8. Kegagalan Radiografik Intra Oral

12
Kegagalan Radiografik Intraoral Radiograf ik int raoral sangat pentin g per ana nnya seb agai penu nja ng dal am menentukan diagnosa, rencana perawatan serta mengevaluasi hasil perawatan yang telah dilaku kan di bidang kedokteran gigi. Interpre tasi radiograf ik sangat bergantu ng pada kualit as radio grafi k, diman a kualit as radio grafi k dapat terdiri dari densitas, kontras, ketajaman, resolusi yang dihasilkan. Dalam pembuatan radiografik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain penempatan film dan teknik radiografik,pajanan sinar x, serta pemrosesan film, bila ada kegagalan dari salah satu tahap akan berpengaruh pada kualitas radiografik sehingga hasil radiografik tidak dapat digunakan secara optimal dan  bila dilakukan pembuatan radiografik ulang dapat b erdampak negatif bagi pasien karena mendapat pajanan radiasi lebih banyak. Seorang pembuat radiograf ik ra diogra fer! harus memili ki peng eta hua n dan ketrampilan yang baik dalam penempatan film dan teknik radiografik, pajanan sinar x, serta pemrosesan fi lm unt uk mence gah te rj adinya kegagal an dalam pembuat an radiografik, sehingga perlu diuraikan beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pembuatan radiografik di bidang kedokteran gigi, oleh karena itu perlu adanya  pengetahuan akan kegagalan yang terjadi dalam pembuatan radiografik. "egagalan dalam foto radiografik dibagi dalam tiga kategori, yaitu kegagalan karena pajanan sinar , kegaga lan tekni k pengambilan radiograf ik, kegagal an pemro sesan film. I. Kegagalan karena pajanan sinar "egagalan karena pajanan sinar dapat menyebabkan hasil radiografik tidak dapat diinterpretasikan dengan baik, dimana sinar tersebut dapat berupa sinar x ataupun sinar #$ % cahaya terang. "egagalan ini dapat terjadi karena film yang tidak mendapat pajanan sinar x, film mendapat pajanan sinar #$%cahaya terang, serta waktu dan nilai pajanan sinar&x yang terlalu tinggi atau rendah. I.'. Unexposed Film (ambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat transparan sehingga tidak terlihat gambaran gambaran apapun pada film, terjadi karena film langsung dilakukan  pemrosesan tanpa terkena pajanan sinar&x. )al ini dapat juga terjadi oleh karena alat x& ray tidak dapat mengeluarkan sinar x.  "egagalan Radiografik Intraoral ' Deny Saputra, drg Semester I$ % *++ Departemen Radiologi "edokteran (igi -"( #/IR  

description

radiologi

Transcript of 8. Kegagalan Radiografik Intra Oral

Kegagalan Radiografik dalam Kedokteran Gigi

Kegagalan Radiografik Intraoral

Radiografik intraoral sangat penting peranannya sebagai penunjang dalam menentukan diagnosa, rencana perawatan serta mengevaluasi hasil perawatan yang telah dilakukan di bidang kedokteran gigi. Interpretasi radiografik sangat bergantung pada kualitas radiografik, dimana kualitas radiografik dapat terdiri dari densitas, kontras, ketajaman, resolusi yang dihasilkan. Dalam pembuatan radiografik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain penempatan film dan teknik radiografik,pajanan sinar x, serta pemrosesan film, bila ada kegagalan dari salah satu tahap akan berpengaruh pada kualitas radiografik sehingga hasil radiografik tidak dapat digunakan secara optimal dan bila dilakukan pembuatan radiografik ulang dapat berdampak negatif bagi pasien karena mendapat pajanan radiasi lebih banyak.

Seorang pembuat radiografik (radiografer) harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam penempatan film dan teknik radiografik, pajanan sinar x, serta pemrosesan film untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam pembuatan radiografik, sehingga perlu diuraikan beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pembuatan radiografik di bidang kedokteran gigi, oleh karena itu perlu adanya pengetahuan akan kegagalan yang terjadi dalam pembuatan radiografik.

Kegagalan dalam foto radiografik dibagi dalam tiga kategori, yaitu kegagalan karena pajanan sinar, kegagalan teknik pengambilan radiografik, kegagalan pemrosesan film.I. Kegagalan karena pajanan sinar

Kegagalan karena pajanan sinar dapat menyebabkan hasil radiografik tidak dapat diinterpretasikan dengan baik, dimana sinar tersebut dapat berupa sinar x ataupun sinar UV / cahaya terang. Kegagalan ini dapat terjadi karena film yang tidak mendapat pajanan sinar x, film mendapat pajanan sinar UV/cahaya terang, serta waktu dan nilai pajanan sinar-x yang terlalu tinggi atau rendah.I.1. Unexposed Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat transparan sehingga tidak terlihat gambaran gambaran apapun pada film, terjadi karena film langsung dilakukan pemrosesan tanpa terkena pajanan sinar-x. Hal ini dapat juga terjadi oleh karena alat x-ray tidak dapat mengeluarkan sinar x. I.2. Film Exposed to Light

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat hitam/gelap, terjadi karena pada waktu membuka film, lampu penerang (UV/Neon) tidak dimatikan sehingga film menerima sinar neon langsung. I.3. Time and Exposure FactorI.3.1.Overexposed Film Gambaran Radiografik yang dihasilkan terlihat gelap, terjadi karena pengaturan waktu, voltase, ampere (nilai) dari pajanan sinar x yang berlebihan pada waktu melakukan pajanan sinar x dalam pembuatan radiografik.

I.3.2..Underexposed FilmGambaran Radiografik yang dihasilkan terlihat terang, terjadi karena pajanan waktu, voltase ataupun ampere (nilai) dari pajanan sinar x yang terlalu rendah pada waktu melakukan pajanan sinar x dalam pembuatan radiografik.

II. Kegagalan teknik pengambilan radiografik

Kegagalan ini dapat terjadi karena kesalahan dalam penempatan film, kesalahan dalam menentukan sudut kesejajaran film, kesalahan penempatan cone beam, ataupun kesalahan teknik lain.II.1. Kesalahan penempatan film.

Hasil radiografik gigi dapat dilakukan pembacaan apabila dalam gambaran yang didapat terlihat jelas struktur gigi (mahkota s/d apikal) beserta jaringan sekitarnya, jika terjadi kesalahan pada penempatan film maka gambaran yang didapat akan terpotong ataupun gigi terlihat miring.

II.1.1. Apikal terpotong

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat struktur gigi yang tidak lengkap dimana apikal gigi serta jaringan disekitarnya terpotong, terjadi karena penempatan film pada waktu pembuatan radiografik tidak sampai apikal gigi (terlalu ke oklusal).

II.1.2. Oklusal gigi terlihat miring/condong

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat seakan-akan posisi dari bidang oklusal gigi miring/condong, terjadi karena ujung permukaan film tidak sejajar dengan oklusal gigi sebab pada waktu pengambilan radiografik posisi ujung film miring, kegagalan ini dapat juga disebabkan karena film yang tidak dipegang dengan baik oleh pasien sehingga posisi film miring. II.2. Kesalahan dalam pengaturan sudut.

Kegagalan teknik pengambilan radiografik dapat terjadi karena kesalahan pengaturan sudut antara sinar x dengan film terhadap bidang horisontal ataupun vertikal.

II.2.1. Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang horisontal

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat kontak mesial/distal dari mahkota gigi yang tumpang tindih (superimposed), terjadi karena pengaturan sudut antara arah pusat sinar x dengan bagian proksimal gigi yang tidak tepat lurus.

II.2.2. Kesalahan pengaturan sudut terhadap bidang vertikal.

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat panjang dari gigi yang tampak lebih panjang ataupun lebih pendek dari ukuran sebenarnya.

II.2.2.1. Foreshortened

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat panjang gigi yang tampak lebih pendek, terjadi karena pengaturan sudut yang terlalu berlebih/ tajam terhadap bidang vertikal (penempatan arah sinar x yang terlalu ke apikal gigi).

II.2.2.2. Elongated

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat panjang gigi yang tampak lebih panjang, terjadi karena pengaturan sudut yang kurang/terlalu datar terhadap bidang vertikal (penempatan arah sinar x yang terlalu ke oklusal gigi).

II.3. Kesalahan Penempatan Cone beam

Kesalahan dalam menempatkan ataupun mengatur cone beam juga dapat menyebabkan kegagalan radiografik karena posisi dari cone beam yang tidak tepat mengenai keseluruhan bagian film akan menyebabkan gambaran radiografik yang dihasilkan terpotong (cone-cut) dimana bagian yang terpotong akan terlihat transparan karena bagian tersebut tidak mendapat pajanan sinar x.

II.4. Kesalahan Teknik yang lain

II.4.1. Film Creasing

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat garis radiolusen tipis pada film, terjadi karena film yang terlipat sehingga menyebabkan lapisan film rusak pada bagian yang terlipat.

II.4.2. Film Bending

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat mengalami distorsi, terjadi karena film tertekan kuat oleh tangan sehingga film mengikuti lekukan dari anatomi rahang (palatum)

II.4.3. Phalangioma

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat bentukan ruas jari pada film, terjadi karena posisi tangan pada waktu memegang film tidak tepat sehingga gambaran ruas jari tertangkap pada film.

II.4.4. Double Exposure

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat bentukan dari struktur gigi dan jaringan sekitarnya yang tumpang tindih, terjadi karena film yang mendapat pajanan sinar x lebih dari satu kali pada penempatan film yang berbeda.

II.4.5. Movement

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat kabur (blurring), terjadi karena posisi film, cone beam ataupun pasien yang bergerak (goyang) pada waktu dilakukan pajanan sinar x.

II.4.6. Reversed Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat bentukan pola dari lapisan pelindung (foil) film, terjadi karena penempatan film yang terbalik dimana bagian belakang film yang menerima pajanan sinar x.

III. Kegagalan Pemrosesan Film

Pemrosesan film merupakan tahap akhir dalam pembuatan radiografik dimana juga berperan penting dalam menentukan kualitas hasil radiografik, sehingga kesalahan dalam melakukan prosedur pemrosesan film akan berdampak pada kegagalan radiografik secara keseluruhan. Gambaran radiografik yang dihasilkan dapat memberikan dampak pada keseluruhan bagian film ataupun hanya sebagian, dimana gambaran yang terjadi akan tampak lebih terang, gelap, artefak, ataupun kabur. Kegagalan pemrosesan film dapat terjadi karena kesalahan waktu dan temperatur, kontaminasi dari larutan pemrosesan/kimia, kesalahan penanganan film, kesalahan pengaturan cahaya dalam ruang gelap.III.1. Kesalahan waktu dan temperaturIII.1.1. Underdeveloped Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat sangat terang, terjadi karena waktu pemrosesan yang singkat dalam larutan pengembang (developer), temperatur larutan pengembang yang rendah, timer atau termometer yang tidak akurat.

III.1.2. Overdeveloped Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat sangat gelap, terjadi karena waktu prosesing terlalu lama dalam larutan pengembang, temperatur larutan pengembang yang tinggi, timer atau termometer yang tidak akurat, larutan pengembang yang terlalu pekat.

III.1.3. Reticulation of Emulsion

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat pecah-pecah(seperti kaca retak) pada film, terjadi karena perbedaan suhu yang drastis antara larutan pengembang dengan larutan pencuci (air).

III.2. Kontaminasi dari larutan pemrosesanIII.2.1. Developer Spots

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat bercak hitam pada film, terjadi karena larutan pengembang kontak dengan film sebelum pemrosesan dilakukan.

III.2.2. Fixer Spots

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat bercak terang pada film, terjadi karena larutan fiksasi (Fixir) kontak dengan film sebelum pemrosesan dilakukan.

III.2.3. Yellow-Brown Stains

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat kuning kecoklatan pada film secara keseluruhan, terjadi karena kekuatan prosesing dari larutan pengembang atau fiksasi sudah lemah.

III.3. Kesalahan Penanganan Film

III.3.1. Developer Cut-off

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terpotong dengan gambaran terang mulai dari bagian yang terpotong sampai ujung film, terjadi karena larutan pengembang yang tidak mengenai seluruh bagian film pada waktu pengembang sehingga bagian yang tidak terkena larutan pengembang tidak mengalami pemrosesan dengan sempurna.

III.3.2. Fixir Cut-off

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terpotong dengan gambaran gelap mulai dari bagian yang terpotong sampai ujung film, terjadi karena larutan fiksasi yang tidak mengenai seluruh bagian film pada waktu pemrosesan sehingga bagian yang tidak terkena larutan fiksasi tidak mengalami pemrosesan dengan sempurna.

III.3.3. Overlapped Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat daerah yang lebih gelap atau terang pada sebagian film, terjadi karena dua film yang saling tumpang tindih pada waktu pemrosesan film dilakukan sehingga bagian film yang saling tumpang tindih akan terlihat bayangan film lain.

III.3.4. Fingerprint Artefak

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat sidik jari pada film, terjadi karena film tersentuh jari yang terkontaminasi oleh larutan pengembang/fluoride.

III.3.5. Scratched Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat goresan terang pada film, terjadi karena lapisan film yang terkelupas oleh benda tajam (klip film, kuku) III.4. Kesalahan pengaturan cahaya dalam ruang gelap

III.4.1. Light Leak

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat tampak gelap pada bagian yang mendapat pajanan oleh sinar terang (UV) yang masuk(kebocoran cahaya) pada sebagian ruang gelap, terjadi karena pada waktu membuka film terdapat bagian film yang terkena sinar terang bisa sebagian ataupun keseluruhan atau karena pengemasan film yang tidak baik/rusak.

III.4.2. Fogged Film

Gambaran Radiografik yang dihasilkan akan terlihat akan seperti berkabut/keabuan dan kurang kontras, terjadi karena pengaturan cahaya yang kurang baik pada ruang gelap, larutan untuk pemrosesan yang terkontaminasi, temperatur larutan pengembang yang tinggi, film yang kadaluarsa, penyimpanan film yang tidak baik.

Kegagalan Radiografik Intraoral1 Deny Saputra, drgSemester IV / 2008

Departemen Radiologi Kedokteran Gigi FKG UNAIR