1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pulpitis Akut
Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan
tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi
kronis (Rajendran, and Sivapathasundharam, 2009). Pulpitis disebabkan
oleh karies gigi yang berpenetrasi melewati email dan dentin, kemudian
mencapai pulpa. Selain itu, pulpitis akut juga bisa disebabkan oleh trauma,
baik trauma mekanis ataupun termal (Kakehashi dkk., 1965; Rajendran,
and Sivapathasundharam, 2009; Tarigan, 2002). Pulpitis akut dapat
berlanjut menjadi pulpitis kronis (Cawson and Odell, 2008). Pulpitis akut
memiliki tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan
biasanya terjadi selama beberapa menit (10-15 menit).
2
Gambar 1. Pulpitis
B. Klasifikasi Pulpitis Akut
Klasifikasi pulpitis akut menurut Prof. Knap (Pembagian baru):
a. Pulpitis Akut Parsialis
Peradangan sebagian dari pulpa karena bakteri-bakteri dari karies,
juga dapat karena sebab-sebab kimia, thermis, dan mekanis.
b. Pulpitis Akut Totalis
Peradangan dari seluruh pulpa. Terdapat TRIAS pada pulpitis akut
totalis, yaitu:
3
Nyeri yang continue siang dan malam
Nyeri yang menyebar
Nyeri pada saat mengunyah / perkusi
C. Etiologi
Pulpitis dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri dari karies, juga dapat
karena sebab-sebab kimia, termis, dan mekanis.
1. Bakteri
Hasil produk bakteri yang berupa asam dapat merusak struktur organik
dari gigi yang menyebabkan karies. Reaksi pulpa dapat terjadi pada
lesi dini dentin dan dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa
belum terkena, sel-sel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui
dentin yang terbuka, sehingga apabila karies sudah meluas mengenai
pulpa maka terjadilah suatu inflamasi pada pulpa.
2. Kimia
Kerusakan pulpa dapat juga disebabkan oleh bahan-bahan yang
bersifat asam. Selain itu, penyebab kimia lainnya adalah semen silikat
karena keasamannya, semen seng fosfat, serta bahan sterilisasi.
3. Thermis atau suhu
Transmisi panas yang tinggi dapat terjadi pada saat melakukan
tindakan pada gigi, misalnya pengisian rongga pulpa tanpa dialasi
4
semen. Pelapis yang tidak akurat ini memungkinkan transmisi yang
panas atau dingin ke dalam pulpa.
4. Mekanis
Keadaan ini dapat disebabkan oleh atrisi, abrasi, atau trauma. Trauma
dapat terjadi karena kecelakaan (seperti jatuh, terkena pukulan) atau
tindakan pada saat separasi gigi, preparasi cavum.
D. Patogenesis Pulpitis
Terjadinya pulpitis diawali oleh karies, yang disebabkan oleh kerja
mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan, yang
menimbulkan demineralisasi mineral-mineral email dan dentin, diikuti
oleh kerusakan bahan-bahan organiknya. Ketika semakin mendekati pulpa,
karies menimbulkan perubahan-perubahan dalam bentuk dentin reaksioner
dan pulpitis (mungkin desertai rasa nyeri) dan bisa berakibat terjadinya
invasi bakteri dan kematian pulpa.
5
Gambar 2. Tahapan Karies
Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada
pulpa. Kemudian terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang
menyebabkan vasodilatasi, sehingga permebilitas kapiler meningkat,
terjadi akumulasi PMN dan peningkatan cairan interstitial di sekitar area
inflamasi (edem lokal). Edem lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan
di dalam pulpa sehingga dapat menekan saraf-saraf yang aa di dalam pulpa
dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan ini dapat menyebabkan
rasa nyeri ringan sampai sangat kuat tergantung keparahan inflamasinya
yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta
pengobatan yang diberikan.
Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telah
menggerogoti jaringan pulpa. Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut
6
parsialis yang hanya mengenai jaringan pulpa bagian kamar saja dan
pulpitis akut totalis jika telah mengenai saluran akar.
E. Penegakan Diagnosis
a. Keluhan Subjektif
1. Nyeri dengan rangsangan dingin, panas, makanan yang asam atau
manis.
2. Nyeri berlangsung terus setelah rangsangan hilang, kadang-kadang
sampai 15 menit.
3. Nyeri spontan, terutama pada waktu tidur.
4. Sikap membungkuk, berbarinng, perubahan sikap badan
menyebabkan eksaserbasi dari nyeri tersebut, karena kongesti
pembuluh-pembuluh darah dalam pulpa.
5. Nyeri terlokalisir dengan baik, pasien dapat menunjukkan gigi
yang menjadi penyebab sakit.
b. Diagnosis Objektif
Terdapat suatu karies profunda lapisan dentin sangat tipis di atas
pulpa, atau ada tambalan logam atau silikat yang besar dan dalam.
- Tes thermis
Dengan menggunakan rangsangan dingin, kita tempelkan di gigi
yang sakit, lalu kita bandingkan dengan gigi lainnya. Air dingin
menyebabkan nyeri hebat, air panas tidak begitu nyeri atau
7
meringankan nyeri. Menurut Walkhoff: air 24-260C menyebabkan
nyeri.
Hasil: (+)
- Tes perkusi
Dengan pangkal sonde, kita ketok gigi pasien yang sakit secara
ringan, lalu kita bandingkan dengan gigi yang lainnya.
Hasil: (-)
- Tes sondasi
Dengan sonde, pada gigi yang sakit dilakukan pemeriksaan dari
tepi karies sampai ke bagian tengah secara perlahan-lahan.
Hasil: (+)
- Tes morbility
Dengan gagang sonde dan instrumen yang lain, gigi pasien yang
sakit kita gerakan dengan salah satu ujung instrumen, lalu kita lihat
apakah ada pergeseran ke arah ujung instrumen yang di depannya.
Hasil: (-)
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk kasus pulpitis akut parsialis adalah:
1. Medikamentosa
Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan mereda jika
penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada stadium dini, maka
penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf bisa
8
menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu
dan kemudian diganti dengan tambalan permanen.
2. Amputasi, mummifikasi, atau ekstirpasi setelah pulpa didevitalisasi
dengan arsen atau di bawah anestesi.
Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal
gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang
terdapat dalam saluran akar diringgalkan.
Pulpotomi devital (mummifikasi) adalah pengambilan jaringan pulpa
yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya sudah
didevitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan, jaringan pulpa
dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik dan diawetkan.
Pulpotomi terbagi atas pulpotomi parsial dan pulpotomi servikal.
Pulpotomi parsial biasanya dilakukan jika pulpa terbuka disebabkan
preparasi kavitas. Di sini pulpa dalam kamar pulpa tidak diganggu,
masih dalam keadaan utuh, sedangkan pada pulpotomi servikal,
keseluruhan pulpa pada kavum pulpa sampai orifisum dibuang,
kemudian diletakkan Ca(OH)2 di lantai pulpa, menutupi seluruh
orifisum. Biasanya pulpotomi servikal ini dilakukan terutama bila
foramen apikal masih belum sempurna pertumbuhannya.
Prosedur Perawatan Pulpotomi
Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona
gigi dengan pulpa terbuka karena karies yang sebagaian meradang,
9
diikuti dengan peletakkan obat-obatan tepat di atas pulpa yang
terpotong. Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan
penumpatan permanen (Budiyanti, 2006).
Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital
adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa
non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan
periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar (Mathewson
& Primosch,1995).
Gambar 3. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1). Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, (5). Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi
Sumber: Curzon et al.,1996
10
STATUS PASIEN
Nama : Nn. Sheila Hafisa
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jalan Ratu Dibalau, Bandar Lampung
Tanggal Masuk : 10 Mei 2011
Tanggal Pemeriksaan : 10 Mei 2011
Keluhan Utama : Gigi premolar kiri atas berlubang
Anamnesa:
Pasien Nn. Sheila, prempuan, usia 21 tahun datang ke poliklinik gigi RSUDAM,
dengan keluhan nyeri pada gigi kiri atas. Keluhan nyeri ini dirasakan pasien,
terutama jika terdapat makanan yang masuk ke dalam lubang. Keluhan nyeri
hebat dan menyebar disangkal oleh pasien. Pasien mengakui tidak ada riwayat
penambalan lubang pada gigi tersebut.
11
General Survey:
Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus disangkal oleh pasien.
Ekstra Oral:
Tidak ada kelainan
Intra Oral:
Oral higiene : Baik
Bibir : Tidak ada kelainan
Mukosa bucal : Tidak ada kelainan
Ginggiva : Hiperemis
Lidah : Tidak ada kelainan
Dasar mulut : Tidak ada kelainan
Palatum : Tidak ada kelainan
Oklusi : Normal
12
Gigi Geligi:
Kwadran 1 Kwadran 2
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Kwadran 4 Kwadran 3
Status Lokalis:
Gigi : 2.4
Karies : Profunda
Sondasi : +
Dingin : +
Perkusi : -
Tekanan : -
Palpasi : -
Mobility : -
Pocket : Tidak dilakukan
Jaringan Sekitar:
Ginggiva : hiperemis
Edema : -
Fistula : -
13
Diagnosa Banding:
- Pulpitis Akut Parsialis 2.4
- Hiperemi Pulpa 2.4
Diagnosa:
- Pulpitis Akut Parsialis 2.4
Rencana Perawatan:
Kunjungan Pertama:
- Pembersihan karies
- Pembukaan korona/kamar pulpa
- Devitalisasi pulpa
- Filling sementara
- Bahan yang digunakan arsen, eugenol, temporary filling material
Kunjungan Kedua:
- Pembukaan filling sementara
- Dilakukan perawatan minggu kedua, yaitu dengan filling
menggunakan tricresol formalin (TKF) dan ditutup dengan
temporary filling material
Kunjungan Ketiga:
- Pembukaan filling sementara
14
- Dilakukan perawatan minggu ketiga, yaitu dengan filling
menggunakan chalorophenol camphormenthol (CHKM) dan
kemudian ditutup dengan temporary filling material.
Kunjungan Keempat:
- Pembukaan filling sementara.
- Dilakukan perawatan minggu keempat, yaitu dengan filliing
menggunakan cresophene dan kemudian ditutup dengan temporary
filling material.
Kunjungan Kelima:
- Pembukaan filling sementara.
- Dilakukan perawatan minggu kelima, yaitu dengan filling
menggunakan cresophate / cutrex, cement, dan kemudian ditutup
lagi dengan temporary filling material.
Kunjungan Keenam:
- Pembukaan temporary filling material, sedangkan cresophate /
cutrex dan cement dibiarkan.
- Kemudian dilakukan filling permanen dengan menambahkan
amalgam.
Terapi:
Melakukan perawatan minggu pertama (kunjungan pertama), dengan melakukan
devitalisasi pulpa kemudian melakukan filling sementara.
15
Konseling:
- Memberitahukan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan dan
diagnosa.
- Menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan.
- Informed consent.
- Menjelaskan kepada pasien untuk tetap menjaga kebersihan mulut.
Prognosa:
Quo ad vitam : Ad malam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Pelaksanaan Perawatan Minggu Pertama:
10 Mei 2011
Tindakan Perawatan:
1. Pasien dipersiapkan.
2. Pasien didudukan di kursi pemeriksaan.
3. Tindakan perawatan
Dilakukan di dalam poli gigi, pasien diposisikan di kursi pemeriksaan.
Pasien diminta untuk membuka mulutnya. Kemudian dilakukan
pembersihan karies dan membuka bagian korona pulpa dengan
menggunakan bur fisur.
16
Masukan arsen dan eugenol yang diteteskan di kapas ke dalam bagian
korona pulpa yang telah dibuka sebelumnya.
Kemudian tutup dengan menggunakan temporary filling material.
17
PEMBAHASAN
Pasien Nn. Sheila Hafisa, usia 21 tahun, datang ke poliklinik gigi RSUDAM. Pada
anamnesa didapatkan
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Cawson, R.A., and Odell, E.W., 2008, Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, Churcill Livingstone Elsevier, UK.(http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)
Coulthard, P., 2003, Oral and Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral Medicine, Elsevier, UK(http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)
Kakehashi, S., Stanley, H.R., and Fitzgerald, R.J., 1965, The Effects of Surgical Exposures of Dental Pulps Ingerm-Free and Conventional (http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI. Edisi Ketiga. Media Aersculapius. Jakarta
18
Perawatan Pulpotomi pada Gigi Sulung (http://dentosca.wordpress.com/2011/04/06/perawatan-pulpotomi-pada-gigi-sulung/)
Pulpitis (http://www.ilmukesehatangigi.com/2011/05/05/pulpitis)
Tarigan, Rasinta, 2002, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta (http://belindch.wordpress.com/2011/04/02/pulpitis-akut/)
Top Related