A. Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5602/4/T1_202008074_BAB III... · ajaran...
Transcript of A. Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5602/4/T1_202008074_BAB III... · ajaran...
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research), yaitu
penelitian yang bersifat kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang
muncul dalam pembelajaran di SMP Negeri 1 Kaliwungu. Walaupun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif namun action research berbeda dengan
penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori
yang bersifat umum (general); action research lebih bertujuan untuk memperbaiki
kinerja, sifatnya konstektual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VII pada materi sudut.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 7 E SMP Negeri 1 Kaliwungu pada tahun
ajaran 2014/2015, yang terdiri dari 24 sisiwa. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret – April 2014, dengan rincian siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 11 April
2014, siklus 2 dilaksanakan tanggal 24 April 2014.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015. Siswa
kelas VII berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan yang diterapkan berupa rancangan penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini dilaksanaakan dalam bentuk siklus. Prosedur dan langkah-langkah
penelitian ini mengikuti prinsip yang berlaku dalam PTK dengan skema alur sebagai
berikut.
15
Gambar 3.1. PTK Model Kemmis dan Mc Taggart
1. Rencana Tindakan Siklus I
Rencana tindakan siklus I yang dilaksanakan di kelas VII E SMP N 1
Kaliwungu yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan
observasi, serta refleksi dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap menyusun rancangan tindakan yang
dilakukan penulis dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP N 1 Kaliwungu dengan langkah-langkah yaitu:
1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu kali pertemuan
(2x35 menit)
3) Mempersiapkan alat/ media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar matematika.
Rencana
Refleksi
Tindakan dan Observasi
Revisi rencana
Refleksi
Tindakan dan Observasi
Tindakan dan Observasi
Revisi rencana
Refleksi
Tujuan Pembelajaran Tercapai Sesuai
Target
16
b. Tindakan dan observasi
Tahap tindakan merupakan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP yang
telah disusun dengan menerapkan pembelajaran problem posing. Tindakan
pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama satu kali pertemuan atau dua kali
35 menit yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang dipelajari
b. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
c. Guru menyampaikan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan
materi dan siswa memberikan contoh lainnya
d. Guru membimbing siswa merumuskan masalah penelitian berdasarkan
kejadian dan fenomena yang berkaitan dengan materi
e. Guru membimbing siswa menemukan hipotesis
2) Kegiatan inti
a. Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah
b. Guru memfasilitasi siswa yang berusaha memecahkan masalah
c. Siswa menganalisis materi untuk menyelesaikan masalah
d. Guru menyuruh siswa membuat soal beserta penyelesaianya.
e. Guru menyuruh salah satu siswa secara acak untuk menyajikan soal
temuannya beserta penyelesaianya didepan kelas
f. Guru dan siswa membahas soal temuan siswa di depan kelas
g. Siswa mengerjakan soal penilaian pada modul yang diberikan
3) Kegiatan penutup
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum di pahami oleh siswa dalam pelajaran
b. Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin di tanamkan dalam materi ini
c. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menyebutkan beberapa
manfaat mempelajari materi dalam kehidupan sehari-hari
c. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap yang dilakukan oleh penulis setelah
pelaksanaan tindakan dan observasi dengan menganalisis data yang diperoleh
dari tindakan pembelajaran berdasarkan pengamatan dan hasil tes evaluasi
yang telah dilakukan. Tahap refleksi meliputi:
a. Menganalisis hasil pengamatan dan hasil tes evaluasi yang telah dilakukan.
17
b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan
tindakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran problem posing
c. Menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses
pembelajaran.
d. Merencanakan tindak lanjut silkus II untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I.
1. Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I
dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanaan
pembelajaran dapat tercapai lebih maksimal. Rencana tindakan pada siklus II sama
dengan siklus I yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan
observasi, serta refleksi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II sama dengan tahap perencanaan pada siklus
I, namun disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I untuk memperbaiki
tindakan pada siklus I. Tahap prencanaan siklus II yaitu:
1) Menentukan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran berdasarkan materi matematika yang akan diajarkan.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) satu kali pertemuan
(2x35 menit)
3) Mempersiapkan alat/media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
4) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar matematika.
b. Tindakan dan Observasi
Tahap tindakan siklus II merupakan tindakan ulang pada siklus I. Pelaksanaan
pembelajaran siklus II berdasarkan RPP siklus II yang telah disusun dengan
menerapkan pembelajaran problem posing. Tindakan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan selama satu kali pertemuan atau dua kali 35 menit
yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang dipelajari.
b. Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
c. Guru menyampaikan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi
d. Siswa menganalisa kejadian yang memungkinkan siswa menemukan
masalah yang berkaitan dengan materi
18
e. Guru membimbing siswa menemukan masalah penelitian berdasakan
kejadian yang berkaitan dengan materi
f. Guru membimbing siswa mengajukan hipotesis terhadap masalah yang
telah dirumuskan
2) Kegiatan inti
a. Guru membimbing siswa untuk merencanakan pemecahan masalah
b. Siswa berusaha memecahkan masalah
c. Guru membantu siswa menganalisis materi
d. Guru menyuruh siswa membuat soal beserta penyelesaianya
e. Guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya beserta
hasilnya di depan kelas
f. Guru dan siswa bersama-sama membahas soal temuan siswa
g. Siswa mengerjakan soal pada modul yang telah di berikan
3) Kegiatan penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum di pahami dalam pembelajaran
b. Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan
menemukan sendiri konsep yang ingin di tanamkan dalam materi ini
c. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan menyebutkan beberapa
manfaat mempelajari materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-
hari
c. Refleksi
Tahap refleksi siklus II dilakukan seperti pada siklus I yaitu menganalisis
pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan dan hasil tes evaluasi siklus II,
diharapkan pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP N 1 Kaliwungu.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah hasil belajar matematika
dan pembelajaran problem posing.
1. Variable Bebas (X)
Variable bebas adalah variable stumulus atau variable yang
mempengaruhi variable lain. Variable bebas merupakan variable yang
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti menentukanhubunganya
dengan suatu gejala yang diobservasi (jonathan,2009: 38). Dalam penelitian
ini, yang menjadi variable bebas adalah pembelajaran problem posing.
pembelajaran problem posing adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
19
dilakukan siswa dalam struktur individu/ kelompok dengan melibatkan
seluruh kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki, membuat soal dan
menemukan jawaban dari suatu masalah
2. Variable Terikat
Variable terikat atau variable tergantung adalah variable yang
memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variable bebas.
Variable tergantung merupakan variable yang diamasi dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variable bebas. Dalam
penelitian ini, variable terikat adalah hasil belajar matematika. Hasil belajar
adalah perubahan kemampuan siswa yang menunjukkan atas penguasaan
materi pelajaran Matematika setelah menyelesaikan kegiatan belajar yang
dinyatakan atas perolehan skor tes sesuai dengan tujuan pembelajaran
Matematika yang telah ditentukan. Hal tersebut yaitu hasil belajar
matematika sangat penting karena hal tersebut mempengaruhi nilai rata-
rata pada kelas tersebut dan mempengaruhi hasil belajar pada tiap siswa
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini antara lain:
Tes . “Tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik berupa ketrampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat dan sebagainya di mana dalam penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberikan penampilan maksimal” (Purwanto, 2013:65). Tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu dengan penerapan pembelajaran problem posing.Tes dilaksanakan pada akhir siklus I dan II.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu adalah
Soal Tes
Jenis tes yang digunakan adalah tes essay. Tes Essay adalah tes yang
disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun,
mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes
essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam
menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri. Tes
dilaksanakan di akhir siklus I dan II, namun untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa sebelum diberikan tindakan maka siswa diberikan pretester lebih dahulu.
20
Tujuan dari pretes adalah sebagai pembanding antara hasil belajar matematika
siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes,
soal tes siklus I dan soal tes siklus II.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Soal Pretes
Kompetensi Dasar Indikator No Item
4. Menggunakan
konsep himpunan
dan diagram Venn
dalam pemecahan
masalah
4.1. Menyebutkan anggota dan
bukan anggota himpunan
1
4.2. Menyatakan notasi himpunan 3
4.3. Menyajikan gabungan atau
irisan dua himpunan dengan
diagram Venn
4
4.4. Menentukan himpunan bagian
dari suatu himpunan
2
4.5. Menyelesaikan masalah dengan
menggunakan diagram Venn dan
konsep himpunan
5
Jumlah 5
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus I
Kompetensi Dasar Indikator No Item
5.2 Menentukan
hubungan antara
dua garis serta
besar dan jenis
sudut
5.2.1 Mengenal satuan sudut dalam
konversi satuan waktu
1,2
5.2.2Mengurangkan dan menjumlahkan
sudut
3,4
Jumlah 4
21
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator No Item
5.3. Menentukan
hubungan antar dua
garis, serta besar dan
jenis sudut
5.3.1 Memahami sudut-sudut yang
saling berkomplemen atau
berpenyiku
1,2
5.3.1 Memahami sudut-sudut yang
saling bersuplemen atau
berpelurus
3,4
Jumlah 4
Pada soal tersebut pemberian skor berdasarkan cara mengerjakan dan
hasilnya. Maka dari itu, dalam PTK yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 1
Kaliwungu dengan menerapkan pembelajaran problem posing skor setiap item
soalnya berdasarkan jumlah soalnya. Item yang dijawab benar diberi skor
1maksimal, dan yang salah jawabanya dan benar caranya diberi skor 50%
(Purwanto,2010:66). Rumus untuk menghitung nilai tes hasil belajar matematika
adalah sebagai berikut (Purwanto,2010:112):
Keterangan:
S = nilai hasil belajar matematika
R = jumlah skor dari item yang dijawab benar
N = skor maksimum tes
Pada mata pelajaran matematika kelas VII SMP N 1 Kaliwungu, KKM yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 61.
H. Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi syarat
sebagai alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik harus memenuhi kriteria yaitu
validitas (ketepatan) dan reliabilitas (keajegan). Tingkat validitas dan reliabilitas
menentukan kualitas dari instrumen yang digunakan dalam penelitian.Selain
instrumen harus memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas, instrumen yang
digunakan dalam penelitian harus dapat memenuhi tingkat kesukaran (difficulty
index) yang merata sehingga, instrumen tidak terlalu mudah maupun tidak terlalu
sulit.
22
1. Validitas Instrumen
“Validitas adalah kemampuan yang dimiliki alat ukur untuk mengukur
secara tepat keadaan yang akan diukur”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat keadaan yang ingin diukur.
Pengujian validitas dapat dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai dari
setiap butir soal yang diperoleh dengan nilai total yang diperoleh. Purwanto
(2012:116) menjelaskan bahwa “tingkat hubungan biasa diberikan notasi r
(relation) dan hubungan varibel X dan Y dinotasikan dengan rxy”. Item instrumen
dikatakan valid apabila nilai rxy≥rtabel, namun jika nilai rxy<rtabel maka item instrumen
tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan.
Uji validitas instrumen pada penelitian ini dilaksanakan di kelas VII E SMP N
1 Kaliwungu dengan jumlah total responden 24 siswa. Acuan toleransi kesalahan
yang digunakan adalah 5% atau taraf kepercayaan 95%, maka nilai rtabel=0,244
(Sugiono, 2010:373). Sedangkan untuk menentukan nilai rxy yaitu menghitung nilai
corrected item to tatal correlation dengan aplikasi Statistical Package For the Social
Science (SPSS) versi 16.0. Hasil analisis uji validitas soal pretes, siklus I dan siklus II
yang dilakukan di VII E SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Analisis Uji Validitas Item Soal Pretes
No Item Keterangan
1 0,520 0,244 Valid
2 0,480 0,244 Valid
3 0,470 0,244 Valid
4 0,320 0,244 Valid
5 0,295 0,244 Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan
instrumen soal berjumlah 4 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS
versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation dan
rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang tidak
valid berjumlah 0 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk pretes di kelas
VII SMP N 1 Kaliwungu adalah 4 item soal karena soal tersebut sudah memenuhi
semua indikator.Berikut ini adalah item soal yang digunakan dalam pretes di kelas
VII SMP N 1 Kaliwungu.
Tabel 3.5
Item Soal yang Digunakan untuk Pretes
23
Kompetensi Dasar Indikator No Item
4. Menggunakan
konsep himpunan
dan diagram Venn
dalam pemecahan
masalah
4.1. Menyebutkan anggota dan
bukan anggota himpunan
1
4.2. Menyatakan notasi
himpunan
3
4.3. Menyajikan gabungan atau
irisan dua himpunan dengan
diagram Venn
4
4.4. Menentukan himpunan
bagian dari suatu himpunan
2
4.5. Menyelesaikan masalah
dengan menggunakan diagram
Venn dan konsep himpunan
5
Jumlah 5
Hasil analisis uji validitas item soal siklus I yang dilakukan di kelas VII E
SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil Analisis Uji Validitas Item Soal Siklus I
No Item Keterangan
1 0,450 0,244 Valid
2 0,425 0,244 Valid
3 0,378 0,244 Valid
4 0,286 0,244 Valid
5 0,238 0,244 Tidak Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan
instrumen soal berjumlah 5 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan SPSS
versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation dan
rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang tidak
valid berjumlah 1 item soal. Item soal yang tidak digunakan dalam siklus I di kelas
VII SMP N 1 Kaliwungu adalah 1 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk
siklus I sebanyak 4 item soal. Berikut ini adalah item soal yang digunakan untuk
soal evaluasi siklus I di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu.
Tabel 3.7
Item Soal yang Digunakan untuk Siklus I
24
Kompetensi
Dasar Indikator No Item
5.2 Menentukan
hubungan antara
dua garis serta
besar dan jenis
sudut
5.2.1 Mengenal satuan sudut dalam
konversi satuan waktu
1,2
5.2.2 Mengurangkan dan
menjumlahkan sudut
3,4
Jumlah 4
Hasil analisis uji validitas item soal siklus II yang dilakukan di kelas VII SMP
N 1 Kaliwungu adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Hasil Analisis Uji Validitas Item Soal Siklus II
No Item Keterangan
1 0,518 0,244 Valid
2 0,464 0,244 Valid
3 0,426 0,244 Valid
4 0,308 0,244 Valid
Hasil uji coba soal pretes dengan jumlah responden 24 siswa dan
instrumen soal berjumlah 34 item soal, setelah dianalisis dengan menggunakan
SPSS versi 16.0. yaitu dengan membandingkan coreected item to total coreelation
dan rtabel , dapat diketahui soal yang valid berjumlah 4 item soal sedangkan yang
tidak valid berjumlah 0 item soal. Jumlah item soal yang digunakan untuk siklus I
sebanyak 4 item soal. Berikut ini adalah item soal yang digunakan untuk soal
evaluasi siklus II di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu.
Tabel 3.9
Item Soal yang Digunakan untuk Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator No Item
5.3. Menentukan
hubungan antar dua
garis, serta besar dan
5.3.1 Memahami sudut-sudut
yang saling berkomplemen
atau berpenyiku
1, 1, 2
25
jenis sudut 5.3.1 Memahami sudut-sudut
yang saling bersuplemen
atau berpelurus
3,4 3, 4
Jumlah 4
2. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas instrumen menunjukkan pada keajegan atau ketepatan sebuah
instrumen dalam menilai apa yang dinilai. Instrumen dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut jika diujikan kepada siswa yang sama beberapa kali akan
menujukkan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2011:148). Untuk mengetahui
reliabilitas instrument yaitu dengan menentukan koefisien reliabilitas alpha (α)
dari Cronbach. Pada PTK di kelas VII SMP N 1 Kaliwungu untuk menentukan tingkat
reliabiltias instrumen mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Wardani
(2012:346) yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.10
Rentang Indeks Reliabilitas
Indeks Interpretasi
0,80 –1,00 Sangat reliable
< 0,80 – 0,60 Reliable
< 0,60 – 0,40 Cukup reliable
< 0,40 – 0,20 Agak reliable
< 0,20 Kurang reliable
Uji reliabilitas soal pretes, siklus I dan siklus II yang dilakukan di kelas VII E
SMP N 1 Kaliwungu dengan menggunakan aplikasi Statistical Package For the
Social Science (SPSS) versi 16.0. adalah sebagai berikut.
Tabel 3.11
Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus I
Cronbach’s
Alpha
N of item
.859 4
26
Bentuk instrumen Koefisien Reliabilitas Intepretasi
Essay 0, 859 Sangat Reliabel
Tabel 3.12
Hasil Reliabilitas Item Soal Siklus II
Cronbach’s
Alpha
N of item
.859 4
Bentuk instrumen Koefisien Reliabilitas Intepretasi
Essay 0, 859 Sangat Reliabel
Tingkat kesukaran instrumen
Tingkat kesukaran (difficulty index) merupakan proporsi siswa yang
menjawab benar (Purwanto, 2013:99). Untuk menentukan tingkat kesukaran (TK)
dari suatu item instrumen dapat dihitung dengan membagi jumlah peserta yang
menjawab benar dengan jumlah peserta. Berikut ini adalah rumus menghitung
tingkat kesukaran dari suatu item instrumen (Purwanto, 2013:99).
Keterangan
TK = tingkat kesukaran
∑B = jumlah siswa menjawab benar
∑P = jumlah siswa peserta tes
Purwanto (2013:100) menjelaskan bahwa nilai tingkat kesukaran item
intrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai tingkat kesukaran suatu item
instrumen adalah 0 terjadi apabila semua peserta tidak dapat menjawab semua,
namun sebaliknya jika nilai kesukaran suatu item instrumen bernilai 1 apabila
semua peserta menjawab benar. PTK yang dilakukan di kelas VII SMP N 1
Kaliwungu menggunakan kategori tingkat kesukaran sukar, sedang dan mudah,
maka kriteria tingkat kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut
(Purwanto,2013:101).
Tabel 3.13
27
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 –0,66 Sedang
0,67 –1,00 Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal pretes, evaluasi siklus I dan
evaluasi siklus II yang diujikan di kelas VII E SMP N 1 Kaliwungu adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.14
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Pretes
Rentang Kriteria No Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 4 1
0,33 –0,66 Sedang 1, 3, 5 3
0,67 –1,00 Mudah 2 1
Total 5
Tabel 3.15
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria No Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 4 1
0,33 –0,66 Sedang 2, 3 2
0,67 –1,00 Mudah 1 1
Total 4
Tabel 3.16
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria No Item Jumlah
0,00 – 0,32 Sukar 4 1
0,33 –0,66 Sedang 2, 3 2
28
0,67 –1,00 Mudah 1 1
Total 4
I. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII SMP N
1 Kaliwungu mata pelajaran matematika dengan penerapan pembelajaran
problem posing meliputi indikator proses dan hasil.
1. Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator
keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
dalam penerapan pembelajaran problem posing pada pembelajaran
matematika. Pembelajaran problem posing tercapai jika skor total dari
hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam rentang 45-60 dengan
kriteria baik.
2. Indikator Hasil
Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar matematika.
Penerapan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP N 1 Kaliwungu jika memenuhi: Ketuntasan
belajar matematika siswa dengan penerapan pembelajaran matematika
dapat mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa dengan memperoleh
nilai hasil belajar ≥61.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada PTK di kelas VII N 1
Kaliwungu adalah kuantitatif (data berupa angka). Analisis data hasil
observasi kegiatan guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran problem
posing dilakukan dengan cara mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran
pada setiap pertemuan sesuai sintaks, dilihat dari ketercapaian setiap aspek
yang diamati berdasarkan perolehan skor setiap aspek. Perolehan skor
setiap aspek pada setiap pertemuan, kemudian diambil skor rata-rata
keseluruhan pertemuan pada setiap aspek.
Analisis hasil belajar matematika dilakukan dengan cara membuat
distribusi frekuensi nilai hasil belajar matematika, dengan tujuan untuk
29
mengetahui kecenderungan siswa dalam memperolah nilai hasil belajar
matematika pada satu siklus. Untuk membuat distribusi frekuensi dengan langkah-
langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:36)
1) Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 log n
2) Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
3) Menghitung panjang kelas
I =
4) Menyusun interval kelas dimulai dari data yang terkecil
5) Menulis frekuensi kelas dalam kolom turus sesuai dengan banyaknya data.
Kemudian dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara
klasikal serta mengukur rata-rata nilai matematika kelas. Berikut adalah rumus
presentase ketuntasan belajar matematika.
Keterangan
KB = Ketuntasan Belajar
NS = Jumlah Siswa diatas KKM (nilai≥61)
N = Jumlah siswa
Untuk mengukur rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
Keterangan:
= Rata-rata
∑x = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah siswa
Berdasarkan hasil pengolahan data kemudian dianalisis menggunakan
teknik analisis komparatif yaitu membandingkan kondisi antar siklus. Dari hasil
deskriptif komparatif tersebut dapat diketahui adanya peningkatan pada aktivitas
dan hasil belajar matematika dengan penerapan pembelajaran problem posing.