ACARA VII.docx

12
ACARA VII MICROCUTTING A . Pendahuluan 1 . Latar Belakang Microcutting biasanya dilakukan untuk pengembangan produksi tanaman karet. Pengertian microcutting adalah salah satu pembiakan vegetatif pada tanaman yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tunasnya. Pembiakan tanaman dilakukan dengan penambahan berbagai zat pengatur tumbuh tanaman untuk mendukung pertumbuhan tunas. Pada prinsipnya microcutting dilakukan pada kondisi aseptik. Microcutting sendiri mempunyai beeberapa tahapan yaitu primary culture, multiplikasi, conditioning, rooting dan aklimatisasi. Teknik ini pada awaklnya dikembangkan di Cirad, Perancis dan telah diadopsi oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia di Bogor. Keberhasilan microcutting pada bawang merah ditandai dengan munculnya tunas dan akar pada potongan umbi bawang merah yang disemaikan. Zat pengatur tumbuh dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman. Microcutting juga dilakukan pada tanaman karet dan jambu air.

description

microcutting

Transcript of ACARA VII.docx

Page 1: ACARA VII.docx

ACARA VII

MICROCUTTING

A . Pendahuluan

1 . Latar Belakang

Microcutting biasanya dilakukan untuk pengembangan produksi

tanaman karet. Pengertian microcutting adalah salah satu pembiakan

vegetatif pada tanaman yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan

tunasnya. Pembiakan tanaman dilakukan dengan penambahan berbagai zat

pengatur tumbuh tanaman untuk mendukung pertumbuhan tunas. Pada

prinsipnya microcutting dilakukan pada kondisi aseptik. Microcutting

sendiri mempunyai beeberapa tahapan yaitu primary culture, multiplikasi,

conditioning, rooting dan aklimatisasi. Teknik ini pada awaklnya

dikembangkan di Cirad, Perancis dan telah diadopsi oleh Balai Penelitian

Bioteknologi Perkebunan Indonesia di Bogor.

Keberhasilan microcutting pada bawang merah ditandai dengan

munculnya tunas dan akar pada potongan umbi bawang merah yang

disemaikan. Zat pengatur tumbuh dibuat agar tanaman memacu

pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam

tanaman. Microcutting juga dilakukan pada tanaman karet dan jambu air.

Microcutting sendiri ditujukan untuk perbanyakan batang bawah tanaman

karet secara klonal. Teknik perbanyakan ini dilakukan untuk

menggantikan fungsi klatak. Diharapkan dengan batang bawah klonal dan

seragam, potensi produksi batang atas yang merupakan hasil pemuliaan

dapat tercapai.

2 . Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum acara VII Microcutting adalah mempelajari

pengaruh ZPT terhadap pertumbuhan bahan stek mikro umbi bawang

merah.

Page 2: ACARA VII.docx

B . Tinjauan Pustaka

Perbanyakan mikro ada dua teknik yang telah dikembangkan untuk

memproduksi propagul kentang, yaitu stek mikro dan umbi mikro. Stek

mikro berasal dari perbanyakan stek buku tunggal pada media MS tanpa ZPT.

Media yang digunakan untuk pengumbian adalah satu macam media (padat

atau cair) dan dua macam media (padat-cair atau cair-cair, yang dianjurkan

adalah sistem cair-cair. Hasil penelitian Wattimena menunjukkan bahwa

media cair untuk pengumbian secara in vitro akan menghasilkan umbi dengan

ukuran, bobot basah, dan persentase bahan kering yang lebih tinggi daripada

penggunaan media padat (Gunawan 2008).

Sambung mikro (micrografting) pada tanaman, berasal dari kata micro

(kecil/kecil sekali) dan grafting (penyambungan), artinya penyambungan

bagian tanaman pada keadaan masih sangat kecil/muda. Tanaman jeruk,

sambung mikro sudah dapat dilakukan pada kecambah jeruk umur 2 minggu.

Istilah yang lebih dikenal adalah penyambungan tunas in vitro atau teknik

sambung mikro in vitro yaitu teknik penyambungan potongan batang atas

pada batang bawah dalam kultur jaringan (Toruan et al. 2006).

Setek mikro adalah suatu teknik pembiakan mikro, dengan menggunakan

batang tanaman dengan ukuran mini. Pada tanaman kentang proses setek dapat

dilakukan bahkan pada tanaman yang baru memiliki 1-3 node. Pada teknik ini

dapat diambil langsung bagian tanaman (tunas) untuk ditanam pada media,

supaya tumbuh akar dan selanjutnya dapat tumbuh menjadi individu baru

(Singh et al. 2008).

Teknik setek mikro dapat dilakukan dalam keadaan aseptik melalui kultur

jaringan, maupun saat pembibitan di pesemaian. Penelitian mengenai setek

mikro sudah banyak dilakukan pada berbagai jenis tanaman. Beberapa contoh

penelitian setek mikro, misalnya pada tanaman apel , kentang, cherry , zaitun

maupun karet (Harris et al. 2010).

Pengakaran setek mikro yang dilakukan di pesemaian dengan

menggunakan teknik Media Steril Porous (MSP) atau dikenal juga dengan istilah

In Vitro Soi-less Propagation (IVS), dapat menyebabkan tunas mikro dapat

berakar dan siap untuk tumbuh di lapangan. MSP adalah teknik perbanyakan

Page 3: ACARA VII.docx

tanaman dengan menggunakan media yang porous dan steril, dengan sistem

aerasi yang lebih baik dibandingkan dengan sistem perbanyakan konvensional

yang menggunakan berbagai campuran media tanam. Penelitian di Australia

menunjukkan bahwa teknik ini telah dapat meningkatkan perakaran setek mikro

tanaman Chamelaucium sebesar 42-82% (Newell 2006).

C . Metodologi Praktikum

1 . Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara Microcutting dilaksanakan setiap hari Kamis

tanggal 17-24 Oktober 2013 pukul 15.30 WIB bertempat di Laboratorium

Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman (EMPT) Fakultas Pertanian

UNS Surakarta.

2 . Alat dan Bahan

a. Alat

1) Polybag

b. Bahan

1) Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum)

2) ZPT (IAA,NAA,IBA, dan GA3)

3) Tanah

4) Pasir

3 . Cara Kerja

a. Membuat larutan ZPT dari golongan IAA, IBA, NAA dan GA3

dengan konsentrasi yang telah ditentukan (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm,

dan 1500 ppm)

b. Memotong umbi bawang merah sekecil mungkin

c. Merendam potongan umbi yang akan ditanam (selama 5 menit)

d. Menanam stek mikro yang telah direndam.

4 . Pengamatan yang Dilakukan

a. Proses perkecambahan setiap hari selama seminggu (waktu muncul

daun, tinggi tanaman, dan jumlah daun).

5 . Analisis Data

Page 4: ACARA VII.docx

a. Pengaruh stek mikro umbi bawang merah terhadap perkecambahan

tanaman

b. Faktor-faktor yang berperan dalam perkecambahan kaitannya dengan

stek mikro.

D . Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1 . Hasil Pengamatan

Tabel 7.1 Pengamatan Microcutting Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum)

No Kelompok ZPT Perlakuan(ppm)

UL Saat MunculTunas(HST)

Jumlah Tunas(HST)

Panjang Tunas(cm)

Ket.

15 14 GA3 1000 1 7 2 0,4 Muncul akar & tunas

1000 2 7 3 0,4 Muncul akar & tunas

Sumber : Laporan Sementara

Gambar 7.1 Hasil Microcutting Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum)

UL 1

Gambar 7.1 Hasil Microcutting Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum)

UL 22 . Pembahasan

Microcutting adalah suatu teknik pembiakan mikro, dengan

menggunakan batang tanaman dengan ukuran mini dengan tujuan

mempercepat pertumbuhan tunasnya. Langkah microcutting pada bawang

merah antara lain membuat larutan ZPT terlebih dahulu sesuai dengan

konsentrasi yang telah ditentukan. Memotong umbi bawang merah sekecil

mungkin dan merendam potongan umbi yang akan ditanam dalam larutan

ZPT, kemudian menanam stek mikro.

Page 5: ACARA VII.docx

Teknik sambung mikro in vitro juga dapat dilakukan di pesemaian

dengan kondisi tanaman yang sama seperti pada sambung mikro in vitro.

Teknik sambung mikro akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih baik

dibandingkan grafting di lapangan. Hal ini karena batang usia muda

memiliki jaringan meristem yang lebih banyak, sehinga proses

penyembuhan luka akibat sayatan pada saat penyambungan lebih cepat

pulih.

Pertumbuhan bahan tanam dengan teknik stek mikro menghasilkan

pertumbuhan tunas dalam waktu 7 hari setelah tanam dengan jumlah 2

tunas pada ulangan 1 dan 3 tunas pada ulangan 2. Faktor yang

mempengaruhi keberhasilan stek mikro yaitu perendaman dengan larutan

GA3 pada umbi bawang merah mendorong pembentukan tunas lebih cepat

karena hormon giberelin merangsang pemebelahan sel dan pemanjangan

sel. Keadaan pertumbuhan tanaman pada kontrol dibandingkan dengan

tanaman dengan perlakuan hormon khususnya pada kelompok 14 dengan

perlakuan hormon GA3, pertumbuhan bawang merah dengan perlakuan

GA3 lebih cepat muncul akar dan tunas dibandingkan dengan kontrol.

Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah

satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain , dan pada

konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon

fisiologis. Giberelin adalah suatu golongan  ZPT dengan rangka ent-

Giberelin yang berfungsi merangsang pemebelahan sel, pemanjangan sel,

dan fungsi pengaturan. Semua giberelin bersifat asam dan dinamakan GA

(asam giberelat). GA3 merupakan  giberelin komersial pertama. Pada

awalnya disebut dengan asam gibberelat . GA3 merupakan wakil dari 90

jenis Giberelins yang dikenal dewasa ini (Tirtawinata 2008).

Golongan sitokinin adalah turunan dari adenin. Golongan ini sangat

penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Selain

pembelahan sel, sitokonin mampu menstimulasi pertumbuhan tunas dalam

kultur in vitro. Sitokinin dengan konsentrasi yang tinggi (1-10 mg/l)

Page 6: ACARA VII.docx

mampu menginduksi pembentukan tunas, namun menghambat

pembentukan akar (Wu et al. 2007).

Auksin merupakan salah satu contoh hormon tumbuh-tumbuhan

yang secara luas mengatur proses perkembangan, memediasi regulasi

transkripsi melalui degradari protein. Mekanisme molekular auksin baru

dapat dimengerti secara terpisah sementara dasar molekuler bagi

perkembangan khususnya respon auksin masih belum jelas. Studi biokimia

dan biokimia-genetika akhir ini telah memperluas penelitian untuk

pengaturan signal auksin. Respon auksin membutuhkan degradasi inhibitor

Aux/IAA, yang menyebabkan dibebaskannya interaksi faktor transkripsi

ARF yang kemudian dapat meregulasi gen target (Tan et al. 2007).

E . Kesimpulan dan Saran

1 . Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan acara Microcutting

kelompok 14, dapat diambil kesimpulan antara lain :

a. Pertumbuhan bahan tanam dengan teknik stek mikro menghasilkan

pertumbuhan tunas dalam waktu 7 hari setelah tanam dengan jumlah 2

tunas pada ulangan 1 dan 3 tunas pada ulangan 2

b. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek mikro yaitu perendaman

dengan larutan GA3 pada umbi bawang merah mendorong

pembentukan tunas lebih cepat karena hormone giberelin merangsang

pemebelahan sel dan pemanjangan sel

c. Keadaan pertumbuhan tanaman pada kontrol dibandingkan dengan

tanaman dengan perlakuan hormon khususnya pada kelompok 14

dengan perlakuan hormon GA3, pertumbuhan bawang merah dengan

perlakuan GA3 lebih cepat muncul akar dan tunas dibandingkan

dengan kontrol.

2 . Saran

Saran untuk praktikum acara Microcutting antara lain agar lebih

dikembangkan jenis tanaman lain yang juga dapat dilakukan penambahan

Page 7: ACARA VII.docx

ZPT pada stek mikro, misalnya pada tanaman karet, jambu air dan

sebagainya agar metode ini dapat berkembang lebih intensif.

Page 8: ACARA VII.docx

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan LW 2008. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Lab. Kultur jaringan PAU BIOTEK : Bogor.

Haris N Sumaryono Siswanto Sumamardji Carron MP 2010. Microcutting of Hevea Rubber Genotype 78 and 91. http://www.ibriec.org/. [Diakses tanggal 3 November 2013].

Newell CJ 2006. In Vitro Soil – Less (IVS) Rooting Medium. Murdoch University : Australia.

Singh B Sharma S Rani G Hallan V Zaidi AA Virk GS Nagpal A 2008. In Vitro Micrografting for Production of Indian Citrus ringspot Virus (ICRSV)- Free Plants of Kinnow Mandarin (Citrus nobilis Lour x C. deliciosa tenora). Plant Biotech Rep. 11 (2) : 137-143.

Tan X Zheng C Zheng N 2007. Unique Auxin Regulation Mechanism Discovered AlsNews Vol 279 August 29. http://www.als.lbl.gov/als/science /sci_archive/149auxin.html. [Diakses tanggal 3 November 2013].

Tirtawinata MR 2008. Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis Dengan Beberapa Kerabat Clusiaceae [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor Program Pascasarjana : Bogor.

Toruan-Mathius N Lukman Purwito A 2006. Teknik Sambung Mikro In Vitro Kina Cinchona succirubra Dengan C. ledgeriana. Menara Perkebunan 74 (2) : 63-75.

Wu HC du Toit ES Reindhardt CF 2007. Micrografting of Protea cynaroides. Plant Cell Tiss Organ Cult 89 (3) : 23–28.