Abortus Case 5
-
Upload
lingga-pradipta -
Category
Documents
-
view
171 -
download
0
Transcript of Abortus Case 5
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 1/24
REFLEKSI KASUSSTASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
Pembimbing : Prof.dr. Djaswadi Dasuki, MPH, Ph.D, Sp. OG (K)Nama : Lingga Pradipta
NIM : 07/254620/KU/12466
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 2/24
Case 2
Abortus kompletus
Seorang wanita umur 24th dengan riwayat obstetri (G1P0A0), hpm 19/3/2011, hpl 26/12/2011
UK 39minggu+1hari. Mengeluhkan kencang-kencang teratur, air ketuban belum keluar, dan
lendir darah (+), gerak janin (+). Riwayat asma,dm hipertensi, alergi, penyakit jantung negatif.
Keadaan umum baik, vital sign td=120/70, n=87x/min, R=20x/min, T=37'c
Palpasi: janin tunggal.letak memanjang, presentasi kepala, kepala teraba 4/5 bagian, his 3-
4/20-25” TFU 26cm
Pemeriksaan dalam : v/u tenang, dinding vagina licin, cervix sedikit tebal, lunak, selket (+),
presentasi kepala(kepala turun s-1) , LD(+) , AK(+).
Pemeriksaan penunjang (saat datang) :
-Usg ; janin tunggal, letak memanjang, presentasi kepala, djj(+), gerakan (+).
Darah rutin : hb=11,2g/dl al=14,2x10³/ml at=257x10³/ml hmt=37,2% ae=3,7x10 /ml.
Ppt=11 aptt=12
Diagnosis : Persalinan normal presentasi kepala.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 3/24
Abortus
Pendahuluan
Ada beberapa faktor yang merupakan predisposisi terjadinya abortus, misalnya faktor paritasdan ibu, mempunyai pengaruh besar. Risiko abortus semakin dengan bertambahnya paritas dan
semakin bertambahnya usia ibu dan ayah ( Cunningham, 2000). Riwayat abortus pada
penderita abortus nampaknya juga merupakan predisposisi terjadinya abortus berulang.
Kemungkinan terjadinya abortus berulang pada seorang wanita yang mengalami abortus tiga
kali atau lebih adalah 83,6 % (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2000)
Selain beberapa faktor diatas, penyakit ibu seperti pneumonia, typhus abdominalis,
pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Begitu pula dengan penyakit-
penyakit infeksi lain juga memperbesar peluang terjadinya abortus.
1. DEFINISI
Abortus adalah terhentinya kehamilan atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan, biasanya pada usia kehamilan di bawah 20 minggu. 1,2
Menurut Eastman abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
dianggap sanggup hidup sendiri di luar uterus, maksudnya belum diartikan apabila fetus itu
beratnya antara 400-1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. 1,2
Sedangkan menurut Jefcoat abortus adalah pegeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia
kehamilan 28 minggu yaitu belum viable. Holmer mengatakan abortus adalah teputusnya
kehamilan sebeum 16 minggu dimana proses plasentasi belum selesai. 1,2
INSIDENSI
2. ETIOLOGI
Penyebab abortus masih sering diperdebatkan dan biasanya penyebabya lebih dari satu faktor.
Faktor-faktor yang menyebabkan abortus antara lain ; 1,2,6,7
1. Kelainan Genetik
Sekitar 50% kejadian abortus oleh karena kelainan karotip embrio biasanya merupakan kelainan
sitogenik yang terjadi pada awal kehamilan dapat berupa aneuploidi atau poliploidi. Separuh
dari abortus karena kelainan sitogenik karena trisomi autosom
Kelainan gen yang abnormal mungkin terjadi karena adanya mutasi gen yang mengganggu
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 4/24
proses implantasi contohnya mytotonic dystrophy. Gangguan jaringan lain seperti sindrom
Marfan, sindrom Ehlers-Danlos, pada perempuan juga sering dijumpai sickle cell anemia yang
sering menyebabkan abortus. Abortus berulang bisa disebabkan penyatuan 2 kromosom yang
abnormal
Menurut Hertig pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Dari1000 abortus spontan 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis, 3,2% disebabkan oleh
kelainan letak embrio dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal.
Pada ovum yang abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid villi. Apabila usia
kehamilan sudah lebih dari satu bulan biasanya baorts yang disebabkan oleh karena kelainan
ovum dapat disingkirkan.
2. Kelainan Genitalia Ibu
Defek anatomis uterus seperti hipoplasia uteri, uterus bikornis, kelainan letak uterus seperti
retrofleksi uteri fiksata diketahui sebagai penyebab komplikasi obstetric seperti abortus
berulang Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200 sampai 1/600 perempuan Pada
perempuan dengan riwayat abortus ditemukan anomali uterus pada 27% pasien.
Persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi seperti kurangnya
progesterone atau estrogen, endometriosis, mioma submukosa. Risiko kejadiannya antara 10-
30% pada perempuan usia reproduksi
Sindroma asherman bisa menyebabkan gangguan implantasi serta pasokan darah pada
permukaan endometrium.
3. Infeksi
Beberapa jenis organisme yang diduga berdampak pada kejadian abortus antara lain :
- Bakteri :Listeria monositogenes, Klamidia trakomatis, Ureaplasma urealitikum.
- Virus : Sitomegalovirus, Rubela, Herpes simpleks virus.
- Parasit : Toksoplasmosis gondii, Plasmodium falsiparum
- Spirokaeta : Treponema pallidum.
Teori peran infeksi mikroba terhadap kejadian abortus dikemukakan oleh DeForest :
a) Adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotoksin, atau sitokin, yang berdampak
langsung, pada janin atau fetoplasenta
b) Infeksi janin yang bias berakibat kematian janin atau cacat janin sehingga janin sulit
bertahan hidup
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 5/24
c) Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genital bawah yang bias
menggangu proses implantasi
d) Amnionitis
e) Memacu perubahan genetik dan anatomk embrio umumnya oleh karena virus
selama kehamilan awal.4. Faktor Lingkungan
Diperkirakan 1- 10% malformasi janin akibat dari paparan obat, bahan kimia, atau, radiasi,
umumnya berakhir dengan abortus, misalnya, paparan terhadap buangan gas anestesi dan
tembakau.Rokok diketahui mengandung ratusan unsur toksik antara lain nikotin yang
mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta. Karbon monoksida
juga menurunkan pasokan oksigen ibu dan janin serta memacu neurotoksin. Dengan adanya
gangguan pada sistem sirkulasi fetoplasenta terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat
terjadinya abortus.
5. Faktor Hormonal
Pada wanita hamil dengan diabetes mellitus dan dengan kadar HbA1c tinggi pada trimester
pertama risiko terjadi abortus meningkat signifikan.
Progesteron punya peranan penting dalam mempengaruhi reseptivitas endometrium terhadap
implantasi embrio. Kadar progesteron yang rendah dianggap berhubungan dengan risiko
abortus. Fase luteal punya peran kritis pada usia kehamilan 7 minggu yaitu saat dimana
trofoblas menghasilkan cukup steroid untuk menunjang kehamilan. Pengangkatan korpus
luteum sebelum usia kehamilan 7 minggu akan menyebabkan abortus. progesterone diberikan
dapat menyelamatkan kehamilan.
4. KLASIFIKASI
1. Abortus kompletus 1,2,3,6,8,12
Keluarnya seluruh basil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu. Ditandai
dengan keluarnya seluruh hasil konsepsi.Perdarahan pervaginam ringan terus berlanjut sampai
beberapa waktu lamanya.Umumnya pasien datang dengan rasa nyeri abdomen yang sudah
hilang.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 6/24
2. Abortus inkompletus 1,2,3,6,8,12
Keluarnya sebagian, terapi tidak seluruh basil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20
minggu . Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri. Pada kehamilan <>abortuscompletus) Pada kehamilan> 10 minggu, keluarnya janin dan plasenta tidak terjadi secara
bersamaan dan sebagian masih tertahan didalam uterus. (abortus incompletus) yang biasanya
disertai rasa nyeri akibat kontraksi uterus dalam usaha untuk mengeluarkan hasil konsespsi.
Perdarahan umumnya persisten dan seringkali sangat banyak.
3. Abortus iminens (mengancam) 1,2,3,6,7,8,12
keadaan di mana perdarahan berasal dari intrauteri yang timbul sebelum umur kehamilan
lengkap 20 minggu, dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran basil konsepsi dan
tanpa dilatasi serviks. 20% wanita hamil mengalami perdarahan pervaginam pada trimester
I. Pada sebagian besar kasus hal tersebut disebabkan oleh perdarahan akibat adanya
implantasi. Servik tertutup , perdarahan minimal dan dapat atau tanpa disertai rasa nyeri.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 7/24
4. Abortus insipiens 1,2,3,9,10,11,12
keadaan perdarahan dari intrauteri yang terjadi dengan dilatasi ser viks kontinu dan
progresif, tetapi tanpa pengeluaran basil konsepsi sebclum umur kehamilan lengkap 20
minggu. Ditandai dengan nyeri abdomen atau nyeri punggung, perdarahan pervaginam
dengan dilatasi servik.Abortus sudah tak mungkin dipertahankan bila terjadi pendataran dandilatasi servik dan atau terjadi pecahnya selaput ketuban.
5. Missed abortion1,2,3,9,10,11,12
Abortus yang embrio atau janinnya meninggal dalam uterus sebelum umur kehamilan lengkap
20 minggu, tetapi basil konsepsi tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau lebih. etelah
kematian janin, janin tidak segera dikeluarkan14.Retensi kehamilan diperkirakan terjadi oleh
karena masih adanya produksi progesteron plasenta yang terus berlanjut dan produksi estrogen
yang turun sehingga kontraktilitas uterus menurun. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya
gangguan faal pembekuan darah bila janin mati tidak dikeluarkan dalam waktu lebih dari 8
minggu.
6. Abortus septic 1,2,3,6,8,12
Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya ke dalam
sirkulasi sistemik ibu.
7. Abortus provokatus 1,9,10,11,12
1.Abortus provokatus atas indikasi medis
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu,
dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan
tanggung jawab profesi.
Syarat untuk melakukan abortus provokatus atas indikasi medis :
1. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suami atau keluarga dekat.
2. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan yang memadai, yang
ditunjuk oleh pemerintah.
3. Dokumen medik yang lengkap.
4. Harus meminta pertimbangan tim ahli.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 8/24
Beberapa indikasi medik yang dapat dipertimbangkan antara lain :
1. Faktor kehamilannya sendiri
2. Kehamilan ektopik
3. IUFD4. Molahidatidosa
5. Kelainan plasenta
Oleh karena dengan tindakan abortus ini dimatikan insan yang hidup, maka indikasi
untuk melakukan abortus buatan yang secara umum diterima ialah apabila terus
berlangsungnya kehamilan membahayakan kesehatan wanita yang bersangkutan9. Perlu
dikemukakan bahwa menurut kitab undang-undang hukum pidana yang sekarang masih berlaku
di Indonesia, melakukan abortus dianggap sebagai kejahatan dan dilarang. Akan tetapi, dalam
praktek seorang dokter yang melakukan abortus atas indikasi yang dilihat dari kesehatan
ibu yang dapat dipertanggung jawabkan. Keputusan untuk melakukan abortus hendaknya
jangan diambil sendiri oleh seorang dokter umum, sebaiknya penderita diserahkan kepada
seorang ahli kebidanan dan kandungan yang masih perlu mengadakan konsultasi dengan dokter
lain yang ahli dalam bidang yang menjadi indikasi untuk tindakan tersebut.
Laporan yang teliti dan lengkap dan ditanda tangani oleh dokter-dokter yang bersangkutan,
lebih baik lagi apabila keputusan untuk melakukan abortus diambil oleh suatu panitia abortus
yang dibentuk oleh suatu instansi yang berwenang.
Suatu indikasi lain yang umumnya diterima untuk melakukan abortus ialah apabila ada
kemungkinan cukup besar bahwa janin yang akan dilahirkan akan menderita cacat. Hal itu
antara lain bisa terjadi pada wanita hamil yang menderita Rubella atau yang minum obat
seperti Thalidomide dalam triwulan pertama.
2.Abortus provokatus kriminalis
Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus provokatus kriminalis. Pelaku abortus kriminalis
biasanya adalah :
• Wanita yang bersangkutan
• Dokter / tenaga medis lain
• Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak menghendaki
kehamilan seorang wanita.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 9/24
Cara melakukan abortus provokatus kriminalis :
1. Kekerasan mekanik :
• Umum : latihan olah raga berlebihan, naik kuda berlebihan, mendaki gunung,
berenang, naik turun tangga yang berlebihan, tekanan/trauma pada abdomen.
•Lokal :
- Memasukkan alat yang dapat menusuk kedalam vagina : pensil,paku, jeruji sepeda.
- Kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau menyemprotkan cairan kedalam
uterus untuk melepas kantong amnion.
- Alat untuk memasang IUD
- Alat yang dapat dilalui arus listrik.
2. Kekerasan kimiawi/obat obatan atau bahan bahan yang bekerja pada uterus.
8. Abortus habitualis terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut.
Bila abortus berulang diperkirakan akibat endometritis, perlu dikerjakan kultur jaringan
endometrium.
Masih belum jelas apakah toxoplasmosis – cytomegalovirus – virus herpes – rubella atau
listeria dapat menjadi penyebab dari peristiwa abortus berulang. Saat ini, peranan dari vaginosis
bakterial dalam peristiwa abortus berulang sedang diteliti Disfungsi endokrin seperti PCOS
(polycystic ovarian syndrome) dapat disingkirkan dengan melakukan ultrasonografi TVS.
Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit tiroid dan diabetes bukan merupakan penyebab
abortus berulang.
Kelainan kromosome pada kedua orang tua menyangkut sekitar 5% abortus berulang dan tidak
ada terapi khusus.
Faktor imunologi mendapatkan perhatian khusus selama 10 tahun terakhir ini. Secara teoritis,
bila kedua orang tua menggunakan beberapa HLA (Human Leucocyt Antigen) secara
bersamaan maka janin dari pasangan ini tidak mampu untuk memberikan rangsangan yang
memadai terhadap ibu untuk menghasilkan suatu “blocking antibody” untuk janin alogenik
sehingga terjadi abortus. Pada kasus seperti itu, bila wanita tersebut berganti pasangan maka
kemungkinan abortus berulang menjadi turun.
Beberapa wanita yang menderita penyakit autoimune terutama sindroma antifosfolipid (APLS)
dan sistemik lupus eritematosus (SLE) memiliki reaksi “blocking antibody” kuat yang menjadi
penyebab terjadinya abortus berulang.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 10/24
Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium terbukti adanya SLE maka terapi berupa pemberian
aspirin dan heparin dosis rendah yang dapat memperbaiki angka lahir hidup dari 10%
menjadi 70%.
5. MEKANISME ABORTUS
Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio akibat
adanya perdarahan minimal pada desidua. 12
Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua tersebut menyebabkan
terjadinya kontraksi uterus dan mengawali proses abortus.12
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu :12
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis
cenderung dikeluarkan secara in toto , meskipun sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan
dalam cavum uteri atau di canalis servicalis.Perdarahan pervaginam terjadi saat proses
pengeluaran hasil konsepsi.
Pada kehamilan 8 – 14 minggu:12
Mekanisme diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan
diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum
uteri.
Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih melekat pada dinding
cavum uteri.Jenis ini sering menyebabkan perdarahan pervaginam yang banyak.
Pada kehamilan minggu ke 14 – 22: 12
Janin biasanya sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan
gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak.
Perdarahan umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa abortus ditandai dengan adanya perdarahan uterus dan nyeri
dengan intensitas beragam.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 1,2, 12
1. Darah lengkap
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 11/24
o Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
o LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
2. Tes kehamilan
o Penurunan atau level plasma yang rendah dari β-hCG adalah prediktif. terjadinya
kehamilan abnormal (blighted ovum, abortus spontan ataukehamilan ektopik).
Ultrasonografi 1,2,3,6,7,11,12
USG transvaginal dapat digunakan untuk deteksi kehamilan 4 – 5 minggu.
Detik jantung janin terlihat pada kehamilan dengan CRL > 5 mm (usia kehamilan 5 – 6
minggu).
Dengan melakukan dan menginterpretasi secara cermat, pemeriksaan USG dapat digunakan
untuk menentukan apakah kehamilan viabel atau non-viabel.
Pada abortus imimnen, mungkin terlihat adanya kantung kehamilan (gestational sac GS) dan
embrio yang normal.
Prognosis buruk bila dijumpai adanya :
• Kantung kehamilan yang besar dengan dinding tidak beraturan dan tidak adanya kutub janin.
• Perdarahan retrochorionic yang luas ( > 25% ukuran kantung kehamilan).
• Frekuensi DJJ yang perlahan ( < 85 dpm ).
Pada abortus inkompletus, kantung kehamilan umumnya pipih dan iregular serta terlihat adanya jaringan plasenta sebagai masa yang echogenik dalam cavum uteri.
Pada abortus kompletus, endometrium nampak saling mendekat tanpa visualisasi adanya hasil
konsepsi.
Pada missed abortion, terlihat adanya embrio atau janin tanpa ada detik jantung janin.
7.
8. KOMPLIKASI
Perforasi 1,2,13,14,15
Dalam melakukan dilatasi dan kuretase harus diingat bahwa ada kemungkinan terjadinya
perforasi uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum
atau ke kandung kemih.. Bahaya perforasi adalah perdarahan dan peritonitis.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 12/24
Luka pada serviks uteri1,2,3,13,14,15
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan, maka dapat timbul sobekan pada
serviks uteri.
Perlekatan dalam kavum uteri13,14,15
Melakukan kuretase secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsiharus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai terkerok, karena hal ini
dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa ternpat.
Perdarahan1,2,6,8,13,14,15,16
Kuretase pada kehamilan lanjut atau pada mola hidatidosa ada bahaya perdarahan.
Oleh sebab itu, jika perlu diberikan transfusi darah dan sesudah kuretase selesai
dimasukkan tampon kasa
Infeksi 1,2,14,15
Apabila syarat-syarat asepsis dan antisepsis diindahkan, bahaya infeksi tidak besar.
Sepsis akibat abortus paling sering disebabkan oleh organisme patogen yang berasal dari
flora usus clan vagina.Infeksi paling sering ditemukan hanya pada uterus dalam bentuk
metritis, parametritis, peritonitis (lokalisata dan generalisata) dan septikemia tidak jarang
pula ditemukan.
Dari 300 kasus abortus dengan disertai gejala demam di rumah sakit Parkland hasil
kultur darah yang positif ditemukan pada seperempat kasus organisme yang dijumpai.
Or anisme dikultur Frekuensi (%)
Anaerob 63
Streptokokus 41
Bact; 9
Clostridium perfringens 4
Aerob 37
Escherichia coli 14
Pseudomonas 9
Streptococcus β-hemolyticus 4
3Enterococcus
Kombinasi 7
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 13/24
DAFTAR PUSTAKA
1. Gary FC, Mac Donald PC. Abortus. Obstetri Williams. Ed 21 vol. 2. .Mc Graw hill ; 2006: 951-975.
2. Sarwono Wiknjosastro H.Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan pada Ilmu Kebidanan . Ed 3. Yayasan
Bina Pustaka, Jakarta, 1999 : 302-312.
3. S.Abdul Bari . Perdarahan dalam Kehamilan Muda pada buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta;2006:145-159.
4. R. Jeannie, Sharring Responsibility Women Society & Abortion Worldwide. Chapt. 1. Induced
Abortion:an Individual Decision, a Shared Responsibility. The Alan Guttmacher Institute. 1995.
5. Sedgh G and Ball H.Abortion in Indonesia,in Brief,Guttmacher institute,New York;2008
6. Sarwono Prawirohardjo.Abortus,perdarahan pada kehamilan muda,Ed 4,cet 1,PT Bina
pustaka,Jakarta,2008:460-490.
7. Ralph c.benson,martin .L.Pernoll.Komplikasi kehamilan awal.Buku saku Obstetrii dan ginecologi.EGC
Jakarta;2009:293-305
8. Muluk. F.A. dkk. Abortus pada Standard Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. PerkumpulanObstetri dan Ginekologi Indonesia. Jakarta: 2006: 23-25
9. H. Bantuk. Abortus Spontan Berulang pada Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya. 2004 :
326-334
10. Widjanarko Bambang. Abortus. Fak UMJ. Jakarta. September 2009.
11. Hanifa Wiknjosastro.Ilmu kandungan.Gangguan bersangkutan dengan konsepsi.ED 2,CET 5:2007
12. Widjanarko Bambang. Abortus. Fak UMJ. Jakarta. September 2009.
13. Wikipedia.Abortion;2 0ktober 2010:1-20
Diunduh dari : http://en.wikipedia.org/wiki/abortion
14. Taber, Ben-zion. Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi (Manual of gynecologic
and obstetric emergencies). Ben-zion. Taber ; Alih bahasa, Teddy Supriyadi Johanes Gunawan ; Editor,
Megawati S. Ed 2, Jakarta, EGC 1994 : 56 – 77.
15. Rosewood Drive.Induced Abortion.The American Congress of obstetricians and
gynecologists:Danvers,MA;750-8400
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 14/24
16. Patrick lee and Robert p.george.The wrong of abortion,Abortion;1-25.
Definisi
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 15/24
Persalinan yang dilakukan melalui vagina.
Tanda-tanda persalinan normal:
lendir bercampur darah ,dari sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas
sehingga menyababkan keluarnya lendir bercampur darah.
Air ketuban dan kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehingga keluar
cairan.
Kontraksi yang teratur ,kontraksi timbul secara teratur ,mula-mula kontraksi hanya
sebentar kemudian bertambah lama,bertambah kuat dan jarak kontraksi 1 dengan
kontraksi lain menjadi dekat.
Proses dan mekanisme
KALA I:
Di mulai saat persalinan mulai
Selesai saat pembukaan lengkap / dilatasi serviks sempurna (10 cm)
Biasanya berlangsung antara 18-24 jam
Terdiri atas 2 fase :
Fase Laten (selama 8 jam dengan pembukaan 4 cm)
Fase Aktif (selama 7 jam dengan pembukaan 6 cm)
Ø Ketika pembukaan sudah lengkap maka ketuban akan pecah dgn sendirinya. Jika
belum pecah lakukan amniotomi menggunakan ½ koeher.
Ø Diperkirakan berlangsung kira-kira 13jam (primigradiva) dan kira-kira 7jam
(multipara).
Ø Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin
Frekuensi DJJ; jika normal periksa tiap 30 menit pada kala I dan 15 menit pada kala II.
Jika tidak normal dan beresiko periksa tiap 15 menit pada kala I dan tiap 5 menit pada kala II.
Kontraksi uterus; mengevaluasi frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi uterus.
Intensitasnya di ukur berdasarkan ketegangan yang dicapai uterus.
Vital sign ibu; di periksa minimal tiap 4 jam. Jika selaput ketuban telah pecah maka suhu
di periksa tiap 1 jam.
Pemeriksaan vagina; teknik vagina tussae ubutk mengetahui kemajuan persalinan, status
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 16/24
serviks dan station Hodge.
Asupan oral; oabta analgesic untuk mengurangi nyeri secara peroral 150 ml sebelum
partus di mulai. Asupan peroral juga akan memperlama pengosongan lambung yang berguna
bagi ibu saat persalinan berlangsung.
Cairan infus; pemberian oksitosin profilaksis dan bersifat therapeutik pada atonia uteri.
Serta bermanfaat untuk pencegahan dehidrasi dan asidosis dengan glukosa, Natrium dan air.
Posisi ibu; usahakan senyaman mungkin sesuai keinginan ibu untuk mempermudah dan
memperlancar persalinan.
Amniotomi; pemecahan selaput ketuban jika belum pecah dengan spontan akan
mempercepat terjadinya persalinan serta jadi deteksi dini mekonium amnion.
Fungsi kandung kemih; distensi kandung kemih dihindari karena dapat berakibat
macetnya persalinan dan infeksi saluran kemih.
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 17/24
KALA II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir
Terjadi selama < 2 jam pada nulipara dan < 1 jam pada multipara
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dgn terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pd rektum/vagina
Perineum menonjol
Vulva-vagina & sfingter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
(mekanisme persalian normal):
- Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus
dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan
pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
- Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his
dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 18/24
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi
ekstensi dan menegang.
- Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).- Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
- Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
- Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang
- Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter
depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Daya ekspulsif ibu
Mengejan merupakan reflex spontan
Ada istirahat bagi ibu dan janin untuk memulihkan diri dari efek gabungan kontraksi
uterus, menhan nafas dan uaya fisik yang besar
Posisi jongkok atau ½ jongkok dengan bantal akan meningkatkan daya ekspulsif ibu
Jika kepala janin semakin turun, terlihat penonjolan perineum
Saat ke[ala menuruni panggul, ibu biasanya reflex mengeluarkan feses
Kepala janin terlihat melalui lubang vuva , dimana tahanan perineum terhadap dorongan
sudah rendah sehingga siap pelahiran
Saat di mulai kelahiran spontan kepala perineum lebih menonjol dan vulvo-vaginal lebar
Saat kepala makin terlihat diameter vulva dan vagina teregang jauh hingga melingkari
diameter ternesar kepala janin (crowning)
Dilakukan atau tidaknya episiotomi akan beresiko. Jika episiotomi, resiko laserasi spontan
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 19/24
meningkat terutama pada nulipara. Sedangkan jika tidak di episiotomi robekan anterior
mengenai uretra dan labia
Manuver ritgen: tekanan sedang ke atas dilakukan pada dagu janin dengan tangan
posterior ditutup kain atau handuk steril sementara, regio sub-oksiput kepala janin ditahan
terhadap simfisis Bregma (fontanela anterior), dahi dan wajah berturut-turut muncul dari perineum
Mangusap wajah, lubang hidng, serta mulut bayi agar bayi bernafas dan meminimalisir
cairan amnion dan darah
Saat kelahiran bahu, biarkan kepala janin putar paksi luar lalu baru letakkan kedua
tangan di masing-masing muka kanan-kiri bayi.
Traksi ke bawah untuk melahirkan bahu anterior
Traksi ke atas untuk melahirkan bahu posterior
Selanjutnya tangan kita menelusuri dari kepala bayi ke perineum tangan membiarkan dan
menahan lengan-siku saat lewat perineum
Setelah lengan dan tubuh lahir, lengan anterior menelusuri dari punggung bayi ke arah
kaki bayi dan menyangganya saat kaki lahir.
KALA III
Ø Dimulai stlh lahirnya bayi & berakhir dgn lahirnya plasenta & selaput ketuban
Ø Uterus teraba keras dgn fundus uteri agak di ats pusat, kmudian uterus akan
berkontraksi lg u/mengeluarkan plasenta dr dindingnya
Ø Pengeluaran plasenta berlangsung 6-15 menit, pengeluaran disertai dgn
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 20/24
pengeluaran darah
Ø Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Ø Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalahbersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
KALA IV
Ø Dimulai stlh lahirnya plasenta dan berakhirnya 2 jam stlh itu (post partum)
Ø Menilai pendarahan jam pertama 15 menit dan jam kedua 30 menit
Ø 7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4:
kontraksi uterus harus baik,
tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
kandung kencing harus kosong,
luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
resume keadaan umum bayi, dan
resume keadaan umum ibu
FAKTOR MEKANIK DALAM KEHAMILAN (3P – Power, Passage, Passenger)
Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu. His normal meliputi kontraksi simetris,
dominasi fundus uteri, adnya relaksasi.
Passage
Keadaan jalan lahir. Terdiri atas pintu atas, terngah dan bawah panggul.
Pintu atas panggul
Promontorium (N = 11 cm dari simfisis)
Diameter oblikus (N = 13 cm)
Pintu tengah panggul
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 21/24
Pelvic side wall
Spina ichiadika
Pintu bawah panggul
Sacrum
Coccygeus
Arcus pubis (N = 90 derajat)
Tubera ossis iscii
Adapun jenis-jenis panggul:
Ginekoid → PAP bulat
Android → PAP segitiga
Antropoid → PAP sedikit lonjong
Platipeloid → menyempit pada bagian muka
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 22/24
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan
anatomik mayor).
Ukuran kepala janin:
Diameter suboksipito-bregma (N=9,5 cm)
Diameter oksipito-frontalis (N=11,7 cm)
Diameter oksipito-mentalis (N=13,5 cm)
Diameter submento-bregma (N=9,5 cm)
Diameter biparietal (N=9,5 cm)
Diameter bitemporal (N= 8cm)
Posisi dan variasi janin:
Ubun-ubun → teraba ubun-ubun kecil
Dahi → teraba dahi dan ubun-ubun besar
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 23/24
Muka → teraba dagu
Bokong → teraba sacrum
5/13/2018 Abortus Case 5 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/abortus-case-5 24/24