ACARA 1
-
Upload
dedi-supriyadi -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of ACARA 1
ACARA 1
PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap usaha di bidang pertanian bertujuan untuk mendapatkan produksi yang
sebanyak-banyaknya.Untuk itu diusahakan agar syarat-syarat yang dibutuhkan oleh tanaman
pertanian dipenuhi.Salah satu syarat yang dibutuhkan oleh tanaman pertanian adalah syarat-
syarat cuaca dan iklim.
Keadaan cuaca dan iklim adalah menentukan kegiatan kehidupan manusia dalam
segala segi. Iklim merupakan factor yang dinamis yang sangat berpengaruh dalam proses
kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam
pertanian.Cuaca dan iklim tidak hanya mempengaruhi perkembangan tanaman tetapi juga
berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tempat tinggal, makanan dan
kebudayaan.Di samping itu cuaca dan iklim merupakan salah satu syarat-syarat yang sangat
penting dalam pengelolaan lahan, Fluktuasi hasil pertanian juga dipengaruhi oleh cuaca dan
iklim. Walaupun suatu daerah pertanian sangat subur dan dengan perawatan tanaman yang
maksimal tetapi bila cuaca dan ikilmnya buruk maka hasil pertanian tidak akan maksimal
bahkan bisa gagal. tanaman tidak dapat bertahan dalam keadaan cuaca yang buruk. Dengan
memperhatikan dan memahami keadaan cuaca dan iklim serta cara-cara pemanfaatannya
maka akan dapat dilaksanakan penanaman tanaman yang tepat untuk periode yang tepat,
sehingga fluktuasi cuaca dan iklim yang sudah diketahui mengakibatkan kenegatifan dalam
pertumbuhan tanaman. Cuaca dan iklim dapat pula dipergunakan untuk mengetahui kapan
waktu pemupukan, pemberantasan hama penyakit ataupun tumbuhan pengganggu.
Pengetahuan tentang iklim sangat diperlukan dalam pertanian. Karena saat ini
manusia belum seluruhnya bias merekayasa iklim secara luas. Manusia hanya dapat mencari
jalan keluar dari keadaan iklim yang ada, kalau pun bisa maka yang dilakukan hanya
berpengaruh terbatas pada wilayah tertentu. Pemanfaatan sebaik-baiknya cuaca makro,
karena dengan pengontrolan cuaca ini maka akan diharapkan hasil pertanian yang
dikehendaki. Perlu diketahui pula bahwa variasi-variasi cuaca dan iklim adalah sangat
mengendalikan seluruh fase produksi tanaman maupun tanah. Di Indonesia pengetahuan
tentang cuaca dan iklim adalah sangat penting sekali karena sering adanya penyimpangan
permulaan musim penghujan sangat mempengaruhi terhadap kegiatan usaha tani di
Indonesia.
Oleh sebab itu pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia daerah
agraris maka perlu betul-betul diperhatikan. Kenyataan walaupun sistem intensifikasi
pertanian telah dipahami dan dilaksanakan dengan baik tetapi adanya perubahan cuaca dan
iklim yang mendadak akan menyebabkan dan mempengaruhi terhadap produksi hasil
pertanian. Karena itu praktikum agroklimatologi dilakukan agar mahasiswa mamapu
memahahi dan mengatahui pentingnya iklim bagi kehidupan serta meningkatkan produksi
dalam usaha pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pertaniannya dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
B. Tujuan Praktikum
Pengamatan Unsur Cuaca, acara ini dilaksanakan dengan tujuan:
a. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim.
b. Mengetahui macam alat pengukur tiap unsur cuaca tersebut dan cara penggunaannya.
C. Waktu Dan Tempat Praktikum
Praktikum Agroklimatologi acara pengamatan unsur-unsur cuaca dan alatnya ini
dilaksanakan pada tanggal 16 april – 15 Mei 2011 (menyesuaikan shift). Bertempat di
Stasiun Klimatologi, DesaSukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
I. Tinjauan Pustaka
A. Radiasi Surya
Matahari adalah sumber utama untuk kejadian-kejadian cuaca. Garis tengahnya 100
kali garis tengah bumi suhunya 60000 K. Jarak matahari ke bumi 149.500.000 Km. Matahari
memancarkan panasnya ke bumi dengan jalan radiasi yang kecepatannya sama dengan
kecepatan sinar. Menurut hasil penyelidikan dengan membuat spektrum dari sinar matahari,
maka sebagian dari sinar putih yang mempunyai panjang gelombang 0.48 μ mempunyai
kekuatan penyinaran yang tertinggi (Hardjodinomo, 1998).
Radiasi surya terdiri dari spektro ultraviolet (panjang gelombang 0,38 mikron) yang
berpengaruh merusak karena daya takarnya sangat tinggi: Spektro photosynthetically active
radiation (PAR) yang berperan membangkitkan proses photosintesis dan spektro inframerah
(>0,74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spektro radiasi PAR dapat dirinci
lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam photo sintesis
(Eagleson, 1999)
Sinar ultraviolet hampir seluruhnya diabsorbsi oleh ozon dan oksigen.Absorbsi ini
terutama pada lapisan sekitar 25 km. Bagian infrared banyak diserap oleh uap air dan
karbondioksida di atmosfer. Di samping absorbsi selektif oleh ozon, oksigen, uap air dan
karbon dioksida, sinar matahari yang melewati atmosfer akan berkurang karena pembauran
(scattering), dan pemantulan. Warna biru dari langit disebabkan oleh pembauran Rayleigh
sedang warna putih sampai merah dari awan berdebu disebabkan karena pembauran Mie
(pembauran renik besar) (Trewarta, 2000).
B. Tekanan udara
Makin tinggi tempat dari permukaan air laut (latitude) maka tekanan udara makin
menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient vertikal).
Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh faktor : suhu
kadar uap air di udara dan gravitasi (Wuryatno, 2000).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1 cm2
bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Satuannya : 1 atm = 76 cmHg.
Tekanan 1 atm disebut sebagai tekanan normal (Mohr, 1999).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1cm2
bidang mendatar dari permukaan bumi samnpai batas atmosfer satuannya
1atm=7cmHg=760mmHg. Tekanan 1atm disebut tekanan normal. Alat untuk mengukur
tekanan udara disebut barometer (Marta, 1998)
C. Suhu
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil fotosintesis bruto.
Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh suhu udara rendah di malam hari, hal
tersebut menguntungkan bagi tanaman karena akan meningkatkan produk fotosintesis netto.
Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu
udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintesis netto (Koesmaryono,
1999).
Perubahan-perubahan temperatur tahunan di daerah tropis adalah tetap, seperti di Jawa
misalnya, dalam beberapa tempat saja, katakanlah hanya 2o sampai 3o saja, sehingga pada
kedalaman kira-kira 1,25 meter di tempat tersebut, kita akan dapati temperatur yang konstan
sepanjang tahun (Mohr, 1997).
Suhu udara dicatat dengan termometer yang ditempatkan dalam semacam kotak yang
terbuka, perlindungan terhadap pencurahan dan penyinaran langsung matahari perlu
diadakan.Banyak pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam
minimum.Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal dan minimal yang
dialami setelah alat itu dipasang (Maidens, 1997).
D. Kelembaban
Pengukuran kelembaban dilakukan pada lokasi yang sama dengan pengukuran
temperature udara. Kelembaban udara dinyatakan oleh tekanan uap (banyaknya uap air di
udara) oleh koefisien higrometrik atau kelembaban relativ atau temperatur titik embun sebab
sesungguhnya tekanan uap tidaklah cukup mencirikan kelembaban sebenarnya (Martha,
2000).
Pertumbuhan vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu.Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat menentukan bentuk tata
guna lahan.Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu daerah juga lebih banyak berkaitan
dengan beberapa besar tingkat kelembaban yang ada di dalam tanah dari pada jumlah
kejadian hujan yang turun di tempat tersebut. (Eagleson, 1996)
Udara lembab akan berakibat menghambat transpirasi sehingga mengurangi laju
transpirasi larutan zat hara dari tanah ke organ tanaman. Sedangkan pH yang terlalu rendah
dapat menyebabkan daun layu sementara, sampai aliran air dari akar dapat mengimbanginya
(Koesmaryono, 1999).
pH merupakan banyaknya ion H+/konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam ion tanah. Ion
H+ banyak berarti pH rendah, sedangkan jika ion H+ sedikit berarti pH tinggi. (Hermawan,
2000)
E. Curah Hujan
Curah hujan dinyatakan sebagai tebal lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah rata
seandainya tidak ada infiltrasi dan evaporasi.Satuannya adalah mm. (Nasir dan Maman,
1997).
Hujan merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celah-celah di dalam tanah
dan cekungan yang ada di permukaan bumi, yang ada pada akhirnya merupakan sumber air
bagi kehidupan di atas bumi baik bagi manusia, hewan maupun tanaman.Lemgas tanah
merupakan air yang tersedia langsung dari kehidupan tanaman, sedang air tanah secara tidak
langsung lengas yang penting peranannya bagi kehidupan tanaman adalah lengas
kapiler.Lengas gravitasi walaupun dapat digunakan oleh tanaman tapi karena cepat
meninggalkan mintakat (zone) perakaran, bagi tanaman dapat kurang berperan bahkan
apabila terlalu lama menggenang merugikan tanaman tersebut (Marjuki, 1995).
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode
tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila tidak terjadi
penghilangan oleh proses evaporasi, pengalinan dan peresapan. (Mohr,1998)
F. Angin
Atmosfer stabil sering menyebabkan udara diam berkepanjangan dan tidak
menguntungkan bagi metabolisme daun, karena menghambat penyerapan dan pembuangan
gas pada proses fotosintesis dan respirasi. Tiupan angin akan meningkatkan aliran difusi gas
CO2 dan O2 di permukaan daun sehingga memperlancar proses fotosintesis dan respirasi.
Akan tetapi kecepatan angin yang terlalu tinggi dapat merusak organ tanaman dan
penyebaran penyakit (Koesmaryono, 1999).
Variasi angin harian hanya berarti di dekat tanah dan yang paling nyata ialah selama
musim panas.Kecepatan-kecepatan angin permukaan berada pada suatu minimum sekitar
matahari tersebut, dan naik ke suatu maksimum pada sore hari. Pada kira-kira 300 meter
(1000 ft) di atas tanah, nilai maksimum terjadi pada malam hari dan minimumnya pada siang
hari (Hermawan, 1998).
Kecepatan dan arah angin masing-masing diukur dengan anemometer dan penunjuk
arah angin.Anemometer yang lazim adalah anemometer cawan, yang terbentuk dari lingkaran
kecil sebanyak tiga cawan yang berputar mengitari sumbu tegak.Kecepatan putaran
mengukur kecepatan angin dan jumlah seluruh perputaran mengitari sumbu itu memberi
ukuran berapa jangkau angin, jarak tempuh kantung tertentu udara dalam waktu yang
ditetapkan (Willson, 1999).
G. Evapotranspirasi
Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi ke
dalam tanah atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau
setelah penyimpanan permukaan (atau bawah permukaan), hilang dalam bentuk evaporasi,
yaitu proses di mana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman, inkorporasi, yaitu
pemindahan air menjadi struktur fisik vegetasi pada proses pertumbuhan dan sublimasi, yaitu
proses dimana air secara langsung berubah dari keadaan padat menjadi uap (Eagleson, 2001).
Evapotranspirasi adalah proses dimana air menjadi uap. Transpirasi yaitu proses
dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman. Inkorporasi adalah pemindahan air
menjadi struktur fisik vegetasi pada proses pertumbuhan dan sublimasi adalah proses dimana
air secara langsung berubah dari keadaan padat menjadi uap. (Kartasapoetra, 1999)
Evaporasi adalah peristiwa berubahnya air menjadi uap.Uap ini kemudian bergerak dari
permukaan tanah atau permukaan air ke udara (Sosrodarsono, 1999).
H. Awan
Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian bawah atmosfer yang
dikenal sebagai troposfer.Awan terbagi menjadu dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan
yang berbentuk berlapis-lapis (stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti
kandungan kelembaban dan kestabilan atmosfer (Anonim, 2006).
Awan merupakan kumpulan dari titik-titik air yang demikian banyak jumlahnya dan
terletak pada titik kondensasi serta melayang-layang tinggi di udara. Tiap-tiap macam awan
mempunyai sifat sendiri-sendiri mengenai kelembaban dan suhunya. Untuk terjadinya hujan
perlu adanya awan-awan cumulus, sedangkan awan cumulonimbus mengakibatkan hujan
besar (Kartasapoetra, 2000).
Awan adalah merupakan titik-titik air yang melayang tinggi diangkasa. Terjadinya
awan dapat disebabkan oleh:
1. Adanya inti-inti kondensasi yang banyak sekali pada ruang yang basah
2. Adanya kenaikan tingkat kelembaban relative dengan disertai banyak inti kondensasi
dan sublimasi
3. Adanya pendinginan
(Hermawan, 1996
III.ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
1. Radiasi Surya
1. Alat :
Sunshine recorder tipe Cambell Stokes
Gambar 3.1Sunshine Recorder tipe Cambell Stokes
2. Cara Kerja
a) Memasang kertas pias pada tempat yang telah disediakan, apabila matahari ada di
sebelah timur maka kertas pias diletakkan di sebelah barat dan begitu sebaliknya
(kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola kaca, bola kaca
disini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh diatasnya sehingga dapat membakar
kertas pias yang berada di bawahnya).
b) Menghitung presentase kertas pias yang terbakar.
c) Menggambar kertas pias yang telah digunakan.
d) Menentukan lama penyinaran matahari dalam satu hari tersebut.
2. Tekanan Udara
1. Alat
Barometer
Gambar 3.2Barometer
2. Cara Kerja
a) Membaca angka yang berada pada barometer, yang dibaca adalah angka yang berada
di baris kedua dari pinggir, yang paling dalam (berwarna merah).
b) Melakukan pengamatan tiap 20 menit sekali dan merekap untuk satu hari tersebut.
3. Suhu (Suhu Udara dan Suhu Tanah)
1. Alat
a) Suhu Udara :Thermometer maximum dan minimum serta thermometer maximum
dan minimum tipe six
Gambar 3.3Thermometer maximum dan minimum
Gambar 3.4Thermometer maximum dan minimum tipe six
b) Suhu Tanah :Thermometer tanah bengkok
Gambar 3.5 Thermometer tanah bengkok
2. Cara Kerja
1. Suhu Udara
a) Untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu periode tertentu (term. Min) dapat
diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan ujung
kanan penunjuk.
b) Untuk mengetahui suhu tertingggi dalam suatu periode tertentu (term. Max)
dapat diketahui dengan membaca angka pada skala yang bertepatan dengan air
raksa.
2. Untuk mengetahui suhu tanah (term. Tanah bengkok) dapat dilakukan dengan
mengamati angka pada skala yang bertepatan dengan air raksa pada setiap kedalam
tanah.
4. Kelembaban Tanah dan Udara
1. Alat
Termohigrograf
Gambar 3.6 Termohigrograf
2. Cara Kerja
Membaca skala pada termohigrograf. Skala bagian atas untuk suhu udara dan skala
bagian bawah untuk kelembaban udara
5. Curah Hujan
1. Alat
Ombrometer danOmbrograf
Gambar 3.7Ombrometer Gambar 3.8Ombrograf
2. Cara Kerja
Curah hujan yang jatuh pada corong mengalir ketabung penampung sehingga permukaan
air naik dan mendorong pelampung dimana sumbunya bertepatan dengan sumbu pena.
Tangkai pena bertinta ikut naik dan memberi bekas garis pada kertas yang berskala,
bergeraknya kertas searah putaran jam dan sesuai dengan waktu yang ada.
6. Angin
1. Alat
Wind Vane dan Anemometer
Gambar 3.9Wind Vane Gambar 3.10Anemometer
2. Cara Kerja
a) Melihat dan mencatat arah panah yang menunjuk kesalah satu arah mata angin pada
wind vane
b) Membaca skala yang tertera pada anemometer
7. Evapotranspirasi
1. Alat
Panci Evaporimeter
Gambar 3.11Panci Evaporimeter
2. Cara Kerja
a) Pengukuran dilakukan pada permukaan air dalam keadaan tenang didalam tabung
peredam riak (Still Well Cylinder). Still well clynder merupakan silinder untuk
mencegah terjadinya gelombang air pada ujung jarum atau batang pancing pengukur
mikrometer yang digunakan untuk mengukur tinggi permukaan air pada panci
evaporimeter.
b) Batang pancing ini terletak menggantung ditabung peredam riak, sebagai petunjuk
tinggi permukaan air adalah ujung pancing yang dibuat runcing.
8. Awan
1. Alat
Awan
Gambar 3.12Awan
2. Cara Kerja
a) Mengamati awan beserta ciri-cirinya kemudian memberikan nama sesuai dengan
famili awan tersebut dan ketinggiannya
b) Menggambar bentuk awan yang ada setiap 1 jam sekali
IV. HASIL PENGAMATAN
No Nama Alat Fungsi Keterangan
1
Sunshine recorder
tipe Cambell
Stokes
Mengetahui lamanya
penyinaranSatuan yang dipakai jam/hari
2 BarometerMengukur tekanan
udaraSatuan yang dipakai atm atau cmHg
3Termometer max
dan min tipe six
Mengetahui derajat
panas atau dingin
suatu benda
Satuan yang dipakai celcius
4Termometer tanah
bengkok
Mengetahui suhu di
kedalaman tanah
Termometer di pasang di dalam tanah
dalam keadaan melengkung
5 TermohigrografMengukur suhu dan
kelembaban
Bagian atas skala kelembaban udara
dan bangian bawah skala suhu
6 OmbrografMengukur curah
hujanSetengah digital
7 OmbrometerMengukur curah
hujan
Berfungsi Lebih manual dibanding
ombrograf
8 AnemometerMengukur kecepatan
angin
Digunakan dalam jangka waktu
tertentu
9 Wine vaneMenentukan arah
angina
Arah angin dapat ditunjukkan secara
langsung dari jarum penunjuk arah
angin pada wind vane
10Panci
evaporimeterMengukur evaporasi
Nilai evaporasi diukur dari selisih
inggi permukaan dari dua kali
pengukuran setelah nilai curah hujan
diperhitungkan
V. PEMBAHASAN
a. Radiasi Surya
Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer
yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab
pokok dari perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan dalam atmosfer sehingga
dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar.
Lama penyinaran adalah lamanya surya bersinar cerah sampai di permukaan bumi
dalam satu hari. Satuan lama penyinaran adalah jam/hari.Satuannya adalah
kalori/cm2/menit.Pada pengamatan radiasi surya yang dilakukan adalah dengan
pengamatan lama penyinaran dari pukul 07.00-16.00.Alat yang digunakan untuk
mengetahui lama penyinaran adalah sunshine recorder tipe Cambell Stokes. Pada
sunshine recorder ini, kertas pias akan terbakar karena sinar matahari yang difokuskan
oleh bola kaca pada alat ini. Semakin besar intensitas penyinaran, maka kertas pias akan
banyak yang terbakar. Pada pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa kertas pias
tidak terbakar seluruhnya.
Jumlah radiasi matahari yang diterima oleh bumi berbeda-beda.hal ini disebabkan
oleh :
1. Jarak dari matahari : Semakin dekat dengan matahari maka radiasi yang diterima juga
semakin besar dan semakin jauh jarak dengan matahari maka radiasi yang diterima
juga semakin sedikit.
2. Intensitas radiasi matahari : Semakin besar nilai intensitas radiasi maka radiasi yang
diterima juga semakin besar dan semakin kecil nilai intensitas radiasi maka radiasi
yang diterima juga semakin kecil.
3. lamanya penyinaran matahari : Lamanya radiasi juga akan mempengaruhi kuantitas,
kualitas, dan intensitas karena adanya kelengasan yang jenuh sehingga radiasi surya
tidak sampai pada permukaan bumi.
4. Atmosfer Atmosfer dalam penyaluran sinar matahari mencapai bumi akan melewati
atmosfer dimana selama perjalanannya itu akan mengalami beberapa hambatan
sehingga energi yang diterima juga akan mengalami pengurangan yang disebabkan
oleh
a. Absorbsi, yaitu penyerapan energi sinar matahari yang dilakukan oleh uap air, O2,
O3, dan CO2.
b. Refleksi pemantulan energi sinar matahari oleh partikel-partikel yang berdiameter
lebih besar dari gelombnag cahaya, contoh: awan.
c. Scattering, pembauran cahaya oleh partikel-partikel yang berdiameter kurang dari
gelombang cahaya, contoh : uap dan aerosol.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara, karena geraknya tiap 1
cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer.Satuannya : 1 atm=76
cmHg = 760 mmHg.
Semakin tinggi tempat dari permukaan air laut (altitude) maka tekanan udara akan
semakin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal (gradient
vertikal). Gradien vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udara dipengaruhi oleh
faktor suhu kadar uap air di udara dan grafitasi.
Pengukuran tekanan udara menggunakan barometer.Dalam pengamatan di dapat bahwa
tekanan terbesar terjadi pada 1.5 jam berturut-turut yaitu pada pukul 07.00 dan 08.30
sebesar 1018 mmHg, sedangkan tekanan terendah adalah sebesar 764 mmHg.
Tinggi angka yang ditunjukkan oleh barometer selain ditentukan oleh tekanan udara
pada saat itu, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti :
a. Latitude (lintang bumi)
Bumi ini tidak bulat sempurna tetapi agak pepak (pipih) pada kedua kutubnya (karena
adanya rotasi bumi).Jari-jari bumi di khatulistiwa adalah yang terpanjang sedangkan
yang terpendek di bagian kutub.Akibatnya gravitasi bumi di khatulistiwa terkecil dan
di kutub terbesar, sehingga tekanan udara di sekitar khatulistiwa cenderung
menunjukkan yang lebih tinggi.
b. Suhu
Jika suhunya naik, air raksa akan mengembang dan jika suhunya turun, air raksa akan
menyusut. Karena itu pengukuran tekanan udara di daerah tropis cenderung
menunjukkan angka yang lebih tinggi.
c. Altitude (tinggi tempat, elevasi)
Makin tinggi suatu tempat tekanan udara makin rendah. Hal ini disebabkan karena :
1. Makin tinggi tempat, kerapatan udara makin berkurang.
2. Kolom udara makin pendek.
c. Suhu
Suhu merupakan derajat panas atau dingin suatu benda dan dapat dinyatakan
sebagai energy kinetis rata-rata suatu benda.Suhu di bedakan menjadi 2 yaitu suhu tanah
dan suhu udara.Pengukuran suhu udara pada praktikum kali ini diukur menggunakan
termometer bola basah, termometer bola kering, termometer maksimum dan termometer
minimum.Termometer bola basah dan bola kering berfungsi untuk menentukan
kelembaban relatif secara tidak langsung karena nilai kelembaban udara diperoleh dari
selisih suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah dan bola kering.Pada
pengukuran suhu tanah digunakan termometer tanah bengkok.Pengaruh suhu tanah pada
tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan
perkembangan penyakit tanaman.Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang
diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer.Berdasarkan
pengamatan, didapatkan suhu udara pada termometer bola basah 26,1° C sedangkan pada
termometer bola kering 27,4° C, sehingga didapatkan selisih antara termometer bola
basah dan bola kering sebesar 1,3° C, maka didapat kelembaban udara sebesar 91 yang
diperoleh dari pembacaan pada tabel bola basah.
Suhu tanah sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan oleh
aktifitas perakaran. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor eksternal (radiasi matahari,
keawanan, curah hujan, angin dan kelembaban udara) dan internal (tekstur tanah, struktur
dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah).Pengaruh suhu tanah
pada tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivitas mikroorganisme dan
perkembangan penyakit tanaman.Pengukuran pada praktikum kali ini dilakukan pada
kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 1 m. Pada pengamatan tersebut didapat
suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 50 cm, dan 1 m berturut-
turut adalah 29.1, 29.1, 27.3, 28.3, 29.5, dan 29.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu di permukaan bumi ialah :
1. Jumlah radiasi yang diterima
2. Pengaruh daratan atau lautan
3. Pengaruh ketinggian tempat
4. Pengaruh angin secara tidak langsung, misalnya angin yang membawa panas dari
sumbernya secara horizontal.
5. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang
daripada tanah tanpa vegetasi.
6. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.
d. Kelembaban Tanah dan Udara
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan
suhu di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.Penentu utamanya
adalah kandungan air dan suhu.Kelembaban tanah diukur dengan moisture tester.
Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Pada praktikum
kali ini dilakukan pada beberapa lokasi.Semakin siang kelembaban semakin turun dan
semakin sore kelembaban semakin tinggi, karena kelembaban dipengaruhi oleh suhu
dan sinar matahari.Dengan bertambahnya suhu dan intensitas radiasi surya maka
kelembabannya makin rendah.
Keadaan kelembaban di atas permukaan bumi berbeda-beda.Pada umumnya
kelembaban yang tertinggi di daerah khatulistiwa sedangkan yang terendah pada
lintang 400C.Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil.Besarnya
kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di
Indonesia, kelembaban tertinggi dicapai pada musim penghujan dan terndah pada
musim kemarau.
e. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama
periode tertentu yang diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila
tidak terjadi penghilangan oleh proses evaporasi, pengaliran, dan peresapan. Satuan
curah hujan adalah mm. Curah hujan 1 mm artinya banyaknya hujan yang jatuh di
atas sebidang tanah seluas 1m2.
f. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu masssa udar dari satu
tempat ke tempat lain secara horisontal. Yang dimaksud dengan massa udara yaitu
udara dalam ukuran yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik (temperatur dan
kelembaban) yang seragam dalam arah yang horisontal.
Gerakan dari angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah.Angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Arah
angin biasa dinyatakan dengan dari mana arah angin itu datang.Arah angin diamati
dengan alat wind vane.Berdasarkan hasil pengamatan, arah angin yang diperoleh
adalah barat laut berarti angin datang dari arah barat laut.Kecepatan angin diukur
dengan anemometer.Kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap vegetasi tanaman
dan daerah di sekitarnya.
Angin akan bertiup pada suatu wilayah ke wilayah lain dengan membawa
uap air yang dikandungnya. Pada wilayah-wilayah dimana angin bertiup berasal dari
daerah gersang atau panas maka angin tersebut kurang mengandung uap air sehingga
angin tersebut bersifat hangat. Akibatnya, wilayah atau daerah yang dilewati akan
dipengaruhi oleh angin yang bersuhu tinggi dari tempat yang dilewati. Sebaliknya
angin yang berasal dari daerah perairan banyak mengandung uap air sehingga akan
mempengaruhi kandungan uap air pada daerah yang dilewatinya.
g. Evaporasi
Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi gas (uap air)
dan perpindahannya dari suatu permukaan benda ke atmosfer. Proses evapotranspirasi
sangat penting dalam siklus hidrologi dan CWR (Crop Water Requirement =
banyaknya air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh). Syarat terjadinya
evapotranspirasi :
1. Ada energi → pengendali utama
2. Difusi
Setelah uap air terbentuk → berpindah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi :
1. Suhu udara
2. Angin
Kecepatan angin bertambah maka laju evapotranspirasinya bertambah sampai pada
batas tertentu.
3. Tekanan uap air di atmosfer
Jika tekanannya rendah maka evapotranspirasinya cepay.
4. Kualitas air
5. Sifat dan bentuk permukaan
h. Awan
Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara keduanya
yang masih melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-40 mikron.Awan dapat dibagi
menjadi :
a. Awan tinggi, yaitu yang terdapat pada ketinggian 7 km dari permukaan laut, terdiri
dari : cirrus, cirrostratus, cirrocumulus.
b. Awan pertengahan, ada pada ketinggian 2 km ke atas dari permukaan laut tetapi
kurang dari 7 km, terdiri dari alto stratus, alto cumulus.
c. Awan rendah, ada pada ketinggian kurang dari 2 km dari permukaan laut, terdiri dari :
strato cumulus, stratus. nimbo stratus.
d. Awan yang berkembang vertikal, pada ketinggian 1-20 km dari permukaan laut,
terdiri dari : cumulus, cumulo nimbus.
Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata awan yang ada adalah cumulus. Hal ini
menandakan akan terjadinya hujan. Karena untuk terjadinya hujan perlu adanya awan-
awan cumulus, sedangkan awan cumulonimbus mengakibatkan hujan besar.
Keadaan radiasi dengan adanya penutup awan sangat berbeda-beda dengan
keadaan langit yang cerah. Radiasi yang dipancarkan bumi akan mencapai awan dan oleh
awan akan diabsorbsi serta selanjutnya dipantulkan lagi ke bumi, sehingga
mengakibatkan temperatur awan dan bumi menjadi lebar. Akibat dari sifat awan yang
dapat mengabsorbsi dan meradiasikan semua gelombang maka pengaruh penutup awan
dapat menghalangi pendinginan bumi pada malam hari, terutama pada musim kemarau.
Penutupan awan rata-rata yang diperoleh adalah 50%. Sehingga pada malam hari
suhunya tidak terlalu dingin.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Iklim adalah keadaan rata-rata udara pada suatu tempat yang luas dalam jangka waktu
yang panjang dan merupakan hasil-hasil proses alam.
2. Unsur-unsur iklim yaitu radiasi surya, tekanan udara, suhu, kelembaban, curah hujan,
angin, evapotranspirasi dan awan.
3. Pada praktikum yang dilakukan tanggal 15 Mei 2011 diperoleh tekanan udara sebesar
1018 mmHg dan 764 mmHg. Besarnya tekanan udara dipengaruhi oleh suhu. Hubungan
suhu dan tekanan berbanding lurus.
4. Pada pengamatan tersebut didapat suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm,
10 cm, 50 cm, dan 1 m berturut-turut adalah 29.1, 29.1, 27.3, 28.3, 29.5, dan 29.5.
5. Unsur-unsur iklim yang diamati adalah :
a. Radiasi surya
b. Tekanan Udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara.
c. Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan
menggunakan termometer.
d. Kelembaban
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu
di dalam tanah yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
Kelembaban udara yaitu banyaknya kadar uap air yang ada di udara.
e. Curah Hujan
f. Angin adalah gerakan atau perpindahan suatu massa udara dari satu tempat ke temapt
lain secara horisontal.
g. Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi pada permukaan tanah.
h. Awan adalah kumpulan butir-butir air, kristal es atau gabungan antara keduanya yang
melekat pada inti-inti kondensasi antara 2-24 mikron.
6. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur iklim :
Sunshine Recorder merupakan alat untuk mengetahui lamanya penyinaran.
Barometer digunakan untuk mengukur tekanan udara
Termometer minimum digunakan untuk mengetahui suhu terendah dalam suatu
periode.
Termometer maximum digunakan untuk mengetahui suhu tertinggi dalam suatu
periode.
Termohigrograf untuk mengetahui kelembaban udara dan suhu udara
Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin
Evaporimeter untuk mengetahui besarnya evapotranspirasi
B. Saran
1. Kita harus memperhatikan pengetahuan tentang iklim dan cuaca mengingat Indonesia
adalah daerah agraris.
2. Kita harus memperhatikan pengetahuan tentang cuaca dan iklim karena sering adanya
penyimpangan permulaan musim penghujan.
3. Kita harus memperhatikan dengan sebaik-baiknya dalam pemanfaatan cuaca makro agar
diharapkan hasil pertanian yang dikehendaki.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. www.kjc.gov.my/malay/pendidikan/pencerapan/awan 1.html.
Eagleson, P.S. 1970. Dynamic Hydrology. New York, Mc. Graw-Hill.
Hermawan, Yandi. 1986. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Koesmaryono, Yonny. 1999. Kapita Selekta Agroklimatologi. Bogor. IPB.
Kartasapoetra, A.G. 1989. Agroklimatologi. Jakarta. Bina Aksara.
Marta, Joyce. 1978. Mengenal Dasar-dasar Hidrologi. Bandung. Penerbit Nova.
Ward, R.C. 1967. Principles of Hydrology. London. Mc Graw-Hill.
ACARA 2
PENGUKURAN SUHU TANAH
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suhu udara mempunyai peran penting bagi kehidupan. Suhu adalah tingkat
kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu seringkali juga
dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajad
suhu. Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan
molekul suatu benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan dalam
pengamatan suhu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa dan
alkohol. Dengan termometer air raksa pengukuran dapat dilakukan dari suhu 35 oC – 350 oC, hasilnya adalah cukup bagus karena mengingat angka pengembangan air raksa pada
tiap suhu lebih merata dari alkohol, sehingga untuk pengukuran suhu udara biasanya
digunakan termometer air raksa.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Acara pengukuran suhu tanah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
variasi suhu tanah pada beberapa perlakuan
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara disebut termometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala Celcius (C),
Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah
tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak waktu kita
mendaki gunung, suhu udara akan semakin dingin jika ketinggian semakin bertambah.
Tiap kenaikan bertambah 100 m maka suhu turun rata-rata 0,6 oC. Penurunan suhu
macam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse
rate adalah 1 oC (Benyamin, 1997).
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara
langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi,
stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan
ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh
tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan
bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur
tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005)
Suhu tanah mengalami perubahan dari pengembunan secara terus menerus pada
kedalaman yang dangkal di banyak tanah di daerah Alaska yang beku sampai ke Hawai
yang tropis, dimanapun jarang ditemukan suhu tanah dapat mencapai 100o F (37,8o C)
pada hari yang panas sekalipun. Pada kebanyakan permukaan bumi, suhu tanah harian
jarang mengalami perubahan pada kedalaman 20 inchi (51 cm). tapi dibawah kedalaman
tersebut suhu tanah akan mengalami perubahan yang secara lambat menunjukkan
pertambahan derajat suhu sekitar 2o F (Donahue dkk, 1977).
Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh
permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan
suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan
tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru
kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi.
Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu,
sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan
suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari
lapisan tanah yang lebih dalam menuju ke permukaan (Lakitan, 1992).
Suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan
pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5
cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan
faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar adalah radiasi matahari, awan, curah
hujan, angin, dan kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanah,
kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Makin tinggi suhu maka
makin cepat pematangan tanaman (Kartasapoetra, 2005)
III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
Alat: Thermometer tanah
Cara Kerja:
Mengukur suhu tanah (menggunakan thermometer tanah) pada beberapa perlakuan.
Perlakuannya adalah
1. Kontrol
2. Mulsa plastik hitam
3. Mulsa plastik bening
4. Mulsa organik
5. Cover crop (rumput)
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Suhu Tanah Pada Tanggal 14 Mei 2011
Jam
Suhu Tanah Tiap Perlakuan
Kontrol
(Tanah)
Mulsa
Plastik
Hitam
Mulsa
Plastik
Bening
Mulsa
Organik
Cover
Crop
(Rumput)
08.00 28 28 29 28 28
08.15 28 28 29 28 28
08.30 29 28 29 28 28
08.45 28 28 30 28 28
09.00 28 29 30 28 28
09.15 29 30 30 29 29
09.30 29 30 31 29 30
09.45 30 30,5 32 29 30
10.00 31 31 32,5 29,5 30,5
10.15 31 32 34 30 31
10.30 32 33 35 31 33
10.45 34 35 37 32 33
11.00 33 34 37 31 34
11.15 35 34 38 33 34
11.30 36 35 38,5 34 35
11.45 35 35 39 36 34
12.00 36 36 40 34 35
Sumber: Hasil Pengamatan
Rata-rata suhu tanah pada perlakuan:
Kontrol (tanah) =
53217 = 31,29
Mulsa plastik hitam =
50617 = 29,76
Mulsa plastik bening =
50017 = 29,41
Mulsa organik =
48817 = 28,70
Cover crop (rumput) =
49817 = 29,29
V.PEMBAHASAN
Pemakaian mulsa pada tanah maupun tanaman memberikan manfaat bagi tanah maupaun
tanaman tersebut, di antaranya meningkatkan penyerapan air oleh tanah, memperbaiki sifat
fisik tanah, mengurangai kisaran suhu tanah, dan mengendalikan pertumbuhan gulma.
Pemulsaan juga ikut berperan memperbaiki sifat fisika tanah yaitu dalam hal aerasi tanah
sehingga akar dapat berkembang dengan baik dan tanaman dapat tumbuh lebih subur.
Pemberian mulsa juga berkaitan erat dengan produktifitas tanaman. Pemberian mulsa dengan
warna tertentu dapat meningkatkan produktifitas tanaman dan membuat penyebaran radiasi
matahari dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi terjadinya mutual shading).
Pemulsaan pun mampu meningkatkan proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis dan
produksi bahan kering, serta membuat suhu lebih stabil (tidak naik turun).
Pengamatan suhu dilakukan di sekitar rumah kaca Fakultas Pertanian. Pengamatan suhu
ini dilakukan setiap 15 menit sekali dari pukul 08.00 sampai pukul 12.00.
Pengukuran suhu ini menggunakan alat termometer. Pengamatan dilakukan dengan lima
perlakuan yang berbeda. Perlakuannya antara lain
1. Kontrol
Tanah terbuka tanpa ditutupi apapun lalu diukur suhunya.
2. Mulsa plastik hitam
Tanah ditutupi atau dilapisi mulsa plastik hitam lalu diukur suhunya.
3. Mulsa plastik bening
Tanah ditutupi atau dilapisi plastik bening lalu diukur suhunya.
4. Mulsa organik
Tanah ditutupi seresah-seresah lalu diukur suhunya.
5. Cover crop (rumput)
Tanah yang diatasnya ditumbuhi rumput lalu diukur suhunya.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil rata-rata suhu pada tanah konrol sebesar
31,29oC, tanah yang ditutupi mulsa plastik hitam sebesar 29,76oC, tanah yang ditutupi mulsa
plastik bening sebesar 29,41oC, tanah yang ditutupi mulsa organik sebesar 28,70oC, dan tanah
yang ditutupi rumput (cover crop) sebesar 29,29oC.
Dari tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa semakin siang suhu udara dan suhu
tanah semakin panas. Hal itu disebabkan karena cahaya matahari semakin terik. Selain itu ada
perbedaan suhu pada beberapa perlakuan. Suhu paling tinggi yang pertama didapat oleh tanah
yang ditutupi mulsa bening, hal ini dikarenakan plastik cepat menyerap panas sehingga panas
cepat meresap ke dalam tanah. Yang kedua adalah yang tanah tidak mendapat tutupan apapun
mempunyai suhu yang tinggi karena tanah secara langsung menerima panas dari matahari.
Sedangkan pengamatan yang menggunakan mulsa plastik hitam, mulsa organik, dan cover
crop mempunyai suhu yang lebih rendah dibanding perlakuan tanpa menggunakan mulsa. Hal
ini dikarenakan cahaya atau panas matahari tidal langsung diserap oleh tanah tapi tertahan
oleh lapisan di atas tanah sehingga udara tanah tidak cepat panas.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Semakin siang maka suhu udara dan suhu tanah semakin panas.
2. Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi
emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah.
3. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius,
derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.
4. Tanah dengan mulsa organik memiliki rata-rata suhu yang tertinggi dibandingkan
dengan tanah kontrol, tanah yang ditutupi mulsa plastik hitam, tanah yang ditutupi
mulsa plastik bening, dan tanah yang ditutupi rumput (cover crop).
B. Saran
Untuk mengurangi kecepatan tanah dalam menyerap panas matahari dapat
digunakan mulsa untuk menahan atau mengurangi panas matahari yang diserap oleh
tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin, Lakitan. 1997. Klimatologi Dasar. Radja Grafindo Persada. Jakarta
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1977. Soils An Introduction to Soils and
Plant Growth Fourth Edition. Prentice Hall Inc, New jersey.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada.
Jakarta.
Kartasapoetra, dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah. Rineka Jaya. Jakarta
Lakitan, B. 1992.Dasar-dasar Klimatologi. Penebar Swadaya, Jakarta.
ACARA 3
PERAN SUHU UDARA, RH DAN CAHAYA TERHADAP LAJU
EVAPOTRANSPIRASI
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suhu udara merupakan rata-rata energi kinetik gerakan molekul-molekul di dalam
udara (benda). Suhu dipengaruhi oleh radiasi matahari, pengaruh langsung karena adanya
partikel yang ada di atmosfer mengabsorpsi energi radiasi surya. Sedangkan pengaruh
tidak langsungnya karena adanya radiasi bumi dalam bentuk gelombang panjang.
Relative Humidity (RH) adalah kandungan uap air pada udara pada saat itu dibagi dengan
kandungan uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara pada suhu tersebut.
Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporisasi, vaporization) dan
selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer
(vapor removal). Sedangkan Transpirasi adalah vaporasi (penguapan) di dalam jaringan
tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanah ke atmosfer
(vapor removal). Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu
lahan bertanam melalui evaporasi dan transpirasi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui pengaruh suhu, kelembapan relative, dan cahaya terhadap laju
evaporasi tanah, transpirasi, dan evapotranspirasi tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan
bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya
evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air. Proses-proses fisika yang
menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua
proses evaporasi tersebut diatas. Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju
evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh
antara lain cahaya matahari, suhu udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses
evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995).
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori
daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang disebut
kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di bawah
permukaan tanaman, dibelakang pori-pori daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi
secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya
pori-pori tersebut (Asdak, 1995). Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke
uadara dari permukaan daun/tajuk vegetasi. Transpirasi, dalam batas tertentu, juga
dipengaruhi oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku
poripoeri daun, dan lain-lain (Seyhan, 1990).
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang mendorong untuk
penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan yang terjadi pada daun oleh
hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila
tegangan air dalam akar lebih besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air
bergerak ke dalam akar (Foth, 1994).
Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari permukaan air, daratan, maupun
dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi evapotranspirasi ini antara
lain: suhu udara, kembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari,
ketinggian lokasi proyek, dan lain sebagainya. Di dalam perencanaan irigasi, penilaian
jumlah air yang dibutuhkan untuk suatu areal tidak memisahkan antara evaporasi dan
transpirasi. Istilah yang digunakan adalah ET, dan merupakan kombinasi antara evaporasi
dan transpirasi. Oleh karena air yang digunakan oleh tanaman untuk proses metabolisme
hanya sedikit atau kurang dari 1%, nilai tersebut diabaikan (Asnawi Marjuki, 1993).
Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1)
metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode
termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer
sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih,
1990).
III.ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
Alat dan bahan:
1. Termometer dan hygrometer
2. Lightmeter/luxmeter
3. Sangkar cuaca (kotak) berwarna putih
Cara Kerja:
1. Pasang termometer dan hygrometer pada sangkar cuaca. Siapkan tiga buah
sangkar cuaca, dan diletakkan pada 3 lokasi yang berbeda, yakni
a. Di dalam rumah kaca (posisi di tengah-tengah rumah kaca)
b. Di bawah naungan screen atau paranet 40%
c. Pada lingkungan terbuka tanpa naungan
2. Pasang sangkar cuaca (kotak) yang berwarna putih tersebut pada ketinggian 120
cm di atas tanah.
3. Letakkan tiga tanaman dalam pot pada masing-masing lokasi (dekat kotak),
dengan ketentuan:
a. Pot A berisi tanah saja (tanpa tanaman) kondisi terbuka,
b. Pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dan tanah dibungkus plastik, dan
c. Pot C kondisi biasa berisi tanaman. Tanaman pada pot B dan C diusahakan
seragam
4. Lakukan pengamatan berat pot A, B, dan C, serta pengamatan cuaca, suhu, RH
yang ada di dalam sangkar.
5. Lakukan pengamatan intensitas cahaya dengan lux meter. Posisi sensor
menghadap ke atas (jangan miring). Pengamatan dilakukan pada ketinggian 100
cm di atas tanah (lantai). Untuk pengamatan dengan lux alat disetel pada posisi
tertinggi, dan bila belum terdeteksi posisi sakelar bisa diturunkan ke posisi yang
lebih rendah. Alat lux meter digital biasanya ada 3 range (skala) pengukuran.
6. Ulangi pengamatan suhu, RH, intensitas cahaya dan berat pot setiap 30 menit
sekali.
7. Setelah dilakukan 4 kali pengamatan (ada 4 data) dilakukan penghitungan laju
evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi pada masing-masing periode
percobaan.
8. Untuk menghitung evaporasi, transpirasi, dan evapotranspirasi di buat satuan
gram per jam, sehingga data yang diperoleh perlu dikonversi.
IV. HASIL PENGAMATAN
Sabtu, 14 Mei 2011
Shift 1 07.00-10.00
Tabel 3.1 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Rumah Kaca)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux
Ulangan
Berat Pot (g) Evp Trans ET Eth
A B C g/h g/h g/h g/h
08.00 26 68 8800 awal 3026 3244 3882 0 0 0 008.30 27 70 9990 1 3024 3240 3876 -4 -8 -12 -1209.00 28 69 12700 2 3022 3233 3872 -4 -14 -8 -1809.30 29 62 17520 3 3019 3224 3863 -6 -18 -18 -2410.00 30 60 19090 4 3016 3216 3856 -6 -16 -14 -22
rata 3021,4 3231,4 3869,8 -4 -11,2 -10,4 -15,2Sumber: Laporan Sementara
Tabel 3.2 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Naungan)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux UlanganBerat Pot (g) Evp
Trans
ETEth
A B C g/h g/h g/h g/h08.00 30 73 2700 awal 3404 3016 3079 0 0 0 008.30 30 74 7000 1 3391 3012 3076 -26 -8 -6 -3409.00 30 74 8200 2 3389 3008 3071 -4 -8 -10 -12
09.30 30 74 10500 3 3388 3003 3069 -2-
10-4 -12
10.00 30 70 14800 4 3384 3001 3064 -8 -4 -10 -12rata 3391,2 3008 3071,8 -8 -6 -6 -14
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 3.3 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Terbuka)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux
Ulangan
Berat Pot (g) Evp Trans ET Eth
A B C g/h g/h g/h g/h
08.00 30 70 9980 awal 3581 3545 3068 0 0 0 008.30 29 72 17000 1 3574 3549 3065 -14 8 -6 -609.00 30 72 8300 2 3572 3535 3060 -4 -28 -10 -3209.30 29 68 26000 3 3563 3527 3054 -18 -16 -12 -3410.00 31 64 59500 4 3562 3517 3049 -2 -20 -10 -22
rata 3570,4 3534,6 3059,2 -7,6 -11,2 -7,6 -18,8Sumber: Laporan Sementara
Sabtu, 14 Mei 2011
Shift 2 10.00-13.00
Tabel 3.4 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Rumah Kaca)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux
Ulangan
Berat Pot (g) EvpTran
sET Eth
A B C g/h g/h g/h g/h10.30 32 48 19060 1 3009 3203 3844 -14 -26 -24 -4011.00 32 48 28100 2 3003 3191 3832 -12 -24 -24 -3611.30 33 45 18300 3 2998 3179 3819 -10 -24 -26 -3412.00 35 40 42000 4 2952 3126 3808 -92 -106 -22 -198
rata 2990,53174,
753825,75 -32 -45 -24 -77
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 3.5 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Naungan)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux
Ulangan
Berat Pot (g)Evp
Trans
ET Eth
A B C g/h g/h g/h g/h10.30 31 67 28000 1 3378 2994 3056 -12 -14 -16 -2611.00 32 64 13730 2 3370 2987 3047 -16 -14 -18 -3011.30 32 64 24900 3 3368 2981 3040 -4 -12 -14 -1612.00 32 60 7090 4 3366 2976 3035 -4 -10 -10 -14
rata3370,
52984,5 3044,5 -9 -12,5 -14,5
-21,5
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 3.6 Pengamatan Suhu, RH, dan Intesitas Cahaya serta Laju Evapotranspirasi (Terbuka)
JamSuhu °C
RH %
Int. Chy lux
Ulangan
Berat Pot (g) EvpTrans
ET Eth
A B C g/hg/h
g/h g/h
10.30 34 50 5290 1 3556 3508 3038 -12-
28-22 -40
11.00 36 53 85000 2 3545 3487 3023 -22-
42-30 -64
11.30 36 52 7510 3 3534 3471 3007 -22-
32-32 -54
12.00 34 54 85200 4 3526 3459 2996 -16 - -22 -40
24
rata 3540,253481,
253016 -18
-31,5
-26,5 -49,5
Sumber: Laporan Sementara
IV. PEMBAHASAN
Faktor yang mempengaruhi suhu tanah adalah:
1. Faktor Eksternal
Radiasi surya, keawanan, curah hujan, suhu udara, angin, kelembapan udara
2. Faktor Internal
Tekstur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah, struktur tanah
3. Faktor Topografi
Arah kemiringan lereng, persentase kemiringan lereng, permukaan air tanah, vegetasi
Faktor yang mempengaruhi kelembaban udara antara lain suhu udara, waktu,
ketinggian tempat. Faktor yang mempengaruhi intensitas cahaya antara lain radiasi surya.
Dari tabel hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa suhu udara paling tinggi
terdapat di rumah kaca. Karena suhu dan kelembaban berbanding terbalik, sehingga semakin
tinggi suhu maka kelembaban udara semakin rendah. kelembaban dipengaruhi oleh suhu dan
sinar matahari. Dengan bertambahnya suhu dan intensitas radiasi surya maka
kelembabannya makin rendah.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan alat lightmeter dan
satuannya adalah lux.
Pengamatan menggunakan empat kali ulangan dengan jeda waktu sekitar 30 menit tiap
pemgukuran. Dengan menggunakan 3 pot yang berbeda yaitu pot A berisi tanah tanpa
tanaman, pot B berisi tanaman dengan kondisi pot dibungkus plastik, dan pot C berisi
tanaman.
Setelah ketiga pot tersebut ditimbang dan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali,
maka dapat diketahui nilai evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, evapotranspirasi hitung.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa laju evaporasi,transpirasi, dan
evapotranspirasi tertinggi terjadi pada pot yang ada di dalam rumah kaca. Hal ini
dikarenakan suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi sehingga penguapan lebih cepat terjadi.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan
sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk
menampung uap air.
Dari hasil pengamatan di atas diketahui bahwa nilai ET hitung lebih besar dibanding
ET langsung. Karena ET hitung berasal dari gabungan dari nilai evaporasi dan nilai
transpirasi.
V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Suhu paling tinggi terdapat di dalam rumah kaca, sedangkan suhu terendah di
bawah paranet (naungan).
Evaporasi tertinggi terjadi pada pot yang berada di naungan, transpirasi tertinggi
terjadi pada pot yang ada di dalam rumah kaca, dan evapotranspirasi tertinggi terjadi
pada pot di luar ruangan (terbuka).
Nilai ET hitung lebih besar dibanding nilai ET langsung.
B. SARAN
Penguapan paling besar rata-rata terjadi di dalam rumah kaca karena suhu di
rumah kaca itu panas.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Asnawi Marjuki, 1993. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga.
Foth,1994.Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Jakarta.
Kartasapoetra, Gunarsih Ance, 1990, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman,Bumi Aksara, Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1990.Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.