BAB | II LANDASAN TEORI II 1 BAB II LANDASAN TEORI Konsep ...
BAB II LANDASAN TEORIrepository.ittelkom-pwt.ac.id/6351/1/BAB II.pdf · 2021. 8. 13. · Prodi D3TT...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORIrepository.ittelkom-pwt.ac.id/6351/1/BAB II.pdf · 2021. 8. 13. · Prodi D3TT...
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
8
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DRIVE TEST
Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi jaringan
radio. Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan secara real di
lapangan. Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual Radio Frequency
(RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam lingkup base station
sub-system (BSS) yang dilakukan dengan mobil sehingga pengukuran dilakukan
bergerak. Perjalananpun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset dan software
drive test, seperti Agilent, Nemo (Nokia), TEMS (Ericsson), dan Rohde & Schwarz.
Selain tujuan umum diatas, dalam proses drive test dapat bertujuan khusus untuk
optimasi suatu jaringan seperti berikut :
a).Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah sesuai dengan
prediksi Coverage pada saat Planning
b).Untuk mengetahui parameter jaringan di lapangan,apakah sudah sesuai dengan
parameter Planning dan Optimasi
c).Untuk mengetahui Performansi jaringan setelah di lakukan perubahan seperti
penambahan atau pengurangan TRX
d).Untuk mengetahui adanya Interferensi dari sel-sel tetangga
e).Untuk mencari adanya Poor Coverage atau daerah yang memiliki daya terima
sinyal yang rendah
f).Untuk mencari RF issue yang berkaitan adanya Drop Call atau Block Call
g).Untuk mengetahui Performansi jaringan operator lain atau Benchmarking
Perlengkapan Drive Test
Proses drive test membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung dalam
pengukuran. Dalam modul ini drive test dilakukan menggunakan software TEMS dan
adapun perlengkapan lengkapnya sebagai berikut:
a. Laptop
Laptop digunakan sebagai alat monitoring parameter hasil drive test secara visual.
Laptop yang dilengkapi dengan software TEMS Investigation untuk mengambil dan
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
9
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
mengolah data. Spesifikasi Laptop untuk drive test harus memiliki memori RAM
lebih dari 1GB.
b. Perangkat Lunak TEMS
Software TEMS yang digunakan untuk drive test di luar ruangan adalah software
TEMS Investigation.
c. Dongle HASP4
Dongle HASP4 adalah gabungan proteksi antara hardware key (dongle) dan software
yang biasanya sudah terintegrasi dengan aplikasi. Software yang terintegrasi dengan
TEMS Investigation secara periodik akan memeriksa apakah hardware key tersebut
valid atau tidak, jika tidak valid software tidak akan berjalan sempurna. Tujuan dari
dongle adalah menggantikan serial number dan hanya komputer yang terpasang
dongle yang bisa menggunakan aplikasi tersebut.
d. Handphone TEMS
Ada berbagai jenis Handphone yang support pada Tems investigation diantaranya
adalah Sony Ericsson K800i, T610, dan W995i. Handphone sebagai terminal untuk
panggilan, upload dan download data maupun video call. Dan untuk mengukur
kekuatan sinyal yang diterima oleh pelanggan. Selain itu perlu juga disiapkan sim
card dari operator yang akan diukur.
e. Kabel Data
Kabel data untuk menghubungkan antara komputer dan handphone. Kabel data yang
digunakan antara lain USB, Serial.
f. Global Positioning System (GPS)
Sebuah sistem yang dapat menunjukkan posisi benda di permukaan bumi secara
cepat, di semua tempat, pada semua kondisi dan pada setiap waktu. GPS ini
digunakan untuk tracking rute pengukuran sehingga akan diketahui posisi
pengambilan data sepanjang pengukuran drive test.
g. Aksesoris
Perangkat yang mendukung dalam pengukuran menggunakan TEMS, seperti USB
Hub, Inverter, dan Charger handphone.
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
10
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Jenis – Jenis Pengukuran Drive Test
Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi menjadi mode pengukuran dan cara
pengambilan data. Pada mode pengukuran drive test ada tiga jenis, yaitu :
a. Drive Test Idle Mode
Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak melakukan
telepon/sms). Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk mengetahui kekuatan sinyal
suatu area yang terindikasi sinyal lemah/no service.
b. Drive Test Dedicated Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal (long Call/Short Call
ke destination number tertentu). Untuk mengukur dan mengidentifikasi kualitas
voice dan data.
c. Drivetest QoS Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal dengan metode call set
up dan call end dengan formula waktu / command squence tertentu. Sedangkan untuk
cara pengambilan data secara drive test dibagi menjadi empat proses, antara lain :
a. Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untuk memverifikasi setiap
site bagus atau tidak.
b. Single Site Optimization (SSO), merupakan drive test yang berfokus pada satu site
tertentu untuk memverifikasi sebuah site tertentu baik atau tidak.
c. Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau daerah
yang terdiri dari beberapa site namun hanya untuk satu operator seluler.
d. Benchmark, merupakan drive test yang membandingkan beberapa operator dalam
suatu kawasan (cluster) atau suatu daerah
e. Optimasi, merupakan bagian analisa gangguan atau kurangnya service quality pada
site yang sudah jadi.
3.Parameter Drive Test
Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator tidak hanya berdampak pada
peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan gagal.
Kegagalan panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen dalam
ponselnya yang bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar coverage
BTS sehingga saat handover, ponsel tidak tercover oleh BTS lain atau pelanggan
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
11
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
berada pada daerah blankspot. Ketiga, jaringan operator seluler yang memang sedang
padat.
Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian
komponen, sementara yang faktor kedua tidak bisa berbuat banyak selain menunggu
ponsel mendapatkan sinyal kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan
penggantian simcard operator lain. Pada faktor harus dikembalikan ke operator yang
bersangkutan, apakah jaringan yang mereka pasang sudah baik, sehingga bisa
mengcover seluruh cluster. Panggilan gagal seringkali terjadi di daerah perkotaan
(traffic jump) dan pegunungan (overlap). karena itu dilakukan proses drive test
sebagai bagian dari optimasi jaringan untuk mengetahui parameter-parameter yang
terukur agar dapat dievaluasi sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk menjamin
kualitas layanan yang lebih baik lagi.
Drive Test 2G (GSM)
Parameter untuk drive test GSM ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi kualitas jaringan.
Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :
a. Broadcast Control Channel (BCCH),merupakan frekuensi carrier yang digunakan
pada saat downlink untuk mentransmisikan sistem informasi. Frekuensi carrier yang
digunakan oleh BTS 2G yaitu GSM900: 890-915 MHz dan DCS1800: 1805-1880
MHz
b. Absolute Radio Frequency Channel (ARFC), merupakan konversi dari BCCH
yang bernilai MHz diubah menjadi channel number.
c. Cell Global Identity (CGI), merupakan sebuah identitas (ID) yang unik dari cell-
cell dalam suatu jaringan komunikasi seluler untuk mengenali posisi user
berdasarkan sel. Format penamaan CGI, yang terdiri dari :
· MCC (Mobile Country Code) adalah identifikasi suatu negara dengan
menggunakan 3 digit. Untuk Indonesia, digit MCC-nya adalah 510.
· MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang digunakan untuk
mengidentifikasikan sebuah mobile network atau PLMN. Kombinasi antara MCC
dan MNC akan selalu menghasilkan sebuah kode yang unik di seluruh dunia.
· LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan untuk menunujukan
kumpulan beberapa sel. Dalam sebuah PLMN yang sama, tidak boleh digunakan 1
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
12
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
LAC yang sama untuk 2 group cell yang berbeda. Sebuah LAC dapat digunakan
dalam 2 (atau lebih) BSC yang berbeda, asalkan masih dalam 1 MSC yang sama.
Informasi lokasi LAC terakhir dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan
akan diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan LAC yang
berbeda.
· CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah sel dalam jaringan komunikasi seluler.
Dalam sebuah PLMN, CI yang sama dapat digunakan untuk 2 (atau lebih) sel yang
berbeda, asalkan dalam LAC yang berbeda.
d. Base Station Identity Code (BSIC), membedakan BTS berdekatan yang
mempunyai BCCH dan ARFC yang sama.
Sedangkan untuk kulitas jaringan GSM, memiliki parameter diantaranya sebagai
berikut :
a) RxLev (Reception Level)
level daya yang diterima oleh MS (Mobile Station) dalam satuan –dBm dimana
semakil kecil nilai –dBm-nya maka level daya yang terima semakin lemah.
b) RxQual (Reception Quality)
Tingkat kualitas sinyal yang diterima MS dengan rentang nilai dari 0 sampai 7
dimana semakin besar nilai RxQual maka semakin poor kualitas sinyalnya.
c) Speech Quality Indicator (SQI)
Tingkat kualitas suara pada saat melakukan panggilan yang memiliki rentang nilai
antara -20 sampai dengan 30 dimana semakin besar nilai SQI semakin baik.
d) Call Setup Success Ratio (CSSR)
Standarisasi presentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan kanal suara
yang sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut, maka
ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara. Standard CSSR
ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor : 12/Per/M.Kominfo/04/ 2008
bahwa presentase CSSR harus ≥ 90% .
e) Call Completion Success Ratio (CCSR)
Presentase tingkat keberhasilan hubungan sampai berakhir tanpa terjadi drop call.
biasanya dari operator ditentukan nilai standarnya agar mencapai > 98%.
f) Drop Call Ratio (DCR)
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
13
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Dropped Call Ratio adalah presentase banyaknya panggilan yang jatuh atau putus
setelah kanal pembicaraan digunakan. Dropped call dapat disebabkan beberapa hal,
antara lain:
· Rugi-rugi frekuensi radio
· Co-Channel interferensi dan Adjacent interferensi
· Kegagalan proses handover
Standard DCR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor : 12/
Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase DCR harus ≤ 5%.
g) Blocked Call Ratio (BCR)
Presentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena keterbatasan kanal
h) Call Setup Time (CST)
Waktu yang diperlukan untuk melakukan panggilan dalam satuan detik (s).
Drive Test 3G (WCDMA/UMTS)
Sama halnya pada GSM, parameter untuk drive test 3G juga dikelompokkan
menjadi dua yaitu parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk
verifikasi kualitas jaringan. Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :
a. Cell ID, merupakan nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap
BTS atau sektor dari BTS dalam kode area Lokasi (LAC). Pada umumnya digit
terakhir dari Cell ID merupakan Sektor ID sel. Nilai 0 digunakan untuk antena
Omnidirectional. Nilai 1,2,3 digunakan untuk mengidentifikasi sektor antena
trisector atau bisektris. Misalnya sektor 1 BTS maka digit terakhir sel id-nya 1, dan
seterusnya.
b. Universal Absolute Radio Frequency Channel Number (UARFCN), merupakan
nomor kanal yang mewakili carrier UMTS sebesar 5 MHz. Nomor kanal UARFCN
dihitung sesuai dengan frekuensi yang digunakan dikalikan 5. Misalnya jika
frekuensi 2132,8 MHz maka UARFCN = 2132,8 MHz * 5 = 10.664.
c. Scrambling Code (SC), merupakan kode yang membedakan antar sektor BTS atau
sel digunakan untuk membedakan user yang satu dengan user yang lainnya.
Sedangkan parameter kualitas jaringan pada WCDMA, antara lain :
a. RSCP (Receive Signal Code Power)
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
14
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Tingkat kekuatan sinyal di jaringan 3G yang diterima ponsel sama halnya dengan
RxLev pada GSM dengan satuan -dBm.
b. Ec/No (Energy Carrier per Noise)
Perbandingan (ratio) antara kekuatan sinyal (signal strength) dengan kekuatan derau
(noise level) atau SNR (Signal/Noise Ratio) yang dipakai untuk menunjukkan
kualitas jalur (medium) koneksi. Fungsinya sama dengan RxQual di jaringan 2G.
c. CSSR (Call Setup Success Ratio)
d. CCSR (Call Completion Success Ratio)
e. DCR (Drop Call Ratio)
f. BCR (Blocked Call Ratio)
Untuk CSSR, CCSR, DCR, BCR dalam parameter kualitas jaringan 3G sama dengan
parameter kualitas jaringan 2G/GSM.
Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan
dari suatu sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS tanpa adanya
pemutusan hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal secara otomatis yang
dilakukan oleh sistem. Tujuan dari handover adalah untuk menjaga kualitas
panggilan, menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam proses perpindahan
layanan, melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan interferensi yang besar,
dan untuk memperjelas batas antar daerah pelayanan MS.
Proses handover dipengaruhi oleh faktor level daya sinyal terima, kualitas sinyal
terima, power budenganet sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS (Timing
Advanced) yang masing-masing mempunyai nilai ambang batas sehingga ketika nilai
ambang batas tersebut sudah dilewati handover harus dilakukan untuk menjaga suatu
panggilan agar tidak terputus. Proses handover tidak selalu berjalan lancar, walaupun
nilai ambang batas sudah dilewati namun tetap tidak mau melakukan handover. Hal
tersebut dikarenakan beberapa faktor sehingga menyebabkan kegagalan handover
(failure). Kegagalan handover belum tentu menyebabkan suatu panggilan terputus,
bisa juga mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi jelek. Panggilan
terputus atau drop call merupakan akibat yang paling buruk jika handover tidak dapat
dilakukan sehingga akan mengurangi kualitas jaringannya. Pengambilan keputusan
dari handover ditentukan oleh jenis handover-nya. Pada teknologi 2G/GSM dan
3G/UMTS memiliki perbedaan dalam jenis handover yang digunakan yaitu :
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
15
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
a) Hard Handover
Hard handover adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber dilepaskan dan
setelah itu baru menyambung dengan sel tujuan. Sehingga koneksi dengan sel sumber
terputus sebelum menyambung dengan sel target – untuk alasan tersebut hard
handover juga dikenal dengan sebutan “break-before-make”. Hard handover
dimaksudkan untuk meminimalkan gangguan panggilan secara instan. Suatu hard
handover dilakukan oleh jaringan selama panggilan berlangsung. Jenis ini digunakan
dalam teknologi 2G/GSM.
b) Soft Handover
Soft handover adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber tetap tersambung
dengan user sementara secara paralel juga menghubungi kanal pada sel target. Pada
kasus ini, sambungan ke target harus berhasil dahulu sebelum memutus sambungan
dengan sel sumber, karena itulah soft handover juga disebut “make-before-break”.
Interval selama terjadinya dua sambungan dilakukan secara paralel bisa saja singkat
maupun substansial (tergantung kondisi yang memungkinkan). Karena alasan inilah
soft handover dapat dilakukan dengan koneksi lebih dari satu sel, misalnya koneksi
dengan tiga sel, empat atau lebih, semua dapat dilakukan oleh telepon dalam satu
waktu. Ketika panggilan dalam keadaan soft handover, sinyal yang terbaik dari
semua penggunaan kanal dapat dimanfaatkan untuk panggilan pada saat itu atau
semua sinyal dikombinasikan agar dapat menghasilkan duplikat sinyal yang lebih
baik. Kemudian yang lebih menguntungkan adalah, ketika kedua performa
dikombinasikan pada downlink (forward link) dan uplink (reverse link) maka
handover tersebut menjadi lebih halus (softer). Softer handover dapat dilakukan
apabila sel yang mengalami handover berada dalam satu situs sel. Jenis Handover
ini digunakan dalam teknologi 3G/UMTS.
Drive Test merupakan salah satu cara untuk mengukur/mengetahui, atau
suatu proses pengukuran sistem komunikasi untuk mengumpulkan suatu informasi
yang realtime tentang kualitas sinyal BTS, dari arah pemancar/BTS ke Handphone
(MS) atau sebaliknya dengan menggunakan handphone yang sudah mempunyai
fitur khusus untuk pengukuran ini. Proses Drive Test ini di lakukan secara bergerak
(mobile) dengan berkendara. atau lebih mudahnya drive test merupakan proses
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
16
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
pengukuran kondisi suatu jaringan operator telekomunikasi sehingga hasilnya bisa
di ketahui kualitas dari jaringan tersebut. Berikut tentang tujuan dari drive test.
a. Mengetahui kondisi di lapangan tentang parameter parameter yang menyangkut
jaringan tersebut apakah sesuai dengan planning yang sebelumnya sudah di
rencanakan.
b. Mengetahui performance dari jaringan tersebut.
c. Mengetahui apakah adanya faktor lain (interfernsi lain) yang sehingga
mempengaruhi jaringan tersebut.
d. Mengukur kualitas sinyal.
e. Mengetahui kondisi / performance dari jaringan tetangga/rival/provider lain. [1]
Drive Test adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengamati dan
melakukan optimasi agar dihasilkan kriteria performansi jaringan. Yang diamati
biasanya kuat daya pancar dan daya terima, tingkat kegagalan akses (originating
dan terminating), tingkat panggilan yang gagal (drop call) serta FER. Drive Test di
sini di amati dari sisi penerima (MS) dan dilakukan dengan menggunakan software
yang terintegrasi dengan laptop, pada prinsipnya sama dengan alat drive test lain
yaitu terhubung dengan handphone dan GPS (Global Positioning Satellite) yang
digunakan untuk membantu menentukan letak dan koordinat posisi MS atau
handphone yang digunakan pada saat bergerak. [5]
Prosedur optimasi sendiri dibagi dalam tiga tingkata, yaitu single cell
function test, cluster optimization dan system optimization.
1. Single cell function test
Dilakukan untuk menguji secara individu BTS.
2. Cluster optimization
Dilakukan untuk mneguji beberapa BTS dalam satu cluster, menguji hubungan
dan performansi antar BTS.
3. System optimization
Dilakukan untuk menguji perfomansi jaringan yang lebih luas.
Drive Test dilakukan pada beberapa kondisi :
1. Drive Test awal yag dilaksanakan ketika suatu BTS telah selesai di-instal untuk
mengetahui data awal suatu BTS juga menunjukkan tingkat kelayakan suatu
jaringan.
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
17
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
2. Drive Test maintaining dalam rangka memonitoring performansi BTS sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
3. Dilaksanakan dalam keadaan yang sangat diperlukan, yaitu jika ada keluhan
dari pelanggan ataupun terdapat penurunan performansi BTS yang dilihat dari
laporan harian.
Hasil pengukuran drive test bisa dilihat dalam bentuk peta, dimana pada peta
tersebut diperlihatkan plot-plot jalur yang ditelusuri saat drive test. Sehingga dari
indikasi warna pada peta tersebut dapat diketahui daerah yang mengalami masalah.
Data-data yang bisa didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui informasi tentang BTS mana yang menangani MS, diketahui dari
pilot sektor BTS mana yang meng-handle.
2. Memuat informasi tentang site yang menangani MS dan site disekitarnya yang
memiliki sinyal pilot terkuat yang memungkinkan untuk handoff.
3. Mengamati level sinyal (Rx_lev), kualitas sinyal (Ec/Io), jarak antena BTS dan
MS ketika pengukuran dilakukan, Tx power, Forward/Reverse FER dalam %,
kualitas call, persentase panggilan yang drop, active set, candidate set, finger
information, jumlah call yang dihubungi, persentase call yang gagal, dan total
call.
Gambar 2.1 Teknologi drive test 4G LTE. [3]
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
18
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
B. PARAMETER PADA DRIVE TEST
SSO (Single Site Optimization) merupakan suatu metode pengembangan
jaringan seluler yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi sebuah site, berfokus
pada satu site dalam suatu network. Metode SSO ini diperlukan untuk
mengadaptasikan sebuah site baru terhadap site-site tetangga ataupun sebaliknya
yang menjadi satu kesatuan sistem yang membentuk sebuah network baru.
Single Site Verification (SSV) Merupakan salah satu tahapan yang harus
dilewati sebelum satu site bisa digunakan. SSV perlu dilakukan untuk mengetes
apakah fungsi layanan seperti akses data atau panggilan bisa berjalan dengan baik
dan memastikan bahwa suatu site berada pada kondisi normal untuk dioptimalkan.
Perbedaan antara Single Site Optimization (SSO) dan Single Site Verification
(SSV) yaitu SSV membutuhkan satu tahapan yang harus dilewati sebelum satu site
bisa digunakan. SSV perlu dilakukan untuk mengetes apakah fungsi layanan seperti
akses data atau panggilan bisa berjalan dengan baik dan memastikan bahwa suatu
site berada pada kondisi normal untuk dioptimalkan. Sedangkan SSO akan berfokus
melakukan pengecekan pada satu cluster site untuk memastikan apakaj site tersebut
perlu dilakukan optimasi atau tidak.
C. TEKNOLOGI JARINGAN SELULER
TEKNOLOGI 1G
Jaringan 1G pertamakali ditemukan di tahun 1980 ketika AMPS di Amerika
bekerjasama dengan TACS dan NMT di Eropa membuat terobosan di teknologi
jaringan. Yang harus anda ketahui adalah bahwa ini adalah standar baru dari
teknologi jaringan. zaman dimana campur tangan manusia sudah tidak terlalu
dibutuhkan semuanya benar benar sudah otomatis dan dengan bentuk yang kecil
tentunya. karena ini adalah ponsel generasi pertama mereka membuat nya sangat
antusias mereka membuat ponsel yang kuat dan handal yang akhirnya tersebar ke
seluruh belahan dunia. Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone
yang menggunakan sistem analog. Generasi pertama ini menggunakan teknik
komunikasi yang disebut Frequency Division Multiple Access (FDMA). Teknik ini
memungkinkan untuk mengalokasikan frekuensi pada suatu sel untuk digunakan
masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
19
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri. Yang termasuk teknologi 1G
yakni : AMPS (Advanced Mobile Phone Service) atau IS-136, NMT ( Nordic
Mobile Telephony), HICAP, TACS, C 450, C-Netz, Mobitex, DataTAC.
Kemampuan teknologi 1G ini hanya dapat bisa melayani komunikasi voice saja
tidak dapat melayani komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan besar.
Kelemahan teknologi 1G yaitu Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama
menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil,
jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan
spektrum frekuensi yang boros karena satu pengguna menggunakan satu buah kanal
frekuensi. Derau intemodulasi (suara tidak jernih).
TEKNOLOGI 2G
Pada awal tahun 90-an untuk pertama kalinya muncul teknologi jaringan seluler
digital yang hampir bisa dipastikan memiliki banyak kelebihan dibandingkan
dengan teknologi jaringan analog (1G) seperti suara lebih jernih, keamanan lebih
terjaga dan kapasitas yang lebih besar.GSM muncul terlebih dahulu di Eropa
sementara Amerika mengandalkan D-AMPS dan Quallcomm CDMA pertama
mereka.Kedua sistem ini (GSM dan CDMA) mewakili generasi ke dua (2G) dari
teknologi jaringan nirkabel dan juga kenyataan bahwa generasi Pertama mulai
menghilang satu dekade yang lalu sehingga harus ada generasi yang baru. Generasi
kedua memiliki memiliki fitur CSD sehingga transfer data lebih cepat. sekitar
14.4KBPS. Anda juga dapat mengirimkan pesan teksakan tetapi Fitur CSD ini akan
menghabiskan biaya yang besar karena jika anda ingin terhubung ke internet anda
harus menggunakan dial-up yang dihitung permenit.
Time Division Multiple Access (TDMA)
Cara kerja teknologi ini adalah dengan membagi alokasi frekuensiradio berdasarkan
satuan waktu. Teknologi TDMA dapat melayani tiga sesi peneleponan sekaligus
dengan melakukan pengulangan pada irisan-irisan satuan waktu dalam satu channel
radio. Jadi, sebuah channel frekuensi dapat melayani tiga sesi peneleponan pada
jeda waktu yang berbeda, tetapi tetap berpola dan berkesinambungan. Dengan
merangkaikan seluruh bagian waktu tersebut, maka akan terbentuk sebuah sesi
komunikasi.
Personal Digital Cellular (PDC)
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
20
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
PDC memiliki cara kerja yang relatif sama dengan TDMA. Perbedaannya adalah
area implementasinya. TDMA lebih banyak digunakan di Amerika Serikat,
sedangkan PDC banyak diimplementasikan di Jepang
iDEN
iDEN merupakan teknologi yang hanya digunakan di perangkat dengan merk
tertentu (proprietary technology FBR). Teknologi ini merupakan milik perusahaan
teknologi komunikasi terbesar di Amerika, Motorola, yang kemudian dipopulerkan
oleh perusahaan Nextel.iDEN berbasis teknologi TDMA dengan arsitektur GSM
yang bekerja pada frekuensi 800 MHz. Umumnya digunakan untuk aplikasi Private
Mobile Radio (PMR) dan “Push-to-Talk”.
Digital European Cordless Telephone (DECT)
DECT yang berbasiskan teknologi TDMA difokuskan untuk keperluan bisnis
dengan skala enterprise, bukan skala service provider yang melayani pengguna
dalam jumlah yang sangat banyak. Contoh dari aplikasi teknologi ini adalah
wireless PBX, dan interkom antar telepon wireless. Ukuran sell radio yang tidak
terlalu besar menyebabkan teknologi ini hanya digunakan dalam rentang yang
terbatas. Meskipun demikian, teknologi DECT mengalokasikan bandwidth
frekuensi yang lebar, yaitu sekitar 32 Kbps per channel.Pengalokasian bandwidth
frekuensi yang lebar ini menghasilkan kualitas suara atau data yang lebih baik
dalam format standar ISDN.
Personal Handphone Service (PHPS)
PHS merupakan teknologi yang dikembangkan dan diimplementasikan di Jepang.
Teknologi ini tidak berbeda jauh dari DECT yang juga mengalokasikan 32 Kbps
channel untuk menjaga kualitasnya. Teknologi ini difokuskan untuk kepentingan di
dalam lingkungan populasi tinggi sehingga coverage area FBR tidak terlalu
luas.Biasanya teknologi PHS menempatkan BTS di lokasi sekitar area keramaian,
seperti mall, dan perkantoran.
IS-95 CDMA (CDMAone)
CDMAone berbeda dengan teknologi 2G lainnya karena teknologi ini berbasis
Code Division Multiple Access (CDMA).Teknologi ini meningkatkan kapasitas
sesi peneleponan dengan menggunakan sebuah metode pengkodean yang unik
untuk setiap kanal frekuensi yang digunakannya.Dengan adanya sistem
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
21
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
pengkodean ini, maka lalu-lintas dan alokasi waktu masing-masing sesi dapat
diatur.Frekuensi yang digunakan pada teknologi ini adalah 800 MHz. Namun,
terdapat varian lain yang berada di frekuensi 1900 MHz.
Global System for Mobile (GSM)
Teknologi GSM menggunakan sistem TDMA dengan alokasi kurang lebih sekitar
delapan pengguna di dalam satu channel frekuensi sebesar 200 KHz per satuan
waktu. Awalnya, frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz. Pada
perkembangannya frekuensi yang digunakan adalah 1800 MHz dan 1900 MHz.
Kelebihan dari GSM adalah interface yang lebih bagi para provider maupun para
penggunanya.Selain itu, kemampuan roaming antarsesama provider membuat
pengguna dapat bebas berkomunikasi.
Kemampuan teknologi 2G Generasi kedua selain digunakan untuk
komunikasi suara, juga bisa untuk SMS (Short Message Service adalah layanan dua
arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter), voice mail, call
waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second).
Kecepatan sebesar itu cukup untuk mengirim SMS, download gambar, atau
ringtone MIDI. Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari
segi kapasitas juga lebih besar. Suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, karena
berbasis digital, maka sebelum dikirim sinyal suara analog diubah menjadi sinyal
digital. Perubahan ini memungkinkan dapat diperbaikinya kerusakan sinyal suara
akibat gangguan noise atau interferensi frekuensi lain. Perbaikan dilakukan di
penerima, kemudian dikembalikan lagi dalam bentuk sinyal analog, efisiensi
spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi sistem
yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan coding data digital.Tenaga
yang diperlukan untuk sinyal sedikit sehingga dapat menghemat baterai, sehingga
handset dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil.
Kelemahan teknologi 2 G Kecepatan transfer data masih rendah. Tidak
efisien untuk trafik rendah.Jangkauan jaringan masih terbatas dan sangat tergantung
oleh adanya BTS (cell Tower).
TEKNOLOGI 3G
3 Generation Antara tahun 2001 sampai 2003, EVDO Rev 0 pada CDMA2000 dan
UMTS pada GSM pertama yang merupakan cikal bakal generasi ketiga (3G)
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
22
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
diperkenalkan. Tapi ini bukan berarti GPRS telah mati. Justru saat itu muncul
EDGE – Enhanced Data – rates for GSM Evolution – ini diharapkan akan menjadi
pengganti GPRS yang baik, karena tidak perlu mengupgrade hardware secara
ekstrim dan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya. Dengan EDGE anda sudah
dapat merasakan kecepatan dua kali lebih cepat daripada GPRS akan tetapi tetap
saja masih kurang cepat dari 3G. International Telecommunication Union
mendefinisikan 3G sebagai teknologi yang dapat bekerja sebagai berikut:
Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100
km/jam, Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan
berjalan kaki, Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada user diam
(stasioner). Dari persyaratan diatas terhitung ada 5 teknologi untuk 3G, yakni
WCDMA, CDMA2000, TD-SCDMA, UWC-138, dan DECT+.
Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan yaitu
Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan, Menambah kemampuan jelajah
(roaming) untuk mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi, Peningkatan
kualitas layanan (Quality of Service – QOS), dan Mendukung kebutuhan internet
bergerak (mobile internet). Frekuensi yang digunakan oleh teknologi 3G untuk
frekuensi penerima memiliki Frekuensi penerimaan (downlink) 1920-1980 MHz
dan untuk frekuensi pengirim memiliki Frekuensi pengiriman (uplink) 2110-2170
MHz.
Yang termasuk teknologi 3G yakni EDGE (Enhanced Data Rates for
Global/GSM Evolution) atau E-GPRS (Enhanced -General Packet Radio Services),
W-CDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access) atau UMTS (Universal
Mobile Telecommunication System), CDMA2000-1X EV/DV
(Evolution/Data/Voice) dan CDMA2000-1X EV-DO (Data Only)/ (Data
Optimized) atau IS-856, TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple
Access) atau UMTS-TDD (Universal Mobile Telecommunication System – Time
Division Duplexing), GAN (Generic Access Network) atau UMA (Unlicensed
Mobile Access), HSPA (High-Speed Packet Access), HSDPA (High Speed
Downlink Packet Access), HSUPA (High Speed Uplink Packet Access), HSPA+
(HSPA Evolution), FOMA (Freedom of Mobile Multimedia Access), HSOPA (High
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
23
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Speed OFDM Packet Access), dan TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code
Division Multiple Access).
Kemampuan teknologi 3G Memiliki kecepatan transfer data cepat
(144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti
internet, video on demand, music on demand, games on demand, dan on demand
lain yang memungkinkan kita dapat memilih program musik, video, atau game
semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani
video conference dan video streaming lainnya.
Kelebihan 3G dari generasi-generasi sebelumnya yaitu Kualitas suara yang
lebih bagus, Keamanan yang terjamin, Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk
lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access, Support
beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet
bersamaan dengan melalukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda, Infrastruktur
bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke
other mobile dan fixed users, Roaming nasional dan internasional, Bisa menangani
packet-and circuit-switched service termasuk internet (IP) dan video conferencing.
Juga high data rate communication services dan asymetric data transmission,
Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum
bandwidth yang terbatas. Support untuk multiple cell layer, Co-existance and
interconnection dengan satellite-based services, Mekanisme billing yang baru
tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu.
TEKNOLOGI 4G
Gambar 2.2 Konektivitas Jaringan 4G LTE. [2]
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
24
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Teknologi 4G adalah pengembangan dari teknologi 3G dan 3,5G. Nama resmi
dari teknologi 4G adalah ’3G and beyond’. Sebelum 4G, High-Speed Downlink
Packet Access (HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah
dikembangkan oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000.
HSDPA merupakan sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur
evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS)
yang akan dapat memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4
Mbit/detik arah turun). Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang
komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada
pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi
sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat
beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem
berbasis IP terintegrasi penuh. Teknologi Generasi 4G. [6]
a. Long Term Evolution (LTE)
LTE dibangun dengan tujuan untuk peningkatan efisiensi, penigkatan
layanan, pemanfaatan spectrum lain dan integrasi yang lebih baik. Hasil LTE
ini adalah berupa evolusi release 8 dari UMTS standard termasuk modifikasi
dari sistem UMTS. LTE ini menjadi evolusi lanjutan dari 3G dan akan dikenal
sebagai 4G yang nanti akan jauh lebih efisien dan simpel. LTE mampu
melakukan Download dan Upload dari telelpon selular dengan kecepatan
ratusan Mbps. LTE dipersiapkan untuk format jaringan selular masa depan.
Kekuatannya jauh melebihi yang sudah ada baik 3G HSDPA maupun HSUPA
karena mampu mengalirkan data hingga 100Mbps untuk Downlink dan 50
Mbps untuk Uplink sehingga dapat mendukung jaringan yang berbasis IP.
b. Ultra Mobile Broadband (UMB)
UMB adalah nama lain untuk CDMA 2000 1x EV-DO revisi C yang
dapat mendukung kecepatan data hingga 280Mbps pada kondisi puncak
sehingga dapat dikategorikan kedalam generasi 4G. UMB didesain untuk
dapat melayani layanan IP Based Voice (VOIP), Multimedia, Broadband,
Entertainmnent dan jasa elektronik komersial juga mendukung penuh
jaringan jasa wireless pada lingkungan mobile. UMB mengkombinasikan
aspek-asppek terbaik dari CDMA, TMD, LS-OFDM, dan OFDMA kedalam
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
25
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
suatu Inteface tunggal menggunakan mekasnisme signaling dan Control
optimasi yang lebih tinggi dan maju.
c. Mobile WiMax II (IEEE 802.16m)
Mobile WiMax disebut juga WiMax revisi E, yang standardnya dibuat
oleh IEEE, menggunakan teknologi OFDM dan teknologi antenna. Mobile
WiMax ini nantinya akan menjadi semacam personal broadband atau DSL
on the move. Untuk teknologi ini, layanan yang dapat dinikmati adalah
Broadband mobile data yang juga non-mobile operator. Beberapa content
yang akan meramaikan WiMax kedepannya adalah VoIP, Game, Audio/Video
Live Mobile WiMax akan mengarah ke layanan dimana pengguna tidak lagi
bergantung pada jaringan akses dimana ia berada. Mobile WiMax
menawarkan latency rendah, advanced security, QoS, dan appropriate
spectrum harmonization serta worldwide roaming capability. Mobile WiMax
dioptimalkan untuk Dynamic Mobile Radio Channel, menyediakan support
untuk hand of dan roaming. [2]
D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
1G
Kelebihan Teknologi 1G yaitu teknologi ponsel pertama yang menggunakan
sistem analog, yang umumnya dikenal dengan AMPS dan TACS. Teknologi ini
mulai digunakan tahun 1970 seiring penemuan mikroprosesor untuk komunikasi
nirkabel.
Kelemahan teknologi 1G yaitu Penggunaan teknologi analog pada generasi
pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik
yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan
penggunaan spektrum frekuensi yang boros karena satu pengguna menggunakan
satu buah kanal frekuensi. Derau intemodulasi (suara tidak jernih).
2G
Kelebihan teknologi 2G Generasi kedua selain digunakan untuk
komunikasi suara, juga bisa untuk SMS (Short Message Service adalah layanan dua
arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak 160 karakter), voice mail, call
waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second).
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
26
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Kecepatan sebesar itu cukup untuk mengirim SMS, download gambar, atau
ringtone MIDI. Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari
segi kapasitas juga lebih besar. Suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, karena
berbasis digital, maka sebelum dikirim sinyal suara analog diubah menjadi sinyal
digital. Perubahan ini memungkinkan dapat diperbaikinya kerusakan sinyal suara
akibat gangguan noise atau interferensi frekuensi lain. Perbaikan dilakukan di
penerima, kemudian dikembalikan lagi dalam bentuk sinyal analog, efisiensi
spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi sistem
yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan coding data digital.Tenaga
yang diperlukan untuk sinyal sedikit sehingga dapat menghemat baterai, sehingga
handset dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil.
Kelemahan teknologi 2G Kecepatan transfer data masih rendah. Tidak efisien
untuk trafik rendah.Jangkauan jaringan masih terbatas dan sangat tergantung oleh
adanya BTS (cell Tower).
3G
Kelebihan 3G dari generasi-generasi sebelumnya yaitu Kualitas suara yang
lebih bagus, Keamanan yang terjamin, Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk
lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access, Support
beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet
bersamaan dengan melalukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda, Infrastruktur
bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke
other mobile dan fixed users, Roaming nasional dan internasional, Bisa menangani
packet-and circuit-switched service termasuk internet (IP) dan video conferencing.
Juga high data rate communication services dan asymetric data transmission,
Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum
bandwidth yang terbatas. Support untuk multiple cell layer, Co-existance and
interconnection dengan satellite-based services, Mekanisme billing yang baru
tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu.
Kekurangan 3G
Membutuhkan investasi yang tidak sedikit untuk membagun jaringan 3G ini di
berbagai tempa, Masih perlu diperhatikan aspek keamanan dan aspek etika di dalam
penggunaan teknologi yang baru, Karena dengan semakin maju teknologi yang
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
27
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
diberikan, maka akan semakin rentan terhadap penyalahgunaan teknologi dalam
penggunaanya, Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka
berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face),
Munculnya Tindak Kejahatan Daring (Cyber Crime)
4G LTE
Dibalik keunggulannya seperti lebih mudah berkomunikasi, video calling,
streaming video, dan mendukung fitur internet dengan cepat, ternyata jaringan 4G
ini serta memiliki beberapa kekurangan. Dan berikut ini merupakan kelebihan dan
kekurangan 4G.
Kecepatan Download Selular Sekitar 100 Mbps Lebih
Karena merupakan salah satu generasi terbaru, tidak heran jikalau jaringan ini
mempunyai kecepatan yang lebih besar dari generasi-generasi sebelumnya, yakni
dipercaya dapat mencapai kecepatan hingga 100 Mbps per detiknya. Hal itu tentu
saja berbeda jauh dengan 3G yang hanya bisa mencapai kecepatan lebih rendah,
yaitu berkisar antara 3.6 Mbps saja per detiknya.
Berkomunikasi Menjadi Lancar dan Mudah
Teknologi jaringan 4G ini juga memudahkan penggunanya saat berkomunikasi
dengan orang lain, khususnya jika menggunakan layanan video call untuk
berkomunikasi. Layanan video call memang sudah ada pada saat jaringan 3G
diluncurkan, namun dirasa masih kurang sempurna karena keterbatasan kecepatan
membuat transmisi video menjadi kurang lancar, sehingga otomatis membuat
komunikasi pengguna menjadi terhambat.
Mengakses Video Online Menjadi Lebih Lancar
Layanan penyedia video yang dapat ditonton secara online salah satunya adalah
Youtube. Youtube memang menjadi televisi kedua bagi masyarakat dunia. Bahkan
survey yang telah dilakukan di wilayah Inggris juga membuktikan bahwa lebih dari
setengah remaja Inggris sendiri memilih hidup tanpa televisi ketimbang internet.
Kekurangan 4G
Tidak Semua Wilayah Mendukung Jaringan 4G
Meskipun terbilang sudah lama hadir di Indonesia, namun sangat disayangkan
jaringan 4G ini ternyata tidak mencakup seluruh wilayah Indonesia. Bahkan di
beberapa pelosok negeri sendiri juga banyak yang belum mendapatkan sinyal 4G.
Prodi D3TT - IT TELKOM PURWOKERTO 18201049
28
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB II
Dan lebih parahnya lagi, ada beberapa wilayah Indonesia yang bahkan belum
mendukung jaringan 3G sama sekali.
Jaringan 4G Kebanyakan Belum Stabil
Karena cakupan BTS jaringan 4G belum merata di Indonesia, hal ini menyebabkan
di beberapa daerah jaringan 4G belum cukup stabil. Biasanya kejadian seperti ini
cenderung terjadi saat berpergian ke luar kota. Saat berpergian tersebut jaringan 4G
kerap mengalami gangguan sehingga terkadang sulit terhubung ke internet.
Kejadian ini bisa saja disebabkan oleh jaringan 4G LTE di wilayah itu belum merata
sepenuhnya sehingga tanpa diketahui jaringan di smartphone pengguna naik-turun
dan kurang stabil saat anda hubungkan ke internet.
Pengguna Belum Banyak Menggunakan Perangkat Support 4G
Smartphone yang tidak mendukung jaringan 4G tentu saja tidak bisa menikmati
jaringan ini. Masalahnya ternyata muncul ketika masih banyak masyarakat
Indonesia sendiri yang belum beralih menggunakan perangkat berbasis 4G. Untuk
menikmati jaringan generasi keempat tersebut, satu-satunya cara adalah pengguna
harus membeli smartphone baru yang mendukung fasilitas 4G.