8.Efisiensi Metabolisme Hewan Dan Observasi Alat

16
EFISIENSI METABOLISME HEWAN DAN OBSERVASI ALAT I. Landasan Teori Metabolisme merupakan suatu proses / keseluruhan proses perubahan kimiawi yang dikendalikan oleh enzim yang terjadi dalam sel, organ atau organisme yang bertujuan memperoleh energi kimia dari cahaya atau molekul bahan bakar. Mengubah hara dari luar menjadi bahan perkusor. Menyusun prekusor menjadi makromolekul penyusun sel dan mensintesis makromolekul untuk melaksanakan suatu fungsi dalam sel tertentu (Rifai, M.A, 2004). Sedangkan menurut Wulangi (1989), metabolisme ialah suatu reaksi kimia secara keseluruhan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Yang nantinya reksi ini akan digunakan dalam berbagai fungsi bagi tubuh. Reaksi itu akan melepaskan eergi kimia. Wattimena (1990), menyatakan bahwa secara umum metabolisme terbagi menjadi dua macam yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses yang hasil akhirnya berupa jaringan baru. Katabolisme merupakan proses dari sebaliknya.

Transcript of 8.Efisiensi Metabolisme Hewan Dan Observasi Alat

EFISIENSI METABOLISME HEWAN DAN OBSERVASI ALATI. Landasan TeoriMetabolisme merupakan suatu proses / keseluruhan proses perubahan kimiawi yang dikendalikan oleh enzim yang terjadi dalam sel, organ atau organisme yang bertujuan memperoleh energi kimia dari cahaya atau molekul bahan bakar. Mengubah hara dari luar menjadi bahan perkusor. Menyusun prekusor menjadi makromolekul penyusun sel dan mensintesis makromolekul untuk melaksanakan suatu fungsi dalam sel tertentu (Rifai, M.A, 2004).Sedangkan menurut Wulangi (1989), metabolisme ialah suatu reaksi kimia secara keseluruhan yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Yang nantinya reksi ini akan digunakan dalam berbagai fungsi bagi tubuh. Reaksi itu akan melepaskan eergi kimia.Wattimena (1990), menyatakan bahwa secara umum metabolisme terbagi menjadi dua macam yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses yang hasil akhirnya berupa jaringan baru. Katabolisme merupakan proses dari sebaliknya.Dan Rifai, M.A (2004), mendefenisikan bahwa katabolisme adalah suatu proses penguraian senyawa majemuk menjadi senyawa-snyawa yang lebih sederhana di dalam tubuh makhluk hidup denga hasil dilepaskannya energi. Sedangkan anabolisme bagian metabolisme yang menyangkut sintesis metabolisme molekul kompleks dari molekul-molekul yang lebih sederhana, yang memerlukan energi kimia untuk melaksanakannya. Lehninger (1991), berpendapat bahwa metabolisme berfungsi dalam memperoleh energi kimia dari degradasi makanan. Membentuk biomolekul yng diperlukan dalam fungsi khusus sel. Membangun protein dan komponen sel lain.Anggoro (2000), menyatakan bahwa pertumbuhan akan terjadi setelah organisme air mampu melakukan sistem homeositas dan mempertahankan keadaan internal supaya tetap stabil sehingga memungkinkan tetap terselenggaranya aktivitas fisilogi di dalam tubuh. Sedangkan Ferraris et al (1986), menyatakan bahwa salinitas mempengaruhi proses metabolisme dan selanjutnya metabolisme mempengaruhi laju pertumbuhan.Sel mkhluk hidup mengaturjalan metabolismenya sedemikian efisien sehingga tidak ada zat antara atau sub-satuan yang dibuat berlebihan. Tiap reaksi metabolisme telah diatur dengan memperthatikan reaksi-reaksi lain dalam sel serta memperhatikan konsentrasi zat makanan di lingkungannya.Energi metabolisme diperlukan untuk mencern nutrisi, yang kemudian akan menghasilkan energi yang lebih besar pula dari nutrisi yang dicern sehingga dapat digunakan untuk menjalankan proses-proses kehidupan yang vital lannya. Penggunaan energi sebagian besar adalah untuk mempertahankan temperatur tubuh agas tetap konstan (khususnya pada hewan berdarah panas) (Santoso, 2011).Di dalam sel, molekul-molekul organik akan mengalami perobakan dan sintesis secara kontinyu dimana beberapa molekul akan dipecah sedangkan molekul-molekul lainnya menjadi unit struktural. Agar proses fisiologis berlangsung normal, semua proses biokimia harus berada dalam suatu kondisi yang stabil dimana laju anabolisme harus seimbang dengan laju katabolisme (Santoso, 2011).Waktu yang diprlukan untuk mengganti semua molekul dengan molekul baru dari berbagai molekul di dalam sel berbeda satu dengan yang lain. ada yang berlangsung beberapa menit ada juga yang berlangsung beberapa tahun. Pada hewan dewasa, tidak ada pengurangan atau kelebihan berat, tetapi pada hewan yang masih sangat muda dan yang sedang tumbuh, anabolisme harus melebigi katabolisme (Wulangi, 1993).Laju metabolisme sangat bervariasi yang pada prinsipnya dinyakan dalam tiga cara yaitu, menurut Wattimena (1990) :1. Menghitung perbedaan energi yang diambil dan energi yang merupakan ekresi (feses/urin)2. Menghitung produksi pans total organisme3. Menghitung konsumsi oksigen yang mempengaruhi kecepatan metabolisme adalah usia, hormon tyroid.Karena begitu pentingnya pemahaman mengenai metabolisme, maka praktikum kali ini mengenai efisiensi metabolisme pada hewan akan lebih dijelaskan agar kita dapat memahami prosesnya.

II. CARA KERJA2.1 Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 17 September 2013 di Laboraturium Theaching II Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.2.2 Alat dan Bahan2.2.1 AlatAlat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan digital, toples plastik 4 buah dan penutupnya.2.2.2 BahanBahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 3 macam daun yaitu daun talas, daun pepaya dan daun ubi, 4 ekor Acatina fulica, dan tissue.2.3 Skema Kerja2.3.3 Efisiensi Metabolisme Pada Hewan

Masing-masing bekicot ditimbang

disediakan 4 toples dan diberi label

Ditimbang 3 macam daun sebanyak 20 grm

Diletakkan tissue kedalam toples lalu dibasahkan agar lembab

Dimasukkan masing-masing bekicot pada toples dan 1 toples dijadikan kontrol tanpa diberi pakan

Lakukan pengukuran bobot bekicot, sisa pakan, feses selama 2hari sekalidan hitung efisiensi metabolismenya

Disediakan alat tulis 2.3.2 Observasi Alat

Observasi alat yang digunakan pada seiap objek

III. HASILDari pengamatan yang telah dilaksanakan pada praktikum mengenai efisiensi metabolisme dan observasi alat ini diperoleh hasil sebagai berikut :3.1 Efisiensi Metabolisme Pada HewanTabel 1. Hasil Pengamatan efisiensi metabolisme pada Acatina fulicaHari/TglKontrolDaun ubiDaun pepayaDaun talas

BB (gr)BF(gr)BP(gr)BB(gr)BF(gr)BP(gr)BB(gr)BF(gr)BP(gr)BB(gr)BF(gr)BP(gr)

Selasa /01.10.1323,5420-2,23701023,12601029,28010

Kamis/03.10.1323,3181,827-27,0603,0875,93022,1722,3445,42228,072,3449,942

Sabtu/ 05.10.13-2,121-3,4025,5172,6345,0502,6349,702

Senin/ 07.10.13-2,342-3,9415,0043,0414,763,0419,002

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwaUntuk Menghitung perbedaan energi yang di ambil dan energi yang merupakan ekresi ( feses dan urin ),menghitung produksi panas total organisme,menghtung konsumsi oksigen yang digunakan dalam proses oksidasi Aktifitasyang mempengaruhi kecepatan metabolismeantara lain: usia, hormon tyroid, hormone pertumbuhan, tidur, malnutrisi (Wattimena, 1990).Kecepatan metabolisme dalam keadaan normal menyatakan kecepatan pengeluaran panas selama reaksi kimia.Kecepatan metabolisme mengguanakan satuan untuk menyatakan kualitas energi yang dihasilkan dari berbagai makanan atau digunakan berbagai proses fungsional tubuh.Satu calori ( C ) merupakakn panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air 1 C(Wulangi, 1989 )Fungsi metabolisme yaitu memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan, mengubah molekul nutrient menjadi prekursor unit pembangun, mengungkan unit- unit pembangun menjadi protein, asam nukleat, lipid, polisakarida dan komponen sel lain, membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan dalam fungsi khusus sel (Lehninger, 1991).Bahwa proses metabolisme akan berjalan dengan baik bila adanya faktor lingkungan yang sesuai seperti suhu, makanan dan minuman yang cukup jaga kelembaban. Disini yang sangat menunjang efisiensi metabolismenya adalah ketersediaan bahan makanannya, hal ini dibuktikan dengan beratProses metabolisme akan berjalan dengan baik jika adanya faktor lingkungan yang sesuai seperti suhu, makanan dan minuman yang cukup jaga kelembaban. Yang sangat menunjang efisiensi metabolismenya adalah ketersediaan bahan makanannya, hal ini dibuktikan dengan berat

3.2 Observasi AlatDari pengamatan yang dilakukan, pada observasi alat di dapatkan data berupa fungsi alat dari stiap objek yang dipraktikumkan. Adapun alat yang dipakai ialah sebagi berikut :Tabel 2. Hasil Observasi AlatNoNama alatFungsi

1Labirin Menguji kepekaa sistem saraf terhadap indra penciuman

2Uji moriz Menguji kepekaan sistem saraf terhadap indra penglihatan

3Sentrifuge Untuk memisahkan antara substrat dengan larutan

4Gunting bedahSebagai alat bedah

5Timbangan digitalUntuk menimbang dengan satuan tertentu

6Penangas airUntuk memanaskan air dan urin

7Mikroskop Untuk mengamati benda/objek yang berukuran kecil atau yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang

8Respirometer Untuk melihat berapa kadar laju respirasi hewan uji

9Manometer Untuk melihat skala laju respirasi

10Tensimeter Untuk mengukur tekanan darah

11Tabung reaksiSebagai tempat larutan atau objek lain

12Penjepit tabung Sebagai penahan tabung reaksi saat dipanaskan

13Botol biusUntuk membius dan memusingkan objek sejenak

14Bak bedahSebagai tempat membedah suatu objek

15Masker Untuk melindungi dan menghindari tehirupnya zat berbahaya dan bau

16Sarung tanganSebagai pelindung tangan dan pelindung suatu cairan yang berbahaya

17Pinset Alat penjepit

18Toples kacaSebagai wadah untuk pengamatan osmoregulasi pada ikan.

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa setiap alat memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan pada objek yang berbeda pula.

IV PENUTUP4.1 KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapat, dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu :1. 1. Ketersediaan bahan makanan sangat mempengaruhi efisiensi metabolisme, hal ini dibuktikan dengan berat. Faktor lingkungan lainya seperti suhu, yang cukup dalam menjaga kelembaban. 2. Setiap alat yang digunakan pada praktikum fisiologi hewan memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan pada objek yang berbeda pula.

4.2. SaranBerdasarkan pratikum yang telah dilakukan maka praktikan disarankan untuk dapat melakukan pengaman dengan serius pada pengamatan bekicot dalam rentang waktu yang telah diberikan.

DAFTAR PUSTAKAAnggoro, S. 2000. Pola regulasi osmotik dan kerja enzim Na-K-ATPase udang windu (Penaeus monodon Fabr.) pada berbagai fase molting. Aquaculture Indonesia, 1(2): 15-20.Ferraris, R.P., E.D.P. Estepa, J.M. Ladja & E.G.D. Jesus. 1986a. Osmoregulation in Penaeus monodon , effect of moulting and external salinity,. p : 637- 640. In: L.V. Hosillos (Ed.). The First Asian Fisheries Forum, Asian Fish, Soc., Manila.Lehninger. 1995. Dasar- Dasar Biokimia. Erlangga: JakartaRifai, M.A. 2004. Kamus Biologi. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka.Santoso, P. 2011. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UA : Padang.Wattimena, 1990. Fisiologi Manusia Jilid II.ITB:BandungWirahadikusumah. 1990. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB. Bandung. Wulangi, K.S. 1989. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Erlangga. Jakarta.

LAPORAN AKHIRPRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

NAMA: FITHRIA DINIYATINO.BP: 1110423034KELOMPOK: VI (ENAM) BREKAN KERJA: 1. FERNANDO DHARMA2. SUSAN SEPTRIYANI3. LISA ANGGRAINI4. FITRI SYAMSI MARDIANTI 5. ANNISA IZMI AULIA

LABORATURIUM TEACHING IIJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ANDALASPADANG, 2013