A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf ·...

14
A. Pendahuluan Mual biasanya diartikan seperti keinginan untuk muntah atau merasa tidak nyaman di tenggorokan atau daerah epigastrium sehingga memberikan tanda pada seseorang untuk muntah. Sedangkan muntah diartikan sebagai pembersihan isi lambung melalui mulut, sering membutuhkan dorongan yang kuat (DiPiro, 2008). Mual dinyatakan sebagai sensasi subjektif sebagai hasil dari stimulasi lapisan gastrointestinal, yang kemoreseptor trigger zone di dasar ventrikel keempat, vestibular, atau korteks serebral. Muntah adalah refleks neuromuskuler yang merupakan jalur akhir yang umum setelah stimulasi. Muntah dapat terjadi tanpa rasa mual, dan mual tidak selalu menyebabkan muntah. Kedua gejala ini, bersama-sama atau sendiri, bisa sangat mengganggu dan tidak membyat rasa nyaman bagi pasien dan keluarga (Fraser Health, 2006). Mual dan muntah disebabkan oleh banyak gangguan. Sistem saraf pusat (SSP) menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, sakit kepala migrain, metastasis otak, disfungsi vestibular, keracunan alkohol, dan kecemasan. Penyebab penyakit infeksi termasuk virus gastroenteritis, keracunan makanan, peritonitis, meningitis, dan infeksi saluran kemih. Penyebab metabolik termasuk hiperkalsemia, uremia, hiperglikemia, dan hiponatremia. Penyebab gangguan pencernaan, seperti gastroparesis, obstruksi usus, distensi, dan iritasi mekanik, dapat menyebabkan mual dan muntah. Di antara banyak obat yang dapat menyebabkan mual dan muntah diantaranya kemoterapi kanker, antibiotik, antijamur, dan analgesik opiat. Muntah tak terkendali dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, malnutrisi, pneumonia aspirasi, dan air mata esofagus. Mual dan muntah sering mengurangi asupan makanan dan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri. Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada pasien kanker dengan mual dan muntah akibat kemoterapi dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki gejala-gejala. Mual dan muntah juga dapat terjadi pasca operasi. Mual dan muntah pasca operasi, didefinisikan sebagai mual dan muntah yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah operasi, mempengaruhi antara 20% dan 30% dari pasien. Sebanyak 70% sampai 80% dari pasien berisiko tinggi mungkin terpengaruh. Etiologi dari mual dan muntah pasca operasi, dianggap multifaktorial, melibatkan individu, anestesi, dan beberapa faktor terkait. Risiko hasil mual dan muntah pasca operasi bedah adalah peningkatan ketidaknyamanan pasien dan ketidakpuasan dan peningkatan biaya terkait serta lamanya tinggal di rumah sakit. Salah satu studi menunjukkan bahwa waktu untuk debit meningkat sebesar 25% pada pasien dengan mual dan muntah pasca operasi. Komplikasi medis serius seperti aspirasi paru, meskipun jarang, juga terkait dengan muntah. Mual dan muntah pasca operasi merupakan masalah yang signifikan bagi pasien: dalam satu studi, pasien lebih peduli tentang mual dan muntah pasca operasi dari pada nyeri pasca operasi. Pasien bersedia untuk menghabiskan banyak uang untuk pengobatan antiemetik yang efektif. B. Etiologi Mual dan muntah berkaitan dengan berbagai presentasi klinis. Selain penyakit gastrointestinal, salah satu mungkin karena penyakit kardiovaskular, infeksi, neurologis, atau proses penyakit metabolik. Mual dan muntah dapat terjadi pada kondisi seperti kehamilan, 2

Transcript of A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf ·...

Page 1: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

A. PendahuluanMual biasanya diartikan seperti keinginan untuk muntah atau merasa tidak nyaman

di tenggorokan atau daerah epigastrium sehingga memberikan tanda pada seseorang untukmuntah. Sedangkan muntah diartikan sebagai pembersihan isi lambung melalui mulut, seringmembutuhkan dorongan yang kuat (DiPiro, 2008). Mual dinyatakan sebagai sensasi subjektifsebagai hasil dari stimulasi lapisan gastrointestinal, yang kemoreseptor trigger zone di dasarventrikel keempat, vestibular, atau korteks serebral. Muntah adalah refleks neuromuskuleryang merupakan jalur akhir yang umum setelah stimulasi. Muntah dapat terjadi tanpa rasamual, dan mual tidak selalu menyebabkan muntah. Kedua gejala ini, bersama-sama atausendiri, bisa sangat mengganggu dan tidak membyat rasa nyaman bagi pasien dan keluarga(Fraser Health, 2006).

Mual dan muntah disebabkan oleh banyak gangguan. Sistem saraf pusat (SSP)menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, sakit kepala migrain, metastasis otak,disfungsi vestibular, keracunan alkohol, dan kecemasan. Penyebab penyakit infeksi termasukvirus gastroenteritis, keracunan makanan, peritonitis, meningitis, dan infeksi saluran kemih.Penyebab metabolik termasuk hiperkalsemia, uremia, hiperglikemia, dan hiponatremia.Penyebab gangguan pencernaan, seperti gastroparesis, obstruksi usus, distensi, dan iritasimekanik, dapat menyebabkan mual dan muntah. Di antara banyak obat yang dapatmenyebabkan mual dan muntah diantaranya kemoterapi kanker, antibiotik, antijamur, dananalgesik opiat. Muntah tak terkendali dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbanganelektrolit, malnutrisi, pneumonia aspirasi, dan air mata esofagus. Mual dan muntah seringmengurangi asupan makanan dan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk merawatdirinya sendiri. Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan padapasien kanker dengan mual dan muntah akibat kemoterapi dibandingkan dengan pasien yangtidak memiliki gejala-gejala.

Mual dan muntah juga dapat terjadi pasca operasi. Mual dan muntah pasca operasi,didefinisikan sebagai mual dan muntah yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah operasi,mempengaruhi antara 20% dan 30% dari pasien. Sebanyak 70% sampai 80% dari pasienberisiko tinggi mungkin terpengaruh. Etiologi dari mual dan muntah pasca operasi, dianggapmultifaktorial, melibatkan individu, anestesi, dan beberapa faktor terkait. Risiko hasil mualdan muntah pasca operasi bedah adalah peningkatan ketidaknyamanan pasien danketidakpuasan dan peningkatan biaya terkait serta lamanya tinggal di rumah sakit. Salah satustudi menunjukkan bahwa waktu untuk debit meningkat sebesar 25% pada pasien denganmual dan muntah pasca operasi. Komplikasi medis serius seperti aspirasi paru, meskipunjarang, juga terkait dengan muntah. Mual dan muntah pasca operasi merupakan masalah yangsignifikan bagi pasien: dalam satu studi, pasien lebih peduli tentang mual dan muntah pascaoperasi dari pada nyeri pasca operasi. Pasien bersedia untuk menghabiskan banyak uanguntuk pengobatan antiemetik yang efektif.

B. EtiologiMual dan muntah berkaitan dengan berbagai presentasi klinis. Selain penyakit

gastrointestinal, salah satu mungkin karena penyakit kardiovaskular, infeksi, neurologis, atauproses penyakit metabolik. Mual dan muntah dapat terjadi pada kondisi seperti kehamilan,

2

Page 2: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

atau karena pemberian obat tertentu, seperti yang digunakan dalam kemoterapi kanker.Etiologi psikogenik gejala ini mungkin terjadi, terutama pada wanita muda dengan gangguanemosional. Etiologi antisipatif mungkin dapat muncul, seperti pada pasien yang sebelumnyatelah menerima kemoterapi sitotoksik.

Selain mengidentifikasi kondisi yang berhubungan dengan mual dan muntah,penting untuk mengatasi penyebab pada bidang medis. Misalnya, mual dan muntah dapatterjadi pada 70% pasien dengan infark miokard inferior atau ketoasidosis diabetes. 80%sampai 90% dari pasien dengan Addisonian crisis, pankreatitis akut, atau apendisitis akutdapat hadir dengan mual dan muntah. Etiologi mual dan muntah memiliki perbedaan menurutusia pasien. Misalnya, muntah pada bayi baru lahir selama hari pertama kehidupanmenunjukkan obstruksi saluran pencernaan bagian atas atau peningkatan tekanan intrakranial.Penyakit lain yang terkait dengan muntah pada anak-anak termasuk stenosis pilorus, ulkusduodenum, stres ulkus, insufisiensi adrenal, septicemia, dan penyakit pankreas, atau hati.Juga, kegagalan hepatoseluler terlihat pada sindrom Reye dapat menyebabkan edema serebralyang mendalam diikuti oleh emesis persisten. Sebuah etiologi umum dari muntah pada anakadalah gastroenteritis virus yang disebabkan oleh rotavirus. Muntah pada bayi dapatberhubungan dengan sesuatu yang sederhana seperti overfeeding, makan cepat, bersendawatidak memadai, atau berbaring terlalu cepat setelah makan. Jenis muntah biasanyamenunjukkan masalah yang biasa dan dapat segera dihilangkan dengan pengalihan perhatianuntuk makan.

Drug-induced mual dan muntah harus diperhatikan secara khusus, terutama denganmeningkatnya jumlah pasien yang menerima pengobatan sitotoksik. Sebuah sistem klasifikasiempat tingkat mendefinisikan risiko emesis dengan agen sitotoksik yang spesifik. Meskipunbeberapa agen mungkin memiliki risiko muntah lebih besar daripada yang lain, kombinasidari agen, dosis tinggi, pengaturan klinis, kondisi psikologis, pengalaman perawatansebelumnya, dan stimulus yang tidak biasa dari penglihatan, penciuman, atau rasa dapatmengubah respon pasien terhadap terapi obat. Dalam pengaturan ini, mual dan muntahmungkin tidak dapat dihindari dan beberapa pasien mengalami masalah ini begitu intenskemoterapi yang ditunda atau dihentikan. Selain risiko muntah berbagai rejimen sitotoksik,etiologi mual dan muntah pada pasien kanker pun mulai dikembangkan.

C. PatofisiologiSecara berturut – turut , tiga fase emesis adalah nausea , retching, dan vomiting.

Nausea, adalah suatu keadaan ingin muntah, hal ini terkait dengan gerakan stasis lambungdan dapat dianggap sebagai gejala yang tunggal dan terpisah. Retching adalah gerakan ototperut dan dada sebelum terjadinya Vomitting (muntah). Vomiting merupakan tahapan akhirdari fase dalam emesis. Terjadi karena adanya gerakan pengosongan lambung yang sangatkuat yang disebabkan oleh retroperistalsis GI. Peristiwa muntah ini membutuhkan kontraksiterkoordinasi dari otot-otot perut, pilorus, dan antrum, timbul sebuah kardia dalam lambung,berkurangnya tekanan sfingter pada esofagus, dan terjadi fase dilatasi pada esophagus.Beberapa symptom autonom sering di rasakan bersamaan dengan peristiwa muntah misalnyamuka tampak pucat,takikardi, dan diaphoresis.

Vomiting (muntah) dipicu oleh impuls yang masuk (afferent impulses) ke pusatpengendali rasa ingin muntah yaitu nucleus dari sel yang terletak di dalam medulla. Impuls di

3

Page 3: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

terima dari pusat sensory, seperti Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ), korteks serebral, sarafafferent yang berasal dari faring dan saluran gastrointestinal. saat muntah terjadi impulsafferent akan di gabungkan oleh pusat pengendali rasa muntah dan pada akhirnyamenghasilkan impuls efferent yang di kirimkan ke saraf pengendal salivasi , saraf pengendalipernapasan, faring, otot perut sehingga menyebabkan terjadinya vomiting (muntah).

CTZ terletak pada postrema dari keempat bagian otak, CTZ merupakan chemosensoryyang paling utama yang menginduksi terjadinya muntah. Hal ini terjadi karena posisi dariCTZ ini sangat mudah untuk di jangkau oleh bloodborne dan juga toxin cairan serebrospinal,oleh karena itu agen sitotoksi sangatlah mudah untuk menstimulasi zona ini dibandingkancortex serebral dan afferent visceral. Hal yang sama terjadi pada rasa mual dan muntah saatkehamilan, yaitu karena terstimulasinya zona (CTZ) ini.

Kebanyakan reseptor neurotransmitter terletak pada pusat pengendali muntah(vomiting center) , CTZ, dan jalur gastrointestinal. Seperti kolinergik reseptor, histaminic,dopaminergik, opiate, serotonergic, neurokinin dan benzodiazepine reseptor. Jadi agenkemoterapi , metabolitnya, atau senyawa penyebab emesis secara teoritis mempengaruhiproses emesis jika mereka menstimulasi satu atau beberapa dari reseptor tersebut. Danbiasanya, Antiemetik efektif bekerja secara antagonis atau memblok emetogenik reseptor.

D. Manifestasi klinisTanda dan gejala klinis untuk mual dan muntah seringkali terjadi bersamaan dan

semuanya berhubungan atau berkesinambungan, dan sering mucul sebagai manifestasi yangsimple dan complex(Dipiro, 2008).1 Secara umum

Manifestasi klinisnya tergantung pada kehebatan dan seberapa parah penderita. 2 Dilihat dari symptomnya, secara simple seperti self-limiting,terjadi secara spontan dan

hanya membutuhkan terapi symptomatic dan atau secara kompleksnya ditunjukan denganketidakseimbangan cairan dan elektrolit, juga berhubungan dengan adanya induksi zattoksik keadaan psikogenik.

3 Dilihat dari tanda klinis secara simple misalnya pasien merasa tidak nyaman dan atausecara kompleks misalnya kehilangan berat badan, demam, sakit perut.

4 Test laboratorium untuk nilai konsentrasi serum elektrolit, dan evaluasi aktivitas jalurgastrointestinal atas dan bawah.

5 Informasi lain seperti riwayat keluarga terutama psikogenik vomiting, jumlah cairan yangmasuk dan keluar, perubahan kondisi fisiologis yang sedang terjadi sepertipengelihatan,sakit kepala,stress (Dipiro,2008).

E. DiagnosisEvaluasi diagnosis awal untuk pasien yang mengalami mual dan muntah adalah

onset dari symptom, tingkat keparahan symptom yang ditunjukan, durasi symptom, level airdan elektrolit tubuh , kondisi medis serta obat – obat yang sedang digunakan, dan jugapengaruh makanan serta jika adanya infeksi. Hal ini menunjukan perlunya pemahaman yangbenar tentang nausea dan vomiting sehingga kondisi khusus dapat ditangani secara spesifikartinya treatment yang di berikan dapat dispesifikan tergantung pada hasil diagnosis.

4

Page 4: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

F. Terapi

1. Tujuan terapiTujuan keseluruhan dari terapi antiemetika adalah untuk mencegah atau

menghilangkan mual dan muntah tanpa menimbulkan efek samping atau efek yang tidakdikehendaki secara klinis.

2. General approachPendekatan umum terkait mual dan muntah bervariasi tergantung pada kondisi medis

terkait. Untuk kasus mual dan muntah yang sederhana, pasien dapat melakukan tindakannon farmakologi atau memilih obat non resep. Jika gejala memburuk atau pada kondisimedis yang cukup berat, pasien lebih diuntungkan dengan obat resep karena diresepkanberdasarkan informasi klinis yang terpercaya.

3. Non farmakologiManajemen non-farmakologi untuk mual dan muntah melibatkan pengaturan

makanan, strategi fisik dan psikologis yang sesuai dengan gejalanya. Untuk pasien dengankeluhan sederhana, kemungkinan karena konsumsi makanan atau minuman berlebih atauyang tidak dapat diterima, dapat menghindari atau mengurangi makanan/minumantersebut. untuk gejala yang disebabkan oleh gerakan dapat pulih dengan cepat dengan caramenstabilkan posisinya. Sedangkan untuk intervensi perilaku dapat dilakukan dengan cararelaksasi, self-hypnosis, cognitive distraction dan akupuntur.

4. Farmakologia. Umum

5

Page 5: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Antasida

Antasid OTC tunggal atau kombinasi, terutama yang mengandung magnesiumhidroksida, aluminium hidroksida, dan atau kalsium karbonat, mungkinmemberikan perbaikan yang cukup pada mual / muntah, terutama lewatpenetralan asam lambung. Potensi adverse effect yang harus diwaspadai adalahdiare osmotik karena magnesium atau konstipasi akibat garam alumunium ataukalsium pada pasien yang melakukan swamedikasi dengan dosis antasida yangterlalu sering.

Antihistamin-antikolinergik

Bekerja dengan memotong jalur visceral aferen yang menstimulasi mual danmuntah. Beberapa adverse effect dari penggunaan golongan ini adalahmengantuk, bingung, pandangan, kabur, mulutkering, retensi urin, pada orang tuakemungkinan terjadi takikardia.

Benzodiazepine

Benzodiazepine merupakan antiemetik yang relatif lemah yang biasanyadigunakan untuk mencegah kecemasan atau digunakan pada pasien yangmenerima kemoterapi yang sangat emetogenik. Alprazolam dan lorazepamdigunakan sebagai tambahan antiemetik lain pada pasien yang menerimapengobatan berisi regimen cisplatin.

Buterophenones

Senyawa buterophenones yang memiliki aktivitas antiemetic adalah haloperidoldan droperidol. Bekerja dengan menghambat stimulasi dopaminergic padaChemooreceptor TriggerZone (CTZ).

Cannabinoids

Memiliki efek yang kompleks terhadap sistem saraf pusat. Oral dronabidol dannabilone merupakan agen yang biasa digunakan pada CINV dan tidak dianjurkansebagai first line therapy. Efek samping yang dapat terjadi pada penggunaangolongan ini adalah euphoria, sedasi, depresi, halusinasi dan paranoia.

Kortikosteroid

Deksametason adalah kortikosteroid yang paling umum digunakan dalammanajemen CINV dan mual dan muntah pasca operasi (PONV), baik sebagaiagen tunggal atau dalam kombinasi dengan 5-hydroxytryptamine-3 antagonisreseptor. Kortikosteroid mempengaruhi hampir semua organ tubuh. Insomnia,gangguan gastrointestinal, agitasi, dan stimulasi nafsu makan adalah beberapaefek samping yang umum terjadi.

Histamine (H2) antagonis

Bekerja dengan menurunkan produksi asam lambung dan digunakan sebagaimanejemen mual muntah yang disebabkan oleh heartburn atau gastrointestinalreflux.

5-Hydroxytryptamine-3 Receptor Antagonists

memblokir reseptor serotonin presinaptik pada serat vagal sensorik di dindingusus, efektif menghalangi fase akut CINV. Efek samping yang paling umumterkait dengan agen ini adalah sembelit, sakit kepala, dan asthenia.

6

Page 6: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Metoclopramide

Bekerja dengan memblokir reseptor dopaminergic yang terpusat diChemoreceptor Trigger Zone (CTZ). Meningkatkan tonus sfingter esophagus,membantu pengosongan lambung dan mempercepat transit di usus halus melaluipelepasan asetilkolin.

Olanzapine

Merupakan antipsikotik yang bekerja dengan memblokir beberapaneurotransmitter termasuk dopamine D2 and 5-HT3–RA. Penggunaan olanzapinedalam kombinasi dengan palonosetron dan deksametason, efektif untukpencegahan CINV akut

Phenothiazine

Phenothiazine merupakan agen antiemetik yang paling sering diresepkan. Bekerjadengan memblokir reseptor dopamine di CTZ. Efek samping yang mungkinterjadi pada penggunaan obat ini adalah reaksi hipersensitivitas dengankemungkinan disfungsi hati, sumsum tulang aplasia, dan sedasi berlebihan

b. Chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV)Mual dan muntah yang terjadi dalam waaktu 24 jam dari kemoterapi dikatakan akut,sedangkan ketika mual leibih dari 24 jam setelah pemberian kemoterapi, dikatakankemoterapi terlambat. Tujuan utama CINV adalah untuk mencegah mual dan ataumuntah. Pengawasan optimal mual dan muntah akan berdampak positif terhadaptertundanya dan antisipatif mual dan muntah. Faktor yang perlu dipertimbangkanketika memilih antiemetik untuk CINV adalah sebagai berikut:

- Risiko emetik dari agen kemoterapi atau rejimen- Faktor pasien-rejimen- Pola emesis setelah pemberian tertentu agen atau rejimen kemoterapi

c.Postoperative nausea and vomiting (PONV)Postoperative nausea and vomiting(PONV) mempersulit prosedur bedah sekitar 25-30 % dari pasien yang menjalani anesthesia. Faktor yang harus dipertimbangkanuntuk PONV profilaksis dan pengobatan termasuk faktor risiko, potensi morbiditas,efek samping potensial yang terkair dengan antiemetik, khasiat antiemetik, danbiaya. Kebanyakan pasien yang menjalani prosedur operasi tidak memerlukan praoperasi terapi antiemetik profilaksis dan profilaksis PONV universal. Profilaksis danpengobatan PONV harus mematuhi guidlines, selain itu strategi lain untukmengurangi dasar faktor resiko PONV antara pasien yang beresiko tinggi termasukpenggunaan anestesi regional profolol, oksigen, dan hidrasi, serta menghindarinitrous oxide.

d. Motion sicknessGejala-gejala penyakit motion sickness terjadi dalam menanggapi persepsi

yang tidak biasa gerak nyata atau jelas. Dalam situasi ini, ada perbedaan sensorikposisi tubuh atau gerakan melalui pandangan, vestibular, atau body proprioceptors.

7

Page 7: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Asetilkolin diduga adalah neurotransmitter utama yang terlibat dalam menandakanVC, seperti histamin tetapi pada tingkat yang lebih rendah. Stimulasi adrenergikdapat memblokir transmisi ini. gejala dimulai dengan perut yang tidak nyaman,meningkatnya produksi air liur, keluar keringat, pusing, lesu, muntah-muntah, sertaemesis. Resiko terjadinya motion sicness terjadi pada anak berusia 2 tahun sampairemaja lebih besar dibandingkan dewasa. Kepekaan terhadap motion sicnessberkurang siring bertambahnya usia. Penyebab lain terjadinya motion sicness adalahudara, perjalanan menggunakan perahu, perjalanan menggunakan mobil dan kereta.Tingkat keparahan motion sicness bergantung pada individu dan juga variasi cuacadan posisi di kendaraan seperti perahu, mobil, kereta.

Tindakan non farmakologi atau pengobatan alami mungkin berguna untukmengurangi motion sickness. Hal-hal yang dilakukan seperti berbaring dalam posisisetengah berbaring, menghindari membaca, menutup mata jika di bawah kabin.Selain itu agen antikolinergik dan antihistamin yang melintasi darah ke otak secaraefektif mencegah dan mengobati motion sicness. Secara umum, obat-obat ini lebihefektif dalam mencegah dari pada mengobati gejala. Antihistamin nonsedasi tidakseefektif antihistamin lain karena tidak cukup untuk melewati barier darah ke otak.Skopolamin telah dipelajari dengan baik untuk pencegahan penyakit gerakan dansangat efektif.

Medication Dosage Recomended Use Adverse EffectsScopolamine 1.5 mg disamping

telinga setiap 3 hari. Gunakan palingsedikit 3 jam

paparan jangkapanjang ( > 6 jam )untuk sedang.pengobatan alternatifuntuk stimulus lebihpendek atau lebihringan .

mulut kering,mengantuk,penglihatan kabur,kebingungankelelahan, ataxia

Dimenhydrinate 50-100 mg PO setiap4-6 jam (max400mg/day).Digunakan bila perluseseuai kebutuhan.

paparan jangkapanjang atau pendek.Paparan ringansampaistimulus sedang.alternatif untukstimulus yangintens .

Mengantuk, mulutkering, penebalansekresi , pusing

Promethazine 25 mg PO setiap 4-6jam. Digunakan bilaperlu seseuaikebutuhan25-50 mg IM setiap4-6 jam untuk gejalayang parah.

Dalam kombinasidengandextroamphetamineuntuk paparansingkat sampaistimulus yangintens .

Mengantuk ,ortostatikhipotensi , mulutkering

8

Page 8: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Alternatif untukrangsangan lebihlama atau lebihringan.

Medizine 12,5- 50 mg POsetiap 6-24 jam,digunakan jika perlusesuai kebutuhan.

Alternatif untukstimulus ringan ataudi kombinasi untukrangsangan sedangsampai parah.

Mengantuk , mulutkering , penebalansekresi ,pusing

Dextroamphetamine 5-10 mg PO setiap 4-6 jam. Digunakanjika perlu sesuaikebutuhan.

Dalam kombinasidengan prometazinuntuk paparansingkat dari stimulusyang intens .

Gelisah , potensipenyalahgunaan ,insomnia,overstimulasi ,tachycardia ,palpitasi ,hipertensi

Cyclizine 50 mg setiap 4-6 jam( max 200 mg/ hari).Digunakan bila perlusesuai kebutuhan.

Alternatif untuksituasi stimulusringan

Mengantuk , mulutkering

e.Antiemetic during pregnancySebanyak 75% wanita hamil mengalami mual dan muntah selama trimester

pertama kehamilan. Tingkat gejala keparahannya bervariasi, dari mual ringan sampaimuntah. Etiologi mual dan muntah kehamilan (NVP) belum dipahami dengan baik.Untuk Mayoritas wanita, gejala-gejala ini adalah self-limited, meskipun sekitar 1%sampai 3% mengembangkan hiperemesis gravidarum, kondisi serius yang ditandaidengan gejala fisik yang parah dan komplikasi medis yang memerlukan rawat inap.Dalam keadaan paling parah, hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan volumekontraksi, kelaparan, dan kelainan elektrolit. manajemen awal NVP seringmelibatkan perubahan diet dan modifikasi gaya hidup. intervensi nonfarmakologisuntuk NVP termasuk jahe dan akupresur, meskipun uji coba khasiat untuk akupresurkurang. Mual persisten dan muntah mengarah ke pertimbangan terapi obat pada saatpotensi teratogenik dari setiap agen harus dipertimbangkan.

Terapi pengobatan NVP dianjurkan menurut American College ofObstetricians dan Gynecologists ( ACOG ). Pyridoxine ( 10 sampai 25 mg 1-4 kalisehari ) , dengan atau tanpa doxylamine (12,5 sampai 20 mg 1-4 kali sehari ),

9

Page 9: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

disarankan sebagai terapi lini pertama. Jika gejalanya menetap, penambahanhistamine1-reseptor antagonis seperti dimenhydrinate ( 50 sampai 100 mg oral ataurektal setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan ), diphenhydramine ( 25 sampai 50mg secara oral atau 10 sampai 50 mg intravena [ IV ] setiap 4 sampai 6 jam sesuaikebutuhan ), atau meclizine ( 25 mg per oral setiap 4 sampai 6 jam sebagaidiperlukan ) dianjurkan . antagonis dopamin juga dapat ditambahkan jika gejalaterus ( metoclopramide 5 sampai 10 mg IV setiap 8 jam sebagai diperlukan;promethazine 12,5-25 mg IV setiap 4 jam sesuai kebutuhan; proklorperazin 5 sampai10 mg oral setiap 6 jam sesuai kebutuhan ).

Pasien dengan NVP persisten atau yang menunjukkan tanda-tanda dehidrasiharus menerima penggantian cairan intravena dengan tiamin. Ondansetron 2 sampai8 mg secara oral / IV setiap 8 jam yang diperlukan mungkin meringankan NVP,tetapi hanya secara acak, percobaan terkontrol intravena ondansetron menunjukkanitu menjadi tidak lebih efektif daripada prometazin untuk pengobatan NVP.Kortikosteroid berat harus dicadangkan untuk pasien dengan NVP refraktori atauhiperemesis gravidarum ; methylprednisolone 16 mg oral / IV setiap 8 jam selama 3hari diikuti oleh lancip 2 minggu dianjurkan. rejimen ini mungkin

f. Antiemetic use in childrenPedoman praktek merekomendasikan bahwa kortikosteroid ditambah SSRI

harus diberikan kepada anak-anak yang menerima kemoterapi tinggi atau resikomuntah sedang. dosis terbaik atau dosis tepat untuk anak-anak (usia, berat badan,atau luas permukaan tubuh) belum jelas ditetapkan. Dosis dewasa standar SSRImungkin tidak memberikan konsisten perlindungan antiemetik pada anak-anakkarena variasi metabolisme lebih luas dan clearance. Untuk mual dan muntah yangberhubungan dengan gastroenteritis anak, penekanan harus ditempatkan padatindakan rehidrasi bukan pada intervensi farmakologis. supositoria prometazinadalah yang paling sering diresepkan antiemetik untuk gastroenteritis pediatrik disurvei dokter, meskipun kurangnya percobaan prospektif. Pada tahun 2004,Administrasi Makanan dan Obat Ulasan semua kasus kejadian serius yangmerugikan yang melibatkan anak-anak (usia: lahir 16 tahun) yang telah menerimaformulasi promethazine. hasil yang serius, termasuk kematian, terjadi dengan semuarute administrasi (Oral, rektal, dan parenteral) pada dosis mulai dari 0,45 sampai 6,4mg / kg. Selanjutnya, kotak peringatan hitam ditambahkan ke pelabelanpromethazine yang termasuk kontraindikasi untuk penggunaan setiap produk yangmengandung prometazin pada anak-anak muda dari usia 2 tahun dan peringatandiperkuat berkenaan dengan menggunakan pada anak-anak 2 tahun atau lebih.

G. EvaluasiSesuai dengan informasi yang disajikan mengenai usia dan kondisi klinis, terapi

individual dimungkinkan melalui pemilihan obat dan penyesuaian dosis. Kriteria monitoringterapi obat harus mencakup penilaian subjektif tingkat keparahan pasien nausea dan jugaparameter objektif, seperti: perubahan berat badan, frekuensi muntah setiap hari, volumemuntahan yang hilang, dan evaluasi cairan, keseimbangan asam-basa, dan elektrolitnya

10

Page 10: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

(natrium, kalium, dan konsentrasi klorida). Selain itu, pemeriksaan fungsi ginjal mungkindapat dilakukan, terutama pada pasien dengan volume kontraksi dan gangguan elektrolitprogresif. Parameter tertentu, termasuk volume harian urine, berat jenis urine, dankonsentrasi elektrolit urin. Pemeriksaan fisik pasien harus mencakup pemeriksaan membranmukosa dan turgor kulit karena pengeringan jaringan dapat menjadi indikasi hilangnyavolume secara signifikan.

H. Kasus

Kim Johnson adalah seorang wanita berusia 65 tahun yang datang ke pusat klinik kankeruntuk menjalani tahap pertama kemoterapi. Pasien tersebut didiagnosis menderita kankerovarium stadium II sekitar 1 bulan yang lalu. Sebelum menjalani kemoterapi, pasien tersebutmengalami kejang dan gangguan pencernaan. Setelah ditanya tentang riwayat penyakit yangdiderita anggota keluarga yang lain, pasien tersebut mengaku nenek dari pihak ibu jugamenderita kanker ovarium. Pasien tersebut sudah menikah dan memiliki dua anak denganusia 35 dan 32 tahun dan diketahui tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan merokok.Keluhan yang disampaikan pasien tersebut adalah nausea, vomiting, demam, sakit perut,diare, perubahan warna tinja, mudah lelah, mati rasa atau kesemutan di kaki. Berikut adalahhasil pemeriksaan fisik pasien tersebut:

Tekanan darah pasien tersebut sebesar 119/80

Suhu badan sekitar 37 °C

Berat badan sekitar 70 kg

Tinggi badan sekitar 5.7 inci

Kulit pasien tersebut terlihat normal dan tidak terdapat ruam

Selaput lendir diketahui mongering

Tidak ada adenopati pada kelenjar getah bening

Paru-paru pasien tersebut diketahui normal

Pasien juga menjalani berbagai macam tes darah. Hasil yang didapatkan adalah:

Natrium: 137 mEq/L

Hemoglobin: 14.2 g/dL

Kalium: 4.2 mEq/L

Hematocrit: 44%

11

Page 11: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Chloride: 101 mEq/L

Platelet: 270 × 103/mm3

Karbondioksida: 29 mEq/L

Sel darah putih: 4.8 × 103/mm3

Blood Urea Nitrogen: 25 mg/dL

Netrofil: 48%

Kreatinin: 0.7 mg/dL

Netrofil Muda: 0%

Glukosa: 85 mg/dL

Limfosit: 43%

Total Bilirubin; 1.1 mg/dL

Monosit: 6%

Albumin: 4.2 g/dL

Eusinofil: 2%

Aspartate Aminotransferase: 42 IU/L

Basofil: 1%

Alanine Aminotransferase: 64 IU/L

Terapi

Rencananya, ia menerima enam tahap terapi carboplatin dan paclitaxel. Obat-obat yangdiberikan, antara lain:

Paclitaxel 175 mg/m2 IV durasi 3 jam selama 21 hari

Carboplatin AUC 6 IV durasi 30 menit selama 21 hari

Ondansetron 24 mg PO 30 menit sebelum kemoterapi

Diphenhydramine 25 mg IV 30 menit sebelum kemoterapi

12

Page 12: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Famotidine 20 mg IV 30 menit sebelum kemoterapi

Dokter juga memberikan resep untuk ondansetron 8 mg PO setiap 6 jam untuk terapi nauseadan vomiting dan diberikan metoclopramide dan deksametason selama 4 hari untukmencegah timbulnya nausea dan vomiting

Ibu Johnson menerima kemoterapi tahap pertama. Hasilnya, kondisi pasien tersebut cukupbaik tanpa mengalami nausea atau vomiting. Setelah menjalani kemoterapi tahap kedua,kondisi pasien tersebut masih dapat dikatakan stabil dan baik. Namun setelah masuk ke siklusketiga, ia mengeluhkan mual dan muntah. Pasien tersebut mengaku meminummetoclopramide dan deksametason sesuai anjuran. Konsentrasi fenitoin diperiksa dandiketahui sebesar 15 mcg/mL. Hasil laboratorium menyatakan:

Natrium: 131 mEq/L

Hemoglobin: 12.4 g/dL

Kalium: 3.1 mEq/L

Hematocrit: 40%

Chloride: 90 mEq/L

Platelet: 220 × 103/mm3

Karbondioksida: 29 mEq/L

Sel darah putih: 3.4 × 103/mm3

Blood Urea Nitrogen: 32 mg/dL

AST: 45 IU/L

Kreatinin: 1.2 mg/dL

ALT: 70 IU/L

Glukosa: 85 mg/dL

Total Bilirubin; 1.1 mg/dL

Albumin: 4.2 g/dL

Setelah pengobatan sesuai dengan rekomendasi farmasis, pasien tersebut tidak lagi muntahselama beberapa jam dan juga tidak lagi merasa mual. Untuk tahap kemoterapi yangselanjutnya, dokter mengikuti saran farmasis tentang antiemetik sebelum dan sesudah

13

Page 13: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

kemoterapi. Hasilnya, pasien tersebut tidak mengalami mual atau muntah dan tidak ada efeksamping dari antiemetik yang diberikan.

Kesimpulan

Penggunaan antiemetik yang tepat sangat penting dilakukan, terutama dengan antiemetikalternatif yang harganya lebih mahal. Memutuskan terapi antiemetik apa yang diberikan padapasien harus berdasarkan pada tingkat keberhasilan, faktor pasien secara spesifik, dan biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Alldredge, B.K., Corelli, R.L., dan Ernst, M.E., 201, Koda-Kimble and Young’s AppliedTherapeutics: The Clinical Use of Drugs, 10th edition, Lippincott Williams & Wilkins,pp. 100-101.

Dipiro, J., Talbert, R.L., Yee, G.C., et al, 2008, Pharmacotherapy: A PathophysiologicApproach, 7th edition, The McGraw-Hill Companies, Inc, USA, pp. 607-615.

14

Page 14: A. Pendahuluan - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/31144/311442025.pdf · Penurunan yang signifikan pada skor kualitas hidup telah dibuktikan pada ... atau apendisitis

Fraser Health, 2006, Nausea and Vomitting: Medical Care of the Dying, 4th edition, HospicePalliative Care, Clinical Practice Committee, p. 1.

McCracken, G., Houston, P., Lefebvre, G., 2008, Guideline for the Management ofPostoperative Nausea and Vomiting, SOGC Clinical Practice Guideline, Canada.

Schwinghammer, T.L., Koehler, J.M., 2008, Pharmacotherapy Casebook: A Patient FocusedApproach, 7th edition, The McGraw-Hill Companies, Inc, USA, pp. 126-128.

15