ACARA 1
Click here to load reader
-
Upload
reni-rahmawati -
Category
Documents
-
view
656 -
download
3
Transcript of ACARA 1
LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN HASIL
PERTANIAN
ACARA ISIZE REDUCTION
Oleh:Reni RahmawatiNIM A1H008003
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan mentah utuh umumnya berukuran lebih besar daripada ukuran yang
dibutuhkan, pengubahan ukuran bahan mentah menjadi bagian-bagian yang kecil
dikenal dengan istilah pengecilan ukuran atau size reduction. Pengecilan ukuran
dapat dilakukan pada bahan pangan dengan cara tradisional maupun dengan
menggunakan alat (mesin), hasil dari pengecilan ukuran tersebut akan bergantung
dari karakteristik dari bahan pangan yang direduksi. Pemilihan alat dan bahan
yang sesuai akan berpengaruh terhadap hasil pengecilan.
Pengecilan ukuran dapat dilakukan secara basah dan kering, keuntungan
dari pengecilan ukuran basah adalah bahan yang dihasilkan lembut dan
berlangsung pada suhu yang tidak tinggi dan sedikit kemungkinan terjadi oksidasi
atau ledakan. Metode pengecilan ukuran di atas akan dipengaruhi oleh alat yang
digunakan, setiap alat size reductor akan menghasilkan partikel dan bentuk yang
berbeda. Salah satu indikator dari perbedaan bentuk partikel adalah ukuran
diameter dari masing-masing produk yang reduksi, cara mennganalisis ukuran
diameter bahan yang direduksi dapat diketahui dengan analisis ayakan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum size reduction adalah untuk mengetahui
diamater (diameter keseragaman) akhir dari bahan yang direduksi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengecilan ukuran atau size reduction adalah satuan operasi atau kegiatan
yang ditujukan untuk mengurangi ukuran rata-rata dari bahan pangan. Terdapat
tiga macam gaya yang berperan dalam kegiatan size reduction yaitu (Dwiari,
2008):
1. Tekanan (compression forces),
2. Pukulan (impact forces), dan
3. Sobekan (shearing atau attrition forces).
Kebanyakan dari alat pereduksi bekerja dengan menggunakan gaya-gaya
di atas tetapi akan selalu ada gaya yang lebih penting atau mendominasi. Jenis
gaya yang mendominasi pada alat yang digunakan akan menentukan hasil akhir
dari bahan yang direduksi.
Pengecilan ukuran bahan dibedakan menjadi dua yaitu pengecilan ukuran
pada bahan padat atau disebut dengan pengahcuran dan pemotongan serta
pengecilan ukuran pada bahan cair disebut dengan emulsifikasi atau atomisasi
(Dwiari, 2008). Size reduction (pengecilan ukuran) meliputi :
1. Cutting (pemotongan), contohnya adalah pemotongan pada buah dan sayur
untuk canning.
2. Crushing (penghancuran), contohnya adalah chopping batang jagung untuk
pakan ternak.
3. Grinding (penggilingan), contohnya adalah penggilingan batu kapur untuk
pupuk dan biji-bijian untuk pakan ternak.
4. Milling (penggilingan), contohnya adalah penggilingan biji-bijian untuk
menghasilkan tepung.
Manfaat dari size reduction diantaranya adalah:
1. Meningkatkan rasio luasan permukaan terhadap volume dari bahan pangan
sehingga dapat meningkatkan kecepatan pengeringan, pemanasan, atau
pendinginan.
2. Memperbaiki efisiensi dan kecepatan ekstraksi dari komponen terlarut,
contohnya adalah pemotongan buah-buahan dalam pembuatan jus.
3. Menyebabkan pencampuran bahan-bahan lebih sempurna, contohnya adalah
tercampurnya tepung (beras yang telah direduksi) dengan bumbu dalam
adonan mendoan.
Selain memberikan manfaat, reduksi pada bahan pangan akan menimbulkan
efek negatif yaitu terjadinya penurunan kualitas makanan akibat hilangnya enzim-
enzim karena adanya rugi panas yang ditimbulkan selama proses ataupun
terjadinya oksidasi akibat perluasan permukaan bahan pangan.
Terdapat berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mereduksi
ukuran bahan pangan. Performansi dari alat tersebut ditentukan oleh kapasitas
bahan, daya yang dibutuhkan perunit bahan, ukuran dan bentuk bahan sebelum
atau sesudah size reduction serta range ukuran dan bentuk. Karakteristik ideal dari
size reductor adalah:
1. Keseragaman hasil dari bahan yang direduksi.
2. Temperatur minimum selama proses.
3. Memerlukan daya seminimal mungkin.
4. Beroperasi tanpa kendala.
Ukuran bahan setelah direduksi tentunya akan memiliki ukuran yang lebih
kecil dibandingkan dengan ukuran sebelumnya. Keseragaman ukuran dari bahan
yang telah mengalami size reduction dapat diketahui dengan melakukan analisis
ayakan, dari analisis tersebit akan diketahui fineness modulus (persamaan 1) yang
nantinya akan digunakan untuk menghitung diameter keseragaman (persamaan 2)
dari bahan yang telah mengalami reduksi.
FM = % hasil/%bahan tertahan ..........................................persamaan 1
D = 0,0041 x 2FM ...............................................................persamaan 2
Berdasarkan persamaan 1 dapat diketahui bahwa fineness modulus (FM)
merupakan perbandingan antara persen hasil (jumlah %bahan tertahan setelah
dikalikan dengan faktor pengali pada masing-masing ukuran dengan jumlah
keseluruhan dari % bahan tertahan atau bisa disebut dengan derajat kehalusan
bahan.
III.METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
1. Mesh (ayakan)
2. Timbangan
3. Blender
4. Alat tulis
Bahan yang digunakan:
1. Jagung
2. Beras
3. Pakan burung
4. Tepung roti
B. Cara Kerja
Langkah kerja yang praktikan lakukan adalah sebagai berikut:
1. Setiap bahan yang disediakan di blender selama 5 menit, bahan yang
digunakan masing-masing adalah sebanyak 200 gram.
2. Bahan yang telah di blender di ayak dengan menggunakan mesh selama 5
menit dengan ukuran 70, 80, 100, 200 dan pan.
3. Masing-masing bahan yang tertinggal pada setiap ukuran ditimbang (berat
bahan yang tertahan), data tersebut di catat pada tabel pengamatan.
4. FM, diameter keseragaman, indeks keseragaman dihitung.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan size reduction pada berasMesh Berat bahan tertahan % bahan tertahan f. pengali Hasil70 0,9 0,45 4 1,880 176,1 88,05 3 264,15100 14,4 7,2 2 14,4200 0 0 1 0Pan 0 0 0 0jml 191,4 95,7 280,35
Tabel 2. Indeks keseragaman hasil size reduction berasmesh % bahan tertahan IK kategori70 0,45 0,045 kasar80 88,05 8,805 sedang 100 7,2 0,72 halus200 0 0 halusPan 0 0 halusjml 95,7
Perhitungan:
FMberas= %hasil/%bahan tertahan = 280,35/95,7 = 2,929
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 22,929 = 0,0312
Tabel 3. Pengamatan size reduction pada kedelaimesh Berat bahan tertahan % bahan tertahan f. pengali hasil
70 115,4 57,7 4 230,880 78,8 39,4 3 118,2100 0,1 0,05 2 0,1200 0 0 1 0Pan 0 0 0 0jml 194,3 97,15 349,1
Tabel 4. Indeks keseragaman hasil size reduction kedelaimesh % bahan tertahan IK kategori70 57,7 5,77 kasar80 39,4 3,94 sedang 100 0,05 0,005 halus200 0 0 halusPan 0 0 halusjml 97,15
Perhitungan:
FMkedelai= %hasil/%bahan tertahan = 348,38/97,15 = 3,586
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,586 = 0,049
Tabel 5. Pengamatan size reduction pada tepung rotimesh Berat bahan tertahan % bahan tertahan f. pengali hasil
70 170,3 85,15 4 340,680 28,7 14,35 3 43,05100 0 0 2 0200 0 0 1 0Pan 0 0 0 0jml 199 99,5 383,65
Tabel 6. Indeks keseragaman hasil size reduction tepung rotimesh % bahan tertahan IK kategori70 85 8,5 kasar80 14,35 1,435 sedang 100 0 0 halus200 0 0 halusPan 0 0 halusjml 99,35
Perhitungan:
FMtepung roti= %hasil/%bahan tertahan = 383,65/99, = 3,86
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,86 = 0,0595
Tabel 7. Pengamatan size reduction pada jagung
mesh Berat bahan tertahan % bahan tertahan f. pengali hasil
70 65 32,5 4 13080 123,4 61,7 3 185,1100 3,1 1,55 2 3,1200 0,1 0,05 1 0,05Pan 0 0 0 0jml 191,6 95,8 318,25
Tabel 8. Indeks keseragaman hasil size reduction berasmesh % bahan tertahan IK kategori70 32,5 3,25 kasar80 61,7 6,17 sedang 100 1,55 0,155 halus200 0,05 0,005 halusPan 0 0 halusjml 95,8
Perhitungan:
FMjagung= %hasil/%bahan tertahan = 318,25/95,8= 3,322
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 22,929 = 0,0312 =0,041
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengecilan ukuran pada tiga bahan yang
berbeda yaitu jagung, beras, dan kedelai selain ketiga bahan tersebut terdapat dua
bahan yang diamati tanpa melalui proses size reduction di laboratorium yaitu
jewawut dan tepung roti. Pengertian dari size reduction sendiri berdasarkan proses
praktikum adalah proses merubah bentuk dan ukuran dari suatu bahan dengan
menggunakan alat tertentu baik itu alat mekanis maupun non mekanis. Salah satu
tujuan dari size reduction adalah untuk memperkecil ukuran bahan agar lebih
mudah dihomogenisasi dengan bahan, sebagai contoh adalah size reduction pada
gula yang akan menghasilkan gula halus, gula halus tersebut digunakan untuk
membuat kue-kue kering yang dalam proses pembuatan adonannya tidak
menghendaki panas sehingga digunakanlah gula halus karena akan lebih mudah
tercampur dengan bahan yang lain.
Adapun Manfaat dari size reduction diantaranya adalah:
1. Meningkatkan rasio luasan permukaan terhadap volume dari bahan pangan
sehingga dapat meningkatkan kecepatan pengeringan, pemanasan, atau
pendinginan.
2. Memperbaiki efisiensi dan kecepatan ekstraksi dari komponen terlarut,
contohnya adalah pemotongan buah-buahan dalam pembuatan jus.
3. Menyebabkan pencampuran bahan-bahan lebih sempurna, contohnya adalah
tercampurnya tepung (beras yang telah direduksi) dengan bumbu dalam
adonan mendoan.
Berdasarkan teori diketahui bahwa terdapa tiga macam gaya yang
digunakan dalam size reduction yaitu gaya tekan, gaya pukul dan gaya sobek.
Pada setiap alat pereduksi ukuran ketiga gaya tersebut akan bekerja pada bahan
tapi terdapat gaya tertentu yang mendominasi cara kerja dari alat tersebut. Alat
pereduksi yang digunakan pada praktikum adalah blender philips dengan pengatur
kecepatan. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa gaya dominan yang bekerja
pada alat ini adalah gaya sobek, hal tersebut dapat diketahui denga dipasangnya
pisau yang berfungsi sebagai penyayat. Suatu alat dirancang berdasarkan
fungsinya, jadi pada dasarnya blender dibuat untuk mereduksi bahan dengan cara
menyayat. Gaya pukul dan gaya tekan hanya merupakan efek yang timbul ketika
bahan sudah berada pada ukuran lebih kecil atau ketika bahan yang dimasukan
berada dalam jumlah yang cukup besar sehingga terjadi penekanan karena bahan
itu sendiri.
Bahan yang telah mengalami size reduction diketahui ukuran keseragaman
diameternya dengan menggunakan analisis ayakan. Paket ayakan yang digunakan
untuk menghitung diamater keseregaman tersebut dinamakan ayakan tyler, ayakan
tersebut terdiri dari berbagai ayakan dengan berbagai ukuran yakni 70, 80, 100,
dan 200 mesh. Mesh adalah ukuran yang menyatakan banyaknya lubang dalam
setiap inchi.
Berdasarkan praktikum diperoleh perbandingan agregat untuk masing-
masing bahan, perbandingan agregat bahan diperoleh dengan cara
mengelompokkan hasil ayakan ke dalam tiga kelompok yaitu kasar, sedang dan
halus. Bahan dikategorikan kasar jika tertahan pada ayakan ukuran 70 mesh,
sedang jika tertahan pada ayakan ukuran 80 dan halus jika bahan tertahan pada
mesh ukuran 100; 200; serta pan. Banyaknya bahan yang tertahan pada masing-
masing tingkat ayakan dipersentasi untuk diketahui perbandingan agregatnya
(tabel 1-8 pada hasil), berikut perbandingan agregat untuk masing-masing bahan:
Beras kasar: sedang: halus 1: 196: 16
Kedelai kasar : sedang : halus 1154:788:1
Tepung roti kasar : sedang :halus 6:1:0
Jagung kasar:sedang:halus 20:39:1
Berdasarkan perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa beras yang sudah
mengalami reduksi diameter dari bahan tersebut akan rata-rata memiliki ukuran
sedang (sebagian besar tertahan pada mesh ukuran 80), sedangkan kedelai
memiliki agregat kasar (sebagian besar tertahan pada mesh ukuran 70) begitu pula
dengan tepung roti dan jagung.
Selain dapat dilihat dari perbandingan agregat, kehalusan bahan bisa dilihat
dari FM masing-masing bahan. FM berdasarkan persamaan matematisnya dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah dari persen hasil dengan jumlah
dari persen bahan tertahan pada suatu bahan, setelah diketahui FM maka nilai dari
diameter tiap bahan dapat dihitung. Berikut hasil perhitungan FM dan D dari
masing-masing bahan:
Beras
FMberas= %hasil/%bahan tertahan = 280,35/95,7 = 2,929
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 22,929 = 0,0312
Kedelai
FMkedelai= %hasil/%bahan tertahan = 348,38/97,15 = 3,586
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,586 = 0,049
Tepung roti
FMtepung roti= %hasil/%bahan tertahan = 383,65/99, = 3,86
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,86 = 0,0595
Jagung
FMjagung= %hasil/%bahan tertahan = 318,25/95,8= 3,322
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,322 =0,041
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai FM akan
berbanding lurus dengan nilai D, artinya semakin besar nilai FM maka angka
diameter keseragamannya pun akan semakin besar. Berdasarkan perhitungan
diketahui bahwa nilai Dberas < Djagung < Dkedelai < Dtepung roti, artinya
ukuran beras akan lebih halus dibandingkan dengan ukuran bahan lainnya setelah
mengalami size reduction dan pengayakan selama waktu yang sama. Kesimpulan
tersebut bisa saja salah mengingat keseragaman dari tingkat kekuatan (transmisi)
yang digunakan oleh masing-masing kelompok ketika size reduction atau
kestabilan ketika proses pengayakan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Size reduction merupakan salah satu operasi daam pengolahan pangan tanpa
mengubah struktur kimiawi bahan pangan, setelah bahan pangan direduksi maka
ukuran agregat dari bahan pangan dapat diketahui dengan cara menghitung
diameter keseragamannya. Berikut hasil perhitungan dari diamater keseragaman
masing-masing bahan.
Beras
FMberas= %hasil/%bahan tertahan = 280,35/95,7 = 2,929
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 22,929 = 0,0312
Kedelai
FMkedelai= %hasil/%bahan tertahan = 348,38/97,15 = 3,586
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,586 = 0,049
Tepung roti
FMtepung roti= %hasil/%bahan tertahan = 383,65/99, = 3,86
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,86 = 0,0595
Jagung
FMjagung= %hasil/%bahan tertahan = 318,25/95,8= 3,322
D = 0,0041 x 2FM = 0,0041 x 23,322 =0,041
Dapat diketahui bahwa nilai Dberas < Djagung < Dkedelai < Dtepung roti
artinya berasa merupakan baha yang memiliki kehalusan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan lainnya.
B. Saran
Alat praktikum harusnya lebih lengkap untuk mendukung data praktikum
(alat untuk menggoyangkan ayakan yang bisa di set dengan kecepatan tertentu
seperti yang ada di lab. Tanah).
DAFTAR PUSTAKA
Dwiari, Sri Rini. 2008. Teknologi Pangan (online). http://www.pdfchaser.com/TEKNOLOGI-PANGAN-JILID-1.pdf diakses tanggal 29 Oktober 2010.