Acne Vulgaris
-
Upload
almiranurarofah -
Category
Documents
-
view
2 -
download
1
description
Transcript of Acne Vulgaris
I. EPIDEMIOLOGI
Akne vulgaris pertama kali dipublikasikan pada tahun 1931 oleh Bloch. Pada saat
itu dinyatakan bahwa insiden terjadinya akne vulgaris lebih banyak pada anak perempuan
dibanding anak laki-laki dengan usia sekitar 13% pada anak usia 6 tahun dan 32% pada
anak usia 7 tahun. Sejak saat itu tidak ada evolusi yang signifikan mengenai usia timbulnya
jerawat. Menurut studi yang berbeda dari literatur berbagai negara, usia awal rata-rata 11
tahun pada anak perempuan dan 12 tahun pada anak laki-laki.
Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan 85% terjadi
pada remaja dengan beberapa derajat akne. Hal tersebut terjadi dengan frekuensi yang lebih
besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua jenis kelamin. Pada umumnya, involusi
penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun. Bagaimanpun, terdapat variabilitas yang besar pada
usia saat onset dan resolusi 12% perempuan dan 3% laki-laki akan berlanjut secara klinis
sampai usia 44 tahun. Sebagian kecil akan menjadi papul dan nodul inflamasi sampai usia
dewasa akhir.
Akne vulgaris derajat ringan biasanya terjadi pada bayi yang terjadi oleh karena
stimulasi folikular oleh kelenjar androgen adrenal yang berlanjut pada periode neonatal.
Akne juga biasanya bermanifestasi awal pada pubertas, dengan komedo sebagai lesi
predominan pada pasien yang sangat muda. Jumlah kasus terbanyak terjadi pada periode
pertengahan sampai akhir remaja, setelah itu insidennya akan menurun. Namun pada
wanita dapat terus berlanjut sampai lebih dari dekade ketiga.
Umumnya insiden terjadi pasa umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada
pria dan masa itu lesi yang pradominan adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi
beradang. Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat mengenai prevalensi akne
vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat, 85 % dari penduduk usia 12-24
tahun menderita akne vulgaris. Dan data yang hampir serupa didapati pada sebagian besar
dunia barat. Di Afrika sendiri, menurut Husein (2009) melalui sebuah studi cross sectional,
didapati prevalensi akne vulgaris pada remaja sebesar 90,7%. Untuk Asia, beberapa data
yang bisa diperoleh menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi juga. Contohnya sebuah
penelitian epidemiologi di Jepang oleh Nobukazu dkk pada tahun 2001 memperoleh
prevalensi sebesar 58,6% remaja menderita akne vulgaris. Di Cina, tepatnya distrik Zhou
Hai provinsi Guangdong, Wu TQ dkk pada tahun 2007 mendapati prevalensi sebesar
53,5% remaja. Di Indonesia sendiri belum banyak data mengenai prevalensi akne vulgaris
di tengah mayarakat Indonesia.
(Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions.
In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, eds. Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2007.)
(James WD, Berger TG, Elston DM. Acne. In : James W, Berger T, Elston DM, eds. Andrews’
disease of the skin Clinical Dermatology 10th ed. Canada : El Sevier; 2000.)