Adaftasi Post Partum

12
POST PARTUM Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik maupun psikologis thd proses melahirkan. Dimulai satu jam setelah melahirkan sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna. Tujuan pengawasan adaftasi fisiologis dan psikologis pada klien post partum adalah : 1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh 2. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan klien 3. Meningkatkan hubungan bagi ortu 4. Memberikan kesempatan kepada ortu untuk memelihara bayinya 5. Klien dapat merawat diri sendiri dan bayinya secara efektip ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS POST PARTUM A.Adaptasi Fisiologis Masa post partum dibagi tiga tahap : 1. Periode immediate post partum/kala IV ( dalam 1 jam pertama ) 2. Periode early post partum ( minggu pertama ) 3. Periode late post partum ( minggu kedua sampai keenam ) Potensial bahaya kebih sering terjadi pada periode immediate dan early post partum yaitu resiko terjadinya syok hipovolemia dan hemorrhage. 1

Transcript of Adaftasi Post Partum

Page 1: Adaftasi Post Partum

POST PARTUM

Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik maupun psikologis thd proses melahirkan. Dimulai satu jam setelah melahirkan sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna.

Tujuan pengawasan adaftasi fisiologis dan psikologis pada klien post partum adalah :

1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh2. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan klien3. Meningkatkan hubungan bagi ortu4. Memberikan kesempatan kepada ortu untuk

memelihara bayinya5. Klien dapat merawat diri sendiri dan bayinya

secara efektip

ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS POST PARTUM

A.Adaptasi FisiologisMasa post partum dibagi tiga tahap :

1. Periode immediate post partum/kala IV ( dalam 1 jam pertama )

2. Periode early post partum ( minggu pertama )3. Periode late post partum ( minggu kedua sampai

keenam )

Potensial bahaya kebih sering terjadi pada periode immediate dan early post partum yaitu resiko terjadinya syok hipovolemia dan hemorrhage.

Pada jam-jam dan hari-hari pertama setelah melahirkan hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara drastis.Berat badan turun 7-8 kg, yaitu 5-6 kg karena lahirnya bayi, placenta dan air ketuban , 2 kg karena diuresis.

1

Page 2: Adaftasi Post Partum

Adaptasi fisiologis tdd :1.Tanda VitalSuhu peroral pada 24 jam pertama setelah melahirkan kurang dari 38 derajat Celsius. Bila lebih selama dua hari atau sepuluh hari berturut-turut, harus dicurigai adanya sepsis puerpuralis, infeksi saluran kemih, endometriosis, mastitis atau infeksi lainnya.

2.Sistem Cardiovaskulera. Tekanan DarahTekanan darah tetap stabil. Terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk. Hal ini menggambarkan Hipotensi Ortostatik, dan merupakan gangguan sementara pada kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler pada panggul.

b. Berkeringat dan menggigilKlien dpt menggigil segera setelah melahirkan, hal ini disebabkan karena instabilitas vasomotor, bila tidak disertai panas hal ini tidak berarti.Untuk mengeluarkan jumlah cairan yg banyak, sisa-sisa pembakaran banyak dikeluarkan melalui keringat dan sering terjadi pada malam hari.

c. Komponen Perkemihan Selama proses melahirkan kandung kemih

mendapatkan trauma yg dapat mengakibatkan edema dan kehilangan sensitivitas terhadap cairan.

Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yg berlebihan dan pengosongan yg tidak sempurna dari kandung kemih.

Biasanya klien mengalami ketidakmampuan buang air kecil 2 hari pertama setelah melahirkan.

Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui diuresis, biasanya

2

Page 3: Adaftasi Post Partum

dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan, akibat dari diuresis akan mengalami penurunan BB 2,5 kg pada periode early post partum

Hematuria pada early post partum menandakan adanya trauma pada kandung kemih waktu persalinan, selanjutnya dapat terjadi infeksi pada saluran perkemihan.

Asetonuria dapat terjadi karena dehidrasi setelah persalinan lama.

4.Sistem Endokrin Estrogen, progesteron dan kadar prolaktin

menurun dengan cepat. Kadar prolaktin pada yang meneteki akan

meningkat k/ rangsangan isapan bayi. Pada ibu yg meneteki menstruasi terjadi pada

minggu ke 36 post partum, sedangkan yg tdk meneteki pada minggu ke 12 post partrum.

5.Sistem pencernaanPemulihan defekasi secara normal terjadi lambat dalam waktu 1 minggu. Hal ini disebabkan penurunan motilitas usus dan gangguan kenyamanan pada perineum.

6.Sistem muskuloskeletal Otot-otot abdomen teregang secara bertahap

selama kehamilan, mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot, terlihat pada masa post partum.

Peregangan otot-otot pada dinding perut adalah pada muskulus rektus abdominis. Dinding perut

3

Page 4: Adaftasi Post Partum

sering lembek dan kendor. Akan kembali dalam kurang lebih ±6 minggu post partum.

Dengan latihan pengembalian otot-otot kekeadaan semula akan lebih cepat.

6.Organ Reproduksia. Involusi uteri-Involusi uteri terjadi segera setelah melahirkan dan berlangsung cepat.-Dalam 2 minggu kembali lagi ke rongnga panggul dalam 6 minggu.

12 jam setelah melahirkan fundus uteri teraba 1 cm dibawah pusat, dalam 5-6 minggu kembali kedalam ukuran tidak hamil.Penurunan uterus tergantung dari besarnya sel bukan dari banyaknya sel.

Tingkatan involusio uteriWaktu sejak

melahirkan

Posisi Fundus UteriBerat uteru

s

Lokhea

1-2 jam Pertengahan pst-sympisis 1000g Rubra12 jam 1 cm dibawah pusat Rubra3 hari 3 cm dibawah pusat,

terus menurun 1 cm/hariSerosa

9 hari Tidak teraba di bwh sympisis

500 gr

Alba

5-6 mg Sedikit lebih besar dari nullipara

-

b. Involusio tempat menempelnya placenta

4

Page 5: Adaftasi Post Partum

Diameter area tempat placenta ± 8-9 cm. Perdarahan ditempat tsb dapat berhenti k/ tekanan pada jarinngan oleh kontraksi otot-otot uterus. Biasanya jaringan mengalami nekrosis dan lepas dalam waktu ± 6 minggu setelah melahirkan.

Proses tsb mengakibatkan tidak terjadi luka parut pada endometrium, yg dapat membatasi untuk implantasi berikutnya.Kegagalan atau kelambatan penyembuhan dari tempat menempelnya placenta didebut “sub involusi tempat menempelnya placenta” dapat menyebabkan pengeluaran lokhea terus menerus, perdarahan pervagina tanpa nyeri.

d. Perubahan pada vaginaKongesti pada dinding vagina berakibat sampai beberapa hari, rugae vagina mulai kembali dalam 3 minggu( tidak kembali seperti semula ). Labia mayora dan minora tampak teregang dan tidak licin.

e. Perubahan pada perineumBila dilakukan episiotomi pemulihan lebih lambat, tanpa atau dg episiotomi perineum mengalami edema dan kelihatan agar memar pada early post partum.

f. AfterpainsUmumnya terjadi pada multipara atau uterus yg sangat diregangkan seperti pada kelahiran kembar, dimana tonus uterus secara umum kurang baik, terjadi kontraksi uterus yg intermiten ( mirip dengan kram saat menstruasi ). Afterpains tidak dialami oleh primipara k/ tonus uterus masih baik.

5

Page 6: Adaftasi Post Partum

B. ADAPTASI PSIKOLOGISMenjadi ortu merupakan suatu krisis dan melewati masa transisi.

Masa transisi yg pada post partum yg harus diperhatikan oleh perawat adalah fase honey moon

Fase honey moon adalah fase setelah anak lahir dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ibu-ayah-anak. Hal tsb dapat dikatakan sbg psikis honey moon, dimana tidak memerlukan hal-hal yang romantis secara biologis. Masing-masing saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hal yang baru.

Ikatan kasih ( bondingn & attachment ) terjadi pada kala IV, dimana diadakan antara ibu-ayah-anak, dan tetap dalam ikatan kasih.

Perubahan psikologis selama post partum menurut Rubin (1977) tdd :

1. Fase Taking In ( Periode tingkah laku ketergantungan )

Perhatian klien terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung berlangsung selama 1-2 hari. Klien tidak mengingninkan kontak dg bayinya tetapi bukan berarti tidak memperhatikan. Dalam fase ini yg diperlukan klien adalah informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi.

2. Fase Taking Hold ( Periode antara tingkah laku mandiri dan ketergantungan )

Klien berusaha mandiri dan berinisiatif, perhatian lebih kepada kemampuan mengtasi fungdi tubuhnya, misalnya kelancaran BAK, BAB, melakukan berbagai aktifitas ; duduk, jalan, dan keinginan untuk belajar tentang perawatan dirinya sendiri dan bayinya.

6

Page 7: Adaftasi Post Partum

POST PARTUM BLUESPada masa post partum klien kadang-kadang mengnalami kekecewaan yang berkaitan dengan mudahnya tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut POST PARTUM BLUES.Disebabkan karena perubahan hormonal dan peran transisi.

ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIANMeliputi : observasi/inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi.

Penampilan Umum :Observasi klien dari kepala ke tumit ( warna dan kehangatan kulit, status respirasi, keadaan ) ; kaji respon klien ( tingkat kesadaran, pusing, hipotensi ortostatik )

Nadi dan tekanan darah : Ukur dan catat tanda vital sesuai protokol ; TD, N, Pernafasan diukur tiap 15 menit untuk 1 jam pertama sampai stabil dan kemudian setiap 4 jam ; Jika ada bradikadi pada minggu pertama post partum masih dianggap normal. ( 50 – 70 x/mt )

Temperatur : Diukur peroral untuk mencegah kontaminasi vagina ; peningkatan temperatur

7

Page 8: Adaftasi Post Partum

diatas 36 derajat C setelah 24 jam pertama dicurigai adanya infeksi.

Payudara : Kaji kondisi payudara terhadap penampilan secara umum, luka, pembengkakan, laktasi, kebersihan, putting susu lecet dan keluaran dari putting susu.

Abdomen : Diastasis rektus abdiminis

Fundus : Evaluasi konsistensi, lokasi dan tinggi fundus uteri

Lochea : Tentukan karakteristik, warna, dan jumlah lochea, termasuk warna, adanya bekuan.

Eliminasi : BAK ; tentukan BAK yang pertama, frekuensi dan

tanda, gejala distensi kandung kemih, BAB ; Kaji saat terakhir BAB, observasi bising

usus, auskultasi semua kwadran, khususnya pada pasien post operasi SC.

Perineum : Obersvasi perineum dari edema, kebiruan atau hematoma

Episiotomi : Observasi terhadap kemerahan, edema, ekimosis, keluaran

Insisi SC : Evaluasi tempat insisi terhadap tanda-tanda infeksi

Hemoroid : Catat jumlah dan ukuran

Ekstremitas : Kaji tromboplebitis, edema, varices

Nyeri : Observasi adanya nyeri dan ketidaknyamanan, adanya after pains

8

Page 9: Adaftasi Post Partum

Hidrasi : Kaji hidrasi dan ststus nutrisi ( asupan peroral, perinfus, mual, muntah, rasa lapar )

Status Emosional : Evaluasi status psikologis

Diagnosa Keperawatan Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada periode post partum :

Potensial kekurangan volume cairan Gangguan pola eliminasi urine Gangguan eliminasi BAB : konstipasi Gangguan rasa nyaman : nyeri Gangguan konsep diri Kurangnya perawatan diri

Perawat juga harus memonitor dan mencegah komplikasi yang tetrjadi pada post partum, yang meliputi :

Hemoragi post partum Gangguan mood post partum Inspeksi post partum

C. Perencanaan Dan PelaksanaanDasar pada pelaksanaan post partum adalah :1). Kondisi ibu dan bayinya2). Perkiraan lamanya perawatan ibu dan bayinya di RS3). Keterlibatan ayah pada perawatan dan penyuluhan

Monitoring dan Supporting Status Fisiologis Ibu Monitoring yang dilakukan meliputi :

a. Tanda vitalb. Monitoring dan meningkatkan tonus uterus yang

optimalc. Monitoringn lokhead. Monitoring ektremitas terhadap tromboplebitis

9

Page 10: Adaftasi Post Partum

Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh :Peningktan fungsi tubuh meliputi :

a. Pemulihan fungsi kandung kemihb. Pemulihan fungsi saluran pencernaanc. Peningkatan istirahat dan kenyamanan dari :

Kontraksi uterus Ketegangan otot dan kelelahan Nyeri post seksiosesaria

d. Perawatan perineum dan rektume. Perawatan payudara

Meningkatkan Adaptasi Psikologis Ibua. Gambaran tubuhb. Konsep diri

Meningkatkan untuk mempertahankan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.

Khususnya pada early post partum :a. Penyuluhan tentang perawatan diri yang efektip

Senam postpartum Perawatan payudara Perawatan bayi Perencanaan pulang

b. Kontrasepsi dan seksualitas

D. Evaluasi Evaluasi pengaruh intervensi kep. Yang spesifik

berdasarkan tujuan dari masalah yang ditemukan. Beberapa intervensi pada periode post partum

difokuskan pada dukungan dan penyuluhan kesehatan pada klien dan keluarga

10