Ahmad Najiyullah Feb
-
Upload
nurul-hasanah-arwii -
Category
Documents
-
view
235 -
download
1
Transcript of Ahmad Najiyullah Feb
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
1/110
ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA
(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)
Oleh :
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
2/110
Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520
dengan judul Skripsi ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
3/110
ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
PADA PT. HIKERTA PRATAMA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan BisnisUntuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ahmad Najiyullah
NIM : 106082002520
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
4/110
Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520
dengan judul Skripsi ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
5/110
KEMENTRIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia Website :www.uinjkt.ac.idemail : [email protected]/ [email protected]
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Ahmad Najiyullah
NIM : 106082002520
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan
hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat
maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi ini dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta
gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
6/110
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam
semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat
beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan
kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang
diperolah adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1 A h d H Y h d Ib d Hj Ai h k k k d dik
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
7/110
5.
Bapak Prof. Azzam Jasim MBA. selaku dosen pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Fitri Damayanti, SE.,Ak.,selaku dosen pembimbing II, yang begitu sabar
dalam memberikan penjelasan, bimbingan, pengarahan dan dorongannya
kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak Afif Sulfa
SE.,Ak.,M.Si, Ibu Erika Amelia.,SE.M.Si dan Ibu Rini
SE.,Ak.,M.Si selaku penguji komprehensif. Terima kasih telah memberikan
ilmu kepada penulis.
8. Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen
jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam
proses perkuliahan.
9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya
kepada penulis.
10.
Teman-teman akun A, B, C, D dan E terima kasih atas doa, dukungan,
perhatian dan persahabatan kalian dari semester 1 sampai sekarang.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
8/110
ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA
(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
9/110
Hari ini Jumat Dua Puluh Dua Oktober Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Ahmad NajiyullahNIM: 106082002520 dengan
judul Skripsi: ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN,
PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Oktober 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
10/110
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF........................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A L t B l k P liti 1
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
11/110
1.
Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ............................ 12
2.
Pemotong Pajak Penghasilan ........................................... 13
3.
Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................. 15
4.
Tidak Termasuk Objek Pajak ................................ .......... 16
5.
Objek Penghasilan Pasal 21 .............. .............................. 16
6.
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 ..................................... 19
7. Pengurangan Yang Diperbolehkan .... ............. ................. 19
8. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ........... ..................... 20
9.
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ........... ............. ... 20
10.Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ............ ... 21
11.Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak ............................... 24
12.
Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilannya-
Yang Dipotong PPh Pasal 21 ................................ .......... 28
13.
Hak Dari Wajib Pajak yang Penghasilannya-
Di t PPh P l 21 29
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
12/110
Dengan Surat Pemberitahuan (SPT) ................................ 33
D.
Surat Setoran Pajak ... ....................... ......... .............. ............ 34
1.
Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) .............................. 34
2.
Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) .................................... 34
3.
Tempat Pembayaran dan Penyetoran Pajak ............. ........ 34
4.
Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak .......... ... 34
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 37
B. Metode Penelitian ............. ................... ............. ............. ... 37
C. Metode Pengumpulan Data ....................................... ........ 38
D.
Metode Analisa ................................ ............ ..................... 39
E.
Operasi Variabel Penelitian ................................................ 40
BAB IV PEMBAHASAN
A S kil G b U Obj k P liti 42
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
13/110
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21
Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Menurut
Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ....................... ....... 53
3. Analisis Penerapan Penghitungan, Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 Antara
PT. Hikerta Pratama Dengan Praturan Perpajakan .......... 60
4. Analisis Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 ............ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ................ ......................................... ......... ... 69
B. Saran ............................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 72
LAMPIRAN ........................................................................................ 74
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
14/110
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 17 Tahun 2000 ........... ............. ... 5
1.2 Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........... ............. ... 6
2.1 Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........... ............. ... 19
2.2 Penghitungan PPh PPh Pasal 21 atas Pengjhasilan yang-
Diterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas ........... ........ 23
2.3 Tinjauan Terdahulu ............. ............. ...................................... ........... 35
4.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak ................................ .......................... 52
4.2 Penyetoran dan Penyampaian ............ .................... ........... .............. ... 67
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
15/110
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1.
Surat Keterangan Riset ..................................................................... 75
2.
Daftar Gaji Karyawan Tetap ............................................................. 76
3.
Daftar Upah Tenaga Harian Lepas .................................................... 80
4. Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap
Menurut PT. Hikerta Pratama ........................................................... 82
5.
Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga Harian-
Lepas Menurut PT. Hikerta Pratama ................................................. 86
6. Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Menurut
Penulis Dengan Mengacu Pada Undang-undang
Pajak Penghasilan No. 36 Tahun2008................................................ 88
7.
Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga Harian Lepas
M t P li D M P d U d d
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
16/110
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perubahan tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang bergulir cepat
sejak runtuhnya rezim kekuasaan orde baru adalah proses perubahan dalam
segala bidang, citacita untuk mewujudkan negara yang maju memacu
perubahanperubahan yang mendasar diberbagai sektor dan tahapan.
Peraturan perpajakan selalu disempurnakan sejalan dengan
perkembangan ekonomi dan sosial. Perubahan selalu dibuat untuk
menyesuaikan kondisi yang ada, karena itu peraturan perpajakan selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu Salah satu adalah terhadap UU
Pajak Penghasilan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
17/110
Perubahan Undangundang Pajak Penghasilan tersebut, dilakukan
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip prinsip perpajakan yang dianut
secara universal, yaitu keadilan, kemudahan/efisiensi administrasi dan
produktifitas penerimaan negara serta tetap mempertahankan self assessment
system.
Sistem pemungutan pajak dengan self assessment system, yaitu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang, dalam self assessment system
wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang menurut Undangundang pada suatu masa pajak,
sedangkan fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi.
Hal ini berarti bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas kewajiban
pajak menurut Peraturan Undang undang mulai dari saat pendaftaran
sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
18/110
Banyaknya upaya perubahan untuk memperbaiki peraturan perpajakan,
namun kenyataannya dalam pelaksanaan masih banyak wajib pajak yang
kurang mengerti dan memahami dalam penerapan pajak penghasilan Pasal 21
dalam hal penghitungan, pelaporan dan penyetoran kewajiban perpajakannya.
Selain ketentuan Peraturan Undang undang Perpajakan diatas, dasar
hukum yang dipakai dalam penghitungan, pemotongan, pelaporan dan
penyetoran PPh Pasal 21 adalah Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER-
31/PJ./2009.
Begitu banyak peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah,
namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi pelanggaran yang tidak sesuai
dengan dasar hukum pajak. Adapun jenis penyimpangan yang sering terjadi
adalah banyaknya wajib pajak yang tidak membayar kewajibannya secara
penuh. Hal tersebut akibat adanya pemalsuan dokumentasi atau proses
penahapan yang dilakukan tidak sesuai prosedur. Dengan adanya perubahan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
19/110
Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) yang mana terdapat kenaikan jumlah
PTKP yang diberlakukan Tahun 2005 sesuai dengan Keputusan Mentri
Keuangan No.564/KMK.3/2004 tentang penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak ( PTKP ) yaitu :
1. Rp 2.880.000,00 untuk diri wajib pajak orang pribadi, disesuaikan
menjadi sebesar Rp 12.000.000,00
2. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang kawin disesuaikan
menjadi sebesar Rp 1.200.000,00
3.
Rp 2.880.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami disesuaikan menjadi sebesar Rp
12.000.000,00
4. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
20/110
terutang menurut Peneliti dengan mengacu kepada Undang udang Pajak
Penghasilan No.17 Tahun 2000.
Adapun perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan penulis,
Peneliti sebelumnya melakukan Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu
kepada Undang undang No. 17 Tahun 2000, Sedangkan Penulis melakukan
Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu kepada Undang undang yang
terbaru yaitu Undang undang No. 36 Tahun 2008 yang akan diberlakukan 1
Januari Tahun 2009.
Dalam penelitian ini untuk menghitung Pajak Penghasilan yaitu
dengan mengalikan tarif PPh dengan Penghasilan kena Pajak (PKP).
Sedangkan tarif PPh dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2005 s.d. 2008
Tabel 1 1
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
21/110
2.
Wajib Pajak Orang Pribadi Mulai Tahun 2009
Tabel 1.2
Tarif Pasal 17, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00
15%
Diatas Rp.250.000.000,00 s.d. Rp
500.000.000,0025%
Diatas Rp 500.000.000,00 30%
Untuk menghitung penghasilan kena pajak orang pribadi adalah
jumlah penghasilan bersih dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Sedangkan PTKP sebagai berikut :
1.
PTKP Tahun 2005 s.d. 2008
a.
Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri
wajib pajak orang pribadi
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
22/110
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
2. PTKP Mulai Tahun 2009
a.
Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.
b. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk wajib Pajak yang kawin.
c.
Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) dan
d.
Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
i k l k k j di
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
23/110
enam ribu rupiah) setahun atau Rp 108.000,00 (seratus delapan ribu rupiah)
sebulan
2. Biaya Jabatan Mulai Tahun 2009
Besarnya Biaya Jabatan mulai 1 Januari 2009 telah berubah.
Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-
250/PMK. 03/2008. Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi
pegawai tetap ditetapkan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggi-
tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan diatas maka penulis
memutuskan mengajukan skripsi dengan konsentrasi perpajakan khususnya
pajak atas penghasilan orang pribadi dalam negeri pada suatu perusahaan.
Adapun judul yang diajukan oleh penulis yaitu Analisis Penerapan
Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
P h il P l 21 B d k U d d N 36 T h
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
24/110
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk
mengetahui apakah pelaksanaan penghitungan, pemotongan, penyetoran
dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 oleh PT. Hikerta Pratama sesuai
dengan Undangundang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai
mana telah diubah terakhir dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan dan menjadi pengetahuan apabila nanti terjun
secara langsung kelapangan. Serta merupakan persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
25/110
35
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian Judul Perbedaan Persamaan Alat Analisis Hasil
Arja Sadjiarto
( 2006 )
Variasi Penghitungan dan
Penyetoran Pajak penghasilan Pasal
21
Variasi dan KEP-
545/PJ/2000.
PER-15/PJ/2006.
UU No. 17 Tahun 2000.Biaya jabatan
Tarif pajak
PTKP
Penghitungan dan
Penyetoran pajak
Penghasilan Pasal 21
Metode kualitatif
dengan pendekatan
study kasus
Dalam melakukan
penghitungan dan penyetoran
PPh Pasal 21 bagi pegawai
tetap untuk menghindari lebihbayar pada SPT Tahuunan
dengan cara menerapkan
system kumulatif.
Amber
Lumbantoruan
( 2002 )
Pengaruh Kebijakan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Terhadap
Penghasilan Badan pada PDAM
Bayumas
Pajak Penghasilan
Badan Pada PDAM.
UU No.17 Tahun 2000,
Biaya jabatan,
Tarif pajak,PTKP,
Pajak Penghasilan
Pasal 21
Metode penelitian
arsip dan Analisis
statistic deskriptif,
Statistic inferensial
parametik
Menyatakan kebijakan pajak
penghasilan pasal 21 dalam
bentuk tunjangan pajak lebih
menguntungkan bagi
perusahaan dari pada subsidipajak.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
26/110
36
Lanjutan
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian Judul Perbedaan Persamaan Alat Analisis Hasil
Yunita Christy
( 2003 )
Hubungan Keakuratan
Penghitungan Pajak PenghasilanPasal 21 Antara fiskus dan WajibPajak pada RS Immanuel
Hubungan Keakuratan.
Fiskus dan Wajib Pajakpada RS Immanuel.UU No. 17 Tahun 2000.
Biaya jabatan,
Tarif pajak,
PTKP
Penghitungan PPh
Pasal 21
Metode Deskriftif
analitis
Jumlah pajak penghasilan
Pasal 21 yang dihitung
Rumah Sakit Imanuel per
bulan sama dengan jumlah
pajak penghasilan pasal 21
yang dihitung oleh fiskus
berdasarkan undang- undang
perpajakan No.17 Tahun
2000.
Yuwono(2007 ) Analisis Pelaksanaan Penghitungandan Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 21 pada PT. XYZ( Produksi Biskuit)
Penerapan Pemotongan,Penyetoran.
UU No.17 Tahun 2000,KEP-
No.564/KMK.3/2004,
Biaya jabatan,Tarif
PTKP
Penghitungan danPelaporan pajak
Penghasilan Pasal 21
Metode Deskriptifkualitatif Dalam penghitungan danpelaporan pajak penghasilan
terdapat ketidak kesesuaianantara peneliti dengan
perusahaan dalam hal
penghitungan penghasilanTidak Kena Pajak (PTKP)
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
27/110
37
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
28/110
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek pajak penelitian ini adalah PT. Hikerta
Pratama penelitian ini dibatasi hanya pada masalah bagaimana cara pelaksanaan
penghitungan, pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan Pasal
21 terhadap pegawai tetap dan tenaga lepas harian yang berkerja pada
perusahaan tersebut.
B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus yang
bersifat deskriptif untuk tujuan analisis. Untuk penghitungan penulis mengambil
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
29/110
4. Tenaga harian lepas yang dibayarkan secara bulanan
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian deskriptif ini penulis melakukan penelitian untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dengan metode:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh penulis untuk
memperoleh data-data sekunder yang diperlukan dengan cara membaca,
mempelajari, menelaah dan menganalisis sumber kepustakaan yang relavan
seperti buku, Undang-undang peraturan perpajakan, serta diklat-diklat kuliah
yang berkaitan dengan pembahasan skripsi sebagai dasar perbandingan antara
teori yang relavan dengan peraktik yang terjadi dalam operasi perusahaan.
2. Penelitian Lapangan (field Research)
Penelitian Lapangan yaitu usaha yang dilakukan penulis dalam rangka
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
30/110
Pemberitahunan (SPT) PT. Tahunan beserta Surat Setoran Pajak (SSP) nya,
profil Perusahaan, daftar gaji karyawan, serta dokumen-dokumen yang terkait.
D. Metode Analisa
Dalam skripsi ini metode analisa data yang penulis terapkan adalah metode
deskriftif kuantitatif dan metode deskriftif kualitatif. Data-data yang telah penulis
kumpulkan dari penelitian lansung maupun literatur akan dijabarkan melalui
analisa guna memperoleh jawaban atas rumusan yang ada. Analisis yang
digunakan dalam menjabarkan penelitian ini adalah:
1. Analisis Kualitatif, yaitu analisis dengan cara mempelajari dan menguji
apakah ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku telah ditetapkan
oleh perusahaan dalam penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan
pajak penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan Undang - undang Perpajakan
yang berlaku
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
31/110
E. Operasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi variabel-variabel yang
digunakan dalam membahas masalah tersebut:
1.
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto yaitu penghasilan yang diterima oleh karyawan berupa
gaji, tunjangan-tunjangan dan lain-lain.
2.Biaya Jabatan
Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto sebesar- besarnya Rp
6.000.000,00 (enam juta rupiah ) setahun atau Rp 500.000,00 ( lima ratus ribu
rupiah) sebulan.
3.Penghasilan Neto
Penghasilan Neto yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
32/110
6.Pajak Terutang
Pajak Terutang yaitu pajak yang harus dibayar pada suatu masa pajak,
besarnya pajak terutang dihitung dari jumlah PKP yang diperoleh lalu
dikalikan dengan tarif pajak Pasal 17 Undang undang Nomor 36 Tahun
2008.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
33/110
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Dasar Dasar Perpajakan
1.
Pengertian Pajak
Dalam membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan
batasan tentang pajak, diantara pengertian pajak yang dikemukakan oleh
Prof. Dr. Rocmat Soemitro, dan Mardiasmo (2009:1):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang
undang (yang dapat dipaksakan ) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
( kontraprestasi ) yang lansung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani,Guru Besar Hukum Pajak
Universitas Amsterdam, yang telah di terjemahkan oleh R.Santoso
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
34/110
a.
Iuran rakyat, dalam perundangundangan pajak negara kita ditugaskan
bahwa pajak merupakan perwujudan keikutsertaan warga negara
dalam pembangunan nasional.
b. Kepada Kas Negara, UU KUP menegaskan bahwa pajak harus dibayar
ke kas negara atau badan keuangan yang ditujukan secara resmi oleh
pemerintah (UU KUP Pasal 10).
c. Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan pelaksanaan yang
sifatnya dapat dipaksakan.
d.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditujukan adanya Kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
e. Digunakan untuk pengeluaranpengeluaran negara yang bila
pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public
investment.
2.
Fungsi Pajak
Ad 2 F i P j k
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
35/110
3.
Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Dalam official assessment system wajib pajak bersifat
pasif dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
b.
Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Dalam Self
Assessment System wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sedangkan
fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi.
c. With Holding System
Si j k b i k d ih k
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
36/110
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Dasar pengenaan pajak penghasilan Pasal 21 adalah Undang-
undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai mana telah diubah
terakhir dengan Undangundang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
2.
Pemotongan pajak PPh Pasal 21
Pemotongan pajak PPh Pasal 21 diantaranya adalah :
a. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik
merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, bentuk usaha
tetap, yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan
dengan perkerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.
b. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada pemerintah
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
37/110
d.
Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar
honorium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
kegiatan, jasa, termasuk jasa tanaga ahli dengan status wajib pajak
dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk
dan atas nama persekutuannya.
e. Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar
honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan
status wajib pajak luar negeri.
f. Yayasan ( termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit,
pendidikan kesenian, olah raga , kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,
asosiasi, perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial politik dan
organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan
sebagai pembayaran gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan
h b d k j j k i
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
38/110
wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu
kegiatan.
3.
Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2009:14) penerimaan
penghasilan yang dipotong pajak penghasilan Pasal 21 yaitu:
a. Pegawai adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan
berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun
tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan
negeri atau Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah.
b. Penerima uang pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan
dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima
Tabungan Hari Tua.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
39/110
4.
Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Dalam Pasal 8 Keputusan Direktorat Jendral Pajak No. KEP
31/PJ/2009, yang tidak termasuk objek pajak penghasilan Pasal 21, yaitu:
a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
b. Penerima dalam betuk natura dan kenikmatan kecuali yang diberikan
oleh bukan wajib pajak.
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Mentri Keuangan serta Iuran Tabungan
Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT) kepada badan penyelenggara
jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.
d. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
e. Zakat yang diterima oleh Pribadi yang berhak dari badan atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
f B i b i di k d d l P l 4 (3) h f l
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
40/110
tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan
jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak,
tunjangan pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi
asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya
dengan nama apapun.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa
jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,
tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis
lainnya yang sifatnya tidak tetap.
c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.
d. Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Tabungan Hari Tua atau
Jaminan Hari Tua, dan pembayaran lain sejenis.
e. Honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan
dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai
i b l h b d k j j d k i
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
41/110
5)
Pengarang, peneliti, dan penerjamaah.
6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer, dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elekronika, fotografi, ekonomi
dan sosial.
7)
Agen iklan.
8) Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas
lainnya dalam segala bidang kegiatan.
9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan.
10)Peserta perlombaan.
11)Petugas penjaga barang dagangan.
12)Petugas dinas luar asuransi.
13)Peserta pendidikan dan pelatihan
14)Distributor perusahaan multilevel marketing atau dierect selling
d k i j i l i
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
42/110
6.
Tarif Pajak Penghasilan
Tabel 2.1.
Tarif Pasal 17, Undangundang Nomor 36 Tahun 2008
Lapisan Penghasilan kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan RP
50.000.000,00
5 %
Diatas Rp 50.000.000,00 s.d.Rp 250.000.000,00
15 %
Diatas Rp 250.000.000,00 s.d.Rp 500.000.000,00
25 %
Diatas Rp 500.000.000,00 30 %
Sumber : Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008
7. Pengurangan yang diperbolehkan:
Dalam Pasal 1 Keputusan Jendral Pajak No. KEP 250/PJ/2009,
yang menjadi pengurangan pajak Penghasilan Pasal 21 adalah:
a.
Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
43/110
pensiunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen)
dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 2.400.000,00 (dua juta
empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp 200.000,00 (dua ratus ribu
rupiah) sebulan.
8.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya.
Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
44/110
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Atas besarnya PTKP dalam
Undang undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan
Direktorat Jendral Pajak No. PER-31/PJ./2009 sebagai berikut:
a. Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri wajib orang pribadi.
b. Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah.
c. Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung
dengan suami.
d. Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya. Paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
45/110
Perhitungan PPh Pasal 21
Gaji sebulan Rp. 2.000.000,00.
Pengurangan
Biaya Jabatan :5% X Rp. 2.000.000,00. Rp. 100.000,00.
Iuran Pensiun : Rp. 50.000,00. Rp. 150.000,00Penghasilan neto sebulan Rp. 1.850.000,00
Penghasilan neto setahun12 X Rp. 1.850.000,00. Rp. 22.200.000,00
PTKP setahunUntuk WP sendiri Rp.15.840.000,00.
Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,00.
Tambahan 1 anak Rp. 1.320.000,00. Rp. 18.480.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp. 3.720.000,00.
PPh Pasal 21 Terutang :
5% X Rp. 3.720.000,00 = Rp. 186.000,00PPh Pasal 21 Sebulan :
Rp. 102.000.000,00. : 12 = Rp. 15.500,00
b. Penghitungan Pemotongan PPh 21 Atas Penghasilan yang
Diterima Peserta Kegiatan
Taufiq adalah seorang pemain bulu tangkis professional yang
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
46/110
Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas
penghasilan Ir. Garda Suganda adalah sbb :
Table 2.2
Penghitungan Pemotong PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang
Diterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Bulan
Penghasilan
bruto
(Rupiah)
Dasar
PemotonganPPH Pasal 21
(Rupiah)
DasarPemotongan
PPH Pasal
21 kumulatif(Rupiah)
TariffPasal 17
ayat 1
huru aUUD PPh
PPH Pasal21 Terutang
(1) (2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6)=(3)x(5)
Maret 100.000.000 50.000.000 50.000.000 5% 2.500.000
Juli 50.000.000 25.000.000 75.000.000 15% 3.750.000Jumlah 150.000.000 75.000.000 6.250.000
Sumber : Perpajakan edisi revisi 2009
Penjelasan Penghitungan:
Pada bulan Maret 2009, jumlah kumulatif 50% dari penghasilan
bruto yang dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda sebesar Rp
50 000 000 00 (belum lebih dari 50 juta) sehingga atas penghasilan yang
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
47/110
11.
Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak
Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Pajak No.Kep-
31/PJ/2009. Hak dan kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 21
adalah sebagai berikut :
a. Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri kekantor pelayanan
pajak atau kantor penyuluhan pajak setempat.
b.Pemotong pajak mengambil sendii formulirformulir yang diperlukan
dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada kantor
pelayanan pajak atau kantor penyuluhan setempat.
c. Pemotongan pajak wajib mengundang, memotong, dan menyetorkan
PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
d.Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak
(SSP) kekantor pos atau Bank Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, atau bankbank lain yang ditunjuk oleh dirjen
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
48/110
g.
Pemotong pajak wajib memberikan Bukti pemotongan PPh Pasal 21
baik diminta maupun tidak pada saat diberlakukannya pemotongan
pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima
uang tebusan pensiun, penerima Jaminan Hari Tua, penerima uang
pesangon, dan penerima dana pensiun.
h.Pemotongan pajak wajib memberikan bukti pemotong PPh pasal 21
Tahun kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan,
dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Dirjen Pajak
dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.
i. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian
tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan oleh pemberi kerja
selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah pegawai yang
bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.
j. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir, pemotong
j k b k jib hi k b li j l h PPh P l 21
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
49/110
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5) Undangundang
No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008
penghitungannya sebagai berikut :
1)
Dalam hal pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri dan
mulai atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan, penghitungan
PPh Pasal 21 didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak yang bersangkutan
dan tidak disetahunkan
2) Dalam tahun pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri yang
merupakan pendatang dari luar negeri, yang mulai bekerja di
Indonesia dalam tahun berjalan, penghitungan PPh pasal 21
didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya diperoleh
dalam bagian tahun pajak yang bersangkutan yang disetahunkan
l A bil j l h j k l bih b d i j l h j k
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
50/110
n.
Setiap pemotong pajak wajib mengisi, menandatangani dan
menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan
Pajak tempat pemotongan pajak terdaftar atau kantor penyuluhan
pajak setempat.
o.
Surat Pemberitahuan Tahun PPh Pasal 21 harus disampaikan
selambatlambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya.
p.Pemotong pajak dapat mengajukan permohonan untuk
memperpanjang jangka waktu.
q.Permohonan diajukan secara tertulis selambat- lambatnya tanggal 31
Maret tahun takwim berikutnya dengan menggunakan formulir yang
ditentukan oleh Dirjen pajak disertai surat pernyataan mengenai
penghitungan sementara PPh Pasal 21 yang terutang dan bukti
pelunasan kekurangan pembayaran PPh Pasal 21 yang terutang untuk
takwim yang bersangkutan.
S P b i h T h PPh P l 21 h dil i i d
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
51/110
kekurangannya harus disetor sebelum penyampaian SPT Tahunan PPh
Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 25 Maret tahun takwim
berikutnya.
u.Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun
takwim lebih kecil dari PPh Pasal 21 yang telah disetor, kelebihan
tersebut dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang untuk
bulan pada waktu dilakukannya penghitungan tahunan, dan jika masih
ada sisa kelebihan, maka diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya
dalam tahun berikutnya.
v.Dalam hal pemotong pajak adalah badan, SPT Tahunan PPh Pasal 21
harus di tandatangani oleh pengurus atau direksi.
w.Dalam hal SPT Tahunan PPh Pasal 21 ditandatangani dan di isi oleh
orang lain selain yang dimaksud dalam Ayat (1), harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus.
12 H k d K jib P i P h il di PPh
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
52/110
b.
Penerimaan penghasilan berkewajiban untuk menyerahkan bukti
pemotongan PPh Pasal 21 kepada:
1)Pemotong pajak kantor cabang baru dalam hal yang bersangkutan
dipindah tugaskan.
2)
Pemotong pajak tempat bekerja yang baru dalam hal yang
bersangkutan pindah kerja.
3)Pemotong pajak dana pensiun dalam hal yang bersangkutan mulai
menerima pensiun dalam tahun berjalan.
13.
Hak Dari Wajib Pajak Yang Penghasilannya Dipotong Pajak
Penghasilan Pasal 21 adalah:
a. Wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu
ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur Jendral Pajak paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat
ketetapan, dan atas keberatan tersebut Direktur Jendral pajak akan
b ik k li l d l j k k 12 (d
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
53/110
ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak untuk membantu pelaksanaan
Undang-undang Perpajakan. Kerahasiaan wajib pajak antara lain:
Surat Pemberitahuan, Laporan Keuangan, dan dokumen lainnya yang
dilaporkan oleh wajib pajak, data dari pihak ketiga yang bersifat
rahasia, dokumen atau rahasia wajib pajak lainnya sesuai ketentuan
perpajakan yang berlaku.
C. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Pasal 1, angka 10 Undang undang No.16 Tahun 2009 tentang tata cara
umum dan tata cara perpajakan menyebutkan bahwa pengertian Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan peraturan perundang undangan perpajakan
2.
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Fungsi SPT bagi wajib pajak penghasilan yaitu:
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
54/110
b.
Fungsi SPT bagi pengusaha Kena Pajak yaitu:
1)Sarana melaporkan dan mempertanggungkan jawaban
penghitungkan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan
atas barang mewah yang sebenarnya terutang.
2)
Melaporkan perkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
3)Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undagan yang
berlaku.
c. Fungsi SPT bagi pemungutan atau pemotongan pajak yaitu:
1)Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungkan
jawaban pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
Jenis-jenis Surat Pemberitahuan ada dua macam yaitu:
S P b i h M d l h l h jib j k
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
55/110
keuangan berupa neraca dan penghitungan rugi laba serta keterangan-
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitungkan besarnya
penghasilan kena pajak.
b. Bagi wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan, dalam
SPT-nya harus dilampiri atau dilengkapi penghitungan dan
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.
5. Batas Waktu Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-selambatnya dua puluh
hari setelah akhir masa pajak.
b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, selambat -lambatnya Tiga bulan
setelah akhir tahun pajak.
6. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT)
Apabila diketahui terdapat kesalahan pada SPT wajib pajak dapat
melakukan pembetulan SPT atas kemauan sendiri dengan menyampaikan
li d l j k k d h j k
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
56/110
7.
Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana Sehubungan Dengan Surat
Pemberitahuan (SPT)
Kepada wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan dalam UU sehubungan dengan SPT dikenakan sanksi
administrasi dana dan sanksi pidana yaitu:
a. Wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT dikenakan sanksi
administrasi berupa untuk SPT Masa Rp. 50.000,00 dan untuk SPT
Tahunan sebesar Rp. 100.000,00 ( Pasal 7 UU KUP ).
b. Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2009 menyatakan apabila wajib pajak
tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap dalam melampiri keterangan karena kealpaan
wajib pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian dalam pendapatan
negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
atau denda setinggi -tingginya 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
57/110
D. Surat Setoran Pajak (SSP)
1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP)
Surat setoran pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas
Negara atau ketempat pembayaran lain yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
2. Fungsi Setoran Pajak (SSP) adalah:
a. Sebagai sarana untuk membayar pajak
b.
Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak
3. Tempat pembayaran dan penyetoran pajak adalah :
a. Bank-bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak
b. Kantor Pos dan Giro
4.
Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak
a. Pembayaran masa untuk PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 10
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
58/110
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1.Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hikerta Pratama didirikan pada Tahun 1992 atas pembiayaannya
melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan kegiatanya sebagai
perusahaan manufacturing dengan memproduksi barang barang penyaring.
Pada Tahun 1995 PT. Hikerta Pratama berkerja sama dengan PT. Duta
Nichirindo, kini statusnya menjadi perusahaan joint venture atau perusahaan
gabungan.
Kegiatan dagang dimulai pada Tahun 1993, saat ini PT. Hikerta
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
59/110
penyaring di Jepang, maka PT. Hikerta Pratama sanggup memberikan kepada
para pelanggannya produk produk dengan mutu standar yang tinggi.
2. Visi PT. Hikerta Pratama
Visi dari PT. Hikerta Pratama adalah menjadi salah satu perusahaan
terdepan penghasilan suku cadang manufacturing yang berfokus pada produk
filtrasi yang besar dalam kapasitas.
Misi PT. Hikerta Pratama
untuk dapat memberikan Produk dengan kualitas prima sehingga dapat
memfasilitasi para konsumsi dalam menjalankan bisnisnya dengan lebih
efektif & efisien.
3. Lini Produk
PT Hikerta Pratama membagi produknya manjadi 2 (dua) bagian yaitu :
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
60/110
peralatan orisinil dan original, equipment for service (OES) atau peralatan
untuk reparasi yang dipasarkan kedalam pasar pasar domestic dan luar
negeri, sebagian kecil dijual untuk pesanan khusus.
Untuk penjualan dipasar dalam negeri diajukan pada pasar otomotif
dan peralatan berat juga untuk counter penjual suku cadang resmi. Sedangkan
untuk pasar luar negeri PT. Hiketa Pratama melakukan ekspor produk filter ke
Jepang dan Negara-negara bagian Asia Tenggara lainnya seperti Singapura,
Taiwan, Cina.
PT. Hikerta Pratama juga membuat produk atas dasar spesifikasi
teknis orientasi pelanggan yang meliputi pengembangan pada divisi branding
( Merek ) dan Packaging ( Pembukusan ). Atas dasar produk besar besaran
tersebut pelanggan dijamin mendapatkan kepuasan dengan memakai produk
produk PT Hikerta Pratama
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
61/110
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
62/110
4.
Pembagian kerja
Pembagian kerja pada PT. Hikerta Pratama adalah sebagai berikut :
a. Presiden Direktur
Presiden direktur mengarahkan dan memberikan saran kepada perusahaan
atas masalah yang penting serta bersama wakil direktur dan direktur
bertanggung jawab terhadap para pemegang saham
1)
Membuat strategi dan kebijakan perusahaan
2) Pengembangan bisnis dan financial perusahaan
3) Konsisten dalam komitmen untuk memajukan system manajemen
4) Memberikan sumber daya yang baik sebagai hasil produk yang
ditawarkan kepada pelanggan
5) Melaksanakan evaluasi secara komprehensif
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
63/110
2)
Membuat perancangan dan strategi pemasaran termasuk prediksi
penjualan analisa pelanggan dan pasar
c. Direktur
Membantu dan bertanggung jawab terhadap presiden untuk melaksanakan
strategi dan kebijakan perusahaan dengan penekanan pada control pabrik
dengan tanggung jawab fungsional
1) Pengendalian produksi untuk meningkatkan efisiensi dan
pendayagunaan peralatan kerja, bahan baku, dan kekuatan perusahaan
2) Memelihara dan memajukan system kualitas untuk meminisasi produk
non korfomitas
3) Menetapkan kebijakan jangka menengah untuk kualitas,
manufacturing, ppic, peralatan, sumber daya manusia dan keamanan
d. Perwakilan Manajemen
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
64/110
5)
Bertindak sebagai penengah terhadap semua masalah berhubungan
dengan kualitas
e. Manajer
Manajer bertanggung jawab untuk melaksanakan QMS dan
menjalankannya sesuai proses manajer bertanggung jawab atas direktur
dengan kegiatan
1) Mangatur aktivitas rutin serta menentukan target dan rencana
f. Proses Kepemilikan
Peran pemilik dalam Model Proses Kunci adalah
1) Memberikan batasan proses
2) Mengatur proses
3) Memperbaiki proses melalui penataan tujuan mengukur kinerja kerja
g. Pengawas Dokumentasi
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
65/110
2)
Memastikan seluruh pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan
prosedur kerja
3) Melaporkan penurunan kerja dan memberikan ide untuk kemajuan
QMS
i.
Waktu Kerja
Waktu kerja adalah waktu yang ditentukan perusahaan untuk jam
operasional kerja tidak jauh berbeda dengan perusahaan perusahaan
lainnya. Adapun ketentuan ketentuan jam kerja dari PT. Hikerta Pratama :
Senin S/d Sabtu dibagi dengan 3 SIF
1) Sif 1 dari jam 07.00 15.00
Jam istirahat 12.00 01.00
2)
Sif 2 dari jam 15.00 23.00
Jam istirahat 18 00 19 00
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
66/110
1)
Pekerja Tetap yaitu pekerja yang diangkat oleh perusahaan sebagai
karyawan tetap dan menerima gaji serta tunjangan tunjangan sesuai
dengan besarnya gaji yang harus diterima berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan.
2)
Pekerja Tidak Tetap adalah karyawan yang direkrut oleh perusahaan
apabila perusahaan memperoleh tender atau proyek proyek besar
yang membutuhkan tenaga pembantu yang tidak bisa dihendel
sepenuhnya oleh karyawan tetap.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Unsur unsur Penghasilan dan Pengurangan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, data yang diambil
hanya sebagian dari SPT Tahunan Formulir 1721-A Terhadap status
karyawan di PT. Hikerta Pratama terhadap pegawai tetap sebanyak 80 orang
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
67/110
1)
Pegawai tetap yang penghasilan neto-nya melebihi PTKP berjumlah
37 orang.
2) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun dan berakhir
dipertengahan tahun berjumlah 10 orang karena berhenti bekerja,
namun perusahaan melaporkan dengan masa kerja setahun penuh.
3) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun hingga akhir tahun 33
orang
4) Upah harian yang diterima tenaga harian lepas dibayarkan secara
bulanan berjumlah 28 orang
b. Jenis Penghasilan :
1) Gaji Pokok, gaji yang dibayarkan secara bulanan oleh PT. Hikerta
Pratama.
2) Tunjangan, berupa Tunjangan makan, Tunjangan transportasi,
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
68/110
1)
Biaya Jabatan, yaitu 5 % dari gaji bruto yang diterima karyawan,
setinggi tingginya Rp.6.000.000,00 setahun dan Rp.500.000,00
sebulan
2) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu pengurangan pajak yang
besarnya ditentukan berdasarkan status. Besarnya penghasilan tidak
kena pajak yang dipakai dalam pengisian SPT Masa / Tahunan wajib
pajak PPh Pasal 21 dan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah :
Table 4.1
Penghasilan Tidak Kena Pajak
PTKP Per 1 Januari 2009
TK/0
TK/1
TK/2
TK/3
K/0
K/1
Rp.15.840.000,00
RP.17.160.000,00
RP.18.480.000,00
Rp.19.800.000,00
Rp.17.160.000,00
Rp.18.480.000,00
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
69/110
Keterangan :
TK/0 : Tidak Kawin dan Tanpa Tanggungan
TK/1 : Tidak Kawin dan Satu Tanggungan
TK/2 : Tidak Kawin dan Dua Tanggungan
TK/3 : Tidak Kawin dan Tiga Tanggungan
K/0 : Kawin dan Tanpa Tanggungan
K/1 : Kawin dan Satu Tanggungan
K/2 : Kawin dan Dua Tanggungan
K/3 : Kawin dan Tiga Tanggungan
K/1/0 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Tanpa Tanggungan
K/1/1 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Satu Tanggungan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
70/110
Penerapan Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetap dan tenaga harian lepas menurut
Undang undang No. 36 Tahun 2008 adalah :
a. Besarnya penghasilan neto bagi pegawai tetap ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi dengan :
1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan atau
Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun.
2) Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
badan penyelenggara Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
71/110
1)
Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) Atau Rp 1.320.000,00 untuk diri wajib orang pribadi.
2) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) atau Rp
110.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah.
3)
Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) atau Rp 110.000,00 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan suami.
4) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
d. Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari
pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya kecamatan yang
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
72/110
berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang
bersangkutan.
f. Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai mingguan,
pemagang dan calon pegawai, dan pegawai tetap lainnya berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian
yang jumlahnya tidak melebihi dari Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus
dua puluh ribu rupiah), berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan
sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp 150.000,00
(seratus lima puluh ribu rupiah).
2) Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari
atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima
puluh ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
73/110
h.
Dalam hal penghasilan dalam satu bulan kalender jumlahnya melebihi Rp.
1.320.000,00 ( satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka besarnya
PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan
jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang
bersangkutan dibagi dengan 360.
i. Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai tetap yang dihitung
berdasarkan upah harian dilakukan pengurangan PTKP.
j. Atas penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh pegawai,
setelah digabungkan dengan penghasilan sebagai pegawai dilakukan
pengurangan PTKP.
k. Atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, dikenakan pemotong PPh Pasal 21 berdasarkan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
74/110
1)
Pegawai tetap, termasuk pejabat Negara, pegawai Negri sipil, anggota
TNI/Polri, pejabat Negara lainnya, Pegawai BUMN dan BUMD, dan
anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang merangkap
sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.
2)
Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan.
3) Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan
secara bulanan.
n. Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah :
1) Bagi pegawai tetap adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya
jabatan, iuran pensiun yang dibayarkan sendiri oleh pegawai kepada
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Mentri Keuangan,
termasuk Iuran Tabungan Hari Tua atau jaminan Hari Tua yang
dibayar sendiri oleh pegawai kepada Badan Penyelenggara Jaminan
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
75/110
diterima atau yang diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah
disetahunkan.
o. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) dari pada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120%
(seratus dua puluh persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya
dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
p. Pemotong pajak wajib menghitung, memotong dan menyetorkan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
q. Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
76/110
s.
Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal
21, maka kelebihan tersebut dapat dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21
yang terutang pada bulan berikutnya dalam bulan takwim yang
bersangkutan.
t.
Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Pemotong PPh Pasal 21
Tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan,
dengan menggunakan Formulir yang ditentukan oleh Direktur Jendral
Pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.
u. Pemotong pajak wajib membuat catatan atau kertas kerja penghitungan
PPh Pasal 21 untuk masing masing penerima penghasilan, yang menjadi
dasar pelaporan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan wajib
menyimpan catatan atau kertas kerja tersebut selama 10 (sepuluh) Tahun
sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
77/110
pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008, dan Keputusan
Direktorat Jendral Pajak No KEP-31/PJ/2009.
Dibawah ini akan diambil beberapa contoh penghitungan yang
diterapkan oleh PT. Hikerta Pratama.
a. Penghitungan Pegawai Tetap yang Penghasilan Neto-nya melebihi PTKP
Hendro Kusbianto karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta
dengan memperoleh Penghasilan Gaji setahun Rp 48.000.000, Lembur Rp
143.000, Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000,
Tunjangan jabatan Rp 6.000.000, dan Tunjangan kehadiran 10% dari Gaji
Pokok. Besarnya pajak yang dikenakan dalam satu tahun adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Penghasilan Bruto setahun Rp 65.040.000Pengurangan :
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
78/110
Penghasilan neto setahun Rp 61.923.850,PTKP (K/3) Rp 21.120.000,
PKP setahun Rp 40.803.850,PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 40.803.850, = Rp 2.040.192,
Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang
menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu
sebesar Rp 2.033.400, dan Rp 2.040.192, selisihnya sebesar Rp 6.792,
merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan
karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 143.000,
b. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun Hingga Akhir
Tahun.
Firman ardiansyah karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta
dengan memperoleh Gaji setahun Rp 30.000.000, Lembur Rp 117.000, dan
Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000,
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
79/110
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada
Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Penghasilan bruto setahun Rp 45.357.000,Pengurangan :
Biaya Jabatan
(5% x Rp 45.357.000,) = Rp 2.267.850,Penghasilan Neto setahun Rp 43.089.150,PTKP (K/3) Rp 21.120.000,
PKP setahun Rp 21.969.150,PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 21.969.150, = Rp 1.098.457,
Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang
menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu
sebesar Rp 1.092.900, dan Rp 1.098.457, selisihnya sebesar Rp 5.557,
merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan
karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 117.000,
c. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun dan Berhenti
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
80/110
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Penghasilan bruto setahun Rp 30.360.000,Pengurangan
Biaya Jabatan(5% x Rp 30.360.000,)= Rp 1.518.000,
Penghasilan neto setahun Rp 28.842.000,
PTKP (K/1) Rp 18.480.000,PKP setahun Rp 10.362.000,PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 10.362.000, = Rp 518.100,
Penghitungan PPh Pasal 21 menurutPenulis dengan mengacu pada Undang
undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Penghasilan bruto setahun Rp 30.490.000,
PenguranganBiaya Jabatan
(5% x Rp 30.490.000,) = Rp 1.524.500,Penghasilan neto setahun Rp 28.965.500,
PTKP (K/1) Rp 18.480.000,
PKP setahun Rp 10.485.500,PPh Pasal 21 terutang5% x Rp 10 485 500 = Rp 524 275
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
81/110
Aan Kurniawan bekerja pada PT. Hikerta dengan dasar upah harian yang
dibayarkan secara bulanan dalam bulan Mei 2009. Aan dengan status Tk/0
hanya bekerja 26 hari kerja dengan upah harian Rp 60.000, besarnya pajak
yang harus dibayar adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Upah Maret 2009 ( 26 x Rp 60.000,) Rp 1.560.000,Tunjangan makan (26 x Rp 5.000,) Rp 130.000,
Penghasilan bruto sebulan Rp 1.690.000,Penghasilan neto setahun
(12 x Rp 1.690.000,) = Rp 20.280.000,PTKP (Tk/0) Rp 15.480.000,
PKP setahun Rp 4.440.000,PPh Pasal 21 Terutang
5% x Rp 4.440.000, = Rp 222.000,PPh pasal 21 sebulan
Rp 240.000, : 12 = Rp 18.500,
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada
Undang undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
82/110
Bila dilihat perbedaan penghitungan satu persatu, maka jumlah perbedaannya
tidak teralu besar. Tetapi bila diakumulasikan dari data yang ada, maka
perbedaannya menjadi besar untuk perusahaan tersebut.
Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap penghasilan karyawan tetap terdapat perbedaan antara jumlah
penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan
jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan mengacu
pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Dan
Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009.
Untuk prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan pasal 21
bagi Tenaga Kerja Harian lepas telah sesuai antara PT. Hikerta Pratama
dengan Penulis, mengacu kepada Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36
Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
83/110
Untuk menentukan bahwa pelaporan terhadap pajak penghasilan
Pasal 21 telah sesuai dengan aturan perpajakan maka penulis mengambil
data dari laporan SPT Masa PPh Pasal 21 Tahunan berserta SSP-nya
untuk Tahun 2009.
b. Berdasarkan SPT Tahunan dan SSP
Untuk pembayaran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan
SPT Tahunan harus dibayar lunas selambat lambatnya untuk
penyampaian SPT Tahunan, harus disampaikan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah akhir pajak tahun pajak. Berarti untuk penyampaian SPT
Tahunan tahun pajak 2009, paling lambat bulan Maret Tahun 2010.
Untuk menggambarkan apakah PT. Hikerta Pratama telah
melakukan pembayaran / penyetoran pajaknya yang terutang untuk tahun
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
84/110
Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Hikerta Pratama telah
melakukan pembayaran atau penyetoran atas pajak yang terutang berserta
penyampaian SPT untuk Tahun 2009 yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
Untuk Tahun 2009 pembayaran atau penyetoran atas pajak yang
terutang telah sesuai dengan peraturan perpajakan. Begitu pula halnya
dengan penyampaian SPT Tahun 2009 telah sesuai dengan peraturan
perpajakan.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
85/110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis mengenai penerapan
penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak Penghasilan
Pasal 21 di PT. Hikerta Pratama, maka pada bab terakhir ini diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap penghasilan karyawan tetap tidak sesuai antara jumlah
penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan
jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan
mengacu pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
86/110
Seharusnya yang benar menurut Undang undang Perpajakan No. 36
Tahun 2008. Uang lembur merupakan salah satu komponen penambah
penghasilan bruto. Oleh karena pertimbangan pertimbangan tersendiri
yang dilakukan oleh inilah yang menyebabkan adanya selisih kurang
bayar antara PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh perusahaan dengan
Penulis.
2. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap tenaga kerja harian lepas yang dibayarkan secara bulanan telah
sesuai antara jumlah penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT.
Hikerta Pratama dengan jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang
menurut Penulis dengan mengacu pada Undang undang Pajak
Penghasilan No. 36 Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak
No.KEP-31/PJ/2009.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
87/110
Hikerta Pratama Kepada Karyawannya telah sesuai dengan Undang
undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari bab bab sebelumnya. Penulis memberikan
sedikit saran yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat kepada
pihak pihak yang membutuhkan adapun saran saran yang dikemukakan
oleh penulis sebagai berikut :
1. PT. Hikerta Pratama untuk lebih terus mempertahankan dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan Perpajakan guna menghindari masalah serta
pelanggaran pelanggaran dan tetap mengamati informasi informasi
yang terbaru mengenai perubahan perubahan terbaru yang diberlakukan
oleh Mentri Keuangan, maupun Direktorat Jendral Pajak.
2. PT. Hikerta Pratama khususnya bagian keuangan akan jauh lebih baiknya
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
88/110
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Tjahjono, Muhammad Fachri H,Edisi Sembilan, Perpajakan
UPP STIM YKPN, Jakarta, 2009.
Anastasia Diana Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, CV.Andi Offset,
Yogyakarta, 2009.
Didik Budi Waluyo, Petunjuk Pemotongan Pajak Penghasilan 21/26,
PT.Gramedia, Jakarta, 2009.
Gunadi, Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan. Salemba Empat, Jakarta,
2010.
Mardiasmo, Perpajakan. Edisi 9, Andi Yogyakarta, 2009.
Purno Murtopo,Susunan Satu Naskah Delapan Undang-Undang
Perpajakan Berserta Penjelasan, Mitra Wacana Media, Jakarta2002.
Peraturan Direktur Jendal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang
Petunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentangPetunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan
P k j J d K i t O P ib di
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
89/110
Peraturan Mentri Keuangan No.250/PMK/.03/2008, Dan
No.254/PMK.03/2008. Tentang Penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak.
Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2009
Waluyo, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
www.Pajak.go.id
www.Depkeu.go.id
http/www.pajakpribadi.com.
http/www.infopajak.com/pereturan.htm.http/www.pajak.net/info/pph21.htm.http/id.wikipedia.org/wiki/pajak_Penghasilan.
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
90/110
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ahamad Najiyullah
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 21 November 1987
Agama : Islam
Orang Tua: 1. Ayah : H. Yahya
2. Ibu : Hj. Aisyah
Anak ke dari : 5 dari 8 bersaudara
Alamat : Jl. Gatot Subroto Km.7 Rt.05 / 02 Jatake Jatiuwung
Tangerang
Telepon : (021) 5907917 / 08568242828
e-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
1994 2000 : SDN Asmaul Husna Tigaraksa
2000 2003 : Tsanawiyah Tarbiyatul Mubtadiin Tigaraksa2003 2006 : Aliyah Miftahul Huda Tigaraksa
2006 2010 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
91/110
76
Lampiran 1
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No Nama StatusGaji Gaji
LemburTunjangan Tunjangan Tunjangan Tunjangan Total
Sebulan Setahun Hadir Makan Transport Jabatan Penghasilan
1 Didi K/2 2.666.666 31.999.992 195.000 3.200.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 44.034.992
2 Daus Tk/0 4.500.000 54.000.000 195.000 5.400.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 69.435.000
3 Sidik K/0 2.500.000 30.000.000 182.000 3.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 42.422.000
4 Amel K/0 2.000.000 24.000.000 130.000 2.400.000 3.120.000 3.120.000 4.800.000 37.570.000
5 Adelia K/1 1.500.000 18.000.000 123.500 1.800.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 27.963.500
6 Hendro K/3 4.000.000 48.000.000 143.000 4.800.000 3.120.000 3.120.000 6.000.000 65.183.0007 Madsani K/2 5.000.000 60.000.000 149.500 6.000.000 3.120.000 3.120.000 4.200.000 76.589.500
8 Herdy K/1 2.750.000 33.000.000 97.500 3.300.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 45.037.500
9 Mami K/0 1.500.000 18.000.000 97.500 1.800.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 27.937.500
10 Arifin K/0 1.208.333 14.499.996 97.500 1.450.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 24.087.496
11 Rohman K/1 2.157.500 25.890.000 97.500 2.589.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 37.216.500
12 Windy K/0 1.750.000 21.000.000 110.500 2.100.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 31.850.500
13 Lukas K/2 2.500.000 30.000.000 130.000 3.000.000 3.120.000 3.120.000 4.800.000 44.170.000
14 Katto K/2 1.250.000 15.000.000 156.000 1.500.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 24.696.000
15 Faisal K/2 1.250.000 15.000.000 143.000 1.500.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 25.283.000
16 Cecep K/2 1.500.000 18.000.000 136.500 1.800.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 28.576.500
17 Iwan K/2 2.500.000 30.000.000 123.500 3.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 42.363.500
18 Aif K/0 1.833.333 21.999.996 123.500 2.200.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 34.163.496
19 Rifki K/0 3.000.000 36.000.000 97.500 3.600.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 49.537.500
20 Zaesudi K/1 1.166.666 13.999.992 117.000 1.400.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 24.756.992
21 Dede K/1 1.666.666 19.999.992 104.000 2.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 31.343.992
22 Basuki K/1 2.083.333 24.999.996 156.000 2.500.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 35.695.996
23 Tatang K/1 1.583.333 18.999.996 162.500 1.900.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 29.102.496
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
92/110
77
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No Nama StatusGaji Gaji
LemburTunjangan Tunjangan Tunjangan Tunjangan Total
Sebulan Setahun Hadir Makan Transport Jabatan Penghasilan
24 Doni K/0 4.000.000 48.000.000 169.000 4.800.000 3.120.000 3.120.000 4.800.000 64.009.000
25 Slamet K/3 3.600.000 43.200.000 149.500 4.320.000 3.120.000 3.120.000 4.800.000 58.709.500
26 Jeki w K/0 2.800.000 33.600.000 130.000 3.360.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 46.930.000
27 Aji K/2 1.297.083 15.564.996 117.000 1.556.500 3.120.000 3.120.000 1.800.000 25.278.496
28 Firman K/3 2.500.000 30.000.000 117.000 3.000.000 3.120.000 3.120.000 6.000.000 45.357.00029 Umam K/2 1.719.323 20.631.876 97.500 1.346.100 3.120.000 3.120.000 1.800.000 30.115.476
30 Sandi K/0 903.236 10.838.832 97.500 1.945.690 3.120.000 3.120.000 2.400.000 21.522.022
31 Fery K/2 1.586.599 19.039.188 123.500 2.063.188 3.120.000 3.120.000 2.400.000 29.865.876
32 Toto m K/0 1.426.528 17.118.336 130.000 1.083.883 3.120.000 3.120.000 1.800.000 26.372.219
33 Sunarja K/0 2.083.333 24.999.996 104.000 1.903.918 3.120.000 3.120.000 2.400.000 35.647.914
34 Sodik K/0 1.470.833 17.649.996 117.000 1.711.834 3.120.000 3.120.000 2.400.000 28.118.830
35 Deden K/0 1.130.133 13.561.596 130.000 2.500.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 24.831.596
36 Iman K/1 1.719.323 20.631.876 130.000 1.765.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 31.166.876
37 Karma K/2 903.236 10.838.832 130.000 1.356.160 3.120.000 3.120.000 1.800.000 20.364.992
38 Rival K/0 1.839.402 22.072.824 130.000 2.207.282 3.120.000 3.120.000 2.400.000 33.050.106
39 Yanto K/0 1.111.041 13.332.492 97.500 1.333.250 3.120.000 3.120.000 1.800.000 22.803.24240 Iwan K/3 2.463.333 29.559.996 104.000 2.956.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 41.259.996
41 Ricky K/2 1.881.666 22.579.992 136.500 2.258.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 34.214.492
42 Wawan K/1 1.472.203 17.666.436 143.000 1.766.644 3.120.000 3.120.000 2.400.000 28.216.080
43 Dian K/1 1.323.333 15.879.996 162.500 1.588.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 25.670.496
44 Rina K/3 1.329.166 15.949.992 182.000 1.595.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 25.766.992
45 Titin K/3 2.600.000 31.200.000 162.500 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 44.322.500
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
93/110
78
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No Nama StatusGaji Gaji
LemburTunjangan Tunjangan Tunjangan Tunjangan Total
Sebulan Setahun Hadir Makan Transport Jabatan Penghasilan
46 Yayah K/1 2.916.666 34.999.992 136.500 3.500.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 48.476.492
47 Yuli K/2 1.519.973 18.239.676 130.000 1.823.968 3.120.000 3.120.000 2.400.000 28.833.644
48 Edward K/1 1.600.000 19.200.000 130.000 1.920.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 30.490.000
49 Leni K/2 1.908.906 22.906.872 123.500 2.290.688 3.120.000 3.120.000 2.400.000 33.961.060
50 Ayu K/3 1.291.462 15.497.544 97.500 1.549.754 3.120.000 3.120.000 1.800.000 25.184.798
51 Nani K/2 1.666.666 19.999.992 97.500 2.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 31.337.49252 Mimi K/1 1.496.711 17.960.532 97.500 1.796.054 3.120.000 3.120.000 2.400.000 28.494.086
53 Fery K/1 2.916.666 34.999.992 97.500 3.500.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 48.437.492
54 Suhendi K/3 2.483.333 29.799.996 97.500 2.980.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 42.717.496
55 Rian K/3 2.000.000 24.000.000 130.000 2.400.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 35.770.000
56 Oman K/3 1.250.000 15.000.000 110.500 1.500.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 24.650.500
57 Saiful K/1 1.878.408 22.540.896 156.000 2.254.090 3.120.000 3.120.000 2.400.000 33.590.986
58 Bakrie K/1 1.575.000 18.900.000 162.500 1.890.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 29.592.500
59 Soleh K/3 2.500.000 30.000.000 149.500 3.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 42.389.500
60 Pendi K/2 2.671.666 32.059.992 136.500 3.206.000 3.120.000 3.120.000 3.600.000 45.242.492
61 Maman K/1 1.398.333 16.779.996 136.500 1.678.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 27.234.496
62 Rizki K/1 1.124.166 13.489.992 104.000 1.349.020 3.120.000 3.120.000 1.800.000 22.983.01263 Budi K/1 2.583.333 30.999.996 143.000 3.100.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 43.482.996
64 Deni.k K/2 1.945.491 23.345.892 143.000 2.334.589 3.120.000 3.120.000 2.400.000 34.463.481
65 Devi K/0 1.706.462 20.477.544 156.000 2.047.755 3.120.000 3.120.000 2.400.000 31.321.299
66 Iman K/0 1.583.333 18.999.996 97.500 1.900.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 29.037.496
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
94/110
79
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No Nama StatusGaji
Sebulan
Gaji
SetahunLembur
Tunjangan
Hadir
Tunjangan
Makan
Tunjangan
Transport
Tunjangan
Jabatan
Total
Penghasilan
67 Zami K/3 2.352.162 28.225.944 97.500 2.822.594 3.120.000 3.120.000 2.400.000 39.786.038
68 Lukman K/1 575.590 6.907.080 97.500 1.690.708 3.120.000 3.120.000 1.800.000 16.735.288
69 Ade K/2 1.861.180 22.334.160 175.500 2.233.416 3.120.000 3.120.000 2.400.000 33.383.076
70 Pandi K/3 2.500.000 30.000.000 188.500 3.000.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 42.428.500
71 Danu K/1 1.250.000 15.000.000 175.500 1.500.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 24.715.500
72 Jaelani K/1 1.066.391 12.796.692 136.500 1.279.670 3.120.000 3.120.000 1.800.000 22.252.862
73 Maya K/2 1.142.058 13.704.696 97.500 1.370.470 3.120.000 3.120.000 1.800.000 23.212.666
74 Usman K/0 1.000.000 12.000.000 97.500 1.200.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 21.337.50075 Lucki Tk/0 1.250.000 15.000.000 117.000 1.500.000 3.120.000 3.120.000 1.800.000 24.657.000
76 Salim K/1 1.250.000 15.000.000 130.000 1.500.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 25.270.000
77 Asep K/1 948.750 11.385.000 149.500 1.138.500 3.120.000 3.120.000 1.800.000 20.713.000
78 Aris Tk/0 1.300.000 15.600.000 136.500 1.560.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 26.536.500
79 Azis K/0 1.100.000 13.200.000 156.000 1.320.000 3.120.000 3.120.000 3.000.000 23.916.000
80 Parto Tk/0 950.000 11.400.000 97.500 1.140.000 3.120.000 3.120.000 2.400.000 21.277.500
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
95/110
80
Lampiran 2
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No Nama Status Upah Sebulan Upah Setahun Tunjangan MakanTotal Penghasilan
Setahun
1 Bintang K/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
2 Kamelia K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
3 Cika K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
4 Yuyun K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
5 Eli K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
6 Indah K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
7 Indar TK/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
8 Padilah K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
9 Tuti.t K/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
10 Erna Tk/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
11 Putra K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,00012 Fitri K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
13 Hesti K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
14 Lisna K/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
96/110
81
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPASTAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No Nama Status Upah Sebulan Upah Setahun Tunjangan MakanTotal Penghasilan
Setahun
15 Linda K/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
16 Weny K/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
17 Zahro K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
18 Fuji K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
19 Lala K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
21 Egi.m K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
22 Himelda TK/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
23 Taufan TK/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
24 Enda K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
25 Hakim K/1 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
26 Reza K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
27 Aan k TK/0 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
28 imam K/2 1,560,000 18,720,000 1,560,000 20,280,000
-
7/21/2019 Ahmad Najiyullah Feb
97/110
82
Lampiran 3
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No Nama StatusGaji Tunjangan Tunjangan Tunjangan Tunjangan Bruto Biaya Neto
PTKP PKPPPh 21
Setahun Hadir Makan Transport Jabatan Setahun Jabatan Setahun Setahun
1 Didi K/2 32,000,000 3,200,000 3,120,000 3,120,000 2,400,000 43,840,000 2,192,000 41,648,000 19,800,000 21,848,000 1,092,400
2 Daus Tk/0 54,000,000 5,400,000 3,120,000 3,120,000 3,600,000 69,240,000 3,462,000 65,778,000 15,840,000 49,938,000 2,496,900
3 Sidik K/0 30,000,000 3,000,000 3,120,000 3,120,000 3,000,000 42,240,000 2,112,000 40,128,000 17,160,000 22,968,000 1,148,400
4 Amel K/0 24,000,000 2,400,000 3,120,000 3,120,000 4,800,000 37,440,000 1,872,000 35,568,000 17,160,000 18,408,000 920,400
5 Adelia K/1 18,000,000 1,800,000 3,120,000 3,120,000 1,800,000 27,840,000 1,392,000 26,448,000 18,480,000 7,968,000 398,400
6 Hendro K/3 48,000,000 4,800,000 3,120,000 3,120,000 6,000,000 65,040,000 3,252,000 61,788,000 21,120,000 40,668,000 2,033,4007 Madsani K/2 50,000,000 6,000,000 3,120,000 3,120,000 4,200,000 66,440,000 3,322,000 63,118,000 19,800,000 43,318,000 2,165,900
8 Herdy K/1 33,000,000 3,300,000 3,120,000 3,120,000 2,400,000 44,940,000 2,247,000 42,693,000 18,480,000 24,213,000 1,