7727-18535-1-PB

5
 PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON Ahmad Prima Syahnan 1 , M. Agung Putra Handana 2 , Johannes Tarigan 3 1  Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1  Kampus USU Medan  Email : [email protected] 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.  Perpustakaan No. 1 Kam pus USU Medan  Email : [email protected] 3 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.  Perpustakaan No. 1 Kam pus USU Medan  Email : johannes_tarigan@yah oo.com ABSTRAK Seiring meningkatnya perindustrian di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang terus berkembang. hal ini mengakibatkan munculnya benda-benda tak habis  pakai (limbah) menumpuk. Salah satu limbah yang belum begitu banyak diteliti sebagai bahan dalam campuran beton yaitu tetes tebu (molase). Pada penelitian ini tetes tebu (molase) sebagai penambahan dari penggunaan semen dalam campuran  beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh  penambahan kadar tetes tebu dari penggun aan semen terhadap waktu ikat semen, nilai  slump, mutu kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton. Komposisi  penambahan kadar tetes tebu sebanyak 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% dari  penggunaan semen. Mutu beton yang direncanakan 20 MPa dan lamanya waktu  perendaman 14 dan 28 hari. Dari pengujian kuat tekan beton pada sampel dengan  berbagai variasi tetes tebu diperoleh kesimpulan bahwa kuat tekan yang optimal diperoleh pada penambahan tetes tebu pada variasi penambahan 0,25%. untuk kuat tarik belah diperoleh kuat tarik belah yang optimal pada penambahan tetes tebu 0,5%.  Kata Kunci : tetes tebu, waktu ikat, kuat tekan beton, kuat tarik belah. ABSTRACT As the increasing of industry in this globalization era and the evolve of technology. It caused  the appear of objects which is not consumable (waste) accumulates. One of the waste that has not been that much studied as a composition in concrete mixture is mo lase. In this study molase as the additional composition of cement in concrete mixture. This study was purposed to determine the extent of the molasses effect levels of cement to th e setting time, slump test value, the concrete compressive strength quality and concrete split tensile strength. The adding composition of molasses are 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, and 1% from the use of cement. The planned quality of concrete is 20 MPa and the duration of immersion are 14 and 28 days. From the concrete compressive strength testing on samples with different variations of molasses we can obtained that the optimal compressive is on 0 ,25% addition of molasses. For concrete split tensile strength the optimal is on 0,5% addition of molasses.

Transcript of 7727-18535-1-PB

  • PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI

    BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON

    Ahmad Prima Syahnan1, M. Agung Putra Handana

    2, Johannes Tarigan

    3

    1Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1

    Kampus USU Medan

    Email : [email protected] 2Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.

    Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

    Email : [email protected] 3Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.

    Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan

    Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Seiring meningkatnya perindustrian di era globalisasi dan kemajuan teknologi

    yang terus berkembang. hal ini mengakibatkan munculnya benda-benda tak habis

    pakai (limbah) menumpuk. Salah satu limbah yang belum begitu banyak diteliti

    sebagai bahan dalam campuran beton yaitu tetes tebu (molase). Pada penelitian ini

    tetes tebu (molase) sebagai penambahan dari penggunaan semen dalam campuran

    beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

    penambahan kadar tetes tebu dari penggunaan semen terhadap waktu ikat semen,

    nilai slump, mutu kuat tekan beton dan kuat tarik belah beton. Komposisi

    penambahan kadar tetes tebu sebanyak 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% dari

    penggunaan semen. Mutu beton yang direncanakan 20 MPa dan lamanya waktu

    perendaman 14 dan 28 hari. Dari pengujian kuat tekan beton pada sampel dengan

    berbagai variasi tetes tebu diperoleh kesimpulan bahwa kuat tekan yang optimal

    diperoleh pada penambahan tetes tebu pada variasi penambahan 0,25%. untuk

    kuat tarik belah diperoleh kuat tarik belah yang optimal pada penambahan tetes

    tebu 0,5%.

    Kata Kunci : tetes tebu, waktu ikat, kuat tekan beton, kuat tarik belah.

    ABSTRACT

    As the increasing of industry in this globalization era and the evolve of

    technology. It caused the appear of objects which is not consumable (waste)

    accumulates. One of the waste that has not been that much studied as a

    composition in concrete mixture is molase. In this study molase as the additional

    composition of cement in concrete mixture. This study was purposed to determine

    the extent of the molasses effect levels of cement to the setting time, slump test

    value, the concrete compressive strength quality and concrete split tensile

    strength. The adding composition of molasses are 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75%, and

    1% from the use of cement. The planned quality of concrete is 20 MPa and the

    duration of immersion are 14 and 28 days. From the concrete compressive

    strength testing on samples with different variations of molasses we can obtained

    that the optimal compressive is on 0,25% addition of molasses. For concrete split

    tensile strength the optimal is on 0,5% addition of molasses.

  • Keywords: Molase, setting time, compressive strength, concrete split tensile

    strength

    1. PENDAHULUAN

    Molase atau yang sering disebut tetes tebu adalah sisa dari kristalisasi gula

    yang berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi untuk diproses menjadi

    gula. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan molase sebagai campuran ternak.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh penggunaan tetes tebu sebagai

    bahan tambah terhadap waktu ikat semen, nilai slump, mutu kuat tekan beton dan

    kuat tarik belah beton. Penelitian yang dilakukan meliputi pemeriksaan material,

    pengujian waktu ikat semen serta pengujian kuat tekan beton dan kuat tarik belah,

    penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Teknik Sipil, Fakultas

    Teknik, Universitas Sumatera Utara.

    1.1 Bahan Penyusun Beton

    Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan

    dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang

    umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan

    tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utama (ASTM C-150, 1985).

    Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi

    dalam campuran beton. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga

    seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, dan

    rapat, dimana agregat yang kecil berfungsi sebagai bahan pengisi celah yang ada

    di antara agregat berukuran besar (Nawy, 1998). Air harus selalu ada di dalam

    beton cair, tidak saja untuk hidrasi semen, tetapi juga untuk mengubahnya

    menjadi suatu pasta sehingga betonnya lecak (Nugraha dan Antoni, 2007).

    1.2 Tetes Tebu (Molase)

    Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di

    daerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas

    areal 321 ribu hektar. Mengingat luasnya areal penanaman tebu yang dimiliki

    indonesia, maka semakin besar juga limbah yang dihasilkan dari pengolahan tebu

    tersebut. Menurut Risvan (2011) limbah yang diperoleh langsung pada berbagai

    tahap pengolahan tebu menjadi gula adalah pucuk tebu, ampas, blotong dan tetes.

    Tetes tebu adalah salah satu limbah pabrik gula. Tetes tebu merupakan sisa

    dari hasil kristalisasi gula yang berulang-ulang sehingga tidak memungkinkan lagi

    unuk diproses menjadi gula. Tetes tebu masih mengandung 50% sampai 60%

    gula.

    2. METODE PENELITIAN

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental

    yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil

    Universitas Sumatera Utara. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan beton

    adalah semen jenis OPC (Ordinary Portland Cement) atau tipe 1 produksi PT.

    Semen Padang, agregat halus diperoleh dari daerah Binjai, agregat kasar batu

    pecah (split), air bersih yang berasal dari PDAM Tirtanadi, serta tetes tebu

  • (molase). Bahan-bahan untuk campuran beton seperti agregat halus dan kasar

    terlebih dahulu dianalisa untuk memeriksa kelayakan bahan.

    Mutu rencana beton adalah fc 20 MPa dengan benda uji silinder beton 15 cm dan tinggi 30 cm. Variasi penambahan tetes tebu yaitu 0%, 0,25%, 0,5%,

    0,75% dan 1% dari penggunaan semen. Pembuatan benda uji menggunakan

    metode Departemen Pekerjaan Umum yang berdasarkan SK SNI T-15-1990-03.

    Dari hasil perhitungan mix design diperoleh perbandingan campuran beton antara

    semen : pasir : kerikil : air = 1,00 : 1,87 : 2,80 : 0,48

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Waktu Ikat Semen

    Gambar 1. Grafik waktu ikat semen dengan penambahan tetes tebu (molase)

    Dari grafik waktu ikat semen diperoleh hasil sebagai berikut, semakin

    banyak penambahan molase maka semakin lama waktu ikat awal dan waktu ikat

    akhirnya. Waktu ikat awal dan waktu ikat akhir terlama terdapat pada variasi

    penambahan tetes tebu 1%.

    3.2 Nilai Slump

    Gambar 2. Grafik nilai Slump

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    0 30 60 90 120 150 180 210 240 270

    Pe

    ne

    tras

    i (cm

    )

    Waktu Penetrasi (menit)

    0%

    0,25%

    0,50%

    0,75%

    1%

    10 12

    13 15

    17

    0

    3

    6

    9

    12

    15

    18

    0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%

    Nil

    ai

    Slu

    mp

    (cm

    )

    Persentase Penambahan Tetes Tebu

    Pengaruh Persentase Tetes Tebu Terhadap

    Workability Campuran Beton

  • Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan meningkatnya persentase

    penambahan tetes tebu, maka nilai slump semakin naik, hal ini sesuai dengan sifat

    tetes tebu yang bersifat mengencerkan campuran beton.

    3.3 Kuat Tekan Beton

    Gambar 3. Grafik kuat tekan beton terhadap variasi penambahan tetes tebu

    Dari grafik hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh hasil bahwa pada

    umur 14 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes

    tebu 0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur

    28 hari terjadi peningkatan kuat tekan beton pada variasi penambahan tetes tebu

    0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.

    4.4 Kuat Tarik Belah Beton

    Gambar 4. Grafik kuat tarik belah beton terhadap variasi penambahan tetes tebu

    22.74

    28.14 25.09

    6.95 3.94

    22.42

    31.9 29.44

    10.42 9.55

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0% 0.25% 0.50% 0.75% 1%

    Nil

    ai

    Ku

    at

    Tek

    an

    (M

    Pa

    )

    Persentase Tetes Tebu

    Pengaruh Persentase Tetes Tebu terhadap

    Nilai Kuat Tekan

    Umur 14 Hari

    Umur 28 Hari

    3.75

    4.84

    5.8

    2.4

    1.47

    6.13 6.76 7.02

    3.79

    2.32

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    0% 0,25% 0,50% 0,75% 1%

    Teg

    an

    ga

    n R

    eka

    h (

    MP

    a)

    Persentase Penambahan Tetes Tebu

    Pengaruh Persentase Tetes Tebu terhadap

    Nilai Kuat Tarik Belah

    Umur 14 Hari

    Umur 28 Hari

  • Dari hasil pengujian kuat tarik belah beton diperoleh hasil bahwa pada umur 14

    hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu

    0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal. Begitu juga pada umur 28

    hari terjadi peningkatan kuat tarik belah beton pada variasi penambahan tetes tebu

    0,25% dan 0,5% dibandingkan dengan beton normal.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil penelitian, analisa, dan pembahasan yang sudah dilaksanakan

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Penambahan penggunaan tetes tebu (molase) pada campuran beton dapat meningkatkan nilai slump serta memperlambat waktu ikat awal dan waktu

    ikat akhir pada setiap penambahan variasi.

    2. Pada pengujian kuat tekan beton, diperoleh kuat tekan beton optimal pada umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0.25%.

    3. Pada pengujian kuat tarik belah beton, diperoleh kuat tarik belah beton optimal pada umur 14 dan 28 hari yaitu pada variasi penambahan 0. 5%.

    5.2 Saran

    Setelah melihat hasil penelitian dan menyadari adanya kekurangan dalam

    penelitian ini, maka saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut :

    1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pemakaian bahan retarder dan hasilnya dibandingkan dengan pemakaian tetes tebu pada campuran

    beton

    2. Penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih lanjut tentang penggunaan variasi penambahan tetes tebu dengan rentang persentase 0%-0,5% untuk

    mendapatkan persentase yang optimal terhadap kekuatan beton.

    DAFTAR PUSTAKA

    ASTM C150, Standart Spesification for Portland Cement. (1985). Annual Books

    of ASTM Standards. Philadelphia-USA.

    Departemen Pekerjaan Umum. (1991). Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran

    Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03. Bandung. Departemen Pekerjaan

    Umum, Yayasan LPBM.

    Nawy, E. G. (1998). Beton Bertulang (Suatu Pendekatan Dasar). Bandung.

    Refika Aditama

    Nugraha, P., dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta. ANDI.

    Risvank.2011.Disversifikasi Produk Pabrik Gula. www.risvank.com. 22 Maret 2013.

    Syahnan, Ahmad Prima. (2014). Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula (Tetes Tebu)

    sebagai Bahan Tambah dalam Campuran Beton. Medan. Universitas

    Sumatera Utara.