Esofagitis Acute

30
REFERAT Acute esophagitis Pembimbing : dr. H.R.Krisnabudhi, Sp.THT-KL Disusun oleh : Lida Arlini (1061050048) KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG PERIODE 2 maret – 4 APRIL 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA

description

esofagitis akut

Transcript of Esofagitis Acute

  • REFERATAcute esophagitisPembimbing : dr. H.R.Krisnabudhi, Sp.THT-KL

    Disusun oleh :Lida Arlini(1061050048)KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT-KL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONGPERIODE 2 maret 4 APRIL 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAJAKARTA

  • LATAR BELAKANGEsofagitis

  • ANATOMI

  • Secara Histologiesofagus tidak memiliki lapisan serosa, 3 lapisan esofagus dari luar ke dalam yaitu :8

  • Fisiologi Esofagus

    Aktivitas yang terkoordinasi dari sfingter esofagus atas (upper esophageal sphingter), badan esofagus, dan sfingter esofagus bawah (lower esophageal sphingter) penting untuk fungsi motorik esofagus dalam mengantarkan makanan masuk ke lambung.8

  • Fisiologi menelan

  • BAB IIIESOFAGITIS AKUT

  • ETIOLOGIESOFAGITIS AKUTEtiologi dari kerusakan esophagus bersifat kompleks, mulai dari refluks asam lambung, cairan empedu, cairan pancreas, serta terdapat pengaruh dari faktor eksternal seperti konsumsi alcohol, penggunaan obat NSAID. 9

  • MEKANISME PERTAHANAN

  • Refluks gastroesofageal merusak taut rekat (tight junction) antar sel epitel dilatasi celah interseluler masuknya ion hydrogen ke epitel.Adanya infiltrasi dan stress oksidatif peningkatan sitokin inflamasi pada mukosa esophagus,infiltrasi neutrofil dan monosit ke bagian mukosa dan submukosaperoksidase lipid. stress oksidatif didapatkan bahwa terjadi perubahan pada aktifitas enzim antioksidan dan menghambat efek antioksidan pada perubahan mukosa.

  • Esofagitis Refluks (Esofagitis Peptik)

    Esofagitis refluks basa

  • Esofagitis Kandida

    jamur masuk ke lapisan sub mukosaedema akan bertambah parah, tukak yang kecil makin besar dan banyak sampai terlihat gambaran divertikeldaya tahan tubuh menurun Esofagitis Herpesterkena virus herpes zoster lesi pada mukosa mulut dan kulit, mengakibatkan esofagitis herpes, dimana lesi awal yang klasik berupa popula atau vesikel atau tukak yang kecil kurang dari 5 mm dengan mukosa di sekitarnya hiperemis.

  • Esofagitis Korosif

    Basa kuat, Asam kuat Zat organik (lisol, karbol) edema di mukosa atau sub mukosa. kerusakan pada lambung lebih beratbasa kuat menimbulkan kerusakan di esofagus lebih berat dari pada lambung

  • . Esofagitis Karena Obat

    RL atau kapsul yang ditelan kemudian tertahan di esofagus mengakibatkan timbulnya iritasi dan inflamasi enyempitan lumen esofagus oleh desakan organ-organ di luar esofagus. Obstruksi oleh karena peradangan, tumor atau akalasia, menelan pil dalam posisi tidaur dapat menyebabkan esofagitis karena obat

  • Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan kombinasi antara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

  • Pemeriksaan endoskopi 7,

  • Pengukuran pHPengukuran pH intra esofagus selama 24 jam cukup membantu bila hasil endoskopi normal. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan elektroda pengukur pH melalui hidung dan meletakkannya sekitar 5 cm di atas SEB (yang telah ditentukan sebelumnya dengan endoskopi. Dikatakan terjadi refluks apabila pH esofagus didapati kurang dari 4 selama 24 jam pengawasan.11

  • ManometriManometri esofagus merupakan pemeriksaan untuk mencari pola kontraksi esofagus. Ia sangat membantu untuk mengevaluasi sumber gejala refluks. Manometri juga sangat berguna dalam perencanaan terapi pembedahan. 11

  • Tes BernsteinTes Bernstein atau tes infus asam biasanya merupakan dari pemeriksaan manometri esofagus. Selama tes ini, esofagus penderita diperfusi dengan asam hidroklorida 0,1M. Hasil tes positif berupa timbulnya gejala menunjukkan bahwa penderita memiliki esofagus yang sensitif terhadap asam dan timbulnya gejala disebabkan oleh refluks esofagitis.11

  • Kapsul endoskopi

    Kapsul endoskopi merupakan salah satu cara pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan. Kapsul ini terdiri atas camera mini yang memiliki flash, baterai serta. Kapsul ini akan merekam selama perjalanannya.7,8

  • PENATALAKSANAAN

    Terapi pada pasien dengan refluks esophagus adalah dengan pemberian PPI (proton pump inhibitor). PPI berfungsi memperbaiki mukosa esophagus dan menghilangkan gejala GERD. Proton pump inhibitor aman, efektif dan digunakan lebih fari satu decade di Amerika dan sejumlah Negara eropa dan Australia. Akan tetapi penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin B 12, meskipun laporan terkait dengan hal ini masih sedikit.7

    Terdapat lima jenis PPI ( omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazolm dan esomperazol ), kesemua jenis PPI ini bermanfaat dalam menyembuhkan esofagitis dengan penggunaan dosis yang tepat PPI berfungsi mencegah perlekatan neutrofil ke endothelium dan migrasi ke ekstravaskuler dengan menghambat ekspresi dari CD11/CD18 dan juga menghambat sintesis IL-8 oleh sel epitel mukosa dan sel endotel. Sehingga diharapkan menurunkan infiltrasi sel radang. Selain itu dilaporkan pula bahwa PPI juga berperan dalam menghambat produksi radikal bebas oleh neutrofil dan memblok degranulasi neutrofil. Pemberian PPI sebaiknya sebelum makan.8,9

  • Esofagitis PeptikPengobatan untuk refluks antasida dengan atau tanpa antagonis H2, receptor. Tindakan pembedahan untuk menghilangkan refluks hanya dilakukan pada mereka dengan gejala refluks menetap walaupun telah memberikan pengobatan optimal.6,7Esofagitis refluks basaPengobatan refluks basa harus cepat dan intensif, antara lain pemberian antibiotika, steroid, cairan intravena dan kemungkinan dilakukan pembedahan, apabila penyakit ini telah memetasfase (menyebar) di sekitarnya.6

  • . Esofagitis kandidaNystatin 200.000 unit diberikan sebagai obat kumur yang ditelan maupun yang dimakan setiap 2 jam pada saat pasien tidak sedang tidur, merupakan pengobatan standar, cukup efektif dan hampir tidak ada efek sampingnya. Bila pasien resisten terhadap Nystatin, maka pilihan kedua adalah Flusitosine 100 mg per Kg BB, tiap hari dibagi dalam 3 kali pemberian setiap sesudah makan, selama 4-6 minggu. Obat-obat antifungal lain yang dinyatakan efektif yaitu Imidazole, Ketoconazole, Amphotericine dan Miconazole.9,10,11d. Esofagitis HerpesPengobatan suporatif yaitu dengan memberikan makanan lunak dan cair, anastesi local diberikan adalah antibiotik selama 2-3 minggu atau 5 hari bebas demam. Kartikosteroid untuk mencegah terjadinya pembentukan fibrosis yang berlebihan dan Analgetik. Selain itu yang dilakukan esofagoskopi pada hari ke-3 setelah kejadian atau bila luka di bibir, mulut dan faring sudah tenang.9,10

  • Esofagitis karena obatDengan menghentikan pemakaian obat-obat yang dicurigai lesi esofagus dapat sembuh, dan mengajarkan kepada penderita untuk minum obat dalam posisi tegak (tidak berbaring) dan disertai air yang cukup banyak.9,10f. Esofagitis radiasiPada keadaan akut, pengobatan dilakukan dengan memodifikasi jenis penyinaran, diit cair dan pemberian analgesik dan anastetik lokal sebelum tidur atau sebelum makan. Striktur yang terjadi diatasi dengan dilatasi peroral. 9,10

  • KomplikasiKomplikasi yang terjadi pada refluks esofagitis adalahDisfungsi motorik esophagusBarret esophagusCa esofagus.9Pencegahan Pencegahan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah kekambuhan dari esofagitis berulang dan mencegah munculnya komplikasi. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi konsumsi kopi, alcohol, posisi kepala lebih tingi daripada tubuh untuk mencegah refluks.11

  • BAB IVResume

    Esofagitis merupakan peradangan yang terjadi pada mukosa esophagus yang disebabkan oleh refluks dari cairan lambung dan atau duodenum dan pancreas. Ha ini disebbkan oleh beberapa faktor yaitu pengaruh dari makanan dan minuman serta obat-obatan yang dikonsumsi. Tetapi utama pada pasien dengan esofagitis adalah dengan pemberian PPI untuk mengurangi terjadinya peradangan dan diharapkan perbaikan yang cepat dari mukosa esophagus.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Sudoyo AW, Setiyohadi Bambang,Alwi Idrus, Simadibrata M, SetiatiS, editor, Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I, ed. IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. h. 1803;2009Hadi Sujono. Gastroenterologi. Edisi 7. Alumni bandung: 2002. hal 127.Soetjipto D, Mangunkusumo E. : Soepardi EA, Iskandar N, et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI. 2010: 145-9.Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N.Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI:2003.6Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N.Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI:2003.Muhletaler, CA. et all. Acid Corrosive Esophagitis : Radiographic Findings.http://www.ajronline.org/cgi/reprint/134/6/1137.pdf [Diakses 2 Desember 2011].8Laluani, AK. Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery. United State of America : The McGraw-Hill Companies Inc. 2008. 486.10Bailey, Byron J. 1998. Head and Neck Surgery-Otolaryngology Second Edition. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher. 650.Lionte C, et all. 2007. Unusual Presentation and Complication of Caustic Ingestion; Case Report. http://www.jgld.ro/12007/12007_17.pdf [Diakses 2 Desember 2011].Alijenad, A. 2000. Caustic Injury to the Upper Gastrointestinal Tract. http://pearl.sums.ac.ir/semj/vol4/jan2003/causticinj.htm [Diakses 7 Desember 2011].13 Kumar, S. Audiologi In : Fundamentals Of Ear, Nose & Throat Disease an Head-Neck Surgery 6th Edition. Calcutta : The New Book Stall. 1996. 358