Acara III Cangkok Siap Print

download Acara III Cangkok Siap Print

of 10

Transcript of Acara III Cangkok Siap Print

27

ACARA IIICANGKOKA. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Mencangkok adalah teknik pengembangbiakan tanaman yang sangat cocok untuk di tanam di dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama seperti induknya juga nantinya pohon tumbuh tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dengan teknik cangkok tidak akan mempunyai akar tunggang.Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh : Rambutan, jambu, jambu air, jeruk, dll.

Pembiakan vegetatif dengan cara cangkok sudah dikenal sejak dahulu, bahkan dapat dikatakan suatu cara perkembangbiakan yang tertua di dunia. Namun demikian hasilnya sering mengecewakan pencangkoknya, ada yang gagal hanya beberapa persen saja tapi bisa juga gagal total. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati.Menghindari kejadian seperti ini tentu perlu memperbaharui cara cangkok dan mencurahakan perhatian yang agak serius dengan kesabaran dan ketelitian.

Cara pembiakan vegetatif dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah (untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias), dan sebagainya. Seperti yang kita tahu bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat, biasanya disebabkan oleh mutasi gen.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum mencangkok adalah:

a. Mengetahui secara langsung cara mencangkok tanaman.b. Mahasiswa dapat melakukan atau memperagakan cara mencangkok tanaman. B. Tinjauan Pustaka

Tanaman dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif, yang membedakan keduanya adalah bahan yang digunakan dalam perbanyakanya. Perbanyakan tumbuhan dengan cara generatif menggunakan biji sebagai bahan media tanam. Sedangkan perbanyakan tumbuhan dengan cara vegetatif menggunakan bahan tanam selain biji, dapat berupa cabang, batang, akar dan daun. Pemilihan dua cara tersebut tergantung pada beberapa hal, diantaranya: tersedianya bahan tanam, sifat tanaman, ketersediaan tenaga terampil, alat, atau srana serta tujuannya (Wudianto 2001).

Kegiatan pengembangan buah-buahan perlu didukung oleh tersedianya bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup. Tetapi penanganan perbanyakan tanaman sering diabaikan oleh petani tradisional, padahal perbanyakan tanaman yang tepat akan manguntungkan usaha tani (Sulastri 2004).

Salah satu metode yang sering dilakukan dalam usaha pembudidayaan tanaman dengan cara vegetatif buatan adalah dengan cara cangkok. Mencangkok merupakan usaha yang dilakukan untuk memeperbanyak diri dengan menggunakan batang apikal yang masih tumbuh. Mencangkok hanya dapat dilakukan pada tanaman dikotil yang mempunyai kambium Pada tanaman monokotil yang tidak mempunyai kambium dan cenderung tumbuh merambat dan berbatang kecil. Selain itu, pada tanaman monokotil yang tifak memiliki kambium apabila dilakukan penyayatan pada batang tanaman akan langsung melukai jaringan pengangkut (floem dan xilem) (Supri 2003).

Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak perlu terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur. Panjang cabang cukup sekitar 20-30cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam tanaman hasil cangkokan harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang yang gundul akan mempersulit tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik mempunyai bentuk lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada cangkok terjadi karena adanya penyayatan pada kulit batang yang menyebabkan pergerakan karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Pada bagian tersebut akan menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media perakaran yang baik karbohidrat dan auxin tersebut akan menstimulir timbulnya akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah media yang memiliki sifat drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan akar cangkok (Putri 2007).

Mencangkok umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar (Kusumo 2001).C. MetodePraktikum1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pencangkokan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 15 Desember 2012 bertempat di Lahan Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang Terletak di Jumantono.2. Alat dan Bahan

a. Alat dan Bahan1) Batang tanaman rambutan2) Media tanam (Tanah)3) Pisau

4) Gunting dahan

5) Tali rafia6) Plastik untuk membungkus

3. Cara Kerja:

b. Mengelupas kulit batang sepanjang ( 5 6 cm.

c. Membersihkan kambium yang ada hingga bersih.

d. Membersihkan batang.

e. Menutup sayatan kulit dengan media tanah.

f. Membalut tanah dengan plastik dan ditali.

g. Memberikan lubang pada plastik tujuan untuk aerasi.B. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil PengamatanTabel 3.1. Hasil pengamatan mencangkok.

NoKomoditasFoto Awal CangkokFoto Hasil CangkokKeterangan

1Jammbu

Biji

Belum Berhasil

Gambar 3.1

Cangkok jambu airGambar 3.2

Cangkok Akhir

2Rambutan

Belum Berhasil

Gambar 3.3

Cangkok RambutanGambar 3.4

Cangkok Akhir

Sumber : Laporan Sementara2. Pembahasan

Mencangkok adalah teknik pengembangbiakan tanaman yang menggunakan organ vegetatif tanaman karena kualitas buahnya terjaga sama seperti induknya. Proses pencangkokan hendaknya lapisan kambium batang dihilangkan. Kambium berperan besar dalam membentuk xylem dan floem, dengan dibersihkannya lapisan kambium pada waktu penyayatan maka zat-zat makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan tidak mengalir ke bawah sayatan atau akar sehingga akan menggembung di bagian atas sayatan yang nantinya akan terjadi penumpukan auksin dan karbohidrat dan dengan media tanah yang digunakan auksin dan karbohidrat akan menstimulir timbulnya akar pada batang di bagian atas sayatan. Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut.Peralatan yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern dengan harga yang mahal, tapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat digunakan dengan enak dan sesuai dengan keperluannya. Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan menyayat kulit dahan, tapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau sangat perlu, karena dengan pisau tajam dapat dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih dan rapi serta tidak perlu mengulang beberapa kali keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nanti.

Media yang digunakan untuk mencangkok banyak sekali macamnya, tinggal pilih mana yang kita sukai dan tidak susah mencarinya. Kita dapat menggunakan mos, pupuk kandang, kompos, bahkan tanah comberanpun bisa digunakan. Hindarilah penggunaan tanah untuk media apalagi tanah mentah, karena jenis tanah demikian jika kering akan mengeras dan juga beras sehingga dapat mematahkan cabang cangkokan. Akhir-akhir ini banyak orang memanfaatkan tanah untuk media cangkokan karena mudah didapatkan dan juga praktis.Tiap media yang digunakan untuk melakukan pembudidayaan tanaman mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara media satu dengan media lain. Tiap media yang digunakan mempunyai kandungan unsur hara, tidak hanya unsur hara yang menjadikan media tanam tersebut sebagai media yang baik, diantaranya mampu menjaga kelembaban, memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tidak memiliki salinitas yang tinggi serta bebas dari hama dan penyakit. Selain itu bahwa pembentukan akar pada cangkok tingkat keberhasilannya lebih ditentukan oleh sifat fisik media dibandingkan dengan sifat kimia yang terkandung dalam media, karena sifat fisik ini berkenaan dengan ketersediaan air dan adanya kelancaran sirkulasi udara dalam media yang dibutuhkan dalam proses pembentukan akar. Pada media yang mempunyai beberapa persyaratan yang lengkap diatas, akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok diantaranya : 1) Dalam mengerjakan pencangkokan harus dengan hati - hati terutama saat menguliti sebab : Pembuluh tapis pada tumbuhan jika rusak akan menyebabkan kegagalan pencangkokan dan Jaringan disekitar bawah kulit tumbuhan sangat lemah dan rentan akan infeksi bakteri maupun virus. 2) Memilih dahan yang kira-kira memiliki diameter antara 5 cm hingga 7 cm. Bentuk cabang yang baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih coklat muda dan belum ada kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Hal tersebut karena dengan cabang yang kecil akan didapatkan tanaman dengan jumlah banyak dan tanaman tidak memerlukan akar yang banyak sehingga mempercepat proses pencakokan. 3) Penyiraman tidak membutuhkan air banyak dan hanya perlu disirami sekali dalam sehari untuk menghindari pembusukan.Dalam mencangkok juga diperlukan perawatan yang hati-hati karena tanaman hasil cangkokan kebanyakan perakarannya menjadi lemah. Mengapa demikian, karena tanaman hasil cangkokan tersebut memiliki akar serabut sehingga tanaman akan mudah roboh. Adapun kegagalan dalam pencakokan dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya seperti kurang bersihnya pengkeratan pada batang yang menyebabkan cambium masih tersisa pada batang yang dikerat tersebut, sehingga aliran makanan masih dapat berjalan hingga jaringan di bawahnya keratin cangkokan. Selain itu juga disebabkan oleh alat penyayatan yang kurang steril dan tidak adanya perawatan dengan menyiram cangkokan.

Mekanisme pembentukan akar pada tanaman sangatlah sederhana, mulai dari pelukaan pada batang, pemberian media pada batang akan dicangkok tersebut, melakukan pembalutan pada media dengan menggunakan serabut kelapa atau plastik, lalu dilakukan pengikatan ujung bawah dan ujung atasnya, dari perlakuan ini maka akar akan terangsang keluar pada bagian atas sayatan karena aliran makanan yang dihasilkan oleh daun tidak sampai ke bawah sayatan tapi berhenti di atas sayatan, yang semakin lama akan semakin menumpuk pada bagian tersebut, sehingga pada bagian tersebut kulit batang akan mengembang. Pada bagian yang mengembang ini sebenarnya terjadi penumpukan auksin serta karbohidrat sehingga akan menstimulir timbulnya akar pada bagian atas sayatan. Menunggu hasil cangkokan hingga keluar akar selama 4-6 minggu baru cangkok siap untuk dipindahkan. Jika kondisi ini sudah memenuhi syarat seperti akar telah keluar dari pembungkus atau pembalutnya maka, potong tanaman dari induknya.Dari praktikum yang telah kami laksanakan hasilnya tidak tumbuh akar atau gagal. Hal tersebut karena waktu yang digunakan untuk praktikum dan juga pengamatan belum cukup jadi saat pengamatan akar belum tumbuh. Pertumbuhan akar yang dapat diamati sekitar satu setengah bulan dahulu baru bisa diamati akarnya.

C. Kesimpulan dan Saran

1. KesimpulanDari hasil pembahasan yang telah dilakukan maka kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu :a. Mencangkok merupakan perkembangbiakan yang menggunakan organ vegetatif tanaman induk.b. Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara merangsang timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru mencangkok merupakan salah satu upaya pembiakan tanaman.

c. Penutup yang digunakan dalam pencangkokkan ini juga berpengaruh pada tumbuhnya akar pada cangkokkan. Penutup yang berasal dari plastik ini cukup efektif dalam menahan air agar tidak mudah lolos saat dilakukan penyiraman pada pencangkokan sehingga mudah merangsang akar untuk tumbuh.

d. Perlakuan dengan mengurangi daun berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman karena jika daun tidak dikurangi maka penguapan tanaman akan tinggi dan kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang optimal sangatlah rendah.

e. Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimum apabila kondisi media pembungkus, bahan pembungkus sesuai dan mendukung untuk melakukan pertumbuhan.

f. Kegagalan dalam pencangkokan disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah kurang bersihnya dalam pembersihan cambium pada batang akan dicangkok, alat penyayatan kuarng steril serta tidak adanya perawatan seperti penyiraman pada cangkokan.

2. Saran

Dari praktikum yang telah kami laksanakan ini kami memberikan saran:

Dalam praktikum ini hendaknya lebih mempersiapkan tanaman yang benar-benar memenuhi kriteria tanaman untuk dapat dicangkok. Disamping itu dalam proses pencangkokan harus lebih rajin dalam penjagaan kelembapan media cangkok agar mendapatkan hasil cangkokan yang optimal. Selain itu waktu praktikum juga hendaknya disesuaikan dengan acara praktikumnya, pada acara ini akar belum saatnya untuk diamati jadi akarnya belum tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumo,S. 2001. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Penerbit CV. Yasaguna. Jakarta.

Putri, Kurniawati P. , D, Dharmawati F. , dan Suartana, M. 2007. Pengaruh Media dan Hormon Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurna. Penelitian Hutan Tanaman 4 (2):069 118.

Sulastri, Yustina Sri. 2004. Pengaruh Konsentrasi Indole Butyric Acid (IBA) dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Jambu Air. Jurnal Hortikultura 7 (4).

Supri. 2003. Kopolimerisasi Cangkok Gugus Reaktif Asam Adipat dan Polistirena dengan Inisiator Benzoil Peroksida. Jurnal Sains Kimia. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara.

Wudianto, R. 2001. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya,

Jakarta.19