Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen...
Transcript of Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen...
MAKALAH TATANIAGA PERTANIAN“ELASTISITAS DAN PERMINTAAN HASIL
PERTANIAN”Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Tata Niaga Pertanian
Dosen Pengampu Setyowati SP, M.P.
Di susun Oleh :
1. Setya Nugraha H0810109
2. Sugiyanto H0810111
3. Sulvana Nurma F H0810112
4. Tito Rahmawati H0810113
5. Titis Krismadita H0810114
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
I. PENDAHULUAN
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan
proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila
dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena
komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang
non pertanian, karakteristik tersebut meliput : sifat produk pertanian yang mudah
busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan
(khususnya musim). Karakteristik hasil pertaniantersebut menuntut lembaga-lembaga
pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian,
karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai
pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan dapat
memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat
meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau
tinggi.
Pada dasarnya permintaan terhadap produk-produk pertanian cenderung
meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, namun penawaran
produksi pertanian justru peningkatannya lebih besar dibanding dengan permintaan
barang. Hal tersebut terkait dengan kemampuan fisiologis (tingkat kepuasan)
manusia, untuk mengkonsumsi produk pertanian yang umumnya berupa makanan
pokok. Hal ini disebabkan oleh permintaan terhadap produk pertanian cenderung
inelastis. Akibatnya banyak produksi hasil pertanian yang terbuang dengan percuma,
karena penawaran yang diberikan lebih besar dari pada permintaan yang dibutuhkan
konsumen, sehingga harga produk pertanian menurun tajam yang berimbasa pada
menurunnya pendapatan petani.
II. ISI
A. Karakteristik Komoditas Produksi Pertanian
Pada dasarnya komoditas produk pertanian memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda dengan produksi lainnya, dimana karakteristik produksi pertanian meliputi
karakteristik dari hasil pertanian itu sendiri, sifat konsumen dan juga sifat usaha tani.
Dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sifat hasil pertanian
a. Dimana mudah rusak dan juga mudah busuk, sehingga perlu pengelolaan
dan juga penyimpanan dan pengolahan yang sesuai agar produksi barang
pertanian tidak terbuang dengan percuma, misalnya dengan menggunakan
produk hasil pertanian sebagai bahan baku untuk industry lain, agar nilai
jualnya lebih meningkat.
b. Bersifat musiman, sehingga untuk dapat memproduksinya sangat tergantung
oleh lingkungan, dimana bisa saja produk pertanian menjadi sangat banyak
dan berlimpah disuatu saat, namun disisi lain juga mengalami kekurangan
komoditas tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan dan
penyimpanan yang baik agar produk pertanian dapat selalu memenuhi
kebutuhan konsumen dan harganya juga tidak mudah berfluktuasi.
c. Sifat lainnya yaitu “bulky”, dimana isi atau pun beratnya komoditas petanian
tidak sesuai dengan harganya. Harga komoditas pertanian yang relative
murah, padahal dalam pengelolaan dan penyimpanan serta pengangkutannya
sulit disebabkan mudah rusak tadi. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan
yang baik dari lembaga pemasaran agar produk tersebut tetap dapat memiliki
nilai jual sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
2. Sifat dari konsumen
a. Konsumen selalu membutuhkan komoditas pertanian secara terus menerus,
karena produk ini merupakan produk bahan pokok yang selalu dikonsumsi
oleh masyarakat, sehingga diharapkan dengan sifat produksi pertanian yang
musiman tersebut, produk pertanian harus diupayakan dalam meningkatkan
pengelolaan, penyimpanan serta pengolahan dan adanya pihak yang berani
menanggung resiko untuk dapat membuat produk pertanian ini rusak dengan
percuma.
b. Konsumen yang memiliki selera berbeda-beda antara individu satu dengan
lainnya, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengolahnya menjadi
produk lain yang menjadikan prodk pertanian sebagai bahan dasarnya, agar
dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.
3. Sifat usaha tani
Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen
berada didesa dan konsumen boerada di kota, sehingga perlu adanya lembaga
pengumpul, pengangkutan dan penyimpanan yang efektif agar produksi hasil
pertanian dapat tersalurkan dengan optimal.
B. Teori Permintaan
Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu
dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat
harga tertentu. Dijelaskan dalam hukum permintaan bahwa jika harga suatu
barang naik (dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli
akan cenderung mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut,
namun disisi lain ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan,
maka jumlah komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat. Dapat
digambarkan bahwa kurva pemintaan itu mengalami perbandingan yang
terbalik antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang itu sendiri.
D (demand= permintaan)
Harga (Rp)
Kuantitas/Waktu
Gambar. 1. Kurva Permintaan
Faktor yang mempengaruhi adanya perubahan tingkat permintaan barang
komoditas pertanian oleh konsumen disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis
kelamin dan lain-lain
Dimana semakin meningkat jumlah penduduk maka permintaan akan
komoditas pertanian juga mengalami peningkatan, dari segi geografis,
daerah yang memiliki alat transportasi yang masih kurang mendukung dan
sarana prasarana lainnya yang masih kurang maka penyebaran ataupun
akses terhadap hasil pertanian akan mengalami kesulitan.
2. Pendapatan konsumen dan distribusinya
Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga
barang, permintaan akan inelastis, dengan adanya perubahan harga tidak
akan mempengaruhi daya beli terhadap komoditas tersebut. Sebaliknya,
konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga
sedikit saja akan memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga
permintaan bersifat elastis.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa
Efek pendapatan dari suatu harga biasanya negatif. Suatu kenaikan
harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan suatu hubungan
positif yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku, kuantitas
dan harga akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula
sebaliknya jika terjadi penurunan harga
4. Selera dan preferensi konsumen
5. Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi
Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya ke
produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau
harga daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging
sapi dengan ikan atau telur yang harganya lebih murah. Efek substitusi dari
suatu perubahan harga untuk suatu produk tertentu selalu negatif. Dengan
suatu kenaikan harga, efek substitusi menurunkan kuantitas yang dibeli,
demikian sebaliknya.
6. Tradisi
Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan,
barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga
untuk barang ini permintaannya cenderung elastis.
Faktor tersebut diatas sering disebut faktor-faktor penentu permintaan.
Faktor-faktor ini dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari fungsi
permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan merupakan
aspek penting dari perubahan harga.
Terjdinya pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar
dibawah. Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergerak ke
kanan. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu pada tingkat
harga yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama pada tingkat
harga yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan (bergeser ke kiri)
mempunyai pengaruh yang berlawanan.
D3 D1 D2
Kuantitas/Waktu
Harga (Rp)
Gambar Pergeseran Permintaan
Pada hampir semua produk-produk pertanian, pendapatan dan
permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan
pendapatan akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa
produk adalah sebaliknya, jika pendapatan meningkat maka permintaan akan
barang tersebut justru menurun. Produk-produk tersebut disebut barang inferior
karena konsumen membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh
barang inferior adalah gaplek.
B. Konsep Elastisitas
Kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang pangan yang
relatif mahal dalam proporsi yang masih tinggi, mengindikasikan bahwa barang
pangan merupakan kebutuhan pokok hidup dari masyarakat. Sehingga
Pemerintah berkewajiban menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok
masyarakat, karena tingkat harga dan ketersediaan barang-barang pokok dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah. Dengan adanya
penetapan harga diharapkan masyarakat dapat memiliki daya beli dan konsumsi
terhadap produksi hasil pertanian tersebut, agar selain terjadi peningkatan
kesejahteraan juga terjadi peningkatan pendapatan nasional. Produksi barang
pertanian memiliki beberapa permasalahan pokok dalam berproduksi, dimana
produksi hasil pertanian merupakan produk yang mudah rusak dan mudah
busuk, sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik, agar dalam mengkonsumsi
mendatangkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang
mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas permintaan ditunjukan dengan
rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika
elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah
barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara
itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastic.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas
harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan
harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan
dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
1. Elastisitas Harga (price elasticity of demand).
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk
yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dapat dirumuskan
dengan :
E : % perubah an jumlah produk yang diminta% perubah an harga
Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,
tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang
diminta. Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian
sebaliknya dikatakan kurang elastis bila e kecil. Namun jika nilai Koefesien
elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga
naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula sebaliknya
jika harga turun maka jumlah produk yang diminta naik. Demikian
mekanismenya:
a. Inelastis (Ep < 1)
Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan
harga. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis adalah barang-
barang kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai
pengganti (subtitusi), seperti beras, jagung
b. Elastis (Ep > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga
suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Barang-
barang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah barang-
barang yang mempunyai pengganti (substitusi), seperti daging yang
digantikan dengan telur atau ikan.
c. Elastis unitari (Ep = 1)
Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.
d. Inelastis sempurna (Ep = 0)
Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah
yangdibutuhkan.
e. Elastis tak terhingga (Ep = x)
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak
terbilang besarnya.
Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu
titik pada kurva permintaan.
2. Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva
permintaan.
Koefesien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity)
menunjukkan bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan
proporsional dalam jumlah produk yang diminta. Bagi penjual, kurva
permintaan seperti ini memberikan penerimaan yang konstan apakah
harganya tinggi atau rendah. Di dalam teori ada koefesien elastisitas sama
dengan nol dan tak terhingga (~). Koefesien elastisitas sama dengan nol
menunjukkan bahwa kurva permintaannya merupakan garis vertikal yang
berarti bahwa berapapun harga produk, jumlah yang diminta tidak akan
berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien elastisitas tak terhingga, perubahan
harga produk mempunyai dua akibat yaitu jumlah yang diminta tak
terhingga atau sama dengan nol, dan kurva permintaannya berbentuk garis
horisontal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga antara lain:
a) Jenis Produk
Barang-barang pertanian memiliki elastisitas permintaan yang lebih
rendah daripada barang-barang industri.
b)Tingkat Substitusi
Semakin banyak jenis pengganti suatu barang, maka semakin elastis sifat
permintaannya.
c) Proporsi Pengeluaran Suatu Barang Terhadap Pendapatan Konsumen
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu
barang, maka semakin elastis permintaan akan barang tersebut.
d) Jangka Waktu
Dalam jangka pendek permintaan bersifat tidak elastis karena perubahan
yang terjadi di pasar belum diketahui oleh para pembeli, sehingga mereka
cenderung meminta barang-barang yang biasa dibeli walaupun harganya
mengalami kenaikan. Sedangkan dalam jangka panjang, para pembeli
dapat mencari barang pengganti atas suatu barang yang harganya
mengalami kenaikan sehingga cenderung lebih elastis.
2. Elastisitas Silang (cross elastiscity) atas Permintaan
Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah
perbandingan antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk
X dengan persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan).
E : % perubahan jumlah produk yangdiminta atas barang X% perubahanharga barangY
Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas
silang maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena
tandanya tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk
tersebut. Tanda yang positif berarti produk X dan Y adalah substitusi, nilai
Ec >0. Dimana kenaikan harga Y menyebabkan harga X relatif lebih murah
sehingga permintaan terhadap X meningkat. Sedangkan bila tandanya
negatif maka produk X dan Y adalah komplementer, dengan nilai Ec < 0
menunjukkan hubungan X danY adalah komplementer. X hanya bisa
digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X,
menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y, kenaikan harga X
menyebabkan permintaan terhadap Y menurun. Semakin besar koefesien
elastisitas itu maka semakin erat hubungan kedua produk yang
bersangkutan.
3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) Atas Permintaan
Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk
yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Elastisitas
pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
E : % perubahan jumlah produk yangdiminta% perubahan pendapatan
Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan
dapat meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas
pendapatannya makin besar. Barang menurut besarnya elastisitas
pendapatan dibedakan sebagai berikut:
a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0
b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1
c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1
d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0
Disini dijelaskan bahwa pendapatan selalu memiliki nilai atau dampak
positif terhadap permintaan barang, dimana saat konsumen yang
pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan membeli barang-
barang konsumsi lebih banyak. Konsep elastisitas atas permintaan ini
sangat penting di dalam ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan
perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam
pembelian produk-produk. Untuk permintaan bahan makanan terutama
beras di Indonesia, elastisitasnya rendah. Menurut Mubyarto,
elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka
semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-
negara sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas
permintaan untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas
pengeluaran (expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas
pengeluaran ini adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah
produk yang diminta dengan persentase perubahan pengeluaran
konsumen.
C. Elastisitas Permintaan Produk Pertanian
Permintaan terhadap produksi pertanian cenderung meningkat seiring
dengan adanya peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu untuk
mencukupi permintaan produk barang pertanian, maka produksi pertanian juga
harus mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan terhadap produk
pertanian mendorong terjadinya penelitian-penelitian untuk mencari solusi
dalam meningkatkan produktivitas tanaman, agar produksi tanaman dapat
memenuhi kebutuhan penduduk. Hasil dari penelitian tersebut memunculkan
inovasi-inovasi baru diantaranya : tanaman yang memiliki varietas unggul yaitu
tanaman dengan sifat produksi tinggi dan tahan terhadap hama penyakit.
Inovasi lainnya adalah di bidang teknologi pertanian contohnya dengan adanya
traktor, mesin kombinasi dimana teknologi tersebut mempermudah kegiatan
pertanian.
Inovasi tersebut berhasil meningkatkan produk pertanian, namun
mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja pertanian karena tenaga kerja
tersebut telah tergantikan dengan penggunaan teknologi yang lebih efektif dan
efisien. Peningkatan produk pertanian tersebut ternyata jauh lebih besar
dibandingkan dengan permintaan terhadap produk pertanian tersebut. Hal ini
dikarenakan dan terkait dengan sifat produk atau komoditas pertanian yang
bersifat inelastis yaitu perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi permintaan.
Artinya penawaran produk pertanian lebih besar dibandingkan dengan
permintaan terhadap produk tersebut. Hal tersebut mengakibatkan turunnya
harga produk pertanian sehingga menyebabkan pendapatan petani juga
menurun. Hal tersebut dapat digambarkan dengan kurva berikut ini.
E’
E
P
harga
S’
SD’D
Kemerosotan Harga Komoditas Pertanian
Berdasarkan gambar diatas permintaan awal ditunjukkan oleh kurva D
dan penawaran awal ditunjukkan oleh kurva S, dimana belum ada inovasi pada
penawaran awal, dan permintaan awal ditunjukkan dengan belum adanya
peningkatan jumlah penduduk. Dan dari permintaan awal dan penawaran awal
terdapat titik equilibrium harga (titik keseimbangan penawaran dan permintaan)
Setelah terjadi peningkatan jumlah penduduk kurva D mengalami pergeseran ke
kanan, karena adanya peningkatan permintaan menjadi kurva D’. sedangkan
pada penawaran setelah terjadi inovasi kurva S mengalami pergeseran menjadi
kurva S’ yaitu yang menunjukkan peningkatan jumlah penawaran, namun
peningkatan jumlah penawaran tersebut menyebabkan kurva S’ bergeser lebih
besar daripada kurva D (permintaan). Akibatnya harga produk pertanian terjadi
penurunan yang tajam dari titk E ke titik E’. Oleh karena itu harga komoditas
pertanian yang bersifat kompetitif cenderung merosot. Serta dengan permintaan
yang bersifat inelastis terhadap harga menyebabkan pendapatan petani akan
menurun sejalan dengan lonjakan penawaran.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan kebijakan salah
satunya dengan pembatasan jumlah produksi hasil pertanian. Hal tersebut
dilakukan dengan cara membatasi areal untuk kegiatan pertanaman, sehingga
diharapkan produksi juga akan menurun. Pembatasan jumlah tanaman akan
meningkatkan harga komoditas pertanian juga akan meningkatkan pendapatan
petani itu sendiri. Sebenarnya dengan adanya kebijakan ini konsumen dapat
sedikit dirugikan karena harga komoditas pertanian yang menjadi kebutuhan
pokok menjadi lebih mahal (akibat kelangkaan produksi pada saat musim diluar
musim panen). Tetapi harga inilah yang harus dibayar konsumen agar petani
dapat terus berproduksi.
Jumlah Komoditi0 Q
Dari kurva diatas dapat dijelaskan bahwa dengan adanya kebijakan
pemerintah tentang pembatasan areal pertanian untuk memproduksi barang
pertanian harga dari titik equilibrium (E) (dari titik A) yang mulanya sangat
rendah dengan pembatasan barang produksi tadi menyebabkan kenaikan harga
komoditas pertanian di titik E’ (ke titik B), terbukti dengan adanya penawaran
yang ditawarkan cendrung bergeser kekiri hingga membentuk kurva penawaran
yang baru yaitu S’.
D. Manfaat Elastisitas Permintaan Produk Pertanian
Elastisitas permintaan terhadap produksi pertanian sangat penting dalam
menerapkan komoditas mana yang mengalami peningkatan permintaan dan
komoditas yang cenderung terjadi penurunan permintaan, dengan elastisitas
dapat diketahui bahwa produksi hasil pertanian memiliki peranan penting dalam
peningkatan perekonomian, khususnya bagi para petani. Oleh sebab itu dengan
adanya konsep elastisitas permintaan ini dapat dipahami dan diambil
manfaatnya sebagai berikut :
1. Dengan adanya pengetahuan mengenai elastisitas, maka kita dapat
mengklasifikasinkan dalam barang
A
B
0Jumlah Barang
harga
E
E’
D S' S
Q
P
a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0
b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1
c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1
d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0
e) Barang subtitusi
f) Barang komplementer
2. Untuk menetapkan keseimbangan harga dengan diketahuinya titik
ekuilibrium, serta dengan diketahuinya harga tersebut maka dapat
membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan yang bertujuan
agar tidak merugikan petani juga konsumen.
3. Untuk mengetahui seberapa banyak produksi yang harus diproduksi oleh
petani agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, namun juga tidak
kelebihan jumlah penawaran. Sehingga kerugian dapat diminimalisir, karena
terkait dengan komoditas pertanian yang memiliki sifat mudah rusak dan
busuk dan membutuhkan pengelolaan dan pengolahan yang lebih sulit.
III. KESIMPULAN
1. Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik
untuk hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat
dari kegiatan usaha tani tersebut.sehingga dalam melakukan kegiatan usahatani
diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan
memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan,
penyimpanan dan pengolahannya.
2. Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa ketika harga suatu barang naik
(dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli akan cenderung
mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut, namun disisi lain
ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan, maka jumlah
komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.
3. Konsep elastisitas merupakan konsep yang mempengaruhi permintaan, dimana
elastisitas itu sendiri terdiri dari :Elastisitas harga atas permintaan, elastisitas
pendapatan atas permintaan dan elastisitas silang permintaan
4. Diharapkan penawaran terhadap produk pertanian tidak meningkat tajam
dibandingkan permintaan terhadap produk pertanian, karena akan membuat
penurunan harga terhadap komoditas tersebut yang berdampak pada penurunan
pendapatan dari petani itu sendiri.
5. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar penurunan harga produk
pertanian tidak terlalu tajam yaitu dengan penurunan jumlah pemnfaat lahan
sehingga akan membuat penurunan penawaran terhadap produk pertanian.
6. Konsep elastisitas permintaan terhadap komoditas pertanian memberikan
manfaat antara lain : dapat mengklasifikasikan berbagai kelompok barang,
menentukan titik equilibrium (harga) antara permintaan dan penawaran dan
juga dapat mengetahui seberapa banyak petani harus memproduksi barang agar
penawaran tidak melebihi permintaan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Penawaran hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.20 WIB
Anonimb. 2010. Teori Permintaan dan Penawaran. http://hasim319.wordpress.com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-pada-pertanian/. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB
Anonimc. 2012. Definisi Elastisitas. http://www.scribd.com/%D8%ADs_mangat/d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 21.00 WIB
Anonimd. 2010. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. http://irpansusanto.blogspot.com/2010/03/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 22.00 WIB
Anonime. 2012. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 22.10 WIB
Widodo, Sri. 1999. Ekonomika Mikro. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Samuelson, Paul A. William D Nordhaus. 1992. Microeconomic: Fourteenth Edition. Terjemahan Munandar, Haris. B, Wirasubrata. E, Widyatmoko. Mikro Ekonomi. PT.Erlangga. Jakarta