Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen...

29
MAKALAH TATANIAGA PERTANIAN “ELASTISITAS DAN PERMINTAAN HASIL PERTANIAN” Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Tata Niaga Pertanian Dosen Pengampu Setyowati SP, M.P. Di susun Oleh : 1. Setya Nugraha H0810109 2. Sugiyanto H0810111 3. Sulvana Nurma F H0810112 4. Tito Rahmawati H0810113 5. Titis Krismadita H0810114 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Transcript of Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen...

Page 1: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

MAKALAH TATANIAGA PERTANIAN“ELASTISITAS DAN PERMINTAAN HASIL

PERTANIAN”Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata Kuliah Tata Niaga Pertanian

Dosen Pengampu Setyowati SP, M.P.

Di susun Oleh :

1. Setya Nugraha H0810109

2. Sugiyanto H0810111

3. Sulvana Nurma F H0810112

4. Tito Rahmawati H0810113

5. Titis Krismadita H0810114

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

I. PENDAHULUAN

Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan

proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila

dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena

komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang

non pertanian, karakteristik tersebut meliput : sifat produk pertanian yang mudah

busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan

(khususnya musim). Karakteristik hasil pertaniantersebut menuntut lembaga-lembaga

pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi pertanian,

karena pada dasaranya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan rantai

pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan dapat

memberikan pemasaran yang efisien, dimana pendapatan untuk petani dapat

meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau

tinggi.

Pada dasarnya permintaan terhadap produk-produk pertanian cenderung

meningkat, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, namun penawaran

produksi pertanian justru peningkatannya lebih besar dibanding dengan permintaan

barang. Hal tersebut terkait dengan kemampuan fisiologis (tingkat kepuasan)

manusia, untuk mengkonsumsi produk pertanian yang umumnya berupa makanan

pokok. Hal ini disebabkan oleh permintaan terhadap produk pertanian cenderung

inelastis. Akibatnya banyak produksi hasil pertanian yang terbuang dengan percuma,

karena penawaran yang diberikan lebih besar dari pada permintaan yang dibutuhkan

konsumen, sehingga harga produk pertanian menurun tajam yang berimbasa pada

menurunnya pendapatan petani.

Page 3: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

II. ISI

A. Karakteristik Komoditas Produksi Pertanian

Pada dasarnya komoditas produk pertanian memiliki karakteristik tertentu yang

berbeda dengan produksi lainnya, dimana karakteristik produksi pertanian meliputi

karakteristik dari hasil pertanian itu sendiri, sifat konsumen dan juga sifat usaha tani.

Dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Sifat hasil pertanian

a. Dimana mudah rusak dan juga mudah busuk, sehingga perlu pengelolaan

dan juga penyimpanan dan pengolahan yang sesuai agar produksi barang

pertanian tidak terbuang dengan percuma, misalnya dengan menggunakan

produk hasil pertanian sebagai bahan baku untuk industry lain, agar nilai

jualnya lebih meningkat.

b. Bersifat musiman, sehingga untuk dapat memproduksinya sangat tergantung

oleh lingkungan, dimana bisa saja produk pertanian menjadi sangat banyak

dan berlimpah disuatu saat, namun disisi lain juga mengalami kekurangan

komoditas tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan dan

penyimpanan yang baik agar produk pertanian dapat selalu memenuhi

kebutuhan konsumen dan harganya juga tidak mudah berfluktuasi.

c. Sifat lainnya yaitu “bulky”, dimana isi atau pun beratnya komoditas petanian

tidak sesuai dengan harganya. Harga komoditas pertanian yang relative

murah, padahal dalam pengelolaan dan penyimpanan serta pengangkutannya

sulit disebabkan mudah rusak tadi. Oleh sebab itu perlu adanya pengelolaan

yang baik dari lembaga pemasaran agar produk tersebut tetap dapat memiliki

nilai jual sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.

2. Sifat dari konsumen

a. Konsumen selalu membutuhkan komoditas pertanian secara terus menerus,

karena produk ini merupakan produk bahan pokok yang selalu dikonsumsi

oleh masyarakat, sehingga diharapkan dengan sifat produksi pertanian yang

Page 4: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

musiman tersebut, produk pertanian harus diupayakan dalam meningkatkan

pengelolaan, penyimpanan serta pengolahan dan adanya pihak yang berani

menanggung resiko untuk dapat membuat produk pertanian ini rusak dengan

percuma.

b. Konsumen yang memiliki selera berbeda-beda antara individu satu dengan

lainnya, sehingga dapat dilakukan upaya untuk mengolahnya menjadi

produk lain yang menjadikan prodk pertanian sebagai bahan dasarnya, agar

dapat meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.

3. Sifat usaha tani

Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen

berada didesa dan konsumen boerada di kota, sehingga perlu adanya lembaga

pengumpul, pengangkutan dan penyimpanan yang efektif agar produksi hasil

pertanian dapat tersalurkan dengan optimal.

B. Teori Permintaan

Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu

dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat

harga tertentu. Dijelaskan dalam hukum permintaan bahwa jika harga suatu

barang naik (dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli

akan cenderung mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut,

namun disisi lain ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan,

maka jumlah komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat. Dapat

digambarkan bahwa kurva pemintaan itu mengalami perbandingan yang

terbalik antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang itu sendiri.

Page 5: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

D (demand= permintaan)

Harga (Rp)

Kuantitas/Waktu

Gambar. 1. Kurva Permintaan

Faktor yang mempengaruhi adanya perubahan tingkat permintaan barang

komoditas pertanian oleh konsumen disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1. Jumlah penduduk dan distribusinya menurut unsur, daerah geografis, jenis

kelamin dan lain-lain

Dimana semakin meningkat jumlah penduduk maka permintaan akan

komoditas pertanian juga mengalami peningkatan, dari segi geografis,

daerah yang memiliki alat transportasi yang masih kurang mendukung dan

sarana prasarana lainnya yang masih kurang maka penyebaran ataupun

akses terhadap hasil pertanian akan mengalami kesulitan.

2. Pendapatan konsumen dan distribusinya

Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga

barang, permintaan akan inelastis, dengan adanya perubahan harga tidak

akan mempengaruhi daya beli terhadap komoditas tersebut. Sebaliknya,

konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga

sedikit saja akan memengaruhi permintannya terhadap barang sehingga

permintaan bersifat elastis.

3. Harga dan ketersediaan produk-produk lain dan jasa

Page 6: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

Efek pendapatan dari suatu harga biasanya negatif. Suatu kenaikan

harga menurunkan pendapatan riil, dan bahkan dengan suatu hubungan

positif yang biasa antara kuantitas dan pendapatan yang berlaku, kuantitas

dan harga akan bergerak dalam arah yang berlawanan. Demikian pula

sebaliknya jika terjadi penurunan harga

4. Selera dan preferensi konsumen

5. Ketersediaan barang subtitusi atas suatu barang dan juga semakin tinggi

Efek substitusi timbul karena konsumen mengalihkan pembeliannya ke

produk yang relatif lebih murah karena perubahan harga. Misalnya kalau

harga daging sapi baik kemungkinan sekali konsumen mengganti daging

sapi dengan ikan atau telur yang harganya lebih murah. Efek substitusi dari

suatu perubahan harga untuk suatu produk tertentu selalu negatif. Dengan

suatu kenaikan harga, efek substitusi menurunkan kuantitas yang dibeli,

demikian sebaliknya.

6. Tradisi

Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan,

barang tersebut harganya akan naik. Orang akan tetap membelinya sehingga

untuk barang ini permintaannya cenderung elastis.

Faktor tersebut diatas sering disebut faktor-faktor penentu permintaan.

Faktor-faktor ini dianggap tetap untuk suatu tingkat tertentu dari fungsi

permintaan, tetapi dengan perjalanan waktu, perubahan permintaan merupakan

aspek penting dari perubahan harga.

Terjdinya pergeseran permintaan yang sederhana ditunjukkan pada Gambar

dibawah. Kenaikan permintaan berarti bahwa kurva permintaan bergerak ke

kanan. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi produk tertentu pada tingkat

harga yang sama, atau mereka akan membeli kuantitas yang sama pada tingkat

harga yang lebih tinggi. Sementara itu penurunan permintaan (bergeser ke kiri)

mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Page 7: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

D3 D1 D2

Kuantitas/Waktu

Harga (Rp)

Gambar Pergeseran Permintaan

Pada hampir semua produk-produk pertanian, pendapatan dan

permintaannya berhubungan secara positif, karena itu suatu kenaikan

pendapatan akan menggeser permintaan ke kanan. Tetapi untuk beberapa

produk adalah sebaliknya, jika pendapatan meningkat maka permintaan akan

barang tersebut justru menurun. Produk-produk tersebut disebut barang inferior

karena konsumen membeli lebih sedikit jika pendapatannya naik. Contoh

barang inferior adalah gaplek.

B. Konsep Elastisitas

Kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang pangan yang

relatif mahal dalam proporsi yang masih tinggi, mengindikasikan bahwa barang

pangan merupakan kebutuhan pokok hidup dari masyarakat. Sehingga

Pemerintah berkewajiban menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok

masyarakat, karena tingkat harga dan ketersediaan barang-barang pokok dapat

mempengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah. Dengan adanya

penetapan harga diharapkan masyarakat dapat memiliki daya beli dan konsumsi

terhadap produksi hasil pertanian tersebut, agar selain terjadi peningkatan

kesejahteraan juga terjadi peningkatan pendapatan nasional. Produksi barang

Page 8: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

pertanian memiliki beberapa permasalahan pokok dalam berproduksi, dimana

produksi hasil pertanian merupakan produk yang mudah rusak dan mudah

busuk, sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik, agar dalam mengkonsumsi

mendatangkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit

barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya (ceteris paribus). Elastisitas permintaan ditunjukan dengan

rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika

elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka

permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah

barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara

itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastic.

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas

harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan

harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan

dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

1. Elastisitas Harga (price elasticity of demand).

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk

yang diminta dengan persentase perubahan harga. Dapat dirumuskan

dengan :

E : % perubah an jumlah produk yang diminta% perubah an harga

Besar atau kecilnya elastisitas pada suatu persentase harga tertentu,

tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang

diminta. Semakin besar nilai e berarti permintaan makin elastis, demikian

sebaliknya dikatakan kurang elastis bila e kecil. Namun jika nilai Koefesien

elastisitas sering dituliskan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga

naik, maka jumlah produk yang diminta turun, demikian pula sebaliknya

Page 9: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

jika harga turun maka jumlah produk yang diminta naik. Demikian

mekanismenya:

a. Inelastis (Ep < 1)

Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan

harga. Barang yang mempunyai elastisitas yang inelastis adalah barang-

barang kebutuhan pokok dan barang-barang yang tidak mempunyai

pengganti (subtitusi), seperti beras, jagung

b. Elastis (Ep > 1)

Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga

suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Barang-

barang yang mempunyai sifat permintaan yang elastis adalah barang-

barang yang mempunyai pengganti (substitusi), seperti daging yang

digantikan dengan telur atau ikan.

c. Elastis unitari (Ep = 1)

Jika harga naik 10%, permintaan turun 10% juga.

d. Inelastis sempurna (Ep = 0)

Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah

yangdibutuhkan.

e. Elastis tak terhingga (Ep = x)

Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak

terbilang besarnya.

Pengukuran koefesien elastisitas dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Elastisitas titik (point elasticity) yaitu menggunakan elastisitas pada satu

titik pada kurva permintaan.

2. Elastisitas busur (arc elasticity) yaitu elastisitas antara 2 titik pada kurva

permintaan.

Koefesien elastisitas sama dengan satu (unitary elasticity)

menunjukkan bahwa setiap perubahan harga membawa perubahan

proporsional dalam jumlah produk yang diminta. Bagi penjual, kurva

Page 10: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

permintaan seperti ini memberikan penerimaan yang konstan apakah

harganya tinggi atau rendah. Di dalam teori ada koefesien elastisitas sama

dengan nol dan tak terhingga (~). Koefesien elastisitas sama dengan nol

menunjukkan bahwa kurva permintaannya merupakan garis vertikal yang

berarti bahwa berapapun harga produk, jumlah yang diminta tidak akan

berpengaruh. Sebaliknya pada koefisien elastisitas tak terhingga, perubahan

harga produk mempunyai dua akibat yaitu jumlah yang diminta tak

terhingga atau sama dengan nol, dan kurva permintaannya berbentuk garis

horisontal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga antara lain:

a) Jenis Produk

Barang-barang pertanian memiliki elastisitas permintaan yang lebih

rendah daripada barang-barang industri.

b)Tingkat Substitusi

Semakin banyak jenis pengganti suatu barang, maka semakin elastis sifat

permintaannya.

c) Proporsi Pengeluaran Suatu Barang Terhadap Pendapatan Konsumen

Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu

barang, maka semakin elastis permintaan akan barang tersebut.

d) Jangka Waktu

Dalam jangka pendek permintaan bersifat tidak elastis karena perubahan

yang terjadi di pasar belum diketahui oleh para pembeli, sehingga mereka

cenderung meminta barang-barang yang biasa dibeli walaupun harganya

mengalami kenaikan. Sedangkan dalam jangka panjang, para pembeli

dapat mencari barang pengganti atas suatu barang yang harganya

mengalami kenaikan sehingga cenderung lebih elastis.

Page 11: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

2. Elastisitas Silang (cross elastiscity) atas Permintaan

Elastisitas silang (cross elastiscity) atas permintaan adalah

perbandingan antara persentase perubahan jumlah yang diminta atas produk

X dengan persentase perubahan harga produk Y (yang berhubungan).

E : % perubahan jumlah produk yangdiminta atas barang X% perubahanharga barangY

Di dalam arti ekonomi, selain besar kecilnya koefesien elastisitas

silang maka tandanya (positif atau negatif) adalah lebih penting, karena

tandanya tersebut menunjukkan sifat hubungan antara kedua produk

tersebut. Tanda yang positif berarti produk X dan Y adalah substitusi, nilai

Ec >0. Dimana kenaikan harga Y menyebabkan harga X relatif lebih murah

sehingga permintaan terhadap X meningkat. Sedangkan bila tandanya

negatif maka produk X dan Y adalah komplementer, dengan nilai Ec < 0

menunjukkan hubungan X danY adalah komplementer. X hanya bisa

digunakan bersama-sama Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X,

menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y, kenaikan harga X

menyebabkan permintaan terhadap Y menurun. Semakin besar koefesien

elastisitas itu maka semakin erat hubungan kedua produk yang

bersangkutan.

3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) Atas Permintaan

Merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah produk

yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan. Elastisitas

pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

E : % perubahan jumlah produk yangdiminta% perubahan pendapatan

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan

dapat meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas

Page 12: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

pendapatannya makin besar. Barang menurut besarnya elastisitas

pendapatan dibedakan sebagai berikut:

a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0

b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1

c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1

d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0

Disini dijelaskan bahwa pendapatan selalu memiliki nilai atau dampak

positif terhadap permintaan barang, dimana saat konsumen yang

pendapatannya naik, maka daya belinya naik dan ia akan membeli barang-

barang konsumsi lebih banyak. Konsep elastisitas atas permintaan ini

sangat penting di dalam ekonomi karena mampu menerangkan perbedaan

perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam

pembelian produk-produk. Untuk permintaan bahan makanan terutama

beras di Indonesia, elastisitasnya rendah. Menurut Mubyarto,

elastisitasnya sebesar 0,65, jadi makin tingginya pendapatan maka

semakin rendah elastisitasnya. Di Indonesia seperti kebanyakan negara-

negara sedang berkembang lainnya, koefesien elastisitas pendapatan atas

permintaan untuk beberapa bahan makanan ditaksir dengan elastisitas

pengeluaran (expenditure elasticity). Yang dimaksud dengan elastisitas

pengeluaran ini adalah perbandingan antara persentase perubahan jumlah

produk yang diminta dengan persentase perubahan pengeluaran

konsumen.

C. Elastisitas Permintaan Produk Pertanian

Permintaan terhadap produksi pertanian cenderung meningkat seiring

dengan adanya peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu untuk

mencukupi permintaan produk barang pertanian, maka produksi pertanian juga

harus mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan terhadap produk

pertanian mendorong terjadinya penelitian-penelitian untuk mencari solusi

Page 13: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

dalam meningkatkan produktivitas tanaman, agar produksi tanaman dapat

memenuhi kebutuhan penduduk. Hasil dari penelitian tersebut memunculkan

inovasi-inovasi baru diantaranya : tanaman yang memiliki varietas unggul yaitu

tanaman dengan sifat produksi tinggi dan tahan terhadap hama penyakit.

Inovasi lainnya adalah di bidang teknologi pertanian contohnya dengan adanya

traktor, mesin kombinasi dimana teknologi tersebut mempermudah kegiatan

pertanian.

Inovasi tersebut berhasil meningkatkan produk pertanian, namun

mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja pertanian karena tenaga kerja

tersebut telah tergantikan dengan penggunaan teknologi yang lebih efektif dan

efisien. Peningkatan produk pertanian tersebut ternyata jauh lebih besar

dibandingkan dengan permintaan terhadap produk pertanian tersebut. Hal ini

dikarenakan dan terkait dengan sifat produk atau komoditas pertanian yang

bersifat inelastis yaitu perubahan harga tidak terlalu mempengaruhi permintaan.

Artinya penawaran produk pertanian lebih besar dibandingkan dengan

permintaan terhadap produk tersebut. Hal tersebut mengakibatkan turunnya

harga produk pertanian sehingga menyebabkan pendapatan petani juga

menurun. Hal tersebut dapat digambarkan dengan kurva berikut ini.

E’

E

P

harga

S’

SD’D

Kemerosotan Harga Komoditas Pertanian

Page 14: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

Berdasarkan gambar diatas permintaan awal ditunjukkan oleh kurva D

dan penawaran awal ditunjukkan oleh kurva S, dimana belum ada inovasi pada

penawaran awal, dan permintaan awal ditunjukkan dengan belum adanya

peningkatan jumlah penduduk. Dan dari permintaan awal dan penawaran awal

terdapat titik equilibrium harga (titik keseimbangan penawaran dan permintaan)

Setelah terjadi peningkatan jumlah penduduk kurva D mengalami pergeseran ke

kanan, karena adanya peningkatan permintaan menjadi kurva D’. sedangkan

pada penawaran setelah terjadi inovasi kurva S mengalami pergeseran menjadi

kurva S’ yaitu yang menunjukkan peningkatan jumlah penawaran, namun

peningkatan jumlah penawaran tersebut menyebabkan kurva S’ bergeser lebih

besar daripada kurva D (permintaan). Akibatnya harga produk pertanian terjadi

penurunan yang tajam dari titk E ke titik E’. Oleh karena itu harga komoditas

pertanian yang bersifat kompetitif cenderung merosot. Serta dengan permintaan

yang bersifat inelastis terhadap harga menyebabkan pendapatan petani akan

menurun sejalan dengan lonjakan penawaran.

Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melakukan kebijakan salah

satunya dengan pembatasan jumlah produksi hasil pertanian. Hal tersebut

dilakukan dengan cara membatasi areal untuk kegiatan pertanaman, sehingga

diharapkan produksi juga akan menurun. Pembatasan jumlah tanaman akan

meningkatkan harga komoditas pertanian juga akan meningkatkan pendapatan

petani itu sendiri. Sebenarnya dengan adanya kebijakan ini konsumen dapat

sedikit dirugikan karena harga komoditas pertanian yang menjadi kebutuhan

pokok menjadi lebih mahal (akibat kelangkaan produksi pada saat musim diluar

musim panen). Tetapi harga inilah yang harus dibayar konsumen agar petani

dapat terus berproduksi.

Jumlah Komoditi0 Q

Page 15: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

Dari kurva diatas dapat dijelaskan bahwa dengan adanya kebijakan

pemerintah tentang pembatasan areal pertanian untuk memproduksi barang

pertanian harga dari titik equilibrium (E) (dari titik A) yang mulanya sangat

rendah dengan pembatasan barang produksi tadi menyebabkan kenaikan harga

komoditas pertanian di titik E’ (ke titik B), terbukti dengan adanya penawaran

yang ditawarkan cendrung bergeser kekiri hingga membentuk kurva penawaran

yang baru yaitu S’.

D. Manfaat Elastisitas Permintaan Produk Pertanian

Elastisitas permintaan terhadap produksi pertanian sangat penting dalam

menerapkan komoditas mana yang mengalami peningkatan permintaan dan

komoditas yang cenderung terjadi penurunan permintaan, dengan elastisitas

dapat diketahui bahwa produksi hasil pertanian memiliki peranan penting dalam

peningkatan perekonomian, khususnya bagi para petani. Oleh sebab itu dengan

adanya konsep elastisitas permintaan ini dapat dipahami dan diambil

manfaatnya sebagai berikut :

1. Dengan adanya pengetahuan mengenai elastisitas, maka kita dapat

mengklasifikasinkan dalam barang

A

B

0Jumlah Barang

harga

E

E’

D S' S

Q

P

Page 16: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

a) Barang Normal (Normal Goods), Ei > 0

b) Barang Pokok (Essential Goods), Ei antara 0 sampai 1

c) Barang Mewah (Luxurius Goods), Ei > 1

d) Barang Inferior (Inferiors Goods), Ei < 0

e) Barang subtitusi

f) Barang komplementer

2. Untuk menetapkan keseimbangan harga dengan diketahuinya titik

ekuilibrium, serta dengan diketahuinya harga tersebut maka dapat

membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan yang bertujuan

agar tidak merugikan petani juga konsumen.

3. Untuk mengetahui seberapa banyak produksi yang harus diproduksi oleh

petani agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, namun juga tidak

kelebihan jumlah penawaran. Sehingga kerugian dapat diminimalisir, karena

terkait dengan komoditas pertanian yang memiliki sifat mudah rusak dan

busuk dan membutuhkan pengelolaan dan pengolahan yang lebih sulit.

Page 17: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

III. KESIMPULAN

1. Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik

untuk hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat

dari kegiatan usaha tani tersebut.sehingga dalam melakukan kegiatan usahatani

diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan

memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan,

penyimpanan dan pengolahannya.

2. Dalam hukum permintaan dijelaskan bahwa ketika harga suatu barang naik

(dengan asumsi faktor lain tidak mempengaruhi) maka pembeli akan cenderung

mengurangi atau menurunkan konsumsi komoditas tersebut, namun disisi lain

ketika harga barang produk pertanian mengalami penurunan, maka jumlah

komoditas yang akan dibeli masyarakat akan meningkat.

3. Konsep elastisitas merupakan konsep yang mempengaruhi permintaan, dimana

elastisitas itu sendiri terdiri dari :Elastisitas harga atas permintaan, elastisitas

pendapatan atas permintaan dan elastisitas silang permintaan

4. Diharapkan penawaran terhadap produk pertanian tidak meningkat tajam

dibandingkan permintaan terhadap produk pertanian, karena akan membuat

penurunan harga terhadap komoditas tersebut yang berdampak pada penurunan

pendapatan dari petani itu sendiri.

5. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah agar penurunan harga produk

pertanian tidak terlalu tajam yaitu dengan penurunan jumlah pemnfaat lahan

sehingga akan membuat penurunan penawaran terhadap produk pertanian.

6. Konsep elastisitas permintaan terhadap komoditas pertanian memberikan

manfaat antara lain : dapat mengklasifikasikan berbagai kelompok barang,

menentukan titik equilibrium (harga) antara permintaan dan penawaran dan

juga dapat mengetahui seberapa banyak petani harus memproduksi barang agar

penawaran tidak melebihi permintaan konsumen.

Page 18: Web view3.Sifat usaha tani. Pada dasarnya usahatani itu terjadi di daerah pedesaan dimana produsen berada didesa dan konsumen boerada di kota,

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2012. Penawaran hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-hasil-hasil-pertanian.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.20 WIB

Anonimb. 2010. Teori Permintaan dan Penawaran. http://hasim319.wordpress.com/2010/04/06/teori-penawaran-dan-permintaan-pada-pertanian/. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 20.30 WIB

Anonimc. 2012. Definisi Elastisitas. http://www.scribd.com/%D8%ADs_mangat/d/69241834/15-C-Definisi-Elastisitas-Penawaran. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 21.00 WIB

Anonimd. 2010. Elastisitas Permintaan dan Penawaran. http://irpansusanto.blogspot.com/2010/03/elastisitas-permintaan-dan-penawaran.html. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 22.00 WIB

Anonime. 2012. Elastisitas Permintaan. http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan. Diakses Pada tanggal 22 April 2012 Pukul 22.10 WIB

Widodo, Sri. 1999. Ekonomika Mikro. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Boediono. 1999. Ekonomi Mikro Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara

Samuelson, Paul A. William D Nordhaus. 1992. Microeconomic: Fourteenth Edition. Terjemahan Munandar, Haris. B, Wirasubrata. E, Widyatmoko. Mikro Ekonomi. PT.Erlangga. Jakarta