Keynote Speech - Kemendagri -- Focus Discussion Bahan_pemanfaatan
BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/3/T2_942012068_BAB III... ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6024/3/T2_942012068_BAB III... ·...
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan peneliti-
an dan manfaatnya, jenis penelitian yang tepat adalah
kualitatif atau naturalistik dan pengembangan. Peneli-
tian kualitatif dilakukan untuk meneliti rumusan
masalah 1 dan 2 sedangkan penelitian pengembangan
dilakukan untuk meneliti rumusan masalah 3. Dengan
penelitian naturalistik, maka situasi lapangan akan
tetap bersifat natural, wajar, dan tidak ada tindakan
manipulasi, pengaturan, ataupun eksperimen
(Harsono, 2008: 155).
Bogdan dan Tailor dalam Moleong (2009: 4)
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar
(Sukmadinata, 2007:72). Penelitian deskriptif dituju-
kan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang
bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Menurut Sugiyono (2009: 297), metode pe-
ngembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
48
keefektifan produk tersebut. Validasi produk oleh
pakar dilakukan melalui forum rapat Kelompok Kerja
Kepala Sekolah (KKKS) yang terdiri dari kepala sekolah
negeri, swasta, madrasah ibtidaiyah, baik inti maupun
imbas yang dipimpin oleh pengawas TK/SD sekaligus
sebagai nara sumber kemudiaan diuji keefektifannya
melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang
dihadiri oleh nara sumber, Kepala UPTD, pengawas,
Ketua Komite dan semua anggota sekolah dimana
penelitian ini dilakukan. Draf perencanaan ini nanti-
nya dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
atau pedoman bagi sekolah-sekolah yang akan melak-
sanakan program sekolah ramah anak.
Ada beberapa alasan dalam penggunaan
pendekatan deskriptif (Sukmadinata, 2007:73) antara
lain:
(1) deskripsi atau penggambaran apa adanya merupakan hal yang alamiah dan sesuai dengan
kenyataan kehidupan manusia hidup apa adanya,
(2) penelitian deskriptif mempunyai makna yang
lebih luas, mencakup deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif, (3) penelitian deskriptif meru-
pakan metode penelitian yang paling dasar dari penelitian non eksperimental.
Dengan penelitian deskriptif, peneliti ingin
menggambarkan tentang cara melakukan penyusunan
perencanaan sekolah ramah anak (SRA) yang partisi-
patif karena dengan melibatkan seluruh wargawarga
sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan dan
peduli terhadap perkembangan pendidikan. Dengan
49
melibatkan semua unsur diharapkan dalam pelaksa-
naannya masing-masing pihak ikut merasa bertang-
gungjawab dan ikut berpartisipasi dalam kepenga-
wasan sehingga kegiatan ini berjalan baik sperti yang
diharapkan.
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
Menurut Sugiyono (2009: 198) langkah-langkah
penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.1
Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
(Sugiyono, 2009: 298)
Potensi dan masalah
Pengum- pulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi
Desain Uji Coba
Produk
Revisi
Produk
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Produksi
Masal
50
Penelitian pengembangan sampai pada tahap
desain produk perencanaan divalidasi pakar melalui
forum K3S di UPTD Pendidikan Kecamatan Bergas
yang terdiri dari Kepala Sekolah SD Inti, SD Imbas dan
sekolah swasta serta Madrasah Ibtidaiyah dan diuji
keefektifannya melalui kegiatan FGD. Berikut ini ada-
lah langkah-langkah penelitian pengembangan yang
dilakukan dalam penelitian sampai dengan menghasil-
kan sebuah produk perencanaan sekolah ramah anak
di SD Negeri Gebugan 01.
Gambar 3.2
Tahapan Penelitian Pengembangan
Tahap
Pendahuluan
(Pengumpulan
Data)
TahapStudi
Pengembangan
melalui:
1. EDS
2. Vsisi Misi Sekolah
3. Analsis SWOT
4. Renstra
5. Strategi
Desain
produk
Perenca-
naan SRA
Validasi
Pakar
dalam
rapat K3S
Uji Keefektifan
Produk melalui FGD
51
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan
bahwa pengembangan dalam penelitian ini sampai
dengan menghasilkan sebuah draf desain produk
perencanaan divalidasi pakar dan diuji keefektifannya
melalui kegiatan FGD sampai pada revisi produk tanpa
uji coba pemakaian dan produksi massal karena hasil
penelitian ini tanpa implementasi. Diharapan produk
yang dihasilkan dapat digunakan tidak hanya oleh
sekolah dimana penelitian ini dilakukan tetapi juga
untuk sekolah-sekolah lain di lingkungan Dinas Pendi-
dikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang yang
ingin mengembangkan sekolahnya menjadi sekolah
ramah anak.
3.3 Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang. Waktu yang digunakan untuk penelitian
kurang lebih 4 bulan.
2. Sumber Data
Menurut Lofland (1984) yang dikutip oleh
Moleong (2008: 112), “Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Adapun sumber data yang digunakan
52
peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain
meliputi:
1. Informan
Informan yang dimaksud di sini adalah sese-
orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang
sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk
memberikan informasi pada peneliti. Informan dalam
penelitian ini adalah siswa, guru, komite sekolah dan
orang tua siswa.
2. Dokumen dan Arsip
Arsip dan dokumen yang digunakan sebagai
sumber data adalah arsip dan dokumen yang berhu-
bungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Dalam mengkaji dokumen dan arsip, peneliti tidak
hanya mencatat apa yang terdapat dalam dokumen
dan arsip, yang jauh lebih penting adalah bagaimana
peneliti dapat menggali informasi dan memberi makna
dari data tersebut. Dokumen yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah dokumen yang berhubung-
an dengan objek penelitian, dapat berupa laporan-
laporan atau catatan, studi kepustakaan atau instansi
terkait.
3. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa menjadi sumber informasi
karena dalam pengamatan harus sesuai dengan kon-
teksnya dan setiap situasi sosial melibatkan tempat,
53
perilaku dan aktivitasnya. Dalam upaya mendapatkan
informasi yang valid, peneliti langsung berkomunikasi
dengan siswa, guru, orang tua, dan komite. Dengan
demikian peneliti akan mempunyai gambaran yang
utuh yang ditemukan di sekolah dan informasi yang
disampaikan oleh informan melalui wawancara serta
mencocokkan dengan dokumen yang diperoleh.
Dari data yang diperoleh peneliti segera menjalin
koordinasi dengan seluruh warga sekolah untuk
menyusun draf perencanaan sekolah ramah anak
dengan melibatkan pihak-pihak yang peduli dengan
perkembangan pendidikan di sekolah termasuk unsur
Dinas Pendidikan, dalam hal ini pengawas sekolah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengum-
pulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin menge-
tahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah responden sedikit/kecil (Sugiyono, 2008:194).
Penggunaan wawancara mendalam dengan mengaju-
kan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkin-
kan responden memberikan jawaban secara luas.
Pertanyaan diarahkan pada mengungkapkan kehidup-
an responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan,
54
dan peristiwa-peristiwa yang dialami berkenaan
dengan fokus yang diteliti (Sukmadinata, 2007: 112).
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan
kepada siswa, guru, komite sekolah, dan pengawas.
Wawancara dilakukan: (a) untuk mengingat kembali
tentang visi, misi dan tujuan sekolah; (b) untuk
mengetahui hasil analisis SWOT; (c) untuk mengetahui
rencana strategis; dan (d) menentukan strategi yang
akan dilakukan sekolah dalam perencanaan sekolah
ramah anak.
3.4.2 Angket
Menurut Sugiyono (2011:199-203) Angket ada-
lah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyata-
an tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa diharapkan
dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan
data sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam
jumlah besar.
Angket atau kuesioner adalah instrumen peneli-
tian yang berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh
keterangan dari sejumlah responden (sumber yang
diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesi-
oner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena
55
isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi
sendiri oleh responden. Angket dalam penelitian ini
berisi tentang Evaluasi Diri Sekolah yang meliputi 8
standar nasional pendidikan.
3.4.3 Dokumen Analisis
Dokumen sangat diperlukan sebagai instrumen
untuk mencari sumber data karena dokumen dapat
dipergunakan untuk menguji, menafsirkan, bahkan
untuk meramalkan. Studi dokumenter merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronika (Sukmadinata,
2007:221). Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Dokumen-dokumen yang dihim-
pun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus
masalah.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumen berupa draf perencanaan sekolah
ramah anak, serta rekaman dan foto pelaksanaan
rapat dengan komite sekolah dan orang tua siswa
pada saat membahas perencanaan sekolah ramah
anak. Notulen rapat yang dilakukan sekolah bersama
dengan komite dan guru menjadi salah satu dokumen
pendukung dalam penyusunan draf perencanaan
sekolah ramah anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01
56
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang partisi-
patif.
3.5 Keabsahan Data
Validitas data merupakan suatu teknik pemerik-
saan untuk menguji keakuratan atau keabsahan data.
Data yang berhasil dikumpulkan wajib diyakini kebe-
narannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa
memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
mengembangkan validitas data yang diperolehnya.
Cara pengumpulan ada beragam tekniknya dan harus
sesuai dan dapat untuk menggali data yang diperlu-
kan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak
hanya bergantung dari ketepatan memilih sumber
data dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlu-
kan teknik pengembangan validitas datanya.
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan
angket dan untuk mengecek keabsahan data, peneliti
mengajukan wawancara dengan guru, komite sekolah
dan siswa yang ada di SD Negeri Gebugan 01 Keca-
matan Bergas Kabupaten Semarang. Teknik validitas
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi data.
Dalam trianggulasi dengan sumber data berarti
membandingkan dan mengecek balik derajad keperca-
yaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan
57
jalan: (1) peneliti membandingkan data wawancara,
angket yang diperoleh dari guru, siswa, orang tua dan
komite sekolah; (2) peneliti akan mengecek atau
mencari kebenaran hasil wawancara yang telah di-
peroleh; (3) peneliti berusaha untuk melakukan
validasi terhadap hasil wawancara dan angket yang
diperoleh dari sumber guru dan siswa oleh hasil
wawancara dan angket yang diperoleh dari pengawas
sekolah sebagai pakar,sedang hasil wawancara dari
orang tua dan masyarakat divalidasi dengan hasil
wawancara dan angket yang diperoleh dari ketua
komite.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono,
2008: 337) yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data,
dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dari
ketiga alur kegiatan tersebut diharapkan dapat mem-
buat data menjadi bermakna.
3.6.1 Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, maka dari itu perlu dicatat secara teliti
dan rinci. Semakin lama melakukan penelitian di
lapangan maka jumlah data yang akan diperoleh
semakin banyak, komplek, dan rumit. Oleh karena itu,
perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
58
data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang
tidak perlu (Sugiyono, 2008:338).
Peneliti merangkum semua data yang diperoleh
dari berbagai sumber untuk kemudian memvalidasi
kepada pakar untuk mengambil kesimpulan. Data
yang diperoleh peneliti berupa hasil Evaluasi Diri
Sekolah (EDS), analisis SWOT, rencana strategis serta
strategi yang ditentukan sekolah untuk selanjutnya
digunakan sebagai pedoman dalam menyusun kisi-kisi
sampai dengan menghasilkan sebuah draf perencana-
an sekolah ramah anak.
Reduksi data ini berlangsung secara terus-
menerus selama penelitian berlangsung. Setelah data
wawancara, angket, dan dokumentasi dikumpulkan
oleh peneliti, kemudian dirangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
serta mengelompokkan sesuai dengan rumusan pene-
litian yaitu: (a) peranserta guru dari hasil wawancara,
angket dan observasi kegiatan pembelajaran yang dila-
kukan guru selama proses penelitian; (b) peranserta
siswa dan orang tua siswa dari hasil wawancara dan
angket serta pengamatan terhadap aktivitas orang tua
selama rapat/musyawarah bersama sekolah; dan
(c) penyusunan perencanaan partisipatif berdasarkan
hasil EDS dan wawancara, penyusunan visi misi,
59
analisis swot, rencana strategi dan strategi yang telah
tersusun.
3.6.2 Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan
pola-pola yang bermakna serta memberikan kemung-
kinan adanya penarikan kesimpulan serta memberi-
kan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga
dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari
data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun
secara sistematis, dari bentuk informasi yang
kompleks menjadi sederhana namun selektif. Data
yang diperoleh dari penelitian ini dalam wujud kata-
kata, kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf. Karena
itu data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks
atau berupa uraian naratif. Penyajian data yang baik
merupakan cara utama bagi analisis kualitatif yang
valid (Miles dan Huberman, 1984: 102).
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:341)
mengatakan dengan mendisplay data maka akan me-
mudahkan untuk memahami apa yang terjadi, meren-
canakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Setelah data-data penelitian dike-
lompokkan berdasarkan rumusan penelitian kemudian
data tersebut disajikan dalam bentuk narasi yang
dapat didukung dengan tabel dan gambar atau foto-
foto penelitian. Namun data tentang bagaimana
penyusunan perencanaan partisipatif masih berupa
60
draf atau catatan kasar dari hasil analsis SWOT dan
EDS.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan
Analisis data selama pengumpulan data dan
sesudah pengumpulan data digunakan untuk menarik
suatu kesimpulan, sehingga dapat menggambarkan
suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Analisis data yang terus-menerus dilakukan mempu-
nyai implikasi terhadap pengurangan dan atau penam-
bahan data yang dibutuhkan. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk kembali ke lapangan.
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:345)
menyatakan kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.
Seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupa-
kan temuan baru yang belum pernah ada.
Berdasarkan sajian data tersebut, kemudian
dirumuskan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara tersebut akan terus berkembang sejalan
dengan penemuan data baru dan pemahaman baru.
Maksudnya ketika penelitian dihentikan maka peneliti
61
akan membuat kesimpulan berdasarkan data yang
telah diperoleh. Dalam kaitannya dengan penyusunan
perencanaan partisipatif maka kesimpulan yang di-
buat oleh peneliti berdasarkan pada kegiatan penyu-
sunan perencanaan saja.