8. PTK_BIND_SD II

22
Upaya Meningkatkan Keantusiasan dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD melalui Penerapan Metode Quantum Teaching Aisyah* *Kepala Sekolah di SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur Abstrak Metode Quantum Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa sec ara akt if, bai k seg i fis ik, men tal, dan emo sio nal nya den gan TANDUR (Tu mbu hka n, Alami , Namai , Demon stras ikan, Ulangi, dan Rayak an). Tujuan dari penel itian ini adalah untuk menin gkatk an keant usias an dan hasil belajar siswa pelajaran Bahasa Indon esia pokok  ba has an Lin gku nga n, seh ing ga tingka t pemaha man mer eka ber tambah dan has il bel ajar mereka pun meningkat. Desain dalam penelitian ini adalah  Pretest-Posttest Control Group  Design (Eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri XXX Kab upa ten Kut ai Timur, semester II Tah un Aja ran 200 7/2 008 . Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II dengan jumlah siswa 69 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar Bahasa yang telah memenuhi kriteria validitas dan reabilitas dengan jumlah 10 item soal. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata yang diajar melalui metode Quantum Teaching adalah 74,65.dan skor rata-rata yang diajar tanpa me lalui metode Qua nt um Tea ching adal ah 68,65. Hasi l anal isis infer ensi al men unj ukk an bah wa terd apa t per bed aan has il bel aja r kel as yan g dia jar mel alui met ode Quantum Teaching dengan kelas yang diajar tanpa melalui metode Quantum Teaching .  Kata Kunci : Metode Quantum Teaching 

Transcript of 8. PTK_BIND_SD II

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 1/22

Upaya Meningkatkan Keantusiasan dan Hasil Belajar Siswa pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD melalui Penerapan

Metode Quantum Teaching

Aisyah* 

*Kepala Sekolah di SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur 

Abstrak 

Metode Quantum Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan,

Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk meningkatkan keantusiasan dan hasil belajar siswa pelajaran Bahasa Indonesia pokok 

  bahasan Lingkungan, sehingga tingkat pemahaman mereka bertambah dan hasil belajar mereka pun meningkat. Desain dalam penelitian ini adalah  Pretest-Posttest Control Group

 Design (Eksperimen). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri

XXX Kabupaten Kutai Timur, semester II Tahun Ajaran 2007/2008. Sedangkan sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II dengan jumlah siswa 69 orang. Instrumen

yang digunakan adalah tes hasil belajar Bahasa yang telah memenuhi kriteria validitas dan

reabilitas dengan jumlah 10 item soal. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh skor rata-rata

yang diajar melalui metode Quantum Teaching  adalah 74,65.dan skor rata-rata yang diajar 

tanpa melalui metode Quantum Teaching  adalah 68,65. Hasil analisis inferensial

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas yang diajar melalui metode

Quantum Teaching dengan kelas yang diajar tanpa melalui metode Quantum Teaching .

 Kata Kunci : Metode Quantum Teaching 

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 2/22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman

terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan

sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran

(pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses

menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa

 berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat

yang sama.

Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang

mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses

 pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari

  pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan

melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya

untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan

moderator dalam proses pembelajaran tersebut.

Terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, menurut Muhaimin (2000)

diperlukan adanya upaya penyelenggaraan satu sistem pengajaran nasional yang secara

sungguh-sungguh berusaha memfungsikan kecerdasan (intelligence) secara optimal baik 

intellectual/rational intelligence, emotional intelligence, dan  spiritual intelligence. Dengan

memfungsikan kecerdasan-kecerdasan tersebut secara optimal selama proses pembelajaran,

itu merupakan upaya untuk mencapai kualitas pendidikan yang tinggi.

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 3/22

Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa

didukung adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peluang yang memberikan keleluasaan

kepada guru sebagai pengembang kurikulum dalam tatanan kelas juga belum dapat

dimanfaatkan secara optimal, karena keterbatasan kemampuan guru. Keterbatasan

kemampuan guru ini berdampak pada munculnya sikap intuitif dan spekulatif dalam

menggunakan strategi pembelajaran. Kondisi ini berakibat pada rendahnya mutu proses

 pembelajaran yang bermuara pada rendahnya mutu hasil belajar. Salah satu cara yang dapat

dilakukan agar kondisi yang kurang menguntungkan itu tidak berkelanjutan dan berkembang

lebih jauh, maka guru perlu diberi suatu perskripsi metodologi pembelajaran yang dipandang

kondusif dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran. Hal ini sangat

 penting, mengingat karakteristik pengalaman guru dan wawasannya sangat berpengaruh pada

 perilaku peserta didik.

Mengacu kepada cara-cara yang ditempuh oleh negara maju dalam reformasi

 pendidikan, kunci keberhasilannya adalah reformasi guru. Dengan demikian, maka seiring

dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembaharuan

kurikulum, sudah tentu sangat menuntut guru untuk mengadakan perubahan-perubahan

terutama dalam penyelenggaraan proses pembelajaran

Berdasarkan permasalahan yang sering dialami para guru dan murid di atas maka

 penulis tertarik menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik 

segi fisik, mental, dan emosionalnya yaitu menggunakan metode Quantum Teaching dalam

rangka meningkatkan keantusiasan dan hasil belajar siswa

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“apakah terdapat pengaruh metode Quantum Teaching  pada siswa kelas II SD Negeri XXX

Kabupaten Kutai Timur pada mata pelajaran bahasa indonesia terhadap hasil belajar?”.

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 4/22

 

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan keantusiasan siswa

dalam belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode pembelajaran Quantum

Teaching pada siswa kelas II SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

a) Memberikan contoh bagi guru sekolah dasar dalam

mengorganisasi pembelajaran berdasarkan jenis sasaran belajar dengan mengutamakan

 pada kebutuhan perkembangan peserta didik.

  b) Menunjukkan komponen-komponen strategi

 pembelajaran yang paling mengoptimalkan perolehan belajar peserta didik.

c) Memfasilitasi peserta didik agar dapat

mengembangkan potensi kecerdasannya secara optimal.

d) Memberikan solusi bagi guru dalam upaya

meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 5/22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Quantum Teaching 

Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan

 pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching. Quantum Teaching sendiri berawal dari

sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan

suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.

Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi DePorter (penulis buku best seller Quantum

 Learning  dan Quantum Teaching ), murid Lozanov, dan Mike Hernacki, mantan guru dan

 penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini

diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune,

 pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.

Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de

Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan

sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis

siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri

84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.

Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum

yaitu:

E = mc2

E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat)

M = Massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)

c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 6/22

Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang

tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada

 peserta didik.

* Arti Quantum Teaching 

Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi

Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan

unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam

kelas.

Dalam Quantum Teaching  bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia

kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran

dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa.

Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang

 baik dalam dan ketika belajar.

Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan

otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California

mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual

yang berbeda.

Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan

 pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak 

ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat

memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan

irama.

Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.

Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas,

orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 7/22

oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan

  bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang

mengikat.

* Prinsip Quantum Teaching 

Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:

1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya

menyampaikan pesan tentang belajar.

2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita

ajarkan.

3. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.

4. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.

5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang

terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata:

 bagus!, baik!, dll.

Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai:

1). TANDUR 

TUMBUHKAN . Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BAgiKU

“ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar 

Dalam metode quantum diterapkan rumus AMBAK yang merupakan singkatan dari :

A : Apa yang dipelajari

Dalam pelajaran menggambar, misalnya, guru hanya menetapkan pelajaran

menggambar, anak didiklah yang menentukan tema gambarnya sesuai minat masing-

masing. Misalnya, mereka dibawa ke sebuah lapangan lalu dibiarkan menggambar hal-

hal yang disukai.

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 8/22

M : Manfaat

Kadang guru lupa menjelaskan manfaat yang dipearoleh dari pelajaran yang

diajarkan. Contohnya, pelajaran tentang fungsi serangga. Walaupun kecil, tanpa

serangga, banyak kehidupan di alam ini bisa berhenti. Intinya guru harus memberi

kemampuan memahami situasi yang sebenarnya (insight ), sehingga murid tertantang

untuk mempelajari semua hal dengan lebih mendalam.

BAK : Bagiku

Manfaat apa yang akan saya dapat di kemudian hari dengan mempelajari ini semua.

Misalnya, pelajaran bahasa Mandarin bagi anak yang hidup di daerah pecinan akan

sangat bermanfaat. Terlebih bila nantinya ia bercita-cita menjadi pelaku bisnis. Namun,

Tidak begitu dengan anak-anak di Bali yang lebih memerlukan pelajaran seni tari dari

 pada bahasa Mandarin. Jadi, quantum lebih menekankan pada pembelajaran yang sarat

makna dan sistem nilai yang bisa dikontribusikan kelak saat anak dewasa nanti.

 ALAMI . Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua

 pelajar 

 NAMAI . Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”

 DEMONSTRASIKAN . Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan

 bahwa mereka tahu”

ULANGI . Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku

tahu dan memang tahu ini”.

 RAYAKAN . Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

keterampilan dan ilmu pengetahuan

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 9/22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Konsepsional

Berdasarkan tinjauan pustaka yang penulis kemukakan maka penulis menjelaskan

 beberapa pengertian, sebagai berikut:

a. Metode Metode Quantum Teaching  adalah suatu metode pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan

TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).

 b. Hasil belajar adalah hasil seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses

 belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai yang diukur 

dengan tes hasil belajar.

Guru yang seorang Quantum Teacher  mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi

yaitu :

a. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup

 b. Berwibawa : menggerakkan orang

c. Positif : melihat peluang dalam setiap saat

d. Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik 

e. Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan

f. Luwes : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil

g. Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan

nilai-nilai inti

h. Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur 

i. Tulus : memiliki niat dan motivasi positif  

 j. Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 10/22

k. Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup

 peserta didik dan peduli akan diri peserta didik 

l. Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan peserta didik 

m. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas

hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik 

mungkin

B. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang permasalahan yang akan

diteliti, maka penulis perlu merumuskan secara operasional, yakni sebagai berikut:

(1) Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang

wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang

diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar Bahasa Indonesia.

(2) Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif,

 baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Pada semester II bulan April di kelas II SD dengan jumlah

siswa 69 orang di SD Negeri XXX Kabupaten Kutai Timur.

D. Teknik Pengumpulan Data.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis

 penelitian eksperimen.Sampel diambil dua kelas dari kelas II, dengan jumlah masing- masing

siswa IIA 35 siswa dan IIB 34 siswa.

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 11/22

Data dikumpulkan dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas

yang diajar dengan metode yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Data diperoleh

dengan cara memberikan tes akhir, tes diberikan dengan bentuk essay.

Kelas eksperimen adalah kelas yang diajar dengan metode Quantum Teaching . Data

diperoleh dengan cara memberikan tes akhir, tes diberikan dengan bentuk essay. Soal tes

untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah soal yang sama.

Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran :

Tumbuhkan Tanya jawab eksplorasi pengalaman siswa, menceritakan kembali dongengyang telah di bacakan, menceritakan pengalaman pergi ke taman safari atau

kebun binatang,menetapkan topik, dan tujuan yang akan dicapai

Alami: Mengamati gambar hewan-hewan di sekitar kita dan menceritakan bentuk,

sifat atau ciri-ciri hewan tersebut

Membaca teks pendek tentang ”Pergi ke taman safari” yang dilanjutkan

dengan tanya jawab sesuai isi teks.

  Namai Menyimak penjelasan guru bahwa Taman safari hampir sama dengan

kebun binatang, bedanya binatang-binatang di sana di biarkan bebas.

Mengidentifikasi jenis-jenis hewan yang berada di Taman Safari.

Demonstrasi Mengamati dan menyusun gambar-gambar dongeng dan menceritakan

kembali sesuai dengan jalan cerita yang telah di sampaikan

Mengidentifikasi hewan-hewan yang ada di dalam taman safari

Berlatih mencocokan nama dengan gambar hewan berdasarkan alat peraga

yang tersedia.

Ulangi Dalam kelompok bersama-sama menemukan jawaban soal dari dongeng

yang di bacakan .

Menulis kembali lagu pilihan kelompok masing-masing dengan tulisan

tegak bersambung.

Rayakan Bernyanyi dan menari bersama ”Anak Gembala” dan “Dengar Katak 

Bernyanyi”

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 12/22

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif 

Statistik deskriptif yaitu data mengenai frekuensi, persentase, rata-rata, standar 

deviasi, skor terendah dan skor tertinggi. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan distribusi

skor dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat.

2. Statistik Inferensial 

Statistik Inferensial berupa:

a. Uji Homogenitas

Penelitian ini menggunakan dua sampel sehingga harus diuji homogenitas kedua

sampel tersebut. Pengujian homogenitas ini menggunakan rumus uji F yaitu dengan

membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil. Rumus uji F adalah sebagai

 berikut:

F =kecil 

besar 

V (Riduwan, 2006: 186)

Keterangan:

besar V  =Varians terbesar 

kecil V  = Varians terkecil

Sebelum menghitung homogenitas maka harus di cari terlebih dahulu varians dari

masing-masing kelas, yaitu dengan menggunakan rumus:

S =

22

1    

  

 −

ΣΧn

(Riduwan, 2006: 150)

 b. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini menggunakan rumus uji chi kuadrat.

3. Pengujian Hipotesis

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 13/22

Uji statistik parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji statistik –t

atau uji t (t-tes). Uji t (t-test ) yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t ( t-test ) dua

sampel. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata ( x ) nilai siswa untuk masing-masing kelas eksperimen

dan kelas kontrol, dengan menggunakan rumus:

   x = (Riduwan, 2006: 102)

Keterangan:

   x = mean

  iΣΧ = jumlah tiap data

n = jumlah data (jumlah siswa)

2. Menghitung thitung dengan rumus:

thitung=

21

21

 x xS 

 x xt 

−=  

2121

21 11.

221nnnn

SS SS S 

 x x+

−+

+=−

Keterangan:

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

1 x = rata-rata siswa kelas eksperimen

2 x = rata-rata siswa kelas kontrol

3. Menentukan taraf signifikansi, kemudian melihat harga ttabel

4. Menentukan kriteria pengujian

5. Membandingkan antara thitung dengan ttabel

6. Hipotesis

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 14/22

Berdasarkan paparan teori-teori di atas, dapat diambil suatu hipotesis bahwa terdapat

Pengaruh antara hasil belajar siswa terhadap penerapan metode Quantum Teaching  dalam

 pembelajaran Bahasa Indonesia.

BAB IV

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 15/22

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Analisis Deskriptif 

1) Pembelajaran melalui metode Quantum teaching 

Dari analisis deskriptif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia yang diajar melalui

metode Quantum teaching   pada siswa kelas II SD Negeri XXX memperoleh nilai

maksimum 85,75 dan nilai minimum 47,25, rata-rata nilai 74,65.

2) Pembelajaran tanpa melalui metode Quantum teaching 

Dari analisis deskriptif terhadap hasil belajar bahasa Indonnesia yang diajar tanpa melalui

metode Quantum teaching    pada siswa kelas II SD Negeri XXX, diperoleh nilai

maksimum 75,00 dan nilai minimum 35,50 rata-rata nilai total 68,65

b. Analisis Inferensial

Sebelum pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengujian

normalitas data dan homogenitas varians untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal

dan variansnya homogen.

• Pengujian Normalitas

Untuk pengujian normalitas data, telah ditetapkan kriteria pengujian bahwa data

dikatakan berdistribusi normal jika2

hitung  χ  lebih kecil daripada2

ttabel  χ  pada taraf nyata

05,0=α   dengan dk = K – 3.

1) Pembelajaran melalui metode Quantum Teaching (Kelas Eksperimen)

Berdasarkan hasil pengujian data pembelajaran melalui metode Quantum Teaching 

diperoleh nilai 64,32 =hitung  χ  dan 81,72 =tabel 

 χ  ternyata 64,32 =hitung  χ  < 81,72 =tabel 

 χ   

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 16/22

maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar 

melalui metode Quantum Teaching dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Pembelajaran tanpa melalui metode Quantum Teaching  (Kelas kontrol)

Berdasarkan hasil pengujian data pembelajaran tanpa melalui metode Quantum

Teaching  diperoleh nilai 51,22 =hitung  χ  dan 81,72 =tabel 

 χ  ternyata 51,22 =hitung  χ  <

81,72 =tabel 

 χ  maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang

diajar tanpa melalui metode metode Quantum Teaching     berasal dari populasi yng

 berdistribusi normal.

• Pengujian Homogenitas Varians

Berdasarkan hasil pengujian normalitas populasi ternyata kedua kelas perlakukan

mempunyai data yang normal, maka dilanjutkan uji homogenitas varians populasi.

Dari hasil perhitungan uji homogenitas varians populasi diperoleh nilai Fhitung = 1,08

sedangkan nilai Ftabel = 1,69; karena Fhitung = 1,08 < Ftabel = 1,69, maka hasil belajar Bahasa

Indonesia kedua kelas baik kelas eksperimen (kelas yang diajar melalui metode Quantum

teaching ) maupun kelas kontrol (kelas yang diajar tanpa melalui metode Quantum teaching )

 berasal dari populasi yang mempunyai varians homogen.

• Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah

dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 4,24 sedang nilai t(0,95,69) = ttabel = 1,68 pada taraf nyata

05,0=α   . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa

hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching  lebih

meningkat daripada hasil belajar Bahasa indonesia siswa yang diajar tanpa menggunakan

metode Quantum teaching

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 17/22

Keterangan:

X1 : Jumlah nilai hasil belajar siswa

sampel kelas IIA (Eksperimen)

X2 : Jumlah nilai hasil belajar siswa

sampel kelas IIB (Kontrol)

28,1281 =∑ X  40,982 =∑ X  

2

1)( X  ∑ = 475,22 34,289)(2

2 =∑ X 

• Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah

dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 3,83 sedang nilai ttabel = 1,67 pada taraf nyata

05,0=α   . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa

hasil belajar Bahasa indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching  lebih

meningkat daripada hasil belajar siswa yang diajar tanpa melalui metode Quantum teaching 

Menghitung rata-rata ( x ) nilai siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

1

1

1n

 X  X 

∑=

2

22

n

 X   X  

∑=

=35

28,128=

34

40,98

= 3.66 = 2.89

n

 X   X  SS 

2

12

11

)()(

∑−∑=

=35

)28.128(22.475

2

= 5.056

n

 X   X  SS 

222

22)()( ∑−∑=

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 18/22

=34

)40.98(34.289

2

= 4.56

Mencari simpangan baku:

2121

21 11.

221nnnn

SS SS S 

 x x+

−+

+=−

=34

1

35

1.

23435

56.4056.5+

−+

+

= 0.201

21

21

 x xS 

 x xt 

−=

201,0

89,266,3 −=t 

830,3=t 

Adapun derajat kebebasan (Degree of freedom) ditentukan oleh:

df = n1 + n2-2

df = 35+ 34 – 2

df = 67

Dari tabel distribusi t dengan derajat kebebasan (df) = 67 pada level signifikan 0,05

diperoleh nilai ttabel = 1,67. sementara nilai thitung 3,83

Data Kls IIA (eksperimen) KelasIIB (kelas kontrol) Ket

 Nilai Pretest

(xa)

 Nilai Postest

(x b)

 Nilai Pretest

(xa)

 Nilai Postest

(x b)

Jumlah Nilai 146.54 274.82 122.25 220.65 n1 = 35

n2 = 34(x b-xa) X1 = 128.28 X2 = 98.40t hitung 3,83

t tabel 1.67

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 19/22

Kriteria pengujian: hiptesis nol (Ho) ditolak jika thitung ≥ ttabel dan hipotesis nol (Ho)

diterima jika thitung < ttabel. Karena thitung (3,83) > ttabel (1,66) maka hipotesis nol (Ho) ditolak 

sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian uji coba pengembangan model quantum

teaching, telah terbukti bahwa model pembelajaran tersebut telah mampu menstimulasi

 perkembangan kognitif peserta didik dan keingintahuan siswa bertambah, hal ini dapat dilihat

dari siswa yang mulai aktif menjawab, bertanya dan menggali jawaban maupun persoalan

yang diberikan.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji – t dua pihak. Setelah

dilakukan perhitungan diperoleh thitung = 3,83 sedang nilai ttabel = 1,67 pada taraf nyata

05,0=α   . Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang diajukan memperlihatkan bahwa

hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode Quantum teaching  lebih

meningkat daripada hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar tanpa menggunakan

metode Quantum teaching  

Metode Quantum teaching  merupakan metode pembelajaran yang aspek kognitif,

  pisikomotorik, dan afektif siswa di aplikasikan secara maksimal, dengan menekankan

  pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan

Rayakan).

Selama proses pembelajaran berlangsung terlihat jelas siswa semakin aktif dalam

 bertanya dan belajar. Menurut Howard Gardner, kecerdasan merupakan kemampuan untuk 

menyelasaikan suatu masalah atau menciptakan produk yang berharga atau bernilai dalam

satu atau lebih latar belakang budaya. Menurutnya setiap anak memiliki kecerdasan majemuk 

(multiple intellegence). Oleh karena itu, bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar,

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 20/22

yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan.

Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, guru selayaknya dengan

 jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Menurut Gadner delapan kecerdasan yang

dimiliki oleh anak, yaitu meliputi (kecerdasan linguistik),   Logic Smart (kecerdasan logika

matematika),  Body Smart (kecerdasan fisik),  Picture Smart (kecerdasan visual spasial), Self 

Smart  (kecerdasan intrapersonal),   people Smart  (kecerdasan interpesonal), Music smart 

(kecerdasan musikal), dan  Nature Smart  (kecerdasan natural). Dengan metode quantum

teaching  siswa sejak dini diharapkan dapat menemukan kecerdasan yang ada di dalam

dirinya, dengan bantuan dan arahan dari guru, sehingga selama proses pembelajaran

kecerdasannya tersebut dapat tergali dan terasah secara optimal

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan hasil penelitian yang diuraikan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar antara siswa yang diajar melalui metode quantum teaching dengan siswa yang

diajar tanpa melalui metode quantum teaching  pada siswa kelas II SD Negeri XXX tahun

  pelajaran 2007/2008. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar melalui metode

quantum teaching  lebih meningkat dengan rata-rata 74,65. sedangkan skor rata-rata siswa

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 21/22

yang diajar tanpa melalui metode inkuiri dengan pendekatan konstruktivisme adalah 68,65.

Dengan demikian pembelajaran melalui metode quantum teaching  merupakan salah satu

alternatif yang dapat dipilih guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas agar hasil

 belajar bahasa Indonesia siswa meningkat.

B. Saran

Implementasi model pembelajaran tematik dengan rancangan skenario quantum

teaching ini memerlukan adanya dedikasi yang tinggi dari pihak guru. Selain itu, yang tidak 

kalah pentingnya dalam melaksanakan model pembelajaran ini yaitu sangat membutuhkan

adanya kreativitas guru. Kreativitas guru yang diperlukan, di antaranya:

(a) kreatif dalam memilih tema dan topik yang harus dikaitkan dengan kebutuhan

  perkembangan dan minat peserta didik, dalam hal ini terkait dengan kreatif dalam

memilih bahan ajar yang relevan dengan tema dan topik tersebut,

(b) kreatif dalam membuat variasi keterpaduan baik intra maupun antarbidang studi,

(c) kreatif dalam mengelola kelas, dan

(d) kreativitas dalam menciptakan aktivitas belajar yang bermakna sehingga dapat

menumbuhkembangkan kecerdasan majemuk peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. 2002. Setiap Anak Cerdas! Panduan Membantu Anak Belajar dengan

Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Brief. A. Forum. 1999. Contextually Based Learning : Fad or Proven Practice 

(Online). Tersedia : http://www. aypf. org/forumbrief/1999/fbo70999.htm

Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles : An Interactive Aproach to

Burden, Paul R & Byrd, David M. 1999. Methods for Effective Teaching . Boston

DePoter, B. 1999. Quantum Taeching. Bandung : KAIFA

Depdikbud. 1984. Cara Belajar Siswa Aktif: Konsep Dasar. Jakarta : Depdikbud

 

5/13/2018 8. PTK_BIND_SD II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/8-ptkbindsd-ii 22/22

Depdiknas. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan

 Pendidikan Berbasis Luas Broad Based Education (BBE). Jakarta : Depdiknas

Depdiknas, dan Dikti. 2002. Standar Kompetensi Guru Kelas SD-MI: Program Pendidikan

 D-II PGSD. Jakarta : Depdiknas

Dunkin, M.J., Biddle, B.J. 1974. The Study of Teaching . New York : Holt. Rinehart and

Winston.

 

http://mirifica.net/wmview.php?ArtlD-2464. (5 Januari 2006)

Purwanto, M. Ngalim. 1984)\.  Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :

Remaja Rosdakarya

 

Tim Bina Karya Guru. 2006.  Bina Bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas II Semester II .

Jakarta : Erlangga