Analisa Usahatani Pembibitan Karet

22
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA USAHATANI MATA KULIAH MANAJEMEN USAHA TANI Oleh : SARWANTO/ NPM. 01011200033 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSI RAWAS 2014

Transcript of Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Page 1: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

LAPORAN PRAKTIKUMANALISA USAHATANI

MATA KULIAHMANAJEMEN USAHA TANI

Oleh :

SARWANTO/ NPM. 01011200033

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUSI RAWAS2014

Page 2: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usah Tani i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan

KaruniaNya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun sebagai

salah satu tugas pada Mata Kuliah Manajemen Usaha Tani.

Kami menyadari dalam penyusunan tugas ini tentu masih banyak kekurangan,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

untuk kemajuan kami ke depannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada

Ibu Dosen Pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam Mata

Kuliah Manajemen Usaha Tani.

Demikian kami sampaikan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, Januari 2014

Penyusun

Page 3: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manjemen Usaha Tani ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar ............................................................................................ iDaftar Isi ................................................................................................ iiDaftar Gambar ............................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN ........................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................ 11.2 Tujuan ................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 42.1 Pembibitan karet .................................................................... 42.2 Seleksi Biji ............................................................................ 42.3 Persemaian biji ...................................................................... 42.4 Persemaian bibit .................................................................... 52.5 Okulasi .................................................................................. 72.6 Bibit Polybag ......................................................................... 8

III.PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 93.1 Waktu dan Tempat ............................................................... 93.2 Alat dan bahan ..................................................................... 93.3 Metode pengumpulan data ................................................... 93.4 Metode pengolahan data ...................................................... 9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 114.1 Biaya Produksi ..................................................................... 114.2 Pendapatan ........................................................................... 114.3 Keuntungan ........................................................................... 11

V. PENUTUP ............................................................................................... 125.1 Kesimpulan ............................................................................. 125.2 Saran ........................................................................................ 12

Lampiran ......................................................................................................

Page 4: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manejemen Usaha Tani iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Ian Suryana.

Gambar 2. Bapak Ian Suryana menunjukkan bibit karet yang ada di

pembibitannya.

Gambar 3. Bibit karet unggul di pembibitan milik Bapak Ian Suryana.

Gambar 4. Bibit karet unggul.

Gambar 5. Persiapan polybag untuk bibit karet dari lapangan.

Gambar 6. Bibit karet yang telah diokulasi..

Page 5: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet alam (Hevea Brasiliansis) di Indonesia merupakan salah satu

komoditi penting perkebunan disamping kelapa sawit, kakao,teh baik sebagai

sumber pendapatan devisa, kesempatan kerja dan pendorong pertumbuhan

ekonomi sentra-sentra baru diwilayah perkebunan karet maupun pelestarian

lingkungan , sumberdaya hayati. Hal ini ditunjukan oleh jumlah petani yang

terlibat dalam usaha karet alam mencakup 1,907 juta kepala keluarga, sehingga

banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya dari tanaman ini (Dirjen

Perkebunan,2006).

Agribisnis karet alam dimasa yang akan datang prospeknya yang makin

cerah karena adanya kesadaran akan kelestarian lingkungan dan sumber daya

alam. Kecendrungan memakai green tyres, meningkatnya industri polimer

pengguna karet serta makin langkanya sumber-sumber minyak bumi dan makin

mahalnya harga minyak bumi sebagai bahan pembuat karet sintetis. Pada tahun

2002 jumlah konsumsi karet dunia lebih tinggi dari produksi, Indonesia

mempunyai peluang untuk menjadi produsen terbesar dunia karena negara-

negara pesaing utama seperti Thailand dan Malaysia makin kekurangan lahan dan

makin sulit mendapatkan tenaga kerja yang murah sehingga keunggulan

komparatif dan kompetitif Indonesia akan makin baik. Kayu karet pun akan

mempunyai prospek yang baik sebagai sumber kayu menggantikan sumber kayu

asal hutan. Arah pengembangan karet kedepan lebih diwarnai oleh kandungan

IPTEK dan kapital yang makin tinggi agar lebih kompetitif (Litbang deptan,2011).

Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia.

Komoditi ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor

perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 4.868 juta pada tahun 2007.

Agribisnis karet merupakan sumber lapangan kerja utama bagi lebih dari 1,6 juta

orang. Selain itu , agribisnis karet memiliki peranan penting dalam mendorong

pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru diwilayah pedesaan Indonesia, terutama

di Sumatera dan Kalimantan (Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat,2011).

Page 6: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 2

Sumatera Selatan memiliki luas lahan perkebunan karet mencapai

622.686 ha, perkebunan rakyat sebesar 614.021 ha,perkebunan swasta sebesar

24.007 ha dan perkebunan negara sebesar21.741 ha. Perkebunan rakyat sumsel

menghasilkan 840.000 ton tidak sesuai dengan luas lahan perkebunan karet yang

ada. Faktor utama penyebabnya adalah bahan tanam yang digunakan oleh karet

rakyat berbeda dengan perkebunan besar, ditambah dengan kurang intensifnya

pemeliharaan yang diterapkan pada perkebunan rakyat. Dengan berbagai prediksi

potensi ketersediaan dan konsumsi karet alam dunia masa depan karet alam masih

cukup cerah, terlebih jika dilihat dari pesatnya perkembangan industri otomotif di

negara China yang memerlukan pasokan karet alam cukup besar, dengan kondisi

demikian pemerintah Sumatera Selatan perlu memperhatikan sektor perkebunan

karet, bagaimana perkebunan karet tersebut bisa menghasilkan getah karet yang

berlimpah maka program peremajaan bisa dilakukan pemerintah dengan

revitalisasiperkebunan yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan

rakyat (Potensi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan, 2012).

Bibit karet yang baik umumnya perpaduan antara batang bawah dan

batang atas yang berkualitas baik dan telah memenuhi persyaratan. Batang bawah

berasal dari biji dengan persyaratan tertentu, sementara itu batang atas berupa

klon karet anjuran yang disiapkan sesuai standar. Di daerah perkebunan karet

yang telah maju,permintaan petani karet terhadap bibit karet okulasi relatif cukup

tinggi, kondisi ini nyatanya mendorong pengembangan usaha pembibitan oleh

penangkar, membaiknya harga karet saat ini semakin meningkatnya minat petani

untuk menanam karet sehingga permintaan bibitnya semakin bertambah.

Perkembangan industri pembenihan bibit karet masih belum mencukupi,

khususnya untuk perkebunan karet rakyat. Kondisi tersebut dapat dilihat dari

adanya perkebunan karet yang menggunakan bibit asalan atau bibit yng belum

klon unggul. Berdasarkan bentukya, benih tanaman karet dapat dibedakan menjadi

tiga yaitu biji atau benih sebagai batang bawah, mata entres atau klon karet

unggulan, dan bibit hasil okulasi yang merupakan penggabungan dari kedua

benih tersebut. Untuk mendapatkan bibit siap tanam yang bermutu baik dan benar

setiap bentuk benih harus memenuhi persyaratan masing-masing. Dalam upaya

mendukung keberhasilsn penangkar dalam menghasilkan bibit bermutu, perlu

Page 7: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 3

penyusunan baku pembibitankaret baik teknik maupun administratif. Prosedur

baku meliputi pembangunan kebun entres, pembangunan kebun batang bawah,

dan teknologi pembuatan bibit karet.

Replanting tanaman karet di Sumatera Selatan relatif tinggi sehingga di

butuhkan sumber bibit yang baru untuk penanaman ulang diperkirakan sebanyak

20.000 ha per tahun dengan kebutuhan bibit tanaman yang bermutu tinggi dan

siap tanam dilahan. Belum lagi ditambah pembukaan lahan baru sebesar 10.000 ha

per tahun, sehingga untuk mencukupi kebutuhan akan bibit tanaman karet tersebut

perlu diperhatikan khusus mengenai bahan tanam karet berupa batang atas dan

batang bawah sebagai pembibitan awal untuk perbanyakan (Disbun Sumsel, 2006).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah :

1. Sebagai tugas mata kuliah Manajemen Usaha Tani.

2. Memahami bagaimana pembibitan tanaman karet.

3. Membuat analisa usahatani tanaman karet.

Page 8: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan Karet

Pembibitan merupakan tempat penyiapan dan penyediaan bahan tanam

(bibit), baik yang berasal dari hasil perbanyakan generatif (benih) maupun

vegetatif. Ada beberapa tahapan dalam kegiatan pembibitan karet, yaitu mulai dari

pengadaan biji, persemaian biji, persemaian bibit bawah (rootstock), okulasi,

pembuatan bibit polybag dan penanaman.

2.2 Seleksi Biji

Benih yang digunakan berupa biji diperoleh dari kebun sendiri atau beli

yang berasal dari tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun. Benih diperoleh

pada saat musim biji yang biasanya terjadi pada bulan Januari. Benih yang telah

diperoleh harus diseleksi untuk mendapat benih berkualitas baik. Ada dua cara

seleksi benih yang biasa digunakan adalah metode pantul, dimana biji satu persatu

dijatuhkan di atas alas yang keras, misal lantai, lembaran kayu. Biji yang baik

adalah biji yang memantul/melenting, sementara biji yang jelek adalah biji yang

menggulir ke samping dengan bunyi hampa.

2.3 Persemaian Biji

Tujuan persemaian biji adalah untuk memperoleh bibit yang

pertumbuhannya seragam dengan cara seleksi dan mengelompokkan bibit yang

tumbuh cepat dan baik serta memisahkan bibit yang tumbuh lambat dan kurang

baik. Sebelum dilakukan persemaian, media persemaian (kimbed) harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pembuatan media, yaitu :

1. Buat bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m, tinggi 0,2 m dan panjang

disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Bedengan dibuat dengan mengarah timur barat.

3. Cangkul tanah di dalam ukuran bedengan tersebut sedalam 40-60 cm,

bersihkan dari sisa-sisa akar dan kotoran lainnya.

4. Permukaan tanah setelah dicangkul halus, dilapisi pasir halus setebal

5-10 cm.

Page 9: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 5

5. Bedengan dibuat diberi atap/naungan miring arah utara selatan dengan

tinggi di sebelah utara 1,5 m dan sebelah selatan 1,2 m.

6. Naungan dibuat dari rumbia, daun kelapa atau plastik.

7. penyebaran benih (pendederan).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama persemaian biji, yaitu :

1. Jarak antar barisan biji 5 cm dan jarak antar biji dalam barisan 2 cm.

Bila jumlah biji yang dikecambahkan lebih banyak, penanaman biji

pada kimbed dapat lebih rapat.

2. Letakkan biji dengan bagian “perut” yang lebih rata mengarah ke

bawah di atas permukaan pasir dan tekan sampai 3/4bagian biji

terbenam.

3. Arah “mata” keluarnya lembaga mengarah ke satu arah.

Pemeliharaan kimbed dilakukan dengan melakukan penyiraman pagi dan

sore. Penyiraman pada pagi hari dilakukan pada pukul 06.00-09.00 WIB,

sementara penyiraman pada sore hari dilakukan pada pukul 15.00-18.00 WIB.

Biji akan tumbuh menjadi kecambah setelah 10-14 hari. Jika biji tumbuh

lebih dari 14 hari maka biji tersebut diafkir. Pemindahan ke lokasi pembibitan

untuk batang bawah sewaktu kecambah masih pendek dan sebelum membentuk

daun (fase pancing). Kecambah yang telah dicabut dari kimbed harus ditanam di

pembibitan pada hari itu juga.

2.4 Persemaian Bibit (Main Nursery)

Persemaian bibit dilakukan adalah sebagai persemaian tempat

pemeliharaan bibit sebagai batang bawah yang akan diokulasi. Bibit dipelihara

untuk beberapa bulan sampai tiba saatnya untuk siap diokulasi. Sebelum

pelaksanaan penanaman kecambah yang akan dijadikan bibit batang bawah, lahan

yang akan digunakan sebagai areal pembibitan harus memenuhi beberapa syarat,

yaitu: datar atau agak miring sedikit, dekat sumber air dan cukup subur, bebas

sisa-sisa akar dan gulma, bebas penyakit akar, drainase baik, mudah untuk

melakukan pengontrolan.

Page 10: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 6

Setelah memperoleh lahan yang sesuai, perlu dilakukan beberapa

persiapan lahan, antara lain :

1. Pengolahan lahan dengan menggunakan menggunakan cangkul kasar dengan

kedalaman 60-70 cm dan berishkan lahan dari sisa-sisa akar, gulma dan

kotoran lainnya.

2. Pengolahan lahan dengan cangkul halus untuk meratakan tanah dan

membentuk petak-petak.

3. Pembuatan terasan jika pembibitan dilakukan pada lahan miring

4. Pembuatan parit-parit untuk mengalirkan kelebihan air.

5. Pembuatan jalan setapak untuk keperluan kontrol dan pekerja.

Media tanah yang telah diratakan permukaannya dengan cangkul diberi

tanda lubang/jarak tanam dari ajir bambu ukuran pensil. Benih yang ditanam

berada dalam fase pancing dan harus dijaga akar tunggang dan bakal daun dari

kerusakan. Kegiatan pemeliharaan benih di areal pembibitan batang bawah

sebagai berikut :

1. Penyiraman dilakukan pada awal bibit ditanam selama + 1 minggu, pemulsaan

dilakukan juga pada bibit yang baru ditanam, karena bibit yang baru ditanam

sangat rentan terhadap sinar matahari yang terlalu terik.

2. Penyulaman bibit rootstock dilakukan saat awal – awal penanaman,

penyulaman dilakukan pada bibit yang mati, tumbuh tidak normal, hal ini

dilakukan agar bibit rootstock yang ditanam dapat memenuhi kebutuhan bibit

untuk okulasi.

3. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan sabit, biasanya

penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, hal ini bertujuan untuk

mengoptimalkan unsur hara dari pemupukan pada bibit.

4. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara pemberian fungisida dan

belerang. Untuk pengendalian penyakit akar dilakukan dengan mengisolasi

tanaman yang terserang agar tidak menular pada tanaman lainnya dengan cara

mencabut bibit dengan akar – akarnya dan memberi belerang pada lubang

bekas bibit.

Page 11: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 7

5. Pemupukan bibit rootstock di Perkebunan Tugusari dilakukan 3 bulan sekali

menggunakan pupuk urea 8 gram, KCl 2 gram dan TSP 4 gram dosis per bibit.

2.5 Okulasi

Okulasi merupakan cara pembiakan vegetatif dengan tujuan meningkatkan

sifat tanaman agar lebih baik, sehingga produktivitas menjadi lebih tinggi dan

lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Okulasi dilakukan di perkebunan bawah

adalah Brown Budding, yaitu okulasi pada batang yang sudah berwarna coklat dan

berusia 9 – 12 bulan. Untuk mendapatkan klon yang baik maka dalam pemilihan

batang bawah dan entres harus memenuhi beberapa kriteria. Kriteria batang

bawah yang baik antara lain : 1) berusia 9 – 12 bulan, 2) memiliki lingkaran

batang ± 4 cm, dan 3) daun tua dan tidak gundul. Kriteria entres yang baik antara

lain, 1) entres berasal dari tanaman yang jelas klonnya, 2) tidak terserang hama

dan penyakit, 3) pertumbuhan tanaman lurus ke atas, 4) mempunyai banyak mata

tunas, 5) berdaun banyak dan agak tua, dan 6) kulit berwarna coklat, mudah

dikelupas dan tidak mudah patah.

Berikut langkah-langkah okulasi :

1. Membuat keretan/jendela pada batang bawah.

2. Membersihkan getah dari keretan/jendela

3. Keretan/jendela dibuka dan mata entres dimasukkan

4. Keretan/jendela ditutup dan diikat dengan menggunakan plastik. Pengikatan

keretan/jendela tidak boleh longgar karena mata entres dapat bergeser dan

mata entres dapat membusuk.

Keberhasilan okulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : sifat

spesifik dan umur batang bawah dan entres, waktu pelaksanaan, kebersihan dan

teknik okulasi. Kontrol okulasi dilakukan 2-3 minggu setelah okulasi dan

pembalut dapat dibuka. Pemeriksaan dilakukan dengan menggores sedikit jendela

okulasi, bila berwarna hijau segar, maka okulasi tersebut dinyatakan berhasil.

Setelah okulasi dibuka, pemotongan batang bawah harus dilakukan dengan tujuan

pangalihan transport unsur hara dari cabang atas ke mata tunas dan digunakan

untuk pertumbuhan mata tunas. Pemotongan dilakukan dengan arah potongan

Page 12: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 8

miring ± 40º dengan bagian yang lebih tinggi terletak di atas mata okulasi.

Pembongkaran tanaman induk dilakukan dilakukan ± 10 hari setelah pemotongan

atau ketika mata tunas mulai tumbuh dengan ukuran 0.3 – 0.5 cm. pembongkaran

dilakukan dengan dicangkul sampai terlihat akar tunggang dan dilakukan

pemotongan dan pencabutan. Selanjutnya benih berupa bibit hasil okulasi dapat

segera ditanam dalam media dalam polibag.

2.6 Bibit Polybag

Pemindahan bibit hasil okulasi ke polybag bertujuan untuk memudahkan

saat bibit akan ditanam dilahan, teknisnya dilakukan pembongkaran dengan

cangkul pada bibit okulasian. Akar tunggang dipotong dan disakan 20 – 25 cm

kemudian dioles rootone yang merupakan zat perangsang tumbuh akar.

Bibit ditanam pada polybag berukuran 40 x 25 cm dengan media tanah dan

pupuk kandang perbandingan 2 : 1, bagian bawah polybag diberi lubang – lubang

yang berfungsi mengalirkan kelebihan air pada polybag. Bibit ditata dengan posisi

mata tunas saling berlawanan arah sehingga nantinya saat tunas sudah besar

memiliki ruang tumbuh dan tidak mengganggu satu sama lain. Bibit omti dalam

polybag berumur + 5 bulan dan berpayung dua siap untuk ditanam.

Berikut kegiatan pemeliharaan benih polybag :

1. Penyiraman, penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore.

2. Penyiangan, dilakukan untuk membersihkan polibag dari gulma dengan cara

manual.

3. Pemupukan, jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk dengan dosis

5 gram / polybag.

4. Pengendalian hama penyakit, penyakit yang umum menyerang benih dalam

polibag adalah penyakit mealdow, pengendalian biasanya dilakukan dengan

pemberian belerang.

5. Pewiwilan, kegiatan ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan tunas utama

dengan cara membuang tunas liar/tunas palsu

Page 13: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 9

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan ini dilaksanakan secara mandiri. Kegiatan ini dilaksanakan pada

hari Minggu tanggal 19 Januari 2014 bertempat di pembibitan milik Bapak Ian

Suryana di Kelurahan Taba Lestari Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota

Lubuklinggau.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan

kamera.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data

yaitu data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari petani melalui

wawancara dengan menggunakan kuisoiner yang telah dipersiapkan terlebih

dahulu. Sedangkan data skunder diperoleh melalui studi pustaka dan literatur.

3.4 Metode Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer yang meliputi semua biaya

yang digunakan dalam kegiatan persemaian (Biaya Persiapan Lahan, biaya

pembuatan persemaian, biaya persemaian dan pemeliharaan persemaian, dan

biaya pengadaan bahan). Selain itu data sekunder dikumpulkan melalui studi

pustaka atau literatur.

Selanjutnya data-data yang telah dikumpulkan akan diolah untuk

dilakukan analisa usaha taninya. Adapun yang akan dilihat yaitu :

1. Biaya produksi (Total Cost).

Terdiri dari : biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost).

Biaya total yang dikeluarkan oleh suatu usaha dapat dihitung dengan

menggunakan rumus : TC = FC + VC

Page 14: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 10

Untuk menghitung biaya penyusutan menggunakan rumus :

D = (Nb-Ns)/JUE

Ket :

Nb : Harga baru

Ns : Harga bekas

JUE : Jangka Usia Ekonomi

2. Pendapatan Total (Total Revenue)

Total Pendapatan (total revenue) : TR = P x Q

Ket :

TR = Total pendapatan (Rp)

Q = Jumlah output yang dijual/Quantity

P = Harga per satuan unit output/price (Rp)

3. Keuntungan Bersih (Net Profit).

NP = TR – TC

Ket :

TR = Total pendapatan/total revenue (Rp)

NP = Besarnya keuntungan perusahaan/Net Profit (Rp)

TC = Jumlah biaya yang dikeluakan/Total Cost (Rp)

Page 15: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Biaya Produksi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bapak Ian Suryana, maka biaya

usaha beliau, dikelompokkan menjadi biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak

tetap (Variabel Cost), dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

Total biaya yang dikeluarkan oleh Bapak Ian Suryana dalam mengelola

pembibitan karet ini adalah Rp. 55.826.000,- yang terdiri dari biaya tetap Rp.

25.709.000,- dan biaya variabel Rp. 34.117.000,-tetap dalam rangka untuk

memproduksi bibit karet.

Tabel 1. Biaya Tetap Persemaian Karet (H. brasiliensis)

No Komponen Biaya Jumlah Biaya1. Sewa lahan 4.000.000,-2. Gaji pegawai 21.600.000,-3. Penyusutan 109.000,-

Jumlah 25.709.000,-

Tabel 2. Biaya Variabel Persemaian Karet (H. brasiliensis)

No Komponen Biaya Jumlah Biaya1. Upah tenaga kerja tidak tetap 15.000.000,-2. Sarana produksi 19.117.000,-

Jumlah 34.117.000,-

4.2 Pendapatan.

Jumlah produksi bibit karet persemaian Bapak Ian Suryana adalah

sebanyak 40.000 batang dengan harga jual per batang sebesar Rp. 3.000, maka

pendapatan yang diperoleh jika semua bibit terjual adalah sebesar

Rp. 120.000.000,-

4.3 Keuntungan.

Besarnya nilai keuntungan yang didapat oleh Bapk Ian Suryana diperoleh

dengan menghitung biaya produksi total serta pendapatan total dari hasil

penjualan bibit adalah sebesar Rp. 64.174.000,-

Page 16: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Laporan Praktikum Manajemen Usaha Tani 12

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penulisan laporan ini, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Biaya produksi persemaian karet Bapak Ian Suryana dengan tingkat

produksi 40.000 batang adalah sebesar Rp. 55.826.000,-.

2. Pendapatan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 120.000.000,-.

3. Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 64.174.000,-.

4. Dari pembibitan yang dilakukan oleh Bapak Ian Suryana, diketahui

bahwa usaha pembibitan karet mempunyai prospek yang baik

5.2 Saran.

Saran yang dapat disampaikan antara lain :

1. Perluasan usaha, karena usahanya mendatangkan keuntungan yang

cukup besar.

2. Kerjasama dengan instansi terkait.

Page 17: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Ian Suryana.

Gambar 2. Bapak Ian Suryana menunjukkan bibit karet yang ada dipembibitannya.

Page 18: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Gambar 3. Bibit karet unggul di pembibitan milik Bapak Ian Suryana.

Gambar 4. Bibit karet unggul.

Page 19: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

Gambar 5. Persiapan polybag untuk bibit karet dari lapangan.

Gambar 6. Bibit karet yang telah diokulasi.

Page 20: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

KUISIONER

ANALISA PENDAPATAN USAHATANI PEMBIBITAN KARET (Hevea braziliensis)DI KELURAHAN TABA LESTARI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR I

KOTA LUBUKLINGGAU

(Praktikum Manajemen Usahatani)

Nama Petani : Ian Suryana

Alamat : Jl. Anggrek No. 9 RT. I Kel. Taba Lestari

Kec. Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau

Kelompok Tani : Alam Lestari

Strata Lahan : 1-2 ha

Nama Pencacah : Sarwanto

NPM : 01011200033

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MUSI RAWAS

2014

Page 21: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

I. KEADAAN PETANI

No Nama Status Pekerjaan1. Ian Suryana Kepala Keluarga PNS

2. Nely Elia Istri Ibu Rumah Tangga

3. Julian Yusuf Ramdahan Anak Kandung -

II. KEADAAN USAHATANI

1. Luas Lahan dan Status

Luas & Status Lahan yang Digarap (ha)No Jenis Lahan

Milik Sakap Sewa1. Lahan entres (batang bawah) - - 1,002. Lahan okulasi - - 0,25

2. Dugaan Nilai Sewa Lahan

1. Lahan entres = Rp. 2.000.000 /ha/tahun.

2. Lahan okulasi = Rp. 2.000.000/0,25 ha/tahun.

III. BIAYA TETAP

1. Lahan

a. Lahan entres = 1 ha

b. Lahan okulasi = 0,25 ha.

c. Sewa lahan entres = Rp. 2.000.000 /ha/tahun.

d. Sewa lahan okulasi = Rp. 2.000.000/0,25 ha/tahun.

Sewa lahan selama 1 musim pembibitan = Rp. 4.000.000

2. Peralatan dan Perkakas

NoNama Alat dan

Perkakas

Nilai BaruSekarang

(Rp)

TahunPembelian

TaksiranNilai Sisa

(Rp)

Jangka UsiaEkonomis

(th)

BiayaPenyusutan

pertahun (Rp)

1. Handspayer 250.000 2011 100.000 5 30.000

2. Angkong 50.000 2013 20.000 3 10.000

3. Parang 80.000 2012 20.000 5 12.000

4. Cangkul 100.000 2012 40.000 5 12.000

5. Mesin air 400.000 2011 250.000 10 15.000

6. Selang air 200.000 2012 50.000 5 30.000

Jumlah Biaya Penyusutan Alat danPerkakas 109.000

Page 22: Analisa Usahatani Pembibitan Karet

3. Tenaga Kerja Tetap

a. Tenaga Kerja Pria = 2 orang

b. Biaya Tenaga Kerja = Rp. 1.200.000 bulan*

*Dalam satu musim pembibitan rata-rata digaji 9 bulan = Rp. 21.600.000

IV. BIAYA VARIABEL

1. Tenaga Kerja Tidak Tetap

No Jenis Pekerjaan Volume Satuan Harga (Rp.) Jumlah

1 Pengisian polybag 40.000 polybag 75 3.000.0002 mengokulasi 40.000 batang 250 10.000.0003 Pencabutan entres 40.000 batang 50 2.000.000

Jumlah 15.000.000

2. Sarana Produksi

No Jenis SaprodiJumlah Yang

DipakaiSatuan Harga (Rp)

Jumlah Biaya(Rp)

1. Benih 50.000 biji 75 3.750.0002. Tanah/media tanam 15 truk 250.000 3.750.0003. Polybag 12 sak 475.000 5.700.0004. Plastik okulasi 10 kg 31.000 310.0005. Tunas mata tidur 1.000 batang 3.500 3.500.0006. Pupuk

a. Urea 200 kg 3.500 700.000b. NPK 2 karung 375.000 750.000c. Pupuk daun 5 botol 30.000 150.000

7. Pestisidaa. Decis 3 botol 19.000 57.000b. Fungisida 2 botol 25.000 50.000

8. Sertifikat/label biru 40.000 batang 100 400.000Jumlah 19.117.000

V. BIAYA TOTAL = Rp. 55.826.000,-

VI. PENERIMAAN1. Jumlah Produksi = 40.000 batang2. Harga Produksi = Rp. 3.000/batang3. Jumlah Penerimaan = Rp. 120.000.000,-

VII. PENDAPATAN (VI-V) = Rp. 120.000.000 – 55.826.000 = Rp. 64.174.000

VIII. KETERANGAN TAMBAHAN1. Apa harapan bapak kepada Pemerintah agar produksinya dapat lebih meningkat :

agar harga saprodi pembibitan lebih murah atau adanya subsidi dari pemerintah.2. Apa pendapat bapak tentang harga sarana produksi dan harga produksi selama ini :

semoga harga saprodi bisa turun dan harga komoditi dan permintaan bibit karet bisanaik.