ABSTRACK TENTANG BANDARA

1
ABSTRAK Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah adalah bandar udara internasional yang berada di Kota Tanjungpinang, Pulau Bintan, Propinsi Kepulauan Riau. Berada di persimpangan jalur perdagangan internasional terbesar kedua yaitu di Selat Malaka. Bandara ini merupakan bandar udara yang memiliki peran ganda yaitu sebagai bandar udara komersil dan militer. Dilihat dari kegiatan penerbangan setiap harinya, maka dapat disimpulkan bahwa aktifitas penerbangan komersial mendominasi kegiatan di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah ini. Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah merupakan bandara kelas II dengan status sebagai Bandara Internasional (KM 4 tahun 1995, tanggal 31 Januari 1995). Berdasarkan kondisi eksisting bandar udara, kelas bandar udara, potensi ekonomi wilayah, dan cakupan pelayanan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap status bandara internasional yang dipegang oleh Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah. Pedoman evaluasi ini berdasarkan KM Perhubungan Tahun 2002 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Pada tahun 2003 disusun rencana pengembangan Bandar Udara Raja Haji Fisabillah yang telah diimplementasikan sejak tahun 2004 dan akan mencapai tahap ultimate pada tahun 2026. Rencana pengembangan Bandar Udara tersebut secara umum didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu untuk mengerakkan gairah perkembangan ekonomi Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Propinsi Kepulauan Riau; meningkatkan pelayanan penerbangan di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah; Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah berada pada jalur penerbangan dan perekonomian yang strategis; untuk mempermudah akses ke daerah tujuan wisata yang ada di Pulau Bintan; dan untuk mempermudah akses ke ibukota Jakarta guna memperlancar hubungan politik, administrasi dan pemerintahan. Dengan adanya rencana pengembangan tersebut maka akan terjadi perubahan peruntukan dan pemanfaatan lahan di sekitar bandar udara. Perubahan pemanfaatan lahan tersebut dapat berimplikasi terhadap perubahan pemanfaatan lahan di Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Faktor keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama dalam merancang pengembangan bandar udara. Standar pemanfaatan lahan bandar udara bersifat khusus dan wajib ditaati, oleh karena itu kondisi eksisting dan rencana pemanfaatan lahan suatu daerah atau wilayah administrasi yang memiliki bandar udara, wajib hukumnya untuk mengikuti dan menyesuaikan rencana pemanfaatan ruang wilayah tersebut sesuai dengan ketentuan pemanfaatan lahan bandar udara, khususnya untuk kawasan di sekitarnya bandar udara yang berhubungan langsung dengan kegiatan kebandarudaraan. Adapun ketentuan penggunaan ruang kawasan sekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah Kota Tanjungpinang, didasarkan pada standar pemanfaatan lahan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan Batas Kawasan Kebisingan (BKK). Kedua analisis tersebut, menjadi pokok pembahasan di dalam laporan ini. Suatu lahan memiliki keterbatasan dalam mendukung kegiatan manusia di atasnya, oleh karena itu, dilakukan juga analisis daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan perkotaan. Proses evaluasi pemanfaatan ruang kawasan disekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah dilakukan dengan cara membandingkan penggunaan lahan eksisting dan rencana pemanfaatan lahan Kota Tanjungpinang tahun 2005 dengan standar pemanfaatan lahan KKOP, BKK dan daya dukung lahan. Hasilnya akan didapat satuan wilayah pemanfaatan lahan yang sesuai atau tidak sesuai dengan standar kebandarudaraan. Satuan lahan tersebut dibagi kedalam tiga kalsifikasi lahan, yaitu lahan sekitar bandar udara yang sesuai dengan standar kebandarudaraan, lahan bersyarat dan lahan yang tidak diizinkan berada di kawasan keselamatan operasional Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah. Hasil evaluasi pemanfaatan ruang kawasan sekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait, dalam upaya peningkatan tingkat keselamatan operasional penerbangan bandar udara, khususnya di wilayah Kota Tanjungpinang.

Transcript of ABSTRACK TENTANG BANDARA

  • ABSTRAK

    Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah adalah bandar udara internasional yang berada di Kota Tanjungpinang, Pulau Bintan, Propinsi Kepulauan Riau. Berada di persimpangan jalur perdagangan internasional terbesar kedua yaitu di Selat Malaka. Bandara ini merupakan bandar udara yang memiliki peran ganda yaitu sebagai bandar udara komersil dan militer. Dilihat dari kegiatan penerbangan setiap harinya, maka dapat disimpulkan bahwa aktifitas penerbangan komersial mendominasi kegiatan di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah ini.

    Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah merupakan bandara kelas II dengan status sebagai Bandara Internasional (KM 4 tahun 1995, tanggal 31 Januari 1995). Berdasarkan kondisi eksisting bandar udara, kelas bandar udara, potensi ekonomi wilayah, dan cakupan pelayanan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap status bandara internasional yang dipegang oleh Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah. Pedoman evaluasi ini berdasarkan KM Perhubungan Tahun 2002 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.

    Pada tahun 2003 disusun rencana pengembangan Bandar Udara Raja Haji Fisabillah yang telah diimplementasikan sejak tahun 2004 dan akan mencapai tahap ultimate pada tahun 2026. Rencana pengembangan Bandar Udara tersebut secara umum didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu untuk mengerakkan gairah perkembangan ekonomi Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Propinsi Kepulauan Riau; meningkatkan pelayanan penerbangan di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah; Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah berada pada jalur penerbangan dan perekonomian yang strategis; untuk mempermudah akses ke daerah tujuan wisata yang ada di Pulau Bintan; dan untuk mempermudah akses ke ibukota Jakarta guna memperlancar hubungan politik, administrasi dan pemerintahan.

    Dengan adanya rencana pengembangan tersebut maka akan terjadi perubahan peruntukan dan pemanfaatan lahan di sekitar bandar udara. Perubahan pemanfaatan lahan tersebut dapat berimplikasi terhadap perubahan pemanfaatan lahan di Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah. Faktor keselamatan penerbangan harus menjadi prioritas utama dalam merancang pengembangan bandar udara.

    Standar pemanfaatan lahan bandar udara bersifat khusus dan wajib ditaati, oleh karena itu kondisi eksisting dan rencana pemanfaatan lahan suatu daerah atau wilayah administrasi yang memiliki bandar udara, wajib hukumnya untuk mengikuti dan menyesuaikan rencana pemanfaatan ruang wilayah tersebut sesuai dengan ketentuan pemanfaatan lahan bandar udara, khususnya untuk kawasan di sekitarnya bandar udara yang berhubungan langsung dengan kegiatan kebandarudaraan.

    Adapun ketentuan penggunaan ruang kawasan sekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah Kota Tanjungpinang, didasarkan pada standar pemanfaatan lahan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan dan Batas Kawasan Kebisingan (BKK). Kedua analisis tersebut, menjadi pokok pembahasan di dalam laporan ini. Suatu lahan memiliki keterbatasan dalam mendukung kegiatan manusia di atasnya, oleh karena itu, dilakukan juga analisis daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan perkotaan.

    Proses evaluasi pemanfaatan ruang kawasan disekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah dilakukan dengan cara membandingkan penggunaan lahan eksisting dan rencana pemanfaatan lahan Kota Tanjungpinang tahun 2005 dengan standar pemanfaatan lahan KKOP, BKK dan daya dukung lahan. Hasilnya akan didapat satuan wilayah pemanfaatan lahan yang sesuai atau tidak sesuai dengan standar kebandarudaraan. Satuan lahan tersebut dibagi kedalam tiga kalsifikasi lahan, yaitu lahan sekitar bandar udara yang sesuai dengan standar kebandarudaraan, lahan bersyarat dan lahan yang tidak diizinkan berada di kawasan keselamatan operasional Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah.

    Hasil evaluasi pemanfaatan ruang kawasan sekitar Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait, dalam upaya peningkatan tingkat keselamatan operasional penerbangan bandar udara, khususnya di wilayah Kota Tanjungpinang.