunjukkan
walaupun Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
menunjukkan hasil positif, tetapi hasil tersebut tidak dapat meningkatkan
profitabilitas suatu perusahaan, namun mungkin dapat berperan dalam
menangani resiko kerusakaan evaluasi produk dalam jangka panjang.
Akan membutuhkan waktu yang jangka panjang untuk mengetahui efek
dari pembangunan reputasi yang baik bagi perusahaan yang memilih untuk
melakukan pengungkapan secara sukarela. Oleh karena itu, dapat
dinyatakan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak.
Upaya PT. Vale Indonesia Tbk. dalam memenuhi kebutuhan dan
keluhan masyarakat Sorowako menjadi motivator perubahan legitimasi
perusahaan yang jika tidak dipenuhi nantinya akan menjadi tekanan bagi
legitimasi perusahaan. Walaupun akuntansi pertanggungjawaban sosial
tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan,
setidaknya hasil penelitian ini selaras dengan teori legitimasi. Image
perusahaan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan dan
pengaruh hubungan dengan stakeholders, yang membantu perusahaan
untuk bertahan dan sukses. Sehingga bila persepsi masyarakat positif
maka akan berdampak positif sebagai respon dari masyarakat, dan
perusahaan berusaha untuk mendapatkan penghargaan serta selalu
merespon apabila terjadi komplain dari masyarakat.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mukharomah dan Kesumaningrum (2014) dan I Nyoman Swastika Yoga
Sindhupidha dan Geranta Wirawan Yasa (2013). Akan tetapi tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Kade Merta Sari, I Gusti
68
Ngurah Agung Suaryana (2013) dan Mailani Hamdani (2014) yang
menunjukkan pengaruh positif signifikan antara Pertanggungjawaban
Sosial Perusahaan terhadap Return On Asset (ROA).
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil dari pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa
pertanggungjawabansosial perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
ROA (Return on Asset). Hal ini berarti bahwa besar kecilnya ROA
perusahaan tidak akan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab
sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki asset
yang besar belum tentu memperhatikan atau memperlihatkan performance
yang baik melalui kepeduliannya terhadap lingkungansosial
2. Hasil dari pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa
pertanggungjawabansosial perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
ROE (Return on Equity). Hasil penelitian menunjukkan walaupun
Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan menunjukkan hasil
positif, tetapi hasil tersebut tidak dapat meningkatkan profitabilitas suatu
perusahaan, tetapi mungkin dapat berperan dalam menangani resiko
kerusakaan evaluasi produk dalam jangka panjang. Akan membutuhkan
waktu yang jangka panjang untuk mengetahui efek dari pembangunan
reputasi yang baik bagi persuahaan yang memilih untuk memilih untuk
melakukan pengungkapan secara sukarela.
70
B. Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dengan
keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, beberapa saran
yang dapat diberikan kepada peneliti ini selanjutnya dengan harapan hasil
penelitian dikemudian bisa leih baik lagi, yaitu :
1. Diharapkan menambahkan variabel bebas lain seperti Good Corporate
Governance (GCG) dalam menilai adanya pengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan, sehingga variabel independen tidak hanya satu.
Diharapkan dapat menggunakan sampel dari beberapa perusahaan, tidak
hanya terbatas pada satu perusahaan saja. Sehingga dapat mengetahui
pengaruh Penerapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan secara
umum terhadap beberapa perusahaan di Indonesia.
2. Diharapkan dapat melibatkan pihak lain dalam mengukur Corporate Social
Responsibility Index (CSRI), sehingga pengukuran tersebut tidak bersifat
subjektif.
71
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, D.D. 2014. Analisis Pengungkapan Corporate Social ResponcibiltyTerhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, (Online),Vol 3 No. 2, (http://ejournal.stiesia.ac.id/, diakses 22 Februari 2018)
Astuti, R.P., Isharijadi, dan Amah N. 2017. Pengaruh Kinerja Lingkungan danKinerja Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate SocialResponsibility (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur SektorBarang dan Industri Tahun 2014-2016). Forum Ilmiah PendidikanAkuntansi, (Online), Vol 5 No. 1, (http://prosiding.unipma.ac.id/, diakses1 Februari 2018)
Elkington, John. 1997. Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line of 21stCentury Business. Capstone Publishing Ltd: Oxford
Fadilah, Sri. 2009. Keberhasilan Kegiatan Corporate Social Responsibility MelaluiPengungkapan dan Audit Corporate Social Responsibility. Jurnal Telaahdan Riset Akuntansi, (Online), Vol 2 No. 2, (http://jurnal.unsyiah.ac.id/,diakses 2 Februari 2018)
Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Alfabeta: Bandung
Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman:Boston
Gantino, Rilla. 2016. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2008-2014. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis,(Online), Vol 3 No. 2, (http://jurnal.unsyiah.ac.id, diakses 22 Februari2018)
Hamdani, Mailani. 2014. Hubungan Pengungkapan Corporate SocialResponcibilty (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Sahampada Perusahaan LQ45. Jurnal Organisasi dan Manajemen, (Online),Vol 10 No. 1, (http://jurnal.ut.ac.id, diakses 23 Februari 2018)
Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Ludfi, R., dan Firdausi, I. 2017. Pengaruh Corporate Social ResponcibiltyTerhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Penelitian Imu Ekonomi WIGA,(Online), Vol 7, (http://journal.stiewidyagamalumajang.ac.id, diakses 22Februari 2018)
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (TanggungJawab Sosial Korporasi). Alfabeta: Bandung
Murhadi, W.R. 2013. Laporan Proyeksi dan Valuasi Saham. Salemba Empat:Jakarta
72
Sari, E.N., dan Sinambela, E. 2008. Pengaruh Pengungkapan Tanggung JawabSosial Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (StudiEmpiris pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara). Jurnal RisetAkuntansi, (Online), Vol 8 No. 2, (http://download.portalgaruda.org,diakses 23 Februari 2018)
Sari, N.L.K.M., dan Agung, I.G.N. 2013. Pengaruh Pengungkapan CSRTerhadap Kinerja Keuangan dengan Kepemilikan Asing SebagaiVariabel Moderator. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, (Online),Vol 3 No. 2, (http://ojs.unud.ac.id, diakses 22 Februari 2018)
Sindhupidha, I.N.S.Y., dan Yasa, G.W. 2013. Pengaruh Corporate SocialResponsibility pada Kinerja Perusahaan dan Implikasinya TerhadapNilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, (Online), Vol4 No. 2, (http://ojs.unud.ac.id, diakses 23 Februari 2018)
Subranyaman, K.R. 2014. Financial Statement Analysis. Edisi Sebelas. Mc GrawHill: Singapura
Suchman, M.C. 1995. Managing Legitimacy Strategic and InstitutionalApproaches. The Academy of Management Review, (Online), Vol 20 No.3, (http://www.jstor.org/stable/258788)
Untung, Budi. 2014. CSR Dalam Dunia Bisnis. Penerbit Andi: Yogyakarta
Wauran, A.L.V. 2016. Pentingnya Sistem Akuntansi TerhadapPertanggungjawaban Sosial Pada Suatu Perusahaan. Jurnal EMBA,(Online), Vol. 4 No. 4, (http://media.neliti.com/, diakses 1 Februari 2018)
73
74
Lampiran 1
Indeks Corporate Sosial Responsibility (CSR) Berdasarkan GlobalReporting Intiative (GRI)
KATEGORI EKONOMI-Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan
dan didistribusikan.EC2 Implikasi finansial dan risiko serta
peluang lainnya kepada kegiatanorganisasi karena perubahan iklim.
EC3 Cakupan kewajiban atas imbalan pasti.EC4 Bantuan finansial yang diterima dari
pemerintah.-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula
(entry level) menurut genderdibandingkan dengan upah menimumregional di lokasi-lokasi operasinal.
EC6 Perbandingan manajemen senior yangdiperkerjakan dari masyarakat lokaldioperasikan yang signifikan.
-Dampak EkonomiTidak Langsung
EC7 Pembangunan dan dampak dariinvestasi infastruktur dan jasa yangdiberikan.
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yangsignifikan dan jasa yang diberikan.
-Praktik Pengadaan EC9 Perbandingan dari pemasok lokaldioperasinal yang signifikan.
KATEGORI LINGKUNGAN-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan
berat dan volume.EN2 Peresentase bahan yang digunakan
yang merupakan bahan input daurukang.
-Energi EN3 Kosumsi energi dalam organisasi.EN4 Kosumsi energi diluar organisasi.EN5 Intensitas energi.EN6 Pengurangan konsumsi energi.
-Air EN7 Kosumsi energi diluar organisasi.EN8 Total pengambialn air berdasarkan
sumber.EN9 Sumber air yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pengambilan air.EN10 Perentase dan total volume air yang
didaur ulang dan digunakan kembali
75
-KeanekaragamanHayati
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,disewa, dikelola didalam, atau yangberdekatan dengan kawasan lindungdan kawasan dengan nilaikeanekaragaman hayati tinggidikawasan lindung.
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan,produk, dan jasa terhadapkeanekaragaman hayati tinggi diluarkawasan.
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.-KeanekaragamanHayati
EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN REDLIST DAN spesies dalam daftar spesiesyang dilindungi nasional dengan habitatditempat yang dipengaruhi operasional,berdasarkan tingkat risiko kepunahan
-EmiIsi EN15 EmiIsi gas rumah kaca (GRK) langsung(Cakupan 1).
EN16 EmiIsi gas rumah kaca (GRK) energitidak langsung (Cakupan 2).
EN17 EmiIsi gas rumah kaca (GRK) tidaklangsung lainnya (Cakupan 3).
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK).EN19 Pengurangan emisi gas kaca (GRK).EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO).EN21 NOx, SOx dan emisi udara signifikan
lainnya.-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasaarkan
kualitas dan tujuan.EN23 Bobot total berdasarkan jenis dan
metode pembangunan.EN24 Jumlah dan volume total tumpahan
signifikan.EN25 Bobot tlimbah yang dianggap
berbahaya menurut kenentuan Basel 2Lampiran I, II, III DAN VIII yangdiangkut diimpor, diekpor atau diolahdan persentase limbah yang diangkutuntuk pengiriman internasioanl.
EN26 Identitas, ukuran daana status lindung,dan nilai keanekaragaman hayati daribadan air daan habitat terkait yangsecara signifikan terkea dampak dari.
76
-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadapdampak lingkungan produk dan jasa.
EN28 Persentase produk yang terjual dankemasannya yang di reklamasikanmenurut kategori.
-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda yang signifikan danjumlah total sanksi non-moneter atasketidak patuhan undang-undaang danperaturan lingkungan.
KATEGORI LINGKUNGAN
-Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan daripengangkutan produk dan barang lainserta bahan untuk operasionalorganisasi dan pengangkutan tenagakerja.
-Lain-Lain EN31 Total pengeluaran dan investasiperlindungan lingkungan berdasarkanjenis.
-Asesmen Pemasokatas Lingkungan
EN32 Presentase penapisan pemasok barumenggunakan kriteria lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikanaktual dan potensial dalam rantaipasikan dan tindakan yang di ambil.
-Mekanisma PengaduanMasalah Lingkungan
EN34 Jumlah pengaduan tentang dampaklingkungan yaang di ajukan, di tanganidan di selesaikan melalui mekanismepengaduan resmi.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
-Pegawai LA1 Jumlah total dan tingkat perekturankaryawan baru dan turnover karyawanmenurut kelompok umur, gender danwilayah
LA2 Tunjangan yang di berikan bagikaryawan purnawaktu yang di berikanbagi karyawan sementara atau paruhwaktu, berdasarkan lokasi operasi yangsignifikan.
LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkatresistensi setelah cuti melahirkan,menurut gender.
-Hubungan Industrial LA4 Jangka waktu minum pemberitahuanmengenai perubahan operasional,termasuk apakah hal tersebut
77
tercantum dalam perjanjian bersama.-kesehatan danKeselamatan Kerja
LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formalmanajemen pekerja yang membantumengawasi dan memberikan saranprogram kesehatan dan keselamatankerja.
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakitakibat kerja, hari hilang dankemangkiran serta total kematian akibatkerja, menurut daerah dan gender.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
-Kesehetan danKeselamatan Kerja
LA7 Pekerjaan yang sering terkena atauberesiko tinggi terkena penyakit yangterkait dengan pekerjaan mereka.
LA8 Topik kesehatan dan keselamatantercakup dalam perjanjian formal serikatpekerja.
-Pelatihan danPendidikan
LA9 Jam pelatihan rata-rata pertahunanperkaryawan menurut gender, danmenurut kategori karyawan.
LA10 Program untuk manajemenketerampilan dan pembelajaran seumurhidup yang mendukung berkelanjutankerja karyawan dan membantu merekamengelola purna bakti.
LA11 Persentase karyawan yang menerimareview kinerja dan pengembangankarier secara regular menurut genderdan kategori karyawan.
-Keberagaman danKesetaraan Peluang
LA12 Komposisi Badan tata kelola danpembagian karyawan perkategorikaryawan menurut gender,kelompokusia, keanggotaan kelompok minoritasdan indikator keberagaman lainnya.
-KesetaraanRemunerasi Perempuandan laki-laki
LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagiperempuan terhadap laki-laki menurutkategori karyawan, berdasarkan lokasioperasional yang signifikan.
-asesmen pemasokterkait praktikketenagakerjaan
LA14 Persentase penasipan pemasok barumenggunakan praktik ketenaga kerjaan.
LA15 Dampak negative aktual dan potensialyang signifikan terhadap praktikketenagakerjaan rantai pasokan dantindakan yang di ambil.
78
LA16 Jumlah pengaduan tentang praktikketenagakerjaan yang di anjurkan, ditangani, dan di selesaikan menlelauipengaduan resmi.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Hak Asasi Manusia
-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjiandan kontrak investasi yang signifikanyang menyertakan klausu terkait hakasasi manusia atau penapisanberdasarkan hak asasi manusia.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Hak Asasi Manusia
-Investasi HR2 Jumlah weaktu pelatihan karyawantentang kebijakan atau prosedur HAMterkait dengan aspek HAM yang relevandengan operasi.
-Nondiskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dantindakan korektif yang di ambil.
-Kebebasan Berserikatdan Perjanjian KerjaBersama
HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yangkemungkinan melanggar atau beresikotinggi melanggar hak untukmelaksanakan kebebasan berserikatdan perjanjian bersama, dan tindakanyang di ambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
-Pekerja Anak HR5 Operasi dan pemasok yang didentifikasibereriko tinggi melakukan eploitasipekerja anak dan tindakan yang diambiluntuk berkonsribusi dan penghapusanpekerja anak yang efektif.
-Pekerja Paksa atauWajib Kerja
HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi beresiko tinggi melakukanpekerja paksa atau wajib kerja dantindakan untuk berkontribusi dalampenghapusan segala bentuk pekerjapaksa atau wajib kerja.
-Praktik Pengunaan HR7 Peresntase petugas pengamanan yangdilatih dalam kebijakan atau prosedurhak asasi manusia diorganisasi yangrelevan dengan operasi.
-Hak Adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaranmelibatkan hak-hak masyarakat adatdan tindakan yang diambil.
79
-Asesmen HR9 Jumlah total dan presentasi operasiyang telah melakukan review atauasesmen dampak hak asasi manusia.
-Asesmen Pemasokatas Hak Asasi Manusia
HR10 Peresentase penasipan pemasok barumenggunakan kriterial pasokan dantindakan yang diambil.
HR11 Dampak negatif aktual dan pontensialyang signifikan terhadap hak asasimanusia dalam rantai pasokan dantindakan yang diambil.
-Mekanisme PengaduanMasalah Hak AsasiManusia
HR12 Jumlah pengaduan tentang dampakterhadap hak asasi manusia yangdianjukan, ditangani dan diselesaikanmelalui pengaduan formal.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Masyarakat
-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatanmasyarakat lokal, dampak danpengembangan.
-Masyarakat Lokal SO2 Operasi dengan dampak negativeaktual dan potensial yang signifikanterhadap masyarakat lokal.
-Anti Korupsi SO3 Jumlah total dan peresentase operasiyang dinilai terhadap risiko terkaitdengan korupsi dan risiko signifikanyang teridentifikasi.
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenaikebijakan dan prosedur anti korupsi.
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dantindakan yang diambil.
-Kebijakan Publik SO6 Nilai total konsribusi politik berdasarkannegara dalam penerima/penerimamanfaat.
-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait antipersaingan, anti-trust, serta praktirmonopoli dan hasilnya.
-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan danjumlah total sanksi non moneter atasketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan.
-Asesmen Pemasokatas Dampak TerhadapMasyarakat
SO9 Peresentase penapisan pemasok barumenggunkan kriterial untuk dampakterhadap masyarakat.
80
SO10 Dampak negative aktual dan pontensialyang signifikan trhadap masyarkatdalam rantai pasokan dan tindakanyang diambil.
-Mekanisme PengaduanDampak TerhadapMasyarakat
SO11 Jumlah pengaduan tentang dampakterhadap masyarakat yang dianjukan,ditangani dan diselesaikan melaluimekanisme pengaduan resmi.
KATEGORI SOSIALSub Kategori: Tangungjawab atas Produk
-Kesehatab KeselamatPelanggan
PR1 Peresentase kategori produk dan jasayang signifikan dampaknya terhadapkesehatan dan keselamatan kerja yangdinilai untuk peningkatan.
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhanterhadap peraturan dan koda sukarelaterkait dampak kesehatan dankeselamatan dari produk dan jasasepanjang hidup, menurut jenis hasil.
-Pelebaran Produk danJasa
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yangdiharuskan oleh prosedur organisasiterkait dengan informasi dan pelabelanproduk dan jasa yang signifikan harusmengikuti informasi sejenis.
PR4 Jumlah total insedes ketikpatuhanterhadap peraturan dan koda sukarelaterkait dengan informasi dan pelabelanproduk dan jasa, menurut jenis hasil.
PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasaanpelanggan.
-KomunikasiPemasaran
PR6 Penjual produk yang dilarang ataudisengketakan.
PR7 Jumlah total insiden ketikpatuhanterhadap peraturan dan koda sukarelatentang komunikasi pemasaran,termasuk iklan, promosi dan sponsormenurut jenis hasil.
-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbuktiterkait dengan pelanggaran privasipelanggan dan hilangnya datapelanggan.
81
-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikanatas ketikpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan terkaitpenyediaan dan penggunaan produkdan jasa.
Sumber : www.globalreporting.org (data diolah, 2016)
84
BIOGRAFI PENULIS
REGITHA CAHYANI HALIK, Lahir di Manado Provinsi
Sulawesi Utara Pada Tanggal 18 Juli 1997. Anak ke 1 dari
4 bersaudara, Buah hati dari bapak Halik S.Pd dan ibu
Martha Yahya S.Pd.
Penulis memulai dan menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK)
pada tahun 2002 di TK Hang Tuah I Manado. Setelah tamat dari Taman Kanak-
Kanak penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 03
Moyongkota Baru dan tamat pada tahun 2008. Setelah tamat Sekolah Dasar
kemudian penulis melanjutkan pendidikan dijenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP Negeri 03 Manado dan tamat pada tahun 2011. Setelah Tamat
dari Sekolah Menengah Pertama penulis melanjutkan pendidikan dijenjang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Cokroaminoto Kotamobagu dan
lulus pada tahun 2014. Setelah Tamat dari Sekolah Menengah Kejuruan penulis
melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi Universitas Muhammadiyah
Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntansi.
Kemudian Penulis menyelesaikan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar selama 5 tahun lebih dan selesai pada tahun 2020.