84197058-TINJAUAN-PUSTAKA.doc

24
1 TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pulpitis Akut Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis disebabkan oleh karies gigi yang berpenetrasi melewati email dan dentin, kemudian mencapai pulpa. Selain itu, pulpitis akut juga bisa disebabkan oleh trauma, baik trauma mekanis ataupun termal (Kakehashi dkk., 1965; Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009; Tarigan, 2002). Pulpitis akut dapat berlanjut menjadi pulpitis kronis (Cawson and Odell, 2008). Pulpitis akut memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam

description

yuj

Transcript of 84197058-TINJAUAN-PUSTAKA.doc

1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pulpitis Akut

Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan

tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi

kronis (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis disebabkan

oleh karies gigi yang berpenetrasi melewati email dan dentin, kemudian

mencapai pulpa. Selain itu, pulpitis akut juga bisa disebabkan oleh trauma,

baik trauma mekanis ataupun termal (Kakehashi dkk., 1965; Rajendran,

and Sivapathasundharam, 2009; Tarigan, 2002). Pulpitis akut dapat

berlanjut menjadi pulpitis kronis (Cawson and Odell, 2008). Pulpitis akut

memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan

biasanya terjadi selama beberapa menit (10-15 menit).

2

Gambar 1. Pulpitis

B. Klasifikasi Pulpitis Akut

Klasifikasi pulpitis akut menurut Prof. Knap (Pembagian baru):

a. Pulpitis Akut Parsialis

Peradangan sebagian dari pulpa karena bakteri-bakteri dari karies,

juga dapat karena sebab-sebab kimia, thermis, dan mekanis.

b. Pulpitis Akut Totalis

Peradangan dari seluruh pulpa. Terdapat TRIAS pada pulpitis akut

totalis, yaitu:

3

Nyeri yang continue siang dan malam

Nyeri yang menyebar

Nyeri pada saat mengunyah / perkusi

C. Etiologi

Pulpitis dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri dari karies, juga dapat

karena sebab-sebab kimia, termis, dan mekanis.

1. Bakteri

Hasil produk bakteri yang berupa asam dapat merusak struktur organik

dari gigi yang menyebabkan karies. Reaksi pulpa dapat terjadi pada

lesi dini dentin dan dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa

belum terkena, sel-sel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui

dentin yang terbuka, sehingga apabila karies sudah meluas mengenai

pulpa maka terjadilah suatu inflamasi pada pulpa.

2. Kimia

Kerusakan pulpa dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan yang

bersifat asam. Selain itu, penyebab kimia lainnya adalah semen silikat

karena keasamannya, semen seng fosfat, serta bahan sterilisasi.

3. Thermis atau suhu

Transmisi panas yang tinggi dapat terjadi pada saat melakukan

tindakan pada gigi, misalnya pengisian rongga pulpa tanpa dialasi

4

semen. Pelapis yang tidak akurat ini memungkinkan transmisi yang

panas atau dingin ke dalam pulpa.

4. Mekanis

Keadaan ini dapat disebabkan oleh atrisi, abrasi, atau trauma. Trauma

dapat terjadi karena kecelakaan (seperti jatuh, terkena pukulan) atau

tindakan pada saat separasi gigi, preparasi cavum.

D. Patogenesis Pulpitis

Terjadinya pulpitis diawali oleh karies, yang disebabkan oleh kerja

mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan, yang

menimbulkan demineralisasi mineral-mineral email dan dentin, diikuti

oleh kerusakan bahan-bahan organiknya. Ketika semakin mendekati pulpa,

karies menimbulkan perubahan-perubahan dalam bentuk dentin reaksioner

dan pulpitis (mungkin desertai rasa nyeri) dan bisa berakibat terjadinya

invasi bakteri dan kematian pulpa.

5

Gambar 2. Tahapan Karies

Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada

pulpa. Kemudian terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang

menyebabkan vasodilatasi, sehingga permebilitas kapiler meningkat,

terjadi akumulasi PMN dan peningkatan cairan interstitial di sekitar area

inflamasi (edem lokal). Edem lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan

di dalam pulpa sehingga dapat menekan saraf-saraf yang aa di dalam pulpa

dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan ini dapat menyebabkan

rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan inflamasinya

yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta

pengobatan yang diberikan.

Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah

menggerogoti jaringan pulpa. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut

6

parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa bagian kamar saja dan

pulpitis akut totalis jika telah mengenai saluran akar.

E. Penegakan Diagnosis

a. Keluhan Subjektif

1. Nyeri dengan rangsangan dingin, panas, makanan yang asam atau

manis.

2. Nyeri berlangsung terus setelah rangsangan hilang, kadang-kadang

sampai 15 menit.

3. Nyeri spontan, terutama pada waktu tidur.

4. Sikap membungkuk, berbarinng, perubahan sikap badan

menyebabkan eksaserbasi dari nyeri tersebut, karena kongesti

pembuluh-pembuluh darah dalam pulpa.

5. Nyeri terlokalisir dengan baik, pasien dapat menunjukkan gigi

yang menjadi penyebab sakit.

b. Diagnosis Objektif

Terdapat suatu karies profunda lapisan dentin sangat tipis di atas

pulpa, atau ada tambalan logam atau silikat yang besar dan dalam.

- Tes thermis

Dengan menggunakan rangsangan dingin, kita tempelkan di gigi

yang sakit, lalu kita bandingkan dengan gigi lainnya. Air dingin

menyebabkan nyeri hebat, air panas tidak begitu nyeri atau

7

meringankan nyeri. Menurut Walkhoff: air 24-260C menyebabkan

nyeri.

Hasil: (+)

- Tes perkusi

Dengan pangkal sonde, kita ketok gigi pasien yang sakit secara

ringan, lalu kita bandingkan dengan gigi yang lainnya.

Hasil: (-)

- Tes sondasi

Dengan sonde, pada gigi yang sakit dilakukan pemeriksaan dari

tepi karies sampai ke bagian tengah secara perlahan-lahan.

Hasil: (+)

- Tes morbility

Dengan gagang sonde dan instrumen yang lain, gigi pasien yang

sakit kita gerakan dengan salah satu ujung instrumen, lalu kita lihat

apakah ada pergeseran ke arah ujung instrumen yang di depannya.

Hasil: (-)

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk kasus pulpitis akut parsialis adalah:

1. Medikamentosa

Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan mereda jika

penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka

penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf bisa

8

menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu

dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.

2. Amputasi, mummifikasi, atau ekstirpasi setelah pulpa didevitalisasi

dengan arsen atau di bawah anestesi.

Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal

gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang

terdapat dalam saluran akar diringgalkan.

Pulpotomi devital (mummifikasi) adalah pengambilan jaringan pulpa

yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya sudah

didevitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan, jaringan pulpa

dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik dan diawetkan.

Pulpotomi terbagi atas pulpotomi parsial dan pulpotomi servikal.

Pulpotomi parsial biasanya dilakukan jika pulpa terbuka disebabkan

preparasi kavitas. Di sini pulpa dalam kamar pulpa tidak diganggu,

masih dalam keadaan utuh, sedangkan pada pulpotomi servikal,

keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifisum dibuang,

kemudian diletakkan Ca(OH)2 di lantai pulpa, menutupi seluruh

orifisum. Biasanya pulpotomi servikal ini dilakukan terutama bila

foramen apikal masih belum sempurna pertumbuhannya.

Prosedur Perawatan Pulpotomi

Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona

gigi dengan pulpa terbuka karena karies yang sebagaian meradang,

9

diikuti dengan peletakkan obat-obatan tepat di atas pulpa yang

terpotong. Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan

penumpatan permanen (Budiyanti, 2006).

Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital

adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa

non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan

periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar (Mathewson

& Primosch,1995).

Gambar 3. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1). Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, (5). Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi

Sumber: Curzon et al.,1996

10

STATUS PASIEN

Nama : Nn. Sheila Hafisa

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jalan Ratu Dibalau, Bandar Lampung

Tanggal Masuk : 10 Mei 2011

Tanggal Pemeriksaan : 10 Mei 2011

Keluhan Utama : Gigi premolar kiri atas berlubang

Anamnesa:

Pasien Nn. Sheila, prempuan, usia 21 tahun datang ke poliklinik gigi RSUDAM,

dengan keluhan nyeri pada gigi kiri atas. Keluhan nyeri ini dirasakan pasien,

terutama jika terdapat makanan yang masuk ke dalam lubang. Keluhan nyeri

hebat dan menyebar disangkal oleh pasien. Pasien mengakui tidak ada riwayat

penambalan lubang pada gigi tersebut.

11

General Survey:

Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus disangkal oleh pasien.

Ekstra Oral:

Tidak ada kelainan

Intra Oral:

Oral higiene : Baik

Bibir : Tidak ada kelainan

Mukosa bucal : Tidak ada kelainan

Ginggiva : Hiperemis

Lidah : Tidak ada kelainan

Dasar mulut : Tidak ada kelainan

Palatum : Tidak ada kelainan

Oklusi : Normal

12

Gigi Geligi:

Kwadran 1 Kwadran 2

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Kwadran 4 Kwadran 3

Status Lokalis:

Gigi : 2.4

Karies : Profunda

Sondasi : +

Dingin : +

Perkusi : -

Tekanan : -

Palpasi : -

Mobility : -

Pocket : Tidak dilakukan

Jaringan Sekitar:

Ginggiva : hiperemis

Edema : -

Fistula : -

13

Diagnosa Banding:

- Pulpitis Akut Parsialis 2.4

- Hiperemi Pulpa 2.4

Diagnosa:

- Pulpitis Akut Parsialis 2.4

Rencana Perawatan:

Kunjungan Pertama:

- Pembersihan karies

- Pembukaan korona/kamar pulpa

- Devitalisasi pulpa

- Filling sementara

- Bahan yang digunakan arsen, eugenol, temporary filling material

Kunjungan Kedua:

- Pembukaan filling sementara

- Dilakukan perawatan minggu kedua, yaitu dengan filling

menggunakan tricresol formalin (TKF) dan ditutup dengan

temporary filling material

Kunjungan Ketiga:

- Pembukaan filling sementara

14

- Dilakukan perawatan minggu ketiga, yaitu dengan filling

menggunakan chalorophenol camphormenthol (CHKM) dan

kemudian ditutup dengan temporary filling material.

Kunjungan Keempat:

- Pembukaan filling sementara.

- Dilakukan perawatan minggu keempat, yaitu dengan filliing

menggunakan cresophene dan kemudian ditutup dengan temporary

filling material.

Kunjungan Kelima:

- Pembukaan filling sementara.

- Dilakukan perawatan minggu kelima, yaitu dengan filling

menggunakan cresophate / cutrex, cement, dan kemudian ditutup

lagi dengan temporary filling material.

Kunjungan Keenam:

- Pembukaan temporary filling material, sedangkan cresophate /

cutrex dan cement dibiarkan.

- Kemudian dilakukan filling permanen dengan menambahkan

amalgam.

Terapi:

Melakukan perawatan minggu pertama (kunjungan pertama), dengan melakukan

devitalisasi pulpa kemudian melakukan filling sementara.

15

Konseling:

- Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan dan

diagnosa.

- Menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan yang akan

dilakukan.

- Informed consent.

- Menjelaskan kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut.

Prognosa:

Quo ad vitam : Ad malam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Pelaksanaan Perawatan Minggu Pertama:

10 Mei 2011

Tindakan Perawatan:

1. Pasien dipersiapkan.

2. Pasien didudukan di kursi pemeriksaan.

3. Tindakan perawatan

Dilakukan di dalam poli gigi, pasien diposisikan di kursi pemeriksaan.

Pasien diminta untuk membuka mulutnya. Kemudian dilakukan

pembersihan karies dan membuka bagian korona pulpa dengan

menggunakan bur fisur.

16

Masukan arsen dan eugenol yang diteteskan di kapas ke dalam bagian

korona pulpa yang telah dibuka sebelumnya.

Kemudian tutup dengan menggunakan temporary filling material.

17

PEMBAHASAN

Pasien Nn. Sheila Hafisa, usia 21 tahun, datang ke poliklinik gigi RSUDAM. Pada

anamnesa didapatkan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Cawson, R.A., and Odell, E.W., 2008, Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, Churcill Livingstone Elsevier, UK.(http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)

Coulthard, P., 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine, Elsevier, UK(http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)

Kakehashi, S., Stanley, H.R., and Fitzgerald, R.J., 1965, The Effects of Surgical Exposures of Dental Pulps Ingerm-Free and Conventional (http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Edisi Ketiga. Media Aersculapius. Jakarta

18

Perawatan Pulpotomi pada Gigi Sulung (http://dentosca.wordpress.com/2011/04/06/perawatan-pulpotomi-pada-gigi-sulung/)

Pulpitis (http://www.ilmukesehatangigi.com/2011/05/05/pulpitis)

Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta (http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)