81775431 Sap Amniotomi Episiotomi
description
Transcript of 81775431 Sap Amniotomi Episiotomi
RENCANA PEMBELAJARAN KLINIK
OLEH
SALAMAH
PROGRAM STUDI D – IV KEBIDANAN PENDIDIK
STIKES MITRA RIA HUSADA
2010
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata ajaran : Askeb II (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin))
Kode Mata Kuliah : BD. 302
Pokok bahasan : Melakukan Amniotomi
Sub pokok bahasan : 1. Keuntungan tindakan Amniotomi
2. Kerugian tindakan Amniotomi
3. Indikasi Amniotomi
4. Cara melakukan Amniotomi
Tempat : STIKES Mitra Ria Husada
Sasaran : Mahasiswa D III Kebidanan Semester II
Hari / Tanggal : : jumat, 10 febuari 2012
Waktu : 30 Menit
Dosen : SALAMAH. AMKeb
I.Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu melakukan
tindakan Amniotomi
II.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan tentang praktek asuhan kebidanan pada ibu hamil
mahasiswa diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian
Amniotomi
2. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan
tindakan amniotomi
3. Mahasiswa dapat mengetahui kerugian tindakan
Amniotomi
4. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi Amniotomi
III.Mahasiswa mampu melakukan tindakan Amniotomi
IV.Materi
1. Pengertian tindakan Amniotomi
2. Keuntungan tindakan Amniotomi
3. Kerugian tindakan Amniotomi
4. Indikasi Amniotomi
5. Cara melakukan tindakan Amniotomi
IV.Metode :
Metode pengajaran yang digunakan adalah praktek dilaboratorium
V.Media Pembelajaran :
Menggunakan laboratorium kebidanan, phantom
VI.Kegiatan Belajar Mengajar
N0 Kegiatan Dosen Kegiatan mahasiswa Waktu1 Pendahuluan
a. Memberikan salam pembukab. Memeriksa daftar hadirc. Mengkomunikasikan pokok
bahasan dan tujuand. Menjelaskan kegiatan
belajar mengajar
a. Mahsiswa menjawab salam
b. Mahsiswa mendengar dan memperhatikan
5 Menit
2 Kegiatan ini memberikan ceramah tentang :
1. Menjelaskan pengertian tindakan Amniotomi
2. Menjelaskan keuntungan
Mahasiswa mendengarkan dan memperhatikan
20
melakukan tindakan Amniotomi
3. Menjelaskan Kerugian melakukan tindakan Amniotomi
4. Menjelskan Indikasi Amniotomi
5. Menjelaskan cara melakukan tindakan Amniotomi
Menit
3 Evaluasia. Mempersilahkan mahasisw
untuk untuk bertanyab. Memberikan evaluasi secara
lisanc. Menyimpulkan materid. Mempersilahkan mahasiswa
untuk untuk bertanyae. Memberikan evaluasi secara
lisanf. Menyimpulkan materi
a. Mahasiswa bertanya
b. Beberapa mahasiswa menjawab pertanyaan dari dosen
c. Mahasiswa mendengar dan memperhatikan
d. Mahasiswa menjawab salam
5 Menit
VII.Evaluasi
1 Jenis tes : Tanya jawab
2 Bentuk tes : Lisan
VIII. Referensi
1. Fitramaya, (Asuhan Ibu Bersalin),cetakan ketiga, Januari
2009.Yogyakarta.
2. Hanifa Wikajosastro 2002.Ilmu Kebidanan. Yaysan Bina pustaka
sarwono Prawiharjo.
3. Syaefudin Abdul bari, Maternal Perinatal, tahun 2006
4. hellen Varney, Asuhan kebidanan, tahun 2004.
5. Seller,2000, Midwifery Vol I
6. Sweet BR, Mayes Midwifery, Bailiere tindal, London varney
Midwifery.1997
MATERI
AMNIOTOMI
Amniotomi merupakan suatu tindakan untuk memecahkan ketuban pada
saat pembukaan sudah lengkap. Amniotomi/pemecahan selaput ketuban dilakukan
bila selaput ketuban masih utuh, ada dorongan yang besar. Manfaat yang
diperkirakan adalah persalinan bertambah cepat, deteksi dini kasus pencemaran
mekonium pada cairan amnion, dan kesempatan untuk memasang elektroda ke
janin serta memasukkan pressure catheter ke dalam rongga uterus. Jika amniotomi
dilakukan, harus diupayakan menggunakan teknik aseptik. Yang penting kepala
janin harus tetap berada di serviks dan tidak dikeluarkan dari panggul selama
prosedur; karena tindakan seperti itu akan menyebabkan prolaps tali pusat.
(Obstetri William Edisi 21, Cuningham, dkk., 2006 ) . Selama selaput ketuban
masih utuh, janin akan terhindar dari infeksi dan asfiksia. Cairan amniotic
berfungsi sebagai perisai yang melindungi janin dari tekanan penuh dikarenakan
kontraksi. Oleh karena itu perlu dihindarkan amniotomi dini pada kala I.
Biasanya, selaput ketuban akan pecah secara spontan.
Keuntungan tindakan Amniotomi
1. Untuk melakukan pengamatan ada tidaknya mekonium
2. Menentukan punctum maksimum DJJ akan lebih jelas.
3. Mempermudah perekaman pada saat memantau janin
4. Mempercepat proses persalinan karena mempercepat proses pembukaan
serviks
Kerugian tindakan Amniotomi
1. Dapat menimbulkan trauma pada kepala janin yang mengakibatkan
kecacatan pada tulang kepala akibat dari tekanan deferensial meningkat.
2. Dapat menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik
berkurang.
Indikasi Amniotomi
1. Pembukaan lengkap
2. Pada kasus solutio plasenta.
Cara melakukan Amniotomi
1. Persiapan alat ;
a. Bengkok
b. Setengah kocker
c. Sarung tangan satu pasang
d. Kapas saflon ½ %
2. Persiapan pasien
a. Posisi dorsal rekumbent
3. Persiapan pelaksanaan
a. Memberitahu tindakan
b. Mendekatkan alat
c. Memeriksa DJJ dan mencatat pada partograf
d. Cuci tangan dan keringkan
e. Memakai sarung tangan pada dua tangan
f. Melakukan periksa dalam dengan hati-hati diantara kontraksi.
Meraba dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan apakah
kepala sudah masuk kedalam panggul dan memeriksa tali pusat
atau bagian-bagian tubuh kecil janin tidak dipalpasi.bila selaput
ketuban tidak teraba diantara kontraksi, tunggu sampai ada
kontraksi berikutnya sehingga selaput ketuban terdorong kedepan
sehingga mudah dipalpasi.
g. Tangan kiri mengambil klem ½ kocher disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dimasukan kedalam vagina menelusuri jari tangan kanan
yang berada didalam vagina sampai mencapai selaput ketuban.
h. Dengan menggunakan tangan kiri tempatkan klem ½ kocher
disinfeksi tingkat tinggi atau steril dimasukan kedalam vagina
menelusuri jari tangan kanan yang berada didalam vagina sampai
mencapai selaput ketuban.
i. Pegang ujung klem ½ kocher diantara ujung jari tangan kanan
pemeriksa kemudian menggerakan janin dengan lembut dan
memecah selaput ketuban dengan cara menggosokan klem ½
kocher secara lembut pada selaput ketuban.
j. Kadang-kadang hal ini lebih mudah dikerjakan diantara kontraksi
pada saat selaput ketuban tidak tegang.tujuannya adalah ketika
selaput ketuban dipecah air ketuban tidak nyemprot.
k. Biarkan air ketuban membasahi jari periksa.
l. Ambil klem ½ kocher dengan menggunakan tangan kiri dan
masukan ke dalam larutan klorin ½ % untuk dekontaminasi.
m. Jari tangan kanan pemeriksa tetap berada didalam vagina
melakukan pemeriksaan adakah tali pusat atau bagian kecil janin
yang teraba dan memeriksa penurunan kepala janin.
n. Bila hasil pemeriksaan tidak tidak didapatkan adanya tali pusat
atau bagian-bagian tubuh janin yang kecil dan hasil pemeriksaan
*enurunan kepala sudah didapatkan, maka keluarkan tangan
pemeriksa secara lembut dari dalam vagina.
o. Lakukan pemeriksaan warna cairan ketuban adakah mekonium,
darah, apakah jernih.
p. Lakukan langkah-langkah gawat darurat apabila terdapat nekonium
atau darah.
q. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klorin ½ %, kemudian lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan biarkan terendam selama 10 menit.
r. Cuci tangan
s. Periksa DJJ
t. Lakukan dokumentasi pda partograf tentang warna ketuban, kapan
pecahnya ketuban, dan DJJ.
DAFTAR TILIK AMNIOTOMI
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1. Perlu perbaikan : Langkah atau tugas tidak
dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan) atau tidak dikerjakan.
2. Mampu : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar dan berurutan
(jika harus berurutan), tetapi peserta secara efisien tidak
ada kemajuan dari langkah
ke langkah.
3. Mahir : Langkah atau tugas dikerjakan dengan benar sesuai
dengan urutan (jika harus berurutan).
DAFTAR TILIK AMNIOTOMI
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Membahas prosedur bersama ibu dan keluarganya dan jawab
pertanyaan apapun yang mereka ajukan.2. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) dan catat pada partograf.
3. Cuci kedua tangan
4. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
5. Di antara kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati. Raba dengan hati-hati selaput ketuban untuk memastikan bahwa kepala telah masuk dengan baik (masuk ke dalam panggul) dan bahwa tali pusat dan/atau bagian-bagian tubuh yang kecil dari bayi (misalkan tangan) tidak bisa dipalpasi, jika tali pusat umbilikus atau bagian-bagian yang kecil dari bayi bisa dipalpasi, jangan pecahkan selaput ketuban. Rujuk ibu segera. Catatan: Pemeriksaan dalam yang dilakukan di antara kontraksi
seringkali lebih nyaman untuk ibu. Tapi jika selaput ketuban tidak
dapat diraba di antara kontraksi, tunggu sampai kekuatan
kontraksi berikutnya mendorong cairan ketuban menekan selaput
ketuban dan membuatnya lebih mudah untuk dipalpasi dan
dipecahkan6. Dengan menggunakan tangan yang lain, tempatkan klem setengah
Kocher atau setengah Kelly disinfeksi tingkat tinggi atau steril dengan lembut ke dalam vagina dan pandu klem dengan jari dari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan hingga mencapai selaput
ketuban.
7. Pegang ujung klem di antara ujung jari pemeriksaan, gerakkan jari dan dengan lembut gosokan klem pada selaput ketuban dan pecahkan. Catatan: Seringkali lebih mudah untuk memecahkan selaput ketuban di antara kontraksi ketika selaput ketuban tidak tegang, hal ini juga akan mencegah air ketuban menyemprot pada saat selaput ketuban dipecahkan.
8. Biarkan air ketuban membasahi jari tangan yang digunakan untuk pemeriksaan.
9. Gunakan tangan yang lain untuk mengambil klem dan menempatkannya ke dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi. Biarkan jari tangan pemeriksaan tetap di dalam vagina untuk mengetahui penurunan kepala janin dan memastikan bahwa tali pusat atau bagian kecil dari bayi tidak teraba. Setelah memastikan penurunan kepala dan tidak ada tali pusat dan bagian-bagian tubuh bayi yang kecil, keluarkan tangan pemeriksaan dengan lembut dari dalam vagina.
10. Evaluasi warna cairan ketuban, periksa apakah ada mekonium atau darah (lebih banyak dari bercak bercampur darah yang normal).
11. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lalu lepaskan sarung tangan dan biarkan terendam di larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
12. Cuci kedua tangan
13. Segera periksa ulang DJJ
14. Catat pada partograf waktu dilakukannya pemecahan selaput ketuban, warna air ketuban dan DJJ.
MATERI
Episiotomi
Pada masa yang lalu, tindakan episiotomi di lakukan secara rutin terutama
pada primipara. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma pada kepala janin,
mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah untuk menjahitnya.
Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung
manfaat episiotomi (Enkim, Keirse, Renfew dan Nelson, 1995; Wooley, 1995).
Pada kenyataannya tindakan episiotomi dapat menyebabkan peningkatan jumlah
kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineumbagian posterior,
meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-
hari pertama post partum.
Indikasi episiotomi
1. Gawat janin. Untuk menolong keselamatan janin, maka persalinan harus
segera di akhiri.
2. Persalinan pervaginam dengan penyulait, misalnya presbo, distosia bahu, akan
dilakukan Ekstraksi forcep, Ekstraksi vacuum.
3. jaringan parut pada perineumataupun pada vagina.
4. Perineum kaku dan pendek.
5. Adanya ruptur yang membakat pada perineum.
6. Prematur untuk mengurangi tekanan pada kepala janin.
Cara Episiotomi
1. Persiapan
a Peralatan: bak steril berisi kasa, gunting episiotomi, betadin, spuit 10 ml
dengan jarum ukuran minimal 22 dan panjang 4 cm, lidokain 1% tanpa
epineprin. Bila lidokain 1% tidak ada dan tersedia lidokain 2% maka
buatlah lidokain tadi menjadi 1% dengan cara melarutkan 1 bagian
lidokain 2% ditambah 1 bagian cairan garam fisiologis atau air destilasi
steril.
Contoh: Larutan 5 ml lidokain 2% ke dalam 5 ml cairan garam fisiologis
atau air destilasi steril.
b Pertimbangkan secara matang tujuan episiotomi.
2. Pelaksanaan
a. Pemberian anastesi lokal
1) Penjelasan prosedur kepada pasien.
2) Cuci tangan.
3) Memakai sarung tangan.
4) Hisap 10 ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin.
5) Letakan 2 jari tangan kiri kedalam vagina diantara kepala janin dan
perineum.
6) Masukkan jarum ditengsh fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat
yang akan dilakukan episiotomi.
7) Lakukan aspirasi (menarik batang penghisab spuit ) untuk memastikan
jarum tidak berada di dalam pembuluh darah. Bila terdapat darah maka
tariklah jarum dan tusukkan kembali pada daerah di dekatnya. Hal ini
untuk menghindari kematian ibu karena lidokain yang disuntikan kedalam
pembuluh darah dapat mengakibatkan kejang pada ibu.
8) Tarik jarum perlahan sambil mendorong lidokain. Suntikan maksimum 10
ml. Cabut jarumbila sudah kembali ke titik asal pada saat jarumditusukan.
Kulit perineum akan terlihat dan teraba pada palpasi menggelembung
disepanjang garis yang akan dilakukan episiotomi.
b. Prosedur episiotomi
1) Tindakan episiotomi dilakukan pada saat perineum menipis dan pucat,
kepala janin sudah terlihat 3-4 cm saat kontraksi. Hal ini dimaksudkan
untukmencegah terjadinya perdarahan.
2) Masukan 2 jari tangan kiri (jika penolong tidak kidal) kedalam vagina
diantara kepala janin dan perineum. Kedua jari agak diregangkan dan
sedikit melakukan tekanan kearah luar perineum dengan lembut. Tindakan
ini dimaksudkan untuk melindungi kepala janin dari gunting dan membuat
episiotomi lebih mudah karena perineum menjsd rata.
3) Dengan gunting episiotomi desinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan
gunting ditengah faurchette posterior dan posisi guting mengarah ke sudut
yang diinginkan dengan episiotomi mediolateral atau lateral.Bila
menginginkan medio lateral, tempatkan gunting ke arah menjauhi anus.
4) Gunting perineum dengan satu atau guntingan yang mantap sekitar 3-4 cm.
Jangan menggunting secara sedikit dem sedikit. Hal ini akan
mengakibatkan waktu penyembuhan luka lebih lama karena tepi luka tidak
rata.
5) Gunting ke arah dalam vagina sekitar 2-3 cm.
6) Bila kepala janin belum lahir, maka lakukan penekanan dengan kasa
desinfeksi tingkat tinggi pada luka perineum untuk mencegah terjadinya
perdarahan. Kendalikan lahirnya kepala, bahu dan badan janin dengan
hati-hati agar luka episiotomi tidak bertambah panjang. Setelah janin dan
placenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah luka episiotomi, perineum,
dan vagina bertambah panjang atau terdapat laserasi tambahan.
DAFTAR TILIK EPISIOTOMI
PENUNTUN BELAJAR EPISIOTOMI
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
Persiapan Tindakan
1. Pasien :§ Kassa steril§ Bethadine§ Gunting episiotomi§ Larutan klorin 0.5%2. Petugas :
§ Apron plastik, masker, kacamata pelindung§ Sarung tangan DTT/steril § Alas kaki/sepatu boot karet
Tindakan
3. Jelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan, dan bantulah ibu untuk rileks
4. Lakukan teknik aseptik pada daerah perineum yang akan dilakukan episiotomi
5. Ingatlah bahwa saat yang tebaik untuk memotong episiotomi ialah pada saat perineum sedang menipis dan pucat atau mengkilap. Kehilangan darah akan lebih besar jika anda memotong lebih cepat. Akan tetapi, jika anda memotong episiotomi atas indikasi kegawatan bayi, maka lakukan pemotongan kapan saja diperlukan untuk mempercepat kelahiran bayi.
6. Setelah pemberian 10 cc anestesi lokal ambillah gunting episiotomi yang tajam dengan satu tangan. Letakkan kedua jari tangan lainnya di dalam vagina diantara gunting dan kepala bayi untuk mencegah luka pada kepala bayi secara tidak sengaja. Ujung mata gunting yang tumpul haruslah di dalam vagina. Mulailah pada titik tengah dari perineum dan miringkan gunting anda sebesar 45 derajat. Jika anda tidak kidal, potonglah ke arah bokong kanan ibu. Jika anda kidal, potonglah ke arah bokong kiri ibu.
7. Buatlah episiotomi dengan satu atau dua potongan besar. Potongan yang kecil-kecil akan membuat pinggiran luka bergerigi dan akan membuat penjahitan lebih sulit dan penyembuhan luka lebih lama.
8. Setelah selesai melakukan pemotongan, putarlah gunting
anda dan posisikan menghadap ke atas vagina. Dengan tangan anda lindungilah kepala bayi. Masukkan gunting yang telah dipakai tersebut dalam larutan klorin 0.5 %
9. Tekanlah kain kassa ke daerah luka sementara ibu tersebut melanjutkan meneran bersamaan dengan datangnya kontraksi untuk mencegah kehilangan darah yang berkelanjutan. Jangan lupa menggunakan teknik steril yang baik. Jika anda mengangkat kassa tersebut dari luka, anda perlu mengambil kassa baru lain untuk menggantikannya. Hati-hati agar jangan sampai mencemari lika (infeksi) dengan sentuhan pada daerah tersebut oleh tangan anda yang bersarung, atau oleh kassa, kapas, kain atau alat.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100% 27
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING