Tugas bandara

48
TUGAS BANDARA BANDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA I Made Bian D. 3111100002 Reta Sandra Devina 3111100016 Dyah Widya D. H.3111100036 Firman Budi P. 3111100110 Cintantya Budi Casita 3111100118 I Putu Agus Samiarta Eka. P 3111100139

description

sipil

Transcript of Tugas bandara

Page 1: Tugas bandara

TUGAS BANDARABANDARA SOEKARNO-HATTAJAKARTA

I Made Bian D. 3111100002

Reta Sandra Devina 3111100016

Dyah Widya D. H. 3111100036

Firman Budi P. 3111100110

Cintantya Budi Casita 3111100118

I Putu Agus Samiarta Eka. P3111100139

Page 2: Tugas bandara

Bandara-bandara di Indonesia

Page 3: Tugas bandara

Bandara- bandara di Indonesia Angkasa Pura I

1. Bandara Ngurah Rai – Denpasar 2. Bandara Juanda – Surabaya 3. Bandara Hasanuddin – Makassar 4. Bandara Sepinggan – Balikpapan 5. Bandara Frans Kaisiepo – Biak 6. Bandara Sam Ratulangi – Manado 7. Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin 8. Bandara Ahmad Yani – Semarang 9. Bandara Adisutjipto – Yogyakarta 10. Bandara Adisumarmo – Surakarta 11. Bandara Internasional Lombok - Lombok

Tengah 12. Bandara Pattimura – Ambon 13. Bandara El Tari – Kupang

Page 4: Tugas bandara

Bandara- bandara di Indonesia Angkasa Pura II

1. Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), 2. Halim Perdanakusuma (Jakarta), 3. Kualanamu (Medan), 4. Supadio (Pontianak), 5. Minangkabau (Padang), 6. Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), 7. Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), 8. Husein Sastranegara (Bandung), 9. Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), 10. Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), 11. Sultan Thaha (Jambi), 12. Depati Amir (Pangkal Pinang) 13. Silangit (Tapanuli Utara).

Page 5: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari PT. Angkasa Pura I

Page 6: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Ngurah Rai, DenpasarRunway – Dimensi: 3000x45 mTaxiway – Perpendicular: 3 x (148,5 x 23) m

(600 x 23) m (600 x 23) m– Rapid Exit: 2 x (237,62 x 23) m

Apron – Luas: 269367 m2

Bandara Juanda, SurabayaRunway – Dimensi: 3000x45 mTerminal – Domestik: 10043,99 m2

– Internasional: 5580 m2

Apron – Apron Utama : 72262 m2 – Apron Barat : 12177 m2 – Apron Timur : 12177 m2

Page 7: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Hasanuddin, MakassarRunway – Dimensi: 2500x45 mTaxiway – Dimensi Alpha: 158 x 23 m

– Dimensi Bravo: 800 x 23 m

Apron – Luas: 420 x 172 x 517 x 164 m2

Bandara Sepinggan, BalikpapanTerminal – Luas: 110000 m2

Apron – Luas: 140972 Bandara El Tari, Kupang

Runway – Dimensi: 2500x45 mApron – Luas: 405x105 mTaxiway – Luas 202,5x23 m

Page 8: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Frans Kaisiepo, BiakTerminal – Domestik: 1367 m2

– Internasional: 1781 m2

Bandara Sam Ratulangi, ManadoRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 4626 m2

Bandara Ahmad Yani, SemarangRunway – Dimensi: 1850x45 mApron – Luas: 23300 m2

Bandara Internasional Lombok, LombokRunway – Dimensi: 2750x45 mTerminal – Luas: 21128 m2

Apron – Luas: 48195 m2

Page 9: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Syamsuddin Noor, BanjarmasinRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 6641 m2Apron – Alpha: 224,8 x 23 m

– Bravo : 96,5 x 23 m – Charlie : 228,5 x 23 m

– Delta : 228,5 x 23 m Bandara Adisutjipto, Yogyakarta

Runway – Dimensi: 2200x45 mTaxiway – TW N2 : 105 m x 30 m

– TW N3 : 418,82 m x 23 m Apron – Fleksibel Apron : 12409 m2

– Rigid Apron: 15646 m2

Page 10: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Adi Sumarmo, SurakartaRunway – Dimensi: 2600x45 mTerminal – Internasional: 3517 m2

– Domestik: 9438 m2

Apron – Luas: 420x135 mTaxiway – Luas 240x23 m

Bandara Pattimura, AmbonRunway – Internasional: 4000 m2

– Domestik: 2500 m2

Terminal – Internasional: 7393 m2

– Domestik: 1200 m2

Page 11: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari PT. Angkasa Pura II

Page 12: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura II

Bandara Soekarno-Hatta, JakartaRunway – Dimensi: 3660x60 mTerminal – Terminal 2D dan 2E: 107200 m2

– Terminal 1A, 1B, 1C, dan 2F: 184817 m2

– Terminal 3: 54800 m2

Taxiway – TW N1 : 89631 m2

– TW N2 : 86411m2

– TW N3 : 46184 m2

Bandara Halim Perdanakusuma, JakartaRunway – Dimensi: 3000x45 mTerminal – Luas: 19810 m2

Page 13: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Kualanamu, MedanRunway – Dimensi: 3750x45 mTaxiway – Taxiway 1: 3750x30 m

– Taxiway 2: 2000x30 mApron – Luas: 200000 m2

Bandara Supadio, PontianakRunway – Luas: 2250x45 mTaxiway – Domestik: 660 m2

– Internasional: 2177,5 m2

Bandara Husein Sastranegara, BandungRunway – Luas: 2244x45 mTerminal – Luas: 2411,85 m2

Page 14: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Sultan Mahmud Baharuddin II, PalembangRunway – Dimensi: 3000x45 mTaxiway – Dimensi: 2328x30 mApron – Luas: 94434 m2

Bandara Sultan Syarif Kasim, PekanbaruRunway – Luas: 7053 m2

Terminal – Luas: 7261 m2

Bandara Minangkabau, PadangRunway – Dimensi: 2750x45 mTaxiway – N1: 13440 m2

– N2: 7015 m2

Apron – Penumpang: 12570 m2

– Kargo: 1360 m2

Page 15: Tugas bandara

Ukuran Bandara dari Angkasa Pura I

Bandara Sultan Iskandar Muda, AcehRunway – Dimensi: 2500x45 mTerminal – Luas: 8300 m2

Bandara Sultan Thata, JambiRunway – Dimensi: 2000x30 mTerminal – Luas: 2376 m2

Bandara Depati Amir, Pangkal PinangRunway – Dimensi: 2750x45 mTerminal – Luas: 1080 m2

Bandara Silangit, Tapanuli UtaraRunway – Dimensi: 2400x45 mTerminal – Terminal A: 100 m2

– Terminal B: 500 m

Page 16: Tugas bandara

Layout Bandara Soekarno-Hatta

Page 17: Tugas bandara

Layout Bandara Soekarno-Hatta Gambar seluruh layout bandara

Soekarno-Hatta

Page 18: Tugas bandara

Layout Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 dari bandara Soekarno-Hatta

Page 19: Tugas bandara

Keunggulan Bandara Soekarno-Hatta

Page 20: Tugas bandara

Keunggulan Bandara Soekarno-Hatta

1. Panjang runway lebih 3721.7 meter, sehingga dapat menampung Airbus 380 dan Boeing 747

2. Memiliki motto “ The Gate Of Indonesian”, karena luasnya mencapai 18 km2 sehingga mencapai 174 pesawat yang lalu-lalang

3. Memiliki 2 runway yang membuat pergerakan arus take off dan landing lebih efisien

4. Memiliki 3 terminal sehingga dapat menampung penumpang lebih banyak, yaitu lebih dari 62 juta penumpang

5. Tatanan terminal yang baik

Page 21: Tugas bandara

Metoda Analisa untuk Mengetahui Pemilihan Moda Penumpang

Page 22: Tugas bandara

Pemilihan Moda Penumpang

Model ini merepresentasikan perilaku orang atau sekelompok orang dalam memilih jenis kendaraan (moda) yang dipergunakan dalam melakukan perjalanan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa prinsipnya orang akan memilih moda kendaraan yang akan memberikan tingkat kepuasan (utility) terbesar.

Page 23: Tugas bandara

Model Pemilhan Moda Dalam 4 Langkah

Page 24: Tugas bandara

Tujuan Pemilihan Moda

Untuk mengetahui proporsi pengalokasian perjalanan ke berbagai moda transportasi.

Moda yang dianalisis adalah moda yang diperkirakan mempunyai peran yang dominan dalam perangkutan di lokasi (kendaraan pribadi dan angkutan umum).

Page 25: Tugas bandara

Teknik Perumusan Moda

Dalam meramalkan model ini terdapat beberapa pertimbangan penting :

Model bergantung pada ketersediaan data dan kecenderungan pelaku perjalanan dalam penggunaan moda.

Model yang teliti dapat mengelompokkan pemilihan moda berdasarkan maksud perjalanan, pendapatan, atau efek kecenderungan pertumbuhan bisnis angkutan, dan berbagai aspek pertimbangan lainnya.

Page 26: Tugas bandara

Survey Pemiliihan Moda

Revealed Preference (RP) : Survei dengan informasi pada pilihan-pilihan yang nyata (atribut-atribut yang telah ada).

Stated Preference (SP) : Survei dengan pertanyaan andaian-andaian (hipotesis) yang menghubungkan atribut baru.

Page 27: Tugas bandara

Struktur Model

Karakteristik Perjalanan dan Kondisi

Sos-Ek

Bangkitan Perjalanan

Distribusi Perjalanan

Pembebanan Perjalanan

Pemilihan Moda

Posisi I

Posisi II

Posisi III

Posisi IV

Page 28: Tugas bandara

Struktur Model I

Model pemilihan moda angkutan umum dilakukan sebagaimana serupa dengan pemodelan bangkitan untuk perjalanan menggunakan angkutan pribadi.

Page 29: Tugas bandara

Struktur Model II

Model ini merupakan model predistribusi yang disebut sebagai trip-end modal split

Page 30: Tugas bandara

Struktur Model III

Model pemilihan moda ini dilakukan bersamaan dengan distribusi dan merupakan metode yang sering digunakan untuk praktek peramalan angkutan perkotaan.

Page 31: Tugas bandara

Struktur Model IV

Model ini dilakukan setelah distribusi perjalanan sehingga model ini dikenal sebagai trip-interchange modal split (post-distribution) yang sering digunakan di Eropa. Keuntungannya adalah penyertaan karakteristik perjalanan dan moda dalam model.

Page 32: Tugas bandara

Trip Generation

Tahap awal untuk meramalkan kebutuhan perjalanan.

= banyaknya perjalanan yang dibangkitkan dari suatu zona (kawasan) per satuan waktu.

Jumlah Trip (Qtrip) = f(TGL)………(1)

Page 33: Tugas bandara

Trip Distribution

Page 34: Tugas bandara

Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Karakteristik pengendara dan/atau karakteristik zona pembangkit, misalnya : pemilikan kendaraan, pemilikan SIM, struktur rumah tangga, pendapatan, kerapatan pemukiman dan jarak ke pusat kota.

Page 35: Tugas bandara

Faktor yang Mempengaruhi Pemmilihan Moda

Karakteristik Perjalanan, misal : panjang perjalanan, tujuan perjalanan dan waktu saat dilakukannya perjalanan.

Page 36: Tugas bandara

Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Karakteristik sistem transportasi,

Kuantitatif : waktu tempuh, biaya perjalanan, tempat parkir dan tarif parkir,

Kualitatif : kenyamanan, keamanan dan reliability, dll.

Page 37: Tugas bandara

Pilihan Moda Transportasi

Tahap terpenting + sulit memodelkan perilaku orang banyak.

Merupakan pengembangan kedua tahap sebelumnya melihat alat angkut yang digunakan dalam sebaran perjalanan. Tahap untuk mengetahui proporsi orang

atau barang yang menggunakan masing-masing jenis moda.

Page 38: Tugas bandara

Operator untuk memperkirakan pangsa pasar sebagai dasar pertimbangan penambahan jumlah armada untuk melayani suatu rute tertentu.

Investor investasi di sektor transportasi.

Pemerintah penetapan kebijaksanaan pemerintah di bidang transportasi.

Page 39: Tugas bandara

Pengelompokan: Pengguna:

Captive Choice

Moda: Pribadi Umum

Analisa: Proporsi angkutan pribadi Proporsi bis kota Proporsi KA, mikrolet, kapal laut, pesawat, dll.

Page 40: Tugas bandara

Waktu perjalanan ini dapat dibandingkan dengan rumus:

tujuankeparkir tempat dariberjalan waktu x

juan tempat tudi pribadi mobilmemarkir waktu x

pribadi mobil mengemudi waktu x

juan tempat tuke umumangkutan dariberjalan waktu x

umumangkutan ian pemberhent keberjalan waktu x

umumangkutan menunggu waktu x

bisdan umumangkutan antara moda ganti waktu x

umumangkutan an berkendara waktu x

1............xxx

xxxxx )Perjalanan Waktu (Rasio RWP

8

7

6

5

4

3

2

1

876

54321

Page 41: Tugas bandara

Biaya Relatif Perjalanan

tujuankemenuju pribadikendaraan memiliki rata-rata biaya x

parkir biaya x

pelumasminyak biaya x

minyakbakar bahan biaya x

(tiket) umumangkutan biaya x

:dimana

)2(........../5.0

)Perjalanan Biaya (Rasio RBP

13

12

11

10

9

13121110

9

xxxx

x

Page 42: Tugas bandara

Hasil analisa penting bagi instansi prasarana jalan: Volume arus perjalanan kendaraan pada

setiap ruas dari i ke j. Volume arus perjalanan yang berbelok

pada simpang utama Data untuk menentukan kecepatan rata-

rata dan waktu perjalanan Data jumlah kilometer kendaraan atau jam

pengoperasian

Page 43: Tugas bandara

Waktu

Pemilihan rute Jarak Terkecil

Biaya

Page 44: Tugas bandara

Metoda Analisa Demand untuk Pembangunan Bandara Baru

Page 45: Tugas bandara

Metode Analisa Demand

Metoda Trip Generation Metode Trip Distribution Metode Modal Split

Page 46: Tugas bandara

Metoda Trip Generation

Menggunakan Metoda Trip Generation untuk mengetahui jumlah perjalanan total dari dan menuju lokasi yang akan dibangun bandara.

Page 47: Tugas bandara

Metode Trip Distribution

Input metoda ini merupakan output dari metoda trip generation. Metoda ini menganalisis tentang sarana apa yang akan dipakai dan rute mana saja yang akan dilewati. Dalam pembangunan bandara baru metode ini dapat digunakan untuk menentukan rute penerbangan mana saja yang akan dilayani dan perlu atau tidaknya mendesain bandara tersebut sebagai bandara internasional.

Page 48: Tugas bandara

Metode Modal Split

Menggunakan metode Modal Split untuk mengetahui berapa persen jumlah orang yang mau beralih naik pesawat jika dibangun bandara ditempat tersebut. Dikhawatirkan masyarakat lebih memilih sarana transportasi yang sudah ada seperti bis atau kereta daripada pesawat dikarenakan faktor ekonomi dan lain sebagainya.