95143302 REFERAT Luka Bakar

12
REFERAT LUKA BAKAR Pembimbing Lisa Hasibuan., dr., SpBP Penyusun M. Alif C11040121 Kasyrao Apparao C11044703 Manorekha S. C11044705 Nivo Maulida C11040240 SUBDIVISI BEDAH PLASTIK BAGIAN/SMF ILMU BEDAH

description

luka bakar

Transcript of 95143302 REFERAT Luka Bakar

Page 1: 95143302 REFERAT Luka Bakar

REFERATLUKA BAKAR

PembimbingLisa Hasibuan., dr., SpBP

Penyusun M. Alif C11040121Kasyrao Apparao C11044703Manorekha S. C11044705Nivo Maulida C11040240

SUBDIVISI BEDAH PLASTIKBAGIAN/SMF ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG

2006

Page 2: 95143302 REFERAT Luka Bakar

I. PENDAHULUANLuka bakar merupakan kasus yang cukup sering ditemui ataupun dihadapi oleh

para dokter. Bahkan pada derajat yang berat memperlihatkan angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi apabila dibandingkan dengan cedera oleh sebab yang lain. Selain itu luka baker juga melibatkan aspek psikososial yang timbul karena adanya kecacatan atau gangguan fungsi akibat luka baker.

Oleh karena itu luka baker sangat membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius, tidak hanya oleh dokter tetapi juga oleh seluruh pihak, baik itu tenaga kesehatan, rumah sakit, masyarakat maupun pemerintah terutama dalam mewujudkan suatu unit luka baker yang baik.

II. DEFINISILuka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yg disebabkan kontak dgn

sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

III. EPIDEMIOLOGI• Di USA à 2 juta orang/thn butuh pelayanan medis• à 70000 rawat, 5000 meninggal.• Kelompok usia: anak dan dewasa muda• Menimbulkan biaya tinggi à penanganan rumah sakit dan sosial• Keberhasilan à derajat keparahan, karakteristik fisik pasien, motivasi, dan

kualitas penanganan.

IV. ETIOLOGI1. Air panas à tergantung suhu cairan, jenis cairan, lama kontak dan

ketebalan kulit yang terkena2. Api à nomor dua paling sering3. Flash burns à ledakan gas, bensin, cairan yang dapat terbakar lainnya

dalam waktu sangat singkat.4. Kontak dengan benda panas

V. PENAMPANG KULIT

Page 3: 95143302 REFERAT Luka Bakar

VI. MEKANISME LUKA BAKAR

1. Capillary Pemeability á Kebocoran cairan dan protein dari ruang intravaskuler

2. Plasma Onkotik Pressure Oleh karena hipoproteinemia o.k kehilangan protein dari ruang intravaskuler

3. Capillary hydrostatic pressure á Oleh karena vasokonstriksi atau blokade parsial karena terjadi aggregasi sel dan trombosit

4. Clearance cairan dan protein Oleh karena blokade ductus lymph oleh aggregate platlet dan fibrin clots

5. Cairan intravascular áOleh karena fx membran sel yg menurun

6. Tekanan osmotik tissue yg terbakar áMenyebabkan peningkatan cairan intravaskular

7. Cairan yang menguap á8. Fungsi myokard

VII. PATOFISIOLOGI

Page 4: 95143302 REFERAT Luka Bakar

VIII. KLASIFIKASI LUKA BAKAR(American burn association and American college of surgeons committee on trauma)

CLASSIFICATION CRITERIA

MINOR 2° < 15% BSA2° < 10% BSA IN CHILDREN3° < 2% BSA

MODERATE 2° = 15% - 25% BSA2° = 10% - 20% BSA IN CHILDREN3° = 2% - 10% BSA

CRITICAL 2° > 25% BSA2° > 20% BSA IN CHILDREN3° > 10% BSABURNS OF FACE,FEET,EYES,EARS,PERINEUMBURNS IN POOR RISK PATIENT ( AGE, CURRENT DISEASE)BURNS ASSOCIATED WITH INHALATION,ELECTRICAL INJURY,FRACTURES OR OTHER MAJOR TRAUMA

IX. DERAJAT LUKA BAKAR

Derajat I– Lapisan epidermis– Bulae (-)– Kering, hiperemik– Nyeri– Sembuh spontan 2-10 hari

Derajat IIDerajat IIa

Dangkal : superfisial dermis, adnexa kulit utuh, sembuh < 3mgg, bulae (+/-) Derajat IIb

Dalam : sebagian besar dermis, sedikit adnexa kulit, sembuh 3 – 9mgg, bulae (+)

Derajat III – Seluruh dermis & lapisan di bawahnya– Adnexa kulit (-)– Abu-abu pucat

Page 5: 95143302 REFERAT Luka Bakar

– Koagulasi protein (eschar)– Anestesi

Derajat IV : – Seluruh lemak subkutan & lapisan di bawahnya– Adnexa kulit (-)– Gambaran seperti arang– Koagulasi protein (eschar)– Anestesi

X. ZONA KERUSAKAN JARINGAN

1. Zona koagulasiTerjadi koagulasi protein (langsung)

2. Zona statisKerusakan endotel,trombosit & lekosit _ ggn perfusi, permeabilitas kapiler dan respons inflamasi lokal. Pada 12 – 24 jam pasca trauma, mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

3. Zona hiperemiTerjadi reaksi vasodilatasi tanpa reaksi seluler

Page 6: 95143302 REFERAT Luka Bakar

XII. LUAS LUKA BAKARBerdasarkan Rule of Nines (%TBSA).

Child AdultHead/ neck 18 9Arm 9 9Anterior trunk 18 18Posterior trunk 18 18Leg (groin to toe) 14 18Perineum 5 1

XIII. PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

XIV. PENATALAKSANAAN DI UGD• Primary assessment • Secondary assessment à evaluasi luka

resusitasi cairan

Page 7: 95143302 REFERAT Luka Bakar

monitoring lain-lain : Dekompresi lambung, Pain control, Tetanus

Profilaktif

XV. PRIMARY SURVEY• Identify immediate life-threatening conditions :• Airway :

- oksigen, - observasi edema jalan nafas : progressive hoarseness, LB kepala & leher, pasang ETT

• BreathingMelihat frekewensi nafas dan expansi dada

• CirculationFrekewensinadi lebih baik daripada Tekanan Darah

• C-spine immobilizationTerutama pd korban ledakan atau KLL

XVI. SECONDARY SURVEY• A thorough head-to-toe evaluation

anamnesis riwayat trauma,mekanisme,ruang tertutup, gas kimia,trauma inhalasi,dan lain lain.

• Adanya trauma penyerta lain• Evaluasi luka• Resusitasi cairan• Monitoring lain-lain : dekompresi lambung,laboratorium, Pain control, Tetanus

Profilaktif

XVII. RESUSITASI CAIRAN• Pasien dengan luka bakar > 20% memerlukan resusitasi cairan intra vena.• Pasien dengan luka bakar > 50% atau mempunyai masalah medis lainnya seperti

sangat muda atau sangat tua atau mengalami inhalasi asap harus mendapatkan monitoring tekanan vena sentral.

• Formula Evans• Formula Brooke• Formula Baxter (Parkland)

• 8 jam pertama : ½ jumlah cairan• 16 jam berikut : sisanya

Evans– 1ml/kgBB/%LB koloid

Page 8: 95143302 REFERAT Luka Bakar

– 1ml/kgBB/%LB elektrolit– 2000 ml glukosa

Monitor :– Diuresis > 50 ml/jam– CVP >+2– Hb– Ht

Brooke– 0,5ml/kgBB/%LB koloid– 1,5ml/kgBB/%LB elektrolit– 2000ml glukosa

Monitor :– Diuresis 30-50 ml/jam– CVP >+2– Hb– Ht

Baxter (Parkland)- 4ml/kgBB/%LB ringer lactate

Monitor :– Diuresis 50-100 ml/jam– CVP >+2– Hb– Ht

XVIII. TETANUS PROFILAKTIF• Apabila dalam 5 tahun terakhir mendapatkan booster à tidak perlu profilaksis. • Dalam 10 tahun terakhir à cukup tetanus toksoid booster. • Apabila tidak diketahui statusnya diberikan serum hiperimun.

XIX. PERAWATAN LUKA • Aseptik• Nekrotomi, debridement• AB topikal

– AgNO3 0,5%– Mafenide acetate– SSD 1%– Gentamycin SO4

• Posisi sendi ekstensi, abduksi• Eksisi tangensial• Escharotomy• Fasciotomy• Skin graft

– STSG

Page 9: 95143302 REFERAT Luka Bakar

– FTSG

Escharotomy dan Fasciotomy• Escharotomy pada dada

Diperlukan pada pasien dengan luka bakar sirkumferensial pada dinding dada. Dilakukan pada linea axillaris anterior bilateral, apabila dinding abdomen ikut terkena à incisi transversal costal margin.

• Escharotomy pada ekstremitasDilakukan pada luka bakar sirkumferensial pada ekstremitas yang menyebabkan gangguan perfusi yang signifikan. Batas tekanan untuk dilakukan escharotomy adalah 30 mmHg dan dilakukan sepanjang garis midmedial atau mindlateral.

GAMBARAN ESCHAROTOMY

XXI. NUTRISI SUPORTIF• Dapat dilakukan sedini mungkin, walaupun pada luka bakar luas terjadi

gastroparesis àmenggunakan NGT pada distal ligamentum Treitz à meningkatkan sintesis protein, menurunkan translokasi bakteri,

Page 10: 95143302 REFERAT Luka Bakar

meningkatkan hormon anabolisme (insulin) dan menurunkan stress hormon à stress respon menurun.

Sangat bermanfaat à pemberian kalori dan protein untuk anabolisme dan katabolisme

XXII. INFEKSI DAN ANTIBIOTIKA PADA LUKA BAKAR

• Mengatasi infeksi à tindakan aseptik, pencucian dan perawatan luka, nekrotomi dan debridement, pemberian antibiotika topikal dan sistemik.

• Prinsip tindakan : dilution is solution for pollution• Pemberian antibiotik dibedakan sebagai profilaksis topikal dan sistemik

Antibiotik• Terapetik à diberikan untuk mengatasi infeksi yang terjadi dan telah

dilakukan kultur.• Profilaksis à diberikan sesuai pola kuman rumah sakit, diberikan

intravena 30 menit sebelum tindakan dan 24 jam pasca tindakan, dapat juga diberikan peroral selama 5 hari berupa antibiotik yang tidak diserap usus untuk mencegah kontaminasi dari saluran cerna.

XXIII. PROBLEM REKONSTRUKSI• Ggn fungsi & estetik:

– Kontraktur– Parut hipertrofik– Keloid

Bila kesulitan seperti ditemukan, tindakan operasi adalah yang paling memungkinkan

XXIV. JENIS OPERASI• Release contracture• Skin graft• Z plasty• Distant Flap• Free Flap