Abstrak Titin

58

description

titin

Transcript of Abstrak Titin

Microsoft Word - Awal.doc.doc

Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang PENGARUH TERAPI SELF-HELP GROUP TERHADAP KOPING KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB-C KABUPATEN SUMEDANG Titin Sutini, Budi Anna Keliat, Dewi Gayatri Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan, Kekhususan Keperawatan Jiwa, Kampus UI Depok, Indonesia E-mail : [email protected] ABSTRAK Keluarga dengan anak retardasi mental di Kabupaten Sumedang sekitar 10.898 orang dari 1.089.889 penduduk di Kabupaten Sumedang, dan yang tercatat di SLB-C sekabupaten sumedang hanya 218 orang. Tujuan penelitian ini adalah Memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan terapi Self-Help Groups terhadap koping keluarga dengan anak Retardasi mental di SLB-C Kabupaten Sumedang tahun 2009 sehingga dapat mengurangi faktor resiko terjadinya gangguan. Metode penelitian adalah adalah Quasi experimental pre-post test with control group dengan intervensi self help group. Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel sebanyak 22 keluarga . Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner karakteristik keluarga dan kuesioner koping keluarga. Self help group dilakukan pada dua kelompok; kelompok I diberikan s elf help group dengan enam kali pertemuan (empat kali bimbingan dan dua kali mandiri), kelompok II tidak diberikan self help group. Analisa data menggunakan univariat dengan menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan sentral tendensi. Analisa Bivariat menggunakan Independent sample t-test, Chi-Square dan Dependent sample t-test. Multivariat menggunakan pearson product moment dan Rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan koping setelah self-help group pada keluarga dengan anak retardasi mental secara bermakna dan terjadi perubahan dari koping maladaptif menjadi adaptif (p value = 0,000). Pada kelompok yang hanya diberikan terapi generalis terjadi juga peningkatan kemampuan koping keluarga dengan anak retardasi mental tetapi peningkatan tersebut masih berada di koping maladaptif. Direkomendasikan untuk membentuk kelompok self-help group lainnya di lingkungan SLB-C. Kata kunci: Self help group, koping keluarga dan retardasi mental. ABSTRACT Family and children with mental retardation at Sumedang district are almost 10.898 people of 1.089.889 population at Sumedang district, and they are only 218 people which recorded at SLB-C of Sumedang district. This study purpose to find describing the effect of implementing Self Help Groups therapy toward coping family and children with mental retardation at SLB-C of Sumedang District in 2009 so it can decrease risk factors of disturbance occur. This study used design of quasi experimental pre-post test with control group by self help group intervention. This study used a purposive sampling on getting samples by 22 families as samples. The equipment on collecting data using questionares of family characteristic and family coping. Self help group has been done for two groups where the first group was given self help group for six times of meeting (four times for guiding and two times for standing alone), while the second group was given self help group. Analized data used univariate by analizing as descriptive by calculating frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used Independent sample t-test, Chi-Square and Dependent sample t-test. Multivariate analysis used pearson product moment and rank spearman. Study result indicated improvement the abilities of coping family and children with mental retardation as means (p value = 0,000). It was recommended to build and implementing self help group for family who had children with mental retardation. Keywords: Self help group, coping family and mental retardation. Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang LATAR BELAKANG keluarga dalam mengatasi anaknya bervariasi ada yang masih denial dan merasa bersalah, Retardasi mental menurut klasifikasinya supresi dengan mencoba melupakan sesaat dibedakan menjadi ringan, sedang, berat bahkan keadaan anaknya dan merupakan hukuman sangat berat, yang disertai dengan keterbatasan dari Tuhan kepadanya. Peneliti merasa tertarik kemampuan fisik sehingga memerlukan untuk membentuk kelompok khusus keluarga perawatan secara terus-menerus seumur dengan menggunakan terapi self-help groups. hidupnya. Keadaan ini menyebabkan krisis pada Maka diambilah judul penelitian Pengaruh keluarga, Yusuf (1986 dalam Sembiring, 2002) terapi Self-Help Groups terhadap koping juga mengatakan bahwa pada periode krisis ini keluarga dengan anak Retardasi mental di jelas seluruh keluarga, terutama orang tua dilanda SLB-C Kabupaten Sumedang tahun 2009. stres yang cukup berat. Bila hal ini tidak dapat teratasi dengan baik, maka akan menimbulkan METODOLOGI efek ketidaktentraman dalam keluarga. Hal ini Desain yang digunakan dalam penelitian ini jelas akan mengganggu/menghambat adalah Quasi experimental pre-post test with perkembangan anak dengan retardasi mental itu kontrol group dengan intervensi self help sendiri. Stress atau emosi lainnya yang group. Besar sampel penelitian ditetapkan diperlihatkan orang tua yang memiliki anak dengan random sampling yaitu dari 218 anak retardasi mental yaitu ambivalens, mengingkari retardasi mental diambil sebagai sampel hanya (denial), rasa bersalah, rasa malu, rasa kasihan 22 anak sebagai kelompok yang diberikan terhadap diri sendiri, berdukacita, depresi dan terapi generalis dan spesialis. Sampel dipilih keinginan agar anaknya meninggal (Mott, james, berdasarkan kriteria inklusi. Pelaksanaan & Sperhac, 1990). penelitian dibantu perawat Puskesmas dalam memberikan terapi generalis koping keluarga Hasil wawancara peneliti di SLB-C Cimalaka tidak efektif, hanya satu kelompok intervensi pada bulan Januari 2009 dengan beberapa yang mendapatkan terapi generalis dari orangtua anak retardasi mental menyatakan peneliti disebabkan kurangnya tenaga perawat kadang dia merasa malu dengan kondisi anaknya Puskesmas. dan ingin menyembunyikan kondisi anaknya ini, ada juga yang menyatakan pasrah saja, dan Instrumen penelitian yang digunakan adalah beberapa orangtua juga menyatakan merasa kuesioner, terdiri dari kuesioner tentang hukuman dari Tuhan kepada keluarganya apalagi karakteristik ibu dan anak serta kuesioner keluarga menyatakan jika dia sedang banyak tentang koping keluarga tidak efektif. masalah merasa kesal melihat kondisi anaknya Kuesioner tentang koping keluarga diambil yang selalu membutuhkan bantuan dirinya dari F-COPES ( Family Crisis Oriented sehingga kadang cepat emosi. Beberapa orangtua Evaluation Scale) 22 item dan 3 item juga menyatakan jika sedang kesal pada anaknya pertanyaan dari A-COPES ( Adult Crisis mencoba melupakan kalau anaknya retardasi Oriented Evaluation Scale). Instrumen sudah mental dengan cara tidak mengantar anaknya diuji validitas dan reliabilitasnya satu kali di sekolah. Dari hasil wawancara dengan keluarga SLB-C Cimalaka, dengan hasil 0,941. dapat disimpulkan bahwa koping yang digunakan 1 Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang Pengumpulan data dilakukan sebelum dan group dengan menggunakan buku tentang sesudah terapi generalis dan self-help group. self-help group. Sebelum pengumpulan data dilakukan pelatihan dan penyegaran tentang pelaksanaan terapi Analisa data dilakukan menggunakan 2 uji generalis koping keluarga tidak efektif pada 5 yaitu univariat untuk karakteristik responden orang perawat Puskesmas yang terkait dengan dan bivariat. Uji univariat menggunakan cara penelitian yaitu Situraja, Naluk, tanjungsari, Buah analisa sentral tendensi dan distribusi dua dan Tanjung kerta. Setelah diberikan frekuensi, sedangkan untuk bivariat pelatihan tentang terapi generalis koping keluarga menggunakan analisis Independent sample t- tidak efektif dan cara pengisian kuesioner, test, Chi-Square dan Dependent sample t-test perawat puskesmas melakukan pengumpulan data dan untuk analisis hubungan menggunkan sebelum terapi koping keluarga tidak efektif pada rank spearman dan Pearson product moment. keluarga dengan anak retardasi mental, setelah itu baru dilakukan terapi generalis koping keluarga HASIL PENELITIAN tidak efektif. Hasil analisis uji kesetaraan dengan menggunakan uji statistik t-test terhadap Pada kelompok yang diberikan terapi generalis karakteristik umur ibu pada kedua kelompok koping keluarga tidak efektif dan terapi self-help menunjukkan bahwa variabel yang group, awalnya sama dilakukan pengisian diperbandingkan tidak menunjukkan kuesioner sebelum terapi generalis dan spesialis, perbedaan yang bermakna (p value = 0,176, setelah dilakukan pengisian kuesioner maka >) artinya umur ibu pada kelompok dilanjutkan pemberian terapi generalis oleh intervensi setara dengan umur ibu pada perawat ruangan, setelah 2 hari baru diberikan kelompok kontrol. (tabel 1.1) terapi spesialis yaitu self-help group pada 3 Tabel 1.1 Analisis Kesetaraan karakteristik umur Ibu kelompok secara terpisah yaitu di tanjungsari, Varia Fase Mea SD 95% CI t-test P situraja dan Naluk. Pelaksanaan terapi self-help bel n umur Inter 36,0 2,7 34, 37, group berlangsung selama 5 minggu, sebanayak 3 Ibu vensi 5 7 8 3 0, -1,38 Kon 37,0 2,2 36, 38, 18 kali pertemuan untuk pembentukan self-help trol 9 4 1 1 group dan 6 kali pertemuan pelaksanaan self-help Tabel 1.2 group (4 kali bimbingan dan 2 kali mandiri). Distribusi uji kesetaraan Tingkat pendidikan, penghasilan dan tinggal serumah Pengambilan data Sesudah terapi generalis dan Intervensi Kontrol Kemak Variabel self-help group kepada dua kelompok yaitu yang % naan F % F diberikan terapi generalis saja dan yang mendapat Tk. Pend terapi generalis dan spesialis dilakukan 3 hari - SD (dasar) 8 36,4 12 54,5 2 = 4,80 setelah terapi self-help group selesai, dan - SMP & SMA (menengah) 10 58,3 10 41,7 p = 0,09 pengumpulan data dilakukan oleh perawat Penghasilan puskesmas yang melakukan terapi generalis. < Rp. 600.000 1 4,5 2 9,1 2 = 0,36 Akhir diberikan penjelasan tentang self-help Rp. 600.000 - Rp. 1000.000 21 95,5 20 90,9 p = 0,55 Tgl serumah - Nuklear 6 27,3 13 59,1 2 = 3,33 - Ekstended 16 72,7 9 40,9 p = 0,07 2 Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang Uji kesetaraan menggunakan uji chi square Sebelum 57,82 5,92 terhadap tingkat pendidikan, penghasilan dan Tabel 1.6 tinggal serumah tidak menunjukkan perbedaan Analisis Kemampuan koping sebelum dan yang bermakna atau setara antara intervensi dan sesudah pada kelompok intervensi variabel Fase mean SD B P kontrol. (Tabel 1.2) suport Sesudah 33,64 3,06 15,00 0,000 sosial Sebelum 18,64 2,61 Refra Sesudah 24,18 2,40 9,77 0,000 Uji kesetaraan antara umur anak kelompok ming Sebelum 14,41 2,17 Suport Sesudah 12,77 1,48 4,82 0,000 kontrol dan intervensi ternyata setara hasilnya. spiritual Sebelum 7,95 1,49 Mencari& Sesudah 9,41 0,67 3,91 0,000 (Tabel 1.3). menerima Sebelum 5,50 1,10 informasi Tabel 1.3 Penerimaan Sesudah 13,73 1.32 1,77 0,002 Analisis Uji kesetaraan usia Anak Pasif Sebelum 11,95 2.08 Varia Fase Mean SD 95% CI t-test P komposit Sesudah 93,73 6.62 35,27 0,000 Sebelum 58,45 4,33 Bel Usia Inter 9,14 1,13 8,64 9,64 Hasil analisis hubungan karakteristik anak vensi 0,13 0,89 pendidikan, penghasilan dan tinggal serumah Kon 9.09 1,11 8,6 9,58 trol dengan koping keluarga pada anak retardasi mental setelah self-help group pada kelompok Uji kesetaraan klasifikasi IQ anak pada kelompok intervensi yaitu ada hubungan yang positif intervensi dan kontrol ternyata setara hasilnya. antara tingkat pendidikan ibu dengan koping Tabel 1.4 keluarga pada anak retardasi mental setelah Distribusi Uji kesetaraan klasifikasi IQ self-help group, penghasilan ada hubungan variabel Intervensi kontrol 2 p Klasifikasi IQ yang positif dengan koping keluarga pada - Ringan 19 86,4 20 90,9 0,000 1,00 - sedang 3 13,6 2 9,1 anak retardasi mental setelah self-help group, tipe keluarga ada hubungan yang positif Hasil analisis dari kemampuan koping keluarga dengan koping keluarga pada anak retardasi dengan anak retardasi mental sebelum dan mental setelah self-help group, dimana sesudah self-help group pada kelompok kontrol keeratan hubungannya untuk 3 variabel diatas dan intervensi dua-duanya mengalami bersifat lemah. (Tabel 1.7) peningkatan tetapi lebih signifikan yang Tabel 1.7 meningkat pada kelompok dengan 2 intervensi Analisis hubungan variabel pendidikan, penghasilan dan tinggal serumah dengan yaitu generalis dan spesialis self-help group koping keluarga dengan anak RM (Tabel 1.5 dan 1.6). No Variabel rs t nilai-p Tabel 1.5 1 Pendidikan 0,34 1,35 0,12 2 Penghasilan 0,24 0,93 0,28 Analisis Kemampuan koping sebelum dan 3 Tinggal serumah 0,23 0,87 0,31 sesudah pada kelompok kontrol variabel Fase mean SD b P Hubungan umur ibu dengan koping keluarga suport Sesudah 22,64 3,37 4,59 0,003 sosial Sebelum 18,04 3,93 pada anak retardasi mental setelah self-help Refra Sesudah 16,04 1,94 1,73 0,022 ming Sebelum 14,32 2,34 group memiliki hubungan yang negatif , yaitu Suport Sesudah 8,41 1,14 0,45 0,144 spiritual Sebelum 7,95 0,84 setiap penambahan umur pada ibu akan Mencari& Sesudah 5,73 0,93 0.95 0,005 menerima Sebelum 4,77 1,15 menurunkan koping keluarga pada anak informasi Penerimaan Sesudah 11,77 1,57 -0,95 0,014 retardasi mental setelah self-help group, Pasif Sebelum 12,73 1,61 dimana keeratan hubungannya bersifat lemah, komposit Sesudah 64,59 5,91 6,77 0,003 3 Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang yaitu 0,36, setelah dianalisa umur ibu tidak Pelaksanaan self-help group terhadap koping memiliki hubungan yang bermakna dengan keluarga terutama ibu dengan anak retardasi koping keluarga pada anak retardasi mental mental, ternyata dapat meningkatkan setelah self-help group(p value = 0,1, > ). kemampuan koping keluarga dalam hal ini ibu sebagai care giver. Keluarga dengan anak PEMBAHASAN retardasi mental sangat antusias dalam Hasil analisis kemampuan koping sebelum self- mengikuti kegiatan meskipun dengan berbagai help group 57,82 dan setelah self-help group kesibukannya. Ibu merasa lebih terbuka untuk 64,59, selisih setelah dan sebelum self-help group berbagi tentang pengalamannya dalam 6,77. Pada kelompok kontrol ternyata ada menghadapi anak dengan retardasi mental, hal kenaikan meskipun tidak signifikan.Hasil ini disebabkan ibu merasa nyaman untuk penelitian tentang koping keluarga dengan anak berkomunikasi dengan kelompok yang sama- retardasi mental pada kelompok kontrol yaitu sama dapat merasakan menjadi keluarga yang kelompok yang tidak diberi self-help group memiliki anak dengan retardasi mental. Hal ternyata mengalami perubahan dalam arti koping ini membuktikan bahwa self-help group dapat keluarga semakin baik, hal tersebut disebabkan meningkatkan kemampuan koping keluarga keluarga telah mendapatkan terapi generalis dengan anak retardasi mental. koping keluarga tidak efektif. Perubahan koping Hasil Analisis dari kelima variabel dalam keluarga sebelum dan sesudah self-help group koping keluarga setelah self-help group pada pada kelompok kontrol tidak terlalu signifikan kelompok intervensi semuanya mengalami disebabkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perubahan yang signifikan yaitu nilai p value terapi spesialis self-help group. < 0,05. Untuk kelompok kontrol 4 variabel mengalami perubahan signifikan hanya satu Hasil penelitian kemampuan koping keluarga variabel yaitu penggunaan suport spiritual dengan anak retardasi mental pada kelompok tidak mengalami perubahan yang bermakna intervensi yaitu sebelum self-help group 58,45 dimana p value > 0,05. Disebabkan kelompok dan sesudah self-help group 93,73, selisih antara intervensi mengalami 2 kali perlakuan yaitu sesudah dan sebelum self-help group pada generalis dan self-help group, tetapi kelompok kelompok intervensi adalah 35,27. Hasil kontrol hanya generalis saja. Hal ini penelitian menunjukan terjadi peningkatan membuktikan bahwa koping keluarga dengan kemampuan koping keluarga dengan anak anak retardasi mental bisa ditingkatkan retardasi mental setelah diberikan self-help group kemampuan kopingnya baik setelah terapi sebanyak 6 kali. Peningkatan kemampuan koping generalis dan self-help group. Pada kelompok keluarga dari lima variabel koping keluarga kontrol peningkatan kemampuan koping semuanya signifikan mengalami peningkatan (p setelah terapi generalis terjadi tetapi keluarga value 0,000, alpha), sedangkan klasifikasi Anonim, (2008). Information communication teknologi centre district Sumedang. http retardasi mental ada perbedaan yang bermakna ;//www. terhadap kemampuan koping keluarga dengan Regionalinvestment.com/sipid/id/demo grafipendudukjkel.php?ia=3211&is=37. anak retardasi mental setelah self-help group (p diperoleh tanggal 28 Pebruari 2009. value = 0,023, < alpha), sehingga klasifikasi ____________. (2009). Starting a self-help retardasi mental dapat mempengaruhi group. http ;//www. kemampuan koping keluarga. Selfhelpnetwork.wichita.edu/library/PD F. diperoleh tanggal 28 Pebruari 2009. Pada penelitian ini data koping keluarga memang ____________. (2009). Self-help groups for mental health. ada bedanya antara keluarga dengan IQ sedang http://en.wikipedia.org/wiki/Self- dan berat, tetapi setelah self-help group dua- help_groups_for_mental_health. diperoleh tanggal 28 Pebruari 2009. duanya mengalami perubahan dari maladaptif keadaptif, maka keluarga yang mempunyai IQ Frisch, N. C and Frisch, L. E. (2006). Psychiatric mental health nursing. ringan, sedang, berat atau sangat beratpun bisa Third Edition, Canada : Thomson diikut sertakan dalam self-help group yang Delmar Learning. penting keluarga memiliki motivasi untuk Friedman, M. M. (1998). Keperawatan mengikuti kegiatan self-help group. Data yang keluarga teori dan praktik. Edisi Tiga , Jakarta : EGC. 5 Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Pengaruh Terapi Self-help group Terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang Sembiring. S. A. (2002). Penataan lingkungan Hamid, A.Y. S. (1993). Child family sosial bagi penderita dimensia (Pikun) characteristics and coping patterns of dan Indonesian families with a mentally Steward. (2009). Self-help groups for mental retarded child. Washington : U.M.I. (tidak health. . dipublikaksikan). http://www.wikippedia.org/wiki. diperoleh tanggal 22 Januari 2009). ____________. (1999). Buku ajar asuhan keperawatan kesehatan jiwa pada anak Stuart, G. W & Laraia, M. T. (2005). dan remaja. Jakarta : Widya Medika. Principles and practice of psychiatric Keliat, B. A. dkk. (2009). Modul kelompok nursing. 8th Edition , St. Louis, swabantu (self-help group). Jakarta : FIK Missouri : Mosby. UI. _______________. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi Tiga . Alih ______________. (2009). Panduan pelaksanaan bahasa Achir Y. S. H. Jakarta : EGC. kelompok swabantu keluarga (self-help group). Jakarta : FIK UI. Tammi & Mark. (2008). Mental retardation : family therapy and support groups. http Linda McDonald, at all. (1992). Assessment of the ; www. Mentalhelp.net/poc/view doc. clinical utility of a family adaptation Php type=doc&id= 1037& cn208. model. diperoleh tanggal 5 Pebruari 2009. http://www.quasar.ualberta.ca/cfrrp/famad ap.html. diperoleh tanggal 5 April 2009. _________________. (2009). Buku kerja self- Titin Sutini, S.Kep.,Ns., M.Kep : Staf help group. Jakarta : FIK UI. Pengajar Akademi Keperawatan Pemkab. Sumedang McCubbin, H.I & Thompson, A.I. (1983). Family Dr. Budi Anna Keliat, M.App.Sc : Staf assessment inventories for research and Pengajar Jiwa Komunitas FIK-UI practice. Madison ; Universityy of Dewi Gayatri, S.Kp., M.Kes., : Staf Pengajar Wisconsin. Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar FIK-UI 6 Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Universitas Indonesia Lampiran 2 PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh self help group terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental di SLB-C Kabupaten Sumedang Tahun 2009 Peneliti : Titin Sutini No Telpon : 081320774997 Saya Titin Sutini (Mahasiswa Program Magister Keperawatan Spesialis Keperawatan Jiwa Universitas Indonesia) bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui Pengaruh self help group terhadap Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Menttal di SLB-C Kabupaten Sumedang tahun 2009. Hasil penelitian ini akan direkomendasikan sebagai masukan untuk program pelayanan keperawatan kesehatan jiwa. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi siapapun. Peneliti berjanji akan menjunjung tinggi hak-hak responden dengan cara : 1) Menjaga kerahasiaan data yang diperoleh,baik dalam proses pengumpulan data, pengolahan data, maupun penyajian hasil penelitian nantinya. 2) Menghargai keinginan responden untuk tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Melalui penjelasan singkat ini, peneliti mengharapkan responden saudara. Terimakasih atas kesediaan dan partisipasinya. Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN Setelah membaca penjelasan penelitian ini dan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan, maka saya mengetahui manfaat dan tujuan penelitian ini, saya mengerti bahwa peneliti menghargai dan menjungjung tinggi hak-hak saya sebagai responden. Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif bagi saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit Persetujuan yang saya tanda tangani menyatakan bahwa saya berpartisipasi dalam penelitian ini. Sumedang, ..................................2009 Responden, ............................................. Nama Jelas Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Lampiran 3 KISI-KISI SOAL KOPING KELUARGA Materi Jumlah soal No Soal 1. Penggunaan sumber support 10 1,2,5,8,14,16,20,24 sosial 2. Reframing 8 3, 9,11,13,17,18, 19 3. Penggunaan sumber support 4 12,22,25 spiritual 4. Usaha keluarga untuk mencari 4 4,6 dan menerima informasi 5. Penerimaan secara pasif 4 7*, 10*,15*,21*,23* Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 KUESIONER A DATA DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian Berilah tanda () pada kotak yang tersedia Nomor responden : diisi oleh petugas Alamat : 1. Umur ibu : 2. Hubungan dengan pasien a. Orang tua b. Anak c. Saudara kandung d. Lain-lain (Sebutkan) 3. Pendidikan a. SD b. SMP c. SMU d. Perguruan tinggi 4. Pekerjaan a. Pegawai negeri sipil b. Pegawai swasta c. Wiraswasta d. Buruh e. Ibu Rumah tangga f. Lain-lain (sebutkan).. 5. Pendapatan dalam sebulan a. Kurang dari Rp 600000 b. Rp 600000 Rp 1000000 c. Rp 1000000 Rp 2000000 d. Lebih dari Rp 2000000 6. Status perkawinan : a. Kawin b. Janda 7. Tinggal serumah dengan : a. Hanya ayah, ibu dan anak b. Ayah, ibu, anak dan nenek c. Lain-lain (Sebutkan) 8. Usia Anak Ibu sekarang 9. Klasifikasi IQ anak .. (Diisi oleh petugas sekolah) Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 KUISIONER KOPING KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL Nomor responden : (diisi oleh peneliti) ==========================================================

Petunjuk: Pertama, bacalah daftar Pilih salah satu Jawaban satu demi satu. Kedua, Jawablah seberapa baik pertanyaan mewakili sikap dan perilaku anda ketika menghadapi masalah atau kesulitan. STS jika menurut anda sangat tidak setuju dengan pernyataan TS jika menurut anda Tidak setuju dengan pertanyaan R jika menurut anda ragu-ragu dengan pertanyaannya S jika menurut anda Setuju dengan pertanyaan SS jika menurut anda Sangat setuju dengan pertanyaan Ketika menghadapi masalah atau No kesulitan dalam keluarga, kami STS TS R S SS menghadapinya dengan 1 Membagi kesulitan kami dengan keluarga dekat 2 Meminta dorongan dan dukungan dari teman 3 Melakukan kegiatan bersama keluarga misal rekreasi bersama keluarga 4 Meminta penjelasan dan nasehat dari keluarga lain yang mempunyai masalah sama 5 Meminta nasehat dari keluarga (antara lain kakek, nenek, dan lain-lain) 6 Meminta bantuan dari institusi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat (seperti SLB-C) Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 Ketika menghadapi masalah atau No kesulitan dalam keluarga, kami STS TS R S SS menghadapinya dengan Makan jika ada masalah dengan anak 7 anda 8 Meminta nasehat kepada tetangga 9 Mencoba menyelesaikan masalah sesegera mungkin 10 Menonton televisi/ mendengarkan radio jika ada masalah dengan anak anda 11 Menunjukan bahwa kami kuat dan tabah 12 Mengikuti pengajian dimesjid, atau tempat ibadah lainnya 13 Menerima kejadian yang penuh stres atau tekanan sebagai suatu kenyataan hidup 14 Membagi masalah dengan teman dekat 15 Mengetahui bahwa keberuntungan turut menentukan kemampuan dalam menyelesaikan masalah keluarga 16 Melakukan kegiatan olahraga dengan teman untuk mengurangi ketegangan dan menjaga kesehatan 17 Menerima masalah ini sebagai kejadian yang tidak diharapkan 18 Menyakini bahwa kami dapat menyelesaikan masalah sendiri 19 Mencari hikmah dari kejadian ini sehingga kami tidak patah semangat 20 Menanyakan kepada anggota keluarga, bagaimana perasaan mereka terhadap masalah yang keluarga alami 21 Merasakan bahwa apapun yang kami lakukan tetap sia-sia 22 Meminta nasehat pada pemuka agama 23 Percaya jika kami menunggu lebih lama maka masalah akan hilang sendirinya 24 Membicarakan masalah dengan tetangga 25 Menyakini kebesaran tuhan Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF Keluarga adalah sistem pendukung utama bagi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal setiap individu. Keluarga dapat mengalami disfungsi dalam menjalankan perannya, hal ini terutama dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti bencana tsunami di mana keluarga terpencar-pencar, sehingga peran keluarga sukar dijalankan. A. PENGKAJIAN 1. Pengertian Koping keluarga tidak efektif adalah suatu keadaan di mana keluarga menunjukkan risiko tinggi perilaku destruktif dalam berespons terhadap ketidak mampuan untuk mengatasi stressor internal atau eksternal karena ketidakmampuan (fisik, psikologis dan kognitif) yang dimiliki. 2. Tanda dan gejala Data berikut yang dapat ditemukan di dalam keluarga: a. Ketegangan dalam keluarga b. Menurunnya toleransi satu sama lain c. Permusuhan dalam keluarga d. Perasaan malu dan bersalah e. Perasaan tidak berdaya f. Agitasi g. Mengingkari masalah h. Harga diri rendah i. Penolakan 3. Penyebab Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 a. Orang yang penting atau berpengaruh dalam keluarga tidak mampu mengekspresikan perasaan seperti memendam rasa bersalah, kecemasan, permusuhan, keputusasaan. b. Pola pengambilan keputusan keluarga yang sewenang wenang (otoriter) c. Hubungan antar anggota keluarga yang penuh keragu-raguan B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara, observasi, maka perawat dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga sebagai berikut yaitu koping keluarga tidak efektif C. TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Tindakan Keperawatan untuk keluarga a. Tujuan 1) Mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh keluarga 2) Mengidentifikasi koping yang dimiliki keluarga 3) Mendiskusikan tindakan atau koping yang dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah 4) Mendiskusikan alternatif koping atau cara penyelesaian masalah yang baru. 5) Melatih menggunakan koping atau cara mengatasi masalah yang baru 6) Mengevaluasi kemampuan keluarga menggunakan koping yang efektif. b. Tindakan 1) Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar keluarga merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009 saudara. Tindakan yang saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah : a) Mengucapkan salam terapeutik b) Berjabatan tangan sambil mengenalkan nama c) Menjelaskan tujuan interaksi d) Membuat kontrak, waktu, tempat setiap kali pertemuan dengan keluarga 2) Identifikasi masalah yang dihadapi oleh keluarga a) Asal masalah b) Jumlah c) Sifat d) Waktu 3) Diskusikan koping atau upaya yang biasa dilakukan keluarga a) Mekanisme koping yang selalu digunakan menghadapi masalah b) Mengungkapkan perasaan setelah menggunakan koping yang biasa digunakan 4) Diskusikan alternatif koping a) Keterbukaan dalam keluarga, membahas masalah yang dihadapi dalam keluarga, membahas cara-cara menyelesaikan masalah dan membagi tugas penyelesaian masalah b) Melakukan kegiatan yang disukai (olahraga, jalan jalan, dll) untuk mengembalikan energi dan semangat ( break sesaat). c) Mencari dukungan sosial yang lain d) Memohon pertolongan pada Allah SWT. 5) Latih keluarga menggunakan koping yang efektif 6) Evaluasi kemampuan keluarga menggunakan koping yang efektif Pengaruh Terapi..., Titin Sutini, FIK UI, 2009