93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

20
MAKALAH FARMASETIKA II TABLET BUKAL dan SUBLINGUAL Disusun oleh: Nama : Eva Apriliyana Rizki NIM : 723901S.10.026 Kelas : A Dosen : Hayatus Sa’adah, M. Sc, Apt

Transcript of 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Page 1: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

MAKALAH FARMASETIKA II

TABLET BUKAL dan SUBLINGUAL

Disusun oleh:

Nama : Eva Apriliyana Rizki

NIM : 723901S.10.026

Kelas : A

Dosen : Hayatus Sa’adah, M. Sc, Apt

FARMASETIKA II

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

2012/2013

Page 2: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Kebanyakan sediaan tablet dimaksudkan untuk ditelan, kemudian zat

aktifnya diabsorpsi di saluran cerna. Namun, ada beberapa jenis tablet khusus

yang digunakan dengan cara lain yakni diabsorpsi melalui selaput mukosa. Tablet

bukal dan sublingual merupakan contoh jenis tablet khusus yang dihantarkan

(digunakan) ke dalam rongga mulut.

Tablet bukal atau sublingual yaitu tablet yang disisipkan di pipi dan di

bawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam

kantung pipi atau di bawah lidah untuk diadsorpsi melalui mukosa oral. Cara ini

berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit

sekali diadsorbsi oleh saluran pencernaan. Walaupun hanya sedikit obat yang

diadsorbsi melalui mukosa mulut, beberapa catatan penting supaya diperhatikan;

nitrogliserin dan banyak senyawa hormon steroid. Tablet dirancang untuk

pemberian disisipkan di pipi (seperti tablet progesteron) dibuat supaya hancur dan

melarut perlahan-lahan atau erosi lambat, sedang yang digunakan melalui di

bawah lidah (seperti tablet nitrogliserin) akan melarut segera untuk memberikan

efek obat dengan cepat (Ansel, 1989).

Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk ditahan dalam mulut, tempat

tablet ini melepaskan zat aktif yang dikandungnya, guna diadsorpsi langsung

melalui mukosa mulut. Tablet ini adalah tablet kempa yang biasanya berbentuk

rata, lonjong, dan dimaksudkan guna memberikan kerja sistemik. Tablet bukal

ditempatkan dalam kantong bukal antara pipi dan gusi, sedangkan tablet

sublingual ditempatkan di bawah lidah dan dibiarkan terlarut pada tempat tersebut

(Siregar, 2010).

Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan

efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir

mulut. Obat yang diserap dari selaput lendir mulut masuk ke aliran darah,

selanjutnya masuk ke aliran darah umum. Obat diserap melalui saluran cerna

masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung berhubungan dengan hati melalui

vena porta. Jadi penyerapan obat melalui rongga mulut menyebabkan obat

terhindar dari metabolisme first-pass. Maka ada beberapa keuntungan yang

mungkin didapat dari pemberian kedua jenis tablet ini. Suasana dalam lambung,

Page 3: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk beberapa jenis steroid

dan hormon) dapat dihindari oleh obat-obat yang diserap dengan baik dalam

mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada tablet yang

harus ditelan (suatu keuntungan bagi vasodilator yang diberikan dengan cara ini).

Efek first-pass dapat dihindari, seperti telah diuraikan, dan untuk beberapa obat

(misalnya metiltestoteron) rasa mual yang dapat terjadi bila obat tersebut ditelan

dapat dihindari.

Tablet buccal dan sublingual hendaklah diracik dengan bahan pengisi yang

lunak, yang tidak merangsang keluarnya air liur. Ini mengurangi bagian obat yang

tertelan dan lolos dari penyerapan oleh selaput lendir mulut. Di samping itu,

kedua tablet ini hendaklah dirancang untuk tidak pecah, tetapi larut secara lambat,

biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan berlangsung dengan

baik (Lachman, 1994).

Tablet Bukal

Suatu tablet yang mengalami difusi dan penetrasi secara cepat dapat

diberikan dan diadsorpsi dalam rongga mulut. Suatu tablet yang dirancang untuk

absorpsi obat dalam rongga mulut disebut tablet bukal. Sebagai contoh tablet

sublingual nitrogliserin terlarut di bawah lidah dan diadsorpsi melalui mukosa

mulut. Tablet-tablet bukal pada umumnya mengandung suatu bahan tambahan

yang cepat melarut seperti laktosa, sehingga obat dilepaskan secara cepat. Mula

kerja nitrogliserin sublingual adalah cepat, lebih cepat daripada yang dipakai

secara oral atau yang diadsorpsi melalui kulit. Lama kerja nitrogliserin sublingual

lebih pendek daripada kedua rute yang lain. Obat yang diadsorpsi melalui mukosa

mulut tidak akan melewati hati sebelum mengalami distribusi umum. Oleh karena

itu, untuk suatu obat dengan “first pass effect” yang bermakna, absorpsi bukal

dapat memberikan bioavailabilitas yang lebih baik dibandingkan pemberian oral

(Shargel, 2005).

Tablet bukal mempunyai tempat aplikasi di dalam kantung pipi atau di

ruang antara gusi dan bibir. Dalam bentuk ini hormon steroida, juga alkaloida,

vitamin dan obat lainnya diresorpsi, yang tidak dapat diberikan secara parenteral.

Page 4: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Melalui selaput lendir mulut, bahan obat yang diresorpsi akan langsung mencapai

peredaran darah. Dengan demikian sediaan ini meniadakan pelintasan hati primer

(Voight, 1995).

Tablet bukal dibuat secara kempa dengan tujuan untuk diabsorpsi zat aktif

melalui selaput mukosa mulut. Tablet bukal paling sering digunakan apabila

sasarannya ialah penggantian terapi hormonal. Kesempurnaan absorpsi

dikehendaki untuk dicapai, namun tidak begitu dengan laju absorpsi yang tinggi.

Tablet bentuk datar atau bulat panjang (elipitical) atau kaplet biasanya dipilih

untuk bentuk tablet bukal karena bentuk ini paling mudah ditahan di antara gusi

dan pipi. Pembuluh parotis (kelenjar liur di depan telinga) mengosongkan

cairannya ke dalam mulut melalui saluran yang bermuara pada daerah yang

berhadapan dengan mahkota geraham atas kedua, dekat lokasi tablet bukal

biasanya ditempatkan. Lokasi ini menyediakan media untuk melarutkan tablet dan

untuk pelepasan zat aktif. Metil testosteron dan testosteron propionat paling

umum dibuat sebagai tablet bukal. Formulasi berikut adalah contoh tablet bukal.

Tablet 11.5. Contoh Tablet Bukal Metiltestosteron (10 mg)

Bahan Kuantitas per Tablet

Metiltestosteron 10 mg

Laktosa 86 mg

Sukrosa 87 mg

Gom arab 10 mg

Talk 6 mg

Magnesium stearat 1 mg

Air q.s

Cara pembuatannya adalah:

a. Ayak zat aktif dan eksipien melalui pengayak 60 mesh lalu campurkan

keduanya

b. Basahkan dengan air untuk membuat massa yang liat

c. Lewatkan melalui pengayak 8 mesh dan keringkan pada 40 °C

Page 5: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

d. Perkecil ukuran partikel dengan melewatkan granul kering melalui

pengayak 10 mesh

e. Campur dengan lubrikan kemudian kempa

Tablet bukal dikempa dibuat dengan prosedur yang digunakan untuk

granulasi atau kempa langsung. Tablet bukal metiltestosteron tidak mengandung

disintegran agar tablet akan terlarut dengan lambat. Zat penambah rasa dan

pemanis kadang-kadang ditambahkan agar tablet lebih enak, tetapi hal ini dapat

meningkatkan aliran air liur. Penelanan air liur harus diminimalkan selama tablet

bukal ditahan di tempatnya karena senyawa yang diberikan melalui rute bukal

dapat mengalami salah satu dari dua hal ini, yaitu tidak diabsorpsi dari saluran

cerna atau dengan cepat dimetabolisasi pada eleminasi lintas pertama melalui hati.

Karena tablet bukal ditahan dalam mulut untuk periode waktu yang relatif lama

(dari 30 sampai 60 menit), hendaknya semua ingredien terbagi halus agar tablet

tidak terasa seperti pasir atau mengiritasi.

Siklodekstran larut air telah digunakan sebagai adjuvan untuk meningkatkan

absorpsi hormon steroid dari selaput mukosa mulut. Untuk menyiapkan bahan ini,

larutan akuosa 2-hidroksipropil 40% atau poli-β-siklodekstran dijenuhkan dengan

steroid, dibekukeringkan, dan dikempa menjadi tablet.

Sejumlah formulasi telah didesain sebagai tablet bukal lepas lambat.

Apabila pada formulasi tablet terdapat gom alam, gom sintetik, atau campuran

gom yang kental, dapat dikempa menjadi tablet yang mengabsorpsi lembap

dengan lambat dan membentuk lapisan permukaan terhidrasi. Dari permukaan itu,

zat aktif terdifusi secara lambat dan tersedia untuk absorpsi melalui mukosa bukal.

Jika tablet dapat dipertahankan pada posisinya, absorpsi dapat terjadi untuk

periode sampai 8 jam.

Beberapa obat paten menggunakan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC)

atau dalam campuran dengan hidroksipropilselulosa (HPC), etilselulosa (EC), atau

Na karboksimetilselulosa sebagai pembawa sinkron.

Selain itu, dibuat pula menggunakan kopolimer poliakrilik (Carbapol 934)

dicampur HPC atau natrium kaseinat untuk absorpsi bukal lepas lambat. Basis

tablet lain meliputi natrium poliakrilat (PANA) digabung dengan pembawa seperti

Page 6: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

laktosa, mikroskristalin selulosa, dan manitol. Gom alam, seperti gom guar, gom

kacang-lokus, dan xantan juga telah digunakan.

Beberapa polimer mempunyai sifat adhesif pada mukosa yang membantu

menahan tablet pada tempat absorpsi di antara gusi dan pipi atau bibir, misalnya

PANA dan Carbapol 934. Tablet dua lapis telah dibuat dengan terdiri atas satu

lapis adhesif dan satu lapis nonadhesif. Suatu metode in vitro untuk mengukur

daya adhesif dari berbagai bahan pada mukus (lendir dari selaput lendir)

dikembangkan berdasarkan gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu

lempeng kaca yang disalut dengan zat uji dari gel mukus yang diisolasi. Hidrasi

bahan harus dilakukan selama waktu tertentu supaya memperoleh hasil evaluasi

yang memuaskan. Carbapol 934, SCMC (natrium karboksimetilselulosa),

tragakan dan natrium alginat mempunyai sifat adhesif mukosa yang baik,

sedangkan povidon dan acacia tidak memberikan hasil baik apabila diukur dengan

metode ini. Contoh tablet bukal lepas lambat disajikan dalam tabel 11.6 berikut

ini.

Tabel 11.6. Contoh Formula Tablet Bukal Nitrogliserin (2 mg)

Bahan Kuantitas per Tablet

Nitrogliserin dalam laktosa (1:9) 20 mg

HPMC E 50 16 mg

HPMC E 4 M 10 mg

HPC 2 mg

Asam Stearat 0,4 mg

Laktosa anhidrat semprot kering ad 70 mg

Eter selulosa dicampur dengan laktosa dan kemudian ditambahkan

nitrogliserin dan lubrikan lalu dicampur. Selanjutnya, tablet dikempa dari

campuran serbuk.

Page 7: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Tabel 11.7. Contoh Formula Tablet Bukal Proklorperasin Maleat (5 mg)

Bahan Kuantitas per Tablet

Prokloperazin maleat 5 mg

Gom kacang-lokus 1,5 mg

Gom xantan 1,5 mg

Povidon 3 mg

Serbuk sukrosa 47,5 mg

Magnesium stearat 0,5 mg

Talk 1 mg

Tablet Sublingual

Tablet sublingual mengandung bahan obat, yang akan rusak atau

diinaktivasi dalam saluran pencernaan sehingga harus berhasil diresorpsi melalui

selaput lendir di bawah lidah. Pada umumnya dalam hal ini ditekankan pelepasan

bahan aktif yang lambat (20-70 menit). Dalam kondisi ini, bagaimana bahan obat

dibebaskan, sebaiknya mengikuti proses resorpsi melewati selaput lendir. Jika hal

ini tidak terjadi, bahkan terjadi kehancuran tablet secara cepat (melarut),

dikhawatirkan bahwa selaput lendir tidak dapat meresorpsi seluruh jumlah obat

yang ada, sehingga sebagian akan turut dengan air liur masuk ke dalam lambung,

di mana bahan obat akan mengalami in aktivasi dengan cepat. Khususnya hormon

(misalnya metiltestosteron, estradiol, progesteron) diaplikasikan sebagai tablet

sublingual. Dalam beberapa hal yang khusus tablet sublingual harus dapat hancur

secara tiba-tiba jika mengandung bahan obat (nitrogliserin, eritroltetranitrat) yang

beraksi dalam pengobatan angina pectoris atau asma. Tablet sublingual sebaiknya

kecil, tidak memiliki sisi-sisi tajam dan menunjukkan permukaan yang datar,

sehingga iritasi selaput lendir dan rangsangan aliran air liur (transportasi bahan

obat yang tidak diinginkan ke dalam lambung) dapat dihindari. Tablet berbentuk

lensa dengan luas permukaan yang lebih besar, memungkinkan kontak yang baik

dengan selaput lendir mulut, akan berpengaruh positif pada resorpsi.

ABSORPSI MELALUI SELAPUT MUKOSA ORAL

Page 8: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Pengaruh Tempat pada Absorpsi

Sediaan obat hendaknya diformulasi sedemikian rupa sehingga dapat

diterapkan dengan tepat pada permukaan tertentu tempat zat aktif diabsorpsi. Zat

aktif yang diabsorpsi melalui selaput mukosa mulut yang memiliki banyak

pembuluh darah dibawa melalui kapiler-kapiler bawah lidah (sublingual) atau

kapiler-kapiler bukal (rongga pipi antara selaput mukosa pipi dan gusi) dan vena

ke vena leher dan vena kava atas langsung ke jantung dan sirkulasi arteri tanpa

terlebih dulu melewati hati. Rute ini (rute langsung jantung) dapat efektif apabila

zat aktif yang diabsorpsi melalui saluran cerna dirusak oleh detoksikasi hepatif

yang ekstensif. Daerah sublingual dan bukal merupakan tempat yang baik sekali

untuk menahan tablet sepanjang suatu waktu yang cukup untuk terjadinya

absorpsi.

Efek Zat Aktif pada Absorpsi

Absorpsi zat aktif melalui selaput membran mukosa mulut merupakan difusi

pasif zat aktif dalam bentuk takterionisasi dari fase air (dalam air liur) ke fase

lipid (dalam membran). Hasil penelitian menetapkan bahwa ada hubungan

langsung antara koefisien partisi minyak/air dan absorpsi zat aktif. Absorpsi

kurang lebih tidak bergantung dari kelarutan absolut zat aktif dalam fase air atau

fase lipid.

Sejumlah penelitian oleh Beckett menunjukkan bahwa hubungan pKa

dengan absorpsi dari selaput mulut sama dengan hasil yang diamati dalam saluran

cerna. Ditemukan bahwa dengan mendapar suatu larutan zat aktif yang ditahan

dalam mulut, absorpsi akan tergantung pada partisi bentuk takterionisasi ke dalam

fase lipid. Zat aktif basa yang diberikan sebagai garam diabsorpsi lebih baik

ketika pH dinaikkan sehingga lebih banyak garam diubah menjadi basa.

Air liur biasanya mempertahankan pH mulut antara 5,6 dan 7,6. Penggunaan

larutan atau tablet yang didapar atau tablet yang mengendalikan pH agak di luar

rentang ini dapat meningkatkan absorpsi beberapa zat aktif. Apabila dua senyawa

mempunyai pKa sama, senyawa dengan perbandingan kelarutan minyak/air yang

Page 9: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

lebih besar akan lebih baik diabsorpsi. Senyawa yang tidak mengandung gugus

yang tidak dapat terionisasi kurang dipengaruhi perubahan pH.

Tabel 11.1 menunjukkan hubungan terbalik antara koefisien partisi

minyak/air dan rasio dosis sublingual terhadap dosis subkutan untuk beberapa zat

aktif yang diteliti oleh Walton. Rasio dosis sublingual dan dosis subkutan

digunakan karena ini merupakan ukuran kemampuan zat aktif mempenetrasi

selaput membran mulut. Absorpsi senyawa dirasa memuaskan pada kisaran

koefisien partisi minyak/air dari 40 sampai 2000. Koefisien partisi pada kisaran 20

sampai 30 merupakan batas pemberian efektif melalui rute sublingual. Untuk

senyawa dengan koefisien partisi minyak/air kurang dari 20, dosis sublingual

yang efektif adalah beberapa kali dosis subkutan.

Tabel 11.1. Pembandingan Koefisien Partisi Minyak/Air dan Rasio Dosis

Sublingual/Subkutan

Zat Aktif Koefisien Partisi Minyak/AirRasio Dosis

Sublingual/Subkutan

Kokain 8 2

Apomorfin 20 2

Heroin 17 3

Striknin 21 4

Tebain 12 > 4

Emetin 9 > 6

Atropin 7 8

Morfin 0,15 10

Hidromorfin HCL 0,2 15

Kodein 2 15

Obat Bukal dan Sublingual Komersial

Sebagai tambahan untuk absorpsi yang baik, zat aktif yang ideal untuk

penggunaan sublingual atau bukal hendaknya diberikan dalam dosis kecil,

Page 10: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

biasanya tidak lebih dari 10-15 mg. Zat aktif itu hendaknya tidak terionisasi tinggi

atau minimal mampu didapar dalam bentuk tablet jika itu akan menghasilkan

absorpsi yang memuaskan. Senyawa yang ideal hendaknya tidak mempunyai cita

rasa tidak enak karena senyawa dengan rasa pahit atau buruk akan merangsang air

liur mengalir. Obat-obatan utama yang dewasa ini dijual sebagai tablet sublingual

atau bukal tercantum dalam Tabel 11.2. Senyawa tersebut dari ester nitrat,

isoproterenol hidroklorida, dan hormon. Senyawa-senyawa ini merupakan

kelompok senyawa pilihan dalam tablet sublingual atau bukal yang paling aktif

diberikan. Nitrogliserin sublingual merupakan obat yang paling luas digunakan

sehingga obat ini menempati puncak dari 100 obat yang paling banyak diresepkan

pada beberapa tahun terakhir ini. Respons nitrogliserin sublingual lebih cepat dan

lebih efektif daripada respons dari saluran cerna karena absorpsi sublingual

menghindari perusakan lintas pertama melalui hati.

Tablet 11.2. Obat yang Dipasarkan sebagai Tablet Sublingual atau Bukal

Tablet Dosis Dosis Oral Setara

Sublingual

Ergoloid mesilat 0,1-1 mg -

Ergotamin tartrat 2 mg 0,6-1 mg

Erithritil tetranitral 2-10 mg 30 mg

Isoprotenol hidroklorida 10-15 mg -

Isosorbid dinitrat 2,5-5 mg 10-20 mg

Nirogliserin 0,15-0,6 mg 2,5-6 mg (profilaktis)

Bukal

Metiltestosteron 5-20 mg 10-40 mg

Nitrogliserin 1-3 mg 2,5-6 mg (profilaktis)

Estradiol dan progesteron merupakan beberapa contoh tablet bukal yang

diganti dengan zat yang aktif secara oral. Karena adanya beberapa

ketidaknyamanan dalam menggunakan tablet bukal dan sublingual, terutama

bukal, produk yang dirancang untuk absorpsi melalui selaput mukosa mulut

biasanya hanya zat aktif dengan pemberian nonparenteral yang memuaskan.

Page 11: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Setelah tablet sublingual atau bukal disisipkan dan berada dalam kedudukannya,

pasien hendaknya menghindari makan, minum, mengunyah, merokok, dan juga

berbicara untuk mempertahankan tablet pada tempatnya. Menelan air liur

hendaknya dihindari, karena air liur yang mengandung zat aktif terlarut akan

dicerna melalui saluran cerna dan biasanya sangat tidak efisien dibandingkan

absorpsi melalui mukosa oral.

Tablet Kempa Sublingual. Persyaratannya adalah kecepatan absorpsi dan

respon fisiologik cepat yang sesuai, yang biasanya paling baik dicapai dengan

tablet cetak larut cepat. Akan tetapi, tablet kempa sublingual yang dibuat untuk

terdisintegrasi dengan cepat dan memungkinkan zat aktif larut cepat dalam air liur

dan tersedia untuk absorpsi tidak mempersyaratkan semua ingredien formulasi

larut sempurna. Eritritol tetranitrat, isosorbid dinitrat, dan isoproterenol

hidroklorida dipasarkan sebagai tablet kempa untuk penggunaan sublingual.

Tablet kempa nitrogliserin juga telah dibuat. Formulasi untuk tablet-tablet ini

mengandung sejumlah besar bahan selulosa dan juga dapat mengandung lubrikan,

glidan, penambah rasa, zat pewarna, dan zat penstabil.

Tablet 11.3. Contoh Formula Tablet Nitrogliserin (0,3 mg, Kempa Langsung)

Bahan Kuantitas per Tablet

Nitrogliserin (10% dari mikrokristalin selulosa) 3 mg

Manitol 2 mg

Mikrokristalin selulosa 29 mg

Penyedap q.s

Pemanis q.s

Zat pewarna q.s

Ayak dan campur semua serbuk dan kempa menjadi tablet

Tablet 11.4. Contoh Formula Tablet Nitrogliserin (0,3 mg, Granulasi)

Page 12: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Bahan Kuantitas per Tablet

Mikrokristalin selulosa 21 mg

Laktosa anhidrat 5,25 mg

Amilum (FI. Ed IV) 3 mg

Zat pewarna q.s

Povidon 0,30 mg

Nitrogliserin (dalam etanol) 0,30 mg

Kalsium stearat 0,15 mg

Tablet ini dibuat dengan mencampur eksipien dengan zat pewarna,

kemudian menggranulasinya dengan larutan povidon dan nitrogliserin dalam

etanol. Setelah granul kering dan dihaluskan, granul dicampur dengan kalsium

stearat kemudian dikempa.

Kemungkinan air liur yang ada tidak cukup untuk memungkinkan pelepasan

nitrogliserin seluruhnya dari selulosa absorpen. Efek psikologis negatif yang kuat

karena adanya selulosa yang tidak larut dalam mulut pasien juga memberi kesan

kegagalan produk. Dalam FI Edisi IV terdapat Tablet Sublingual Isosorbid

Dinitrat. Persyaratan waktu hancur tidak lebih dari 2 menit, pengujian dilakukan

seperti yang tertera pada Tablet Sublingual. Pengujian dilakukan seperti yang

tertera pada tablet tidak bersalut tanpa menggunakan cakram. Dalam batas waktu

yang ditetapkan dalam masing-masing monografi, semua tablet harus hancur. Bila

1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, pengujian diulang dengan 12 tablet lainnya

dan tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Selain waktu hancur juga diuji laju disolusi isosorbid dinitrat. Media

disolusi yang digunakan adalah air (900 ml), waktu 15 menit dan 30 menit,

dengan toleransi dalam waktu 15 menit harus terdisolusi tidak kurang dari 70%

(Q) isosorbid dinitrat dari jumlah yang tertera pada etiket. Pengujian yang lain

adalah keseragaman sediaan dan penetapan kadar (Siregar, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: 93900421 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

Ansel, H. C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV, UI Press : Jakarta.

Lachman, Leon; Lieberman; et all, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri

Edisi Ketiga, UI Press : Jakarta.

Shargel, L dan Andrew B. C. Yu, 2005, Biofarmasetika dan Farmakokinetika

Terapan, Airlangga University Press : Surabaya.

Siregar M. Sc.,Apt, Prof. Dr. Charles J.P, 2010, Teknologi Farmasi Sediaan

Tablet Dasar-Dasar Praktis, EGC : Jakarta.

Voight, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, Gadjah Mada

University Press : Yogyakarta.