Laporan Usahatani Pedesaan
-
Upload
mulyani-mulyani -
Category
Documents
-
view
31 -
download
1
description
Transcript of Laporan Usahatani Pedesaan
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya, usahatani adalah organisasi dari alam, kerja (tenaga kerja) dan
modal untuk menghasilkan produk pertanian. Dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah
satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Kebutuhan manusia akan bahan
makanan yang semakin meningkat dan lengkap, memaksa kita untuk menghadapi
masalah produksi pertanian secara seksama. Karena itu pertanian harus ditingkatkan,
tidak hanya untuk keperluan keluarga petani itu sendiri (subsistance farming) tetapi juga
untuk keperluan masyarakat seluruhnya dan memenuhi pasar. Dan untuk menjamin agar
tujuan ini tercapai maka pertanian harus berdasar atas motif ekonomis yang sehat. Bidang
usahatani cakupannya sangat luas meliputi pertanian itu sendiri, peternakan, perikanan,
kehutanan, perkebunan, dan lain sebagainya. Semua bidang tersebut harus memenuhi
syarat teknis maupun sosial ekonomis yang telah ditentukan. Apabila persyaratan teknis
maupun sosial-ekonomis dapat terpenuhi, maka setiap pengusaha di lapangan pertanian
akan memperoleh kenikmatan dan kepuasan baik materiil maupun spiritual yang tidak
kalah dengan kepuasan yang datang dari sektor perdagangan perindustrian, pelayaran dan
pertambangan.
Namun demikian, untuk memperoleh data usahatani dengan derajat ketelitian yang
tinggi dan relevan tidak mudah atau murah. Pengumpulan data untuk analisis usahatani
selalu melibatkan sikap kompromi. Keterbatasan tersedianya sumberdaya mengharuskan
peneliti untuk memilih metode pengumpulan datanya. Pada akhirnya penilaian penelitilah
yang memegang peranan penting dalam pemilihan ini.
Dengan demikian, latar belakang penulisan Laporan Hasil Praktikum Mata Kuliah
Usahatani ini selain untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Usahatani, juga untuk
mempelajari seluruh aspek yang ada dalam usahatani tersebut.
-
1.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya laporan praktikum Usaha tani ini adalah
1. Untuk mengetahui secara langsung usahatani yang dilakukan oleh petani di dusun
Beru, desa Bumiaji, kota Batu.
2. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang diakukan oleh petani di rumah maupun di
lahan.
3. Untuk menganalisa biaya, pendapatan, BEP, B/C Ratio, dan R/C Ratio yang didapat
oleh petani.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari hasil praktikum lapang Usaha tani Pedesaan ini adalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan masyarakat (khususnya masyarakat tani) yang
sebenarnya, baik dari segi pengelolaan usahatani dan tingkat kesejahteraannya.
2. Sebagai langkah awal dalam penelitian, khususnya bagi mahasiswa yang berminat
dalam penelitian usahatani.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usaha Tani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempatitu
yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,perbaikan-perbaikan
yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,bangunan yang didirikan di atas tanah
dsb. Farm, yaitu sebagai sutu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimanapertanian
diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorangpemilik, penyakap ataupun
manger yang digaji.Ilmu usahatani (farm management), yaitu bagian dari ilmu ekonomi
pertanianyang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani.
Ilmu usaha tani merupakan proses menentukan da mengkoordinasikan
penggunaan faktor-faktor produksi pertanian untuk memperoleh pendapatan atau
keuntungan yang maksimal (Suratiyah, 2006).
Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu
yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-
perbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang
didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya.(A.T.Mosher, 1968: hal 57). Usaha tani
dapat berupa bercocok tanam atau memelihara ternak.
Di dalam proses produksi usahatani untuk menghasilkan suatu produk dapat
dipengaruhi oleh satu atau beberapa faktor. Adapun faktor-faktor produksi yang
digunakan, seperti modal, tanah, tenaga kerja, bibit, dan pupuk. Faktor-faktor ini dapat
mempengaruhi biaya dan pendapatan petan. (Prawirokusumo, 1990).
2.2 Pengertian Biaya Produksi
Menurut Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. (2006) yang
diterjemahkan oleh Hinduan (2006:54) biaya produksi adalah: biaya produksi itu sendiri
mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk.
Hansen dan Mowen dalam terjemahan Fitriasari dan Kwary (2006:50) juga
menyatakan bahwa biaya produksi merupakan: biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa.
Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti
bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi
yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi
sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Menurut Sherman Rosyidi, biaya
-
produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang
maupun jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk
membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi.
Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
2. Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan
langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik
perusahaan sendiri.
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi
merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang
harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang
siap untuk dipakai konsumen. Karena fokus kajian kita adalah pada beban yang harus
ditanggung oleh perusahaan, maka pengertian tentang biaya tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu biaya swasta (private cost) dan biaya sosial (social cost). Pembedaan
biaya ini ada hubungannya dengan penggolongan biaya menjadi internal (private) dan
eksternal (social). Dalam pengertian biaya produksi seharusnya mencakup biaya internal
dan eksternal. Kalau dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka
pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya
produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka
pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost).
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari
output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya
yang tidak dapat dihindari (unavoidable cost). Sedangkan dalam produksi jangka
panjang, semua biaya adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya
berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya
ini sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable
cost).
Kalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor produksi
berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi
-
juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel. Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya
yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila
untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam
jumlah yang sama. Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga
administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa
kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami
perubahan. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari
banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar
pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Yang termasuk dalam biaya variabel ini
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya
tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika
digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC)
dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:
2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh
dengan harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode. (Suratiyah, 2006).
Menurut Suratiyah (2006) pendapatan dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terdiri dari umur petani, pendidikan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal.
Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana
produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana
tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi
penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi
misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya
dan pendapatan.
Untuk menganalisa imbangan penerimaan dan biaya, metode yang digunakan
adalah Return Cost Ratio (R/C), R/C bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari
suatu kegiatan cabang usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Analisa ini akan
menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang
usahatani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah penerimaan
(Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja, 1993).
-
Jika R/C Ratio > 1, maka usahatani yang dijalankan mengalami keuntungan atau
layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usahatani tersebut mengalami
kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan, sedangkan bila R/C Ratio = 1, maka
cabang usahatani ini tidak rugi dan juga tidak untung (Soekartawi, 1995).
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
-
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara Responden
Berikut ini adalah kegiatan kami selama berada di kediaman Bapak Suwi untuk
survey rumah tangga petani di Desa Beru, Bumiaji.
3.1.1 Identitas Petani Responden
1. Nama : Arief Alfianto
2. Umur : 31 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan Utama : Petani
5. Pekerjaan Sampingan : -
6. Jumlah anggota keluarga : 3 orang
7. Keterangan anggota keluarga
Waktu Kegiatan
11.15 Sampai di kediaman Bapak Suwi
11.40 12.10 Sholat
12.10 12.30 Makan siang
12.30 13.20 Istirahat
13.20 15.15 Wawancara dengan Pak Arief
15.15 16.30 Melihat kebun pembibitan Pak Arief
16.30 malam Kegiatan pribadi
-
No. Nama Hub dgn
KK Umur
Pendidi-
kan
Pekerjaan
Ket Utama Samp
ingan
1. Nurul Aminah Istri 31 tahun SMA Ibu
rumah
tangga
-
2. Zulkifli Anak
kandung
9 tahun SD siswa -
3. Iktisa Amila
Asta
Anak
kandung
2 tahun - - -
3.1.2 Perincian Biaya Usahatani
NO PERINCIAN SATUAN HARGA SATUAN (RP) NILAI (RP)
Modal - - Rp.6.000.000,-
Jumlah Pengeluaran
1 Arang sekam 50 karung 8000 400.000
2 Sewa lahan 1000m2 670.000
2 Pupuk
Kandang 25 karung 10.000 250.000
Hidro
komplek 60 kg 7.500 450.000
3 Pestisida
Organik 200.000
Anorganik 400.000
4 Peralatan
gunting 6 3.750 22.500
Total pengeluaran 2.392.500
-
Total (a)
5. Biaya Tenaga Kerja
Pengolahan tanah : 1 orang 100.000
Penanaman : 1 orang 25.000
Pemupukan : 1 orang 25.000
Pemeliharaan : 1 orang 25.000
Pemberantasan HPT :1 orang 25.000
Panen :1 orang 25.000
Jumlah Biaya tenaga kerja 225,000
Penjualan bunga krisan
No kualitas jumlah Harga satuan harga
1 Kualitas super 5000 200 1,000,000
2 Kualitas baik 5000 175 875,000
3 Kualitas sedang 5000 165 825,000
4 Kualitas kurang baik 35.000 150 5,250,000
total 7,950,000
Total (b)
Penerimaan 7,950,000
Total Biaya 2,392,500 + 225,000
Jumlah 2,617,500
Pendapatan 5,332,500
-
3.1.3 Alokasi Tenaga Kerja di Pertanian
Dalam usaha taninya, Pak Arief mengalokasikan tenaga kerjanya sebagai
berikut :
No Kegiatan Laki-laki Perempuan Bersama
1 Pembibitan/persemaian
2 Pengolahan tanah s/d siap
panen
3 Menanam
4 Pemeliharaan
Menyiang
Memupuk
Menyemprot
menyiram/irigasi
5 Panen
6 Pasca panen
3.1.4 Kendala dan Manajemen Kendala Usaha Tani
Adapun kendala yang dihadapi Bapak Arief dalam usaha taninya beserta solusi
atau manajemen kendala yang dilakukan Bapak Arief adalah sebagai berikut :
No Kendala Manajemen Kendala
1. Kendala Produksi
Pengadaan modal
Pengadaan bibit
Ketergantungan tanaman
terhadap musim
Kerusakan tanaman
(seperti layu dan serangan
hama maupun penyakit)
Selama ini Bapak Arief menerapkan
sistem pendapatan diterima di muka,
mengikuti kelembagaan pos daya
krisan, karena kelembagaan ini
merupakan kelembagaan yang
bergerak dalam peminjaman modal
bagi petani krisan. Untuk tanaman
yang rusak akibat layu atau serangan
hama Pak Arief menggunakan
pestisida namun sesuai dosis.
-
2. Kendala Sosial
Persaingan
Hubungan dengan petani
lain
Tidak bergantung kepada orang lain
dan menjadi petani yang mandiri.
Membagi kelompok dalam masing-
masing bidang.
3. Kendala Pemasaran
Kurangnya pengetahuan
tentang teknologi dan
internet
Hubungan dengan
konsumen
Mencari tahu teknologi atau internet
sebagai media komunikasi dan
publikasi pemasaran benih. Mengikuti
pertemuan-pertemuan antar petani dan
penyuluh lapang. Pak Arief
menerapkan rasa saling percaya
kepada konsumen.
3.1.5 Kegiatan Sehari hari Responden
Berikut ini adalah kegiatan sehari-hari Pak Arief mulai dari bangun tidur,
kesibukannya di rumah dan dilahan serta tidur kembali.
No Kegiatan Waktu Jumlah Jam Keterangan
1. Bangun Tidur 05.00 0 Bangun tidur
2. Kesibukan dirumah 05.00-06.30 1,5 Jam Untuk satu 1,5 jam setelah
bangun tidur, Pak Arief
menyempatkan diri untuk
membantu beres-beres dan
bersenda gurau bersama anak-
anaknya.
3. Persiapan ke lahan 06.30-07.00 0,5 Jam Kegiatan Pak Arief selanjutnya
ilah bersiap-siap ke lahan.
4. Perawatan perakaran 07.00-09.00 2 Jam Perawatan krisan dimulai sejak
pagi. Dalam hal ini Pak Arief
menghabiskan waktu sekitar 2
jam.
5. Pemotongan pucuk 09.00-11.00 2 Jam Setelah melakukan perawatan
-
akar. Pak Arif melakukan
pemotongan pucuk.
6. Penyiraman kebun 11.00-12.00 1 Jam Setelah perawatan perakaran dan
pemotongan pucuk selesai pak
Arif melakukan penyiraman.
7. Istirahat 12.00-15.00 3 Jam Setelah semua kegiatan tersebut
diatas selesai pak arif kembali
kerumah dan istirahat sampai
pukul 15.00
8. Penanaman hasil
pemotongan
15.00-17.00 2 Jam Sekitar pukul 15.00 pak Arif
kembali kelahan untuk menanam
hasil pemotongan sebelumnya.
9. Istirahat dan kumpul
bersama keluarga
17.00-21.00 4 Jam Sekitar pukul 17.00 pak Arif
selesai melakukan penanaman.
Kemudian kembali kerumah dan
berkumpul bersama keluarga.
Kadang Pak disela-sela waktu ini
Pak Arief menghadiri undangan
atau pun pelatihan merangkai
bunga.
10. Tidur 21.00-05.00 24 Jam Sekitar pukul 21.00 beliau tidur
sampai pukul 05.00
Dan kegiatan ini terus berulang
setiap hari.
3.1.6 Karakteristik Rumah Tangga
1. Pola hidup sehat
a. Pemahaman terhadap hidup sehat
- Pola makan : 3 kali sehari
Jenis makanan yang dimakan ( Nasi, lauk, sayuran)
- Sumber Air Minum ( Swadaya desa / PAM)
- Memasak air minum sendiri
-
- Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga 1 tahun terakhir : Pak Arif
mengalani Gejala Typus
- Upaya menanggulangi penyakit : rawat jalan
b. 1 tahun terakhir anggota keluarga yang terserang penyakit
- Diare, Muntaber (Pak Arif dan Istrinya)
- Kulit/ gatal-gatal ( seluruh anggota kelurga pernah)
- Tempat berobat anggota keluarga : rumah sakit
2. Alokasi pendapatan rumah tangga
- Makan 30%
- Pakaian 5%
- Perumahan 10%
- Sekolah 15%
- Modal Usaha 30%
- Tabungan 5%
- Lainnya 5%
3.2 Pembahasan Wawancara Responden dan Analisis Data
3.2.1 Identitas Petani Responden
Kegiatan wawancara atau survey rumah tangga petani ini dilakukan di desa Beru,
Bumiaji dengan petani Responden Bapak Arief (31 tahun) seorang petani bibit krisan
dengan latar belakang pendidikan SMP, sampai sekarang Bapak Arief meneruskan
usaha orang tuanya dengan menjadi petani bibit krisan. Keluarga Pak Arief terdiri dari
Istri Nurul Aminah (31 tahun) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan 2 orang
anak (Zulkifli, 9 tahun dan Iktisa Amila Asta, 2 tahun).
3.2.2 Rincian Biaya Usaha Tani
Pak Arief memulai usahanya 6 tahun lalu dengan modal Rp 6.000.000,00. Untuk
usaha atau produksi bibit bunga krisan, setiap masa produksinya (4 bulan) Pak Arief
membutuhkan dana untuk membeli arang sekam, pupuk, pestisida serta peralatan dan
sewa lahan untuk menanam indukan bunga krisan. Total biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan tersebut adalah Rp 2.392.500,00. Sedangkan untuk alokasi tenaga kerja yang
digunakan, karena Pak Arief hanya menggunakan tenaga kerja pada waktu-waktu
-
tertentu sehingga gajinya dibayar harian. Per harinya, tenaga kerja dalam usaha tani
Pak Arief di bayar Rp 25.000,00. Sehingga untuk alokasi tenaga kerja Pak Arief
mengeluarkan biaya sebanyak Rp 225.000,00.
Dari hasil penjualan, Pak Arief menerima total penerimaan Rp 7.950.000,00
dengan rincian pendapatan seperti pada tabel. Dari akumulasi total penerimaan dan
total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, Pak Arief menerima pendapatan
sejumlah RP 5.332.500,00.
3.2.3 Alokasi Tenaga Kerja
Dari hasil wawancara dengan pak Arif dapat di ketahui bahwa pak Arif
memiliki luas lahan sebesar 1000m2,lahan ini diperoleh dari hasil sewa ke tetangga pak
Arif,biaya sewa untuk tiap tahunnya sebesar Rp.2.000.000 per tahun. Lahan ini
digunakan untuk menanam indukan bunga krisan. Dalam usaha taninya, Pak Arief
memerlukan 1 tenaga kerja laki-laki untuk pengolahan tanah, sedankan untuk
pembibitan, pemeliharaan dan perlakuan pasca panen beliau melakukannya sendiri.
Kemudian untuk kegiatan menanam dan panen beliau melakukannya bersama-sama
dengan tenaga kerja.
3.2.4 Kendala dan Manajemen Kendala Usaha Tani
Dalam usahataninya Pak Arief menemui kendala seperti yang telah dipaparkan
dalam table hasil wawancara. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa ada
beberapa kendala baik itu kendala selama proses produksi, kendala soial maupun dalam
hal pemasaran. Namun kendala-kendala tersebut mampu ditangani dan diselesaikan
oleh Pak Arief. Sehingga usahatani beliau tetap berjalan dan berhasil baik. Hal ini
karena Pak Arief telah berhasil menjadi manajer dalam usahataninya sendiri.
3.2.5 Kegiatan Sehari-hari Responden
Pak Arief memulai kegiatannya pada pukul 05.00 pagi. Sebelum pergi ke
lahan, beliau menyempatkan diri membantu beres-beres di keluarganya. Sehari-harinya,
beliau berangkat ke lahan pada pukul 07.00 padi untuk perawatan perakaran,
pemotongan pucuk serta penyiraman. Setelah istirahat 3 jam, Pak Arief melanjutkan
kegiatannya dengan menanam hasil pemotongan stek sebelumnya. Setelah bekerja di
lahan, Pak Arief pulang untuk berkumpul bersama keluarga dan istirahat.
-
3.2.6 Karakteristik Rumah Tangga
Dari hasil wawancara bersama Pak Arief, dapat diketahui bahwa Keluarga Pak
Arif termasuk ke dalam keluarga yang harmonis dan mempunyai pola hidup sehat.
Setiap harinya keluarga Pak Arief makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk dan
sayuran. Sumber air minumnya berasal dari PAM dan dimasak sendiri. Penyakit yang
pernah menyerang keluarga Pak Arief selama satu tahun terakhir pun adalah penyakit
ringan seperti gejala typus, diare dan gatal-gatal.
Sedangkan untuk alokasinya, prosentase terbesarnya adalah digunakan untuk
makan keluarga dan modal usaha. Yaitu sebesar 30%. Sisanya untuk kebutuhan sekolah
dan kebutuhan pokok yang lain, seperti pakaian dan rumah tangga.
-
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan narasumber petani krisan Pak Arif, kami
mengetahui bahwa dalam usahatani krisan, dibutuhkan perawatan yang berbeda dibandingkan
dengan usahatani sayur mayur semusim. Diperlukan perawatan seperti penanaman,
pemupukan, pengolahan lahan, pemberantasan HPT dan panen. Dalam mengelola
usahataninya, Pak arif dibantu satu orang tenaga kerjanya yang diberi upah sebesar Rp
25.000. total penerimaan yang diterima oleh Pak Arif dari berusahatani bunga krisan ialah
sebesar Rp 7.950.000 .
4.2 Saran
Di desa Bumiaji, petani krisan terutama pak Arif kurang mendapatkan akses dalam
mengetahui keadaan pasar. Sehingga, pak Arif harus mencari informasi sendiri. Selain itu,
kurang adanya gerakan dari kelompk tani untuk saling mendukung dalam pemasaran hasil
panen krisan. Sehingga hasil panen dijual secara individualis. Maka, kami mahasiswa jurusan
agribisnis, diminta untuk memberikan pengetahuan terbaru seperti pemasaran dan ilmu lain
mengenai agribisnis. Diskusi antara mahasiswa dan petani diharapkan dapat meningkatkan
keakraban dan kemajuan yang nyata pada petani di bumiaji.
-
LAMPIRAN
Tempat pembibitan krisan Wawancara dengan Pak Arif
Tempat perakaran Di kediaman Pak Suwi
-
LAPORAN ANALISIS USAHATANI PERTANIAN PEDESAAN
DESA BERU-BUMIAJI
Anggota Kelompok:
Maren Rose Kamaratih 115040100111033
Imas Minarsih 115040101111137
Mulyani 115040101111176
Indri Srivany Y.B 115040101111191
Anindya H.P 115040101111197
Kelas A
Nama Asisten: 1. Ary Romadhona
2. Hania Fildzah
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
-
Kalender musim
PETA
bulan
Komo-
ditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
musim
KRISAN