Abalone Ok

12
TEKNIK BUDIDAYA ABALONE (haliotis asinina) Seleksi Benih Siap Tebar Benih merupakan salah tahap suatu kegiatan budidaya yang sangat menentukan keberhasilan yang akan dicapai. Kesalahan dalam memilih benih akan menimbulkan danpak kerugian yang besar, seperti tingginya tingkat kematian saat proses pemeliharaan dan lambatnya pertumbuhan. Oleh karena itu, seleksi benih sebelum penebaran harus dilakukan dengan tepat. Kriteria benih siap tebar untuk budidaya kerang abalone adalah sebagai berikut: - Ukuran benih relatif seragam yaitu 1 cm/ekor (ukuran panjang cangkang). - Telah mampu memanfaatkan pakan rumput laut segar sebagai makanannya, seperti Gracilaria sp atau Ulva sp. - Sensitif terhadap respon dari luar. Benih kerang abalone yang sehat akan cepat merespon ransangan dari luar. Tanda-tanda yang diberikan adalah sebagai berikut: * kerang abalone yang cenderung melekat kuat pada substrak jika disentuh * jika direndam dalam air tawar akan mengkerut dan mengeras, dan apabila dikembalikan ke air laut akan cepat melakukan pergerakan.

Transcript of Abalone Ok

Page 1: Abalone Ok

TEKNIK BUDIDAYA ABALONE (haliotis asinina)

Seleksi Benih Siap Tebar

Benih merupakan salah tahap suatu kegiatan budidaya yang sangat

menentukan keberhasilan yang akan dicapai. Kesalahan dalam memilih benih

akan menimbulkan danpak kerugian yang besar, seperti tingginya tingkat

kematian saat proses pemeliharaan dan lambatnya pertumbuhan. Oleh karena itu,

seleksi benih sebelum penebaran harus dilakukan dengan tepat. Kriteria benih siap

tebar untuk budidaya kerang abalone adalah sebagai berikut:

- Ukuran benih relatif seragam yaitu 1 cm/ekor (ukuran panjang cangkang).

- Telah mampu memanfaatkan pakan rumput laut segar sebagai makanannya,

seperti Gracilaria sp atau Ulva sp.

- Sensitif terhadap respon dari luar.

Benih kerang abalone yang sehat akan cepat merespon ransangan dari luar.

Tanda-tanda yang diberikan adalah sebagai berikut:

* kerang abalone yang cenderung melekat kuat pada substrak jika disentuh

* jika direndam dalam air tawar akan mengkerut dan mengeras, dan apabila

dikembalikan ke air laut akan cepat melakukan pergerakan.

* jika dipegang terasa kenyal dan padat serta tidak lemas.

- Cangkang tidak pecah atau cacat.

- Tidak terdapat luka pada bagian badan/daging.

Padat Tebar dan Aklimatisasi

Daya dukung lahan sangat perlu dipertimbangkan untuk menentukan padat

penebaran (stocking density) dan ukuran benih tebar, selain itu tingkah laku dan

sifat yang dimiliki oleh biota juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan

padat tebar. Diantara sifat kerang abalone yang dapat dijadikan sebagai dasar

penentuan padat tebar adalah pergerakan yang lanbat dan hidup menempel pada

substrak dan tidak memerlukan areal yang luas untuk melakukan aktivitasnya. Hal

ini sangat memungkinkan untuk penebaran tinggi. Di Negara Jepang, padat

penebaran H. asinina ukuran 25mm 731-1426 ekor/m2 (Singhagraiwan and Doi,

1993). Di Indonesia, Loka Budidaya Laut-Lombok yang memelihara kerang

Page 2: Abalone Ok

abalone dengan penerapan 2 metode memiliki padat tebar dan cara aklimatisasi

yang berbeda.

Langkah awal sebelum penebaran adalah aklimatisasi atau penyesuaian

terhadap lingkungan yang baru. Aklimatisasi mutlak dilakukan sebelum

penebaran kedalam wadah budidaya. Tindakan ini dimaksudkan untuk

mengurangi resiko kegagalan (kematian) saat awal pemeliharaan. Perubahan

lingkungan secara tiba-tiba akan dapat menimbulkan stress pada biota, bahkan

dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, lakukanlah aklimatisasi terlebih

dahulu sebelum penebaran. Tingkat padat tebar dan cara aklimatisasi pada ke dua

metode adalah sebagai berikut:

a. Metode Pen-culture

Pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar dalam penentuan padat

tebar pada metode pen-culture, selain sifat dan tingkah laku kerang abalone adalah

kondisi perairan saat surut terendah yang dapat berlangsung beberapa saat. Pada

saat surut, kuantitas air yang berada dalam pen-culture sangat minim serta

kemungkinan tidak terjadi pertukaran air. Keadaan ini sangat mengkwatirkan jika

dilakukan dalam penebaran tinggi. Oleh karena itu, padat tebar metode pen-

culture sebaiknya berkisar antara 100-150 ekor/m2.

Cara aklimatisasi pada metode ini yaitu dengan cara aklimatisasi dalam

bak terlebih dahulu dengan mempergunakan media air dari lokasi pen-culture.

Kantong diapungkan beberapa saat (15-20 menit), kemudian dibuka dan

dimasukkan air perlahan-lahan. Tebar benih abalone kedalam bak selama 20-30

menit dengan keadaan sirkulasi air.

Penebaran dalam pen-culture dapat dilakukan setelah kerang abalone

terlihat telah dapat menerima kondisi linkungan yang baru, ditandai dengan gerak

aktif kerang abalone untuk mencari tempat bersembunyi. Penebaran dilakukan

pada saat air mulai pasang yang ditebar merata dalam pen-culture (dibeberapa

tempat).

Page 3: Abalone Ok

b. Metode KJA

Berbeda dengan metode KJA, padat tebar bisa lebih tinggi. Tingginya

padat penebaran pada metode ini dikarenakan sirkulasi air selalu terjamin setiap

saat sehingga kualitas air lebih terjamin. Pada metode ini, yang harus

dipertimbangkan selain sifat dan tingkah laku kerang abalone serta sirkulasi air

adalah luas permukaan substrak. Hal ini erat kaitannya dengan penyebaran kerang

abalone. Dengan percobaan yang telah dilakukan oleh Loka Budidaya laut-

Lombok, padat tebar metode KJA sebaiknya berkisar antara 350-400 ekor/m2.

Cara aklimatisasi di KJA dapat dilakukan dalam bak ataupun langsung

didalam wadah pemeliharaan. Kantong yang berisi benih diapungkan dalam

wadah pemeliharaan 15-20 menit, kantong dibuka dan dimasukkan air dari luar

kantong secara perlaha-lahan hingga hampir penuh, balik bagian dalam kantong

menjadi luar kantong dan biarkan benih kerang abalone lepas dengan sendirinya.

Setelah beberapa saat, benih kerang abalone yang masih menempel pada kantong

segera dilepas dan dimasukkan kedalam wadah pemeliharaan.

Pakan dan Pemberian Pakan

Pakan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menunjang

keberhasilan budidaya kerang abalone, kelangsungan hidup dan pertumbuhan.

Ketepatan jenis pakan yang diberikan menjadi pertimbangan utama dalam

pemberian pakan. Jenis pakan kerang abalone adalah seaweed yang biasa disebut

makro-alga, namun tidak semua dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber

makanan. Saat ini, pakan yang terbaik yang diberikan adalah Gracilaria sp yang

merupakan makanan favorit untuk kerang abalone. Selain Gracilaria sp, jenis

seaweed yang yang lain juga dapat diberikan, seperti Ulva sp. Saat pemberian

pakan, perlu diperhatikan kebersihan dan kesegaran pakan. Hal ini bertujuan

untuk menghindari adanya predator-predator yang terbawa dan menghindari

pakan yang hampir/telah mati yang nantinya akan membusuk dan menimbulkan

racun bagi kerang abalone.

Page 4: Abalone Ok

Pada metode pen-culture, pemberian pakan dilakukan jika ketersediaan

pakan yang sebelumnya telah ditumbuhkan dalam wadah terlihat mulai sedikit.

Pemberiannya dilakukan pada saat air sedang surut dengan cara menyelipkan

antara jejeran genteng. Jumlah setiap penambahan pakan yang diberikan sebanyak

25-30 kg berat basah/unit pen-culture.

Pemberian pakan pada metode KJA berbeda dengan metode pen-culture.

Pada metode KJA, frekuensi pemberian pakan dilakukan 2-3 hari sekali sebanyak

2-5kg/unit wadah. Kelebihan dalam pemberian pakan pada metode KJA akan

menimbulkan bahaya yaitu matinya sebagian Gracilaria sp dalam wadah yang

menimbulkan bau busuk yang kemungkinan besar mengandung bahan beracun

(seperti NH3 dan H2S) yang dapat bersifat racun dan mematikan. Oleh karena itu,

pengelolaan dan pengontrolan pakan harus dilakukan dengan tepat.

Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan Konversi Pakan

Kerang abalone adalah hewan yang sangat lambat tumbuh. Untuk

mencapai ukuran diatas 8cm/ekor dengan berat 30-40gr/ekor, dibutuhkan masa

waktu pemeliharaan 12-14 bulan dengan ketersediaan pakan yang selalu cukup.

Pada awal pemeliharaan, pertumbuhan panjang cangkang sejalan dengan

pertumbuhan berat hingga mencapai ukuran cangkang 4cm dengan berat 11,5-

13,37gr. Setelah mencapai ukuran diatas 4cm, pertumbuhan lebih mengarah

terhadap pertumbuhan berat. Kelangsungan hidup kerang abalone yang dicapai

dalam masa pemeliharaan 12-14 bulan sebesar 55-63%.

Sifat kerang abalone yang sangat rakus namun lambat tumbuh

mengakibatkan tingginya nilai konversi pakan (Feeding Convercation of Ratio;

FCR) yang dapat mencapai 27-29, artinya untuk meningkatkan berat badan

sebesar 1 gr, kerang abalone harus memakan makanan sebanyak 27-29gr.

Pengontrolan dan Pergantian waring.

Gerakan kerang abalone yang sangat lambat juga merupakan suatu titik

kelemahan, yaitu mudahnya predator-predator untuk memangsanya. Dengan

Page 5: Abalone Ok

adanya tindakan pengontrolan, predator-predator dapat langsung dimusnahkan

dengan cara pengambilan langsung dari dalam wadah budidaya.

Pada metode pen-culture, pengontrolan sangat sulit untuk dilakukan

dikarenakan ketergantungan pada surutnya air laut dan desain substrak yang

cukup sulit untuk menemukan adanya predator. Salah satu cara untuk mencegah

adanya predator adalah desain pen-culture yang rapat sehingga tidak terdapat

lubang/tempat masuknya predator serta melakukan pengontrolan secara

menyeluruh setiap 3 atau 4 bulan sekali dengan cara membongkar susunan

substrak. Hal ini juga bertujuan untuk memperbaiki kembali susunan substrak.

Dinding pen-culture yang terbuat dari waring sangat mudah kotor akibat

dari sedimen yang terbawa dalam badan air serta tumbuhan biofouling (tumbuhan

penempel) yang dapat mennganggu sirkulasi air. Selain itu, waring yang telah

kotor akan lebih mudah sobek dikarenakan tertahannya arus hempasan ombak.

Oleh karena itu pergantian waring perlu untuk dilakukan minimal 1 bulan sekali.

Pada metode KJA, pengontrolan terhadap predator lebih mudah untuk

dilakukan. Pengontrolan dapat dilakukan minmal 3-4 hari sekali atau sebelum

pemberian pakan dengan cara mengangkat wadah budidaya ke permukaan.

Predator-predator dapat segera dimusnahkan serta kerang abalone yang sakit dapat

dilakukan tindakan pengobatan. Untuk memperlancar sirkulasi air dalam wadah,

pergatian wadah/waring minimal dilakukan setiap bulan.

Hama dan Penyakit

Hama

Hama merupakan hewan pengganggu dan pemangsa dalam budidaya

kerang abalone. Jenis hama yang terdapat dalam wadah budidaya kerang abalone

diberdakan menjadi 3 golongan, yaitu; 1) hama pengganggu; 2) penyaing; dan 3)

pemangsa/predator. Diantara ke tiga golongan hama tersebut, predator merupakan

hama yang sangat berbahaya terhadap kehidupan kerang abalone.

Gerakan kerang abalone yang lambat sangat memudahkan predator-

predator untuk dapat memangsanya. Jenis predator yang sering dijumpai dalam

wadah budidaya kerang abalone adalah kepiting-kepiting laut. Sedangkan hama

Page 6: Abalone Ok

yang lain seperti udang-udangan dan kerang-kerang laut menjadi pengganggu dan

penyaing ruang gerak serta makanan. Contoh; teritip.

Teritip harus selalu dibersihkan sebagai tindakan pencegahan akan

terjadinya luka, karena cangkangnya yang runcing dan tajam. Teritip akan

menjadi masalah jika terdapat dalam jumlah banyak pada substrak, selain sebagai

penyaing oksigen juga akan menyulitkan kerang abalone untuk bergerak leluasa

dan bahkan dapat tumbuh pada cangkang kerang abalone.

Masuknya hama dapat melalui lubang-lubang yang terdapat pada wadah

ataupun melalui makanan yang diberikan. Oleh karena itu, tindakan

penanggulangan dan pemberantasan perlu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pakan yang diberikan harus dalam keadaan bersih dari partikel yang

melekat ataupu hewan lainnya.

b. Pengontrolan dalam wadah budidaya secara kontinyu/periodik.

c. Pemusnahan hama yang ditemukan didalam maupun diluar wadah

budidaya.

d. Pengontrolan terhadap keadaan wadah.

Penyakit

Penyakit merupakan suatu hal yang sangat mengkwatirkan dalam

keberhasilan kegiatan budidaya. Penyakit pada kerang abalone akan timbul saat

kondisi kerang abalone menurun akibat adanya perubahan suatu keadaan tertentu,

seperti lingkungan yang kotor menyebabkan kualitas air menurun yang

menimbulkan stress pada kerang abalone atau penanganan yang kurang hati-hati

yang dapat menimbulkan luka. Pada keadaan seperti ini, kerang abalone sangat

riskan terhadap serangan penyakit.

Pada metode KJA, penyebab lingkungan yang kotor sering kali disebabkan

oleh pemberian pakan yang terlalu banyak. Pakan tersebut akan membusuk jika

tidak habis dalam waktu 3-4 hari. Oleh karena itu, pemberian pakan yang

berlebihan harus dihindari serta kesegaran pakan yang diberikan tetap terjamin.

Page 7: Abalone Ok

Penyakit yang menyerang kerang abalone, saat masih terus di identifikasi

untuk mengetahui penyebabnya. Salah satu gejala yang ditimbulkan adalah

timbulnya warna merah seperti karat pada bagian selaput gonad (bagian bawah

cangkang). Kerang abalone yang mengalami gejala ini, dalam waktu 5-6 hari

lapisan selaput akan sobek, nampak lemas dan jika dipegang sangat lembek (tidak

dapat merespon ransangan luar) yang akhirnya mengalami kematian. Tindakan

pencegahan yang telah dilakukan saat ini adalah tindakan karantina atau

pemisahan pada tempat khusus sebelum selaput gonad sobek/terpisah dari

cangkang, kemudian dilakukan tindakan pengobatan dengan cara pengolesan

acriflavin atau betadine dalam dosis tinggi (500ppm) pada selaput tersebut secara

kontinyu selama 3 hari. Tindakan ini juga dilakukan pada kerang abalone yang

mengalami luka.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan merupakan tindakan yang sangat

tepat sebagai langkah awal dalam meningkatkan keberhasilan budidaya kerang

abalone. Tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit dapat dilakukan dalam

beberapa cara, yaitu:

a. Hindari pemberian pakan yang berlebih

b. Pakan yang diberikan dalam keadaan segar dan bersih.

c. Pakan yang telah rusak/busuk segera dibuang dari wadah budidaya.

d. Hindari luka akibat penanganan, baik saat pergantian wadah maupun saat

melepas dari substrak serta hindari penanganan yang dapat menimbulkan

stress.

e. Gunakan bahan yang elastis untuk melepas kerang abalone dari substrak.

f. Ganti wadah dan bersihkan substrak dari biota yang menempel, seperti

teritip.

g. Ketersediaan pakan dalam wadah budidaya selalu tersedia dan dalam

jumlah yang cukup.