Acute Flaccid Paralysis
Transcript of Acute Flaccid Paralysis
Acute Flaccid Paralysis adalah semua anak yg berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yg sifatnya flaccid
(layuh), terjadi scr akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa. Ruda paksa itu adl segala hal yg
disebabkan oleh trauma, misalnya anaknya itu manjat pohon pas main petak umpet, tiba2 digigit semut hitam
diatas pohon, dia ng tahan lagi trus pengen turun, eh ng hati2,.. gubrakk,.. mendarat diatas tanah,.. T.T,.. trus tiba2
ng bisa jalan (lumpuh), nah hal tsb blm bisa dikatakan termasuk AFP, karena,.. penyebabnya bukan infeksi polio,..
tapi terkadang jika ada keragu-raguan,…. Apakah sebelum digigit semut dia udah terinfeksi polio, tapi blm ada
tanda2 (apparent polio) dan sesaat sebelum jatuh baru timbul gejala polionya (lumpuh), makanya dia langsung
terjatuh n jd lumpuh,.. atau benar2 murni karena posisi mendaratnya ditanah yg ng sempurna, jd bikin dia lumpuh
(hehe,.. ),.. nah ini bisa dilaporkan sbg AFP, namun perlu dilakukan pemeriksaan lbh lanjut seperti pemeriksaan lab
trhdp feses pasien. Untuk anak >15 thn, bisa dilaporkan sbg kasus AFP jika terdpt gejala klinis yg pasti misalnya
Polio.
Spastic vs Flaccid
Spastic itu lawannya dari
flaccid. Spastic adalah kekakuan otot
yang terjadi karena terdapat defek pada
upper motor neuron hingga sebelum
cornu anterior (sist. Saraf pusat).
Sedangkanspastic adl keadaan dimana otot menjadi lemas, lunglai, layuh dan penurunan tonus otot yg
disebabkan oleh defek pada lower motor neuron pada cornu anterior hingga ke muskulus (sist. Saraf
perifer). Reflek fisiologis (deep reflexes) meliputibiceps,triceps,brachioradial,patella, n Achilles. Sedang reflek
patologis meliputi babinsky’s sign telapak kaki bagian lateral anaknya di elus, bisa pake jari, bagusnya pake kunci.
Kedua, Chaddock’s sign gampangnya itu, kyk orang ngelus/mijetin kaki. Jadi jari2 kita, diletakkan di tibia,… dan
diberi tekanan dikit, lalu didorong ke ujung tibia anterior arah ke patella)
Ketiga Oppenheim’s sign bagian bawah maleolus lateral dielus bisa pake pin atau kunci, pake jari kita jga boleh.
Nah, reflek patologisnya dikatakan (+) jika, jari kaki sang anak member reflek ekstensi. Namun, jika fleksi,.. berarti
itu normal. Pada atrofi, biasanya asimetris.
Derajat Kelumpuhan
Kelumpuhan itu ada sifatnya parsial (paresis) dan ada juga yg total (paralysis).Kelumpuhan yg tjd pd AFP ini ada
beberapa tingkatan, hal ini sebanding dgn tingkat keparahan AFPnya. Tingkatannya adl :
0 : sama sekali tidak bisa menggerakkan ekstremitasnya
1 : hanya dapat menggerakkan jari sedikit tapi tidak bisa menggeser,..
2 : hanya dapat menggeser kakinya dari tempat tidur, sedang untuk mengangkatnya tidak bisa,..
3 : bisa mengangkat kaki dari tempat tidur
4 : bisa berjalan namun terbatas (terpincang-pincang)
5 : normal,.. mau jalan, lari, lompat :D.
Pada AFP, derajat kelumpuhannya adalah 0.
Tujuan
SUSUNAN SARAF PUSAT SUSUNAN SARAF TEPI
Spastic = Kaku Flaccid = Layuh Reflek Fisiologis Reflek FisiologisReflek Patologis (+) Reflek Patologis (-)Tidak ditemukan atrofi, kecuali sudah berlangsung lama
Atrofi cepat terjadi
jika Indonesia bebas polio, dan beberapa tahun kemudian masih diberikan vaksin polio. Baru dinyatakan benar2
bebas polio (eradikasi), maka pemerintah Indonsia dapat mengalokasikan dana yg utuk polio itu ke vaksin lainnya.
Misalnya pada kejadianmeningitis yg merupakan penyebab tinggi angka kematian pada anak. Padahal meningitis
itu ada vaksinnya, hanya saja blm termasuk yg difasilitasi oleh pemerintah, shg blm bisa dlakukan oleh semua
kalangan masyarakat karena mungkin masih mahal atau blm ada kesadaran.
Karakteristik
Pada anak yg sudah besar, ada karakteristik yg khas untuk penderita AFP ini yaitu:
1. Pincang atau tidak dapat berjalan
2. Tidak dapat meloncat 1 kaki
3. Tidak dapat berjongkok lalu berdiri lagi
4. Tidak dapat berjalan dgn jari-jari kaki atau tumit
5. Tidak dapat mengangkat kakinya dari tempat tidur
6. Tidak ada tahanan pada kaki, dll
Jenis Kelumpuhan
a. Kelumpuhan 2 tungkai : jika kelumpuhannya sudah berat maka anak tidak bisa berjalan, namun jika masih ringan
anak bisa sedikit berjalan tapi sangat terbatas dan harus dibantu/ dipapah oleh orang lain.
b. Kelumpuhan 1 tungkai : jika kelupuhan sudah berat bisa berjalan, tapi pincang. Namun jika masih ringan maka
anak hanya dpt berjalan dgn satu kaki dgn cara melompat.
Karakteristik pd bayi
Ada perbedaan yg sgt jelas antara bayi normal dan bayi yg lumpuh layu.pada bayi yg normal, ke-4 ekstremitas itu
fleksi, bahkan kakinya sampe menyentuh mulut (lucu,.. ) Salah satu yg khas adalah floppy infant, dimana bayi yg
lumpuh layu ketika ditidurkan lututnya itu jatuh kesamping menyentuh tempat tidur, seperti katak tidurnya (ng
enak kali dibayanginnya) dan tidak aktif bergerak. Artinya otot bayi tsb tidak bisa berkontraksi n tidak mampu
mempertahankan gravitasi, sehingga terjatuh ke samping n tdk bisa digerakkan. Ada yg disebut spinal musculus
atrophy (SMA) yaitu atrofi yg terjadi pada spinal paralytic poliomyelitis, dimana terdapat kesakitan pada otot yg
parah, dan juga timbul defek motoris dan sensoris. Biasanya lebih sering terjadi pada tungkai kaki daripada pd
lengan. Paralysis tipe ini terjadi jika >50% neuron yg mempersarafi otot kaki hancur. Ada 3 tipe, dimana tipe 1
terjadi pd bayi yang baru lahir. Sehingga pada bayi perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengecek keadaan motoris
sang bayi, yaitu:
1. Pegang pada pergelangan dan jemari apa bergerak dan menggenggam tangan kita? Kalo iya berarti normal
2. Dorong dan tarik kedua tungkai maka akan terasa ada tidaknya tahanan
3. Angkat tungkai kemudian lepaskan yg pertama menyentuh tempat tidur berarti sisi kaki itu yg lumpuh
4. Gelitik ada refleknya ng,.. kalo ada berarti normal
Diagnosis
Untuk menentukan jenis kelumpuhan pd seorang anak termasuk spastic atau flaccid itu tdak mudah. Berikut ada
beberapa penyebab kelumpuhan pada susunan saraf tepi, yaitu:
a. Medulla spinalis : mielits transversa, Polio, dan trauma
b. Akar saraf tepi: sindrom Guillain Barre
c. Saraf tepi : neuritis infeksi atau kurang gizi dan trauma
d. Sambungan saraf otot : Miastenia gravis dan distrofi
e. Tangan : Erb’s palsy
Jika kita menemukan seorang anak dgn lumpuh layu, maka dibawah ni beberapa DDnya,…
1. Polio : cenderung di ekstremitas bawah dan asimetris
2. Guillain barre: suatu kelainan AFP yg sifatnya ascenderen (kaki-tangan)
3. Mielitis
4. Lain2 (yg poin a,b,c, diatas). Yuk, kita bahas satu2,..
Polio
Etiology : virus polio. Terjadi kerusakan sel pd sumsum tulang belakang. Manifestasi klinisnya ada 4,:
a. infeksi asimtomatik atau disebut apparent polio : terjadi pada 90-95 % pasien tidak menyebabkan penyakit dan
tidak adaperkembangan sequele.
b. Poliomyelitis abortif : terjadi pd 4-8 % kasus, dgn sindrom seperti influenza nonspesifik pada 1-2 minggu stlh
infeksi. Disertai malaise, fever, anorexia dan vomiting. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pharingitis nonspesifik,
abdominal n muscular tenderness dan weakness. Penyembuhannya komplit, tidak ada tanda kelainan neurologis
dan tidak ada perkembangan sequele.
c. Poliomyelitis non paralitik : terjadi pd 1% pasien dengan gejala yg sama seperti poliomyelitis abortif, namun
headache, nausea, n vomiting lbh sering. Terdapat kekakuan pada posterior otot leher. 2/3 dari anak2 tsb akan
memiliki simptom yg durasinya sebentar antara minor illness (fase 1) dan major illness/ defek CNS (fase 2) shg
dokter harus benar2 telliti, jgn sampai tidak memperhatikan gejala yg muncul sebentar ini, karena jika terlewatkan,
maka CNS sang anak akan mengalami defek. Px. Fisik terdapat tanda nuchal-spinal dan kelainan pada deep n
superficial reflexes.
d. Poliomyelitis paralitik: terjadi pd 0,1% pasien yg terinfeksi virus polio. Terdapat defek CNS yg berat. Ada 3 jenis,
yaitu:
1. Spinal paralytic poliomyelitis : terjadi pd fase ke2 pd penyakit biphasic (2 fase), dimana fase pertamanya adalah
yg abortive poliomyelitis. Pada 2-5 hari setelah fase 1 akan merasa baikan, namun setelah itu simtom sebelmnya
akan muncul kembali dan disertai sakit otot yg berat dan penurunan fungsi sensoris dan motoris. Progresnya
bervariasi, bisa paresis- paralisis. Pada pasien dgn paralisis sering disertai disfungsi kandung kencing.
2. Bulbar Poliomyelitis : terjadi tanpa didahului apparent polio pada spinal cord. Terjadi disfungsi pd nervus cranialis
dan medullary center. Tanda klinisnya adl permasalahan pd traktus respiratorius, yaitu 1. Nasal twang saat
bersuara atau nangis karena kerusakan palatum dan kelemahan pharyng, 2.ketidakmampuan untuk menelan dgn
lembut, sehingga terjadi pnumpukan saliva, 3. Penumpukan sekresi faring, sehingga terjadi kesulitan dm inspirasi
4. Tidak bisa batuk, jadi kesusahan dalam mengeluarkan zat asing dari tenggorokan. 5. Deviasi palatum, liah, dan
uvula 6. Regurgitas saliva dan cairan karena ada paralisis faring 7. Defek paa medulla sehingga laju pernapasan
bermasalah 8. Paralisis pita suara 9.terdapat rope sign kelemahan otot hyoid
3. Polioencephalitis seizure, coma, spastic paralysis dangan peningkatan reflek.