8. PTK_BIND_SD II
-
Upload
khusnul-khotimah -
Category
Documents
-
view
83 -
download
0
Transcript of 8. PTK_BIND_SD II
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 1/22
Upaya Meningkatkan Keantusiasan dan Hasil Belajar Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD melalui Penerapan
Metode Quantum Teaching
Aisyah*
*Kepala Sekolah di SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur
Abstrak
Metode Quantum Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan keantusiasan dan hasil belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia pokok
bahasan Lingkungan, sehingga tingkat pemahaman mereka bertambah dan hasil belajar mereka pun meningkat. Desain dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group
Design (Eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri
XXX Kabupaten Kutai Timur, semester II Tahun Ajaran 2007/2008. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II dengan jumlah siswa 69 orang. Instrumen
yang digunakan adalah tes hasil belajar Bahasa yang telah memenuhi kriteria validitas dan
reabilitas dengan jumlah 10 item soal. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata
yang diajar melalui metode Quantum Teaching adalah 74,65.dan skor rata-rata yang diajar
tanpa melalui metode Quantum Teaching adalah 68,65. Hasil analisis inferensial
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas yang diajar melalui metode
Quantum Teaching dengan kelas yang diajar tanpa melalui metode Quantum Teaching .
Kata Kunci : Metode Quantum Teaching
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 2/22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman
terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan
sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran
(pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses
menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa
berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat
yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang
mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses
pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari
pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan
melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya
untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan
moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menurut Muhaimin (2000)
diperlukan adanya upaya penyelenggaraan satu sistem pengajaran nasional yang secara
sungguh-sungguh berusaha memfungsikan kecerdasan (intelligence) secara optimal baik
intellectual/rational intelligence, emotional intelligence, dan spiritual intelligence. Dengan
memfungsikan kecerdasan-kecerdasan tersebut secara optimal selama proses pembelajaran,
itu merupakan upaya untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi.
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 3/22
Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa
didukung adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peluang yang memberikan keleluasaan
kepada guru sebagai pengembang kurikulum dalam tatanan kelas juga belum dapat
dimanfaatkan secara optimal, karena keterbatasan kemampuan guru. Keterbatasan
kemampuan guru ini berdampak pada munculnya sikap intuitif dan spekulatif dalam
menggunakan strategi pembelajaran. Kondisi ini berakibat pada rendahnya mutu proses
pembelajaran yang bermuara pada rendahnya mutu hasil belajar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan agar kondisi yang kurang menguntungkan itu tidak berkelanjutan dan berkembang
lebih jauh, maka guru perlu diberi suatu perskripsi metodologi pembelajaran yang dipandang
kondusif dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran. Hal ini sangat
penting, mengingat karakteristik pengalaman guru dan wawasannya sangat berpengaruh pada
perilaku peserta didik.
Mengacu kepada cara-cara yang ditempuh oleh negara maju dalam reformasi
pendidikan, kunci keberhasilannya adalah reformasi guru. Dengan demikian, maka seiring
dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembaharuan
kurikulum, sudah tentu sangat menuntut guru untuk mengadakan perubahan-perubahan
terutama dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
Berdasarkan permasalahan yang sering dialami para guru dan murid di atas maka
penulis tertarik menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik
segi fisik, mental, dan emosionalnya yaitu menggunakan metode Quantum Teaching dalam
rangka meningkatkan keantusiasan dan hasil belajar siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“apakah terdapat pengaruh metode Quantum Teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX
Kabupaten Kutai Timur pada mata pelajaran bahasa indonesia terhadap hasil belajar?”.
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 4/22
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan keantusiasan siswa
dalam belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran Quantum
Teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
a) Memberikan contoh bagi guru sekolah dasar dalam
mengorganisasi pembelajaran berdasarkan jenis sasaran belajar dengan mengutamakan
pada kebutuhan perkembangan peserta didik.
b) Menunjukkan komponen-komponen strategi
pembelajaran yang paling mengoptimalkan perolehan belajar peserta didik.
c) Memfasilitasi peserta didik agar dapat
mengembangkan potensi kecerdasannya secara optimal.
d) Memberikan solusi bagi guru dalam upaya
meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 5/22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Quantum Teaching
Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan
pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching. Quantum Teaching sendiri berawal dari
sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan
suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi DePorter (penulis buku best seller Quantum
Learning dan Quantum Teaching ), murid Lozanov, dan Mike Hernacki, mantan guru dan
penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini
diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune,
pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.
Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de
Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan
sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis
siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri
84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum
yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat)
M = Massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 6/22
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang
tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada
peserta didik.
* Arti Quantum Teaching
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi
Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan
unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam
kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia
kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran
dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa.
Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang
baik dalam dan ketika belajar.
Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan
otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California
mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual
yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan
pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak
ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat
memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan
irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.
Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas,
orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 7/22
oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan
bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang
mengikat.
* Prinsip Quantum Teaching
Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya
menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita
ajarkan.
3. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang
terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata:
bagus!, baik!, dll.
Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai:
1). TANDUR
TUMBUHKAN . Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BAgiKU
“ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar
Dalam metode quantum diterapkan rumus AMBAK yang merupakan singkatan dari :
A : Apa yang dipelajari
Dalam pelajaran menggambar, misalnya, guru hanya menetapkan pelajaran
menggambar, anak didiklah yang menentukan tema gambarnya sesuai minat masing-
masing. Misalnya, mereka dibawa ke sebuah lapangan lalu dibiarkan menggambar hal-
hal yang disukai.
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 8/22
M : Manfaat
Kadang guru lupa menjelaskan manfaat yang dipearoleh dari pelajaran yang
diajarkan. Contohnya, pelajaran tentang fungsi serangga. Walaupun kecil, tanpa
serangga, banyak kehidupan di alam ini bisa berhenti. Intinya guru harus memberi
kemampuan memahami situasi yang sebenarnya (insight ), sehingga murid tertantang
untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.
BAK : Bagiku
Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan mempelajari ini semua.
Misalnya, pelajaran bahasa Mandarin bagi anak yang hidup di daerah pecinan akan
sangat bermanfaat. Terlebih bila nantinya ia bercita-cita menjadi pelaku bisnis. Namun,
Tidak begitu dengan anak-anak di Bali yang lebih memerlukan pelajaran seni tari dari
pada bahasa Mandarin. Jadi, quantum lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat
makna dan sistem nilai yang bisa dikontribusikan kelak saat anak dewasa nanti.
ALAMI . Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar
NAMAI . Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”
DEMONSTRASIKAN . Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan
bahwa mereka tahu”
ULANGI . Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku
tahu dan memang tahu ini”.
RAYAKAN . Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan
keterampilan dan ilmu pengetahuan
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 9/22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis kemukakan maka penulis menjelaskan
beberapa pengertian, sebagai berikut:
a. Metode Metode Quantum Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
b. Hasil belajar adalah hasil seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses
belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai yang diukur
dengan tes hasil belajar.
Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi
yaitu :
a. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup
b. Berwibawa : menggerakkan orang
c. Positif : melihat peluang dalam setiap saat
d. Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik
e. Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan
f. Luwes : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
g. Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan
nilai-nilai inti
h. Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
i. Tulus : memiliki niat dan motivasi positif
j. Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 10/22
k. Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup
peserta didik dan peduli akan diri peserta didik
l. Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan peserta didik
m. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas
hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik
mungkin
B. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang akan
diteliti, maka penulis perlu merumuskan secara operasional, yakni sebagai berikut:
(1) Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang
wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang
diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar Bahasa Indonesia.
(2) Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif,
baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Pada semester II bulan April di kelas II SD dengan jumlah
siswa 69 orang di SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis
penelitian eksperimen.Sampel diambil dua kelas dari kelas II, dengan jumlah masing- masing
siswa IIA 35 siswa dan IIB 34 siswa.
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 11/22
Data dikumpulkan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas
yang diajar dengan metode yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Data diperoleh
dengan cara memberikan tes akhir, tes diberikan dengan bentuk essay.
Kelas eksperimen adalah kelas yang diajar dengan metode Quantum Teaching . Data
diperoleh dengan cara memberikan tes akhir, tes diberikan dengan bentuk essay. Soal tes
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah soal yang sama.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran :
Tumbuhkan Tanya jawab eksplorasi pengalaman siswa, menceritakan kembali dongengyang telah di bacakan, menceritakan pengalaman pergi ke taman safari atau
kebun binatang,menetapkan topik, dan tujuan yang akan dicapai
Alami: Mengamati gambar hewan-hewan di sekitar kita dan menceritakan bentuk,
sifat atau ciri-ciri hewan tersebut
Membaca teks pendek tentang ”Pergi ke taman safari” yang dilanjutkan
dengan tanya jawab sesuai isi teks.
Namai Menyimak penjelasan guru bahwa Taman safari hampir sama dengan
kebun binatang, bedanya binatang-binatang di sana di biarkan bebas.
Mengidentifikasi jenis-jenis hewan yang berada di Taman Safari.
Demonstrasi Mengamati dan menyusun gambar-gambar dongeng dan menceritakan
kembali sesuai dengan jalan cerita yang telah di sampaikan
Mengidentifikasi hewan-hewan yang ada di dalam taman safari
Berlatih mencocokan nama dengan gambar hewan berdasarkan alat peraga
yang tersedia.
Ulangi Dalam kelompok bersama-sama menemukan jawaban soal dari dongeng
yang di bacakan .
Menulis kembali lagu pilihan kelompok masing-masing dengan tulisan
tegak bersambung.
Rayakan Bernyanyi dan menari bersama ”Anak Gembala” dan “Dengar Katak
Bernyanyi”
E. Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 12/22
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif yaitu data mengenai frekuensi, persentase, rata-rata, standar
deviasi, skor terendah dan skor tertinggi. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan distribusi
skor dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat.
2. Statistik Inferensial
Statistik Inferensial berupa:
a. Uji Homogenitas
Penelitian ini menggunakan dua sampel sehingga harus diuji homogenitas kedua
sampel tersebut. Pengujian homogenitas ini menggunakan rumus uji F yaitu dengan
membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil. Rumus uji F adalah sebagai
berikut:
F =kecil
besar
V
V (Riduwan, 2006: 186)
Keterangan:
besar V =Varians terbesar
kecil V = Varians terkecil
Sebelum menghitung homogenitas maka harus di cari terlebih dahulu varians dari
masing-masing kelas, yaitu dengan menggunakan rumus:
S =
22
1
−
ΣΧn
(Riduwan, 2006: 150)
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini menggunakan rumus uji chi kuadrat.
3. Pengujian Hipotesis
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 13/22
Uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji statistik –t
atau uji t (t-tes). Uji t (t-test ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t ( t-test ) dua
sampel. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menghitung rata-rata ( x ) nilai siswa untuk masing-masing kelas eksperimen
dan kelas kontrol, dengan menggunakan rumus:
x = (Riduwan, 2006: 102)
Keterangan:
x = mean
iΣΧ = jumlah tiap data
n = jumlah data (jumlah siswa)
2. Menghitung thitung dengan rumus:
thitung=
21
21
x xS
x xt
−
−=
2121
21 11.
221nnnn
SS SS S
x x+
−+
+=−
Keterangan:
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
1 x = rata-rata siswa kelas eksperimen
2 x = rata-rata siswa kelas kontrol
3. Menentukan taraf signifikansi, kemudian melihat harga ttabel
4. Menentukan kriteria pengujian
5. Membandingkan antara thitung dengan ttabel
6. Hipotesis
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 14/22
Berdasarkan paparan teori-teori di atas, dapat diambil suatu hipotesis bahwa terdapat
Pengaruh antara hasil belajar siswa terhadap penerapan metode Quantum Teaching dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB IV
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 15/22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Analisis Deskriptif
1) Pembelajaran melalui metode Quantum teaching
Dari analisis deskriptif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia yang diajar melalui
metode Quantum teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX memperoleh nilai
maksimum 85,75 dan nilai minimum 47,25, rata-rata nilai 74,65.
2) Pembelajaran tanpa melalui metode Quantum teaching
Dari analisis deskriptif terhadap hasil belajar bahasa Indonnesia yang diajar tanpa melalui
metode Quantum teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX, diperoleh nilai
maksimum 75,00 dan nilai minimum 35,50 rata-rata nilai total 68,65
b. Analisis Inferensial
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengujian
normalitas data dan homogenitas varians untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
dan variansnya homogen.
• Pengujian Normalitas
Untuk pengujian normalitas data, telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa data
dikatakan berdistribusi normal jika2
hitung χ lebih kecil daripada2
ttabel χ pada taraf nyata
05,0=α dengan dk = K – 3.
1) Pembelajaran melalui metode Quantum Teaching (Kelas Eksperimen)
Berdasarkan hasil pengujian data pembelajaran melalui metode Quantum Teaching
diperoleh nilai 64,32 =hitung χ dan 81,72 =tabel
χ ternyata 64,32 =hitung χ < 81,72 =tabel
χ
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 16/22
maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar
melalui metode Quantum Teaching dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Pembelajaran tanpa melalui metode Quantum Teaching (Kelas kontrol)
Berdasarkan hasil pengujian data pembelajaran tanpa melalui metode Quantum
Teaching diperoleh nilai 51,22 =hitung χ dan 81,72 =tabel
χ ternyata 51,22 =hitung χ <
81,72 =tabel
χ maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang
diajar tanpa melalui metode metode Quantum Teaching berasal dari populasi yng
berdistribusi normal.
• Pengujian Homogenitas Varians
Berdasarkan hasil pengujian normalitas populasi ternyata kedua kelas perlakukan
mempunyai data yang normal, maka dilanjutkan uji homogenitas varians populasi.
Dari hasil perhitungan uji homogenitas varians populasi diperoleh nilai Fhitung = 1,08
sedangkan nilai Ftabel = 1,69; karena Fhitung = 1,08 < Ftabel = 1,69, maka hasil belajar Bahasa
Indonesia kedua kelas baik kelas eksperimen (kelas yang diajar melalui metode Quantum
teaching ) maupun kelas kontrol (kelas yang diajar tanpa melalui metode Quantum teaching )
berasal dari populasi yang mempunyai varians homogen.
• Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 4,24 sedang nilai t(0,95,69) = ttabel = 1,68 pada taraf nyata
05,0=α . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching lebih
meningkat daripada hasil belajar Bahasa indonesia siswa yang diajar tanpa menggunakan
metode Quantum teaching
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 17/22
Keterangan:
X1 : Jumlah nilai hasil belajar siswa
sampel kelas IIA (Eksperimen)
X2 : Jumlah nilai hasil belajar siswa
sampel kelas IIB (Kontrol)
28,1281 =∑ X 40,982 =∑ X
2
1)( X ∑ = 475,22 34,289)(2
2 =∑ X
• Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 3,83 sedang nilai ttabel = 1,67 pada taraf nyata
05,0=α . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa
hasil belajar Bahasa indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching lebih
meningkat daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa melalui metode Quantum teaching
Menghitung rata-rata ( x ) nilai siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
1
1
1n
X X
∑=
2
22
n
X X
∑=
=35
28,128=
34
40,98
= 3.66 = 2.89
n
X X SS
2
12
11
)()(
∑−∑=
=35
)28.128(22.475
2
−
= 5.056
n
X X SS
222
22)()( ∑−∑=
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 18/22
=34
)40.98(34.289
2
−
= 4.56
Mencari simpangan baku:
2121
21 11.
221nnnn
SS SS S
x x+
−+
+=−
=34
1
35
1.
23435
56.4056.5+
−+
+
= 0.201
21
21
x xS
x xt
−
−=
201,0
89,266,3 −=t
830,3=t
Adapun derajat kebebasan (Degree of freedom) ditentukan oleh:
df = n1 + n2-2
df = 35+ 34 – 2
df = 67
Dari tabel distribusi t dengan derajat kebebasan (df) = 67 pada level signifikan 0,05
diperoleh nilai ttabel = 1,67. sementara nilai thitung 3,83
Data Kls IIA (eksperimen) KelasIIB (kelas kontrol) Ket
Nilai Pretest
(xa)
Nilai Postest
(x b)
Nilai Pretest
(xa)
Nilai Postest
(x b)
Jumlah Nilai 146.54 274.82 122.25 220.65 n1 = 35
n2 = 34(x b-xa) X1 = 128.28 X2 = 98.40t hitung 3,83
t tabel 1.67
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 19/22
Kriteria pengujian: hiptesis nol (Ho) ditolak jika thitung ≥ ttabel dan hipotesis nol (Ho)
diterima jika thitung < ttabel. Karena thitung (3,83) > ttabel (1,66) maka hipotesis nol (Ho) ditolak
sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian uji coba pengembangan model quantum
teaching, telah terbukti bahwa model pembelajaran tersebut telah mampu menstimulasi
perkembangan kognitif peserta didik dan keingintahuan siswa bertambah, hal ini dapat dilihat
dari siswa yang mulai aktif menjawab, bertanya dan menggali jawaban maupun persoalan
yang diberikan.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah
dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 3,83 sedang nilai ttabel = 1,67 pada taraf nyata
05,0=α . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa
hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching lebih
meningkat daripada hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar tanpa menggunakan
metode Quantum teaching
Metode Quantum teaching merupakan metode pembelajaran yang aspek kognitif,
pisikomotorik, dan afektif siswa di aplikasikan secara maksimal, dengan menekankan
pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan
Rayakan).
Selama proses pembelajaran berlangsung terlihat jelas siswa semakin aktif dalam
bertanya dan belajar. Menurut Howard Gardner, kecerdasan merupakan kemampuan untuk
menyelasaikan suatu masalah atau menciptakan produk yang berharga atau bernilai dalam
satu atau lebih latar belakang budaya. Menurutnya setiap anak memiliki kecerdasan majemuk
(multiple intellegence). Oleh karena itu, bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar,
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 20/22
yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.
Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, guru selayaknya dengan
jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Menurut Gadner delapan kecerdasan yang
dimiliki oleh anak, yaitu meliputi (kecerdasan linguistik), Logic Smart (kecerdasan logika
matematika), Body Smart (kecerdasan fisik), Picture Smart (kecerdasan visual spasial), Self
Smart (kecerdasan intrapersonal), people Smart (kecerdasan interpesonal), Music smart
(kecerdasan musikal), dan Nature Smart (kecerdasan natural). Dengan metode quantum
teaching siswa sejak dini diharapkan dapat menemukan kecerdasan yang ada di dalam
dirinya, dengan bantuan dan arahan dari guru, sehingga selama proses pembelajaran
kecerdasannya tersebut dapat tergali dan terasah secara optimal
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan hasil penelitian yang diuraikan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara siswa yang diajar melalui metode quantum teaching dengan siswa yang
diajar tanpa melalui metode quantum teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX tahun
pelajaran 2007/2008. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode
quantum teaching lebih meningkat dengan rata-rata 74,65. sedangkan skor rata-rata siswa
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 21/22
yang diajar tanpa melalui metode inkuiri dengan pendekatan konstruktivisme adalah 68,65.
Dengan demikian pembelajaran melalui metode quantum teaching merupakan salah satu
alternatif yang dapat dipilih guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas agar hasil
belajar bahasa Indonesia siswa meningkat.
B. Saran
Implementasi model pembelajaran tematik dengan rancangan skenario quantum
teaching ini memerlukan adanya dedikasi yang tinggi dari pihak guru. Selain itu, yang tidak
kalah pentingnya dalam melaksanakan model pembelajaran ini yaitu sangat membutuhkan
adanya kreativitas guru. Kreativitas guru yang diperlukan, di antaranya:
(a) kreatif dalam memilih tema dan topik yang harus dikaitkan dengan kebutuhan
perkembangan dan minat peserta didik, dalam hal ini terkait dengan kreatif dalam
memilih bahan ajar yang relevan dengan tema dan topik tersebut,
(b) kreatif dalam membuat variasi keterpaduan baik intra maupun antarbidang studi,
(c) kreatif dalam mengelola kelas, dan
(d) kreativitas dalam menciptakan aktivitas belajar yang bermakna sehingga dapat
menumbuhkembangkan kecerdasan majemuk peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T. 2002. Setiap Anak Cerdas! Panduan Membantu Anak Belajar dengan
Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Brief. A. Forum. 1999. Contextually Based Learning : Fad or Proven Practice
(Online). Tersedia : http://www. aypf. org/forumbrief/1999/fbo70999.htm
Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles : An Interactive Aproach to
Burden, Paul R & Byrd, David M. 1999. Methods for Effective Teaching . Boston
DePoter, B. 1999. Quantum Taeching. Bandung : KAIFA
Depdikbud. 1984. Cara Belajar Siswa Aktif: Konsep Dasar. Jakarta : Depdikbud
5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 22/22
Depdiknas. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan
Pendidikan Berbasis Luas Broad Based Education (BBE). Jakarta : Depdiknas
Depdiknas, dan Dikti. 2002. Standar Kompetensi Guru Kelas SD-MI: Program Pendidikan
D-II PGSD. Jakarta : Depdiknas
Dunkin, M.J., Biddle, B.J. 1974. The Study of Teaching . New York : Holt. Rinehart and
Winston.
http://mirifica.net/wmview.php?ArtlD-2464. (5 Januari 2006)
Purwanto, M. Ngalim. 1984)\. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Tim Bina Karya Guru. 2006. Bina Bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas II Semester II .
Jakarta : Erlangga