Teaching Race How to Help Students Unmask and Challenge Racism
MEDAN RACE CIRCUIT - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/30967/309675282.pdf ·...
Transcript of MEDAN RACE CIRCUIT - docshare01.docshare.tipsdocshare01.docshare.tips/files/30967/309675282.pdf ·...
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
MEDAN RACE CIRCUIT EXPRESIONISME DALAM ARSITEKTUR
LAPORAN PERANCANGAN
TGA-490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN 2008/2009
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh
Franklin Rinaldi S
030406006
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
MEDAN RACE CIRCUIT EXPRESIONISME DALAM ARSITEKTUR
Oleh
Franklin Rinaldi S
030406006
Medan,
Disetujuai Oleh :
Devin Defriza ST,MT Firman Eddy ST,MT
NIP: 131653978 NIP: 132089426
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Dwi Lindarto H, MT
NIP: 132206820
Ketua Departemen Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
( SHP2A )
Nama : Franklin Rinaldi S
NIM : 030406006
Judul Proyek Akhir : Medan Race Circuit
Tema Proyek Akhir : Expresionisme Dalam Arsitektur
Rekapitulasi Nilai:
Nilai Akhir A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
No Status Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing
I
Paraf
Pembimbing
II
Koordinator
TGA – 490
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA
SIDANG
4 PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan,
Ketua Departemen Koordinator TGA - 490
IR. DWI LINDARTO H, MT IR. DWI LINDARTO H. MT
(NIP : 132 206 820) (NIP : 132 206 820)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Terima kasih, puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak bisa
dilalui tanpa dukungan do’a dan semangat dari kedua orang tua dan kelurga saya. Tugas akhir
ini saya perjuangkan untuk Ibuku dan Bapakku, karena kalian saya ada. Serta untuk saudara-
saudaraku.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada :
Bapak Devin Defriza ST,MT sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir saya dan membuka pikiran
saya. Terima kasih juga atas kesediaannya membimbing saya dengan sabar, memberi
dorongan serta nasehat yang selalu memacu saya.
• Bapak Firman Eddy ST,MT sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir saya. Dan tentunya
terima kasih atas kesabaran yang diberikan dalam membimbing saya.
• Bapak Ir. Dwi Lindarto H,MT selaku koordinator Tugas Akhir sekaligus sebagai Ketua
Departeman Arsitektur USU, yang telah mengkoordinir para peserta Tugas Akhir
semester ini.
• Untuk para dosen pengujiku : Pak Nawawie, Pak Wahyu Abdilah, Bu Beny atas nasehat
dan masukannya.
• Semua penghuni ANARKOTIG terima kasih atas 4 tahun ini.
• Semua penghuni WARKOP B’DAUS yang memberi smangat.....itupun!!!!!
• Semua pihak yang mensukseskan Tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna; oleh karena itu saya menerima
dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kebaikan di
kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................... i
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR (SHP2A)……………………................. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….................. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………................. iv
DAFTAR TABEL................................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan & Manfaat 5
1.3. Sasaran Pengunjung 6
1.4. Masalah Perancangan 6
1.5. Lingkup dan Batasan Masalah 7
1.6. Metode Pendekatan 7
1.7.Kerangka Berpikir 8
1.8.Sistematika Penulisan Laporan 9
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
2.1. Terminologi Judul 10
2.2. Deskripsi Umum Proyek 11
2.3. Deskripsi Pengguna 11
2.4. Deskripsi Kegiatan 12
2.5. Deskripsi Khusus Proyek 13
2.5.1. Jenis Even Yang Digelar 13
2.5.2. Sumber Data Tentang FIM 22
2.5.3. Data Tribun 27
2.5.4. Pit Building/ Paddock 30
2.5.5. Main Building 31
2.5.6. Pengelolaan 31
2.5.7. Fasilitas Pendukung 31
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.5.8. Perlengkapan Bagi Seorang Pembalap 32
2.6. Studi Banding Proyek Sejenis 34
2.6.1. Sirkuit Sentul 34
2.6.2. Fuji International Circuit 36
2.6.3. Shanghai International Circuit 39
BAB III. ELABORASI TEMA
3.1. Alasan Pemilihan Tema 44
3.2. Tinjauan Umum 44
3.2.1. Pengertian Ekspresionisme 44
3.2.2. Ekspresionisme Secara Umum 45
3.2.3. Karateristik Expresionisme 46
3.3. Interpretasi Tema 47
3.4. Studi Banding Tema Sejenis 47
3.4.1. Einstein Tower by Eric Mendelson 47
3.4.2. Eero Saarinen, Twa Building, New York 48
BAB IV. ANALISA
4.1. Analisa Kondisi Tapak dan lingkungan 49
4.1.1.Tata Guna Lahan 50
4.1.2. Lokasi 51
4.1.2.1. Posisi Site Terhadap Kawasan 51
4.1.2.1. Posisi Site Terhadap Lingkungan 52
4.1.3. Sirkulasi 53
4.1.4. Analisa Pencapaian 54
4.1.5. View Dari Dalam Site 55
4.1.6. Analisa Vegetasi 56
4.1.7. Analisa Matahari 57
4.1.8. Analisa Utilitas 58
4.1.8. Penzoningan Horizontal 59
4.2. Analisa Fungsional 60
4.2.1. Kebutuhan Ruang 60
4.2.2. Program Ruang 63
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.2.3. Pengendalian Kebisingan 69
4.2.4. Teknologi Konstruksi 69
4.2.5. Utilitas 71
4.2.6. Pengangkutan Vertikal 73
BAB V. KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Dasar 74
5.2. Konsep Peletakan Massa 75
5.3. Konsep Sirkulasi & Parkir 76
5.4. Konsep Bentukan Massa 77
5.4.1. Fasilitas Utama & Tower Pemantau 77
5.4.2. Pit Building & Tribun 78
5.5. Konsep Penzoningan Bangunan 79
5.5.1. Penzoningan Pit Building 79
5.5.2. Penzoningan Fasilitas Servis 79
5.5.3. Penzoningan & Sirkulasi Fasilitas Utama 80
5.5.4. Penzoningan Tribun 81
5.5.5. Penzoningan Tower Pemantau 81
BAB VI. HASIL PERANCANGAN
6.1. Gambar Hasil Perancangan 82
Foto Maket 90
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... ix
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia balap otomotif roda dua maupun roda empat di
Indonesia semakin menuju kearah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari
parameter- parameter yang ada dimana semakin banyaknya pembalap-pembalap
muda yang memasuki dunia balap dengan prestasi ditingkat nasional bahkan
sampai ke tingkat internasional. Hal ini dikarenakan animo masyarakat khususnya
anak muda akan dunia balap sangat tinggi.
Setiap tim berusaha mengikuti setiap ajang Road Race yang diadakan pihak
promotor untuk mendapatkan poin tertinggi. Dengan demikian nama tim tersebut
akan terkenal terutama nama pembalap yang berhasil mendapatkan poin tertinggi
disetiap race nya. Secara otomatis menjadi arena pembuktian bagi modifikator
untuk unjuk gigi akan mutu dan kualitas dari bengkel itu sendiri. Disini terjadi
persaingan kemampuan mekanik, driver dan keandalan kendaraan yang mereka
modifikasi. Yang secara tidak langsung mendongkrak gengsi brand kendaraan yang
mereka gunakan yang seterusnya mendongkrak penjualan produk brand yang
bersangkutan.
Pegelaran balap Road Race tanah air diadakan oleh banyak event organiser
yang diikuti oleh banyak tim balap yang ada diseluruh Indonesia dengan
mengatasnamakan sponsor mereka dan merk sepeda motor yang dipakai seperti
Yamaha, Suzuki, Honda dan lain- lain.
Oleh karena itu dalam setahun pegelaran balap Road Race dapat diadakan tiap
bulan yang diadakan dipelbagai kota di seluruh Indonesia. Itupun baru diadakan
oleh satu sponsor saja, belum lagi diadakan oleh sponsor lain pegelaran tersebut
biasa mencapai lebih dari satu dalam tiap bulannya.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Ada beberapa pegelaran balap Road Race yang diadakan di Indonesia tiap
tahunnya seperti:
Suzuki One Make Race , Yamaha Cup Race, Honda Racing Championship, Indoprix
dan Motoprix Racing Championship dan masih banyak lagi ajang lainnya.
Selain pegelaran Road Race biasanya acara diisi dengan berbagai acara lain
seperti pegelaran musik, pamer komunitas pecinta motor, dan event modifikasi.
Hal ini untuk menambah semaraknya acara agar tidak terlalu monoton. Oleh
karena itu tidak heran pagelaran ini bisa disponsori oleh lebih dari satu sponsor.
Tidak itu saja olah raga otomotif juga digandrungi banyak pecinta otomotif,
seperti ajang Drag Race.Kedua olah raga tersebut lah yang paling sering diadakan
dan paling banyak diminati oleh pecinta olah raga otomotif baik roda 2(dua)
maupun roda 4(empat).
Cabang-cabang olah raga otomotif yang berkembang pesat di Indonesia dan
medan, diantaranya
• Drag race, adalah perlombaan yang paling diminati di medan dan indonesia,
selama perkembangaannya balapan ini mengalami modifikasi-modifikasi baik
dari segi regulasi, panjang lintasan, pembagian kelas. Pada drag race
pembalap diharuskan memacu kendaraanya di jalan lurus dan yang pertama
finish dan tercepat adalah pemenangnya. Ada 2 jenis drag race berdasarkan
panjang lintasannya yaitu 402 meter dan 201 meter.
• Road race, adalah cabang olah raga otomotif roda dua yang paling digemari
baik lokal maupun nasional. Merupakan balapan kendaraaan roda dua yang
dilangsungkan pada trek aspal.
• Gokart
Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia termasuk salah satu
kota yang penduduknya memilki animo yang besar terhadap olah raga otomotif
khususnya roda 2(dua). Ini dapat dilihat dari tiap event yang digelar di kota ini
selalu mendapat sambutan yang positif (banyaknya partisipan dan membajirnya
sponsor).
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Dampak terhadap perekonomian kota medan :
Terbukanya lapangan kerja
Mengembangkan prestasi pelaku olah raga balap baik roda empat
maupun roda dua di Medan
Kendala:.
Ketiadaan sarana yang mendukung (aman, nyaman,dan strategis)
untuk sekedar memacu atau menguji kendaraan modifikasi.
Event-event yang sering menimbulkan masalah lain seperti macet,
menggangu pengguna jalan lain, dimana sebagian event race di
Medan menggunakan jalan umum sebagai lokasi pergelaran event
(misalnya : jalan umum yang macet dikarnakan pengalihan arus
kendaraan, atau parkir kendaraan penikmat olah raga ini yang
melebihi kapasitas)
Masalah lain juga dapat menggangu pergelaran event itu sendiri,
dapat berupa gangguan cuaca (hujan) dimana selama ini
penyelenggaraan selalu dilaksanakan di kawasan terbuka.
Pergelaran drag race di tengah kota menyebabkan kemacetan,
ketidaknyamanan bagi pihak yang tidak terkait dikarenakan suara bising yang
ditimbulkan.
Balap liar, merupakan balapan ilegal yang sangat berbahaya dan tidak
bertanggung jawab. Kadang timbul dikarenakan ketidakadaannya sarana
penyaluran hobi terhadap olah raga otomotif baik roda 2(dua) maupun roda
4(empat).
Oleh karena itu mengatasi dampak dan kendala tersebut, maka sekretariat
IMI Medan dan Kadispora Medan berencana membangun Sirkuit Road Race beserta
fasilitasnya yang berada di Jalan Pancing, Medan.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Berikut adalah kutipan dari beberapa media tentang studi kelayakan proyek:
Indonesia Perlu Tambah Sirkuit Balap Motor
Minggu, 3 Agustus 2008 | 20:57 WIB
Jumlah sirkuit permanen di Indonesia perlu ditambah untuk pengembangan olahraga balap motor. Sirkuit baru perlu dibangun di Sumatera bagian utara, Banten, Bali, dan Sulawesi.
Selain itu, sirkuit yang sudah ada harus dikelola secara profesional oleh badan pengelola. Untuk itu, badan sebaiknya beranggotakan kalangan Ikatan Motor Indonesia, pemerintah daerah, dan profesional. Kalangan terakhir yang mencari dana untuk pengelolaan dari lomba dan sponsor.
"Bila jumlah sirkuit memadai lomba-lomba akan kian banyak sehingga bagus untuk pembinaan," kata mantan pebalap nasional Helmy Sungkar di sela lomba balap m otor Suzuki-Pertamina One Make Race 2008 di Sirkuit Kalan, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (3/8).
Sirkuit permanen di Indonesia yang paling baik dalam penilaian Helmy ialah Sentul di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bila ditata dan dilengkapi lagi dengan pelbagai fasilitas, suatu saat bisa dipromosikan lagi untuk menggelar Moto GP bahkan Formula 1.
"Sirkuit yang cukup baik misalnya Sekayu di Sumatera Selatan, Binuang di Kalimantan Selatan, dan Kalan di Samarinda. Sirkuit di Surabaya (Jawa Timur) dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah) masih di bawah Sekayu dan Kalan," kata Helmy.
Selain itu ialah sirkuit di Semarang, Jawa Tengah, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Sorong, Papua Barat. "Yang aneh Bali tidak ada sirkuit. Padahal kalau punya lomba-lomba di sana pasti lebih punya daya tarik," kata Helmy.
11 Februari 2008 ,01:33 WIB Pembangunan Sirkuit di Jalan Pancing
Menpora Adhyaksa Dault siap membantu pembangunan sirkuit road race yang saat ini tengah berjalan di kawasan Jalan Pancing (Willem Iskandar) Medan Estate "Kita siap mendukung, karena sarana ini sangat positif selain untuk olahraga juga bagi pembinaan generasi muda," ujar Adhyaksa usai pertemuan informal dengan pengurus IMI Sumut di ruang VVIP Bandara Polonia Medan, Minggu (10/2). Menpora didampingi Kadispora Sumut Drs H Ardjoni Munir MPd, mengungkapkan pentingnya sarana olahraga di daerah. Agar, pembinaan tidak hanya terfokus di ibukota saja.
Sumber:internet, www.kompas.co
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Ketua IMI Sumut Ijeck didampingi Ketua Harian Jhon Ismadi Lubis menjelaskan, sirkuit yang kini dibangun dengan dana pemerintah itu telah mulai dikerjakan. Bahkan lintasan lurus sepanjang 500 meter telah rampung dan rencananya pertengahan tahun ini sudah bisa dipakai untuk arena dragrace. "Bahkan semula kita rencanakan bulan Maret ini, tapi karena berbagai pertimbangan, kita akan resmikan pertengahan tahun sekaligus menggelar even drag race," ujar Ijeck. Untuk seluruh rangkaian lintasan sirkuit, Ijeck berharap bisa rampung tahun 2009 dengan mengandalkan dana APBD. Tahun ini, IMI Sumut akan menjadi tuan rumah delapan agenda Kejurnas (kejuaraan nasional-red) dari PP IMI, disamping hampir 200 event klub/lokal. Semula, sirkuit permanen itu direncanakan mempunyai panjang lintasan 1.600 meter. Namun karena ada kendala teknis, akhirnya hanya dibuat 1.200 meter. Lintasan balap motor tersebut dibangun sejak 9 Oktober 2007 di lahan 15 hektar. "Sirkuit ini mempunyai panjang lintasan start 500 meter dan lebar 12 meter. Lintasan sirkuit berdiri dua bangunan yakni paddock dan tribun yang dapat menampung 1500 penonton.
Fasilitas lainnya adalah paddock 34 ruang, air bersih, listrik dan pompa angin. Paddock
dibagi dua dipisah oleh bangunan berlantai tiga yang digunakan untuk race direktur dan
media centre.
.
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan pengadaan bangunan Medan Race Circuit adalah:
1. Merencanakan keberadaan sarana fisik yang berupa arena balap dan
fasilitas- fasilitas penunjangnya di Medan dan menjadi salah satu tempat
diadakannya lomba-lomba balap mobil dan motor.
2. Menyediakan tempat khususnya untuk menyalurkan hobi,minat dan bakat
olahraga balap mobil dan motor yang lebih terorganisir.
Sumber:internet, www.dispora.go.id
Tabel 1..1 : Indonesia Perlu Tambah Sirkuit Balap Motor
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
3. Sebagai tempat diadakannya acara- acara yang berhubungan dengan bidang
otomotif baik yang menjurus ke bisnis maupun kegiatan kegiatan yang
berhubungan dengan bidang otomotif.
4. Sebagai pusat pelatihan bagi atlit balap mobil dan motor yang bertujuan
untuk meningkatkan prestasi .
Dengan keberadaan sirkuit dan fasilitasnya, dapat memberi manfaat baik
kepada masyarakat maupun pemerintah, antara lain:
1. Akan memberikan nilai tambah atau menaikkan citra terhadap wilayah
tersebut.
2. Menambah pendapatan daerah khususnya Medan.
3. Meningkatkan prestasi para atlit balap mobil dan motor baik dalam skala
nasional maupun internasional.
4. Mengurangi perilaku masyarakat khususnya anak muda yang suka
mengadakan balapan liar di jalan raya yang dapat mengganggu kepentingan
umum, serta meringankan beban para penegak hukum terhadap pelanggaran
tersebut.
1.3. SASARAN PENGUNJUNG
Pembalap (Racer)
Pengunjung (pecinta otomotif) yang umumnya hadir pada event-event
yang diadakan.
Masyarakat pada umumnya, mulai dari lingkup terkecil, yaitu pribadi,
kemudian lingkup keluarga sampai lingkup yang lebih luas seperti
organisasi atau perusahaan.
1.4. MASALAH PERANCANGAN
Proyek merupakan penggabungan dari berbagai fungsi (olah raga,
exhibition, dan hiburan)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Sirkulasi pada bangunan dan site serta pertimbangan analisa tapak hingga
organisasi ruang.
Pertimbangan fungsi olah raga otomotif yaitu sirkulasi kendaran dan
manusia sehingga tercipta kenyamanan dalam aktifitas.
Proyek menawarkan konsep baru dalam perkembangan olah raga otomotif
dan hiburan.
1.5. LINGKUP DAN BATASAN MASALAH
Lingkup dan batasan proyek terbatas perancangan ruang utama dan
pendukung serta fasilitas penyelenggaraan event dan olah raga otomotif.
Pembahasan disesuaikan dengan lingkup disiplin ilmu Arsitektur, sedangkan
pembahasan diluar itu dilakukan dalam batas logika sesuai dengan data situasi dan
kondisi serta kaitanya dalam disiplin Arsitektur.
Kajian pada kasus ini melingkupi perpaduan perancangan dan perencanaan
kawasan pusat aktifitas even dan olah raga otomotif serta pengolahan ruang luar
dan tata letak bangunan sebagai satu kesatuan.
1.6. METODE PENDEKATAN
Pengumpulan data-data, yang menunjang perancangan Medan Race Circuit.
Baik data mengenai Lokasi berupa masterplan ataupun pengumpulan data
dengan melakukan wawancara (interview) dengan pihak terkait / oknum
yang memahami masalah otomotif.
Studi literatur, yang mendukung perancangan Medan Race Circuit, juga
literatur mengenai olah raga Otomotif baik roda 2 maupun roda 4, baik yang
bersumber dari majalah, buku, ataupun Studi banding sejenis dari internet.
Analisa, berupa proses penganalisaan lokasi, analisa pengguna dan hal-hal
lain yang berkaitan, yang dapat membantu tercapainya tujuan perencanaan
Medan Race Circuit yang diharapkan.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
KERANGKA BERPIKIR
Latar Belakang
Pendekatan P
Identifikasi Masalah
Tema
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisa
Studi Literatur
Potensi
Konsep
Pra Rancangan
Maksud dan Tujuan
Sasaran
Analisa Kriteria
Kriteria Desain
Kriteria Perancangan
Masalah
Kerangka Survey
Survey
Data Fisik
Wawancara
Dokumentasi
Prospek
Desain Akhir
Diagram 1.1 : Kerangka Berpikir
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
1.7. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I. PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang
mempengaruhi perlunya dipugar stasiun kereta api, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, pendekatan desain, serta lingkup, dan batasan proyek dan asumsi.
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan
dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses
perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan
dan peraturan yang ada. Selain itu program kegiatan hingga melahirkan kebutuhan
ruang berikut studi banding proyek yang sejenis.
BAB III. INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA
Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan
interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan.
BAB IV. ANALISA
Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan
standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan
lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek,
kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.
BAB V. KONSEP PERANCANGAN
Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep
bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran
untuk menuju ke hasil perancangan nantinya.
BAB VI. HASIL PERANCANGAN
Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data,
dan konsep-konsep yang dibahas mulai dari BAB I sampai BAB V.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB. II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. TERMINOLOGI JUDUL
MEDAN : Ibu kota Propinsi Sumatera Utara.1
CIRCUIT : “a closed course, permanent or temporary, beginning and ending at the
same point, built or adapted specifically for automobile racing“
RACE : adalah balapan kendaraaan bermotor baik roda dua (sepeda motor)
maupun roda empat yang dilangsungkan pada trek aspal.
2
1 1 Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. 2 Sulchan Yasyin, Drs, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Amanah Surabaya, Surabaya, 1995.
. Maksudnya
adalah suatu lintasan yang diawali dan diakhiri pada titik yang sama (tidak
terputus), yang dibangun khusus untuk arena balap kendaraan bermotor.
Dari pengertian diatas dapat diambil pengertian, Medan Race Circuit adalah
suatu wadah arena balap kendaran bermotor baik roda dua (sepeda motor)
maupun roda empat yang diadakan di suatu arena yang khusus dibuat di jalan
aspal yang terletak di Medan, Sumatera Utara.
Kegiatan komunitas pecinta otomotif khususnya motor yang menjadikan
komunitasnya sebagai wadah berekspresi dan pergaulan. Komunitas pecinta
otomotif khususnya motor seperti ini bisanya memiliki berbagai kegiatan rutin
seperti bakti sosial, konvoi dengan tujuan menunjukan existensi diri, atau sekedar
kumpul di lokasi yang telah ditentukan komunitas itu sendiri untuk sekedar
berganti informasi, dan terkadang untuk berbisnis. Komunitas ini biasa terjadi dari
kesamaan minat, hobi, dan pandangan terhadap kendaran bermotor (khususnya
kendaraan yang mereka kendarai), dan tentunya partisipasi dalam even dan olah
raga otomotif. Keberadaan club-club / tim-tim di kota medan yang berdiri atas
kesamaan minat terhadap kendaraan bermotor dan sebagai wadah expresi diri
terhadap kecintaannya kepada dunia otomotif juga berperan besar sebagai pemaju
perkembangan olah raga dan pergelaran ajang-ajang balapan.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.2. DESKRIPSI UMUM PROYEK
• JUDUL : Medan Race Circuit
• FUNGSI : Motorsport Facility & Entertainment
• LOKASI LAHAN : Jln Pancing simpang Jln Rumah Sakit Haji,
Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Sumatera
Utara
Batas utara : Jln RS Haji
Batas Selatan : Lahan kosong & Kantor Distarkim
Batas Timur : Jln Selamat Ketaren
Batas Barat : Jln Pancing
• KONDISI LAHAN : Datar
• FUNGSI EKSISTING : lahan kosong
• ARAH LALU LINTAS : 2 arah
• LUAS SITE : ± 10 ha, termasuk sirkuit dan sarana pendukung
• TINGGI BANGUNAN : 2-3 lantai
• POTENSI LAHAN
-Lahan disekitar site masih kosong dan luas
-Terdapat kendaraan umum dari dan wilayah yang tersebar
2.3. DESKRIPSI PENGGUNA
Pelaku Kegiatan yang megunjungi Medan Race Circuit :
1. Peserta
2. Pengunjung
3. Pengelola
Berdasarkan cara datang :
1. Perorangan
2. Rombongan Club
Berdasarkan Klasifikasi Umur :
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
1. Anak-anak
2. Dewasa
3. Orang Tua
2.4.. DESKRIPSI KEGIATAN
1. Alur Kegiatan Peserta
2. Alur Kegiatan Pengunjung
3. Alur Kegiatan Pengelola
Diagram 2.3. Alur Kegiatan Pengelola Sumber: Hasil olah data primer
Diagram 2.1. Alur Kegiatan Peserta Sumber: Hasil olah data primer
Diagram 2.2. Alur Kegiatan Pengunjung Sumber: Hasil olah data primer
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.5. DESKRIPSI KHUSUS PROYEK
2.5.1. Jenis- jenis Even yang Digelar
1. Road Race, adalah cabang olah raga otomotif roda dua yang paling digemari
baik lokal maupun nasional. Merupakan balapan kendaraaan roda dua yang
dilangsungkan pada trek aspal.
Kelas yang diperlombakan (semua jenis merek sepeda motor: Suzuki,
Yamaha, Honda & Kawasaki):
• Bebek 110 cc 4 tak TU seeded (MP 1)
• Bebek 125 cc 4 tak TU seeded (MP 2)
• Bebek 110 cc 4 tak TU pemula A (MP 3)
• Bebek 125 cc 4 tak TU pemula A (MP 4)
• Bebek 110 cc standar pemula B (MP 5)
Gambar 2.2 dua pembalap saling beradu posisi
(sumber:internet)
Gambar 2.1 awal start pada kejurnas indoprix (sumber:internet)
Kelas campuran
Kelas senior yang telah memiliki jam terbang
Kelas pemula
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2. Drag Race (mobil) & Drag Bike (motor)
adalah perlombaan yang paling diminati di Medan dan Indonesia, selama
perkembangaannya balapan ini mengalami modifikasi-modifikasi baik dari
segi regulasi, panjang lintasan, pembagian kelas. Pada drag race & drag bike
pembalap diharuskan memacu kendaraanya di jalan lurus dan yang pertama
finish dan tercepat adalah pemenangnya. Ada 2 jenis drag berdasarkan
panjang lintasannya yaitu 402 meter untuk dan 201 meter untuk .
Untuk mobil ada beberapa kelas seperti: Kelas sedan modifikasi 1-1500cc atau
2.1(Kejurnas), 2. sedan modifikasi 1501-1700cc (2.2), 3. sedan modifikasi 1-2000cc
(2.8), 4. sedan 1-1500cc atau 3.1 (Kejurnas), 5. sedan 1501-1700cc (3.2), 6. sedan
1701-2200cc (3.3), 7. Jeep 1-1300cc (3.5), 8. Jeep 1301-1700cc (3.6), 9. Kelas A
sedan non V-Tech 1-1500cc dan kelas bergengsi FFA (Free for All).
Empat kelas drag-bike adalah; Bebek 2 Tak Tune Up s.d 125 cc, Bebek 4 Tak Tune
Up s.d 125 cc, Sport 2 Tak Tune Up s.d 155 cc,Campuran FFA 2 Tak s.d 250 cc, 4
Tak s.d 400 cc.
Lintasan Untuk Drag Bike
1. Lintasan terdiri dari dua buah jalur dengan lintasan pacu dari Garis Start
sampai dengan Garis Finish sepanjang 201 meter dan panjang lintasan
pengereman sepanjang 201 meter.
2. Lebar lintasan pacu minimal 4 meter tiap jalur.
3. Lintasan harus bebas dari halangan/hambatan, dengan kondisi jalur aspal
yang datar dan rata.
4. Lintasan pacu dan pengereman harus diberi pemisah jalur yang tidak
menghalangi pandangan dengan ban atau karung dengan tinggi minimal 60
cm.
5. Lintasan pacu dan pengereman yang berbatasan dengan penonton wajib
dipisahkan dengan pagar pembatas yang tertutup rapat, Minimal 1,5 meter
dari tepi jalur lintasan.
Gambar 2.3 pembalap dan motornya pada trek lurus (sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
6. Dibelakang garis start harus disediakan daerah untuk persiapan, line up dan
start dengan minimal panjang 10 meter.
Gambar 2.5 dua dragracer saling kebut (sumber:internet)
Gambar 2.4 awal start pada TOP 1 drag race di sentul (sumber:internet)
Gambar 2.7 dua dragbiker saling kebut (sumber:internet)
Gambar 2.6 bentuk motor yang cukup berbeda pada motor umumnya
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
JKALENDER OLAHRAGA TAHUN 2008
PENGDA IMI SUMATERA UTARA
Januari
Februari
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 2-3 Februari Motocross Langkat CE SMS Terlaksana
2 9-10 Februari Motocross Deliserdang CE GAP Terlaksana
3 9-10 Februari Motocross Asahan CE HSSM Terlaksana
4 9-10 Februari Motocross Padang Lawas CE Ladon Terlaksana
5 16 - 17
February
Grass Track Deli Serdang CE AKA Pro Terlaksana
6 16 - 17
February
Motocross Tanah
Karo
Tanah Karo CE SMS
7 23 - 24
February
Motocross T. Tinggi CE OPL 89
8 24 Februari Time Rally Medan CE Kita Kita
Maret
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 1-2 Maret 1-2 Maret Madina CE MMC
2 1-2 Maret Motocross Langkat CE SMS
3 2 Maret Balap Motor Binjai CE OPL 89 Suzuki /Nas.
4 8-9 Maret Motocross Sergai CE Kita Kita
5 8-9 Maret Motocross Asahan CE SMS
6 9 Maret Motor Prix Riau NE IMI Riau Seri 1/Reg 1
7 15-16 Maret Motocross Lab. Batu CE 736
8 15-16 Maret Motocross Tapanuli CE O2S
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 27 Januari Drag Race Medan CE Barspeed Terlaksana
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Selatan
9 15-16 Maret Motocross Deli Serdang CE GAP
10 15-16 Maret Grass Track Langkat CE SMS
11 20-21 Maret Motocross Langkat CE OPL 89 Seri 1
12 20-21 Maret Motocross Lab. Batu CE Kita Kita
13 21 Maret Karting Medan NE IMI Sumut
14 23 Maret Motocross Medan CE ACI Serie 1
15 22-23 Maret Motocross Lab. Batu CE Ladon Serie 1
16 23 Maret Motor Prix Bengkulu NE IMI
Bengkulu
Serie 2 / Reg
1
17 29-30 Maret Motocross Langkat CE GAP
18 29-30 Maret Motocross Medan / DS CE Xtrim
19 29-30 Maret Motocross Asahan CE HSSM
20 30 Maret Slalom Medan NE IMI Sumut
21 30 Maret Balap Motor Langkat CE Ladon
April
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 5-6 April Motocross Lab. Batu CE Kita Kita
2 5-6 April Motocross Deli Serdang CE Aka Pro
3 5-6 April Grass Track T. Karo CE 736
4 6 April Motor Prix NAD NE IMI NAD Serie 3 / Reg
1
5 6 April Drag Race Medan CE C C I
6 12-13 April Motocross Langkat CE SMS
7 13 April Drag Race Medan CE Ladon
8 19-20 April Motocross Deli Serdang CE Ladon
9 19-20 April Speed Off
Road
Medan NE IMI Sumut
10 26-27 April Grass Track Medan NE IMI Sumut
11 27 April Balap Motor Medan CE C C I Yamaha /
Nas
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Mei
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 4 Mei Motocross Medan CE ACI Serie 2
2 4 Mei Motor Prix Sumut NE IMI Sumut Serie 4 / Reg
1
3 11 Mei Drag Bike Medan CE Kita Kita
4 10-11 Mei Motocross T. Karo CE OPL 89 Serie 2
5 10-11 Mei Motocross Asahan CE HSSM
6 17-18 Mei Motocross Kisaran CE GAP
7 17-18 Mei Motocross Deli Serdang CE SMS
8 18 Mei Motor Prix Kepri NE IMI Kepri Serie 5 / Reg1
9 24-25 Mei Motocross Langkat CE Kita Kita
10 24-25 Mei Motocross Lab. Batu CE SMS
11 24-25 Mei Sprint Rally Medan NE IMI Sumut
12 24-25 Mei Sprint Rally Medan CE Bla3 Kejurda 1
13 25 Mei Balap Motor Binjai CE OPL 89 Suzuki 1 / CE
Juni
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 31 Mei - 1
Juni
Motocross Deli Serdang CE Kita Kita
2 31 Mei - 1
Juni
Motocross Langkat CE GAP
3 7-8 Juni Motocross Langkat CE SMS
4 7-8 Juni Motocross Deli Serdang CE XTrim
5 7-8 Juni Motocross Tapanuli
Selatan
CE O2S
6 7-8 Juni Grass Track Deli S. / Sergai CE OPL 89
7 8 Juni Motor Prix TBA NE TBA Serie 6 / Reg
1
8 8 Juni Drag Race Medan NE IMI Sumut
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
9 14-15 Juni Motocross Sergai CE Kita Kita
10 14-15 Juni Motocross Simalungun CE 736
11 14-15 Juni Speed Rally Sumut NE IMI Sumut
12 21-22 Juni Motocross Simalungun CE SMS
13 22 Juni Drag Bike Medan CE Kita Kita
14 26 Juni Motocross Medan CE ACI
15 28-29 Juni Grass Track Deli Serdang CE Aka Pro
16 28-29 Juni Sprint Rally Medan CE Bla3 Kejurda 2
17 29 Juni Balap Motor P. Siantar CE Kita Kita
Juli
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 5-6 Juli Motocross Kisaran CE GAP
2 5-6 Juli Motocross Lab. Batu CE HSSM
3 6 Juli Motocross Medan CE ACI Serie 3
4 6 Juli Motor Prix Bangka
Belitung
NE IMI Babel
5 12-13 Juli Motocross TBA CE Kita Kita
6 12-13 Juli Motocross Medan CE Ladon
7 12-13 Juli Motocross Simalungun CE SMS
8 19-20 Juli Motocross T. Tinggi CE OPL 89 Serie 3
9 19-20 Juli Motocross Lab. Batu CE SMS
10 19-20 Juli Grass Track Langkat CE 736
11 20 Juli Balap Motor Medan CE C C I
12 26-27 Juli Motocross Deli Serdang CE Kita Kita
13 27 Juli
Balap Motor T. Tinggi CE OPL 89 Suzuki 2 / CE
Agustus
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 2-3 Agustus Motocross Sergai CE 736
2 3 Agustus Balap Motor Kisaran CE OPL 89 Suzuki 3 /
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
CE
3 3 Agustus Drag Bike Medan CE Kita Kita
4 9-10 Agustus Motocross Simalungun CE Kita Kita
5 9-10 Agustus Motocross Medan CE XTrim
6 10 Agustus Motor Prix Sumbar NE IMI Sumbar Serie 7 / Reg
1
7 17-18 Agustus Motocross Asahan CE GAP
8 17-18 Agustus Motocross Taput CE ACI
9 17-18 Agustus Motocross TBA CE Ladon
10 17-18 Agustus Motocross Langkat CE SMS
11 17-18 Agustus Motocross Asahan CE HSSM
12 17-18 Agustus Grass Track Siantar /
Simlngn
CE OPL 89
13 23-24 Agustus Motocross Madina CE MMC
14 23-24 Agustus Motocross Deli Serdang CE Kita Kita
15 24 Agustus Balap Motor Binjai CE C C I
16 30-31 Agustus Motocross Tapanuli
Selatan
CE O2S
17 31 Agustus Motocross Medan CE ACI Serie 4
September
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 7 September
Bulan Suci Ramadhan 2 14 September
3 21 September
4 28 September
Oktober
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 4-5 Oktober Motocross Asahan CE GAP
2 4-5 Oktober Motocross Medan CE ACI Serie 5
3 4-5 Oktober Motocross Madina CE MMC
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4 4-5 Oktober Motocross Langkat CE SMS
5 4-5 Oktober Motocross Lab. Batu CE HSSM
6 4-5 Oktober Motocross Kisaran CE XTrim
7 4-5 Oktober Motocross Tapanuli
Selatan
CE O2S
8 11-12 Oktober Motocross Binjai CE OPL 89 Serie 4
9 11-12 Oktober Motocross Deli Serdang CE SMS
10 12 Oktober Balap Motor Medan CE Kita Kita
11 25-26 Oktober Motocross TBA CE Kita Kita
12 25-26 Oktober Grass Track Deli Serdang CE Aka Pro
13 26 Oktober Sprint Rally Medan CE Bla3 Kejurda 3
14 26 Oktober Balap Motor P. Siantar CE OPL 89 Suzuki 4 /
CE
November
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 1-2 Nopember Motocross P. Siantar CE Ladon
2 1-2 Nopember Motocross Langkat CE SMS
3 8-9 Nopember Motocross Asahan CE GAP
4 8-9 Nopember Motocross Deli Serdang CE 736
5 8-9 Nopember Grass Track Tanjung Balai CE Ladon
6 15-16
Nopember
Motocross Sergai CE Kita Kita
7 15-16
Nopember
Motocross Lab. Batu CE SMS
8 16 Nopember Balap Motor P. Siantar CE C C I
9 22-23
Nopember
Motocross TBA CE SMS
10 23 Nopember Balap Motor Medan / Binjai CE OPL 89 Suzuki 5 /
CE
11 29-30
Nopember
Grass Track Deli Serdang CE Aka Pro
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Desember
No. Tanggal Jenis Tempat Status Club Ket.
1 6-7 Desember Motocross Asahan CE HSSM
2 7 Desember Motocross Medan CE ACI Final
3 7 Desember Drag Bike Medan CE Kita Kita
4 13-14
Desember
Motocross Lab. Batu CE Kita Kita
5 20-21
Desember
Motocross Asahan CE SMS
6 28-29
Desember
Motocross Langkat CE GAP
7 28-29
Desember
Motocross Tapanuli
Selatan
CE O2S
8 28-29
Desember
Grass Track Binjai /
Langkat
CE OPL 89 Final
9 30-31
Desember
Motocross Madina CE MMC
:
Keterangan :
CE : Club Event
NE : National Event (KEJURNAS)
2.5.2. Berikut Adalah Sumber Data Tentang Sirkuit Dari Fim (Federation De
Internationale Motorcycle) __sumber internet :
UMUM
• Prinsip Umum
Bentuk sirkuit dengan tampilan longitudinal harus disesuaikan dengan batas
kecepatan rata-rata 200 km/jam. Garis yang ideal dan bentuk yang tidak
geometris geometris, adalah faktor yang digunakan untuk mengacu pada disain
sirkuit yaitu garis lurus dan garis kurva.
• Panjang Sirkuit
Tabel 2..2 : kalender olahraga tahun 2008 pengda imi sumatera utara ( b i t t i i
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Panjang sirkuit seharusnya diantara 3,5 km sampai 10 km.
• Jalur Lurus
Zona awal harus diletakkan pada jalur lurus panjang 250 meter.
Zona awal harus diletakkan pada jarak minimum 200 meter dari awal tikungan.
• Tikungan
Hubungan antara sebuah jalur lurus dan tikungan atau dengan dua tikungan
masing- masing pada radius yang berbeda, tidak perlu dibuat transisi antar
tikungan.
• Lebar Trek
Tidak lebih dari 10 meter untuk tikungan.
Minimal trek lurus lebarnya 12 meter.
Panjang harus konstan paling tidak 250 meter setelah jalur awal.
SINYAL DAN TANDA-TANDA
• Tanda Belok
Pencapaian sebelum sebuah belokan harus terindikasi.
Untuk balapan yang memerlukan kecepatan tinggi, menngambil tempat secara
terpisah,tanda dengan material berbinar harus dipasang.
Harus ada garis putih (lebar 1m, panjang min 5 m), dikedua sisi sepanjang
lintasan dan juga garis perlindungan atau alat pelindung (lebar 1 m).
• Lampu Start
Pemakaian 2 lampu,merah dan kuning
Kombinasi yang tepat dan mungkin
-hanya lampu merah
-hanya lampu kuning
-kombinasi antara keduanya
• Penjagaan
Pada tiap sisi trek, garis putih dengan lebar 8 m sampai 10 m, harus dicat pada
sisi pinggir lintasan,kecuali pada gerbang masuk dan keluar pada Pit-Lane.
PEMAKAIAN DAN SUBSTRUKTUR
• Paddock Pembalap
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Spesifikasi dan kondisi yang tertera menjadi permintaan utama dari
penyelenggara kejuaran. Permukaaan paddock harus dapat menampung
kendaraan berat yang akan lewatzona yang diahruskan,dan jarak parkiran harus
dapat dijangkau dengan mudah menuju paddock. Jika paddock berada di
daerah lintasan maka dimungkinkan mencapai daerah tersebut melalui
jembatan atau skycross (lebar 4,5 m) oleh kendaraan pribadi,ambulan atau
lainnya.
Syarat minimal yang diminta :
-Wc 30 unit,10 unit untuk wanita
-Sower dengan air panas 12 unit,3 untuk wanita
-Ruang telepon umum terdiri dari 6 unit
-Ruang informasi
-Ruang p3k
-Ruang medis
-ruang alat pemadam kebakaran
-Fasilitas restoran
Area Serbaguna
-Area pengelola (5000 m2)
-Area servis (2000 m2)
-Area hiburan (5500 m2)
-Ruang tunggu (4500 m2)
-Jalan (5000 m2)
Syarat ini harus disesuaikan dengan kondisi tapak, terutama untuk ruang
Paddock yang benar-benar memenuhi standar FIM adalah.
Drainase
Pembuangan air haruslah menggunakan pipadan dialirkan kedaerah yang telah
disediakan.
Tabung Bahan Bakar dan oli sisa
Total 8 x 2000 liter tersedia diarea kerja yang dapat diakses dengan mudah oleh
tim
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Tempat Pembuangan Sampah
Berada dekat daerah paddock untuk menunjang daerah hiburan
Maintenance
Tabung bahan bakar dan tempat sampah harus dikosongkan atau diganti min 1 x
sehari.Teknisi dan pegawai harus siap sediakala.
• Area Pengecekan Kendaraan
Berlokasi didekat paddock,spesifikasi terdiri dari :
-Areanya harus dilapisi aspal
-Permukan harus datar
-Luas minimal 100 m2
-Dapat menampung alat-alat berat
-Akses harus terkontrol
-Tersedia pos untuk pengecekan akhir kendaraan pada ujung area yaitu min
3 m2
• Area Pit
Luas minimal 1400 m2
Ukuran min 6 x 5 m
Keamanan
Tiap pos dibatasi pemisah didepan dan dibelakan dinding bangunan. Akses juga
tersedia menuju nya.Pos harus tahan cuaca dan hujan.
• Bentuk sinyal
Pemasangan tanda sinyal harus diantara Pit-Lane dan sisi trek. Harus dilengkapi
peralatan listrik pada jarak umum.
Dimensi yang diharuskan:
-Lebar sisi terluar 2 meter
-Lebar tanda 1,2 meter
-Panjang, sepanjang 25 meter trek
-Tinggi tanah Pit-Lane harus 35 cm lebih tinggi dari bangunan Pit
-Dilindungi oleh dinding pada sisi trek
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
-Tinggi tanda sinyal 1 meter dari tanah
-Ketebalan dinding 25 cm
Sekat pelindung 65 cm tingginya jika penting diantara tanda-tandanya. Harus
ada bukaan dengan tinggi 80 cm ditempatkan tiap- tiap 25 meter.
Harus ada bukaan pada lebar min 2 m pada dinding.
• Pintu keluar Pit-Lane
Harus dikontrol oleh tanda lampu,10 meter sebelum tanda.garis putih
ditempatkan pada sisi trek menuju gerbang ini.
• Area Rumput
Berada dipinggir sepanjang trek,dan memiliki satu pintu kontrol
• Pos Kontrol Balapan
Berada pada pusat pos kontol,tiap tim memiliki satu pos yang berada pada satu
bangunan Pit-Lane.
Alat- alat yang tersedia meliputi;
-telepon terkoneksi kejaringan trek,pos servis dan keluar
-radio pemancar untuk jaringan internal
-pemancar tv
-CCTV
-fasilitas lainnya ysng mendukung
ALAT DAN TANDA BAHAYA
• Pusat pengobatan
ini mungkin struktur permanen atau sementara dengan ruang bebas untuk
melindungi pengendara dari kecelakaan.
Pusat pengobatan seharusnya menyediakan
- Pengamanan lingkungan dari wartawandan orang umum
- Area untuk akses yang mudah, parkiran dan gerbang untuk kendaraan P3K,
dengan area yang dilindungi
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
- Tempat pendaratan helikopter
- Satu atau dua ruang luas untuk penyelamatan pengendara secara langsung
- Ruang X-Ray
- Area penerima dan ruang tunggu
-Fasilitas untuk kontrol anti doping
- Ruang dokter
- Toilet dan ruang shower
- Ruang staff medical
- Komunikasi dengan kontrol lintasan
- dilengkapi dengan persedian Listirk seperti U.P.S
- persediaan air panas dan dingin
- Monitor terkoneksi dengan CCTV
- Fasilitas kantor
- Penyimpanan alat-alat
-Parkir Ambulans
TREK SIRKUIT
Panjang lintasan minimal 1200 m (standar IMI) untuk 1(satu) putaran dengan
maksimal 13 tikungan.
Lebar lintasan lurus antara 12 meter- 14 meter (standar IMI).
Lebar lintasan putaran antara 6 meter-8 meter (standar IMI).
• Jenis-Jenis Sirkuit
1. Permanen, dimana sirkuit dibangun ditempat khusus juga telah tersedia
fasilitas yang lengkap didalamnya termasuk tribun dan paddock.
2. Non Permanen, dimana sifatnya sementara.Biasanya digunakan jalan
raya yang kemudian diberi batas untuk mendapatkan beberapa tikungan
yang diinginkan. Biasanya jenis ini memiliki lintasan yang pendek dan
tidak memiliki tribun.
3. Round the House, jenis ini memiliki fungsi ganda yaitu bisa sebagai jalan
umum dan bisa juga sebagai sirkuit karena bisa dimultifungsikan
(cth:sirkuit baru di Singapura).
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Jenis- Jenis Tikungan
1. Tikungan 90°
2. Tikungan Tajam
3. Tikungan S
2.5.3. Data Tribun
• Jarak Pandang
Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan
pandangan dari penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di
lapangan. Jarak pandang penonton optimal/paling nyaman adalah berjarak
90m dari pusat lapangan, dan 190 meter adalah jarak terjauh untuk melihat
ke sudut terjauh lapangan.
• Tempat Duduk
Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap
tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti
penonton . Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton
memiliki pandangan/visi yang baik. Hal tersebut juga untuk menghindari
penonton yang harus membungkuk dan mencari nomor yang kabur, pudar
dan nomor tempat duduk yang kecil, sementara yang lain menunggu di
belakang tidak sabar, dan frustsi. Keseluruhan proses tersebut dapat
menimbulkan stress dan lambatnya sirkulasi. Hal tersebut merupakn hal
kecil yang dapat menjadi masalah besar..
Tipe 1
Tipe 2
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.14. Standar Tempat Duduk Stadion
Jenis tempat duduk yang dipasang seharusnya terbuat dari bahan yang
tidak mudah pecah, rusak, tahan api, tahan terhadap pengaruk iklim
(pembusukan) dan pemudaran warna.
Garis Pandang
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.00 m 2.00m. min 0.8 m
0.8m
c
b
min 0.3 m
0,9
Advertising Board
x
X = a.bc -12
Gambar 2.15. Diagram Line of visibility
Berdasarkan pendapat Vitruvius (abad pertama SM) deretan bangku dan
teras tempat berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata-rata yang tetap 1 :
2, hal ini juga berdasarkan alasan peredaman suara (akustik). Pada saat ini
stadion menggunakan peralatan pengeras suara, (ampilifier) maka
kriterianya hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang penonton.
Pengaturan bangku-bangku tersebut dibuat menaik berselang-seling dan
penonton di bagian belakang dapat melihat ke depan langsung dari bagian
atas bagian kepala penonton di bagian depan, dengan bentuk lengkung
parabolik dengan kenaikan awal ≥ 380 dan kenaikan terakhir ≤ 480.
Pandangan terbaik adalah dari sisi memanjang per bagian stadion, bentuk
ini pertama kali dibangun pertama kali oleh Hadden (AS), yang meyakinkan
dan memberikan dorongan baru dan perencanaan stadion.
Tempat duduk penonton akan direncanakan dengan ketentuan:
VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,5 meter dan maksimal 0,6 meter
dengan ukuran panjang minimal 0,8 meter dan maksimal 0,9 meter.
Umum, dibutuhkan lebar minimal 0,4 meter dan maksimal 0,5 meter
dengan ukuran panjang minimal 0,8 meter dan maksimal 0,9 meter.
(Sumber : internet, Technical Recommendations and Requirements for the
Construction and modernisatin of Football Stadia)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.5.4. Pit Building / Paddock
• Pits : - Standar tiap Pit Garage
Motor : 3,5 m x 6 m
Mobil : 6 m x 8m
- Fasilitas tiap Tim terdiri dari :
a. 2 (dua) Pit Garage
b. Telecommunication Line
c. Team Common Room
• Race Control Room : Merupakan area control yang memperlihatkan
kondisi sirkuit melalui Circuit TV Camera. Standard berdasarkan FIM
(sumber : www.fim.com) :
- Sound Attenuation
- Akses ke dalam hanya untuk Staff Khusus
- Letak Gedung sebaiknya sedekat mungkin dengan Start Line
- Akses Independent ke Track atau Pit Lane
- Tidak Lebih dari satu lantai dari Ground Level
- Visibilitas ke sirkuit dan Pit Lane terletak di ujung Pit Building.
• Paddock Clubs : Merupakan area yang disewakan bagi Penonton VIP.
Fasilitas yang di sediakan berupa Private Parking Area.
• Race Menagement Office : Merupakan area Pengelola sirkuit.
• Fire Fighting Service
- 1 (satu) Portable Extinguisher : Terletak di setiap Pit Garage
dan di sirkuit dengan jarak interval 300 m.
- 2 x 30 kg Extinguisher setiap 6 Pit Garage.
• Podium : Berhubungan Langsung dengan Unilateral Room.
• Pers Room : Ruang Khusus untuk Konferensi Pers.
• Welcome Centre, merupakan area penerima yang terdiri dari :
o Office
o Restaurant
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
o Exhibition Hall
o Circuit Shop
• Fasilitas Medical Centre lainnya antara lain :
- Medical Intensive Car
- Ambulance : Maksimal 3 unit.
2.5.5 Main Building
o Tribun Penonton
o Ruang VIP
o Ruang podium
2.5.6 Pengelolaan
o Ruang Pengelola
o Ruang Karyawan
o Ruang Security
o Ruang Rapat
2.5.7 Fasilitas Pendukung
o Ruang Press dan Media
o Ruang Konfrensi
o Ruang Audio Visual
o Hospital
o Fire Station
o Restoran
o Musholla
o Toilet
(sumber : internet, tugas akhir Iwan Sasongko perencanaan sirkuit dan fasilitasnya di
Yogyakarta,Jurusan Arsitektur,Universitas Petra Surabaya)
2.5.8 Perlengkapan Bagi Seorang Pembalap (Racer)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Helm, biasanya yang dipakai
pembalap
adalah helm full face untuk
mendapatkan
• Jaket, jaket yang biasanya
dipakai pembalap adalah
terbuat dari bahan kevlar
untuk melindungi badan
dari gesekan aspal dikala
terjatuh dan juga
dilengkapi pelindung
bagian punggung
• Knee & Leg Protector,
terbuat dari bahan kulit
dan karet yang berguna
untuk melindungi lutut
dari gesekan aspal.
Gambar 2.8 helm full face (sumber:internet)
Gambar 2.9 jaket (sumber:interne)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Sepatu, sepatu yang dipakai
terbuat dari kulit.dan
telapaknya dilapisi serat keras
untuk mengatasi gesekan
terus menerus pada aspal.
Ketinggian sepatu biasanya
sampai betis.
Gambar 2.10 Knee & Leg Protector ( b i )
Gambar 2.11 sepatu (sumber:internet)
• Sarung Tangan ,terbuat dari bahan kevlar untuk melindungi tangan pembalap.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.6. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
2.6.1.Sirkuit Sentul
Data sirkuit
Panjang lintasan: 4,12 km (2,56 mil)
Lebar lintasan: 15 m
Lintasan lurus terpanjang: 900 m
Lisensi sirkuit FIA tingkat 2.
50 garasi pit
2 tribun duduk tertutup
Fasilitas
Lintasan Grand Prix (ilustrasi kanan atas)
Motocross, Autocross dan Sirkuit Go-Kart (ilustrasi kanan atas)
Gambar 2.13 sirkuit sentul
Gambar 2.12 sarung tangan (sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Hotel internasional bintang tiga
Bungalow
Lapangan golf internasional
Restoran
Pusat rekreasi
Paddock Scrutineering Grha Istirahat
Pembalap
Grha
Perlengkapan
S P B U Landasan Helikopter P M K Pusat Kesehatan
Menara Kontrol Room Media & Press
Center Lahan Parkir VIP Main Stand
Sub Stand Victory Tower Gerbang Utama Gerbang Samping
Lahan Parkir Water Storage Pos Penjagaan Sungai Cigede
Pembangkit
Listrik Hospitality Suites Cottage
Sumber :"http://id.wikipedia.org/wiki/Sirkuit_Sentul"
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.6.2.
Fuji International Speedway, Japan
Client: Fuji International Speedway Co.,Ltd
Capacity: 120.000 spectator seats (total)
20.000 permanent covered seats
100.000 temporary seats
Total area: 220 ha
Area of racetrack: 70 ha
Construction floor area: 40.000 m²
Project status: completed in 2005
Gambar 2.15 tampak bangunan utama sentul
(sumber:internet)
Gambar 2.16 2 orang anak sedang menonton balap dari tribun sentul
( b i t t)
Gambar 2.14 tampak tribun sentul diramaikan penonton
Tabel 2..3 Fuji International Speedway, Japan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.17. Foto Udara Fuji International
Speedway, Japan (sumber:internet)
Gambar 2.18. Suasana Fuji International
Speedway, Japan (sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.19. Tribun dari berbagai sisi
(sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
2.6.3.
Shanghai International Circuit, China
Racetrack including pit building, main grandstand, medical centre, media centre,
kart track with pit building.
Client: Shanghai International Circuit Co.,Ltd
Capacity: 50.000 permanent covered seats
150.000 temporary seats
Building area: 530 ha
Race track area: 220 ha
Construction floor area: 146.000 m²
Project status: completed in 2004
Tabel 2..4 Shanghai International Circuit, China
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Overview:
Shanghai International Grand Prix Circuit is reputed to be Asia's most advanced
Grand Prix Circuit. Having completed its' inaugural year, this Chinese Grand Prix is
poised to be the major Grand Prix of the F1 Circuit.
The grandstand of the racing field is designed to have 200 thousand seats, 50
thousand of which are on the main and sub grandstands, and the remaining seats
are temporary seats on the slopes. The main architecture and other main buildings
of the racing field cover 150 thousand square meters, including the main and sub
grandstands, direct center, news center, race team living zone, and pit stops, etc.
The architectures combined the modern design concept with traditional Chinese
culture. Once the racing field construction is finished, it will bring new energies to
the vigorous Shanghai city.
Shanghai International Circuit is located on northeast of Anting Township in the
Jiading District of Shanghai, an old county with a kind folkway, neighbouring the
world famous Shanghai International Auto City, 30 km from the center of Shanghai
city and 20 km to Hongqiao International airport. It is surrounded by high grade
highways of Jiajin(A5), Jiasong, and A30, etc., and the planned mass transit line R3
will reach the racing field directly.
History:
The distinctive circuit, which in sheer size will overshadow every other circuit in
the World Championship, incorporates 14 wide-ranging corners - an equal blend of
left- and right-handers that combine to form a 5.45-kilometre (3.39- mile) lap.
Viewed from overhead, the circuit's shape is redolent of the Chinese symbol
"Shang", which translates as "high" or "above". According to computer simulations,
current-generation Formula One cars will lap the track in about 1m 34s at an
average speed close to 205 km/h (127.4 mph). On the longest, 1175-metre
straight, which links Turns 13 and 14, cars should reach a maximum speed of 327
km/h (203mph).
The circuit's design and layout provide the drivers with that crucial ingredient -
overtaking opportunities. Those that have seen the circuit are convinced that the
new Shanghai International Circuit will provide spectators and television viewers
alike with a great spectacle and a great race.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.20. Shanghai International
Circuit
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.21. Tribun
Shanghai International Circuit
(sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.22. Rest House, & R.Pengelola
Shanghai International Circuit
(sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB. III
ELABORASI TEMA
3.1. ALASAN PEMILIHAN TEMA
Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan. Hal ini penting karena dalam bangunan
komersial bentuk dan estetika bangunan lebih berperan untuk kemudahan dalam
memberi kesan dan daya tarik, disamping tetap memperhatikan fungsi ruang dan
sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.
Pengambilan tema Ekspresionisme Dalam Arsitektur pada Medan Race
Circuit adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat
mengkomunikasikan perasaan dan emosi yang tercipta pada fungsi tersebut
Gambar 2.23. Ruang Pertemuan dan Pers
(sumber:internet)
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
sehingga bentukan bangunan dapat lebih bervariasi dan memiliki daya tarik yang
kuat.
3.2 TINJAUAN UMUM
3.2.1 Pengertian Ekspresionis
Ekspresionis berasal dari kata ekspresi. beberapa pengertian ekspresi :
• Maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek
• Hasil perpaduan / kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan warna dari
bentuk-bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud
dan tujuan bangunan secara meyeluruh.
• Pernyataan atau pengungkapan perasaan
Beberapa pengertian Ekspresionisme :
• Melukiskan dasar-dasar emosi paling dalam dari diri seorang seniman, sedih,
marah, takut, dsb
• Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam
arsitektur, merupakan kelanjutan dari Art Nouveau dan berlanjut setelah
perang dunia kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional
tetapi menciptakan sensasi dari bentuk-bentuk abstrak.
• Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang menekankan pada ekspresi
subjektif dari pembuatannya
• Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci, rasa
cinta
• Suatu gaya sekitar Perang dunia I yang sangat pribadi, dan sering dieksekusi
dengan kegairahan yang kejam
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
3.2.2. Ekspresionisme secara umum
Seni dimana emosi merupakan pertimbangan yang dominan diklasifikasikan
kedalam ekspresionisme. Ekspresionisme memandang sesuatu kepada dunia yang
mengungkapkan emosi dan pernyataan-pernyataan secara psikologi dari pada
memandang dunia sebagai refleksi dari warna.
Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak
ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali
kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi.
Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih, marah
dan sebagainya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada
dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat
dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang
bermanfaat, yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan
kepantasan tuntutan.
Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno
Taut, Eric Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-
lain. Contoh bangunan ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The
Amsterdam School dan lain-lain.
3.2.3. Karateristik Ekspresionisme
Ciri-ciri ekspresionisme secara umum adalah sebagai berikut :
• Irasional
Ini merupakan pembelokan dari filsafat objektif dan konsep-konsep statis
mengenai ruang yang lebih mengarah ke subjektifitas
• Emosional
Dalam pemikirannya, lebih mengutamakan emosi dari pada nalar
• Antopomorfik
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Proyeksi simbol-simbol organisme kedalam masa arsitektural dimana bangunan
dianggap makhluk yang hidup yang menghasilkan bentuk-bentuk organik dengan
garis melengkung dan kurva-kurva
• Kristalin
Perwujudan terhadap artistik kristal yang angular dan multi faset. Wujud-wujud
angular mereka merupakan pambagian secara sadar atas geometri sederhana
dari kubus, kerucut piramida dan sebagainya
• Utopian
Ini diakibatkan oleh tendensi pada saat itu yang merupakan keputusasaan
akibat perang. Banyak bangunan yang tidak dapat tercipta direalita sehingga
para arsitek membangun dalam alam khayal
• Monumental
Bagian utama dari komposisi arsitektural biasanya terdiri dari sebuah masa yang
sentral, dominan dan menjulang
3.3. INTERPRETASI TEMA
Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan Medan Race Circuit
ini adalah bagaimana menerapkan ekspresi aktifitas sport yang dinamis, aktif dan
penuh semangat kedalam bentuk dan karakter bangunan yang dirancang. Sehingga
bentuk yang tercipta memiliki karakter yang dinamis dan penuh semangat yang
dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya.
Berdasarkan uraian diatas, Interpretasi tema ini akan diungkapkan dalam
ekspresi SPORT itu sendiri. Dalam dunia olah raga otomotif itu sendiri expresi
sport dapat diartikan sebagai KECEPATAN.
3.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
3.4.1. Einstein Tower by Eric Mendelson, (1917-1921), Postdam
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Bangunan ini dirangcang oleh Eric
Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek
mengekspresikan bangunan rancangannya
dari raut muka manusia.
3.4.2. EERO SAARINEN, TWA AIRPORT, NEW YORK_FILES, (1956-1962, AS)
Sang arsitek mengekspresikan
bangunan ini yaitu burung yang siap
terbang, mengekspresikan pergerakan
dan perpindahan, yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai airport.
Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower Sumber : Internet
Gambar 3.2. Eksterior TWA Airport Sumber : Internet
Menggunakan efek plastis dari beton
untuk menggambarkan burung raksasa
yang siap terbang. Dengan ruang –
ruang yang mengalir yang diibaratkan
sebagai urat nadi dari burung tersebut
Bangunan ini menonjolkan efek
platis dari beton untuk menciptakan bentuk
sclupture yang berbentuk mahkluk yang
berotot dalam posisi yang siap menerkam.
Atap kubah dipuncak diasosiakan sebagai
kepala dan bukaan jendela ditarik kedalam
diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini
juga menggunakan susdut-sudut yang
dibulatkan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV
ANALISA
4.1.ANALISA KONDISI TAPAK DAN LINGKUNGAN
Kriteria- kriteria yang dibutuhkan dalam menentukan lokasi adalah sebagai
berikut:
• Faktor Peruntukan
Tapak yang digunakan harus merupakan tanah yang diperuntukkan untuk
fasilitas umum, hiburan termasuk olahraga, mengingat proyek yang dipilih
merupakan fasilitas untuk umum.
• Faktor Luas Tapak
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Luas tapak yang dipilih harus memenuhi kebutuhan luas bangunan yang
harus ada yang merupakan standar berdasarkan peraturan yang ada.
• Faktor Lokasi
Faktor terpenting dalam pemilihan lokasi yaitu kemudahan pencapaian ke
tapak.
• Faktor Infrastruktur
Faktor pendukung proyek berupa sarana dan prasarana yang mendukung
pelaksanaan operasional sebuah sirkuit seperti jaringan air, telepon, dan
jalur pembuangan air kotor yang memadai.
• Faktor Lebar Jalan Minimum
Lebar jalan minimum yaitu 10 meter dengan pertimbangan kemudahan akses
kendaraan besar.
• Faktor Kestrategisan Lokasi
Faktor yang mempertimbangkan daerah jangkauan pelayanan yang dapat
mencakup wilayah yang cukup luas.
Dengan pertimbangan diatas maka lokasi Jalan Pancing Kecamatan Medan
Perjuangan hampir memenuhi kriteria yang ada. Maka dipilihlah lokasi tersebut
menjadi lokasi tapak.
4.1.1 Tata Guna Lahan
Berdasarkan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang
berada di persimpangan Jl. Willem Iskandar dengan Jl. Slamet Ketaren, Kec.
Medan Tembung, termasuk dalam WPP C dengan Aksara sebagai pusat
pengembangan. sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah
permann, sarana pendidikan dan kesehatan3
Sebagai kawasan perdagangan, lokasi ini sangat potensial untuk dibangunnya
bangunan dengan fungsi sarana olahraga dan hiburan yang mewadahi kegiatan
.
3 Sumber: RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya) Medan tahun 2005.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
berolahraga, tontonan dan hiburan masyarakat serta sebagai lahan bisnis di
Kota Medan. Beberapa unsur potensial yang mendukung dari lokasi, yaitu:
Tidak terletak dipusat kota
Berada pada kawasan permukiman, pendidikan dan olahraga
Transportasi yang lancar dan baik
Luas site yang mendukung ± 10 Ha
Lahan yang terdapat di sekitar site masih luas
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang sama, yaitu
antara 2-4 lantai. Hanya pada fungsi-fungsi tertentu seperti Aksara
Plaza/Ramayana Aksara serta ruku-ruko.
4.1.2. Lokasi
4.1.2.1. Posisi Site Terhadap Kawasan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.1.2.2. Posisi Site Terhadap Lingkungan
P
site
Batas Utara, Jl.Rumah Sakit Haji, terdapat kedai monza dan lembaga penelitian pertanian,
Keluaran
Lokasi Site terhadap kota, kawasan dan lingkungan sangat strategis untuk fungsi
sarana olahraga. Lokasi tidak berada di pusat kota dan bukan merupakan jalur
sirkulasi padat sehingga dengan demikian pencapaian ke lokasi mudah begitu
juga sebaliknya. Berada di kawasan pendidikan dan olahraga membuat lokasi
tersebut cocok dengan fungsi bangunan.
Gambar 4.1. Peta Site
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.1.3. Sirkulasi
Kendaraaan Dan Pejalan Kaki
Batas Timur, Jl.Selamat Ketaren, terdapat rumah semi permanen dan
Batas Barat, Jl.Pancing, terdapat kedai Monza dan Mall ITC Medan
Persimpangan antara Jl Pancing (2 arah dengan lebar 16 meter) dan Jl RS.Haji (2 arah dengan lebar 12 meter) relatif sepi, kecuali pada sore hari menjadi macet disebabkan oleh
Tanggapan
Dengan adanya jalan utama(Jl Pancing) dan jalan alternatif (Jl
RS Haji dan Selamat Ketaren) memudahkan kita untuk
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.1.4 Analisa Pencapaian
Gambar 4.2. Potongan Jalan Pancing
Keterangan Lebar Jalan
Jalan Pancing : 16 meter, 2 arah
Jalan RS Haji : 12 meter, 2 arah
Jalan Selamat Ketaren : 12 meter, 2
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda
Tanggapan
Lalu lintas di sekitar tapak
merupakan lalu lintas dengan
intensitas kendaraan relatif
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
site
4.1.5. View dari Dalam Site
Cukup baik. Adanya warung monza sepanjang Jalan RS Haji menutupi sebagian besar view kearah jalan tersebut
Gambar 4.3. Sarana
Jalan utama merupakan Jl. Willem Iskandar dan memiliki
kemudahan dalam hal akses ke bangunan, hal ini menjadi
pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.Juga
sebagai akses publik area.
Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi
coakan untuk memberi ruang lebih bagi kendaraan yang masuk
serta menghindari kemacetan karena antrian.
Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Slamet
Ketaren untuk memudahkan sirkulasi untuk daerah privat dan
i i d l i
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
site
4.1.6. Vegetasi
Keluaran
Kemungkinan warung monza dipindahkan agar tidak
mengganggu view bangunan nantinya
Cukup baik Karena adany lahan kosong tidak menghalangi view kearah ini
Adanya pohon-pohon besar disepanjang Jalan RS Haji
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009 site
4.1.7. Matahari
Keluaran
Vegetasi dibiarkan begitu adanya
tetapi dipantau ketinggiannya
terutama yang mengarah ke Jalan
Tanggapan
Dengan adanya vegetasi dietiap
trotoar jalan maka suasana
disepanjang jalan akan menjadi
timu
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.1.8. Utilitas
Jalur Utilitas
Tanggapan
Dengan adanya vegetasi
akan berfungsi sebagai
buffer sinar matahari
Keluaran
Berhubung view bangunan kearah
Barat maka konsep bangunan
nantinya disiasati dengan adanya
Tanggapan
Lampu jalan menggunakan neon,
hanya terdapat di ruas kanan Jl.
Pancing, dipasang pada tiang-tiang
baja. Lampu-yang ada disekitar site
adalah jenis lampu jalan standard
dengan dua arah lampu tiap tiang.
Dipasang dipinggir jalan dekat
d it di j j l
Keluaran
Titik-titik lampu yang
telah ada dipertahankan
dan ditambah pada ruas
jalan sebelah kiri, sesuai
dengan kebutuhan.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
4.1.9. Penzoningan Horizontal
JL RS Haji
JL Selamat Ketaren
Jalur Listrik dari PLN
Jalur Listrik dari PLN Jalur Drainase air bersih dari PDAM serta jalur pembuangan air kotor berfungsi baik
Tanggapan
Jalur utilitas yang ada disekitar site
cukup baik dan dapat mencukupi
kebutuhan yang ada didalam
bangunan
Gambar 4.4 Jalur Utilitas
Keluaran
Jalur utilitas yang ada
dipertahankan untuk
mendukung dan memberikan
kemudahan dalam hal
pelayanan bangunan.
Perbaikan beberapa jalur
utilitas yang sudah
mengalami kerusakan dan
pemasangan baru.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Keterangan :
sirkuit
Parkiran pengunjung
Fasilitas pendukung
tribun
Pit building
Menara pemantau
Penginapan/rest area
Fasilitas servis
4.2. ANALISA FUNGSIONAL
4.2.1 Kebutuhan Ruang
Fasilitas-fasilitas yang disediakan antara lain tribun penonton, bangunan pit,race
kontrol,tower pemantau, paddock,rest area dan bangunan servis penunjang.
• Fasilitas Tribun Penonton
JL pancing
Gambar 4.5 Penzoningan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Diagram 4.2. Skema Aktifitas Pengunjung dan Penonton
Bangunan tribun penonton diperuntukkan untuk fasilitas publik, bangunan
tribun ini didukung oleh adanya tribun itu sendiri, restoran, cafetaria, kantin,
hal pameran, tempat penjualan tiket, dan bangunan servis penunjang.
• Fasilitas Pit Building
Pada bangunan Pit yang mutlak harus ada pada sirkuit tediri dari berbagai ruang
pendukungnya antara lain: pit bagi pembalap dan kru, paddock, fasilitas media
elektonik dan ruang- ruang servis pendukung seperti ruang pompa bahan bakar,
ruang pompa angin dan sebagainya.
• Fasilitas Kantor Pengelola
Terdiri dari ruang- ruang staf operasional sirkuit
Skema Aktivitas Pemakai
Pengelola dan Karyawan
Pengunjung dan Penonton
Datang Entrance Kantor
Pengelola
Pengelola Proyek
Administrasi
Kontrol
Istirahat Pulang
Parkir Pengelola
Diagram 4.1. Skema Aktifitas Pengelola
Datang Entrance
Parkir Pengunjung
Kegiatan Bangunan Pulang
Pengelola
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
ENTRANCE R. PENERIMA
SNACK BAR
R. PEGAWAI
R.SEKURITY
RUANG PERMAINAN
PENYIMPANAN
Diagram 4.6.. Skema Organisasi Ruang Permainan
Servis Parkir Servis Entrance Bangunan
Diagram 4.3. Skema Aktifitas Servis
Servis
Area VIP Lt 2
Food Court
Amusement Center
ENTRANCE PANTRY
BANQUET
BAR COUNTER
KASIR
DAPUR
R.PEGAWAI
G.KERING
G.BASAH
OPERATOR
R.GANTI
DAPUR
Diagram 4.5. Skema Organisasi Ruang Restoran
PRIVAT ENTRANCE
RECEPTIONIST
AREA VIP
TOILET
STUDIO TV
Diagram 4.4. Skema Organisasi Ruang VIP
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Retail Shop & Souvenir Shop
Pengelola
4.2.2.Program Ruang
• Fasilitas Umum Dan Pendukungnya Tabel 4.1. Program Ruang
OPERASIONAL
R.KEPALA DIVISI
R.STAF DIVISI
R.DIREKTUR
R. MANAGER
ASS. MANAGER
Diagram 4.8. Skema Organisasi Ruang Pengelola
KASIR
GUDANG
ENTRANCE
Diagram 4.7. Skema Organisasi Ruang Retai
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
ruang unit standar sumber besaran total
a. Food Court
R.makan
Dapur + Pantry
Toilet Pria
3 WC
3 Urinoir
3 Wastafel
Toilet Wanita
4 Wc
3 Wastafel
b. Toilet Umum
3 WC
3 Urinoir
3 Wastafel
Toilet Wanita
4 Wc
3 Wastafel
c. Mushalla
R.Sembahyang
R.Wudhu
Pria
Wanita
d. Entrance Hall
e. R.Informasi
f. Loket Tiket
g. Ruang Pameran
Otomotif
1
250
30%r.maka
n
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
500
1
1
300
1
5
1,3 m²
1,8 m²/ org
0,4 m²/org
0,54
m²/org
1,8 m²/org
0,54
m²/org
1,8 m²/org
0,4 m²/org
0,54
m²/org
1,8 m²/org
0,54
m²/org
0,75
m²/org
0,9 m²/org
@20 m²
NAD
NAD
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
NAD
As
As
NAD
As
DS
As
305
30
5,4
1,2
1,62
7,2
1,62
5,4
1,2
1,62
7,2
1,62
75
9
9
270
15
100
900
325 m²
91,5 m²
5,4 m²
1,2 m²
1,62 m²
7,2 m²
1,62 m²
5,4 m²
1,2 m²
1,62 m²
7,2 m²
1,62 m²
375 m²
9 m²
9 m²
270 m²
15 m²
100 m²
900 m²
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Jumlah :
2008,58
Sirkulasi 30%
602,57
________________________________
Total
2631,15
• Fasilitas Kantor Pengelola lt 1 & Lt 2
Ruang unit standar sumber besaran total
Lt 1
a. Reception
b. R.Staf Keuangan
R.Kabag
R.Staf
c. R.Staf Marketing
R.Kabag
R.Staf
d. R.Staf Development&
Building
R.Kabag
R.Staf
e. R.Staf Operasional
&Pemeliharaan
R.Kabag
R.Staf
f. R.Staf Keamanan
R.Kabag
R.Staf
g. R.Staf HRD&Umum
1
1
1
3
1
3
1
3
1
3
1
3
15-36
m²/org
12-30
m²/org
4,46 m²/org
12-30
m²/org
4,46 m²/org
12-30
m²/org
4,46 m²/org
12-30
m²/org
As
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
15
30
13,38
30
13,38
30
13,38
30
13,38
30
13,38
15 m²
30 m²
13,38 m²
30 m²
13,38 m²
30 m²
13,38 m²
30 m²
13,38 m²
30 m²
13,38 m²
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
R.Kabag
R.Staf
h. R.Tata Usaha
i. R.Informasi
j. Toilet Pria
3 WC
3 Urinoir
3 Wastafel
k. Toilet Wanita
4 Wc
3 Wastafel
o. Amusement Centre
p. Retail Shop & Souvenir
Shop
Lt 2
q. Tribun VIP
r. R.Direktur
s. R.Sekretaris
t. Toilet Pria
3 WC
3 Urinoir
3 Wastafel
Toilet Wanita
4 Wc
3 Wastafel
u. Cafe
Pantry
R.makan
1
1
1
3
3
3
4
3
1
6
1
1
1
1
4,46 m²/org
12-30
m²/org
4,46 m²/org
12-30
m²/org
4,46 m²/org
1,8 m²/ org
0,4 m²/org
0,54 m²/org
1,8 m²/org
0,54 m²/org
@15 m²
1 m²
15-36
m²/org
1,8 m²/ org
0,4 m²/org
0,54 m²/org
NAD
NAD
As
As
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
As
As
As
NAD
NAD
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
As
As
30
13,38
40
12
5,4
1,2
1,62
7,2
1,62
300
100
200
36
25
5,4
1,2
1,62
7,2
1,62
20
60
30 m²
13,38 m²
40 m²
12 m²
5,4 m²
1,2 m²
1,62 m²
7,2 m²
1,62 m²
300 m²
90 m²
200 m²
36 m²
25 m²
5,4 m²
1,2 m²
1,62 m²
7,2 m²
1,62 m²
20 m²
60 m²
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
1,8 m²/org
0,54 m²/org
Jumlah :
1114,36
Sirkulasi 30% :
334,3
________________________________
Total :
1448,66
• Fasilitas Servis dan Utilitas
Ruang unit standar Sumber besaran total
a. Gudang Peralatan
b. Gudang Pemeliharaan
c. R.Karyawan
R.Istirahat
R.Ganti
d. Toilet Karyawan
Toilet Pria
3 WC
3 Urinoir
3 Wastafel
Toilet Wanita
4 Wc
3 Wastafel
1
1
1
3
3
3
3
4
3
1,5-2 m²/org
1,8 m²/ org
0,4 m²/org
0,54 m²/org
1,8 m²/org
0,54 m²/org
As
As
NAD
NAD
MEE
MEE
MEE
MEE
MEE
30
30
40
4,5
5,4
1,2
1,62
7,2
1,62
30 m²
30 m²
40 m²
4,5 m²
5,4 m²
1,2 m²
1,62 m²
7,2 m²
1,62 m²
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
e. R.Genset
f. R.Kompressor
g. R.Pompa Air
h. Pos Keamanan
i. R.Tangki Bahan Bakar
R.Gazoline
R.Pompa
1
1
1
1
1
1
8 m²/unit
DS
DS
DS
As
As
As
40
24
24
8
30
10
40 m²
24 m²
24 m²
8 m²
30 m²
10 m²
Jumlah :
257,54
Sirkulasi 30% :
77,26
________________________________
Total :
334,8
• Fasilitas Pertandingan & Pendukungnya
Ruang unit standar Sumber besaran total
a. Medical Centre
Garasi Ambulan
Emergency Room
Doctor Room
Toilet Pria
2 WC
2 Urinoir
2 Wastafel
2
2
2
2
2
2
2,5 X6
m²/unit
35 m²
35 m²/org
1,8 m²/ org
0,4 m²/org
DS
DS
DS
MEE
MEE
MEE
30
70
70
3,6
0,8
1.1
30 m²
70 m²
70 m²
3,6 m²
0,8 m²
1.1 m²
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Toilet Wanita
2 Wc
2 Wastafel
b. Pit Building
Pit service(s.motor)
Pit Service (mobil)
c. Race Control Tower
d. R.Safety Car
e. Pos Siaga(tiap
tikungan)
f. R.Informasi Teknis
2
2
20
20
1
2
9
0,54 m²/org
1,8 m²/org
0,54 m²/org
3,5 X 6 m²
6 X 8 m²
260 m²
3 X 6 m²
3-4 m²
20 m²
MEE
MEE
DS
DS
DS
NAD
DS
DS
3,6
1,1
420
960
260
36
36
20
3,6 m²
1,1 m²
420 m²
960 m²
260 m²
36 m²
36 m²
20 m²
Jumlah :
1912,20
Sirkulasi 30% :
573,66
________________________________
Total :
2485,86
• Fasilitas Rest Area :
Terdiri dari 20 ruang yang masing – masing berukuran 10 m x 4 m dan Hall yang
berukuran 10 m x11 m.
Perincian sbb :
Ruangan rest area terdiri dari 2 kamar, 1 k.mandi dan 1 ruang bersama yaitu 20
ruang (@ 10m x 4m) : 20 x 40 m² = 800 m².
Hall terdiri dari gudang, 2 k.mandi, r.resepsionis,r.laundry yaitu 110 m².
Maka luasan Rest Area adalah 800 m² + 110 m² = 910 m²
• Fasilisas Tribun
Daya tampung tribun berjumlah 2000 orang, yaitu 1250 tempat duduk menghadap
Utara dan 750 tempat duduk lainnya menghadap Selatan.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Maka luasan tribun adalah 1000 m²
Maka luas Total seluruh bangunan adalah : 2631,15 + 1318,66 + 344,8 + 2485,86 +
910 + 1000 = 8690,47 m²
Keterangan :
MEE :Mechanical & Electrical Equipment
NAD :Neufret Data Architecht
DS :Data Sirkuit (studi banding)
As :Asumsi
Luas Parkiran Pengunjung :
Mobil + sirkulasi :25 m² (Perda)
Spd motor + sirkulasi :2,1 m² (Perda)
Asumsi jlh mobil :50% X jlh pengunjung =50% X 2000 =1000
diasumsikan jumlah orang dalam 1 mobil berjumlah 4 orang
maka jumlah mobil adalah 250 mobil
Asumsi jlh s.motor :50% X jlh pengunjung =50% X 2000 =1000
diasumsikan jumlah orang dalam 1 s.motor berjumlah 2
orang
maka jumlah mobil adalah 500 s.motor
Luas parkir mobil :250 x 25 = 6250 m²
Luas parkir motor :500 x 2,1 =1050 m²
Luas Parkiran Pengelola & Pengunjung Vip
Asumsi jlh parkir Vip : menampung 100 mobil
Asumsi jlh parkir mobil & s.motor pengelola : 20 mobil dan 30 s.motor
4.2.3. Pengendalian Kebisingan
Pada bangunan ini nantinya akan banyak terjadi kebisingan yang ditimbulkan
karena berbagai hal seperti:
• Kenderaan yang sedang dinyalakan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Jadi untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu adanya perencanaan
terhadap penanggulangan kebisingan yaitu :.
• Pengendalian terhadap bising melalui dinding, dapat dilakukan dengan cara:
a. Kontruksi dinding dibuat dua lapis, ini dimaksudkan agar kemampuan
transmisi gelombang suara dapat dihambat dengan adanya ruang hampa
udara.
b. Karena biasanya dinding hanya dibangun sampai dengan langit-langit
gantung, maka akan mengalami transmisi gelombang suara yang besar, ini
dapat diantisipasi dengan meneruskan dinding sampai batas balok struktur
atas atau dengan memberikan suatu penyekat.
4.2.4. Teknologi Konstruksi
Pondasi
Pemilihan pondasi yang sesuai untuk Medan Race Circuit ini
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
1. Keadaan tanah pondasi
• Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread
foundation)
• Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung
(floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
• Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven
foundation) bila tidak terjadi penurunan.
• Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor
ditempat.
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya yang mana harus memperhatikan:
• Kondisi beban
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Sifat dinamis bangunan
• Kegunaan dan kepentingan bangunan
3. Batasan-batasan dari bangunan di sekelilingnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan
khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan
dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
Jenis pondasi dalam Tanah keras Bahan Keterangan
Pondasi tiang
pancang
10m-40m Beton
bertulang/baja
komposit
Lapisan permukaaan
tanah atas
labil/lunak
Pondasi tiang
strauss
>15m Beton bertulang cor
ditempat
Tanah mudah dibor
Pondasi tiang
Franky
10m-40m Beton bertulang cor
ditempat
Lubang dibuat
dengan alat
penumbuk
Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor
ditempat
Besar lubang seluas
penampang dasar
Pondasi sumuran <4m Batu pecah/beton Sumur seluas
pondasi setempat
Pondasi terapung +/-15m Beton bertulang Berfungsi sebagai
dinding basement
Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan Medan Race Circuit ini menggunakan pertimbangan:
• Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan.
• Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.
Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan Medan Race Circuit akan
memadukan sistem struktur Rigid Frame dipadukan dengan konstruksi baja
tulangan (Truss). Keuntungan struktur rigid frame:
Tabel 4.1. Analisa Pondasi
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Mudah pelaksanaan
• Tahan gempa
• Ekonomis
• Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi.
Struktur Atap
Struktur atap yang dipilih pada bangunan tribun menggunakan perpaduan
struktur rangka bidang (Space Truss), hal ini karena pertimbangan:
• Pelaksanaannya relatif praktis
• Nilai estetis yang cukup tinggi
4.2.5. Utilitas
Sistem Pengkondisian Udara
• Pengkondisian alami. Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam
bangunan dengan cara aliran silang (Cross Ventilation). Pengudaraan alami dapat
dipakai untuk ruang utilitas, ruang bengkel.
• Pengudaraan buatan. Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang
tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.
Penggunaan AC pada ruang kantor, ruang pameran, restoran dan café, dengan
sistem AC Central.
Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik
kota. Sebagai cadangan disediakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik
padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan
dan dihindari dari penglihatan langsung.
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Sistem Sanitasi dan Pemipaan
Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Sistem Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan
sumur bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya.
Jenis pendistribusian air bersih:
1. Up Feed Rriser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir,
yang kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke
atas, baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan
grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan khusus
untuk tangki pada lantai-lantai atas.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang akan digunakan pada dan
bangunan ini nantinya adalah Up Feed Riser System.
2. Sistem Air Kotor
Saluran air kotor terdiri dari:
• Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank.
• Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan
wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota
• Air kotor tercemar, merupakan air kotor yang tercemar oli, bensin, dan
sebagainya, agar tidak menimbulkan pencemaran, sebelum disalurkan ke riol
kota akan dikurangi tingkat pencemarannya dengan pengolahan di sawage
treatment (ditampung di pool-pool khusus untuk penyaringan).
Kotoran lain berupa:
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
• Sampah umum, akan ditampung di dalam bak penampungan sementara sebelum
diangkut oleh dinas sampah kota.
• Sisa oli, ditampung pada drum bekas untuk kemudian dikirim ketempat
pengolahan resmi.
• Untuk sampah khusus, misalnya kaleng oli, dipisahkan untuk kemudian dikirim ke
pendauran ulang kaleng bekas.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah:
• Menghindari pencemaran lingkungan
• Tidak merusak suasana dan penampilan bangunan
• Kemudahan pengangkutan sampah ke penampungan akhir.
4.2.6. Pengangkutan Vertikal
1. Tangga , persyaratannya:
• Lebar cukup
• Tidak bergetar
• Nyaman dan tidak melelahkan
• Tidak licin
• Dilengkapi dengann pengaman tangga pegangan/handrail
2. Tangga kebakaran, persyaratannya:
• Dilengkapi dengan pintu tahan api dan arah bukaan ke luar bangunan
• Jarak tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruangan efektif maksimal 25 m
• Ruang sirkulasi harus berhubungan langsung dengan pintu kebakaran
• Lebar tangga minimal 1,2 m
• Dilengkapi dengan handrail dan penerangan yang cukup
• Anak tangga maksimal 20 cm dan lebar minimal 28 cm
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1. KONSEP DASAR
Faktor-faktor yang mewujudkan bentuk
1) Fungsi,
Batasannya adalah pemenuhan aktifitas manusia, tercakup di dalamnya kondisi
alami. Suatu bangunan dikatakan fungsional apabila dalam pemakaiannya
memenuhi kebutuhan secara cepat dan tidak mempunyai unsur-unsur yang tidak
berguna.
2) Simbol,
Batasannya dalam dunia arsitektur pengenalan suatu simbol merupakan suatu
proses yang terjadi pada individu dan masyarakat. Melalui panca indera,
manusia mendapat stimulasi, kemudian pra persepsi dan selanjutnya persepsi.
Persepsi sangat dipengaruhi oleh perjalanan hidup, termasuk pengalman
pendidikan atau intelektual seseorang.
3) Teknologi struktur dan bahan,
batasannya struktur dan bahan sangat penting dalam arsitektur. Bahan terkait
dengan struktur, begitu pula sebaliknya. Struktur mengandung keindahan
karena ia dibuat berdasarkan kaidah keindahan
5.2. KONSEP PELETAKAN MASSA
KETERANGAN
ZONA REST HOUSE
ZONA REST HOUSE
ZONA TOWER PEMANTAU
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
ZONA PIT BUILDING
ZONA TRIBUN
ZONA FASILITAS UTAMA
Peletakan Rest Area berada pada awal setelah masuk ke site entrance yang menghadap utara
Peletakan Fasilitas Servis berada setelah Rest Area yang juga pada jalur site entrance dan menghadap Utara
Peletakan Pit Building mobil dan sepeda motor berada setelah Fasilitas Servis dan
h d Ut
Peletakan Fasilitas Utama berada pada main entrance yang menghadap Timur.
Tribun berada pada Long Strait sirkuit untuk memudahkan penonton,view dibagi dua yaitu menghadap utara dan menghadap S l t
Tower Pemantau yang menghadap Utara juga berada pada Long Strait sirkuit untuk memudahkan memantau para pembalap dari
Gambar 5.1 konsep peletakan
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
5.3. KONSEP SIRKULASI & PARKIR
Dibagi menjadi Sirkulasi Pengelola & Vip Room, Sirkulasi Pembalap dan Sirkulasi
Pengunjung.
Jalur masuk dan keluar untuk kru dan pembalap.
Sirkulasi masuk dan keluar sepeda motor pengunjung.
Sirkulasi penonton yang berjalan kaki
Sirkulasi untuk penonton yang mengendarai mobil
Jalur sirkulasi masuk dan keluar untuk Pengelola & Vip room.
Area parkir mobil penonton
Area parkir sepeda motor penonton
Area parkir Pengelola & Vip Room
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
5.4. KONSEP BENTUKAN MASSA
5.4.1. Fasilitas Utama & Tower Pemantau
Terdiri atas paduan antara bentuk dasar yaitu persegi dan bulat. Untuk bentuk bulatnya sendiri menyerupai bentukan roda mobil.
Gambar 5.2. fasilitas utama
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
5.4.2. Pit Building & Tribun
Bentukan massa yang memanjang pada bangunan pit building dipadukan dengan desain spoiler sportcar yang memberikan kesan kokoh dan “bergerak” menghilangkan kekakuan
d
Gambar 5.3. tower pemantau
Gambar 5.5. tribun
Gambar 5.4. pit building
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
5.5. Konsep Penzoningan Bangunan
5.5.1. Penzoningan Pit Building 5.5.2. Penzoningan Fasilitas Servis
Paddock yang tersedia berjumlah 20 ruangan, baik itu untuk pit mobil maupun untuk pit sepeda motor
Zoning toilet & gudang
Zoning Ruang
Zoning
Gambar 5.6. zoning pit building
Gambar 5.7. zoning fasilitas servis
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
5.5.3. Penzoningan & Sirkulasi Fasilitas Utama
Zoning ruang mesin
Zoning ruang pegawai
Zoning kamar
Zoning ruang pegawai
Zoning ruang publik
Zoning ruang pameran
Zoning Ruang
Zoning vip room
Zoning jembatan
Fasilitas terdiri dari semi lantai dua yahg menghubungkan ruang pengelola dengan Vip room
Gambar 5.8. zoning fasilitas utama
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Zoning kamar mandi
Zoning ruang pameran
Zoning tempat duduk
5.5.4. Penzoningan Tribun 5.5.5. Penzoningan Tower Pemantau
Gambar 5.9. zoning tribun
Gambar 5.10. zoning tower pemantau
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
BAB VI HASIL PERANCANGAN
6.1. HASIL RANCANGAN
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
Franklin Rinaldi S. : Medan Race Circuitexpresionisme Dalam Arsitektur, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Buku Saku Anggota, Ikatan Motor Indonesia (IMI), Jakarta, 2006
Ching, Francis D.K. & Cassandra Adams. Building Construction Illustrated. Third Edition
Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Project, Fuji International Speedway,, www.tilke.de , 28 januari 2007
Project, Shanghai International Circuit, www.tilke.de , 28 januari 2007
Regulation, Sport, Federation Internationale de Motorcycle (FiM), Apendix H to The
International Sporting Code, www.fim.com ,2007
Regulation, Sport, Federation Internationale de Motorcycle (FiM),, Apendix O to The
International Sporting Code, www.fim.com ,2007.
Sentul International Circuit, wikipedia, en.wikipedia.org , 28 januari 2007
Sulchan Yasyim, Drs, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Amanah Surabaya, 1995.