adina dwi lathifa.docx

24
BAB I Metode sembur alam (Natural Flow) dan Metode pengangkatan buatan (Artificial Lift), Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam teknik produksi minyak bumi, yaitu : 1. Metode sembur alam (Natural Flow) Natural Flow yaitu produksi sumur minyak dan gas bumi secara alami tanpa bantuan peralatan-peralatan buatan. Sumur produksi ini memiliki fluida yang dapat mengalir dengan sendirinya ke permukaan melalui tubing karena memiliki tekanan reservoir yang lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik kolom fluida yang berada dalam lubang sumur tersebut. Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai “sumur sembur alam”. Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan” (choke) di permukaan. Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan berbagai alasan, antara lain: a. Sebagai pengaman b. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan c. Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya pasir d. Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien

Transcript of adina dwi lathifa.docx

Page 1: adina dwi lathifa.docx

BAB I

Metode sembur alam (Natural Flow) dan Metode pengangkatan buatan (Artificial Lift),

Secara umum ada dua metode yang digunakan dalam teknik produksi minyak bumi, yaitu :

1. Metode sembur alam (Natural Flow)

Natural Flow yaitu produksi sumur minyak dan gas bumi secara alami tanpa bantuan peralatan-peralatan buatan. Sumur produksi ini memiliki fluida yang dapat mengalir dengan sendirinya ke permukaan melalui tubing karena memiliki tekanan reservoir yang lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik kolom fluida yang berada dalam lubang sumur tersebut.

Bila tekanan reservoir cukup besar, sehingga mampu mendorong fluida reservoir sampai ke permukaan disebut sebagai “sumur sembur alam”. Sumur sembur alam dapat diproduksikan dengan atau tanpa “jepitan” (choke) di permukaan. Sebagian besar sumur sembur alam menggunakan choke di permukaan dengan berbagai alasan, antara lain:

a.       Sebagai pengaman

b. Untuk mempertahankan produksi, sebesar yang diinginkan

c.       Mempertahankan batas atas laju produksi, untuk mencegah masuknya pasir

d.   Untuk memproduksikan reservoir pada laju yang paling efisien

e.       Untuk mencegah water atau gas coning

Biasanya choke dipasang pada awal produksi (choke / bean performance), kemudian dengan bertambahnya waktu ukuran choke akan bertambah, dan pada akhirnya choke akan dilepaskan seluruhnya agar tetap diperoleh laju produksi yang optimum.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan laju produksi maupun menganalisa kelakuan sumur sembur alam, yaitu:

         Inflow Performance Relationship

Page 2: adina dwi lathifa.docx

         Tubing (Vertical Flow) Performance

         Sistim di permukaan

         Fasilitas peralatan di permukaan

         Fasilitas peralatan baawah permukaan

Semua faktor di atas berkaitan erat satu dengan yang lain, dan akan mempengaruhi aliran minyak, gas, dan air dari reservoir sampai ke fasilitas di permukaan.

Fonseca (1972) memberikan diskusi berikut tentang fasilitas yang ada di lapangan untuk melengkapi kontinuitas sistim dan cara control masing-masing:

a.          Antara batuan reservoir dan sumur minyak terdapat peralatan bawah permukaan yang terdiri dari casing, tubing, packer, bridge plug, bottom-hole choke, katup-katup, seating nipple, peralatan pengaman dan lain-lain. Semua peralatan yang dipasang ini disebut sebagai kondisi mekanis suatu sumur dan didesain sedemikian rupa sehingga akan terjadi hubungan antara reservoir dan sumur; dan memungkinkan untuk melakukan control yang efektif terhadap formasi produktif, meliputi kemungkinan workover khusus, stimulasi, dan operasi rekomplesi untuk problema produksi.

b.         Antara sumur minyak dan sistim flowline terdapat peralatan permukaan untuk menngontrol sumur, meliputi fasilitas pengamanan dan fasilitas untuk memungkinkan dilakukannya operasi khusus sehubungan dengan kelakuan sumur produksi. Komponen utama dari sistim ini adalah flowline choke yang mengontrol tekanan aliran di permukaan (tubing dan casing), dan pada dasar lubang.

c.          Antara flowline dan fasilitas permukaan, terdapat peralatan untuk memisahkan fasa-fasa yang berbeda (gas, minyak, dan air).

2. Metode pengangkatan buatan (Artificial Lift)

Page 3: adina dwi lathifa.docx

Pengertian Artificial Lift

Artificial lift merupakan sebuah mekanisme untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur keatas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup mampu tinggi untuk mendorong minyak sampai ke atas permukaan maupun tidak ekonomis jika mengalir secara alami. Artificial lift terdiri dari dua kelompok komponen : fasilitas dipermukaan ( surface facilities ) dan dalam sumur ( down hole facilities ).

Surface production facility

Peralatan produksi permukaan merupakan peralatan yang berfungsi sebagai media pengangkut, pemisah dan penimbun. Terdiri dari : Well Header, Gathering System, Manifold System, Separator, Treating Facilities, Oil Storage, Pump.

Down hole production facility

Peralatan bawah tanah terdiri dari, rangkaian pipa produksi penyekat (packers) dan peralatan pengontrol aliran. Termasuk : casing, tubing, liner, packer, down hole choke, sliding side door, down hole safety valve, pompa dan lain sebagainya.

Jenis-jenis Artificial Lift :

Umumnya artificial lift terdiri dari lima macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya :

Electric Submersible Pump

Gas Lifting

Sucker Rod Pumping

Electric Submersible Pump

Jenis ini menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh didalam sumur. Mulai intensif digunakan didunia perminyakan karena mampu mengangkat minyak dengan rate yang besar. Prinsip mengangkat fluida dengan energi motor yang ditransfer ke subsurface pump yang semuanya diletakkan di dalam sumur.

Ciri – ciri ESP :

Page 4: adina dwi lathifa.docx

Diameter kecil, sesuai dengan lubang sumur yang terbatas.

Panjang, untuk mengimbangi diameter yang kecil untuk menghasilkan daya angkat yang mencukupi.

Jumlah stage sangat mudah diatur. Pompa dan motor bisa ditandem untuk menghasilkan daya angkat hidrolika untuk mengatasi kedalaman sumur dan tekanan pipa alir produksi.

umumnya terdiri dari :

1. Motor listrik

2. Protector

3. Multistage centrifugal pump

4. Separator gas

5. Lain – lain seperti : electric cable, surface switchboard, Junction box

Mekanisme kerja :

Pemindahan rongga-rongga yang terbentuk antara rotor dan strator saat berputar dengan arah ke atas sehingga fluida mengalir kepermukaan

Page 5: adina dwi lathifa.docx

Gambar 1.1 Electric Submarsible Pump

Gas Lifting

Salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan. Dibandingkan dengan sistem pengangkatan buatan lainnya seperti ESP (electric submersible pump), PCP (progressive cavity pump), SRP (sucker rod pump), dan Hydraulic Pump; dapat dikatakan bahwa gas lift memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi. Sistem gas lift juga lebih dapat mengakomodasi faktor kesalahan desain, dimana suatu sistem gas lift yang didesain secara kurang baik pada umumnya masih dapat mengangkat fluida dari dalam sumur. Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang diinjeksikan (injection rate). Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti

Page 6: adina dwi lathifa.docx

performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan sumur, dan lain sebagainya.

Kelebihan Gas Lift

Biaya peralatan awal buntuk instalasi gas-lift biasanya lebih rendah, terutama sekali untuk pengangkatan sumur dalam

Pasir yang ikut terproduksi tidak merusak kebanyakan instalasi gas-lift

Gas-lift tidak tergantung/dipengaruhi oleh desain sumur

Umur peralatan lebih lama

Biaya operasi biasanya lebih kecil, terutama sekali untuk deep-lift

Ideal untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi atau yang memproduksikan buih gas

Keterbatasan Metode Gas-Lift

Gas harus tersedia

Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak terlalu jauh

Gas injeksi yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum digunakan

Page 7: adina dwi lathifa.docx

 

Gambar 1.2 Gas-lift

Sucker Rod Pumping

Menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang dipermukaan. Menggunakan prinsip katup searah ( chech velve ), pompa ini akan mengangkat fluida formasi kepermukaan. Karena pergerakannya naik turun seperti mengangguk, pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk. Umum digunakan didunia perminyakan karena relative murah dan mudah pengoperasiannya. Prinsip mengangkat fluida dengan energi dari prime mover permukaan yang ditransfer ke subsurface pump yang diletakkan di dalam sumur.

KOMPONEN SUCKER ROD PUMP :

a. MESIN, merupakan penggerak mula dengan jenis mesin gas, diesel, dan listrik.

b. PERALATAN PERMUKAAN, meneruskan energi dari mesin ke alat bawah permukaan, yaitu merubah gerak putar menjadi gerak naik-turun pada rod, dan kecepatan RPM mesin harus disesuaikan dengan kecepatan pompa menggunakan gear reducer.

Page 8: adina dwi lathifa.docx

Peralatan permukaan antara lain :

1. Horse head

2. Walking beam

3. Gear Reducer

4. Prime Mover

5. Polished rod

c. PERALATAN BAWAH PERMUKAAN, pada gerak plunger ke bawah standing valve tertutup, travelling valve terbuka, fluida masuk dari barrel ke plunger. Pada gerak ke atas standing valve terbuka karena efek isap, dan travelling valve tertutup akibat beban fluida diatasnya.

Ada 2 macam pompa, yaitu :

a. Tubing Pump, working barrel melekat pada tubing dan harus dipasang dengan tubing.

b. Rod Pump, working barrel dan plunger dapat diangkat dari rod-nya saja tanpa mengangkat tubing

Keuntungan penggunaan sucker rod pump adalah :

1. Efisien dan mudah dalam pengoperasian di lapangan

2. Masih bisa digunakan untuk mengangkat fluida pada sumur yang mengandung pasir

3. Dapat digunakan untuk sumur yang memiliki tekanan rendah

4. Fleksibel karena kecepatan pompa dan stroke length dapat disesuaikan

5. Dapat digunakan pada berbagai ukuran tubing

6. Dapat menggunakan gas atau listrik sebagai sumber tenaga penggerak

Page 10: adina dwi lathifa.docx

BAB II

Kegunaan Logging dan Interprestasinya

Pengertian Logging 

Merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan

menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi

formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan (Schlumberger, 1958).

Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi, pengukuran

porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon. Sedangkan tujuan

utama dari penggunaan log ini adalah untuk menentukan zona, dan memperkirakan

kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir. Pelaksanaan wireline

logging merupakan kegiatan yang dilakukan dari memasukkan alat yang disebut

sonde ke dalam lubang pemboran sampai ke dasar lubang. Pencacatan dilakukan

dengan menarik sonde tersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang

diinginkan dengan kecepatan yang tetap dan menerus. Kegiatan ini dilakukan segera

setelah pekerjaan pengeboran selesai. Hasil pengukuran atau pencatatan tersebut

disajikan dalam kurva log vertikal yang sebanding dengan kedalamannya dengan

menggunakan skala tertentu sesuai keperluan pemakainya.Tampilan data hasil

metode tersebut adalah dalam bentuk log yaitu grafik kedalaman dari satu set kurva

yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah

sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang menunjukkan parameter tersebut

dapat di interpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi serta ada tidaknya

Komposisi hidrokarbon pada suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata lain

metode well logging merupakan suatu metode yang dapat memberikan data yang

diperlukan untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif adanya Komposisi

hidrokarbon.

Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengan kepala

sumur, kabel logging dimasukkan melalui dua buah roda-katrol. Roda katrol atas

Page 11: adina dwi lathifa.docx

diikat pada sebuah alat pengukur tegangan kabel. Didalam kabin logging atau truk

logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan kabel atau berat

total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut

sumur. Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian

pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa alat

berfungsi dengan baik dan tidak terpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur. Alat

logging kemudian ditarik dengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses perekaman

data. Untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan

beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,1997).

Sistem pengiriman data di lapangan dapat menggunakan jasa satelit atau telepon,

sehingga data log dari lapangan dapat langsung dikirim ke pusat komputer untuk

diolah lebih lanjut perbedaan elektro kimia antara air di dalam formasi dan lumpur

pemboran, akibat adanya perbedaan salinitas antara lumpur dan Komposisi dalam

batuan maka akan menimbulkan defleksi positif atau atau negatif darikurva ini

(Bassiouni,1994). Potensial ini diukur dalam milivolts (mV) dalam skala yang relatif 

yang disebabkan nilai mutlaknya (absolute value) bergantung pada sifat-sifat dari

lumpur pemboran. Dibagian yang shaly , defleksi SP maksimum ke arah kanan yang

dapat menentukan suatu garis dasar shale. Defleksidari bentuk log shale baseline

menunjukan zona batuan permeabel yang mengandung fluida dengan salinitas yang

berbeda dari lumpur pemboran (Russell, 1951). Log SP hanya dapat menunjukkan

lapisan permeabel, namun tidak dapat mengukur harga absolut dari permeabilitas

maupun porositas darisuatu formasi. Log SP sangat dipengaruhi oleh beberapa

parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan

parameter lain. Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar

dari salinitas lumpur maka kurva SP akan berkembang negatif dan jika salinitas

Komposisi dalam lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka kurva SP akan

berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan

salinitas lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus sebagaimana

pada shale (Doveton,1986).Kurva log SP tidak mampu secara tepat mengukur

Page 12: adina dwi lathifa.docx

ketebalan lapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih

(Shale BaseLine) ke garis permeabel tidak tajam melainkan halus sehingga garis

batas antara lapisan tidak mudah ditentukan.Kegunaan Log SP adalah

untuk (Exploration Logging, 1979) :

1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.

2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar

sumur berdasarkan batasan lapisan tersebut.

3. Menentukan nilai resistivitas air-formasi (Rw).4. Memberikan indikasi

kualitatif lapisan serpih.

Dari berbagai kondisi batuan dan Komposisi yang ada di dalamnya,bentuk-bentuk kurva SP adalah sebagai berikut :

Pada lapisan shale, kurva SP berbentuk garis lurus. Pada lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi kurvanyaakan berkembang negatif (ke arah kiri dari garis shale). Pada lapisan permeabel mengandung hidrokarbon, defleksi SPakan berkembang negatif.Pada lapisan permeabel mengandung air tawar, defleksi SP akanberkembang positif.

Log Resistivitas

Resistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Thomeer, 1948). Resistivitas rendah apabilabatuan mudah untuk mengalirkan arus listrik dan resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik. Resistivitas kebalikan dari konduktivitas, satuan dari resisitivitas adalah ohmmeter (Ÿmeter). Besarnya harga resisitivitas (tinggi atau rendah) suatu batuan tergantung pada sifat karakter dari batuan tersebut. Nilai resistivitas pada suatu formasi bergantung dari (Chapman, 1976) :

Salinitas air formasi yang dikandungnya. Jumlah air formasi yang ada.

Page 13: adina dwi lathifa.docx

Struktur geometri pori-pori.Sifat atau karakter batuan diantaranya adalah porositas, salinitas dan jenis batuan, hal ini dapat dianalisis sebagai berikut:

Pada lapisan permeabel yang mengandung air tawar, harga resistivitasnya tinggi, karena air tawar mempunyai salinitas rendahbahkan lebih rendah dari air filtrasi sehingga konduktivitasnya rendah.

Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin mempunyai salinitas yang tinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung hidrokarbon resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga resistivitasnya menunjukkan penurunan yang selaras dengan persentase sisipantersebut. Pada lapisan kompak harga resistivitas tinggi, karena lapisan kompak mempunyai porositas mendekati nol sehingga celah antar butir yang menjadi media penghantar arus listrik relatif kecil.

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu :

a. Flushed Zone

Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubangbor serta terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak Komposisisemula (gas, minyak ataupun air tawar). Meskipun demikianmungkin saja tidak seluruh Komposisi semula terdesak ke dalamzona yang lebih dalam.

b. Transition Zone

Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona iniditempati oleh campuran dari air filtrat lumpur dengan Komposisisemula.

c. Uninvaded Zone

Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi olehKomposisi semula.

Log Radioaktif 

Log ini menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandung radioaktif dalam suatu lapisan batuan dengan menggunakan suatu radioaktif tertentu.

Page 14: adina dwi lathifa.docx

LogG amma Ray 

            Menurut Bassiouni (1994), log ini digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang dipancarkan dari batuan yang didasarkan bahwa setiap batuan memiliki komposisi komponen radioaktif yang berbeda-beda. Unsur±unsur radioaktif itu adalah Uranium(U),Thorium(Th), danPottasium(K). Log sinar gamma mengukur intensitas sinar gamma alami yang dipancarkan oleh formasi. Sinar gamma ini berasal dari peluruhan unsur-unsur radio aktif yang berada dalam batuan. Batupasir dan batu gamping hampir tidak mengandung unsur-unsur radioaktif. Serpih mempunyai komposisi radioaktif yang tinggi yaitu rata-rata 6 ppm Uranium, 12 ppm Thorium dan 2% Potassium (Schlumberger,1958). Berdasarkan hal ini maka log sinar gamma dapat digunakan untuk mengetahui komposisi serpih pada suatu formasi. Pada lapisan permeabel yang bersih (clean), kurva gamma ray  menunjukkan intensitas radioaktif yang sangat rendah, terkecuali jika mempunyai komposisi mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif. Sedangkan pada lapisan yang kotor (shally ), kurva gamma ray akan menunjukkan intensitas radioaktif yang tinggi.  Batubara oleh log sinar gamma ditunjukkan dengan nilai yang sangat rendah. Hal ini disebabkanbatubara berasal dari material organik sehingga tidak mempunyai komposisi unsur radioaktif.Log ini umumnya berada disebelah kiri kolom kedalaman dengan satuan API unit ( American Petroleum Institute). Log sinar gamma terutama digunakan untuk membedakan antara batuan reservoir dan non reservoir.Selain itu juga penting didalam pekerjaan korelasi dan evaluasi komposisi serpih di dalam suatu formasi.

Log Densitas (RHOB)

Log ini menunjukkan besarnya densitas dari batuan yang ditembus lubang bor. Dari besaran ini sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Selain itu juga dapat mendeteksi adanya indikasi hidrokarbon atau air bersama-sama dengan log neutron. Prinsip dasar dari log densitas ini adalah menggunakan energy yang berasal dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma bertabrakan dengan elektron dalam batuan akan mengalami pengurangan energi.Energi yang kembali sesudah mengalami benturan akan diterima oleh detektor yang berjarak tertentu dengan sumbernya (makin lemah energiyang kembali menunjukkan makin banyaknya elektron-elektron dalambatuan, yang berarti makin padat butiran/mineral penyusun batuanpersatuan volume (Dewan, 1983). Dalam log densitas besarnya nilai kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc.

Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai porositas, Korelasi antar sumur pemboran, Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.

Page 15: adina dwi lathifa.docx

Log Neutron (NPHI)

Menurut Schlumberger (1958), log neutron berguna untuk penentuan besarnya porositas batuan. Prinsip dasar dari alat ini adalah memancarkan neutron secara terus menerus dan konstan pada lapisan(keterangan massa neutron netral dan hampir sama dengan massa atomhidrogen). Partikel-partikel neutron memancar menembus formasi dan bertumbukan dengan material-material dari formasi tersebut. Akibatnya neutron mengalami sedikit hilang, besar kecilnya energi yang hilangtergantung dari perbedaan massa neutron dengan massa material pembentuk batuan/formasi (Doveton, 1986). Hilangnya energi yang paling besar adalah bila neutron bertumbukan dengan suatu atom yang mempunyai massa yang samaatau hampir sama, seperti halnya atom hidrogen.  Peristiwa ini dalam microsecond ditangkap oleh detektor alat pengukur. Bila konsentrasi hidrogen di dalam formasi besar, maka hampir semua neutron mengalami penurunan energi serta tidak tertangkap jauh dari sumber radioaktifnya. Sebaliknya bila konsentrasi hidrogen kecil, partikel-partikel neutron akanmemancar lebih jauh menembus formasi sebelum tertangkap (Russell,1951). Dengan demikian kecepatan menghitung detektor akan meningkatsesuai dengan konsentrasi hidrogen yang semakin menurun. 

Interpretasi Log

a) Log Resistivity 

(LLD, LLS, MSFL)

-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang besar 

-Litologi batugamping menunjukkan Resistivitas yang kecil

-Air resistivitasnya kecil

-Hidrokarbon resistivitasnya besar

 b) Log Porositas (NPHI, RHOB)

-Batuamping (NPHI) : kecil(RHOB) : besar 

-Pasir (diantara batugamping dan batulempung)

Page 16: adina dwi lathifa.docx

-Batulempung (NPHI) : besar (RHOB) : kecil

Interpretasi Porositas

 Apabila kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada di sebelahkiri kurva neutron (NPHI) maka lapisan tersebut menunjukkan komposisifluida.

Air : - Reisitivitas kecil (LLD, LLS, MSFL = kecil)

-NPHI kecil

-RHOB kecil

Hidrokarbon : - Reisitivitas besar (LLD, LLS, MSFL = besar)

-NPHI kecil

-RHOB besar 

Log Akustik/Log Soni

Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalam penentuan besarnya harga porositas dari batuan. Pada log ini terdapat transmitter yang mengirimkan gelombang suara ke dalam formasi yang diterima oleh penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yang diperlukan gelombang suara setelah mencapai formasi untuk kembali terdeteksi oleh penerima dinamakan transit time. makin lama waktu tempuhnya maka porositas batuannya tinggi (batuan tidak kompak) dansebaliknya Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger, 1958)

Log Caliper 

Log ini merupakan log penunjang keterangan log ini digunakan untuk mengetahui perubahan diameter dari lubang bor yang bervariasi akibat adanya berbagai jenis batuan yang ditembus mata bor. Pada lapisan shale Atau clay yang permeabilitasnya hampir mendekati nol, tidak terjadi kerak lumpur sehingga terjadi keruntuhan dinding sumur bor (washed out ) sehingga dinding sumur bor mengalami perbesaran diameter. Sedangkan pada lapisan permeabel terjadi pengecilan lubang sumur bor

Page 17: adina dwi lathifa.docx

karena terjadi endapan lumpur pada dindingnya yang disebut kerak lumpur (mud cake). Pada dinding sumur yang tidak mengalami proses penebalan dinding sumur, diameter lubang bor akan tetap. Log ini berguna untuk mencari ada atau tidaknya lapisan permeabel

Page 18: adina dwi lathifa.docx

http://sangfuehrer.blogspot.com/2012/04/metode-produksi-migas.html

http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/tahapan-produksi-metode-produksi.html

http://achmadn-indrawan.blogspot.com/2010/12/rangkuman-pengantar-teknik-perminyakan.html

http://gede-siddiarta.blogspot.com/2011/11/analisa-well-logging-untuk-penentuan.html